pengaruh metode pembelajaran brainstorming …digilib.unila.ac.id/25563/20/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DENGANMENGGUNAKAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAHDI SMA N1 SUKOHARJO KELAS X
TAHUN AJARAN 2015/2016
(Skripsi)
Oleh
DANI FRENGKI SIMANJUNTAK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DENGANMENGGUNAKAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAHDI SMAN 1 SUKOHARJO KELAS X
TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh
DANI FRENGKI SIMANJUNTAK
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan hal yang pentingdilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tidaksemua metode pembelajaran dapat diterapkan kepada materi dan corak siswa.Metode Pembelajaran Brainstorming dengan media visual merupakan metodeyang tepat untuk corak siswa yang aktif akan tetapi hasil belajar kognitifnyabelum memuaskan. Dengan Metode ini siswa diharapkan aktif berfikir kritis dantidak malu mengemukakan pendapatnya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Pengaruh positif yangSignifikan Metode Pembelajaran Brainstorming Dengan Menggunakan Mediavisual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 1Sukoharjo TA 2015/2016? Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui adakahpengaruh positif yang signifikan Metode Pembelajaran Brainstorming denganmedia visual terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarahkelas X di SMAN 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015-2016.
Metode Penelitian eksperimen ini menggunakan Desain Eksperimen Posttest onlyControl design. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisis data kuantitatifdengan menggunakan rumus uji F.Teknik pengambilan sampel menggunakansimple random sampling dengan sampel 24 siswa X SMAN 1 Sukoharjo.
Berdasarkan hasil penelitian setelah dianalisis, dengan diketahui Fo 10,732 > Ftabel
4,08 dari hasil tersebut keputusan uji yang diambil yaitu H0 ditolak, dengan tarafnyata 5%, yang apabila ditafsirkan menggunakan tabel pengukuran koefisienkorelasi artinya taraf signifikan yang dicapai cukup, sehingga dapat disimpulkanbahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan metodePembelajaran Brainstorming dengan media visual terhadap hasil belajar kognitifsiswa dalam pembelajaran Sejarah kelas X SMAN 1 Sukoharjo Tahun Ajaran2015/2016.
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DENGANMENGGUNAKAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA N1SUKOHARJO KELAS X TAHUN AJARAN 2015/2016
OLEH
DANI FRENGKI SIMANJUNTAK
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
JurusanPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu, pada tanggal 14 Februari 1992,
anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H.
Simanjuntak dengan Ibu R. Sianturi. Pendidikan penulis dimulai
dari Taman Kanak-Kanak Islamiyah Sukoharjo III.
Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Dasar (SD) di SD Fransiskus Pringsewu yang
selesai pada tahun 2004. Tahun 2007, penulis menyelesaikan pendidikan menengah
pertama di SMP Xaverius Pringsewu dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di
SMAN1 Pringsewu yang pada tahun 2010. Tahun 2010, penulis tercatat sebagai
mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur (PKAB).
Pada semester VI penulis telah melaksanankan Kuliah Kerja Nyata dan juga Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N1 Kebun Tebu, Kebun Tebu, Lampung Barat.
Selama melaksanakan Perkuliahan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Lampung penulis aktif dalam kegiatan Persekutuan Oikemene Mahasiswa Kristen FKIP
sebagai sie. Bidang Humas tahun 2012-2013.
MOTO
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruhharapannya pada Tuhan”
( Yeremia 17,7 )
“Sebab Rancangan-Ku bukanlah Rancanganmu, dan Jalanmubukanlah Jalan-Ku, demikianlah Firman Tuhan”
( Yesaya 55,8 )
”Pendidikan merupakan rangkaian pelajaran yang semakin lama akansemakin tinggi nilainya”
(Arthur Conan Doyle)
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada Tuhan YESUS KRISTUS atas segala anugrah –Nya, penulis dapat melahirkan karya ini.
Kupersembahkan karya kecil-ku ini kepada :
Pertama teruntuk Orang Tua Ku yaitu bapak H. Simanjuntak dan Ibu R.Sianturi.
Teruntuk ibuku yang telah melahirkanku ke dunia dan senantiasa selalumendoakanku dan merawat akan aku hingga saat ini.
Teruntuk Bapakku atas setiap kerja keras untuk kebahagian putramu ini.Sungguh ibu dan bapak adalah malaikat nyata dalam kehidupanku.
Terima kasih pula untuk ketiga Adikku yang ku sayangi YuliusSimanjuntak,Nico Simanjuntak, Monica Simanjuntak yang telah setia
menemani hari-hariku. Kita akan terus berjuang untuk mencapai cita-cita demikebahagiaan keluarga.
Terima kasih ku pula untuk teman-teman Sejarah angkatan 2010, yang sama-sama menikmati perjuangan. Terimakasih pula untuk teman-teman Naposo
HKBP Pringsewu yang tak dapat saya ucapkan satu persatu atas dukungandan motivasinya.
Untuk almamater tercinta “Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat, dan anugerah yang telah diberikan-
Nya kepada Penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Metode Pembelajaran Brainstorming Dengan Menggunakan Media Visual Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA N1 Sukoharjo Kelas X Tahun Ajaran
2015/2016” Penulis selesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan,
bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak, Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.S., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Syaiful M. M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan
Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum, dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing I, terima
kasih atas segala kasih sayang tulus, nasehat serta bimbingannya untuk membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, sebagai dosen Pembimbing II, terimakasih atas
nasihat dan bimbingannya yang telah membantu menyelesaikan penulisan dan
penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Drs. Maskun, M.H, Pembahas utama yang telah bersedia meluangkan waktu,
memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasehat kepada penulis dalam proses kuliah
dan proses penyelesaian skripsi.
10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Drs. H. Iskandar
Syah, M.H, Drs. H. Ali Imron, M. Hum, Drs. H. Maskun, M.H, Drs. Wakidi, M. Hum,
Drs. H. Tontowi Amsia, M. Si, Drs. Hendri Susanto, S.S, Dr. Risma Sinaga, M. Basri, S.
Pd, M.Pd, Yustina Sri Ekwandari, S. Pd, M. Hum, Suparman Arif, S.Pd, M. Pd.
11. Oppung H.M.Siregar, SH.,MH, Oppung Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung,S.H.,M.H yang
telah sudi menerima cucunya ini untuk berteduh dan fasilitas prasarana yang diberikan,
serta dukungan moral yang telah diberikan. Juga terhadap Tulang A.M. Siregar, S.E.,
M.Si, Ak dan Nantulang M.K. Boru Naibaho yang turut memotivasi.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan 2010 Holong Simanjuntak, Bangun Hutama Winata, Argy
Yosef Ratih, Hermawan Santoso, Adit, Erwin, Yohanes, Ardika, Agung Rahmat, Dimas,
Rofik Hidan, Tofik Tompel, Tofik Sis, serta teman-teman lain yang kiranya tidak dapat
peneliti tuliskan satu persatu terima kasih atas kebersamaan kita selama ini dalam suka
maupun duka, dan terimakasih pula untuk sebuah kekeluargaanya semoga akan tetap
terjalin sampai nanti.
