dalam pembelajaran pai dan relevansinya terhadap...

98
i PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING DALAM PEMBELAJARAN PAI DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pada Guru PAI SD Kecamatan Sumowono Kabupaten Sumowono) Oleh AIDA DWI RAHMAWATI NIM. 12010180002 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM STUDI PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING

    DALAM PEMBELAJARAN PAI

    DAN RELEVANSINYA TERHADAP

    PENDIDIKAN KARAKTER

    (Studi Kasus Pada Guru PAI SD Kecamatan Sumowono

    Kabupaten Sumowono)

    Oleh

    AIDA DWI RAHMAWATI

    NIM. 12010180002

    Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

    untuk gelar Magister Pendidikan Islam

    PROGRAM STUDI PASCASARJANA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    “Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan,

    Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga”

    KH. Abdurrahman Wahid

  • v

    ABSTRAK

    Rahmawati, Aida Dwi. 2020. Penggunaan Metode Brainstorming dalam

    Pembelajaran PAI dan Relevansinya terhadap Pendidikan Karakter (Studi

    Kasus Guru PAI di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang). Tesis.

    Salatiga: Program Pascasarjana IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Prof.

    Dr. Phil. Widiyanto, M.A.

    Kata Kunci: Metode Brainstorming, Pembelajaran PAI, Relevansi

    Tesis ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan rencana pembelajaran dengan

    metode brainstorming dalam pembelajaran PAI, (2) mendeskripsikan prosedur

    pelaksanaan metode brainstorming dalam pembelajaran PAI pada siswa, (3)

    mendeskripsikan relevansi dari penggunaan metode brainstorming dalam

    pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pengumpulan data

    menggunakan triangulasi data untuk memeriksa keabsahan data, melalui tiga cara

    yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara, teknik analisis data

    dengan melakukan tahapan reduksi data, menampilkan data, dan menyimpulkan

    data. Hasil analisis disampaikan melalui penyampaian data deskriptif.

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

    berikut: (1) perencanaan pembelajaran PAI meliputi persiapan guru PAI sebelum

    melaksanakan metode brainstorming di kelas seperti menyiapkan RPP,

    menyiapkan pertanyaan, dan mengkondisikan kelas. (2) prosedur pelaksanaan

    pembelajaran PAI dengan metode brainstorming meliputi lima tahap yaitu

    pemberian masalah, menanggapi masalah (mencurahkan pendapat),

    mengelompokkan pendapat, menguji relevansi pendapat, dan menyimpulkan

    pendapat. (3) relevansi metode brainstorming dalam pembelajaran PAI terhadap

    pendidikan karakter terlihat ketika diterapkan di kelas terdapat tiga karakter yang

    menjadi sorotan yaitu rasa ingin tahu, kreatif, dan komunikatif.

  • vi

    ABSTRACT

    Rahmawati, Aida Dwi. 2020. The Use of Brainstorming Method in Learning PAI

    and Relevance Character Education (Case Study of PAI Teacher in

    Sumowono District, Semarang Regency). Thesis. Salatiga: Studies Islamic,

    Postgraduate Program of IAIN Salatiga. The Supervisor is Prof. Dr. Phil.

    Widiyanto, M.A.

    Key words: Brainstorming Method, Learning PAI, Relevance

    The purpose of the study was to: (1) describe the learning plan with brainstorming

    method in learning PAI. (2) describe implementation procedur in brainstorming

    method in learning PAI for student. (3) describe the relevance of the use method

    brainstorming in PAI learning to character education.

    This type of research is qualitative research, data collection by observation

    method, interview, and document review. Meanwhiles, data analysis techniques

    by performing data reduction stage, display data, and conclusion data. The result

    of the analysis describe through of descriptive data.

    Based on the result of research can be summarized as follows (1) the

    learning plan before implementation the brainstorming method in learning PAI is

    preparing lesson plans, preparing of quiz, and conditioning of class. (2)

    implementation procedur in brainstorming in learning PAI includes five stages is

    giving problems, responding to the problem (expressing opinions), grouping

    opinions, testing the relevance of opinions, and concluding opinions. (3) the

    relevance can be seen when applied in class. There are three characters in the

    spotlight is curiosty, creativity, and communicative.

  • vii

    PRAKATA

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.

    Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas

    segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

    kemudahan dalam menyelesaikan tesis dengan judul “Penggunaan Metode

    Brainstorming dalam Pembelajaran PAI dan Relevansinya terhadap

    Pendidikan Karakter (Studi Kasus pada Guru PAI di Kecamatan Sumowono

    Kabupaten Semarang)”. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada

    Rasulullah Saw., keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia.

    Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan

    gelar Magister Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

    pihak yang telah membantu Penulis dalam penulisan tesis ini, antara lain:

    1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.

    2. Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga, Prof. Dr. Phil. Widhiyanto,

    M.A.

    3. Prof. Dr. Phil. Widhiyanto, M.A. selaku dosen pembimbing yang dengan

    sabar memberikan bimbingan dan arahan, sehingga Penulis dapat

    menyelesaikan tesis ini.

    4. Seluruh tim penguji yang meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan

    dan menguji tesis dalam rangka menyelesaikan program pascasarjana

    Pendidikan Agama Islam.

  • viii

    5. Para dosen pascasarjana IAIN Salatiga dan segenap Civitas Akademik

    IAIN Salatiga.

    6. Seluruh informan yang berkontribusi.

    7. Kedua orang tua, ayahanda Kadar dan ibunda Rahayu Sriwati, S.Pd.I.,

    yang senantiasa memberikan dukungan secara moril maupun materil.

    8. Kakakku tersayang, Muhammad Syamsul Huda, S.Kom., yang selalu

    memberi semangat.

    9. Rekan-rekan Pascasarjana IAIN Salatiga kelas A yang sangat suportif dan

    menyenangkan.

    Tesis ini disadari oleh Penulis masih jauh dari harapan dan masih banyak

    kekurangannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

    pembaca.

    Salatiga, 13 Maret 2020

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

    HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

    ABSTRAK ............................................................................................................. iv

    ABSTRACT ............................................................................................................... v

    PRAKATA ............................................................................................................ vii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.................................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4

    C. Batasan Masalah ............................................................................... 5

    D. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

    E. Signifikasi dan Tujuan Penelitian ..................................................... 5

    F. Kajian Pustaka .................................................................................. 6

    G. Metode Penelitian ........................................................................... 10

    H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 13

    BAB II PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN METODE

    BRAINSTORMING

    A. Perencanaan Pembelajaran PAI ...................................................... 13

    B. Pemanfaatan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI ..... 18

  • x

    BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN

    MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING

    A. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI ....................................... 22

    B. Analisis Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI dengan Metode

    Brainstorming ................................................................................. 25

    C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming dalam

    Pembelajaran PAI ........................................................................... 29

    BAB IV RELEVANSI METODE BRAINSTORMING DALAM

    PEMBELAJARAN PAI TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

    A. Pendidikan Karakter dalam Metode Brainstorming ....................... 33

    B. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter

    Rasa Ingin Tahu .............................................................................. 34

    C. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter

    Kreatif ............................................................................................. 38

    D. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter

    Komunikatif .................................................................................... 40

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan ......................................................................................... 47

    B. Saran ............................................................................................... 48

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 49

    LAMPIRAN ........................................................................................................... 53

    BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 64

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    3.1. Kelebihan dan Kelemahan Brainstroming .......................................... 30

    1.1. Pendidikan Karakter dalam Metode Brainstorming ........................... 33

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Pedoman Wawancara

    Lampiran 2 Pedoman Observasi

    Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi

    Lampiran 5 Dokumentasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Konteks kekinian seputar nilai-nilai karakter yang baik sangat dibutuhkan

    dalam membentuk karakter generasi muda. Pengembangan nilai tersebut

    dapat ditanamkan melalui jalur pendidikan. Pendidikan karakter harus

    terejawantahkan dalam seluruh bagian setiap konten kurikulum dan dari

    berbagai disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah dasar. Hal ini didasarkan

    semakin merebaknya krisis moral dan etika yang terjadi di lingkungan

    masyarakat. Selain itu, melaju pesatnya teknologi yang tanpa batas, juga

    dikhawatirkan akan berdampak pada perkembangan akhlak dan jiwa anak.

    Pemberian makna karakter mengarah pada sesuatu yang khas dari

    diri seseorang,1 yang menjadi pembeda antar masing-masing individu,

    2

    dalam berpikir, berperilaku dan merespon sesuatu secara bermoral.3

    Berikutnya, karakter merupakan sesuatu yang bersifat alami dan dapat

    digambarkan dalam tindakan nyata seperti sikap jujur, bertanggung jawab,

    saling menghormati, dan karakter lainnya.4

    1 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,

    Jakarta: Gramedia, 2007, 80. 2 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, 521.

    3Akhmad Syahri, Pendidikan Karakter Berbasis Sistem Islamic Boarding School, Batu:

    Literasi Nusantara, 2019, 11. 4A.M. Wibowo, Internalisasi Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran PAI Pada

    SMA EKS RSBI di Pekalongan, Jurnal Analisa, Volume 21 Nomor 02 Desember 2014, 293.

  • 2

    Mengacu pada 18 nilai karakter, penanaman pada siswa dapat

    menjadi manusia berkarakter serta berilmu pengetahuan yang siap

    dikembangkan.5 Untuk mewujudkan cita-cita tersebut maka pendidikan

    karakter hadir dalam proses menanamkan beberapa nilai karakter tersebut

    yang dideskripsikan sebagai kurikulum khusus berkualitas dan

    berkarakter.6 Setelah itu, nilai ini akan disatukan dengan perilaku

    individu,7 dibangun secara konsisten dan menyeluruh, serta melalui

    pendekatan komprehensif dengan mengintegrasikan terhadap semua

    aspek.8

    Perlu menjadi perhatian pendidikan agama yang ditempatkan dan

    dijadikan pilar utama dalam masyarakat di Indonesia,9 sehingga sekolah

    berperan penting dalam mengintegrasikan beberapa nilai karakter dan

    pendidikan agama termasuk pendidikan agama Islam.

