dalam pembelajaran pai dan relevansinya terhadap...
TRANSCRIPT
-
i
PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING
DALAM PEMBELAJARAN PAI
DAN RELEVANSINYA TERHADAP
PENDIDIKAN KARAKTER
(Studi Kasus Pada Guru PAI SD Kecamatan Sumowono
Kabupaten Sumowono)
Oleh
AIDA DWI RAHMAWATI
NIM. 12010180002
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM STUDI PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO
“Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan,
Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga”
KH. Abdurrahman Wahid
-
v
ABSTRAK
Rahmawati, Aida Dwi. 2020. Penggunaan Metode Brainstorming dalam
Pembelajaran PAI dan Relevansinya terhadap Pendidikan Karakter (Studi
Kasus Guru PAI di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang). Tesis.
Salatiga: Program Pascasarjana IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Prof.
Dr. Phil. Widiyanto, M.A.
Kata Kunci: Metode Brainstorming, Pembelajaran PAI, Relevansi
Tesis ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan rencana pembelajaran dengan
metode brainstorming dalam pembelajaran PAI, (2) mendeskripsikan prosedur
pelaksanaan metode brainstorming dalam pembelajaran PAI pada siswa, (3)
mendeskripsikan relevansi dari penggunaan metode brainstorming dalam
pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pengumpulan data
menggunakan triangulasi data untuk memeriksa keabsahan data, melalui tiga cara
yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara, teknik analisis data
dengan melakukan tahapan reduksi data, menampilkan data, dan menyimpulkan
data. Hasil analisis disampaikan melalui penyampaian data deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) perencanaan pembelajaran PAI meliputi persiapan guru PAI sebelum
melaksanakan metode brainstorming di kelas seperti menyiapkan RPP,
menyiapkan pertanyaan, dan mengkondisikan kelas. (2) prosedur pelaksanaan
pembelajaran PAI dengan metode brainstorming meliputi lima tahap yaitu
pemberian masalah, menanggapi masalah (mencurahkan pendapat),
mengelompokkan pendapat, menguji relevansi pendapat, dan menyimpulkan
pendapat. (3) relevansi metode brainstorming dalam pembelajaran PAI terhadap
pendidikan karakter terlihat ketika diterapkan di kelas terdapat tiga karakter yang
menjadi sorotan yaitu rasa ingin tahu, kreatif, dan komunikatif.
-
vi
ABSTRACT
Rahmawati, Aida Dwi. 2020. The Use of Brainstorming Method in Learning PAI
and Relevance Character Education (Case Study of PAI Teacher in
Sumowono District, Semarang Regency). Thesis. Salatiga: Studies Islamic,
Postgraduate Program of IAIN Salatiga. The Supervisor is Prof. Dr. Phil.
Widiyanto, M.A.
Key words: Brainstorming Method, Learning PAI, Relevance
The purpose of the study was to: (1) describe the learning plan with brainstorming
method in learning PAI. (2) describe implementation procedur in brainstorming
method in learning PAI for student. (3) describe the relevance of the use method
brainstorming in PAI learning to character education.
This type of research is qualitative research, data collection by observation
method, interview, and document review. Meanwhiles, data analysis techniques
by performing data reduction stage, display data, and conclusion data. The result
of the analysis describe through of descriptive data.
Based on the result of research can be summarized as follows (1) the
learning plan before implementation the brainstorming method in learning PAI is
preparing lesson plans, preparing of quiz, and conditioning of class. (2)
implementation procedur in brainstorming in learning PAI includes five stages is
giving problems, responding to the problem (expressing opinions), grouping
opinions, testing the relevance of opinions, and concluding opinions. (3) the
relevance can be seen when applied in class. There are three characters in the
spotlight is curiosty, creativity, and communicative.
-
vii
PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan tesis dengan judul “Penggunaan Metode
Brainstorming dalam Pembelajaran PAI dan Relevansinya terhadap
Pendidikan Karakter (Studi Kasus pada Guru PAI di Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang)”. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
Rasulullah Saw., keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
gelar Magister Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu Penulis dalam penulisan tesis ini, antara lain:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.
2. Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga, Prof. Dr. Phil. Widhiyanto,
M.A.
3. Prof. Dr. Phil. Widhiyanto, M.A. selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahan, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
4. Seluruh tim penguji yang meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan
dan menguji tesis dalam rangka menyelesaikan program pascasarjana
Pendidikan Agama Islam.
-
viii
5. Para dosen pascasarjana IAIN Salatiga dan segenap Civitas Akademik
IAIN Salatiga.
6. Seluruh informan yang berkontribusi.
7. Kedua orang tua, ayahanda Kadar dan ibunda Rahayu Sriwati, S.Pd.I.,
yang senantiasa memberikan dukungan secara moril maupun materil.
8. Kakakku tersayang, Muhammad Syamsul Huda, S.Kom., yang selalu
memberi semangat.
9. Rekan-rekan Pascasarjana IAIN Salatiga kelas A yang sangat suportif dan
menyenangkan.
Tesis ini disadari oleh Penulis masih jauh dari harapan dan masih banyak
kekurangannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Salatiga, 13 Maret 2020
Penulis
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
E. Signifikasi dan Tujuan Penelitian ..................................................... 5
F. Kajian Pustaka .................................................................................. 6
G. Metode Penelitian ........................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 13
BAB II PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN METODE
BRAINSTORMING
A. Perencanaan Pembelajaran PAI ...................................................... 13
B. Pemanfaatan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI ..... 18
-
x
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING
A. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI ....................................... 22
B. Analisis Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI dengan Metode
Brainstorming ................................................................................. 25
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming dalam
Pembelajaran PAI ........................................................................... 29
BAB IV RELEVANSI METODE BRAINSTORMING DALAM
PEMBELAJARAN PAI TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER
A. Pendidikan Karakter dalam Metode Brainstorming ....................... 33
B. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter
Rasa Ingin Tahu .............................................................................. 34
C. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter
Kreatif ............................................................................................. 38
D. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter
Komunikatif .................................................................................... 40
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 47
B. Saran ............................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 49
LAMPIRAN ........................................................................................................... 53
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 64
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Kelebihan dan Kelemahan Brainstroming .......................................... 30
1.1. Pendidikan Karakter dalam Metode Brainstorming ........................... 33
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Pedoman Observasi
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Lembar Konsultasi
Lampiran 5 Dokumentasi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konteks kekinian seputar nilai-nilai karakter yang baik sangat dibutuhkan
dalam membentuk karakter generasi muda. Pengembangan nilai tersebut
dapat ditanamkan melalui jalur pendidikan. Pendidikan karakter harus
terejawantahkan dalam seluruh bagian setiap konten kurikulum dan dari
berbagai disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah dasar. Hal ini didasarkan
semakin merebaknya krisis moral dan etika yang terjadi di lingkungan
masyarakat. Selain itu, melaju pesatnya teknologi yang tanpa batas, juga
dikhawatirkan akan berdampak pada perkembangan akhlak dan jiwa anak.
Pemberian makna karakter mengarah pada sesuatu yang khas dari
diri seseorang,1 yang menjadi pembeda antar masing-masing individu,
2
dalam berpikir, berperilaku dan merespon sesuatu secara bermoral.3
Berikutnya, karakter merupakan sesuatu yang bersifat alami dan dapat
digambarkan dalam tindakan nyata seperti sikap jujur, bertanggung jawab,
saling menghormati, dan karakter lainnya.4
1 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
Jakarta: Gramedia, 2007, 80. 2 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, 521.
3Akhmad Syahri, Pendidikan Karakter Berbasis Sistem Islamic Boarding School, Batu:
Literasi Nusantara, 2019, 11. 4A.M. Wibowo, Internalisasi Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran PAI Pada
SMA EKS RSBI di Pekalongan, Jurnal Analisa, Volume 21 Nomor 02 Desember 2014, 293.
-
2
Mengacu pada 18 nilai karakter, penanaman pada siswa dapat
menjadi manusia berkarakter serta berilmu pengetahuan yang siap
dikembangkan.5 Untuk mewujudkan cita-cita tersebut maka pendidikan
karakter hadir dalam proses menanamkan beberapa nilai karakter tersebut
yang dideskripsikan sebagai kurikulum khusus berkualitas dan
berkarakter.6 Setelah itu, nilai ini akan disatukan dengan perilaku
individu,7 dibangun secara konsisten dan menyeluruh, serta melalui
pendekatan komprehensif dengan mengintegrasikan terhadap semua
aspek.8
Perlu menjadi perhatian pendidikan agama yang ditempatkan dan
dijadikan pilar utama dalam masyarakat di Indonesia,9 sehingga sekolah
berperan penting dalam mengintegrasikan beberapa nilai karakter dan
pendidikan agama termasuk pendidikan agama Islam.
Tugas guru juga untuk memastikan karakter tersebut tidak rusak oleh
tingkah laku siswa yang akan menghambat proses memperoleh ilmu
pengetahuan. Sebagai fasilitator dalam pendidikan dan karakter,10
guru
5 Marzuki, Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah,Jurnal
Pendidikan Karakter, Nomor 1 Februari 2012, Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. 6 Gina M. Almerico, Building Character Through Literacy With Children’s Literature,
Research In Higher Education Journal, Volume 26 October 2014, The University Of Tempa, 1. 7 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung:
Rosdakarya, 2011, Cet ke-1, 8. 8 Duna Izfanna dkk, A Comprehensive Approach In Developing Akhlaq, Multicultural
Education and Technology Journal Volume 6 Nomor 2 2012, 84. 9 Mohd Roslan, Revisiting Islamic Education: the Case Of Indonesia, Journal Of
Multicultural Education, Volume 8 Nomor 4 Oktober 2014. 2. 10
Daryanto, Pembelajaran Abad 21, Yogyakarta: Gava Media, 2017, 10.
