dalam mengatasi problematika membaca al-qur’ane-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5331/1/danang...
TRANSCRIPT
i
PERAN IQRA’ CLUB
DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA MEMBACA AL-QUR’AN
DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
(Studi Kasus Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2018/2019)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Danang Eko Yulia Saputra
23010150242
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
PERAN IQRA’ CLUB
DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA MEMBACA AL-QUR’AN
DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
(Studi Kasus Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2018/2019)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Danang Eko Yulia Saputra
23010150242
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. 2)Ia telah menciptakan dari segumpal darah.
3)Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah. 4) Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 5) Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya
(Q.S. AL-ALAQ AYAT 1-5)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan Ibundaku tercinta, Bp. Susilo dan Ibu Sarwiyah serta adik-adikku
Agustian Dwi Saputra dan Ayu Rahmawati, tak lupa bude kesayanganku
Rumsiyah, Baniyah, Siti Kamsiyah serta sepupu terbaikku Siti Nur Hidayah
dan Ahmad Aditya Nasikhin yang selalu menghiburku, memberikan doa,
nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam kehidupanku.
2. Dosen pembimbing skripsiku Bp. Mufiq, S.Ag., M.Phil, yang selalu
memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama
proses skripsi ini.
3. Dosen pembimbing Akademik Bp. Muhammad Hasbi, S.Pd., M.A yang
selalu memberikan pengarahan dan motivasi dalam menempuh skripsi ini.
4. Keluarga besar Sekolah Dasar Negeri Rejosari kecamatan Jambu, Yang telah
memberikan pengalaman yang sangat berharga dan telah memberi dukungan,
motivasi serta doanya sehingga penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.
5. Keluarga besar Tim KKN posko 15, KKL dan PPL IAIN SALATIGA
2018/2019, yang selalu menyemangati menghibur dan memberikan doa serta
motivasinya dalam menempuh gelar sarjana ini.
6. Orang spesial serta sahabat terbaikku, Zuhrotun Nafiah, Labayka Mawla,
Berlin Astrid, Hanif Aniqo Rois, Lutfi Khakim, Ahmad Izudin Lutfi, Ahmad
khoirurroziq, M. Iqbal waedeng, Kelas G, yang selalu memberikan dukungan,
semangat, motivasi, dan doanya dalam menempuh gelar sarjana ini.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya telah memberikkan kekutan, petunjuk, dan
perlindungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “Peran Iqra’ clubdalam mengatasi problematika membaca Al-
qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga (Studi kasus kelas X tahun pelajaran
2018/2019). Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada nabi
Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya.
Dalam penyusunan sktipsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulis juga
banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr.H Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Rukhayati, M.Ag., selaku ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Mufiq S.Ag., M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingandan pengarahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Muhammad Hasbi, S.Pd., M.A. selaku dosen prmbimbing akademik .
x
6. Kedua orang tuaku dan adikku yang telah memberikan doa, motivasi serta
dukungan moril dan materil kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala
keilmuan di bidang pendidikan kepada penulis.
8. Staf IAIN Salatiga yang telah memberikan ruang ilmu akademik sebagai
sumber pengetahuan penulis.
9. Keluarga besar Sekolah Dasar Negeri Rejosari kecamatan Jambu, yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman dalam dunia kerja.
10. Keluarga besar SMK Negeri 2 Salatiga dan bapak ibu guru Bp. Huda, Bp.
Heru, Bp. Rofi’i, Bu Widayati, Ibu Ainun yang telah memberikan dukungan
dan doanya demi kelancaran terselesaikannya skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2015 IAIN Salatiga yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdoa
kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang tercurahkan diridhoi oleh Allah
SWT dengan mendaptkan balasan yang berlipat ganda.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan bagi para pembaca. Dengan keterbatasan dan kemampuan,
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 14 Maret 2019
Penulis
Danang Eko Yulia Saputra
NIM. 23010-15-0242
xi
ABSTRAK
Saputra, Danang Eko Yulia. 2019. “Peran Iqra’ Club dalam mengatasi
problematika membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
(Studi Kasus kelas X tahun Pelajaran 2018/2019)”. Skripsi.
Program studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Kata Kunci : Peran,Iqra’ Club, Problematika, Al-qur’an
Tujuan penelitian dalam skripsi ini ada dua buah yaitu: 1) Mengetahui
Problematika Peran Iqra’ Club dalam mengatasi membaca Al-qur’an di SMK
Negeri 2 Salatiga Studi Kasus Kelas X Tahun Pelajaran 2018/2019. 2)
Mengetahui Peran Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an
di SMK Negeri 2 Salatiga Studi kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019. 3)
Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat peran Iqra’ Club dalam
mengatasi Problematika membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga Studi
kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019?