    Tugas guru juga untuk memastikan karakter tersebut tidak rusak oleh

    tingkah laku siswa yang akan menghambat proses memperoleh ilmu

    pengetahuan. Sebagai fasilitator dalam pendidikan dan karakter,10

    guru

    5 Marzuki, Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah,Jurnal

    Pendidikan Karakter, Nomor 1 Februari 2012, Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. 6 Gina M. Almerico, Building Character Through Literacy With Children’s Literature,

    Research In Higher Education Journal, Volume 26 October 2014, The University Of Tempa, 1. 7 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung:

    Rosdakarya, 2011, Cet ke-1, 8. 8 Duna Izfanna dkk, A Comprehensive Approach In Developing Akhlaq, Multicultural

    Education and Technology Journal Volume 6 Nomor 2 2012, 84. 9 Mohd Roslan, Revisiting Islamic Education: the Case Of Indonesia, Journal Of

    Multicultural Education, Volume 8 Nomor 4 Oktober 2014. 2. 10

    Daryanto, Pembelajaran Abad 21, Yogyakarta: Gava Media, 2017, 10.

  • 3

    PAI akan menciptakan pembelajaran menyenangkan,11

    bukan hanya

    mementingkan pengetahuan atau sekedar transfer ilmu saja. Namun juga,

    agar materi fokus terhadap mendidik akhlak dan jiwa, kesopanan, ikhlas,

    dan jujur,12

    melalui dasar pembinaan sikap dan jiwa agama pada siswa.13

    Ketercapaian nilai-nilai karakter dibuktikan melalui siswa yang

    berkarakter, dapat ditunjukkan melalui siswa yang berperan aktif dan

    mampu memahami materi,14

    serta sikap siswa yang mampu menciptakan

    interaksi positif seperti rasa menghormati, kerjasama, dan kolaborasi,15

    dalam pembelajaran PAI. Menyikapi penanaman karakter sesuai uraian

    diatas, maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya

    ialah penggunaan metode pembelajaran.

    Melalui proses pembelajaran oleh guru-guru PAI SD terdapat

    beberapa kendala yaitu guru yang kesulitan dalam menanamkan nilai

    karakter, sehingga siswa mereka menjadi cenderung pasif, siswa yang sulit

    memahami materi, dan kurang minat dalam mengikuti proses

    pembelajaran. Guru PAI menyadari bahwa kendala tersebut dikarenakan

    guru yang masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah.

    Melihat permasalahan tersebut perlu suatu metode untuk meningkatkan

    11

    Purwadhi, Pembelajaran Inovatif dalam Pembentukan Karakter Siswa, Mimbar

    Pendidikan: Jurnal Pendidikan Indonesia untuk Kajian Pendidikan. Volume 4 Nomor 1 Maret

    2019. 12

    Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner,Jakarta: Raja

    Grafindo, 2010,59. 13

    Andree Triono Kurniawan, Perkembangan Jiwa Agama Pada Anak, Elementary. Volume

    1 Nomor 1 Januari 2015. 14

    Ni Putu Ayuk P.D. Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan

    Berpikir Kritis Siswa. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4 Nomor 1

    2016. 15

    Nur Hanani Hussin. Embedding Values in Teaching Islamic Education Among Excellent

    Teachers. Journal of Muticultural Education.Volume 13 Nomor 1 2017. 14.

  • 4

    aktivitas belajar siswa. Menghimpun berbagai gagasan, pendapat,

    informasi, pengetahuan, dan pengalaman,16

    untuk generate ideas or

    requirements and find solutions to specific problems,17

    ketika menanggapi

    berbagai masalah akan menumbuhkan berpikir kritis, komunikatif, kreatif,

    bahkan karakter lainnya.18

    Karakter yang terbina akan memiliki bekal

    dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. Berdasarkan uraian

    diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

    “Penggunaan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI dan

    Relevansinya terhadap Pendidikan Karakter (Studi Kasus Pada Guru PAI

    SD Kecamatan Sumowono)”.

    B. Identifikasi Masalah

    Dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

    1. Kurang tepatnya metode yang diterapkan, menjadikan siswa pasif dan

    kurang minat dalam pembelajaran maka perlu dilakukan penelitian

    untuk mencari metode pembelajaran yang efektif.

    2. Pembelajaran PAI bagi siswa menjadi faktor penting dalam penerapan

    pendidikan karakter sehingga perlu dilakukan penelitian untuk

    mengetahui relevansinya terhadap pendidikan karakter.

    16

    Muhammad Afandi dkk., Model & Metode Pembelajaran di Sekolah, Semarang: Unissula

    Press, 2013, 104. 17

    Chauncey Wilson, Brainstorming and Beyond, USA: Morgan Kaufmann, 2013, 5. 18

    Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and

    Practice Volume 6 No 3 2016, 144.

  • 5

    3. Metode brainstorming dimungkinkan menanamkan nilai karakter dalam

    pembelajaran PAI di kelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian

    dengan metode brainstorming.

    C. Batasan Masalah

    Untuk menghindari meluasnya pembahasan maka batasan masalah

    difokuskan untuk mengetahui relevansi metode brainstorming terhadap

    pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI (Studi Kasus pada Guru PAI

    SD di Kecamatan Sumowono).

    D. Rumusan Masalah

    Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana rencana pembelajaran PAI dengan metode brainstorming ?

    2. Bagaimana prosedur pelaksanaan metode brainstorming dalam

    pembelajaran PAI?

    3. Bagaimana relevansi pendidikan karakter pada siswa melalui metode

    brainstorming dalam pembelajaran PAI ?

    E. Signifikansi dan Tujuan Penelitian

    1. Tujuan

    a. Mendeskripsikan rencana pembelajaran dengan metode

    brainstorming dalam pembelajaran PAI.

    b. Mendeskripsikan prosedur pelaksanaan metode brainstorming

    dalam pembelajaran PAI pada siswa.

  • 6

    c. Mendiskripsikan relevansi metode brainstorming dalam

    pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter.

    2. Manfaat

    a. Teoretis

    Temuan ini dapat menambah kontribusi positif dan khazanah

    pustaka berkaitan PAI khususnya dengan metode pembelajaran.

    b. Praktis

    Temuan hasil penelitian ini, diimplementasikan sehingga

    pembentukan karakter dalam diri siswa terpenuhi serta sebagai

    wawasan bagi praktisi tentang metode brainstorming.

    F. Kajian Pustaka

    1. Penelitian Terdahulu

    Jurnal The Effect of Using Brainstorming19

    , menjelaskan

    penggunaan metode berdampak bagi proses berpikir kreatif dan kritis.

    Bertemakan hal serupa, jurnal berikut ini menguji metode tersebut

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ditemukan hasil, kelas

    dengan metode brainstorming memiliki presentase lebih besar

    dibandingkan kelas kontrol saintifik.20

    Sehingga, diketahui bahwa

    metode brainstorming memiliki pengaruh terhadap kemampuan

    berpikir siswa.

    19

    Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and

    Practice Volume 6 No 3 2016, 144. 20

    Putri Ninda Lailatul Faida, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Active Learning

    Metode Brainstorming terhadap High Order Thinking Skills (HOTS) pada Pembelajaran Sejarah

    Kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, AVATARA: E-Journal Pendidikan Sejarah

    Volume 7 Nomor 2 Tahun 2019, 1.

  • 7

    Kemudian berkaitan dengan pengaruh metode brainstorming

    dalam mata pelajaran PAI,21

    diketahui kelas yang menerapkan metode

    ini mengalami peningkatan presentase aktivitas belajar signifikan

    dibandingkan yang menggunakan metode ceramah konvensional.

    Penjelasan lainnya metode ini menjadi solusi dalam menghadapi siswa

    kurang aktif dalam menjawab pertanyaan. Dilakukan empat siklus,

    metode brainstorming dapat menumbuhkan semangat siswa melalui

    semakin aktif ketika pembelajaran berlangsung.22

    Jurnal berjudul Embedding Values in Teaching Islamic Education

    Among Excellent Teacher23

    , guru harus menyadari perbedaan siswa

    untuk menentukan tingkat interaksi antar guru dan siswa yang akan

    menghasilkan nilai positif seperti rasa menghormati, kerjasama, dan

    kolaborasi. Sementara pendidikan karakter melalui pendidikan agama

    Islam24

    diajarkan akhlak, pembentukan kepribadian, tercermin melalui

    tingkah laku dan pola pikir kehidupan sehari-hari.

    2. Kajian Teori

    a. Pendidikan Karakter

    21

    Elin B. Somantri, Pengaruh Metode Brainstorming terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada

    Mata Pelajaran PAI Materi Perilaku Terpuji, Jurnal Tarbawi Khatulistiwa, Volume 2 Nomor 2

    2016, 29. 22

    Diyah Nur F.A., Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming) untuk Meningkatkan

    Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa, Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 5 Nomor 2

    2016. 23

    Nur Hanani Hussin. Embedding Values in Teaching Islamic Education Among Excellent

    Teachers. Journal of Muticultural Education. Volume 13 Nomor 1 2017. 2. 24

    Nur Ainiyah, Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-Ulum

    Volume 13 Nomor 1 Juni 2013, 25.

  • 8

    Nilai menunjukkan kualitas obyek sehingga dapat dirasakan

    oleh dirinya maupun orang lain.25

    Makna terpisah, karakter berarti

    ciri, karakteristik, sifat khas yang bersumber dari lingkungan.26

    Karakter dapat terlihat melalui olah pikir, hati, raga, serta rasa dan

    karsa.27

    Penanaman karakter dalam bidang pendidikan dapat

    ditemui dalam proses pembelajaran28

    yang menyenangkan dan

    interaktif. Nilai karakter yang akan muncul dalam penerapan

    metode brainstorming yaitu:

    1) Rasa Ingin Tahu

    Menunjukkan cara berpikir terhadap hal baru serta ingin

    mempelajarinya lebih dalam.29

    2) Kreatif

    Diartikan sebagai proses berpikir dengan adanya keinginan

    untuk menyelesaikan masalah melalui ide-ide baru.30

    3) Komunikatif

    Karakter ini berpengaruh dalam bentuk penyampaian pendapat

    seperti lisan dan tulisan.31

    25

    Heri Cahyono, Pendidikan Karakter: Strategi Pendidikan Nilai dalam Membentuk

    Karakter Religius, Jurnal Ri’ayah Volume 01 Nomor 02 Juli-Desember 2016, 232. 26

    Doni Koesoema A., Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.

    Jakarta: Gramedia, 2007, cet. ke-2, 80. 27

    Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Semarang: Asy-Syifa, 44. 28

    Afifah. Strategi Guru PAI dalam Menanamkan Nilai Karakter pada Siswa, Tarbiyatuna

    Volume 3 Nomor 2 2019, 192. 29

    Achmad Ryan, Penguatan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Peduli Sosial, Jurnal Teori

    Praksis IPS Volume 2 Nomor 2 Oktober 2017, 30. 30

    Ahmad Syaikhudin, Pengembangan Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran, Jurnal

    Lisan Al Hal Volume 7 Nomor 2 2013, 314.