-
3
PAI akan menciptakan pembelajaran menyenangkan,11
bukan hanya
mementingkan pengetahuan atau sekedar transfer ilmu saja. Namun juga,
agar materi fokus terhadap mendidik akhlak dan jiwa, kesopanan, ikhlas,
dan jujur,12
melalui dasar pembinaan sikap dan jiwa agama pada siswa.13
Ketercapaian nilai-nilai karakter dibuktikan melalui siswa yang
berkarakter, dapat ditunjukkan melalui siswa yang berperan aktif dan
mampu memahami materi,14
serta sikap siswa yang mampu menciptakan
interaksi positif seperti rasa menghormati, kerjasama, dan kolaborasi,15
dalam pembelajaran PAI. Menyikapi penanaman karakter sesuai uraian
diatas, maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya
ialah penggunaan metode pembelajaran.
Melalui proses pembelajaran oleh guru-guru PAI SD terdapat
beberapa kendala yaitu guru yang kesulitan dalam menanamkan nilai
karakter, sehingga siswa mereka menjadi cenderung pasif, siswa yang sulit
memahami materi, dan kurang minat dalam mengikuti proses
pembelajaran. Guru PAI menyadari bahwa kendala tersebut dikarenakan
guru yang masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah.
Melihat permasalahan tersebut perlu suatu metode untuk meningkatkan
11
Purwadhi, Pembelajaran Inovatif dalam Pembentukan Karakter Siswa, Mimbar
Pendidikan: Jurnal Pendidikan Indonesia untuk Kajian Pendidikan. Volume 4 Nomor 1 Maret
2019. 12
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner,Jakarta: Raja
Grafindo, 2010,59. 13
Andree Triono Kurniawan, Perkembangan Jiwa Agama Pada Anak, Elementary. Volume
1 Nomor 1 Januari 2015. 14
Ni Putu Ayuk P.D. Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4 Nomor 1
2016. 15
Nur Hanani Hussin. Embedding Values in Teaching Islamic Education Among Excellent
Teachers. Journal of Muticultural Education.Volume 13 Nomor 1 2017. 14.
-
4
aktivitas belajar siswa. Menghimpun berbagai gagasan, pendapat,
informasi, pengetahuan, dan pengalaman,16
untuk generate ideas or
requirements and find solutions to specific problems,17
ketika menanggapi
berbagai masalah akan menumbuhkan berpikir kritis, komunikatif, kreatif,
bahkan karakter lainnya.18
Karakter yang terbina akan memiliki bekal
dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. Berdasarkan uraian
diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Penggunaan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI dan
Relevansinya terhadap Pendidikan Karakter (Studi Kasus Pada Guru PAI
SD Kecamatan Sumowono)”.
B. Identifikasi Masalah
Dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurang tepatnya metode yang diterapkan, menjadikan siswa pasif dan
kurang minat dalam pembelajaran maka perlu dilakukan penelitian
untuk mencari metode pembelajaran yang efektif.
2. Pembelajaran PAI bagi siswa menjadi faktor penting dalam penerapan
pendidikan karakter sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui relevansinya terhadap pendidikan karakter.
16
Muhammad Afandi dkk., Model & Metode Pembelajaran di Sekolah, Semarang: Unissula
Press, 2013, 104. 17
Chauncey Wilson, Brainstorming and Beyond, USA: Morgan Kaufmann, 2013, 5. 18
Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and
Practice Volume 6 No 3 2016, 144.
-
5
3. Metode brainstorming dimungkinkan menanamkan nilai karakter dalam
pembelajaran PAI di kelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
dengan metode brainstorming.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan maka batasan masalah
difokuskan untuk mengetahui relevansi metode brainstorming terhadap
pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI (Studi Kasus pada Guru PAI
SD di Kecamatan Sumowono).
D. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana rencana pembelajaran PAI dengan metode brainstorming ?
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan metode brainstorming dalam
pembelajaran PAI?
3. Bagaimana relevansi pendidikan karakter pada siswa melalui metode
brainstorming dalam pembelajaran PAI ?
E. Signifikansi dan Tujuan Penelitian
1. Tujuan
a. Mendeskripsikan rencana pembelajaran dengan metode
brainstorming dalam pembelajaran PAI.
b. Mendeskripsikan prosedur pelaksanaan metode brainstorming
dalam pembelajaran PAI pada siswa.
-
6
c. Mendiskripsikan relevansi metode brainstorming dalam
pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter.
2. Manfaat
a. Teoretis
Temuan ini dapat menambah kontribusi positif dan khazanah
pustaka berkaitan PAI khususnya dengan metode pembelajaran.
b. Praktis
Temuan hasil penelitian ini, diimplementasikan sehingga
pembentukan karakter dalam diri siswa terpenuhi serta sebagai
wawasan bagi praktisi tentang metode brainstorming.
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Jurnal The Effect of Using Brainstorming19
, menjelaskan
penggunaan metode berdampak bagi proses berpikir kreatif dan kritis.
Bertemakan hal serupa, jurnal berikut ini menguji metode tersebut
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ditemukan hasil, kelas
dengan metode brainstorming memiliki presentase lebih besar
dibandingkan kelas kontrol saintifik.20
Sehingga, diketahui bahwa
metode brainstorming memiliki pengaruh terhadap kemampuan
berpikir siswa.
19
Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and
Practice Volume 6 No 3 2016, 144. 20
Putri Ninda Lailatul Faida, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Active Learning
Metode Brainstorming terhadap High Order Thinking Skills (HOTS) pada Pembelajaran Sejarah
Kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, AVATARA: E-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 7 Nomor 2 Tahun 2019, 1.
-
7
Kemudian berkaitan dengan pengaruh metode brainstorming
dalam mata pelajaran PAI,21
diketahui kelas yang menerapkan metode
ini mengalami peningkatan presentase aktivitas belajar signifikan
dibandingkan yang menggunakan metode ceramah konvensional.
Penjelasan lainnya metode ini menjadi solusi dalam menghadapi siswa
kurang aktif dalam menjawab pertanyaan. Dilakukan empat siklus,
metode brainstorming dapat menumbuhkan semangat siswa melalui
semakin aktif ketika pembelajaran berlangsung.22
Jurnal berjudul Embedding Values in Teaching Islamic Education
Among Excellent Teacher23
, guru harus menyadari perbedaan siswa
untuk menentukan tingkat interaksi antar guru dan siswa yang akan
menghasilkan nilai positif seperti rasa menghormati, kerjasama, dan
kolaborasi. Sementara pendidikan karakter melalui pendidikan agama
Islam24
diajarkan akhlak, pembentukan kepribadian, tercermin melalui
tingkah laku dan pola pikir kehidupan sehari-hari.
2. Kajian Teori
a. Pendidikan Karakter
21
Elin B. Somantri, Pengaruh Metode Brainstorming terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran PAI Materi Perilaku Terpuji, Jurnal Tarbawi Khatulistiwa, Volume 2 Nomor 2
2016, 29. 22
Diyah Nur F.A., Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming) untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa, Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 5 Nomor 2
2016. 23
Nur Hanani Hussin. Embedding Values in Teaching Islamic Education Among Excellent
Teachers. Journal of Muticultural Education. Volume 13 Nomor 1 2017. 2. 24
Nur Ainiyah, Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-Ulum
Volume 13 Nomor 1 Juni 2013, 25.
-
8
Nilai menunjukkan kualitas obyek sehingga dapat dirasakan
oleh dirinya maupun orang lain.25
Makna terpisah, karakter berarti
ciri, karakteristik, sifat khas yang bersumber dari lingkungan.26
Karakter dapat terlihat melalui olah pikir, hati, raga, serta rasa dan
karsa.27
Penanaman karakter dalam bidang pendidikan dapat
ditemui dalam proses pembelajaran28
yang menyenangkan dan
interaktif. Nilai karakter yang akan muncul dalam penerapan
metode brainstorming yaitu:
1) Rasa Ingin Tahu
Menunjukkan cara berpikir terhadap hal baru serta ingin
mempelajarinya lebih dalam.29
2) Kreatif
Diartikan sebagai proses berpikir dengan adanya keinginan
untuk menyelesaikan masalah melalui ide-ide baru.30
3) Komunikatif
Karakter ini berpengaruh dalam bentuk penyampaian pendapat
seperti lisan dan tulisan.31
25
Heri Cahyono, Pendidikan Karakter: Strategi Pendidikan Nilai dalam Membentuk
Karakter Religius, Jurnal Ri’ayah Volume 01 Nomor 02 Juli-Desember 2016, 232. 26
Doni Koesoema A., Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.
Jakarta: Gramedia, 2007, cet. ke-2, 80. 27
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Semarang: Asy-Syifa, 44. 28
Afifah. Strategi Guru PAI dalam Menanamkan Nilai Karakter pada Siswa, Tarbiyatuna
Volume 3 Nomor 2 2019, 192. 29
Achmad Ryan, Penguatan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Peduli Sosial, Jurnal Teori
Praksis IPS Volume 2 Nomor 2 Oktober 2017, 30. 30
Ahmad Syaikhudin, Pengembangan Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran, Jurnal
Lisan Al Hal Volume 7 Nomor 2 2013, 314.