13. Sahabat-sahabat seperjuangan Novrian, Uwo, Desilya Anggraeni, Ana Purnamasari, Ajo,
Asrul, Retno, Ana selama melaksanakan KKN dan PPL di Desa Kebon Tebu Lampung
Barat.
14. Sahabat-sahabat sepelayanan POMK FKIP Uli Situmorang, Mardiana Pasaribu, Devi
Natalia, Tri Fauji.
15. Sahabat-sahabat Naposo HKBP Pringsewu Ricko Sihaloho, Ebit Situmorang, Andreas
Malau, Bintang Lumban Gaol, Nunut Harianja.
16. Sahabat-sahabat Karang Taruna RT 7 Sukoharjo Bang Pull, Dendi, Marjo, Tuyong, Agus,
dan yang lainnya yang tidak sempat saya sebutkan.
Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan mendapat pahala serta balasan dari Tuhan
Yang Maha Kuasa dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Januari 2017
Dani Frengki Simanjuntak
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL DALAM
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
MOTTO
PERSEMBAHAN
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Analisis Masalah .................................................................................... 5
1.2.1. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
1.2.2. Pembatasan Masalah ................................................................... 6
1.2.3. Rumusan Masalah........................................................................ 6
1.3. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian .............................. 6
1.3.1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
1.3.2. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7
1.3.3. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 8
II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN
HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
2.1.1. Konsep Pengaruh ......................................................................... 10
2.1.2. Konsep Metode Brainstorming .................................................. 11
2.1.3 Konsep Media visual ................................................................... 14
2.1.4 Konsep Hasil Belajar ................................................................... 14
2.1.5 Konsep Sejarah ............................................................................ 20
2.3.Kerangka fikir ........................................................................................ 21
2.4. Paradigma ............................................................................................. 22
2.5 Hipotesis ................................................................................................ 22
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian................................................................................ 26
3.2 .Populasi Dan Sampel .......................................................................... 27
3.2.1. Populasi .................................................................................... 27
3.2.2. Sampel ...................................................................................... 28
3.3. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................... 30
3.3.1. Variabel Penelitian .................................................................... 30
3.3.2. Definisi Operasional.................................................................. 31
3.4. Instrument Penelitian…………………………………………………. 32
3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32
3.5.1. Teknik Test................................................................................. 32
3.5.2. Teknik Dokumentasi .................................................................. 34
3.5.3. Teknik Observasi ....................................................................... 34
3.5.4. Teknik Kepustakaan ................................................................... 35
3.6. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................... 35
3.7. Uji Instrument ....................................................................................... 36
3.7.1. Validitas ..................................................................................... 36
3.7.2. Reliabilitas ................................................................................. 37
3.7.3.Daya Beda.................................................................................... 39
3.7.4. Tingkat Kesukaran....................................................................... 40
3.8. Teknis Analisis Data ........................................................................... 41
3.9. Uji Prasyarat ......................................................................................... 43
3.9.1. Uji Normalitas ............................................................................ 43
3.9.2. Uji Homogenitas ........................................................................ 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................... 47
4.1.1. Sejarah SMA N1 Sukoharjo ....................................................... 47
4.1.2. Sumber Daya Pendidikan ........................................................... 48
4.1.2.1 Tenaga Pendidik ........................................................... 48
4.1.2.2 Data Siswa ..................................................................... 50
4.1.3 Visi dan Misi ............................................................................. 50
4.1.4 Situasi dan Kondisi .................................................................... 51
4.1.5 Sarana dan Prasarana ................................................................. 52
4.2. Hasil Uji Instrument ............................................................................ 53
4.3. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 58
4.4. Hasil Uji Prasyarat .............................................................................. 64
4.4.1. Uji Normalitas ........................................................................... 64
4.4.2. Uji Homogenitas......................................................................... 65
4.5. Hasil Uji Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................ 66
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 74
5.2 Saran ............................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel1.Jumlah Kelulusan Ulangan Harian Sejarah kelas X SMAN 1 Sukoharjo.. 2
Tabel 2.Jumlah Anggota Populasi Siswa X SMAN 1 Sukoharjo .......................... 27
Tabel 3.Jumlah Anggota Sampel Kelas X IS4 SMAN 1 Sukoharjo ...................... 30
Tabel 4.Kisi-Kisi Posttest....................................................................................... 33
Tabel 5.Kriteria Reliabilitas ................................................................................... 39
Tabel 6.Klasifikasi Daya Pembeda ........................................................................ 40
Tabel 7.Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................................. 40
Tabel 8.Tabel Interval Nilai Kekuatan Hubungan ................................................. 42
Tabel 9.Daftar Nama Kepala Sekolah .................................................................... 48
Tabel 10.Jumlah Guru dan Staf Tata Usaha SMA N1 Sukoharjo .......................... 49
Tabel 11.Jumlah Siswa SMA N1 Sukoharjo.......................................................... 50
Tabel 12.Data Ruang Sarana dan Prasarana SMA N1 Sukoharjo.......................... 52
Tabel 13.Data Fasilitas Pendukung di SMA N1 Sukoharjo ................................... 53
Tabel 14.Data Analisis Hasil tes Uji Validitas Butir Soal ..................................... 54
Tabel 15.Daya Pembeda......................................................................................... 55
Tabel 16.Tingkat Kesukaran Soal .......................................................................... 56
Tabel 17.Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................................... 63
Tabel 18.Hasil Uji Normalitas................................................................................ 64
Tabel 19.Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 65
Tabel 20.Menghitung Rumus Eta........................................................................... 67
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran A.1 Surat Pengantar Penelitian Pendahuluan
Lampiran A.2 Surat Pengantar Izin Penelitian
Lampiran A.3 Surat Keterangan Sudah Penelitian
Lampiran A.4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran A.5 Silabus
Lampiran B.1 Soal Instrument
Lampiran B.2 Media Visual
Lampiran B.3 Uji Validitas Instrument
Lampiran B.4 Uji Reliabilitas Instrument
Lampiran B.5 Uji Normalitas
Lampiran B.6 Daftar Nama Siswa Tiap Kelas
Lampiran B.7 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan yang sangat dominan, baik dari
segi pendidikan yang formal maupun yang nonformal sering terlihat di tengah-
tengah kesibukan kita dalam bersosialisasi. Pendidikan dimulai dari kesadaran
diri individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bahkan ada pula yang
mengawali pendidikannya dari rasa ingin tahu. Orang yang memiliki
pendidikan yang tinggi selalu berhasrat untuk terus belajar. Mereka tidak puas
atau berbangga diri begitu saja dengan hasil atau apa yang sudah diperoleh.
Wajar sajalah bahwa sering mendengar isitilah “ Belajar Seumur Hidup”.