  • 9

    b. Metode Brainstorming

    Metode ini mengupayakan siswa untuk menampung berbagai

    ide sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan

    permasalahan,32

    mendatangkan pemikiran orisinil, kreatif,

    memunculkan ide lain,33

    dan kemampuan berpikir kritis.34

    Selain

    itu, metode brainstorming membantu guru dalam upaya

    menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan komunikasi,

    mengemukakan gagasan, dan mengambil keputusan pada diri

    siswa.35

    c. Pembelajaran PAI

    Hakikat pembelajaran PAI ialah membentuk kepribadian dari

    perilaku dan pola pikir dalam kehidupan sesuai wujud aplikasi

    pengetahuan.36

    Serta sekaligus membentuk karakter siswa yang

    berakhlak mulia37

    yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Agar

    pembelajaran PAI dapat berlangsung efektif, maka diperlukan

    adanya perencanaan pembelajara yang dituangkan dalam Rencana

    31

    Ni Wyn. Nik Lisa, Hubungan Antara Sikap Komunikatif sebagai Bagian dari

    Pengembangan Karakter Kompetensi Inti Pengetahuan Siswa Sekolah. Jurnal Mimbar Ilmu,

    Volume 23 Nomor 2 2018, 159. 32

    Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cet.

    Ke-3, 2014, 191. 33

    Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and

    Practice, Volume 6 No 3 2016, 137. 34

    Nurhasanah. Keefektifan Model Discovery Learning dengan Metode Brainstorming

    terhadap Kemampuan Berpikir Peserta Didik, Jurnal Pendidika Volume 4 Nomor 5 Mei 2019,

    594. 35

    Abdullahi Naser M.A. The Effect Of Using Brainstorming, Journal Of Education and

    Practice Volume 6 No 3 2016, 139. 36

    Nur Ainiyah, Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-Ulum,

    Volume 13 Nomor 1 Juni 2013, 34. 37

    Zalik Nuryana, Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0, Depok: Komojoyo Press,

    2019, 67.

  • 10

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau silabus.38

    Prosedur ini

    penting untuk dilakukan sebelum menerapkan pembelajaran di

    kelas.39

    G. Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif terkait analisis proses

    penyimpulan, dinamika hubungan antar fenomena, dan menggunakan

    logika ilmiah.40

    Melalui hasil analisis yang ditampilkan melalui data

    deskriptif,41

    bertujuan untuk mengungkap keadaan, situasi, atau kasus

    tertentu secara lebih mendalam dan intensif.42

    Penelitian dibatasi oleh

    waktu, tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, atau

    aktivitas.43

    Dengan mengumpulkan berbagai sumber informasi, oleh

    karena itu metode dalam penelitian ini studi kasus.44

    1. Subjek Penelitian

    a. Populasi

    Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini ialah

    guru PAI SD di Kecamatan Sumowono yang berjumlah 26 guru

    PAI dari 22 Sekolah Dasar.

    38

    Isna Wardatul Bararah. Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran PAI

    di Sekolah, Jurnal Mudarrisuna, Volume 07 Nomor 01 Tahun Januari-Juni 2017, 135. 39

    Oemar Hamalik, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik

    dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2010, 140. 40

    Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka, 1999, 8. 41

    Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, 5. 42

    Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Pustaka Setia, 2011, 89. 43

    Danu Eko A., Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Calpulis, 2015, 26. 44

    John H. Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mix Methods

    Approaches, California: Sage Publications Inc., 2009, 51.

  • 11

    b. Sampel

    Penentuan subyek penelitian atau informan dengan cara

    purposive sampling yaitu pemilihan sampel disesuaikan dengan

    tujuan tertentu.45

    Berkaitan dengan masalah yang diteliti, subyek

    ditentukan berdasarkan guru PAI yang dianggap paling tahu karena

    pernah menerapkan metode brainstorming sehingga memudahkan

    peneliti dalam melaksanakan penelitian. Sehingga didapat 7 subyek

    guru PAI yaitu SDN Ngadikerso 02, SDN Lanjan 02, SDN

    Kebonagung 03, SDN Kemawi, SDN Candigaron 03, SDN Jubelan

    01, dan SDN Losari.

    2. Sumber Data

    a. Sumber Data Primer

    Dalam penelitian ini, data diperoleh secara langsung melalui

    observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan informan terkait

    yaitu guru PAI SD.

    b. Sumber Data Sekunder

    Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    perangkat pembelajaran dari masing-masing guru PAI SD.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Validasi data merupakan faktor penting dari hasil pengumpulan

    data penelitian, salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data adalah

    dengan menggunakan triangulasi data. Tujuannya agar menghindari

    45

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2017,

    85.

  • 12

    bias maupun kekurangan yang berasal dari sumber data, peneliti, teori,

    dan metode yang tunggal.46

    Diantaranya yaitu:

    a. Wawancara diawali dengan menyusun instrumen wawancara agar

    pertanyaan yang diajukan terarah, maka pedoman wawancara ini

    termasuk wawancara tidak terstruktur.

    b. Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran PAI

    yang dilakukan oleh guru PAI di kelas, menggunakan observasi

    lapangan secara langsung (direct observation). Selain itu, observasi

    juga dilengkapi dengan instrumen pengamatan.

    c. Dokumentasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan fokus

    penelitian secara tidak langsung.

    4. Teknik Analisis Data

    Menyusun fakta hasil temuan penelitian terlebih dahulu, lalu

    membuat tabel serta pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis,

    dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip.47

    Langkah-

    langkah yang dilakukan antara lain:

    a. Reduksi data

    Mengadakan reduksi data yang telah terkumpul ditulis dalam

    bentuk laporan, difokuskan dan dibuat susunan sistematis.

    b. Display data (Penyajian Data)

    46

    Danu Eko A., Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Calpulis, 2015, 45. 47

    Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2008, 115.

  • 13

    Menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif dan tabel untuk

    apa yang terjadi dapat dimudahkan dan dipahami, serta dapat

    melanjutkan rencana berikutnya.

    c. Verification (Penarikan Kesimpulan)

    Kesimpulan yang dilakukan berupa mengumpulkan data khusus

    kemudian diambil kesimpulan bersifat khusus.48

    H. Sistematika Penulisan

    Bab I berisi pendahuluan, diantaranya berkaitan latar belakang,

    rumusan masalah, tujuan, manfaat, kajian teori, penelitian terdahulu,

    metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II, strategi

    pembelajaran guru PAI menggunakan metode brainstorming. Bab III,

    prosedur pembelajaran PAI dengan metode brainstorming. Bab IV,

    relevansi metode brainstorming terhadap pendidikan karakter dalam

    pembelajaran PAI. Bab V, penutup, akhir pembahasan bab-bab

    sebelumnya dan saran untuk memberikan masukan.

    48

    Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: alfabeta,

    2008, 247.

  • 14

    BAB II

    PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI

    DENGAN METODE BRAINSTORMING

    Berkaitan dengan penggunaan metode brainstorming dalam proses

    pembelajaran maka perencanaan pembelajaran diperlukan guna mengatur

    ketepatannya di kelas. Pembahasan seputar perencanaan pasti akan berkaitan

    dengan peran guru PAI dikarenakan guru dinilai paling bertanggung jawab atas

    semua aktifitas suatu pembelajaran di kelas.

    A. Perencanaan Pembelajaran PAI

    Guru PAI Sekolah Dasar di Kecamatan Sumowono berupaya untuk

    meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di kelas secara optimal. Guru

    PAI menunjukkan upaya yang cukup selektif perihal pemilihan metode

    pembelajaran PAI yang sesuai di kelas. Dalam menentukan metode

    pembelajaran yang efektif, guru PAI memfokuskan perhatian dengan

    menyesuaikan kondisi, kemampuan, karakteristik siswa dan terhadap

    materi yang akan dipelajari.

  • 15

    Terkait pentingnya perencanaan pembelajaran PAI dengan metode

    brainstorming yang dilakukan oleh guru PAI, diketahui bahwa beberapa

    guru PAI menyiapkan RPP sebelum masuk kelas.

    EW menyebutkan bahwa, “guru PAI perlu membuat dan

    menyiapkan perencanaan pembelajaran agar hasil pembelajaran

    optimal.” 49

    EW menyiapkan RPP yang menggunakan metode brainstorming

    sebelum memulai pembelajaran PAI di kelas.50

    Sebagaimana yang disampaikan RS terkait metode brainstorming,

    dirinya juga menyiapkan pertanyaan yang harus dilakukan oleh guru PAI.

    “Menyiapkan RPP sekaligus menyiapkan pertanyaan juga

    harus dilakukan oleh guru PAI ketika pembelajaran metode

    brainstorming dilaksanakan.” 51

    Pertanyaan-pertanyaan yang dipersiapkan dan akan disampaikan

    kepada siswa disesuaikan dengan gejala atau kejadian yang mereka alami

    dan sering terjadi di lingkungan sekitarnya.52

    Pendapat yang serupa disampaikan oleh MLH terkait pertanyaan.

    “Menyiapkan pertanyaan merupakan suatu hal yang penting

    untuk dipersiapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan.

    Pertanyaan tersebut diberikan agar ketika siswa diminta

    49

    Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 07.00 WIB. 50

    Observasi dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 20 Januari 2020, pukul 09.00 WIB. 51

    Wawancara dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB 52

    Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,

    pukul 09.00 WIB

  • 16

    menyampaikan pendapat, mereka akan mudah mendapatkan ide

    yang berkaitan.”53

    Bentuk pertanyaan yang disusun oleh guru menggunakan bahasa

    yang sederhana.54

    Peneliti menemukan, bahwa pertanyaan yang diberikan

    juga disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa dalam satu kelas.

    Dengan demikian, siswa akan menyampaikan gagasan secara cepat karena

    mudah mengerti pertanyaan yang diberikan.

    Selain memperhatikan penggunaan bahasa dan kemampuan

    siswanya, guru harus mempersiapkan pertanyaan yang disusun dengan

    merelevankan metode brainstorming dan materi pembelajaran saat itu.

    Sebagaimana yang disampaikan NRS bahwa, “penyusunan

    pertanyaan dalam pembelajaran dengan metode yang sesuai dengan

    materi.” 55

    Kesesuaian antara materi dengan metode pembelajaran

    brainstorming mempermudah jalannya proses penyampaian di kelas serta

    tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    Pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan tersebut, berikutnya

    akan disampaikan kepada para siswa.