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research)dan
bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber
primer yaitu dengan mencari informasi yang ada di lapangan dan sekunder yaitu
untuk melengkapi dan memperkuat penemuan. Pengumpulan data di lakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data di peroleh
melalui penggabungan dari sumber data yang terkumpul dianalisis dengan cara
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa. 1) Problematika Peran Iqra’ Club
dalam mengatasi membaca Al-qur’an adalah siswa masih merasa kaku dalam
melafadzkan huruf-huruf hijaiyah karena belum terbiasa, siswa merasa sulit
memahami tajwid. 2) Peran Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca
Al-qur’an adalah membantu guru pendidikan agama islam dalam membimbing
siswa membaca Al-qur’an, mengajari mengaji siswa yang belum bisa membaca
Al-qur’an, memberi dorongan dan motivasi terhadap siswa yang belum bisa
mengaji. 3) Faktor pendukung dan penghambat peran Iqra’ club dalam mengatasi
problematika membaca Al-qur’an adalah a) Faktor pendukung, tersedianya sarana
dan prasarana untuk kegiatan mengaji, guru pendidikan agama islam yang selalu
memantau perkembangan siswa melalui buku monitoring, orang tua yang
mengijinkan anak pulang terlambat untuk mengajari atau belajar membaca Al-
qur’an. b) Faktor penghambat, siswa merasa malas belajar membaca Al-qur’an,
lingkungan yang kurang mendukung, siswa capek karena kegiatan belajar
membaca sore hari.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
E. Penegasan Istilah .................................................................................. 9
F. Sistematika Penulisan. ......................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peran Iqra’ Club
xiii
1. Pengertian Iqra Club ...................................................................... 13
B. Problematika Membaca Al-qur’an
1. Problematika .................................................................................. 16
2. Membaca ........................................................................................ 17
3. Al-qur’an ........................................................................................ 19
C. Peran Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-quran
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 30
C. Sumber Data ......................................................................................... 30
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 31
E. Analisis Data ........................................................................................ 32
F. Pengecekan Keabsahan Data................................................................ 34
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum SMK Negeri 2 Salatiga
1. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Salatiga ........................................ 37
2. Identitas Sekolah ............................................................................ 38
3. Identitas Kepala Sekolah ................................................................ 39
4. Komite Sekolah .............................................................................. 39
5. Visi dan Misi Sekolah SMK Negeri 2 Salatiga .............................. 40
B. Data Hasil Temuan
1. Problematika Iqra’ Club dalam mengatasi membaca Al-qur’an di SMK
Negeri 2 Salatiga........................................................................46
xiv
2. Peran Iqra’ Club dalam Mengatasi Problematika Membaca
Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga ............................................. 47
3. Faktor Pendukung Peran Iqra’ Club dalam Mengatasi
Problematika Membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga ..... 49
4. Faktor Penghambat Peran Iqra’ Club dalam Mengatasi
Problematika Membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga ...... 52
C. Analisis Data
1. Problematika Iqra’ Club dalam mengatasi membaca Al-qur’an
di SMK Negeri 2 Salatiga ............................................................54
2. Peran Iqra’ Club dalam Mengatasi Problematika Membaca
Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga ............................................. 55
3. Faktor Pendukung Peran Iqra’ Club dalam Mengatasi
Problematika Membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga ...... 56
4. Faktor Penghambat Peran Iqra’ Club dalam Mengatasi
Problematika Membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga ...... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 61
B. Saran ..................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Guru Adaptif SMK NEGERI 2 Salatiga
Tabel 4.2 Tabel Guru Normatif
Tabel 4.3 Tabel Guru BP/BK
xvi
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Verbatim Wawancara
2. Lampiran 2 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
3. Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi
4. Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian
5. Lampiran 5 Daftar SKK
6. Lampiran 6 Riwayat Hidup
7. Lampiran 7 Foto-foto Hasil Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-qur’an merupakan kalam (wahyu) Allah. Kitab suci ini secara asli
berarti tidak menggunakan bahasa bumi, tapi bahasa langit, Al-qur’an asalnya
merupakan bacaan dan tulisan (berbahasa) yang sulit dan berat sekaligus
menakjubkan, seram dan mencekam karena kedahsyatannya, keajaibannya,
keluar biasaannya dan keagungannya. (Ahmad Syarifuddin,2004:53).
Al-Ghazali menyatakan “Anak adalah amanah di tangan ibu-bapaknya.
Hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya. Apabila ia dibiasakan
pada suatu yang baik dan dididik, niscaya ia akan tumbuh besar dengan sifat-
sifat baik dan akan bahagia di dunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiasakan
dengan tradisi-tradisi buruk, tidak dipedulikan seperti halnya hewan, niscaya ia
akan hancur dan binasa” (Ahmad Syarifuddin, 2004: 59).