Pengetahuan yang berisi informasi tentang pendidikan dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Dalam mendapatkan pengetahuan para tenaga kependidikan,
dan juga manusia pada umumnya, telah mengandalkan beberapa sumber yang
diantaranya adalah: pengalaman pribadi, pendapat ahli, tradisi, intuisi,
penalaran, dan keyakinan akan yang benar dan yang salah (Ibnu Hadjar,
1999:3).
Pendidikan merupakan suatu bidang kajian terapan yaitu yang menekankan
penerapan atau penggunaan pengetahuan dari bidang kajian dasar (basic
2
disicpline) seperti psikologi, sosiologi, ilmu politik, ekonomi, antropologi, dan
sejarah. Dalam dunia pendidikan informasi atau pengetahuan yang diperoleh
dari penelitian semakin banyak digunakan dalam menetapkan kebijaksanaan
baru. Ada 3 alasan utama mengapa penelitian menjadi sumber utama dalam
meningkatkan pengetahuan pendidikan. Pertama, penelitian dan ilmu
pengetahuan telah lama menjadi bagian penting dalam meningkatkan aspek
kehidupan dibidang lain. Kedua, penelitian kependidikan telah terbukti
memberikan sumbangan terhadap pengetahuan di bidang pendidikan. Ketiga,
ulasan terhadap penemuan dan hasil-hasil penelitian telah memberikan
implikasi praktis terhadap pembuatan kebijaksanaan (Ibnu Hadjar,1999:6).
Dalam proses belajar bisa dilakukan di mana saja, baik di lingkungan keluarga,
di lingkungan masyarakat, ataupun di lingkungan lembaga pendidikan atau bisa
disebut juga sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, di
dalamnya terdapat kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh dua pihak
pelaksana, yaitu guru dan siswa.
Menurut Roestiyah (1989:1), guru harus memiliki strategi agar anak didik
dapat belajar dengan efektif dan efesien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Sehingga dibutuhkan metode mengajar yang tepat untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapainya.
Walaupun guru sudah menggunakan beberapa metode yang dianggapnya tepat
untuk mudah dicerna oleh para siswa dan tercapai tujuan yang diinginkannya
dari proses pendidikan, tetapi nyatanya di lapangan sering terjadi ketimpangan,
seperti halnya di SMA N1 Sukoharjo ini. Siswa-siswi yang telah mengikuti
proses belajar di ruang kelas ternyata memiliki hasil yang masih kurang dari
3
yang diharapkannya. Hal ini dapat dilihat siswa yang nilainya kurang dari 70
berjumlah 121 siswa dari 230 siswa di kelas X sehingga belum mencapai batas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada sekolah tersebut.
Tabel 1. Jumlah Kelulusan Ulangan Harian ke-4 Sejarah Kelas X SMA N1
No. Kelas Jumlah Siswa
KKM ( 70 )
Lulus T. Lulus
1. X MIA 1 29 15 14
2. X MIA 2 29 16 13
3. X MIA 3 29 15 14
4. X MIA 4 31 13 18
5. X IS 1 28 15 13
6. X IS 2 26 11 15
7. X IS 3 28 13 15
8. X IS 4 30 11 19
JUMLAH 230 109 121
Sumber: Guru Sejarah SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun 2015
Kondisi peserta didik di ruang kelas cenderung aktif, hal ini dapat peneliti lihat
dari keterbukaan siswa dan keberanian siswa dalam bertanya, akan tetapi
4
keaktifan siswa dalam bertanya belum terarah kepada materi pelajaran yang
bersangkutan terutama pada siswa kelas X IS 4. Metode Brainstorming
merupakan metode yang sangat membantu dalam menghadapi kendala
pembelajaran seperti ini. Pada metode pembelajaran ini diharapkan dapat
menjadi pengaruh yang positif untuk meningkatkan hasil belajar afektif, dilihat
dari sudut pandang keaktifan dan sikap kritisnya. Guru dalam Metode
Pembelajaran Brainstorming hanya berperan sebagai fasilitator dan
memberikan kebebasan berpendapat bagi para siswa, akan tetapi guru
membimbing dan mengarahkan siswa ke arah materi ajar yang dipelajari. Guru
tidak diperkenankan untuk langsung mengadili gagasan-gagasan yang keluar
dari benak mereka, sehingga akan terkumpul banyak gagasan-gagasan dari
siswa.
Metode Brainstorming juga berguna untuk mengukur sampai sejauh mana
pemahaman para siswa tentang materi ajar yang sudah disampaikan tanpa
melakukan evaluasi terlebih dahulu, sehingga dapat mempengaruhi pada hasil
belajar kognitif siswa. Metode Brainstorming ini akan sangat maksimal jika
dibantu dengan media pembelajaran. Menurut S.B. Djamarah (2010:121)
media merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai suatu tujuan pengajaran. Salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan pada Metode Brainstorming ini adalah media visual.
Dengan menggunakan media visual yang berupa gambar para siswa diharapkan
memiliki banyak sekali gagasan-gagasan yang akan diungkapkan oleh para
siswa tersebut. Metode Brainstorming ini juga dapat dimanfaatkan untuk
Kurikulum 2013 yang sedang kita jalani di dunia pendidikan negeri kita ini.
5
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan di atas maka peneliti tertarik
untuk mengangkat judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming
Dengan Menggunakan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Sejarah di SMAN 1 Sukoharjo Kelas Sepuluh ( X ) Tahun Ajaran
2015-2016”.
1.2 Analisis Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Pengaruh Positif yang signifikan pada metode pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan media visual terhadap hasil belajar
kognitif pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas (X) di SMA N 1
Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Pengaruh Positif yang signifikan pada metode pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan media visual terhadap hasil belajar
afektif pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas (X) di SMA N 1
Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.
3. Pengaruh Positif yang signifikan pada metode pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan media visual terhadap hasil belajar
psikomotor pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas (X) di SMA N 1
Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.
6
1.2.2 Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka
penulis membatasi masalah pada pengaruh positif yang signifikan pada
Metode Pembelajaran Brainstorming dengan menggunakan media visual
terhadap hasil belajar kognitif pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas X di
SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan Pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
permasalahan penelitian ini adalah adakah pengaruh positif yang signifikan
pada Metode Pembelajaran Brainstorming dengan menggunakan media
visual terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah
kelas X di SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016?
1.3 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan
dalam penelitian adalah untuk mengetahui adakah atau tidaknya pengaruh
positif yang signifikan pada Metode Pembelajaran Brainstorming dengan
menggunakan media visual terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah kelas X di SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran
2015/2016.
7
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru :Memberikan informasi tentang Metode
Pembelajaran Brainstorming dengan media visual
yang dapat dijadikan acuan atau wawasan
tambahan yang dapat diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
2. Bagi siswa : Dengan menggunakan Metode Pembelajaran
Brainstorming dengan media visual memberikan
suasana baru di kelas, dan dapat meningkatkan rasa
percaya diri para siswa sehingga berani
mengungkapkan pendapat di depan kelas.