    53

    Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul

    10.00 WIB 54

    Observasi dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    11.00 WIB 55

    Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB.

  • 17

    NSM dalam wawancara menyampaikan bahwa, “pertanyaan

    yang akan saya berikan adalah dalam bentuk tanya jawab karena

    siswa di kelas ini lebih tertarik.” 56

    Ketika tanya jawab berlangsung, diketahui siswa menjadi lebih

    tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran karena mereka dibebaskan

    untuk memberikan pendapat.57

    Upaya tersebut menggambarkan bahwa

    pertanyaan dapat diterima oleh siswa dengan baik jika sesuai berdasarkan

    minat dan ketertarikan yang siswa miliki.

    Perencanaan dalam pembelajaran PAI tersebut membutuhkan peran

    dari guru PAI untuk mengajak siswanya aktif bersuara melalui dorongan

    atau motivasi. Siswa akan diajak untuk memberikan jawaban tanpa takut

    salah atau disalahkan. Pemberian motivasi juga sangat besar pengaruhnya

    dalam penentu keberhasilan proses pembelajaran, sehingga guru PAI harus

    menyiapkan kata-kata yang memotivasi agar siswa merasa tertarik

    menyampaikan gagasannya.

    Selain RPP dan pertanyaan, guru PAI harus memperhatikan situasi

    kelas dan keadaan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

    Seperti yang disampaikan SPN bahwa, “pengelolaan kelas

    yang baik juga turut menjadi bagian dalam perencanaan

    pembelajaran.” 58

    56

    Wawancara dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Sabtu tanggal 18 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB. 57

    Observasi dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Sabtu tanggal 18 Januari 2020,

    pukul 08.00 WIB. 58

    Wawancara dengan SPN Guru PAI SDN Candigaron 03 Jumat tanggal 24 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB.

  • 18

    Mengelompokkan siswa,59

    membuat formasi tempat duduk yang

    bervariatif, dan memahami karakteristik siswa.60

    Berdasarkan beberapa

    upaya tersebut, guru PAI melakukan pengelolaan kelas agar mendukung

    penyampaian gagasan siswanya.

    Metode brainstorming sejatinya menekan guru PAI untuk tidak

    boleh memberikan kritik, penilaian, atau tanggapan balik terhadap

    pendapat yang siswa sampaikan. Berlaku pula terhadap siswa atau kelas

    yang lain. Guru harus memastikan bahwa pendapat siswa akan diterima,

    dipahami dan siswa saling menghargai berbagai bentuk pendapat siswa

    lain.

    Dengan menyusun beberapa persiapan secara tidak langsung akan

    mempermudah proses pembelajaran nanti di kelas. Terlebih lagi, agar

    metode brainstorming berjalan optimal maka dibutuhkan persiapan yang

    matang sebelum diterapkan. Seperti halnya menyiapkan masalah berupa

    pertanyaan yang akan disampaikan kepada siswa, perlu diperhatikan

    beberapa hal seperti pertanyaan sederhana dan pertanyaan yang mudah

    dimengerti.

    Berdasarkan analisis dan pemaparan di atas diketahui bahwa

    sebelum metode brainstroming diterapkan dalam pembelajaran PAI di

    kelas. Guru PAI menyiapkan beberapa hal seperti menyusun RPP yang

    materinya relevan dengan metode brainstorming, menyiapkan beberapa

    59

    Observasi dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    07.00 WIB 60

    Observasi dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020, pukul

    08.00 WIB.

  • 19

    masalah dalam bentuk pertanyaan yang diambil dari pengalaman sehari-

    hari siswa, dan mengelola kelas.

    B. Pemanfaatan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI

    Seorang guru PAI sebelum memutuskan untuk memanfaatkan suatu

    metode pembelajaran, agar lebih efektif terdapat beberapa hal yang harus

    diperhatikan yaitu, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, materi

    pelajaran yang akan disampaikan, kondisi kelas, ketersediaan fasilitas,

    kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran tersebut.

    MJL menyatakan bahwa metode brainstorming adalah metode

    yang tepat apabila diterapkan dengan tepat dan maksimal. Metode

    ini melontarkan gagasan siswa secara bebas.61

    Di kelas, MJL menerapkan metode ini untuk membantu siswa agar

    menyampaikan pendapatnya terkait manfaat tadarus al Quran pada siswa

    kelas V.62

    Dari seluruh narasumber yang peneliti observasi, beberapa

    diantaranya sering menggunakan metode ini pada segala materi

    pembelajaran PAI maupun jenjang kelas.

    Menurut RS dalam wawancara menyatakan bahwa, “setiap

    kelas bisa diterapkan metode brainstorming.”63

    Diperkuat dengan pendapat MLH, “metode ini cocok

    dipergunakan pada seluruh materi PAI.” 64

    61

    Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    07.00 WIB 62

    Observasi dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    08.00 WIB 63

    Wawancara Guru PAI RS SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020, pukul

    07.00 WIB.

  • 20

    Diketahui pula bahwa, informan RS dan MLH sudah sering

    menerapkan metode ini di kelas mereka masing-masing.65

    Walau

    diterapkan pada kelas I hingga kelas VI, mereka dapat memahami keadaan

    siswa dari masing-masing jenjang kelas. Sehingga tidak ditemukan

    kesulitan yang berarti dalam memanfaatkan metode ini.

    Berbeda dengan informan sebelumnya, NSM, MJL, dan NRS dalam

    memanfaatkan metode brainstorming diketahui bahwa mereka hanya

    menerapkannya pada kelas yang memiliki tingkat kemampuan untuk

    berpikir kritis tinggi, yaitu di kelas V dan kelas VI di sekolah masing-

    masing.

    Sementara itu, NRS berpendapat demikian, “metode

    brainstorming lebih optimal jika diterapkan pada siswa kelas V dan

    VI karena dapat membentuk siswa yang berpikir cepat dan

    kreatif.”66

    Diperkuat dengan pengamatan, terlihat bahwasanya siswa pada

    jenjang kelas V dan kelas VI lebih aktif saat mengungkapkan gagasannya

    ketika guru menyampaikan masalah secara langsung.67

    Sedangkan, observasi yang dilakukan terhadap informan EW dan

    SPN ditemukan bahwa metode brainstorming lebih diterima pada jenjang

    64

    Wawancara Guru PAI MLH SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul 10.00

    WIB. 65

    Observasi Guru PAI RS dan MLH di Kecamatan Sumowono tanggal 13-20 Januari 2020. 66

    Observasi Guru PAI NSM, MJL dan NRS di Kecamatan Sumowono tanggal 14-24

    Januari 2020. 67

    Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB.

  • 21

    kelas III dan kelas IV.68

    Melalui observasi ini juga diketahui adanya upaya

    dari guru PAI untuk mengkomunikasikan pertanyaan kepada siswa. Upaya

    tersebut diperlihatkan dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaan ditulis pada

    kertas kecil (sticky note), tabel pendapat, amplop ide, dan lain sebagainya

    itu merupakan hal menjadi kelebihannya.

    Pemanfaatan metode brainstroming menunjukkan dapat menunjang

    aktivitas pembelajaran PAI di kelas apabila dimanfaatkan secara maksimal

    dan optimal. Berkaitan dengan pemilihan kelas dalam pemanfaatan metode

    ini, ada temuan yang menunjukkan bahwa dari masing-masing guru PAI

    memiliki argument masing-masing terkait pemanfaatan brainstorming

    sebagai metode pembelajaran di kelas. Termasuk dalam hal ini, faktor

    kemampuan guru PAI dalam mengolah dan memanfaatkan secara

    mendalam metode ini, seperti halnya tahap memberikan motivasi dan

    dorongan kepada para siswa agar tertarik untuk mencurahkan gagasannya.

    Faktor lain yang tidak dapat dikesampingkan ialah faktor siswa yaitu

    tingkat kemampuan siswa, tingkat pemahaman siswa, hingga tingkat

    pengalaman siswa. Yang terakhir adalah keadaan dari sekolah masing-

    masing.

    68

    Observasi Guru PAI EW dan SPN di Kecamatan Sumowono tanggal 13-24 Januari 2020.

  • 22

    BAB III

    PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI

    DENGAN METODE BRAINSTORMING

    Kegiatan pembelajaran PAI di kelas merupakan suatu proses interaksi antara dua

    indvidu, yaitu guru PAI dan siswa. Dalam hal ini, metode harus mendukung arah

    kegiatan interaksi tersebut guna mencapai tujuan. Dipilihnya sebuah metode

    pembelajaran tentunya bertujuan untuk menampilkan cara yang paling baik bagi

    pelaksanaan pembelajaran terutama pembelajaran PAI. Metode brainstorming

    yang telah diterapkan dalam pembelajaran di kelas terdiri dari beberapa langkah

    yang harus dilalui. Peneliti menemukan langkah-langkah pembelajaran PAI

    dengan menggunakan metode brainstorming.

    A. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI

    Penerapan metode brainstorming yang dilakukan para guru PAI terdiri

    dari beberapa langkah, sebagai berikut:

    Langkah awal yang RS lakukan adalah membagi siswa menjadi

    beberapa kelompok. Kedua, RS menyampaikan materi pembelajaran melalui

    penjelasan dan memanfaatkan media buku pelajaran.69

    69

    Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,

    pukul 08.00 WIB

  • 23

    “Ketiga, saya mulai melontarkan masalah kepada siswa berupa

    pertanyaan. Tahap keempat, siswa akan mengemukakan pendapatnya.

    Saya memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan

    pendapatnya. Pendapat disampaikan secara langsung dan siswa

    dibebaskan untuk menyampaikan secara tertulis maupun langsung.

    Pada tahap kelima, saya mengajak siswa untuk memilah dan

    menentukan hasil akhir dari pendapat terkumpul.70

    Penerapan tersebut dilakukan dengan cara membagi tugas siswa yang

    dalam satu kelompok, siswa akan mengemukakan pendapatnya sebagai

    perwakilan. Kemudian RS mengumpulkan pendapat dan menuliskannya di

    papan tulis. RS bersama siswa memilah pendapat-pendapat tersebut menjadi

    beberapa kategori. Ketika masuk ke tahap akhir, RS dengan mengajak siswa

    untuk menyimpulkan hasil pendapat yang telah terkumpul menjadi sebuah

    kalimat kesimpulan.71

    Dari pelaksanaan yang telah di terapkan oleh RS,

    diketahui bahwa hubungan antara guru dan siswa terjalin sangat baik.