-
9
b. Metode Brainstorming
Metode ini mengupayakan siswa untuk menampung berbagai
ide sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
permasalahan,32
mendatangkan pemikiran orisinil, kreatif,
memunculkan ide lain,33
dan kemampuan berpikir kritis.34
Selain
itu, metode brainstorming membantu guru dalam upaya
menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan komunikasi,
mengemukakan gagasan, dan mengambil keputusan pada diri
siswa.35
c. Pembelajaran PAI
Hakikat pembelajaran PAI ialah membentuk kepribadian dari
perilaku dan pola pikir dalam kehidupan sesuai wujud aplikasi
pengetahuan.36
Serta sekaligus membentuk karakter siswa yang
berakhlak mulia37
yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Agar
pembelajaran PAI dapat berlangsung efektif, maka diperlukan
adanya perencanaan pembelajara yang dituangkan dalam Rencana
31
Ni Wyn. Nik Lisa, Hubungan Antara Sikap Komunikatif sebagai Bagian dari
Pengembangan Karakter Kompetensi Inti Pengetahuan Siswa Sekolah. Jurnal Mimbar Ilmu,
Volume 23 Nomor 2 2018, 159. 32
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cet.
Ke-3, 2014, 191. 33
Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and
Practice, Volume 6 No 3 2016, 137. 34
Nurhasanah. Keefektifan Model Discovery Learning dengan Metode Brainstorming
terhadap Kemampuan Berpikir Peserta Didik, Jurnal Pendidika Volume 4 Nomor 5 Mei 2019,
594. 35
Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and
Practice Volume 6 No 3 2016, 139. 36
Nur Ainiyah, Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-Ulum,
Volume 13 Nomor 1 Juni 2013, 34. 37
Zalik Nuryana, Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0, Depok: Komojoyo Press,
2019, 67.
-
10
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau silabus.38
Prosedur ini
penting untuk dilakukan sebelum menerapkan pembelajaran di
kelas.39
G. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif terkait analisis proses
penyimpulan, dinamika hubungan antar fenomena, dan menggunakan
logika ilmiah.40
Melalui hasil analisis yang ditampilkan melalui data
deskriptif,41
bertujuan untuk mengungkap keadaan, situasi, atau kasus
tertentu secara lebih mendalam dan intensif.42
Penelitian dibatasi oleh
waktu, tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, atau
aktivitas.43
Dengan mengumpulkan berbagai sumber informasi, oleh
karena itu metode dalam penelitian ini studi kasus.44
1. Subjek Penelitian
a. Populasi
Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini ialah
guru PAI SD di Kecamatan Sumowono yang berjumlah 26 guru
PAI dari 22 Sekolah Dasar.
38
Isna Wardatul Bararah. Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran PAI
di Sekolah, Jurnal Mudarrisuna, Volume 07 Nomor 01 Tahun Januari-Juni 2017, 135. 39
Oemar Hamalik, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2010, 140. 40
Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka, 1999, 8. 41
Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, 5. 42
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Pustaka Setia, 2011, 89. 43
Danu Eko A., Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Calpulis, 2015, 26. 44
John H. Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mix Methods
Approaches, California: Sage Publications Inc., 2009, 51.
-
11
b. Sampel
Penentuan subyek penelitian atau informan dengan cara
purposive sampling yaitu pemilihan sampel disesuaikan dengan
tujuan tertentu.45
Berkaitan dengan masalah yang diteliti, subyek
ditentukan berdasarkan guru PAI yang dianggap paling tahu karena
pernah menerapkan metode brainstorming sehingga memudahkan
peneliti dalam melaksanakan penelitian. Sehingga didapat 7 subyek
guru PAI yaitu SDN Ngadikerso 02, SDN Lanjan 02, SDN
Kebonagung 03, SDN Kemawi, SDN Candigaron 03, SDN Jubelan
01, dan SDN Losari.
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Dalam penelitian ini, data diperoleh secara langsung melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan informan terkait
yaitu guru PAI SD.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perangkat pembelajaran dari masing-masing guru PAI SD.
3. Teknik Pengumpulan Data
Validasi data merupakan faktor penting dari hasil pengumpulan
data penelitian, salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data adalah
dengan menggunakan triangulasi data. Tujuannya agar menghindari
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2017,
85.
-
12
bias maupun kekurangan yang berasal dari sumber data, peneliti, teori,
dan metode yang tunggal.46
Diantaranya yaitu:
a. Wawancara diawali dengan menyusun instrumen wawancara agar
pertanyaan yang diajukan terarah, maka pedoman wawancara ini
termasuk wawancara tidak terstruktur.
b. Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran PAI
yang dilakukan oleh guru PAI di kelas, menggunakan observasi
lapangan secara langsung (direct observation). Selain itu, observasi
juga dilengkapi dengan instrumen pengamatan.
c. Dokumentasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan fokus
penelitian secara tidak langsung.
4. Teknik Analisis Data
Menyusun fakta hasil temuan penelitian terlebih dahulu, lalu
membuat tabel serta pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis,
dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip.47
Langkah-
langkah yang dilakukan antara lain:
a. Reduksi data
Mengadakan reduksi data yang telah terkumpul ditulis dalam
bentuk laporan, difokuskan dan dibuat susunan sistematis.
b. Display data (Penyajian Data)
46
Danu Eko A., Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Calpulis, 2015, 45. 47
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008, 115.
-
13
Menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif dan tabel untuk
apa yang terjadi dapat dimudahkan dan dipahami, serta dapat
melanjutkan rencana berikutnya.
c. Verification (Penarikan Kesimpulan)
Kesimpulan yang dilakukan berupa mengumpulkan data khusus
kemudian diambil kesimpulan bersifat khusus.48
H. Sistematika Penulisan
Bab I berisi pendahuluan, diantaranya berkaitan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, manfaat, kajian teori, penelitian terdahulu,
metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II, strategi
pembelajaran guru PAI menggunakan metode brainstorming. Bab III,
prosedur pembelajaran PAI dengan metode brainstorming. Bab IV,
relevansi metode brainstorming terhadap pendidikan karakter dalam
pembelajaran PAI. Bab V, penutup, akhir pembahasan bab-bab
sebelumnya dan saran untuk memberikan masukan.
48
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: alfabeta,
2008, 247.
-
14
BAB II
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI
DENGAN METODE BRAINSTORMING
Berkaitan dengan penggunaan metode brainstorming dalam proses
pembelajaran maka perencanaan pembelajaran diperlukan guna mengatur
ketepatannya di kelas. Pembahasan seputar perencanaan pasti akan berkaitan
dengan peran guru PAI dikarenakan guru dinilai paling bertanggung jawab atas
semua aktifitas suatu pembelajaran di kelas.
A. Perencanaan Pembelajaran PAI
Guru PAI Sekolah Dasar di Kecamatan Sumowono berupaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di kelas secara optimal. Guru
PAI menunjukkan upaya yang cukup selektif perihal pemilihan metode
pembelajaran PAI yang sesuai di kelas. Dalam menentukan metode
pembelajaran yang efektif, guru PAI memfokuskan perhatian dengan
menyesuaikan kondisi, kemampuan, karakteristik siswa dan terhadap
materi yang akan dipelajari.
-
15
Terkait pentingnya perencanaan pembelajaran PAI dengan metode
brainstorming yang dilakukan oleh guru PAI, diketahui bahwa beberapa
guru PAI menyiapkan RPP sebelum masuk kelas.
EW menyebutkan bahwa, “guru PAI perlu membuat dan
menyiapkan perencanaan pembelajaran agar hasil pembelajaran
optimal.” 49
EW menyiapkan RPP yang menggunakan metode brainstorming
sebelum memulai pembelajaran PAI di kelas.50
Sebagaimana yang disampaikan RS terkait metode brainstorming,
dirinya juga menyiapkan pertanyaan yang harus dilakukan oleh guru PAI.
“Menyiapkan RPP sekaligus menyiapkan pertanyaan juga
harus dilakukan oleh guru PAI ketika pembelajaran metode
brainstorming dilaksanakan.” 51
Pertanyaan-pertanyaan yang dipersiapkan dan akan disampaikan
kepada siswa disesuaikan dengan gejala atau kejadian yang mereka alami
dan sering terjadi di lingkungan sekitarnya.52
Pendapat yang serupa disampaikan oleh MLH terkait pertanyaan.
“Menyiapkan pertanyaan merupakan suatu hal yang penting
untuk dipersiapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Pertanyaan tersebut diberikan agar ketika siswa diminta
49
Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 07.00 WIB. 50
Observasi dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 20 Januari 2020, pukul 09.00 WIB. 51
Wawancara dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB 52
Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,
pukul 09.00 WIB
-
16
menyampaikan pendapat, mereka akan mudah mendapatkan ide
yang berkaitan.”53
Bentuk pertanyaan yang disusun oleh guru menggunakan bahasa
yang sederhana.54
Peneliti menemukan, bahwa pertanyaan yang diberikan
juga disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa dalam satu kelas.
Dengan demikian, siswa akan menyampaikan gagasan secara cepat karena
mudah mengerti pertanyaan yang diberikan.
Selain memperhatikan penggunaan bahasa dan kemampuan
siswanya, guru harus mempersiapkan pertanyaan yang disusun dengan
merelevankan metode brainstorming dan materi pembelajaran saat itu.
Sebagaimana yang disampaikan NRS bahwa, “penyusunan
pertanyaan dalam pembelajaran dengan metode yang sesuai dengan
materi.” 55
Kesesuaian antara materi dengan metode pembelajaran
brainstorming mempermudah jalannya proses penyampaian di kelas serta
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan tersebut, berikutnya
akan disampaikan kepada para siswa.
53
Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul
10.00 WIB 54
Observasi dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
11.00 WIB 55
Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB.
-
17
NSM dalam wawancara menyampaikan bahwa, “pertanyaan
yang akan saya berikan adalah dalam bentuk tanya jawab karena
siswa di kelas ini lebih tertarik.” 56
Ketika tanya jawab berlangsung, diketahui siswa menjadi lebih
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran karena mereka dibebaskan
untuk memberikan pendapat.57
Upaya tersebut menggambarkan bahwa
pertanyaan dapat diterima oleh siswa dengan baik jika sesuai berdasarkan
minat dan ketertarikan yang siswa miliki.