Untuk menghindari penyakit “Jununus Shaba” sekaligus melestarikan
fitrah dan kehanifan anak serta meningkatkan mentalitas keimanannya, maka
satu-satunya dasar Islam yang anggun adalah melalui usaha menanamkan pada
anak pendidikan yang berorientasi kecintaan terhadap Al-qur’an sejak dini.
Ibnu Khaldun menunjuk pentingnya menanamkan pendidikan Al-qur’an
kepada anak-anak ini. Menurutnya, pendidikan Al-qur’an merupakan fondasi
semua kurikulum pendidikan di dunia Islam, karena Al-qur’an merupakan syiar
2
agama yang mampu menguatkan akidah dan mengokohkan keimanan (Ahmad
Syarifuddin, 2004: 61).
Dengan menanamkan kecintaan anak terhadap Al-qur’an sejak dini,
maka kecintaan itu akan bersemi pada dewasanya kelak, mengalahkan
kecintaan anak pada hal yang lain, karena masa kanak-kanak itulah masa
pembentukan watak yang utama. Hadirnya generasi qur’ani di setiap masa
yang selalu dekat dengan ibadah kepada Allah SWT, berjuang membela
agamanya, berbakti kepada orang tua, berguna bagi masyarakat, dan bercinta
kasih sesama, agaknya hanya bisa dicapai dengan jalan menanamkan pada jiwa
anak-anak kecintaan terhadap Al-qur’an sejak dini secara serentak dan
semarak.
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat menjalani
kehidupannya dengan baik dan benar tanpa ada bimbingan dari Al-Qur’an,
dengan alasan yang sama maka dapat dipahami mengapa kitab suci umat Islam
ini dapat memperkenalkan hukum-hukum yang berkaitan dengan bangun
runtuhnya suatu masyarakat. Bahkan dapat dikatakan bahwa Al-Qur’an
merupakan buku pertama yang memperkenalkan hukum-hukum
kemasyarakatan (Nurdin, 2007:219).
Dewasa ini banyak orang yang menguasai ilmu teknologi dan umum.
Namun, tidak banyak orang yang menguasai ilmu agama yang diantaranya
adalah Al-qur’an. Padahal di dalam Al-qur’an banyak sekali pembelajaran
yang bisa dipetik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang
3
yang tidak bisa membaca Al-quran dengan berbagai macam sebab dan alasan,
yang di antaranya adalah kurangnya dukungan keluarga, yaitu terlalu sibuknya
orang tua sehingga tidak dapat memperhatikan perkembangan anak, orang tua
yang sibuk bekerja berangkat pagi dan pulang malam. Padahal pendidikan
yang paling utama dan pertama adalah keluarga. Dengan kurangnya perhatian
orang tua maka anak akan se enaknya sendiri dalam melakukan sesuatu hal
karena kurangnya arahan dari orang tua. Selain itu lingkungan juga sangat
berpengaruh terhadap berkembangnya pemikiran dan kepribadian anak.
Apabila seorang anak hidup di antara lingkungan yang baik niscaya anak akan
tumbuh menjadi pribadi yang baik, taat terhadap ketentuan agama yang salah
satu diantaraya adalah dapat mengetahui lebih jauh mengenai Al-qur’an.
Namun sebaliknya, jika anak hidup dengan kurangya perhatian dari
keluarga khususnya orang tua atau bahkan hidup di lingkungan yang kurang
baik maka anak akan tumbuh dewasa dengan kepribadian yang buruk terlebih
mengenai keagamaan, anak akan jauh dari agama yang salah satu di antaranya
adalah Ilmu al-qur’an di mana seorang anak tidak akan mengetahui ilmu-ilmu
yang ada di dalamnya, padahal Al-quran merupakan pedoman hidup bagi umat
Islam.
Maka sebelum mempelajari lebih jauh tentang kandungan yang ada di
dalam Al-quran, seseorang harus bisa membacanya terlebih dahulu yaitu
seseorang harus dapat mengetahui huruf hijaiyah dan cara membacanya sesuai
dengan syariat. Di SMK Negeri 2 Salatiga, terdapat program yang dilakukan
4
oleh Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an yang baik
dan benar sesuai dengan syariat Islam.
Program ini dilakukan oleh Iqra’ Club yang di mana anggota tersebut
dibentuk oleh guru pendidikan agama Islam dari anggota SKI yang sudah di
pilih dengan kriteria tertentu agar dapat melakukan perannya untuk
mengajarkan adik kelasnya dalam membaca Al-qur’an. Sebelum bergabung
dalam Iqra’ Club seluruh anggota SKI ditest dalam membaca Al-quran dan
pengetahuannya mengenai tajwid dan ilmu lainnya yang berhubungan dengan
membaca Al-qur’an.