    Pemberian pilihan bagi siswa untuk menyampaikan pendapatnya secara lisan

    atau tulisan, memudahkan siswa dalam menyampaikan pendapatnya.

    Untuk memancing semangat berpendapat siswa, guru PAI terlihat

    memberikan motivasi terhadap siswa-siswanya. Motivasi diberikan kepada

    siswa yang kesulitan dalam menyampaikan pendapat.

    Berikutnya, proses pelaksanaan metode ini dari NRS di bawah

    menunjukkan bahwa pembagian kelompok sebagai solusi untuk membantu

    siswa pasif untuk berpendapat.

    “Langkah pertama adalah membagi siswa untuk menyesuaikan

    metode brainstorming dengan kelas mayoritas siswanya pasif, yaitu

    70

    Wawancara dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB 71

    Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 20 Januari 2020,

    pukul 08.00 WIB

  • 24

    satu kelompok akan diisi dengan siswa aktif dan siswa kurang aktif.

    Siswa yang terbiasa aktif dapat membantu siswa yang kurang aktif

    dengan memberikan stimulus sehingga masalah dapat teratasi. Setelah

    itu, memberikan masalah dalam bentuk pertanyaan agar didiskusikan

    oleh siswa secara berkelompok. Skema ini membantu siswa agar aktif

    karena mendapat ide-ide baru dari hasil diskusi bersama siswa satu

    kelompoknya. Apabila telah selesai menyampaikan pendapat, tahap

    berikutnya ialah menyampaikan pendapat secara berkelompok juga.

    Sebagai langkah akhir, menyimpulkan pendapat-pendapat yang telah

    ada untuk disusun menjadi kesimpulan akhir.72

    Langkah yang diterapkan oleh NRS ketika di kelas dengan membagi

    siswa menjadi kelompok.”73

    Diketahui bahwa metode brainstorming yang

    diterapkan menciptakan komunikasi yang sangat intens antar masing-masing

    siswa.

    Pembentukan kelompok belajar juga dilakukan oleh MLH, sebagai

    berikut:

    “Memilih kelompok terlebih dahulu, saya bagi menjadi empat

    kelompok dan setiap kelompok akan ada ketua. Nantinya ketua akan

    mewakili anggota untuk menyampaikan pendapat. Kemudian

    memberikan masalah berupa pertanyaan sederhana. Siswa akan saya

    dorong untuk berkeinginan memberikan gagasannya. Agar siswa lebih

    leluasa, guru menyediakan media berupa kertas folio untuk dituliskan

    dengan daftar gagasan mereka. Saya tidak membatasi jumlah pendapat

    yang harus terkumpul. Setelah itu, jika telah menyelesaikan

    pengumpulan gagasannya baru setelah itu memulai mengevaluasi dari

    keseluruhan pendapat yang telah tercurahkan.”74

    Pelaksanaan langkah tersebut menunjukkan bahwa setiap kelompok

    diberikan media berupa kertas folio yang membantu selain sebagai media

    72

    Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB. 73

    Observasi dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Kamis tanggal 16 Januari 2020, pukul

    09.00 WIB. 74

    Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul

    10.00 WIB

  • 25

    untuk menempatkan pendapat mereka namun juga mempermudah mengingat

    pendapat-pendapat yang jumlahnya banyak. Dalam satu kelompok tersebut

    masing-masing siswanya dapat menyumbangkan gagasan secara aktif dan

    lebih banyak ide yang mereka dapatkan.75

    “Membentuk kelompok secara acak terdiri siswa aktif dan kurang

    aktif. Lalu diteruskan masing-masing kelompok diberikan masalah

    berupa pertanyaan singkat. Setiap siswa diminta untuk menyampaikan

    pendapatnya, setelah semua kelompok selesai. Pendapat tersebut akan

    ditampung tanpa terkecuali. Pendapat terbaik akan dipilih untuk

    disusun menjadi pendapat utama.76

    Metode brainstorming yang diterapkan seperti ini dapat membentuk

    siswa secara berkelompok agar mereka dapat bertukar ide-ide satu sama lain

    terkait masalah yang diberikan. Dari kegiatan tersebut barulah masing-masing

    siswa mendapatkan ide atau gagasan yang terbaik.77

    Metode brainstorming dijalankan dengan langkah awal yaitu

    memberikan informasi terkait materi. Guru selanjutnya memberikan

    dorongan kepada para siswa agar mau berpendapat. Langkah kedua, siswa

    akan mengidentifikasi informasi yang telah saya berikan.

    Menurut pernyataan MJL, “saya akan memberikan kebebasan

    kepada mereka tanpa memberikan batasan apapun. Siswa dimintai

    untuk mengklarifikasi pendapatnya secara bergantian. Siswa bebas

    menentukan untuk menyampaikan pendapat dengan lisan atau tulisan.

    Setiap pendapat yang muncul akan saya kelompokkan menjadi

    beberapa bagian, sehingga akan muncul mana pendapat yang sesuai

    75

    Observasi dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul

    11.00 WIB 76

    Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 07.00 WIB. 77

    Observasi dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 09.00 WIB.

  • 26

    dan mana pendapat yang tidak sesuai. Setelah pendapat yang sesuai

    telah terkumpul berikutnya adalah tahap siswa diajak untuk

    mengverifikasi hasil pendapat mereka untuk menjadi sebuah pendapat

    utama yang mereka pahami.”78

    Kontribusi MJL sangat berpengaruh pada keaktifan siswa-siswanya

    ketika memberikan gagasan. Kontribusi ditunjukkan dengan MJL yang

    memberikan umpan untuk menyuarakan gagasannya. Terlihat para siswa

    terbantu dengan adanya kebebasan memilih cara penyampaian pendapat.79

    Langkah-langkah tersebut terbukti sangat efektif diterapkan dalam

    pembelajaran PAI karena para siswa dapat berpartisipasi lebih aktif, semakin

    komunikatif, menjadi termotivasi untuk semangat belajar, dan terpacu untuk

    meningkatkan kemampuan dan pengetahuan diri mereka ketika di dalam

    kelas. Langkah-langkah yang ditempuh para guru, diketahui juga dapat

    menciptakan kelas menjadi tidak monoton dan kaku. Kelas menjadi interaktif

    dan menyenangkan. Terbukti dari guru yang dapat menggugah siswa-

    siswanya agar mau menuangkan semua ide, pendapat atau gagasan yang ingin

    mereka utarakan atau sampaikan tanpa takut salah.

    B. Analisis Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PAI dengan Metode

    Brainstorming

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada masing-masing

    guru PAI di Kecamatan Sumowono tentang prosedur pelaksanaan metode

    78

    Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    07.00 WIB 79

    Observasi dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    08.00 WIB

  • 27

    brainstorming di kelas. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dari

    prosedur pelaksanaan tersebut.

    1. Membentuk Kelompok

    Diketahui bahwa langkah awal sebelum memulai proses

    pembelajaran PAI dengan metode brainstorming, para guru PAI

    menjalankan metode ini dengan membagi siswa menjadi beberapa

    kelompok. Pada saat dibagi menjadi beberapa kelompok maka pendapat

    siswa, masing-masing akan digabungkan sehingga akan diperoleh satu

    pendapat yang mewakili pendapat lainnya. Pemilihan cara tersebut

    ditentukan oleh guru PAI berdasarkan tingkat kesulitan atau bobot

    materi, banyaknya materi, kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap

    materi pembelajaran PAI yang akan dipelajari.

    2. Penyampaian Masalah

    Apabila siswa telah selesai dikondisikan, maka langkah selanjutnya

    yaitu pada proses penyampaian masalah dari guru kepada siswa.

    Semua guru PAI diketahui menyampaikan masalah berupa

    pertanyaan sederhana secara langsung dan tertulis. Pertanyaan disusun

    dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga siswa dapat

    memberikan jawaban secara cepat, singkat, kreatif, dan tidak bertele-tele.

    Siswa secara aktif mencatat pertanyaan yang disampaikan.

    Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui guru juga menyiapkan

    media bantu untuk penyampaian pendapat siswa berupa kertas kecil atau

    sticky notes, dan media lainnya. Ini terbukti dari upaya yang dilakukan

  • 28

    guru, ternyata cukup efektif untuk membantu siswa yang pasif menjadi

    aktif, siswa pemalu menjadi percaya diri, dan siswa yang kesulitan

    berpendapat dalam menyampaikan ide secara langsung.

    3. Menanggapi Masalah

    Guru PAI berupaya membimbing siswanya agar berkeinginan

    untuk menyampaikan gagasan yang sudah mereka curahkan. Mereka

    mengkomunikasikan kepada siswa, bahwa seluruh pendapat akan

    diterima dan ditampung, serta guru tidak akan memberikan kritikan

    terhadap pendapat tersebut. Dengan demikian siswa menjadi lebih leluasa

    dan aktif berpendapat. Jumlah pendapat yang diberikan juga banyak

    karena metode ini terpusat pada kuantitas ide. Pendapat yang beragam

    dan kreatif menunjukkan aktifitas berpikir kreatif siswa yang meningkat,

    dan pola komunikasi yang tercipta dengan baik menjadikan siswa lebih

    percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.

    4. Mengelompokkan Pendapat

    Langkah selanjutnya yang diterapkan oleh guru PAI yaitu

    mengelompokkan pendapat maupun gagasan siswa menjadi beberapa

    kelompok berdasarkan kriteria. Ini bertujuan agar pendapat siswa yang

    telah diberikan terfokus kepada materi pembelajaran PAI dan agar siswa

    mudah dalam menyimpulkan pendapat akhir nantinya. Kriteria yang

    dimaksud yaitu kriteria yang dibuat oleh guru untuk menyaring pendapat

    siswa yang beragam dan masih terkesan umum. Sehingga dapat

    memudahkan guru dan siswa ketika menyimpulkan hasil akhir dari

  • 29

    metode ini. Apabila ada pendapat yang tidak masuk dalam kriteria atau

    kategori akan dicoret. Pada proses memisahkan berbagai curahan

    gagasan ini, jika pendapat mereka tidak masuk kriteria. Guru secara

    seksama akan menanamkan motivasi kepada siswa untuk tetap

    bersemangat mencari tahu, membangun komunikatif yang baik, pantang

    menyerah, dan terus berusaha menciptakan pendapat yang kreatif.