Perencanaan dalam pembelajaran PAI tersebut membutuhkan peran
dari guru PAI untuk mengajak siswanya aktif bersuara melalui dorongan
atau motivasi. Siswa akan diajak untuk memberikan jawaban tanpa takut
salah atau disalahkan. Pemberian motivasi juga sangat besar pengaruhnya
dalam penentu keberhasilan proses pembelajaran, sehingga guru PAI harus
menyiapkan kata-kata yang memotivasi agar siswa merasa tertarik
menyampaikan gagasannya.
Selain RPP dan pertanyaan, guru PAI harus memperhatikan situasi
kelas dan keadaan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
Seperti yang disampaikan SPN bahwa, “pengelolaan kelas
yang baik juga turut menjadi bagian dalam perencanaan
pembelajaran.” 58
56
Wawancara dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Sabtu tanggal 18 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB. 57
Observasi dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Sabtu tanggal 18 Januari 2020,
pukul 08.00 WIB. 58
Wawancara dengan SPN Guru PAI SDN Candigaron 03 Jumat tanggal 24 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB.
-
18
Mengelompokkan siswa,59
membuat formasi tempat duduk yang
bervariatif, dan memahami karakteristik siswa.60
Berdasarkan beberapa
upaya tersebut, guru PAI melakukan pengelolaan kelas agar mendukung
penyampaian gagasan siswanya.
Metode brainstorming sejatinya menekan guru PAI untuk tidak
boleh memberikan kritik, penilaian, atau tanggapan balik terhadap
pendapat yang siswa sampaikan. Berlaku pula terhadap siswa atau kelas
yang lain. Guru harus memastikan bahwa pendapat siswa akan diterima,
dipahami dan siswa saling menghargai berbagai bentuk pendapat siswa
lain.
Dengan menyusun beberapa persiapan secara tidak langsung akan
mempermudah proses pembelajaran nanti di kelas. Terlebih lagi, agar
metode brainstorming berjalan optimal maka dibutuhkan persiapan yang
matang sebelum diterapkan. Seperti halnya menyiapkan masalah berupa
pertanyaan yang akan disampaikan kepada siswa, perlu diperhatikan
beberapa hal seperti pertanyaan sederhana dan pertanyaan yang mudah
dimengerti.
Berdasarkan analisis dan pemaparan di atas diketahui bahwa
sebelum metode brainstroming diterapkan dalam pembelajaran PAI di
kelas. Guru PAI menyiapkan beberapa hal seperti menyusun RPP yang
materinya relevan dengan metode brainstorming, menyiapkan beberapa
59
Observasi dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
07.00 WIB 60
Observasi dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020, pukul
08.00 WIB.
-
19
masalah dalam bentuk pertanyaan yang diambil dari pengalaman sehari-
hari siswa, dan mengelola kelas.
B. Pemanfaatan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI
Seorang guru PAI sebelum memutuskan untuk memanfaatkan suatu
metode pembelajaran, agar lebih efektif terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, materi
pelajaran yang akan disampaikan, kondisi kelas, ketersediaan fasilitas,
kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran tersebut.
MJL menyatakan bahwa metode brainstorming adalah metode
yang tepat apabila diterapkan dengan tepat dan maksimal. Metode
ini melontarkan gagasan siswa secara bebas.61
Di kelas, MJL menerapkan metode ini untuk membantu siswa agar
menyampaikan pendapatnya terkait manfaat tadarus al Quran pada siswa
kelas V.62
Dari seluruh narasumber yang peneliti observasi, beberapa
diantaranya sering menggunakan metode ini pada segala materi
pembelajaran PAI maupun jenjang kelas.
Menurut RS dalam wawancara menyatakan bahwa, “setiap
kelas bisa diterapkan metode brainstorming.”63
Diperkuat dengan pendapat MLH, “metode ini cocok
dipergunakan pada seluruh materi PAI.” 64
61
Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
07.00 WIB 62
Observasi dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
08.00 WIB 63
Wawancara Guru PAI RS SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020, pukul
07.00 WIB.
-
20
Diketahui pula bahwa, informan RS dan MLH sudah sering
menerapkan metode ini di kelas mereka masing-masing.65
Walau
diterapkan pada kelas I hingga kelas VI, mereka dapat memahami keadaan
siswa dari masing-masing jenjang kelas. Sehingga tidak ditemukan
kesulitan yang berarti dalam memanfaatkan metode ini.
Berbeda dengan informan sebelumnya, NSM, MJL, dan NRS dalam
memanfaatkan metode brainstorming diketahui bahwa mereka hanya
menerapkannya pada kelas yang memiliki tingkat kemampuan untuk
berpikir kritis tinggi, yaitu di kelas V dan kelas VI di sekolah masing-
masing.
Sementara itu, NRS berpendapat demikian, “metode
brainstorming lebih optimal jika diterapkan pada siswa kelas V dan
VI karena dapat membentuk siswa yang berpikir cepat dan
kreatif.”66
Diperkuat dengan pengamatan, terlihat bahwasanya siswa pada
jenjang kelas V dan kelas VI lebih aktif saat mengungkapkan gagasannya
ketika guru menyampaikan masalah secara langsung.67
Sedangkan, observasi yang dilakukan terhadap informan EW dan
SPN ditemukan bahwa metode brainstorming lebih diterima pada jenjang
64
Wawancara Guru PAI MLH SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul 10.00
WIB. 65
Observasi Guru PAI RS dan MLH di Kecamatan Sumowono tanggal 13-20 Januari 2020. 66
Observasi Guru PAI NSM, MJL dan NRS di Kecamatan Sumowono tanggal 14-24
Januari 2020. 67
Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB.
-
21
kelas III dan kelas IV.68
Melalui observasi ini juga diketahui adanya upaya
dari guru PAI untuk mengkomunikasikan pertanyaan kepada siswa. Upaya
tersebut diperlihatkan dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaan ditulis pada
kertas kecil (sticky note), tabel pendapat, amplop ide, dan lain sebagainya
itu merupakan hal menjadi kelebihannya.
Pemanfaatan metode brainstroming menunjukkan dapat menunjang
aktivitas pembelajaran PAI di kelas apabila dimanfaatkan secara maksimal
dan optimal. Berkaitan dengan pemilihan kelas dalam pemanfaatan metode
ini, ada temuan yang menunjukkan bahwa dari masing-masing guru PAI
memiliki argument masing-masing terkait pemanfaatan brainstorming
sebagai metode pembelajaran di kelas. Termasuk dalam hal ini, faktor
kemampuan guru PAI dalam mengolah dan memanfaatkan secara
mendalam metode ini, seperti halnya tahap memberikan motivasi dan
dorongan kepada para siswa agar tertarik untuk mencurahkan gagasannya.
Faktor lain yang tidak dapat dikesampingkan ialah faktor siswa yaitu
tingkat kemampuan siswa, tingkat pemahaman siswa, hingga tingkat
pengalaman siswa. Yang terakhir adalah keadaan dari sekolah masing-
masing.
68
Observasi Guru PAI EW dan SPN di Kecamatan Sumowono tanggal 13-24 Januari 2020.
-
22
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI
DENGAN METODE BRAINSTORMING
Kegiatan pembelajaran PAI di kelas merupakan suatu proses interaksi antara dua
indvidu, yaitu guru PAI dan siswa. Dalam hal ini, metode harus mendukung arah
kegiatan interaksi tersebut guna mencapai tujuan. Dipilihnya sebuah metode
pembelajaran tentunya bertujuan untuk menampilkan cara yang paling baik bagi
pelaksanaan pembelajaran terutama pembelajaran PAI. Metode brainstorming
yang telah diterapkan dalam pembelajaran di kelas terdiri dari beberapa langkah
yang harus dilalui. Peneliti menemukan langkah-langkah pembelajaran PAI
dengan menggunakan metode brainstorming.
A. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI
Penerapan metode brainstorming yang dilakukan para guru PAI terdiri
dari beberapa langkah, sebagai berikut:
Langkah awal yang RS lakukan adalah membagi siswa menjadi
beberapa kelompok. Kedua, RS menyampaikan materi pembelajaran melalui
penjelasan dan memanfaatkan media buku pelajaran.69
69
Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,
pukul 08.00 WIB
-
23
“Ketiga, saya mulai melontarkan masalah kepada siswa berupa
pertanyaan. Tahap keempat, siswa akan mengemukakan pendapatnya.
Saya memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya. Pendapat disampaikan secara langsung dan siswa
dibebaskan untuk menyampaikan secara tertulis maupun langsung.
Pada tahap kelima, saya mengajak siswa untuk memilah dan
menentukan hasil akhir dari pendapat terkumpul.70
Penerapan tersebut dilakukan dengan cara membagi tugas siswa yang
dalam satu kelompok, siswa akan mengemukakan pendapatnya sebagai
perwakilan. Kemudian RS mengumpulkan pendapat dan menuliskannya di
papan tulis. RS bersama siswa memilah pendapat-pendapat tersebut menjadi
beberapa kategori. Ketika masuk ke tahap akhir, RS dengan mengajak siswa
untuk menyimpulkan hasil pendapat yang telah terkumpul menjadi sebuah
kalimat kesimpulan.71
Dari pelaksanaan yang telah di terapkan oleh RS,
diketahui bahwa hubungan antara guru dan siswa terjalin sangat baik.
Pemberian pilihan bagi siswa untuk menyampaikan pendapatnya secara lisan
atau tulisan, memudahkan siswa dalam menyampaikan pendapatnya.