3. Bagi sekolah : Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
Sekolah dalam rangka mengembangkan proses
belajar mengajar di dalam kelas.
4. Bagi penulis : Memberikan pengalaman yang berharga kepada
peneliti untuk menggunakan Metode
Brainstorming dengan media visual, sebagai
referensi bagi para penelitian yang sejenis, serta
sebagai syarat menuntaskan pendidikan Sarjana
peneliti sendiri.
8
1.3.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Subjek Penelitian : Siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo
Objek Penelitian : Pengaruh Metode Brainstorming dengan
Media visual terhadap hasil belajar siswa
Tempat penelitian : SMA Negeri 1 Sukoharjo
Waktu Penelitian : Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016
Bidang Ilmu : Pendidikan
9
REFERENSI
Ibnu Hadjar. 1999. Dasar Dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalamPendidikan . Jakarta:P.T. Raja Grafindo Persada. Halaman 3.
Ibid. Halaman 6.
Roestiyah N.K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.Halaman 1.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta. Halaman74.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN
HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Pengaruh
Menurut Dendy Sugiono (2008: 849) “ pengaruh merupakan daya yang ada
atau yang timbul dari sesuatu (baik benda ataupun manusia) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Sementara itu,
Surakhmad (1982: 7) menyatakan bahwa pengaruh merupakan kekuatan
yang muncul dari suatu benda atau manusia dan juga gejala dalam yang
dapat memberikan perubahaan apa-apa yang ada disekelilingnya. Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu
daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu benda maupun
manusia serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-
apa yang ada disekelilingnya. Pada penelitian ini Metode Pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan media visual adalah daya yang akan
melihat pengaruh terhadap hasil belajar.
11
2.1.2 Konsep Metode Brainstorming
Metode Brainstorming biasa juga disebutkan dengan metode sumbang
saran. Metode Brainstorming ini merupakan teknik mengajar yang
dilaksanakan oleh guru dengan cara melontarkan suatu masalah kepada
siswa di ruangan kelas, kemudian siswa tersebut menanggapi masalah
tersebut dan menyatakan pendapatnya dari tiap-tiap siswa. Metode
Brainstorming ini sangat memungkinkan untuk mengembangkan masalah
tersebut menjadi lebih luas, bahkan dapat menjadi masalah baru. Oleh
karena itu Metode Branstorming ini dapat diartikan sebagai suatu cara untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang relatif
singkat ( Roestiyah 2001: 73 ).
Metode Brainstorming ini pertama dipopulerkan oleh Alex F. Osborn yang
tertulis di dalam bukunya yang berjudul “Applied Imagination”. Beberapa
ahli juga mengatakan bahwa Metode Brainstorming merupakan bentuk
metode diskusi guna menghimpun gagasan-gagasan, informasi,
pengetahuan, dan pengalaman dari tiap-tiap peserta didik.
Perbedaan Metode Brainstorming dengan metode-metode diskusi biasanya
adalah dalam diskusi pendapat seseorang dapat ditanggapi, dikomentari,
bahkan dapat disalahkan. Berbeda dengan Metode Brainstorming pendapat
atau gagasan-gagasan yang sudah terlontarkan tidak dapat dikomentari,
bahkan disalahkan oleh siswa ataupun guru yang mengajarkan. Metode
Brainstorming ini hanya menghasilkan gagasan, sehingga mendorong
munculnya banyak gagasan-gagasan.
12
Dalam Metode Brainstorming terdapat tahapan-tahapan yang dilalui, yaitu
sebagai berikut :
a. Pemberian informasi dan Motivasi
Pada tahap ini guru memberikan materi ajar dan latar belakangnya, lalu
mengajak siswa agar aktif dan memberikan tanggapanya.
b. Identifikasi
Siswa diajak memberikan sumbang saran dan gagasan sebanyak-
banyaknya dan ditampung tanpa dikritik secara langsung.
c. Klasifikasi
Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang disepakati oleh kelompok.
Klasifikasi juga bisa didasarkan faktor-faktor lain yang mendukung
d. Verifikasi
Meninjau kembali gagasan-gagasan yang telah di klasifikasikan. Setiap
gagasan diuji relevansinya dengan masalah yang dibahas. Apabila
terdapat kesamaan gagasan maka yang diambil yang relevan dengan
pembahasan.
e. Konklusi
Guru memimpin para siswa untuk menyimpulkan butir-butir alternatif
pemecahan masalah yang disetujui atau disepakati bersama.
Brainstorming memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan pada
metode pembelajaran lainnya dalam hal pengumpulan pendapat dan berfikir
13
secara kritis, walaupun begitu tidak menutup kemungkinan terdapat
kelemahan pada metode pembelajaran ini.
Roestiyah (2001:74-75), mengemukakan beberapa keunggulan dan
kelemahan Metode Brainstorming sebagai berikut.
Keunggulan Metode Brainstorming antara lain:
1. Siswa berfikir untuk menyatakan pendapat.
2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh guru.
4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah
pandai atau dari guru.
6. Terjadi persaingan yang sehat.
7. Anak merasa bebas dan gembira.
8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
9. Meningkatkan motivasi belajar.
Hal-hal yang perlu diantisipsi dalam penggunaan Metode Brainstorming
(kelemahannya) yaitu:
1. Memerlukan waktu yang relatif lama.
2. Lebih didominasi oleh siswa yang pandai.
3. Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemukakannya itu
betul atau salah.
14
Kelemahan di atas bisa diatasi jika guru atau pemimpin kelompok bisa
membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi.
Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik
mungkin dengan cara benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan
dan merencanakan kegiatan belajar dengan baik.
2.1.3 Konsep Media Visual
Menurut S.B. Djamarah (2010:124) media visual merupakan media yang
mengandalkan indra penglihatan. Dengan media visual dapat mempertajam
pemahaman dan memperkuat ingatan. Dengan media visual pula dapat
menumbuhkan minat siswa terhadap materi ajar yang bersangkutan. Agar
menjadi efektif visual ditempatkan kepada konteks yang bermakna dan
siswa harus berinteraksi dengan visual (gambaran) tersebut untuk
meyakinkan proses interaksi. Media visual berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang dituangkan kedalam
simbol-simbol visual. Media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang
mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualisasikan. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan power point dan alat bantu berupa proyektor
sebagai media visual proyeksi.
2.1.4 Konsep Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya
15
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-
macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Oemar Hamalik
(2006:155) menjelaskan bahwa “ hasil belajar dapat diukur melalui
kemajuan siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh”.
Selanjutnya Romizowski yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah
keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan
dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan yang
keluarnya adalah perbuatan atau kinerja (performance).( Jihad dan Haris,
2008:14)
Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak
dicapai diklasifikasikan menjadi tiga bidang, yakni (a) bidang kognitf, (b)
bidang afektif, dan (c) bidang psikomotor (Nana Sudjana, 2013:45). Lalu
dijelaskan kembali oleh Bloom bahwa tujuan dalam pembelajaran dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:
1. Domain kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-
kecakapan intelektual berfikir.
2. Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan
penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai.
3. Domain psikomotor; berkenaan dengan suatu keterampilan-
keterampilan atau gerakan-gerakan fisik. (dalam Rusman,
2013:125)
16
Lebih lanjut Bloom menjelaskan bahwa domain Kognitif terdiri atas enam
kategori yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut siswa untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya
konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang pengetahuan yang
menuntut siswa untuk memahami atau mengerti tentang materi
pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya
tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lainnya.
Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga yaitu menerjemahkan,
menafsirkan, dan mengekstrapolasi.
c. Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
siswa untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
d. Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa
untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam
unsur-unsur atau komponen pembentuknya. Kemampuan analisis
dikelompokkan menjadi tiga yaitu analisis unsur, analisis
hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.
e. Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
siswa untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara
menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat
berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
17
f. Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
siswa untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan
atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Untuk domain kamampuan sikap (affective) Bloom mengklasifikasikan atas
lima kategori diantaranya:
a. Menerima atau memperhatikan. Jenjang pertama ini akan meliputi
sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu fenomena tertentu
atau stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif,
termasuk di dalamnya keinginan untuk menerima atau
memperhatikan. kata-kata yang dapat dipakai: dengar, lihat, raba,
cium, pandang, pilih, kontrol, waspada, hindari dan perhatian.
b. Merespon. Dalam jenjang ini siswa dilibatkan secara puas dalam
suatu subjek tertentu, fenomena atau suasana kegiatan sehingga ia
akan mencari-cari dan menambahkan kepuasan dari bekerja
dengannya atau terlibat di dalamnya. kata-kata yang dapat dipakai:
persetujuan, partisipasi, melibatkan diri, menyenangi, menyukai,
gemar, cinta, dan menikmati.
c. Penghargaan. Penghargaan merupakan tingkat afektif yang lebih
tinggi lagi dari pada menerima dan merespon. Dalam kaitan proses
belajar mengajar, siswa di sini tidak hanya mau menerima nilai
yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai
konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Contoh hasil belajar
efektif jenjang penghargaan ini adalah tumbuhnya kemampuan
18
yang kuat pada diri siswa untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di
rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
d. Mengorganisasikan, artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada
perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk
di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain. Pemantapan
dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e. Mempribadi, dalam jenjang ini sudah ada internalisasi nilai-nilai
telah mendapatkan tepat pada diri individu, diorganisir ke dalam
sistem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku. kata-kata
yang dapat dipakai bersifat objektif, bijaksana, adil, teguh dalam
pendirian, percaya diri dan berkepribadian.
Sedangkan domain psikomotorik, Bloom mengklasifikasikan menjadi lima
kategori yaitu:
1. Menirukan, merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti
makna atau hakikat dari keterampilan itu. Contoh kata kerja
operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah
mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur, menyesuaikan, dan
sebagainya.
2. Memanipulasi, merupakan kemampuan dalam melakukan suatu
tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang
diperlukan. Kata kerja yang sering digunakan dalam mengukur
19
aspek ini adalah menempatkan, membuat, memanipulasi,
merancang, dan sebagainya.
3. Pengalamiahan, merupakan suatu penampilan tindakan di mana
Hal-hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu
kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih
meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan
untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.
4. Artikulasi, merupakan suatu tahap di mana seseorang dapat
melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang
berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja
operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah
menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan, dan
sebagainya.
5. Naturalisasi, merupakan apabila anak telah dapat melakukan
secara alami satu aksi atau sejumlah aksi yang urut. Keterampilan
ini telah sampai pada kemampuan yang paling tinggi dan aksi
tersebut ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minimum.
Dari penjelasan tersebut, maka peneliti akan menitik beratkan kepada hasil
belajar pada domain kognitif. Pada domain kognitif terdiri atas enam kategori
yaitu pengetahuan, pemahaman,penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
20
2.1.5 Konsep Sejarah
Sejarah berkaitan tentang peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah pada masa
lampau.Menurut Sartono (dalam Aman 2011:13) Sejarah dalam arti
Subjektif ini merupakan suatu konstruk merupakan bangunan, ialah
bangunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian atau suatu cerita
yang menggambarkan suatu gejalah sejarah baik itu proses maupun struktur.
Kesatuan itu menunjukan koherensi, yang artinya unsur bertalian satu sama
lain sehingga mencapai suatu kesatuan. Fungsi unsur-unsur ini saling
menopang dan saling tergantung satu sama lain. Dalam kesimpulannya juga
Sartono Kartodirjo (dalam Aman 2011:14) menegaskan bahwa sejarah
merupakan cerita tentang pengalaman kolektif suatu komunitas atau nation
di masa lampau.
Apabila melihat dari kata sejarah, berasal dari Bahasa Arab syajarotun yang
berarti pohon, kemudian berkembang artinya menjadi akar, keturunan, asal-
usul, riwayat, dan silsilah. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari mengenai kisah dan kejadian masa lampau
yang benar-benar terjadi.
Pada Mata Pelajaran Sejarah ini peneliti akan membahas tentang
Historiografi. Menurut Drs. Sugiyanto M.Hum “Historiografi merupakan
puncak kegiatan penelitian sejarah setelah memilih subjek yang dimanati
dalam penelitian sejarah, kemudian mencari sumber-sumber dan
menafsirkan informasi yang terkandung di dalamnya.
21
2.2 Kerangka Pikir
Penggunaan Metode Brainstorming terhadap proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar. Apalagi dalam proses pembelajaran tersebut
menggunakan media pembelajaran yang mendukung, media pembelajaran
visual merupakan media yang dapat membantu dalam menggunakan Metode
Brainstorming untuk mendapatkan hasil yang maksimal dilihat dari hasil
belajar para siswa.
Dalam proses penggunaan Metode Brainstorming dengan menggunakan media
visual, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru. Guru hanya
menjadi fasilitator dalam proses belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya
guru memberikan atau melontarkan masalah kepada para siswa yang ada di
ruang kelas. Guru hanya menampung setiap pendapat yang dikemukakan oleh
siswa tanpa harus mengkritik dan menyalahkan gagasan-gagasan yang
diungkapkan oleh siswa. Guru juga harus peka terhadap situasi dan kondisi
yang berada di kelas, siswa yang cenderung pasif diberikan ekstra perhatian
agar dia berhasrat untuk mengemukakan pendapat, sedangkan kepada para
siswa yang dominan bersuara, guru juga harus memberikan kesempatan kepada
siswa yang lainnya. Setelah proses pengambilan gagasan sudah terkumpul
semua dari para siswa, guru bersama para siswa menyimpulkan butir-butir
penyelesaian masalah tersebut yang telah disetujui. Setelah para siswa merasa
puas dengan, maka diambil kesepakatan terakhir cara penyelesaian masalah
22
yang paling tepat. Selanjutnya untuk lebih memantapkan kembali proses
pembelajaran tersebut guru melakukan evaluasi di akhir materi ajar yang
diberikan.