    5. Menguji Relevansi Pendapat

    Bersama siswa, guru menguji relevansi terhadap pendapat siswa

    yang sesuai kriteria terhadap materi pembelajaran. Diketahui pada tahap

    ini seluruh siswa ikut berperan serta dalam mengelompokkan pendapat

    yang sesuai dan yang tidak sesuai. Pendapat yang sesuai akan lolos dan

    pendapat yang tidak sesuai akan dicoret. Peneliti menemukan ketika

    proses menguji relevansi ini berlangsung, guru tetap memberikan

    motivasi kepada siswanya apabila pendapat yang mereka miliki tidak

    lolos uji relevansi. Guru akan memberikan keleluasan kepada siswa

    untuk memanfaatkan buku-buku yang menunjang proses pembelajaran

    sebagai sumber informasi. Sehingga siswa secara bertahap mulai

    memahami materi pembelajaran.

    6. Menyimpulkan Hasil Akhir

    Terakhir, guru PAI beserta siswa akan menyimpulkan hasil akhir

    dari berbagai pendapat yang telah terkumpul. Guru dan siswa bersama-

    sama menyimpulkan seluruh gagasan siswa yang telah diseleksi hingga

    akhir menjadi gagasan utama yang intinya mewakili pendapat lain secara

  • 30

    keseluruhan. Hasil akhir tersebut selanjutnya disusun menjadi sebuah

    kalimat sederhana sehingga siswa mudah memahaminya. Apabila telah

    disepakati, siswa akan mencatat hasil akhir keseluruhan pendapat di buku

    tulis masing-masing.

    Dari analisis yang peneliti lakukan, diketahui bahwa terdapat lima

    langkah utama yang diterapkan oleh guru PAI diantaranya yaitu pemberian

    masalah, menanggapi masalah, mengelompokkan pendapat, menguji

    relevansi pendapat, dan menyimpulkan pendapat. Kemudian, guru PAI

    terlihat mengkondisikan kelas dengan membagi kelompok, menyampaikan

    materi pelajaran dan menyampaikan masalah yang terkait.

    Analisis juga menunjukkan bahwa guru PAI secara kompeten berupaya

    menciptakan pembelajaran PAI yang interaktif dan menyenangkan melalui

    aktivitas penyampaian gagasan (brainstorming). Siswa juga dibiarkan untuk

    bebas mengungkapkan isi pikirannya tanpa ada beban penilaian dan tanpa ada

    batasan. Keikutsertaan guru PAI yang proaktif dalam memberikan motivasi

    dan dorongan kepada siswanya menunjukkan bentuk tindakan komunikatif

    yang ingin diciptakan di kelas.

    C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran

    PAI

    Metode brainstorming pada dasarnya sama seperti dengan metode

    pembelajaran lainnya yang dalam pemanfaatannya terdapat beberapa

  • 31

    kelebihan dan kelemahan. Setelah melakukan penelitian, beberapa kelebihan

    dan kelemahan metode brainstorming dalam pembelajaran PAI di kelas yang

    didapat melalui wawancara terhadap guru PAI SD dapat dilihat dalam tabel

    3.1 berikut ini.

    Tabel 3.1 Kelebihan dan Kelemahan Brainstroming

    Kelebihan Kelemahan

    1. Menjadikan siswa aktif dalam berpikir

    kreatif dan penyampaian gagasan

    2. Hilangnya rasa takut salah dalam diri

    siswa

    3. Menerima semua pendapat tanpa

    terkecuali

    4. Siswa memiliki kepercayaan diri dan

    berani dalam mengungkapkan

    pendapatnya

    5. Munculnya gagasan baru dan unik

    6. Terciptanya perilaku untuk membantu

    siswa yang kurang aktif dari siswa

    yang aktif

    7. Banyaknya jumlah ide yang

    dimunculkan

    8. Hadirnya pendapat yang dianggap

    otentik

    9. Tidak adanya kritik atau penilaian dari

    1. Mengatur situasi dalam kelas

    2. Siswa terkadang bingung akan

    pendapat yang sesuai dan tidak sesuai

    3. Mengendalikan kelas terutama ketika

    masing-masing siswa menyampaikan

    pendapatnya

    4. Beberapa siswa terhambat

    memberikan pendapat

    5. Hanya diikuti oleh siswa aktif saja

    6. Sering kali terdapat ide-ide yang

    dianggap bermakna terlalu jauh dari

    materi

    7. Sulit dalam menyeleksi gagasan

    karena jumlahnya yang banyak

    8. Siswa selalu menghindari ide-ide

    yang dianggap monoton

    9. Siswa yang kurang aktif menjadi

    tertekan

  • 32

    guru akan menjadikan siswa

    menyampaikan pendapatnya secara

    leluasa

    10. Metode ini apabila dioptimalkan

    dengan baik dapat dimanfaatkan dalam

    setiap materi pembelajaran PAI

    11. Memudahkan siswa dalam mengingat

    materi pembelajaran, melalui kata-kata

    singkat.

    12. Siswa cenderung aktif dalam proses

    pembelajaran berlangsung

    13. Tidak adanya pembatasan jumlah saat

    pengumpulan gagasan berlangsung

    14. Dapat meningkatkan karakter

    komunikatif bagi siswa

    15. Menghadirkan siswa sebagai aktor

    dalam metode ini

    16. Menumbuhkan sikap demokratis

    melalui aktivitas beda pendapat

    17. Menumbuhkan keingintahuan siswa

    terhadap materi pembelajaran

    18. Siswa menjadi sering membaca materi

    pembelajaran terlebih dahulu

    10. Boros waktu

    11. Pencurahan pendapat disampaikan

    atas motivasi dari guru, belum atas

    kemauan diri sendiri

    12. Siswa masih kesulitan dalam

    mengkomunikasikan pendapat yang

    akan diungkapkan

    13. Masih ada siswa yang ragu dalam

    mengungkap pendapatnya

    14. Opsi atau pilihan penyampaian

    pendapat yang masih terbatas

    15. Sering muncul kesamaan pendapat

    yang dicurahkan

    16. Terdapat siswa yang enggan

    mengungkapkan gagasannya kembali

    karena gagasan yang ia berikan

    diawal tidak sesuai

    17. Terciptanya pendapat-pendapat yang

    rancu

  • 33

    Dalam menyikapi kelebihan dan kekurangan tersebut, guru PAI bersikap

    lebih fleksibel. Guru PAI dapat memusatkan pada kelemahan dan menutupinya

    dengan kelebihan metode pembelajaran lain. Serta guru dapat melakukan evaluasi

    terhadap penggunaan metode brainstorming dari waktu ke waktu sejalan dengan

    tingkat keefektifitasan metode pembelajaran tersebut diterapkan.

  • 34

    BAB IV

    RELEVANSI METODE BRAINSTORMING DALAM

    PEMBELAJARAN PAI TERHADAP PENDIDIKAN

    KARAKTER

    A. Pendidikan Karakter Dalam Metode Brainstroming

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi metode brainstorming

    dalam pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter. Setelah melakukan

    analisis diketahui ada tiga nilai karakter yang menjadi fokus yaitu karakter

    rasa ingin tahu, karakter kreatif, dan karakter komunikatif. Nilai-nilai karakter

    beserta rinciannya tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

    Tabel 4.1 Pendidikan Karakter dalam Metode Brainstorming

    Rasa ingin tahu 1. Mengajukan pertanyaan terhadap masalah yang

    diberikan

    2. Menggali informasi sesuai dengan masalah

    berdasarkan pengalaman yang dimiliki

    3. Melakukan aktivitas literasi, seperti membaca

    buku, artikel, atau bacaan yang terkait

    4. Memikirkan ide yang sesuai dengan kategori atau

    kriteria

    5. Mempelajari materi pelajaran yang sudah

    diberikan sebelumnya.

  • 35

    Kreatif 1. Berpikir mandiri sekaligus menjadi penemu

    gagasan yang otentik

    2. Menjadikan pola berpikir yang kreatif

    3. Menciptakan ide-ide atau gagasan-gagasan baru

    4. Gagasan yang dihasilkan banyak dan beragam

    5. Terbentuknya gagasan yang unik

    Komunikatif 1. Mencurahkan pendapat diri sendiri dengan baik

    dan bebas

    2. Menemukan bentuk penyampaian pendapat yang

    dirasa lebih nyaman

    3. Menerima pendapat bersama secara demokratis

    4. Mengatasi perbedaan pendapat dengan bijaksana

    5. Berpikir secara cepat dan logis

    Berdasarkan tabel nilai di atas, dapat diketahui implikasi metode

    brainstorming dalam pembelajaran PAI terhadap pendidikan karakter. Analisis

    yang telah dilakukan dalam penerapan metode brainstroming pada siswa SD

    untuk pelajaran PAI juga diketahui ada tiga nilai karakter yang menjadi fokus

    yaitu karakter rasa ingin tahu, karakter kreatif, dan karakter komunikatif.

  • 36

    B. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter

    Rasa Ingin Tahu

    Pembelajaran PAI yang terkesan monoton akan membuat siswa menjadi

    kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru PAI yang

    memanfaatkan metode brainstorming untuk membangkitkan semangat belajar

    siswa-siswanya. Metode brainstorming adalah metode yang menginginkan

    siswa untuk mengeluarkan ide/gagasan/pendapatnya dengan cara fokus pada

    masalah, lalu selanjutnya dengan bebas bermunculan sebanyak mungkin

    solusi dan mengembangkannya sejauh mungkin dan untuk memancing hal

    tersebut. Dengan demikian, berdampak pada pembentukan karakter rasa ingin

    tahu dalam diri siswa. Karakter tersebut dapat terlihat dari beberapa langkah-

    langkah dalam metode brainstorming sebagai berikut:

    Pada langkah pemberian masalah, guru PAI melemparkan masalah dan

    secara tidak langsung akan muncul rasa ingin tahu dalam diri mereka untuk

    memberikan tanggapan. Diperlihatkan ketika RS selesai memberikan materi

    tentang “Qada dan Qadar”, kemudian RS menyampaikan masalah dalam

    bentuk pertanyaan, apakah hikmah dari beriman kepada Qada dan Qadar?80

    Kemudian siswa-siswa terlihat memberikan pendapatnya secara

    langsung. Ketika proses penyampaian pendapat kepada guru ini menunjukkan

    bahwa ada keinginan bagi siswa untuk mengetahui lebih jauh tentang materi.