Untuk memancing semangat berpendapat siswa, guru PAI terlihat
memberikan motivasi terhadap siswa-siswanya. Motivasi diberikan kepada
siswa yang kesulitan dalam menyampaikan pendapat.
Berikutnya, proses pelaksanaan metode ini dari NRS di bawah
menunjukkan bahwa pembagian kelompok sebagai solusi untuk membantu
siswa pasif untuk berpendapat.
“Langkah pertama adalah membagi siswa untuk menyesuaikan
metode brainstorming dengan kelas mayoritas siswanya pasif, yaitu
70
Wawancara dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB 71
Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,
pukul 08.00 WIB
-
24
satu kelompok akan diisi dengan siswa aktif dan siswa kurang aktif.
Siswa yang terbiasa aktif dapat membantu siswa yang kurang aktif
dengan memberikan stimulus sehingga masalah dapat teratasi. Setelah
itu, memberikan masalah dalam bentuk pertanyaan agar didiskusikan
oleh siswa secara berkelompok. Skema ini membantu siswa agar aktif
karena mendapat ide-ide baru dari hasil diskusi bersama siswa satu
kelompoknya. Apabila telah selesai menyampaikan pendapat, tahap
berikutnya ialah menyampaikan pendapat secara berkelompok juga.
Sebagai langkah akhir, menyimpulkan pendapat-pendapat yang telah
ada untuk disusun menjadi kesimpulan akhir.72
Langkah yang diterapkan oleh NRS ketika di kelas dengan membagi
siswa menjadi kelompok.”73
Diketahui bahwa metode brainstorming yang
diterapkan menciptakan komunikasi yang sangat intens antar masing-masing
siswa.
Pembentukan kelompok belajar juga dilakukan oleh MLH, sebagai
berikut:
“Memilih kelompok terlebih dahulu, saya bagi menjadi empat
kelompok dan setiap kelompok akan ada ketua. Nantinya ketua akan
mewakili anggota untuk menyampaikan pendapat. Kemudian
memberikan masalah berupa pertanyaan sederhana. Siswa akan saya
dorong untuk berkeinginan memberikan gagasannya. Agar siswa lebih
leluasa, guru menyediakan media berupa kertas folio untuk dituliskan
dengan daftar gagasan mereka. Saya tidak membatasi jumlah pendapat
yang harus terkumpul. Setelah itu, jika telah menyelesaikan
pengumpulan gagasannya baru setelah itu memulai mengevaluasi dari
keseluruhan pendapat yang telah tercurahkan.”74
Pelaksanaan langkah tersebut menunjukkan bahwa setiap kelompok
diberikan media berupa kertas folio yang membantu selain sebagai media
72
Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB. 73
Observasi dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020, pukul
09.00 WIB. 74
Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul
10.00 WIB
-
25
untuk menempatkan pendapat mereka namun juga mempermudah mengingat
pendapat-pendapat yang jumlahnya banyak. Dalam satu kelompok tersebut
masing-masing siswanya dapat menyumbangkan gagasan secara aktif dan
lebih banyak ide yang mereka dapatkan.75
“Membentuk kelompok secara acak terdiri siswa aktif dan kurang
aktif. Lalu diteruskan masing-masing kelompok diberikan masalah
berupa pertanyaan singkat. Setiap siswa diminta untuk menyampaikan
pendapatnya, setelah semua kelompok selesai. Pendapat tersebut akan
ditampung tanpa terkecuali. Pendapat terbaik akan dipilih untuk
disusun menjadi pendapat utama.76
Metode brainstorming yang diterapkan seperti ini dapat membentuk
siswa secara berkelompok agar mereka dapat bertukar ide-ide satu sama lain
terkait masalah yang diberikan. Dari kegiatan tersebut barulah masing-masing
siswa mendapatkan ide atau gagasan yang terbaik.77
Metode brainstorming dijalankan dengan langkah awal yaitu
memberikan informasi terkait materi. Guru selanjutnya memberikan
dorongan kepada para siswa agar mau berpendapat. Langkah kedua, siswa
akan mengidentifikasi informasi yang telah saya berikan.
Menurut pernyataan MJL, “saya akan memberikan kebebasan
kepada mereka tanpa memberikan batasan apapun. Siswa dimintai
untuk mengklarifikasi pendapatnya secara bergantian. Siswa bebas
menentukan untuk menyampaikan pendapat dengan lisan atau tulisan.
Setiap pendapat yang muncul akan saya kelompokkan menjadi
beberapa bagian, sehingga akan muncul mana pendapat yang sesuai
75
Observasi dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul
11.00 WIB 76
Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 07.00 WIB. 77
Observasi dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 09.00 WIB.
-
26
dan mana pendapat yang tidak sesuai. Setelah pendapat yang sesuai
telah terkumpul berikutnya adalah tahap siswa diajak untuk
mengverifikasi hasil pendapat mereka untuk menjadi sebuah pendapat
utama yang mereka pahami.”78
Kontribusi MJL sangat berpengaruh pada keaktifan siswa-siswanya
ketika memberikan gagasan. Kontribusi ditunjukkan dengan MJL yang
memberikan umpan untuk menyuarakan gagasannya. Terlihat para siswa
terbantu dengan adanya kebebasan memilih cara penyampaian pendapat.79
Langkah-langkah tersebut terbukti sangat efektif diterapkan dalam
pembelajaran PAI karena para siswa dapat berpartisipasi lebih aktif, semakin
komunikatif, menjadi termotivasi untuk semangat belajar, dan terpacu untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan diri mereka ketika di dalam
kelas. Langkah-langkah yang ditempuh para guru, diketahui juga dapat
menciptakan kelas menjadi tidak monoton dan kaku. Kelas menjadi interaktif
dan menyenangkan. Terbukti dari guru yang dapat menggugah siswa-
siswanya agar mau menuangkan semua ide, pendapat atau gagasan yang ingin
mereka utarakan atau sampaikan tanpa takut salah.
B. Analisis Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI dengan Metode
Brainstorming
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada masing-masing
guru PAI di Kecamatan Sumowono tentang prosedur pelaksanaan metode
78
Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
07.00 WIB 79
Observasi dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
08.00 WIB
-
27
brainstorming di kelas. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dari
prosedur pelaksanaan tersebut.
1. Membentuk Kelompok
Diketahui bahwa langkah awal sebelum memulai proses
pembelajaran PAI dengan metode brainstorming, para guru PAI
menjalankan metode ini dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok. Pada saat dibagi menjadi beberapa kelompok maka pendapat
siswa, masing-masing akan digabungkan sehingga akan diperoleh satu
pendapat yang mewakili pendapat lainnya. Pemilihan cara tersebut
ditentukan oleh guru PAI berdasarkan tingkat kesulitan atau bobot
materi, banyaknya materi, kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap
materi pembelajaran PAI yang akan dipelajari.
2. Penyampaian Masalah
Apabila siswa telah selesai dikondisikan, maka langkah selanjutnya
yaitu pada proses penyampaian masalah dari guru kepada siswa.
Semua guru PAI diketahui menyampaikan masalah berupa
pertanyaan sederhana secara langsung dan tertulis. Pertanyaan disusun
dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga siswa dapat
memberikan jawaban secara cepat, singkat, kreatif, dan tidak bertele-tele.
Siswa secara aktif mencatat pertanyaan yang disampaikan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui guru juga menyiapkan
media bantu untuk penyampaian pendapat siswa berupa kertas kecil atau
sticky notes, dan media lainnya. Ini terbukti dari upaya yang dilakukan
-
28
guru, ternyata cukup efektif untuk membantu siswa yang pasif menjadi
aktif, siswa pemalu menjadi percaya diri, dan siswa yang kesulitan
berpendapat dalam menyampaikan ide secara langsung.
3. Menanggapi Masalah
Guru PAI berupaya membimbing siswanya agar berkeinginan
untuk menyampaikan gagasan yang sudah mereka curahkan. Mereka
mengkomunikasikan kepada siswa, bahwa seluruh pendapat akan
diterima dan ditampung, serta guru tidak akan memberikan kritikan
terhadap pendapat tersebut. Dengan demikian siswa menjadi lebih leluasa
dan aktif berpendapat. Jumlah pendapat yang diberikan juga banyak
karena metode ini terpusat pada kuantitas ide. Pendapat yang beragam
dan kreatif menunjukkan aktifitas berpikir kreatif siswa yang meningkat,
dan pola komunikasi yang tercipta dengan baik menjadikan siswa lebih
percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.
4. Mengelompokkan Pendapat
Langkah selanjutnya yang diterapkan oleh guru PAI yaitu
mengelompokkan pendapat maupun gagasan siswa menjadi beberapa
kelompok berdasarkan kriteria. Ini bertujuan agar pendapat siswa yang
telah diberikan terfokus kepada materi pembelajaran PAI dan agar siswa
mudah dalam menyimpulkan pendapat akhir nantinya. Kriteria yang
dimaksud yaitu kriteria yang dibuat oleh guru untuk menyaring pendapat
siswa yang beragam dan masih terkesan umum. Sehingga dapat
memudahkan guru dan siswa ketika menyimpulkan hasil akhir dari
-
29
metode ini. Apabila ada pendapat yang tidak masuk dalam kriteria atau
kategori akan dicoret. Pada proses memisahkan berbagai curahan
gagasan ini, jika pendapat mereka tidak masuk kriteria. Guru secara
seksama akan menanamkan motivasi kepada siswa untuk tetap
bersemangat mencari tahu, membangun komunikatif yang baik, pantang
menyerah, dan terus berusaha menciptakan pendapat yang kreatif.