2.3 Paradigma
Ket :
X : Metode Brainstorming dengan menggunakan media visual
Y : Hasil Belajar Siswa
: Garis pengaruh
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Kerlinger (1986,2000) (Punaji Setyosari, 2010:110)
merupakan pernyataan yang bersifat dugaan (conjectural) tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih, sedangkan menurut Punaji Setyosari (2010:110)
pengertian hipotesis secara umum adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Berdasarkan
penjelasan para ahli di atas dapat diperoleh pengertian bahwa hipotesis adalah
X Y
23
jawaban atau dugaan sementara, dalam hal ini hipotesis dalam penelitian
memberikan jawaban sementara atas suatu penelitian yang akan dilakukan
untuk kemudian jawaban sementara itu diuji secara empiris.
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
H0 : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan pada Metode
Pembelajaran Brainstorming dengan menggunakan media visual
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah Siswa kelas X di SMA N1 Sukoharjo Tahun Ajaran
2015/2016.
H1 : Ada pengaruh positif yang signifikan pada Metode Pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan media visual untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah
Siswa kelas X di SMA N1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.
24
REFRENSI
Dendy Sugiono.2008.: Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa EdisiKeempat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman 849.
Winanro Surakhmad.1982.Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode danTeknik.Bandung: Tarsito. Halaman 7.
Roestiyah N.K.2001.Metode Pembelajaran Curah Pendapat (Brainstorming).Jakarta:Bumi Aksara.Halaman 73.
Ibid. Halaman 74.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.2010.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.Halaman.124.
Oemar Hamalik.2006.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.Ha1aman 55
Asep Jihad dan Abdul Harris.2008.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta:MultiMedia.Halaman 14.
Nana Sudjana.2004.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdyakarya.Halaman 45.
Rusman.2013.Model Model Pembelajaran.Jakarta:Rajawali Pers.Halaman 125.
Aman.2011.Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta:ombak. Halaman13
Ibid.14
25
Achmad Fathoni.”PengertianHistoriografi”.30Agustus2016.http://sejarahdanpengetahuanumum.blogspot.com
Punaji Setyosari.2010.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta:Kencana.Halaman 110
Ibid 110
26
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian ilmiah seseorang peneliti memerlukan metode. Menurut
Sukardi (2003:17), metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai
kegiatan yang secara sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk
memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun
bagi peneliti itu sendiri.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian True
Experimental dengan desain posttest-only Control Design, dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R)
kelompok pertama diberi perlakuan X dan kelompok yang lain tidak diberi
perlakuan X. Kelompok yang diberikan perlakuan X disebut kelompok/kelas
eksperimen dan kelompok yang yang tidak diberikan perlakuan X disebut
dengan kelompok/kelas kontrol (Sugiyono, 2013: 112). Alasan penggunaan
metode penelitian True Experimental karena peneliti akan melihat pengaruh
dari Metode Pembelajaran Brainstorming dengan menggunakan media visual
pada Mata Pelajaran Sejarah terhadap hasil belajar kognitif dengan melakukan
perlakuan penggunaan kepada siswa X di SMA Negeri 1 Sukoharjo.
27
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N
1 Sukoharjo. Dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah anggota Populasi siswa X SMA N1 Sukoharjo TahunAjaran 2015/2016
No. Kelas Jumlah Siswa
Jenis Kelamin
L P
1. X MIA1 29 10 19
2. X MIA2 29 10 19
3. X MIA3 29 9 20
4. X MIA4 31 9 22
5. X IS1 28 12 16
6. X IS2 26 12 14
7. X IS3 28 12 16
8. X IS4 30 13 17
28
JUMLAH 230 87 143
Sumber: Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun 2015
Dari tabel di atas, diketahui yang menjadi populasi adalah siswa kelas X
SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 87
orang laki-laki dan 143 orang perempuan dengan jumlah keseluruhan siswa
sebanyak 230 siswa.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Alasan penggunaan
sampel dalam suatu penelitian adalah untuk mempersingkat waktu, tenaga,
dana atau biaya dengan menggunakan sampel dalam penelitian bukan
seluruh anggota populasi yang digunakan sebagai penelitian.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Simple Random Sampling. Teknik pengambilan sampel ini dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu (Sugiyono, 2013:120).
Perhitungan banyaknya atau besarannya sampel didasarkan pada
perhitungan prosentase dari jumlah populasi terjangkau. Merujuk kepada
Suharsimi Arikunto (2006:131) mengemukakan, apabila subjek populasi
lebih dari 100, maka sampel dapat diambil minimal 10%. Dalam penelitian
ini peniliti mengambil sampel sebesar 21% dari jumlah populasi, untuk
menentukan anggota sampel digunakan cara undian.
29
Langkah-langkah pengambilan sampel dengan teknik simple random
sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pemberian angka-angka pada setiap siswa di tiap kelas (sesuai dengan
nomor absen).
b. Tiap-tiap kelas terdiri dari X MIA 1 s.d X MIA 4 dan X IS 1 s.d. X IS 4
yang telah diberikan angka (terdiri dari 8 kelas)
c. Setelah itu dilakukan pengocokan dalam setiap kelas. Masing-masing
kelas diambil 3 orang secara undian acak, sehingga dihasilkan 24 siswa.
d. Pengocokan pertama ini yang telah terpilih dijadikan sebagai
kelompok/kelas eksperimen.
e. Setelah itu dilakukan pengocokan kembali dalam setiap kelas yang
sudah berkurang 3 orang dikarenakan hasil pengocokan pertama.
Masing-masing kelas diambil 3 orang lagi secara undian acak, sehingga
dihasilkan 24 siswa kembali.
f. Pegocokan kedua ini telah terpilih untuk menjadi kelompok/kelas
kontrol.
Berdasarkan langkah-langkah di atas maka sampel penelitian ini terdiri dari
kelompok/kelas eksperimen yang berjumlah 24 siswa dan kelompok/kelas
kontrol yang terdiri dari 24 siswa juga (lebih jelasnya lihat lampiran).
Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 di
halaman berikutnya:
30
Tabel 3. Jumlah Anggota Sampel kelas X SMA N1 Sukoharjo
No. Kelompok/
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
SiswaL P
1. Eksperimen 10 14 24
2 Kontrol 9 15 24
Sumber: Hasil Pengambilan Sampel
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi, mendefinisikan variabel sebagai gejala yang
bervariasi, gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek
penelitian yang bervariasi. (Suharsimi Arikunto, 2006:116), sedangkan
menurut Sugiyono, variabel penelitian pada dasarnya segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2013:60). Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel merupakan suatu objek yang akan diteliti sehingga memperoleh
informasi tentang apa yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
2 macam, yaitu :
31
1. Variabel bebas (Independent) merupakan variabel yang sifatnya
mempengaruhi, berupa Metode Brainstorming dengan media visual pada
Mata Pelajaran Sejarah kelas X di SMA Negeri 1 Sukoharjo.