    Di waktu yang sama, rasa ingin tahu siswa ditunjukkan berdasarkan dengan

    80

    Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Selasa tanggal 21Januari 2020,

    pukul 09.00 WIB

  • 37

    kemampuan dan pengalaman mereka miliki terhadap penjelasan materi dari

    guru yang mereka dengar dan mereka lihat.

    Rasa ingin tahu siswa dimunculkan dengan adanya motivasi yang

    diberikan guru PAI. Observasi menunjukkan, bahwa motivasi kuat yang

    dihadirkan oleh guru PAI di kelas bertujuan agar meningkatkan keinginan

    siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Ini dapat terlihat ketika siswa

    merasa antusias dan bersemangat ketika proses menanggapi sebuah masalah.

    Upaya yang dilakukan guru PAI lainnya, seperti EW yang membentuk

    siswa menjadi berkelompok agar siswa dapat memecahkan masalah secara

    bersama-sama.

    Seperti yang disampaikan EW bahwa, “kegiatan diskusi bersama

    ini juga bertujuan sebagai sarana saling bertukar pendapat dari siswa

    lain”81

    Ketika di kelas, EW menyampaikan materi tentang “Keteladanan Nabi

    Yusuf as.” didepan siswa dan meminta siswa untuk menyebutkan sikap yang

    tercermin dari Nabi Yusuf as. Siswa menyampaikan pendapatnya melalui

    tingkat pemahaman mereka terhadap penjelasan dari guru. Terlihat, bahwa

    satu kelompok dapat menyebutkan lebih dari sepuluh pendapat.82

    81

    Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Senin 13 Januari 2020, pukul 07.00 WIB. 82

    Observasi dengan EW Guru PAI SDN Losari Selasa 14 Januari 2020, pukul 09.00 WIB.

  • 38

    Membagi siswa menjadi kelompok juga dirasakan manfaatnya oleh

    SPN. Sehingga siswa-siswa yang sebelumnya belum mendapat gambaran ide

    dapat terpancing dengan adanya ide dari siswa lain.

    Menurut SPN dalam wawancara, ia menyatakan bahwa, “metode

    brainstorming menjadikan siswa untuk mengetahui lebih dalam dari

    materi pembelajaran PAI yang diajarkan. Siswa dapat berbagi ide

    pendapat dengan siswa lain.”83

    Secara terkait, metode ini juga terlihat memberikan dorongan kepada

    siswa untuk melakukan aktivitas literasi dengan cara memanfaatkan buku

    pelajaran. Selain itu, aktivitas tersebut juga dapat diperoleh melalui

    pemanfaatan buku bacaan pendamping pembelajaran atau artikel sebagai

    media sumber informasi.

    Penanaman karakter rasa ingin tahu pada siswa juga dapat dilakukan

    pada saat proses menguji relevansi pendapat yang telah terkumpul bersama

    guru. Siswa akan diajak untuk mencari tahu pendapat tersebut telah sesuai

    kriteria dan yang tidak sesuai kriteria.84

    Setelah mengetahui hasil uji

    pendapat, siswa akan mendapat kepuasan dan sekaligus mendapat

    pemahaman seputar materi pembelajaran.

    Pendapat yang terkumpul dan telah diuji relevansinya akan disimpulkan

    menjadi sebuah pendapat akhir. Pada langkah terakhir ini, keingintahuan

    siswa terhadap pendapat akhir juga diperlihatkan sehingga memunculkan

    karakter rasa ingin tahu. Peneliti menilai bahwa apabila metode seperti ini

    83

    Wawancara dengan SPN Guru PAI SDN Candigaron 03 Jumat tanggal 24 Januari 2020,

    pukul 07.00 WIB. 84

    Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,

    pukul 11.00 WIB.

  • 39

    diterapkan kembali oleh guru PAI maka siswa akan lebih mempersiapkan diri

    terhadap materi pembelajaran yang akan datang, dengan cara rajin membaca,

    atau mempelajari terlebih dahulu materi yang belum disampaikan di kelas.

    C. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter

    Kreatif

    Seringkali guru PAI menemukan persoalan yaitu beberapa siswanya yang

    mengalami kesulitan dalam menyatakan tanggapannya terhadap sebuah

    masalah. Ini dapat disebabkan dari siswa kebingungan dalam mengungkapkan

    kata-kata yang mewakili ide-idenya. Selain itu, bisa juga dikarenakan siswa

    merasa takut apabila pendapat yang disampaikan keliru, merasa minder dan

    malu nantinya jika ditertawakan siswa lainnya, serta yang paling sering

    adalah takut apabila nanti dimarahi oleh gurunya. Menanggapi persoalan

    tersebut, pembelajaran PAI memanfaatkan metode brainstorming yang

    memberikan solusi terhadap pembentukan karakter kreatif pada diri siswa.

    Karakter kreatif pada metode ini adalah kreatif dalam menemukan cara

    penyampaian pendapat. Karakter kreatif dalam langkah metode

    brainstorming lebih banyak ditunjukkan siswa pada langkah kedua yaitu

    ketika mereka menanggapi masalah (curah gagasan). Indikator yang

    menunjukkan siswa dan karakter kreatifnya adalah siswa dapat memunculkan

    pendapat yang baru, unik, dan beragam. Hal tersebut didasarkan pada cara

    kerja metode ini yang terfokus pada kuantitas dan banyaknya jumlah ide yang

    dihasilkan. Semakin banyak ide yang dibutuhkan pada akhirnya menuntut

    siswa untuk kreatif dalam menemukan ide-ide tersebut.

  • 40

    RS berpendapat bahwa “pertanyaan dibuat dan disusun dengan

    kalimat yang sederhana agar mudah dimengerti.Contohnya adalah

    sebutkan satu hikmah beriman kepada qada dan qadar. Maka siswa

    akan memberikan tanggapan secara cepat sesuai dengan yang mereka

    ketahui.”85

    Melalui pertanyaan yang diberikan kepada siswa, diketahui bahwa RS

    ingin memberikan pemahaman seputar materi “hikmah kepada qada dan

    qadar”86

    , dengan permasalahan yang disampaikan secara relevan dan

    berkaitan dengan latar belakang kehidupan siswa sehari-hari. Serta RS yang

    menyampaikan masalah dalam bentuk pertanyaan sederhana sehingga mudah

    dimengerti oleh siswa dan menanggapi masalah tersebut dengan cepat serta

    mereka menjadi lebih kreatif dalam berpendapat.

    Sama halnya pernyataan sebelumnya, NRS menyatakan bahwa,

    “kreatifitas siswa dalam mencurahkan gagasannya juga tergantung

    dari dorongan kita sebagai guru terhadap mengasah kemampuan

    mereka dalam memahami masalah.”87

    Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa karakter kreatif pada diri

    siswa dibentuk dengan adanya peran dari guru PAI yang memberikan

    keleluasaan, kebebasan, serta menyediakan media maupun lingkungan yang

    menunjang bagi siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Bagi RS yang

    menerapkan metode ini di setiap kelas, maka ia seringkali mempersiapkan

    media bantu dalam menunjang proses pembelajaran PAI.

    85

    Wawancaradengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 13 Januari 2020,

    pukul 08.00 WIB 86

    Observasi dengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Selasa tanggal 21Januari 2020,

    pukul 09.00 WIB 87

    Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,

    pukul 11.00 WIB.

  • 41

    Seperti yang disampaikannya yaitu “menyiapkan kertas warna-

    warni agar siswa merasa tertarik untuk menuliskan gagasannya di

    kertas tersebut.”88

    Contoh lain sikap kreatif dalam diri siswa juga ditunjukkan dengan

    siswa yang memiliki prakarsa, siswa yang mandiri dalam berpikir, dan siswa

    yang memiliki zona minat yang luas terhadap materi pembelajaran. Dengan

    demikian, apabila metode ini diterapkan secara optimal maka ide yang

    muncul adalah ide yang bersifat baru berdasarkan karakter kreatif siswa.

    D. Metode Brainstorming dalam Pembelajaran PAI Terhadap Karakter

    Komunikatif

    Di dalam sebuah pembelajaran di kelas, diperlukan adanya interaksi antara

    masing-masing pelaku pembelajaran diantaranya guru dan siswa.

    Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara

    aktif (student centre). Namun, pada beberapa pembelajaran seringkali

    ditemukan bahwa hanya guru yang mlah terkesan paling aktif di kelas dan

    siswa hanya duduk diam dan mengikuti secara pasif, kurang partisipatif,

    enggan mengemukakan pendapat, dan sebagainya. Untuk itu, guru-guru PAI

    sekolah dasar di Kecamatan Sumowono menyadari bahwa pembelajaran

    seperti penjelasan tersebutakan menyulitkan dalam proses penyampaian

    pembelajaran. Oleh karena itu, guru PAI memanfaatkan metode

    brainstorming untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam aspek komunikasi.

    Guru PAI berupaya membimbing siswanya agar berkeinginan untuk

    88

    Wawancaradengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 13 Januari 2020,

    pukul 08.00 WIB

  • 42

    menyampaikan gagasan yang sudah mereka curahkan. Mereka menjelaskan

    kepada siswa melalui metode brainstorming ini, seluruh pendapat akan

    diterima dan ditampung, serta guru tidak akan memberikan kritikan terhadap

    pendapat tersebut.

    Penerapan metode brainstorming berkaitan erat dengan terciptanya pola

    komunikasi antara guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa. Aktivitas

    tersebut berdampak pada penanaman karakter komunikatif pada diri siswa

    ketika di kelas.Terlihat dari upaya guru-guru PAI di Kecamatan Sumowono

    yang sejak awal metode ini diterapkan dalam pembelajaran PAI telah

    mengkomunikasikan kepada siswa-siswa, bahwa mereka diberikan kebebasan

    dalam berpendapat tanpa adanya pemberian kritik maupun penilaian.89

    Hal

    tersebut membuktikan bahwa metode ini sangat menekankan kebebasan

    berpendapat pada para siswa. Langkah-langkah yang menunjukkan metode

    brainstorming berperan dalampembentukan karakter komunikatif adalah

    sebagai berikut:

    Sebagaimana diketahui bahwa mayoritas guru PAI lebih menggunakan

    metode brainstorming dalam penelitian ini secara berkelompok daripada

    secara individu

    Seperti yang disampaikan oleh MLH bahwa, “Saya menyadari

    jika metode ini dapat membuat siswa menjadi belajar berkomunikasi.