Setelah selesai melakukan Masa Orientasi Siswa (MOS), Guru
pendidikan Agama Islam mulai memasuki kelas X sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan, yang kemudian Guru Pendidikan Agama Islam menyuruh
siswa siswi baru kelas X tersebut untuk membaca Al-qur’an satu persatu. Hal
yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam adalah mencatat nama
siswa beserta dengan kelasnya yang kemudian siswa tersebut diberitahu oleh
guru yang dimana siswa ini wajib mengikuti program iqra’ clubyang
dilaksanakan setiap hari setelah selesai kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan di masjid SMK Negeri 2 Salatiga setelah melaksanakan sholat
Asar secara berjamaah. Setelah siswa selesai melaksanakan baca Al-qur’an
yang dimana iqra’ club merupakan guru didalam membaca Al-qur’an tersebut
kemudian siswa akan di absen secara tertib yang kemudian absensi tersebut
akan diserahkan oleh guru Pendidikan Agama Islam.
5
Pada saat jadwal Pendidikan Agama Islam, guru mengecek siapa saja
dari siswa siswi kelas X tersebut yang wajib mengikuti program membaca Al-
qur’an dalam iqra’ club dan tidak mengikuti program tersebut, maka guru
pendidikan Agama Islam bertanya terhadap siswa yang bersangkutan tentang
alasan tidak mengikuti program wajib bagi siswa yang belum bisa membaca
Al-qur’an. Setelah ditanya apa alasan dari siswa tersebut maka bagi siswa yang
alasannya dapat diterima dan masuk akal akan disuruh untuk mengikuti
program baca Al-qur’an sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Namun,
bagi siswa yang alasannya tidak dapat diterima dengan akal, maka Guru
Pendidikan Agama Islam akan mendekati siswa secara halus dengan
memberikan reward berupa nilai tambahan pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, sehingga siswa akan lebih semangat untuk terus belajar
membaca Al-qur’an. Jadi, harapannya semua siswa siswi yang lulus dari SMK
Negeri 2 salatiga dapat membaca Al-qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan syariat Islam.
Banyak latar belakang siswa yang menjadi kendala dalam membaca Al-
Qur’an yang umum terjadi, faktor lingkungan yang menyebabkan mereka
malas membaca Al-Qur’an, faktor keluarga yang tidak mendorong anaknya
untuk membaca Al-Qur’an juga menjadi penyebab anak tidak bisa membaca
Al-Qur’an. Dalam firman Allah menjelaskan bahwasannya kita harus membaca
Al-Qur’an pada surat Al-Ankabut ayat 45:
6
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab (Al-
Qur’an) dan dirikanlah shalat.Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Dalam mendidik anak tidak hanya di lingkup sekolah saja, tetapi peran
utama yang di dapat seorang anak sekolah dari kedua orang tuanya. Akan
tetapi tidak semua orang tua ada waktu untuk anaknya sehingga anak
terabaikan dalam pendidikan, hanya saja meraka mampu menyekolahkan
anaknya sesuai dengan keinginan anaknya. Sebagian besar orang tua tidak
mengetahui sejauh mana ilmu agama yang diperoleh dan dikuasai anaknya.
Studi kasus di SMK Negeri 2 Salatiga sangat menarik untuk diteliti tentang
membaca Al-Qur’an, seharusnya pada usia mereka yaitu disaat menduduki
bangku sekolah kelas X sudah lancar atau sudah mengerti akan huruf-huruf
hijaiyah dalam membaca Al-Qur’an, namun karena adanya berbagai kendala
antara satu anak dengan yang lain yang memiliki berbagai penyebab dan
roblematika yang berbeda maka menurut peneliti peran yang di lakukan oleh
Iqra’ Club ini sangatlah tepat. Maka dengan adanya hal ini, diperlukan
penelitian lebih lanjut yang nantinya dapat dijadikan bahan refleksi diri dan
dapat memberikan suatu manfaat.
7
Dengan demikian peneliti ini mengambil judul “PERAN IQRA’ CLUB
DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA MEMBACA AL-QUR’AN di
SMK NEGERI 2 SALATIGA (Studi Kasus Kelas X Tahun Pelajaran
2018/2019)”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penelitipaparkan di atas,
maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa problematika Peran Iqra’ club dalam mengatasi membaca Al-qur’an
di SMK Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
2. Bagaimana Peran Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-
Qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambatIqra’ Club dalam
mengatasi problematika membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Fokus Penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
scara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
dan Peran Iqra’ Club dalam Mengatasi Problematika Membaca Al-Qur’an di
SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019secara spesifik tujuan yang
ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui Problematika Peran Iqra’ Club dalam mengatasi
membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
8
2. Untuk mengetahui peran Iqra’ Club dalam mengatasi problematika
membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Iqra’ Club
dalam mengatasi problematika membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
jelas bagi pembaca. Terdapat 2 manfaat yakni manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuandalam
meperbanyak referensi tentang peran iqra’ club dalam mengatasi
problematika membaca Al-Qur’an di lembaga-lembaga yang
terkait.
b. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah
yang dihadapi oleh Iqra’ club dalam mengatasi problematika
membaca Al-qur’an.