5. Menguji Relevansi Pendapat
Bersama siswa, guru menguji relevansi terhadap pendapat siswa
yang sesuai kriteria terhadap materi pembelajaran. Diketahui pada tahap
ini seluruh siswa ikut berperan serta dalam mengelompokkan pendapat
yang sesuai dan yang tidak sesuai. Pendapat yang sesuai akan lolos dan
pendapat yang tidak sesuai akan dicoret. Peneliti menemukan ketika
proses menguji relevansi ini berlangsung, guru tetap memberikan
motivasi kepada siswanya apabila pendapat yang mereka miliki tidak
lolos uji relevansi. Guru akan memberikan keleluasan kepada siswa
untuk memanfaatkan buku-buku yang menunjang proses pembelajaran
sebagai sumber informasi. Sehingga siswa secara bertahap mulai
memahami materi pembelajaran.
6. Menyimpulkan Hasil Akhir
Terakhir, guru PAI beserta siswa akan menyimpulkan hasil akhir
dari berbagai pendapat yang telah terkumpul. Guru dan siswa bersama-
sama menyimpulkan seluruh gagasan siswa yang telah diseleksi hingga
akhir menjadi gagasan utama yang intinya mewakili pendapat lain secara
-
30
keseluruhan. Hasil akhir tersebut selanjutnya disusun menjadi sebuah
kalimat sederhana sehingga siswa mudah memahaminya. Apabila telah
disepakati, siswa akan mencatat hasil akhir keseluruhan pendapat di buku
tulis masing-masing.
Dari analisis yang peneliti lakukan, diketahui bahwa terdapat lima
langkah utama yang diterapkan oleh guru PAI diantaranya yaitu pemberian
masalah, menanggapi masalah, mengelompokkan pendapat, menguji
relevansi pendapat, dan menyimpulkan pendapat. Kemudian, guru PAI
terlihat mengkondisikan kelas dengan membagi kelompok, menyampaikan
materi pelajaran dan menyampaikan masalah yang terkait.
Analisis juga menunjukkan bahwa guru PAI secara kompeten berupaya
menciptakan pembelajaran PAI yang interaktif dan menyenangkan melalui
aktivitas penyampaian gagasan (brainstorming). Siswa juga dibiarkan untuk
bebas mengungkapkan isi pikirannya tanpa ada beban penilaian dan tanpa ada
batasan. Keikutsertaan guru PAI yang proaktif dalam memberikan motivasi
dan dorongan kepada siswanya menunjukkan bentuk tindakan komunikatif
yang ingin diciptakan di kelas.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran
PAI
Metode brainstorming pada dasarnya sama seperti dengan metode
pembelajaran lainnya yang dalam pemanfaatannya terdapat beberapa
-
31
kelebihan dan kelemahan. Setelah melakukan penelitian, beberapa kelebihan
dan kelemahan metode brainstorming dalam pembelajaran PAI di kelas yang
didapat melalui wawancara terhadap guru PAI SD dapat dilihat dalam tabel
3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Kelebihan dan Kelemahan Brainstroming
Kelebihan Kelemahan
1. Menjadikan siswa aktif dalam berpikir
kreatif dan penyampaian gagasan
2. Hilangnya rasa takut salah dalam diri
siswa
3. Menerima semua pendapat tanpa
terkecuali
4. Siswa memiliki kepercayaan diri dan
berani dalam mengungkapkan
pendapatnya
5. Munculnya gagasan baru dan unik
6. Terciptanya perilaku untuk membantu
siswa yang kurang aktif dari siswa
yang aktif
7. Banyaknya jumlah ide yang
dimunculkan
8. Hadirnya pendapat yang dianggap
otentik
9. Tidak adanya kritik atau penilaian dari
1. Mengatur situasi dalam kelas
2. Siswa terkadang bingung akan
pendapat yang sesuai dan tidak sesuai
3. Mengendalikan kelas terutama ketika
masing-masing siswa menyampaikan
pendapatnya
4. Beberapa siswa terhambat
memberikan pendapat
5. Hanya diikuti oleh siswa aktif saja
6. Sering kali terdapat ide-ide yang
dianggap bermakna terlalu jauh dari
materi
7. Sulit dalam menyeleksi gagasan
karena jumlahnya yang banyak
8. Siswa selalu menghindari ide-ide
yang dianggap monoton
9. Siswa yang kurang aktif menjadi
tertekan
-
32
guru akan menjadikan siswa
menyampaikan pendapatnya secara
leluasa
10. Metode ini apabila dioptimalkan
dengan baik dapat dimanfaatkan dalam
setiap materi pembelajaran PAI
11. Memudahkan siswa dalam mengingat
materi pembelajaran, melalui kata-kata
singkat.
12. Siswa cenderung aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung
13. Tidak adanya pembatasan jumlah saat
pengumpulan gagasan berlangsung
14. Dapat meningkatkan karakter
komunikatif bagi siswa
15. Menghadirkan siswa sebagai aktor
dalam metode ini
16. Menumbuhkan sikap demokratis
melalui aktivitas beda pendapat
17. Menumbuhkan keingintahuan siswa
terhadap materi pembelajaran
18. Siswa menjadi sering membaca materi
pembelajaran terlebih dahulu
10. Boros waktu
11. Pencurahan pendapat disampaikan
atas motivasi dari guru, belum atas
kemauan diri sendiri
12. Siswa masih kesulitan dalam
mengkomunikasikan pendapat yang
akan diungkapkan
13. Masih ada siswa yang ragu dalam
mengungkap pendapatnya
14. Opsi atau pilihan penyampaian
pendapat yang masih terbatas
15. Sering muncul kesamaan pendapat
yang dicurahkan
16. Terdapat siswa yang enggan
mengungkapkan gagasannya kembali
karena gagasan yang ia berikan
diawal tidak sesuai
17. Terciptanya pendapat-pendapat yang
rancu
-
33
Dalam menyikapi kelebihan dan kekurangan tersebut, guru PAI bersikap
lebih fleksibel. Guru PAI dapat memusatkan pada kelemahan dan menutupinya
dengan kelebihan metode pembelajaran lain. Serta guru dapat melakukan evaluasi
terhadap penggunaan metode brainstorming dari waktu ke waktu sejalan dengan
tingkat keefektifitasan metode pembelajaran tersebut diterapkan.
-
34
BAB IV
RELEVANSI METODE BRAINSTORMING DALAM
PEMBELAJARAN PAI TERHADAP PENDIDIKAN
KARAKTER
A. Pendidikan Karakter Dalam Metode Brainstroming
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi metode brainstorming
dalam pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter. Setelah melakukan
analisis diketahui ada tiga nilai karakter yang menjadi fokus yaitu karakter
rasa ingin tahu, karakter kreatif, dan karakter komunikatif. Nilai-nilai karakter
beserta rinciannya tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Pendidikan Karakter dalam Metode Brainstorming
Rasa ingin tahu 1. Mengajukan pertanyaan terhadap masalah yang
diberikan
2. Menggali informasi sesuai dengan masalah
berdasarkan pengalaman yang dimiliki
3. Melakukan aktivitas literasi, seperti membaca
buku, artikel, atau bacaan yang terkait
4. Memikirkan ide yang sesuai dengan kategori atau
kriteria
5. Mempelajari materi pelajaran yang sudah
diberikan sebelumnya.
-
35
Kreatif 1. Berpikir mandiri sekaligus menjadi penemu
gagasan yang otentik
2. Menjadikan pola berpikir yang kreatif
3. Menciptakan ide-ide atau gagasan-gagasan baru
4. Gagasan yang dihasilkan banyak dan beragam
5. Terbentuknya gagasan yang unik
Komunikatif 1. Mencurahkan pendapat diri sendiri dengan baik
dan bebas
2. Menemukan bentuk penyampaian pendapat yang
dirasa lebih nyaman
3. Menerima pendapat bersama secara demokratis
4. Mengatasi perbedaan pendapat dengan bijaksana
5. Berpikir secara cepat dan logis
Berdasarkan tabel nilai di atas, dapat diketahui implikasi metode
brainstorming dalam pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter. Analisis
yang telah dilakukan dalam penerapan metode brainstroming pada siswa SD
untuk pelajaran PAI juga diketahui ada tiga nilai karakter yang menjadi fokus
yaitu karakter rasa ingin tahu, karakter kreatif, dan karakter komunikatif.
-
36
B. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter
Rasa Ingin Tahu
Pembelajaran PAI yang terkesan monoton akan membuat siswa menjadi
kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru PAI yang
memanfaatkan metode brainstorming untuk membangkitkan semangat belajar
siswa-siswanya. Metode brainstorming adalah metode yang menginginkan
siswa untuk mengeluarkan ide/gagasan/pendapatnya dengan cara fokus pada
masalah, lalu selanjutnya dengan bebas bermunculan sebanyak mungkin
solusi dan mengembangkannya sejauh mungkin dan untuk memancing hal
tersebut. Dengan demikian, berdampak pada pembentukan karakter rasa ingin
tahu dalam diri siswa. Karakter tersebut dapat terlihat dari beberapa langkah-
langkah dalam metode brainstorming sebagai berikut:
Pada langkah pemberian masalah, guru PAI melemparkan masalah dan
secara tidak langsung akan muncul rasa ingin tahu dalam diri mereka untuk
memberikan tanggapan. Diperlihatkan ketika RS selesai memberikan materi
tentang “Qada dan Qadar”, kemudian RS menyampaikan masalah dalam
bentuk pertanyaan, apakah hikmah dari beriman kepada Qada dan Qadar?80
Kemudian siswa-siswa terlihat memberikan pendapatnya secara
langsung. Ketika proses penyampaian pendapat kepada guru ini menunjukkan
bahwa ada keinginan bagi siswa untuk mengetahui lebih jauh tentang materi.