2. Variabel terikat (Dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi
berupa hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X di SMA
Negeri 1 Sukoharjo.
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang dirumuskan oleh peneliti tentang
istilah-istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk
menyamakan persepsi antara peneliti dengan orang-orang yang terkait
dengan penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode Pembelajaran Brainstorming dengan media visual
Metode Pembelajaran Brainstorming merupakan teknik mengajar guru di
kelas dengan melontarkan suatu masalah ke siswa, kemudian siswa
menyatakan pendapatnya dan terus dikumpulkan. Tugas guru dalam hal
ini agar mampu merangsang pikiran siswa, dan siswa dituntut untuk aktif
berpartisipasi dan berani mengemukakan pendapat.
Media visual merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang berupa
gambar (visualisasi pesan) sehingga mempermudah penyampaian
informasi. Keberhasilan penggunaan media ini ditentukan kualitas dan
efektivitas grafik.
32
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil
dari belajar mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil
belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka dengan begitu
bisa dilihat keberhasilan proses pembelajaran. Hasil belajar siswa
diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran dengan dilakukannya
evaluasi belajar yang oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian (Sugiyono, 2013:148). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa, yaitu
melalui tes pada Mata Pelajaran Sejarah sesuai dengan materi yang telah
ditentukan. Instrumen penelitian tes hasil belajar siswa berupa perangkat tes
formatif tipe pilihan ganda yang diberikan kepada siswa pada akhir materi
yang telah ditentukan untuk mengukur dan mengetahui hasil belajar siswa pada
Mata Pelajaran Sejarah.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.1 Teknik Tes
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran (Wina
33
Sanjaya,2013:250). Tes atau kuis merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi
Arikunto,2009:53). Dalam penelitian ini tes digunakan sebagai alat untuk
mengukur hasil belajar siswa terhadap perlakuan yang telah diberikan
kepada siswa.
Tes yang diberikan berupa posttest yang masing masing akan diberikan 20
soal yang mencakup ranah kognitif, yaitu C1, C2, C3, C4, C5, dan C6.
Setelah penyusunan tes, maka setiap butir soal akan diberikan skor. Skor
yang diberikan adalah untuk jenjang-jenjang kemampuan ranah kognitif
mulai dari C1 sampai C6. Berikut ini merupakan pedoman posttest yang
akan digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 4 Kisi-Kisi Posttest
No Ranah Kognitif Jumlah
Soal
Skor Total Skor
1 C1 6 2 12
2 C2 4 4 16
3 C3 4 5 20
4 C4 2 7 14
34
5 C5 2 9 18
6 C6 2 10 20
Total 20 100
Sumber : Olah data peneliti tahun 2016
Tidak ada pedoman yang dipakai oleh peneliti untuk menentukan perbedaan
skor tersebut. Sejalan dengan yang diungkapkan Sudijono “ orang yang
paling tahu besarnya bobot yang seharusnya diberikan terhadap jawaban
yang betul itu adalah pembuat soal itu sendiri, yaitu tester, karena dialah
orang yang paling tahu mengenai derajat kesukaran yang dimiliki oleh
masing-masing butir item yang dikeluarkan dalam test hasil belajar”
(Sudijono, 2009:306).
3.5.2 Teknik Dokumentasi
Menurut Margono (2000:18) bahwa dokumentasi merupakan pengumpulan
data melalui peninggalan tertulis berupa arsip termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil dan lain-lain. Pada penelitian ini, dokumentasi
dilakukan dengan cara mengambil data yang sudah ada, seperti data siswa
kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.
3.5.3 Teknik Observasi
Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013:203) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
35
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Senada dengan
Sutrisno, Wina Sanjaya(2013:270) observasi adalah teknik pengumpulan
data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal
yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi, baik gejala-gejala
tingkah laku, benda-benda hidup, ataupun benda mati. Observasi ini
dilakukan selama peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1
Sukoharjo.
3.5.4 Teknik Kepustakaan
Kepustakaan merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan data-
data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti teori-
teori yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan, konsep-konsep dalam
penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.
3.6 Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian
seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.
2. Menentukan populasi dan sampel.
3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian.
4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5. Membuat instrumen tes penelitian.
6. Melakukan validasi instrumen.
36
7. Menguji cobakan instrumen.
8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
9. Menganalisis data.
10. Membuat kesimpulan.
3.7 Uji Instrument
3.7.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kesahihan
sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:172) ada dua macam
validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu (a) validitas internal dan (b)
validitas eksternal.
a. Validitas Internal
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct
validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun
tes tersebut mengukur setiap aspek variabel penelitiannya. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang akan diberikan.
Cara untuk mengetahui validitas alat ukur dengan rumus product moment
dengan angka kasar:
37
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara skor X dan skor Y dua skor yang dikorelasikan
X = skor item
Y = skor total
N = jumlah siswa/orang
∑X = item nomor yang benar
∑Y = jumlah Y
∑XY = jumlah Y dari item yang benar
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas
yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi
syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total
kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk
mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-
fakta empiris yang terjadi di lapangan. Penelitian mempunyai validitas
eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada
sampel lain pada populasi yang diteliti.
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu kata yang berhubungan dengan arti
kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
38
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut
Suharsimi Arikunto (2009: 86) reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat
diteskan pada objek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada
dasarnya melihat kesejajaran hasil, sedangkan menurut Oemar Hamalik
(2005:158), reliabilitas merupakan suatu alat evaluasi yang menunjukkan
ketetapan hasil yang sama.
Menurut Sugiyono, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012: 173). Untuk menguji
instrumen pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Alpha.
Rumus Alpha adalah
Keterangan :r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal∑σ3 = jumlah varians butirσ2 = varians totalx = skor total(Eko Putro Widoyoko, 2013: 164)
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen di-
perlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.
Untuk menentukan kriteria reliabilitas menggunakan tabel sebagai berikut:
39
Tabel 5 Kriteria Reliabilitas
Koefisien relibilitas
(r11)Kriteria
0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Cukup
0,20 < r11≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2005: 75)
3.7.3 Daya Pembeda
Daya pembeda soal yang dimaksud untuk mengetahui sejumlah mana
soal ini dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2005).
Rumus yang digunakan untuk melihat daya pembeda adalah :
D =BA
_BB
JA JB
Keterangan:D : Indeks daya pembedaJA : Banyak peserta kelompok atasJB : Banyak peserta kelompok bawahBA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benarBB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
40
Sedangkan untuk mengklasifikasikan data daya pembeda yang telah
dianalisis dapat dilihat pada tabel kriteria berikut ini.