2. Manfaat Praktis
a. Merupakan pendorong bagi orang tua, pendidik, dan pihak yang
terkait untuk lebih memperhatikan anak (siswa) dengan
menggunakan metode yang inovatif dan variatif agar mereka lebih
memahami tentang Al-Qur’an.
9
b. Bagi peneliti diharapkan dapat menumbuhkan dan memperluas
wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui
dilapangan.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian dan persepsi dalam
memahami beberapa istilah yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini,
maka penulis perlu mengemukakan beberapa penegasan istilah antara lain
yaitu:
1. Peran
Peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa (Depdikbud, 1996 : 751). Peran merupakan bentuk pengaruh yang
disebabkan oleh seseorang terhadap sesuatu untuk pengembangan dan
perubahan sesuatu tersebut dalam suatu peristiwa. Hal ini berarti bahwa
segala sesuatu mempunyai peran dan fungsinya sendiri-sendiri bagi sesuatu
yang lain. Begitu pula masyarakat, stakeholder pendidikan, kepala sekolah
maupun komite sekolah juga mempunyai peran dalam upaya pengembangan
pendidikan.
Jadi, peran pada penelitian ini adalah tindakan iqra’ club di lapangan.
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian tentang Peran Iqra’ Club dalam
mengatasi problematika membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga.
2. Iqra’ Club
Iqra’ club merupakan sebuah organisasi yang diadakan oleh siswa SKI
SMK Negeri 2 Salatiga dan bekerja sama dengan guru Pendidikan Agama
10
Islam, untuk mengatasi problematika membaca Al-Qur’an siswa kelas X.
Supaya pada saat lulus sekolah mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar sesuai dengan syari’at islam.
3. Problematika Membaca Al-Qur’an
Secara etimologi kata problematika berasal dari kata problem
(masalah, perkara sulit, persoalan). Jadi problematika bermakna sesuatu
yang masih menimbulkan masalah dan masih belum dapat terpecahkan
(permasalahan). Sedangkan masalah dapat diartikan sebagai ketidak
sesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang terlaksana.
(Muhaimin, 2007 : 19).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca yaitu
melihat dan paham isinya, bisa dengan melisankan atau di dalam hati.
Membaca yaitu memahami sebuah arti dan maknanya yang terkandung pada
bahasa yang tertulis. Sedangkan menurut Mr. Tampubalon, membaca adalah
suatu ide-ide atau pemikiran, sehingga dalam pemahaman dialek sebuah
tulisan dengan metode membaca sebagai proses penalaran. (1987 : 6)
Dalam penelitian ini Problematika Peran Iqra’ club dalam mengatasi
membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga adalah: siswa masih merasa
kaku dalam melafadzkan huruf-huruf hijaiyah karena belum terbiasa, siswa
sulit memahami tajwid karena untuk dapat membaca Al-qur’an degan tajwid
yang benar maka siswa harus benar-benar paham huru hijaiyah. yang
kemudian semuanya itu dapat diatasi oleh Iqra’ Club di SMK Negeri 2
Salatiga dengan maksud dan tujuan agar kelak ketika lulus seluruh siswa
11
dapat membaca Al-qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan syariat
Islam selain itu diharapkan ilmu mengenai membaca Al-qur’an tersebut
dapat manaat di masa yang akan datang.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini, maka disusun
sistematika peneliti sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, merupakan pendahuluan yang berisi tentang
latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, merupakan pembahasan untuk menguraikan
tentang tinjauan umum peran,iqra’ club,dan peneliti yang relevan.
BAB III METODE PENELITIAN, merupakan pembahasan tentang jenis
dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data,dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA, merupakan pembahasan
peneliti akan menjelaskan tentang analisis data yang terkumpul dalam
klasifikasi data, menguraikan analisis deksriptif tentang Peran Iqra’ Club
dalam Mengatasi Problematika Membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019. Serta faktor pendukung dan faktor penghambat
dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an. Dan mengetahui temuan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
BAB V PENUTUP, merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan
saran-saran.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Peran Iqra’ Club
a. Pengertian peran Iqra’ Club
Peran adalah bentuk dan perilaku yang diharapkan dari seseorang
pada situasi sosial tertentu (Soekanto, 2003:242). Istilah Peran dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tokoh pemain sandiwara
(film) utama, tukang lawak. (kbbi.web.id diakses pada tanggal 27
Februari 2019 Pukul.14.00 Wib)
Iqra’ Club dibentuk oleh guru pendidikan Agama Islam dan
organisasi SKI di SMK Negeri 2 Salatiga yang menurut mereka
berdasarkan sumber informasi yang di ketahui berasal dari dua kata yaitu
Iqra’ dan club.