Di waktu yang sama, rasa ingin tahu siswa ditunjukkan berdasarkan dengan
80
Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Selasa tanggal 21Januari 2020,
pukul 09.00 WIB
-
37
kemampuan dan pengalaman mereka miliki terhadap penjelasan materi dari
guru yang mereka dengar dan mereka lihat.
Rasa ingin tahu siswa dimunculkan dengan adanya motivasi yang
diberikan guru PAI. Observasi menunjukkan, bahwa motivasi kuat yang
dihadirkan oleh guru PAI di kelas bertujuan agar meningkatkan keinginan
siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Ini dapat terlihat ketika siswa
merasa antusias dan bersemangat ketika proses menanggapi sebuah masalah.
Upaya yang dilakukan guru PAI lainnya, seperti EW yang membentuk
siswa menjadi berkelompok agar siswa dapat memecahkan masalah secara
bersama-sama.
Seperti yang disampaikan EW bahwa, “kegiatan diskusi bersama
ini juga bertujuan sebagai sarana saling bertukar pendapat dari siswa
lain”81
Ketika di kelas, EW menyampaikan materi tentang “Keteladanan Nabi
Yusuf as.” didepan siswa dan meminta siswa untuk menyebutkan sikap yang
tercermin dari Nabi Yusuf as. Siswa menyampaikan pendapatnya melalui
tingkat pemahaman mereka terhadap penjelasan dari guru. Terlihat, bahwa
satu kelompok dapat menyebutkan lebih dari sepuluh pendapat.82
81
Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 07.00 WIB. 82
Observasi dengan EW Guru PAI SDN Losari Selasa 14 Januari 2020, pukul 09.00 WIB.
-
38
Membagi siswa menjadi kelompok juga dirasakan manfaatnya oleh
SPN. Sehingga siswa-siswa yang sebelumnya belum mendapat gambaran ide
dapat terpancing dengan adanya ide dari siswa lain.
Menurut SPN dalam wawancara, ia menyatakan bahwa, “metode
brainstorming menjadikan siswa untuk mengetahui lebih dalam dari
materi pembelajaran PAI yang diajarkan. Siswa dapat berbagi ide
pendapat dengan siswa lain.”83
Secara terkait, metode ini juga terlihat memberikan dorongan kepada
siswa untuk melakukan aktivitas literasi dengan cara memanfaatkan buku
pelajaran. Selain itu, aktivitas tersebut juga dapat diperoleh melalui
pemanfaatan buku bacaan pendamping pembelajaran atau artikel sebagai
media sumber informasi.
Penanaman karakter rasa ingin tahu pada siswa juga dapat dilakukan
pada saat proses menguji relevansi pendapat yang telah terkumpul bersama
guru. Siswa akan diajak untuk mencari tahu pendapat tersebut telah sesuai
kriteria dan yang tidak sesuai kriteria.84
Setelah mengetahui hasil uji
pendapat, siswa akan mendapat kepuasan dan sekaligus mendapat
pemahaman seputar materi pembelajaran.
Pendapat yang terkumpul dan telah diuji relevansinya akan disimpulkan
menjadi sebuah pendapat akhir. Pada langkah terakhir ini, keingintahuan
siswa terhadap pendapat akhir juga diperlihatkan sehingga memunculkan
karakter rasa ingin tahu. Peneliti menilai bahwa apabila metode seperti ini
83
Wawancara dengan SPN Guru PAI SDN Candigaron 03 Jumat tanggal 24 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB. 84
Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,
pukul 11.00 WIB.
-
39
diterapkan kembali oleh guru PAI maka siswa akan lebih mempersiapkan diri
terhadap materi pembelajaran yang akan datang, dengan cara rajin membaca,
atau mempelajari terlebih dahulu materi yang belum disampaikan di kelas.
C. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter
Kreatif
Seringkali guru PAI menemukan persoalan yaitu beberapa siswanya yang
mengalami kesulitan dalam menyatakan tanggapannya terhadap sebuah
masalah. Ini dapat disebabkan dari siswa kebingungan dalam mengungkapkan
kata-kata yang mewakili ide-idenya. Selain itu, bisa juga dikarenakan siswa
merasa takut apabila pendapat yang disampaikan keliru, merasa minder dan
malu nantinya jika ditertawakan siswa lainnya, serta yang paling sering
adalah takut apabila nanti dimarahi oleh gurunya. Menanggapi persoalan
tersebut, pembelajaran PAI memanfaatkan metode brainstorming yang
memberikan solusi terhadap pembentukan karakter kreatif pada diri siswa.
Karakter kreatif pada metode ini adalah kreatif dalam menemukan cara
penyampaian pendapat. Karakter kreatif dalam langkah metode
brainstorming lebih banyak ditunjukkan siswa pada langkah kedua yaitu
ketika mereka menanggapi masalah (curah gagasan). Indikator yang
menunjukkan siswa dan karakter kreatifnya adalah siswa dapat memunculkan
pendapat yang baru, unik, dan beragam. Hal tersebut didasarkan pada cara
kerja metode ini yang terfokus pada kuantitas dan banyaknya jumlah ide yang
dihasilkan. Semakin banyak ide yang dibutuhkan pada akhirnya menuntut
siswa untuk kreatif dalam menemukan ide-ide tersebut.
-
40
RS berpendapat bahwa “pertanyaan dibuat dan disusun dengan
kalimat yang sederhana agar mudah dimengerti.Contohnya adalah
sebutkan satu hikmah beriman kepada qada dan qadar. Maka siswa
akan memberikan tanggapan secara cepat sesuai dengan yang mereka
ketahui.”85
Melalui pertanyaan yang diberikan kepada siswa, diketahui bahwa RS
ingin memberikan pemahaman seputar materi “hikmah kepada qada dan
qadar”86
, dengan permasalahan yang disampaikan secara relevan dan
berkaitan dengan latar belakang kehidupan siswa sehari-hari. Serta RS yang
menyampaikan masalah dalam bentuk pertanyaan sederhana sehingga mudah
dimengerti oleh siswa dan menanggapi masalah tersebut dengan cepat serta
mereka menjadi lebih kreatif dalam berpendapat.
Sama halnya pernyataan sebelumnya, NRS menyatakan bahwa,
“kreatifitas siswa dalam mencurahkan gagasannya juga tergantung
dari dorongan kita sebagai guru terhadap mengasah kemampuan
mereka dalam memahami masalah.”87
Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa karakter kreatif pada diri
siswa dibentuk dengan adanya peran dari guru PAI yang memberikan
keleluasaan, kebebasan, serta menyediakan media maupun lingkungan yang
menunjang bagi siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Bagi RS yang
menerapkan metode ini di setiap kelas, maka ia seringkali mempersiapkan
media bantu dalam menunjang proses pembelajaran PAI.
85
Wawancaradengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 13 Januari 2020,
pukul 08.00 WIB 86
Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Selasa tanggal 21Januari 2020,
pukul 09.00 WIB 87
Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,
pukul 11.00 WIB.
-
41
Seperti yang disampaikannya yaitu “menyiapkan kertas warna-
warni agar siswa merasa tertarik untuk menuliskan gagasannya di
kertas tersebut.”88
Contoh lain sikap kreatif dalam diri siswa juga ditunjukkan dengan
siswa yang memiliki prakarsa, siswa yang mandiri dalam berpikir, dan siswa
yang memiliki zona minat yang luas terhadap materi pembelajaran. Dengan
demikian, apabila metode ini diterapkan secara optimal maka ide yang
muncul adalah ide yang bersifat baru berdasarkan karakter kreatif siswa.
D. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter
Komunikatif
Di dalam sebuah pembelajaran di kelas, diperlukan adanya interaksi antara
masing-masing pelaku pembelajaran diantaranya guru dan siswa.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif (student centre). Namun, pada beberapa pembelajaran seringkali
ditemukan bahwa hanya guru yang mlah terkesan paling aktif di kelas dan
siswa hanya duduk diam dan mengikuti secara pasif, kurang partisipatif,
enggan mengemukakan pendapat, dan sebagainya. Untuk itu, guru-guru PAI
sekolah dasar di Kecamatan Sumowono menyadari bahwa pembelajaran
seperti penjelasan tersebutakan menyulitkan dalam proses penyampaian
pembelajaran. Oleh karena itu, guru PAI memanfaatkan metode
brainstorming untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam aspek komunikasi.
Guru PAI berupaya membimbing siswanya agar berkeinginan untuk
88
Wawancaradengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 13 Januari 2020,
pukul 08.00 WIB
-
42
menyampaikan gagasan yang sudah mereka curahkan. Mereka menjelaskan
kepada siswa melalui metode brainstorming ini, seluruh pendapat akan
diterima dan ditampung, serta guru tidak akan memberikan kritikan terhadap
pendapat tersebut.
Penerapan metode brainstorming berkaitan erat dengan terciptanya pola
komunikasi antara guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa. Aktivitas
tersebut berdampak pada penanaman karakter komunikatif pada diri siswa
ketika di kelas.Terlihat dari upaya guru-guru PAI di Kecamatan Sumowono
yang sejak awal metode ini diterapkan dalam pembelajaran PAI telah
mengkomunikasikan kepada siswa-siswa, bahwa mereka diberikan kebebasan
dalam berpendapat tanpa adanya pemberian kritik maupun penilaian.89
Hal
tersebut membuktikan bahwa metode ini sangat menekankan kebebasan
berpendapat pada para siswa. Langkah-langkah yang menunjukkan metode
brainstorming berperan dalampembentukan karakter komunikatif adalah
sebagai berikut:
Sebagaimana diketahui bahwa mayoritas guru PAI lebih menggunakan
metode brainstorming dalam penelitian ini secara berkelompok daripada
secara individu
Seperti yang disampaikan oleh MLH bahwa, “Saya menyadari
jika metode ini dapat membuat siswa menjadi belajar berkomunikasi.