    Namun, membangkitkan minat siswa untuk menanggapi masalah

    adalah kesulitan yang dialami dalam metode ini.”90

    89

    Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul

    12.00 WIB 90

    Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul

    12.00 WIB

  • 43

    Sebagaimana yang persoalan dialami olehMLH, informan NSM yang

    membagi siswanya menjadi beberapa kelompok, dengan tujuan agar dapat

    melatih siswa untuk menjalin komunikasi yang baik dengan siswa lain.91

    Jika

    komunikasi telah terbentuk dan setelah siswa dapat saling berkomunikasi

    dengan baik, maka pembelajaran akan tersampaikan dengan optimal.

    Lebih lanjut, siswa yang dibentuk menjadi beberapa kelompok

    diketahui dapat memperkuat karakter komunikatif lainnya, seperti berbicara

    dengan siswa lain.

    Menurut EW,“melalui metode brainstorming siswa dapat melatih

    merumuskan pendapat dengan baik. Serta siswa dapat belajar untuk

    mendengarkan pendapat orang lain dan menyuarakan pendapat

    dirinya.”92

    Sikap tersebut menunjukkan bahwa karakter komunikatif yang

    terbentuk melalui metode ini dapat terlihat ketika siswa menyampaikan

    gagasan. Bentuk karakter komunikatif melalui metode brainstorming dalam

    pembelajaran PAI dapat terlihat melalui siswa yang bebas berpendapat dan

    guru PAI yang memberikan kesempatan kepada siswa.

    Seperti yang SPN sampaikan bahwa, “siswa bisa leluasa

    menyampaikan ide dan berkomunikasi dengan guru dalam kelas

    apabila guru memberikan ruang bagi mereka untuk berpendapat.”93

    Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa karakter komunikatif

    terbentuk ketika siswa menyampaikan gagasannya secara percaya diri, bebas,

    nyaman, dan tanpa adanya intervensi.

    91

    Wawancara dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Kamis tanggal 16 Januari

    2020, pukul 08.00 WIB. 92

    Wawancara dengan EW Guru PAI SDN Losari Kamis 13 Januari 2020, pukul 10.15 WIB. 93

    Wawancara dengan SPN Guru PAI SDN Candigaron 03 Rabu tanggal 15 Januari 2020,

    pukul10.00 WIB.

  • 44

    Serta siswa dapat menjelaskan ide-idenya dengan berlandaskan

    argumen, kemampuan dan pengetahuan yang ia kuasai dalam menyikapi

    materi pembelajaran. Seperti yang diperkuat oleh MJL bahwa:

    “Siswa dapat menjelaskan apa yang ditanyakan guru melalui

    kemampuan penjelasan yang mereka kuasai.”94

    Guru PAI yang telah menerapkan metode brainstorming selalu

    menyesuaikan dengan kemampuan siswa dalam penyampaian gagasan yang

    berbeda. Ide-ide yang telah tercurahkan disampaikan melalui dua cara yaitu

    secara lisan dan tulisan. Kedua cara tersebut paling sering terlihat ketika

    observasi berlangsung.

    Melalui metode brainstorming ini, siswa dibimbing untuk bertindak

    komunikatif secara lisan yaitu siswa dapat menyampaikan pendapat secara

    langsung atau spontan sesaat setelah dilontarkannya masalah.

    Menurut MLH bahwa, “pendapat yang disampaikan secara

    langsung oleh siswa adalah pendapat yang otentik sesuai karakter

    siswa.”95

    Ini menunjukkan bahwa siswa yang menyampaikan gagasannya

    langsung dapat memberikan ide secara cepat, apa adanya, dan tidak bertele-

    tele. Sementara pada komunikatif tulisan, siswa diberikan waktu untuk

    menuliskan gagasan dan menyusun gagasan mereka pada media tulis. Agar

    siswa lebih leluasa, guru menyediakan media berupa kertas folio, kertas kecil

    berwarna-warni, untuk dituliskan dengan daftar gagasan-gagasan mereka.

    94

    Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    09.15 WIB 95

    Wawancara dengan MLH Guru PAI SDN Lanjan 02 Senin tanggal 13 Januari 2020, pukul

    12.00 WIB

  • 45

    NRS memberikan tanggapan, yaitu “guru tidak akan membatasi

    jumlah ide yang mereka akan curahkan dan siswa diperbolehkan

    menuliskan pendapat mereka sebanyak-banyaknya agar jumlah

    pendapat yang dihasilkan lebih banyak.”96

    Siswa dapat dikatakan berkarakter kreatif jika dalam menemukan ide,

    ditandai oleh ide yang unik dan otentik. Apabila seluruh siswa dapat

    menyebutkan masing-masing ide yang sesuai karakter mereka, maka

    pendapat yang terkumpul lebih beragam dan menarik.

    Pernyataan serupa dikemukakan oleh NSM bahwa, “semakin

    banyak gagasan yang terkumpul, semakin beragam gagasan yang

    diperoleh.”97

    Dengan guru PAI yang memberikan kesempatan pada siswa untuk

    memilih bentuk penyampaian pendapat yang menurut mereka nyaman, maka

    siswa akan mudah untuk menyampaikan pendapatnya. Pembagian kelompok

    juga dimaksudkan untuk mengatur situasi dan kondisi dalam kelas, serta

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain.

    Seperti yang dinyatakan oleh MJL bahwa, “siswa yang terbagi

    menjadi beberapa kelompok dapat memudahkan guru dalam mengatur

    situasi dalam kelas dan kelas menjadi kondusif.”98

    Keadaan kelas yang kondusif pada siswa ini akan memudahkan siswa

    untuk menyampaikan pendapatnya serta guru akan mudah mengontrol dan

    memastikan seluruh siswa telah mencurahkan gagasannya tanpa terkecuali.

    96

    Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,

    pukul 11.00 WIB. 97

    Wawancara dengan NSM Guru PAI SDN Kebonagung 03 Kamis tanggal 16 Januari

    2020, pukul 08.00 WIB. 98

    Wawancara dengan MJL Guru PAI SDN Kemawi Selasa tanggal 14 Januari 2020, pukul

    09.15 WIB

  • 46

    Lebih lanjut pernyataan tersebut ditegaskan oleh RS bahwa

    “guru harus memastikan betul bahwa setiap siswa telah menyampaikan

    gagasannya.” 99

    Setiap kelompok yang sudah terbagi, ditentukan melalui pengamatan

    selektif guru PAI di kelas yaitu kelompok terdiri dari siswa yang aktif dan

    kurang aktif. Sehingga siswa yang aktif dapat membantu siswa lain yang

    memiliki keterbatasan dalam menemukan atau menyampaikan pendapat

    sehingga dianggap kurang aktif. Selain itu, agar siswa dapat berlatih untuk

    berkomunikasi dengan berusaha memecahkan permasalahan secara bersama-

    sama.

    Melalui langkah terakhir dari penerapan metode brainstorming dalam

    pembelajaran PAI yaitu menyimpulkan pendapat. Karakter komunikatif juga

    diperlihatkan dengan sangat jelas. Melalui pengamatan peneliti diketahui

    bahwa masing-masing siswa dapat saling bertukar ide bersama siswa lain.

    Bentuk komunikasi yang baik akan ditunjukkan oleh siswa yang dapat

    menerima pendapat siswa lain secara baik.

    NRS menyatakan bahwa, “menyimpulkan pendapat bersama juga

    merupakan bentuk komunikatif antara guru dan siswa. Pada tahap ini

    siswa akan diminta untuk menyatakan kesepakatannya terhadap

    pendapat akhir.”100

    Pola komunikasi di atas menunjukkan adanya kerja sama antara guru

    dan siswa dalam menyimpulkan hasil akhir. Siswa dapat menanggapi proses

    99

    Wawancaradengan RS Guru PAI SDN Ngadikerso 02 Senin tanggal 13 Januari 2020,

    pukul 08.00 WIB 100

    Wawancara dengan NRS Guru PAI SDN Jubelan 01 Selasa tanggal 14 Januari 2020,

    pukul 11.00 WIB.

  • 47

    tersebut dengan menanggapi perbedaan dengan baik dan demokratis terhadap

    pendapat akhir yang disepakati bersama.

    Berbekal dari nilai-nilai karakter yang telah diperoleh atas penjelasan

    tersebut sangat jelas bahwa metode brainstorming dapat menanamkan karakter

    rasa ingin tahu, kreatif, dan komunikatif dalam diri siswa. Karakter-karakter

    tersebut dapat menumbuh kembangkan pengetahuan para siswa menjadi lebih

    aktif dan berani dalam mengemukakan gagasan-gagasan mereka.

    Seyogyanya, pembentukan karakter didasarkan pada peran penting bagi

    siswa, yaitu mengenali identitas diri, menunjang kreatifitas, membentuk sifat yang

    baik, meningkatkan kepedulian terhadap sesama, membangun sifat

    kepemimpinan. Dengan demikian, proses pembelajaran PAI yang berlangsung

    disamping sebagai transfer ilmu pengetahuan namun juga sebagai alat

    transformasi nilai-nilai karakter.

  • 48

    BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Dari hasil penelitian tentang penggunaan metode brain storming dalam

    pembelajaran PAI dan implikasinya terhadap pendidikan karakter dapat

    disimpulkan sebagai berikut:

    1. Perencaan pembelajaran oleh guru PAI dengan melakukan persiapan

    sebelum pembelajaran PAI menggunakan metode brainstorming

    dimulai. Bentuk-bentuk yang dipersiapkan seperti menyusun perangkat

    pembelajaran (RPP), mengkondisikan siswa dan kelas, serta

    mempersiapkan masalah dan pertanyaan.

    2. Prosedur pelaksanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru PAI

    sekolah dasar di Kecamatan Sumowono dengan menggunakan metode

    brainstorming dilakukan melalui lima langkah yaitu pemberian

    masalah, menanggapi masalah (mencurahkan pendapat),

    mengelompokkan pendapat, menguji relevansi pendapat, dan

    menyimpulkan pendapat.

    3. Relevansi penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran PAI

    terhadap pendidikan karakter. Hal ini diketahui melalui penelitian

    bahwa terdapat tiga karakter utama yang menjadi sorotan yaitu rasa

  • 49

    ingin tahu, kreatif, dan komunikatif. Pada karakter rasa ingin tahu,

    siswa akan diajak untuk menemukan pendapat melalui penjelasan guru

    atau beberapa sumber informasi lainnya. Karakter berikutnya yaitu

    karakter kreatif yang terbentuk pada saat siswa menemukan gagasan

    dan hingga siswa menyampaikan ga