Secara bahasa kata Iqra’ terambil dari kata dasar qara’apada
mulanya “menghimpun”. Arti kata ini menunjukkan bahwa Iqra’ yang di
terjemahkan dengan “bacalah” tidak mengharuskan adanya suatu teks
tertulis yang di baca, tidak pula di ucapkan sehingga terdengar oleh orang
lain. Dalam kamus bahasa, di temukan aneka ragam arti dari kata Iqra’
tersebut, antara lain: menyampaikan, menelaah, membaca mendalami,
meneliti mengetahui ciri-cirinya dan sebagainya yang semuanya dapat di
katakan di kembalikan kepada hakikat menghimpun yang merupakan arti
akar kata tersebut. Perintah membaca, dengan demikian, berarti perintah
13
untuk menyampaikan, menelaah, membaca mendalami, meneliti
mengetahui ciri-cirinya, dan sebagainya. (Syarifuddin, 2008 : 20)
Sedangkan kata club menurut KBBI memiliki arti
perkumpulan/kelompok yang dimana dapat di artikan perkumpulan yang
kegiatannya mengadakan persekutuan untuk maksud tertentu.
Di SMK Negeri 2 Salatiga Memiliki program belajar membaca Al-
qur’an yang bernama Iqra’ Club, yang dimana program ini di buat oleh
guru pendidikan Agama Islam hal ini di sebabkan karena di usia yang
cukup dewasa banyak siswa yang belum bisa membaca Al-qur’an
padalah Al-qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat islam.
Program ini dilakukan oleh Iqra’ Club yang di mana anggota
tersebut dibentuk oleh guru pendidikan agama Islam dari anggota SKI
yang sudah di pilih dengan kriteria tertentu agar dapat melakukan
perannya untuk mengajarkan adik kelasnya dalam membaca Al-qur’an.
Sebelum bergabung dalam Iqra’ Club seluruh anggota SKI ditest dalam
membaca Al-quran dan pengetahuannya mengenai tajwid dan ilmu
lainnya yang berhubungan dengan membaca Al-qur’an.
Setelah selesai melakukan Masa Orientasi Siswa (MOS), Guru
pendidikan Agama Islam mulai memasuki kelas X sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan, yang kemudian Guru Pendidikan Agama Islam
menyuruh siswa siswi baru kelas X tersebut untuk membaca Al-qur’an
satu persatu. Hal yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam
adalah mencatat nama siswa beserta dengan kelasnya yang kemudian
14
siswa tersebut diberitahu oleh guru yang dimana siswa ini wajib mengikuti
program iqra’ clubyang dilaksanakan setiap hari setelah selesai kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan di masjid SMK Negeri 2 Salatiga
setelah melaksanakan sholat Asar secara berjamaah. Setelah siswa selesai
melaksanakan baca Al-qur’an yang dimana iqra’ club merupakan guru
didalam membaca Al-qur’an tersebut kemudian siswa akan di absen secara
tertib yang kemudian absensi tersebut akan diserahkan oleh guru
Pendidikan Agama Islam.
Pada saat jadwal Pendidikan Agama Islam, guru mengecek siapa
saja dari siswa siswi kelas X tersebut yang wajib mengikuti program
membaca Al-qur’an dalam iqra’ club dan tidak mengikuti program
tersebut, maka guru pendidikan Agama Islam bertanya terhadap siswa
yang bersangkutan tentang alasan tidak mengikuti program wajib bagi
siswa yang belum bisa membaca Al-qur’an. Setelah ditanya apa alasan
dari siswa tersebut maka bagi siswa yang alasannya dapat diterima dan
masuk akal akan disuruh untuk mengikuti program baca Al-qur’an sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Namun, bagi siswa yang alasannya
tidak dapat diterima dengan akal, maka Guru Pendidikan Agama Islam
akan mendekati siswa secara halus dengan memberikan reward berupa
nilai tambahan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga
siswa akan lebih semangat untuk terus belajar membaca Al-qur’an. Jadi,
harapannya semua siswa siswi yang lulus dari SMK Negeri 2 salatiga
dapat membaca
15
Peran Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-
qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga adalah Iqra’ Club yang telah membantu
guru pendidikan Agama Islam dalam membimbing siswa membaca Al-
qur’an, selain itu Iqra’ Club juga mengajari mengaji kepada siswayang
belum bisa mengaji, dan Iqra’ cub juga selalu memberikan dorongan dan
motivasi kepada siswa yang belm bisa mengaji.
2. Problematika membaca Al-qur’an
a. Problematika
Problematika secara etimologi berasal dari kata problem (masalah,
perkara sulit, persoalan). Jadi problematika bermakna sesuatu yang masih
menimbulkan masalah dan masih belum dapat terpecahkan
(permasalahan). Sedangkan masalah dapat diartikan sebagai ketidak
sesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang terlaksana.
(Muhaimin, 2007: 19).