Tabel 6 Klasifikasasi Daya PembedaKoefesien Korelasi Kriteria
0.00 – 0.20 Jelek
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Sangat baik
(Sumber : Arikunto, 2005:218)
3.7.4 Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2005:209) tingkat kesukaran butir soal
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :P : Indeks tingkat kesukaranB : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benarJS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat pada
tabel 7 di bawah ini :
Tabel 7 Klasifikasi Tingkat KesukaranKoefesien Korelasi Kriteria
0.00 – 0.29 Sukar
0.30 – 0.69 Sedang
0.70 – 1.00 Mudah
Sumber: (Arikunto, 2005: 210)
41
3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
data kuantitatif dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Untuk melihat pengaruh positif atau negatif pada Metode Pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan media visual terhadap hasil belajar
kognitif siswa digunakan rumus uji eta ( ). Adapun rumus uji eta ( )
dilihat sebagai berikut:
Keterangan :
: sampel 1 dan sampel 2
: rata-rata dari seluruh sampel kelompok 1 dan 2
: jumlah kuadrat kedua buah sampel
: rata-rata tiap kelompok
Untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh dapat dilihat dalam tabel
interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan di bawah ini:
Tabel 8.Tabel Interval Nilai Koefisien Korelasi Dan Kekuatan Hubungan
No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1 KK = 0,00 Tidak ada
2 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali
3 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah, tapi pasti
4 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang
5 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat
42
6 0,90 < KK ≤ 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali
7 KK=1,00 Sempurna
Sumber : Misbahuddin dan Hasan (2013 : 48)
Keterangan :
Interval nilai KK bernilai positif atau negatif.
Nilai KK positif berarti korelasi positif.
Nilai KK negatif berarti korelasi negatif.
(Misbahuddin dan Hasan, 2013 : 48)
2. Untuk melihat signifikansi pengaruh pada Metode pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan media visual terhadap hasil belajar
kognitif siswa digunakan rumus uji F. Adapun rumus uji F dapat dilihat
sebagai berikut:
mengunakan rumus Uji F sebagai berikut :
Keterangan :
n : jumlah sampel
k : jumlah sub kelas adalah variabel nominal
(Misbahuddin dan Hasan, 2013 : 48)
Kriteria uji F menurut Misbahuddin dan Hasan (2013: 124) apabila F ≤ F
(v1)(v2) maka H1 ditolak dan apabila F > F (v1)(v2) maka H1 diterima dengan
v1=k-1, v2=n-k dan taraf nyata 5% (0,05).
43
3.9 Uji Prasyarat
3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil dari
sampel penelitian yang terpilih merepresentasikan populasi, maka biasanya
dilakukan uji normalitas terhadap data tersebut. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat,
yakni sebagai berikut:
k
i i
ii
E
EOx
1
22
Keterangan:
iO = Frekuensi harapan
iE = Frekuensi yang diharapkan
K = Banyaknya pengamatan(Sudjana, 2005: 273)
Keputusan Uji:
Jika χhitung < χtabel dengan dk = k – 3 dan taraf = 5%, maka data berdistribusi
normal.
3.9.2. Uji Homogenitas
Menurut Triyono ( 2012 : 220) “uji homogenitas adalah sebuah proses
pengujian untuk mengetahui apakah varians dari dua atau lebih kelompok
mempunyai varians yang homogen atau tidak”. Teknik yang digunakan
adalah adalah uji perbandingan varians dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
44
a. Menentukan formulasi hipotesis
H0 : data varians homogen
H1 : data tidak varians homogen
b. Menentukan taraf nyata dan yang digunakan adalah 5%
c. Menentukan kriteria pengujian
H0: diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel dan H1 ditolak apabila Fhitung > Ftabel
d. Menentukan kriteria pengujian
F =
f. Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak.
45
REFERENSI
Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Halaman17.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. Halaman 112.
Ibid. Halaman 80.
Ibid. Halaman 81.
Ibid. Halaman 120.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 131.
Ibid. Halaman 116.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta. Halaman 60.
Ibid. Halaman 148.
Wina Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Halaman250.
Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. Halaman 53.
Sudijono.2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rajawali Pers. Halaman306.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.Halaman 18.
46
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta. Halaman 203.
Wina Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Halaman270.
Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. Halaman 168.
Ibid. Halaman 172.
Ibid. Halaman 86.
Oemar Hamalik.2005.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.Halaman 158.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta. Halaman 173.
Eko Putro Widoyoko.2013.Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktisbagi Pendidik dan calon Pendidik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.Hal.164.
Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:RinekaCipta. Halaman 75.
Ibid. Halaman 218
Ibid. Halaman 209
Ibid. Halaman 210
Misbahuddin dan Iqbal Hasan.2013.Analisis Data Penelitian Dengan Statistika.Jakarta: PT Bumi Aksara. Halaman 48.
Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito. Halaman 273.
Triyono.2012.Metodelogi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Ombak. Halaman220.
74
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh positifyang signifikan pada Metode Pembelajaran Brainstorming
dengan menggunakan media visualterhadap hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah siswa kelas X di SMAN1 Sukoharjo Tahun Ajaran
2015/2016,dengan diketahui Fo10,732>Ftabel 4,08sehingga dari hasil tersebut
keputusan uji yang diambil yaitu H0 ditolak, dengan taraf nyata 5%, dan H1
diterima.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran Metode Brainstorming
dengan menggunakan media visual terhadap hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah berlangsung maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru , dalamMetode Brainstorming denganmenggunakan media visual
disarankan agar mempersiapkanmateridenganbaikdikarenakan membutuhkan
media visual yang menarik dan jelas, metode inisangatbaik pula jika
75
diterapkan terhadap kelas yang cenderung aktif namun hasil belajarnya belum
memuaskan. Untuk mengantisipasi dari kelemahan metode pembelajaran ini,
guru juga harus lebih peka terhadap situasi dan kondisi para siswa di ruang
kelas.
2. Bagisiswa ,dalam pembelajaran Sejarah harus lebih aktif dalam setiap
tahapan yang dilewati dan jangan malu untuk bertanya serta mengeluarkan
pendapatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aman.2011.Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta:Ombak
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : PT Rineka Cipta
Fathoni, Achmad.”Pengertian Historiografi”. 30Agustus2016. http://sejarahdanpengetahuanumum.blogspot.com
Jihad Asep, dkk.2012.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Pressindo
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Maskun. 2011. Dasar-dasar IPS. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Misbahuddin dan Iqbal Hasan.2013.Analisis Data Penelitian DenganStatistika. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mudjiono dan Damayanti.2013.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PTRineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta:Kencana
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Roestiyah N.K. 2001. Metode Pembelajaran Curah Pendapat (Brainstorming ). Jakarta: Bumi aksara
------------------. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain SistemPembelajaran.Jakarta : Kencana
Sudijono, Anas.2007.Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta : PT RajoGrafinda Persada
------------------.2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT RajoGrafinda Persada
Sudjana, Nana.2005. Metode Statistika. PT.Tarsito: Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Trianto.2010.Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.Jakarta:PTPrestasi Pustakarya