Namun, membangkitkan minat siswa untuk menanggapi masalah
adalah kesulitan yang dialami dalam metode ini.”90
89
Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul
12.00 WIB 90
Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul
12.00 WIB
-
43
Sebagaimana yang persoalan dialami olehMLH, informan NSM yang
membagi siswanya menjadi beberapa kelompok, dengan tujuan agar dapat
melatih siswa untuk menjalin komunikasi yang baik dengan siswa lain.91
Jika
komunikasi telah terbentuk dan setelah siswa dapat saling berkomunikasi
dengan baik, maka pembelajaran akan tersampaikan dengan optimal.
Lebih lanjut, siswa yang dibentuk menjadi beberapa kelompok
diketahui dapat memperkuat karakter komunikatif lainnya, seperti berbicara
dengan siswa lain.
Menurut EW,“melalui metode brainstorming siswa dapat melatih
merumuskan pendapat dengan baik. Serta siswa dapat belajar untuk
mendengarkan pendapat orang lain dan menyuarakan pendapat
dirinya.”92
Sikap tersebut menunjukkan bahwa karakter komunikatif yang
terbentuk melalui metode ini dapat terlihat ketika siswa menyampaikan
gagasan. Bentuk karakter komunikatif melalui metode brainstorming dalam
pembelajaran PAI dapat terlihat melalui siswa yang bebas berpendapat dan
guru PAI yang memberikan kesempatan kepada siswa.
Seperti yang SPN sampaikan bahwa, “siswa bisa leluasa
menyampaikan ide dan berkomunikasi dengan guru dalam kelas
apabila guru memberikan ruang bagi mereka untuk berpendapat.”93
Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa karakter komunikatif
terbentuk ketika siswa menyampaikan gagasannya secara percaya diri, bebas,
nyaman, dan tanpa adanya intervensi.
91
Wawancara dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Kamis tanggal 16 Januari
2020, pukul 08.00 WIB. 92
Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Kamis 13 Januari 2020, pukul 10.15 WIB. 93
Wawancara dengan SPN Guru PAI SDN Candigaron 03 Rabu tanggal 15 Januari 2020,
pukul10.00 WIB.
-
44
Serta siswa dapat menjelaskan ide-idenya dengan berlandaskan
argumen, kemampuan dan pengetahuan yang ia kuasai dalam menyikapi
materi pembelajaran. Seperti yang diperkuat oleh MJL bahwa:
“Siswa dapat menjelaskan apa yang ditanyakan guru melalui
kemampuan penjelasan yang mereka kuasai.”94
Guru PAI yang telah menerapkan metode brainstorming selalu
menyesuaikan dengan kemampuan siswa dalam penyampaian gagasan yang
berbeda. Ide-ide yang telah tercurahkan disampaikan melalui dua cara yaitu
secara lisan dan tulisan. Kedua cara tersebut paling sering terlihat ketika
observasi berlangsung.
Melalui metode brainstorming ini, siswa dibimbing untuk bertindak
komunikatif secara lisan yaitu siswa dapat menyampaikan pendapat secara
langsung atau spontan sesaat setelah dilontarkannya masalah.
Menurut MLH bahwa, “pendapat yang disampaikan secara
langsung oleh siswa adalah pendapat yang otentik sesuai karakter
siswa.”95
Ini menunjukkan bahwa siswa yang menyampaikan gagasannya
langsung dapat memberikan ide secara cepat, apa adanya, dan tidak bertele-
tele. Sementara pada komunikatif tulisan, siswa diberikan waktu untuk
menuliskan gagasan dan menyusun gagasan mereka pada media tulis. Agar
siswa lebih leluasa, guru menyediakan media berupa kertas folio, kertas kecil
berwarna-warni, untuk dituliskan dengan daftar gagasan-gagasan mereka.
94
Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
09.15 WIB 95
Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul
12.00 WIB
-
45
NRS memberikan tanggapan, yaitu “guru tidak akan membatasi
jumlah ide yang mereka akan curahkan dan siswa diperbolehkan
menuliskan pendapat mereka sebanyak-banyaknya agar jumlah
pendapat yang dihasilkan lebih banyak.”96
Siswa dapat dikatakan berkarakter kreatif jika dalam menemukan ide,
ditandai oleh ide yang unik dan otentik. Apabila seluruh siswa dapat
menyebutkan masing-masing ide yang sesuai karakter mereka, maka
pendapat yang terkumpul lebih beragam dan menarik.
Pernyataan serupa dikemukakan oleh NSM bahwa, “semakin
banyak gagasan yang terkumpul, semakin beragam gagasan yang
diperoleh.”97
Dengan guru PAI yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
memilih bentuk penyampaian pendapat yang menurut mereka nyaman, maka
siswa akan mudah untuk menyampaikan pendapatnya. Pembagian kelompok
juga dimaksudkan untuk mengatur situasi dan kondisi dalam kelas, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain.
Seperti yang dinyatakan oleh MJL bahwa, “siswa yang terbagi
menjadi beberapa kelompok dapat memudahkan guru dalam mengatur
situasi dalam kelas dan kelas menjadi kondusif.”98
Keadaan kelas yang kondusif pada siswa ini akan memudahkan siswa
untuk menyampaikan pendapatnya serta guru akan mudah mengontrol dan
memastikan seluruh siswa telah mencurahkan gagasannya tanpa terkecuali.
96
Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,
pukul 11.00 WIB. 97
Wawancara dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Kamis tanggal 16 Januari
2020, pukul 08.00 WIB. 98
Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul
09.15 WIB
-
46
Lebih lanjut pernyataan tersebut ditegaskan oleh RS bahwa
“guru harus memastikan betul bahwa setiap siswa telah menyampaikan
gagasannya.” 99
Setiap kelompok yang sudah terbagi, ditentukan melalui pengamatan
selektif guru PAI di kelas yaitu kelompok terdiri dari siswa yang aktif dan
kurang aktif. Sehingga siswa yang aktif dapat membantu siswa lain yang
memiliki keterbatasan dalam menemukan atau menyampaikan pendapat
sehingga dianggap kurang aktif. Selain itu, agar siswa dapat berlatih untuk
berkomunikasi dengan berusaha memecahkan permasalahan secara bersama-
sama.
Melalui langkah terakhir dari penerapan metode brainstorming dalam
pembelajaran PAI yaitu menyimpulkan pendapat. Karakter komunikatif juga
diperlihatkan dengan sangat jelas. Melalui pengamatan peneliti diketahui
bahwa masing-masing siswa dapat saling bertukar ide bersama siswa lain.
Bentuk komunikasi yang baik akan ditunjukkan oleh siswa yang dapat
menerima pendapat siswa lain secara baik.
NRS menyatakan bahwa, “menyimpulkan pendapat bersama juga
merupakan bentuk komunikatif antara guru dan siswa. Pada tahap ini
siswa akan diminta untuk menyatakan kesepakatannya terhadap
pendapat akhir.”100
Pola komunikasi di atas menunjukkan adanya kerja sama antara guru
dan siswa dalam menyimpulkan hasil akhir. Siswa dapat menanggapi proses
99
Wawancaradengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 13 Januari 2020,
pukul 08.00 WIB 100
Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,
pukul 11.00 WIB.
-
47
tersebut dengan menanggapi perbedaan dengan baik dan demokratis terhadap
pendapat akhir yang disepakati bersama.
Berbekal dari nilai-nilai karakter yang telah diperoleh atas penjelasan
tersebut sangat jelas bahwa metode brainstorming dapat menanamkan karakter
rasa ingin tahu, kreatif, dan komunikatif dalam diri siswa. Karakter-karakter
tersebut dapat menumbuh kembangkan pengetahuan para siswa menjadi lebih
aktif dan berani dalam mengemukakan gagasan-gagasan mereka.
Seyogyanya, pembentukan karakter didasarkan pada peran penting bagi
siswa, yaitu mengenali identitas diri, menunjang kreatifitas, membentuk sifat yang
baik, meningkatkan kepedulian terhadap sesama, membangun sifat
kepemimpinan. Dengan demikian, proses pembelajaran PAI yang berlangsung
disamping sebagai transfer ilmu pengetahuan namun juga sebagai alat
transformasi nilai-nilai karakter.
-
48
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tentang penggunaan metode brain storming dalam
pembelajaran PAI dan implikasinya terhadap pendidikan karakter dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencaan pembelajaran oleh guru PAI dengan melakukan persiapan
sebelum pembelajaran PAI menggunakan metode brainstorming
dimulai. Bentuk-bentuk yang dipersiapkan seperti menyusun perangkat
pembelajaran (RPP), mengkondisikan siswa dan kelas, serta
mempersiapkan masalah dan pertanyaan.
2. Prosedur pelaksanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru PAI
sekolah dasar di Kecamatan Sumowono dengan menggunakan metode
brainstorming dilakukan melalui lima langkah yaitu pemberian
masalah, menanggapi masalah (mencurahkan pendapat),
mengelompokkan pendapat, menguji relevansi pendapat, dan
menyimpulkan pendapat.
3. Relevansi penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran PAI
terhadap pendidikan karakter. Hal ini diketahui melalui penelitian
bahwa terdapat tiga karakter utama yang menjadi sorotan yaitu rasa
-
49
ingin tahu, kreatif, dan komunikatif. Pada karakter rasa ingin tahu,
siswa akan diajak untuk menemukan pendapat melalui penjelasan guru
atau beberapa sumber informasi lainnya. Karakter berikutnya yaitu
karakter kreatif yang terbentuk pada saat siswa menemukan gagasan
dan hingga siswa menyampaikan ga