Problematika yang sering terjadi pada seorang siswa, di mana
sebagai manusia yang dalam kegiatan belajar masih sering kali menemui
problematika yang tidak sedikit. Problematika itu bisa berupa dalam
menangkap pelajaran, menyesuaikan diri dalam lingkungan baru, dan
problematika yang lainnya. Problematika ini akan lebih meningkat
frekuensinya pada siswa sekolah menengah (SMP/SMA), karena mereka
pada priode tersebut berada dalam fase adolesene (Mu’awanah, 2012:
24-25).
16
Dalam penelitian ini Problematika Peran Iqra’ club dalam
mengatasi membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga adalah: siswa
masih merasa kaku dalam melafadzkan huruf-huruf hijaiyah karena
belum terbiasa, siswa sulit memahami tajwid karena untuk dapat
membaca Al-qur’an degan tajwid yang benar maka siswa harus benar-
benar paham huru hijaiyah.
b. Membaca
Membaca merupakan syarat pertama dan utama pengembangan ilmu
dan teknologi serta syarat utama membangun peradaban. Ilmu baik yang
kasbi (aquired knowledge) maupun yang ladunni (abadi, perennial).
(Ahma Syarifuddin, 2008: 20).
Menurut Maslikhah (2017:4), kelebihan dalam membaca yaitu
sebagai berikut:
1) Menambah wawasan
Membaca akan menambah wawasan yang lebih luas
keberagamannya, yang membuat belajar lebih mudah. Seseorang
yang membaca buku fiksi pun akan mengerti tentang fakta-fakta yang
ada dalam berbagai disiplin keilmuan seperti agama, ekonomi,
sejarah, geografi, politik dan ilmu pengetahuan lainnya. Wawasan
ilmu tidak akan datang sendiri tanpa diundang kondisikan dalam diri
seseorang.
Membaca buku dapat memperoleh informasi apapun, dengan
demikian tidak menjadikan seseorang cekak pikir (cendek pikir).
17
Bertambahnya wawasan maka dapat diharapkan dapat menjadi orang
yang penuh kebijakan, sabar dan penuh pengertian. Semakin banyak
orang membaca, maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh
seseorang. Bertambahnya pengetahuan, akan membangun
kepercayaan diri. Jadi hal ini merupakan reaksi berantai antara
suguhan, kebutuhan, dan tuntutan. Dengan demikian, membaca akan
memperoleh tambahan ilmu pengetahuan yang tidak mengenal batas.
2) Membaca akan memiliki kemampuan kebahasaan yang lebih baik.
Membaca tidak langsung memberikan kesempatan kepada
seseorang untuk belajar ilmu praktek kebahasaan. Menyusuri huruf,
angka, tanda baca dan diksi yang dapat memperkaya kemahiran
dalam berbahasa praktis. Orang bisa menguasai banyak kata dan
mempelajari berbagai tipe model kalimat, lebih lanjut lagi bisa
meningkatkan kemampuan untuk menyerap konsep dan memahami
apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang
tersirat).
Seseorang dapat belajar bagaimana mengira suatu makna dari
suatu kata (yang belum diketahui) dengan membaca konteks dari
kata-kata lainnya disebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang,
akan menampakkan begitu banyakbegitu banyak yang mungkin
sebaliknya belum diketahui.
3) Sarana hiburan pada buku tertentu akan menghadirkan hiburan yang
sangat menarik bagi pembacanya. Membaca buku , maka pikiran
18
seseorang akan diarahkan mengikuti alur buku tersebut, sehingga
orang yang sedang dalam keadaan susah, kemudian megambil alih
pikirannya kepada alur pikiran penulis.
c. Al-qur’an
Al-qur’an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna. Ia
terdiri dari 30 juz, 114 surah 6666 ayat (menurut Ibnu Abbas: 6616 ayat),
77.934 (tujuh puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh satu) huruf.
(Ahmad Syarifuddin, 2004:15).
Secara harfiah berarti “bacaan yang mencapai puncak
kesempurnaan”. Al-qur’an Al-Karim berarti “bacaan yan maha sempurna
(Quraish Shihab, 2014:21). Kata Al-qur’an secara harfiah berarti bacaan
yang sempurna. ia Nama pilihan Allah bagi kitab suci-Nya ini sungguh
tepat karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal baca-tulis
lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-qur’anul karim,
bacaan yang sempurna lagi mulia itu. Al-qur’an yang merupakan bukti
kebenaran Nabi Muhammad SAW sekaligus petunjuk umat manusia
kapan dan di mana pun memiliki berbagai macam keistimewaan.
Keistimewaan tersebut di antara lain yaitu susunan bahasa yang unik
mempesonakan, dan pada saat yang sama mengandung makna-makna
yang dapat dipahami oeh siapa pun yang memahami bahasanya walaupun
tingkat pemahaman mereka berbeda-beda akibat berbagai faktor (Quraish
Shihab, 2009:112).
19
Kemampuan peserta didik dalam membaca Al-qur’an adalah dasar
untuk memahami apa yang terkandung dalam Al-qur’an. Kemampuan
membaca Al-qur’an pada peserta didik hendaknya dibentuk dan dilatih
pada masa balita. Jika pelatihan membaca Al-qur’an di mulai ketika anak
sudah beranjak dewasa atau remaja maka proses pembelajaran yang akan
dilakukan cenderung lebih sulit dari pada yang dilakukan pada masa
anak-anak.
Pada umumnya, anak yang kesulitan membaca Al-qur’an
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal:
1) Faktor Eksternal Penghambat Peserta Didik
Tanggungjawab guru yaitu memiliki kewajiban untuk mendidik
siswa. Dengan adaya peran iqra’ club di SMK Negeri 2 Salatiga ialah
membantu siswa kelas X agar dapat membaca Al-qur’an dengan baik
dan benar sesuai dengan syariat agama. Dari banyaknya siswa yang
tiak dapat membaca Al-qur’an disebabkan oleh beberapa hal yang
diantaranya:
a) Orang tua
Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi
anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula
menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari
pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Ibu dan Ayah memeganng upaya yang penting dan sangat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak
20
lahir, ibunyalah yang selalu disampingnya. Oleh karena itu ia
meniru ibunya dan biasanya anak lebih cinta kepada ibunya,
apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik.Sedangkan
pengaruh Ayah terhadap anaknya juga sangat besar. Dimata
anaknya ia seorang yang tinggi gengsinya dan terpandai diantara
orang orang yang dikenalnya. Cara ayah untuk melakukan
pekerjaan sehari-hari berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya.
Dititik dari hubungan dan tanggungjawab orang tua terhadap
anak, maka tanggungjawab pendidikan dasarnya tidak bisa
dipikulkan kepada orang lain, sebab guru dan pemimpin umat.
Dengan kata lain tanggungjawab pendidikan yang dipikul oleh para
pendidik selain orang tua adalah orang yang diberi amanah oleh
orang tua tersebut.Tanggungjawab pendidikan Islam yang menjadi
beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam
rangka:
(1) Memelihara dan membesarkan anak.
(2) Melindungi dan menjamin kesamaan.
(3) Memberi pengajaran dalam arti yang sangat luas.
(4) Membahagiakan anak.
Melihat ruang lingkup pendidikan Islam yang meliputi dunia dan
akhirat dalam arti yang sangat luas dapatlah diperkirakan orang tua
tidak mampu untuk memikulnya sendiri, oleh sebab itu diperlukan
21
bantuan seorang yang lebih menguasai dan mengerti dalam jangkaua
keilmuan yang luas.
b) Guru
Guru adalah pendidik profesional, karena secara aimplisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab
pendidikan yang terpikulkan dipundak orang tua. Mereka ini, ketika
menyerahkan anaknya kesekolah, sekaligus berarti pelimpahan
sebagian tanggungjawab pendidikan kepada guru. Hal itupun
menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan
anaknya kepada sembarang guru atau sekolah karena tidak sembarang
orang dapat menjabat guru.
c) Masyarakat
Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan secara
sederhana. Masyarakat diartikan sebagai kumpulan individu dan
kelompok yang diikat oleh satuan negara, kebudayaan dan agama.
Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap
pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa
yang ada di dalamnya. Dengan demikian, dipundak mereka terpikul
keikutsertaan membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak. Ini
berarti bahwa pemimpin atau penguasa dari masyarakat ikut
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pedidikan.
22
d) Lingkungan
Lingkungan juga berpengaruh terhadap berkembangnya anak. Yang
dimana terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak didik tidak
sesuai dengan yang diharapkan, karena di luar lingkungan sekolah
terdapat lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama
dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ke dua.
(1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulannya
diantara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak
dasar-dasar pendidikan. Dimana anak akan menjadi baik atau
memiliki sifat dan kepribadian yang buruk, yang dimana
tergantung dari cara orang tua dan keluarga dalam membiasakan
hal-hal yang baik atau buruk.
(2) Lingkungan teman sebaya
Pada umumnya anak-anak memiliki lingkungan yang dimana
seumuran dengan anak tersebut. Mereka dapat menyalurkan hasrat
dan kegiatan sesuai dengan apa yang disukai. Dari teman sebaya
inilah seorang anak akan terbentuk perilaku yang baik atau buruk.
Jadi secara tidak langsung teman sebaya merupakan tempat
pendidikan anak.
23
2) Faktor Internal Penghambat Peserta Didik
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat di golongkan menjadi
dua dalam ranah internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri)
yang meliputi yaitu: (Ahmad Tanzeh, 2011: 14-17)
(a) Sebab yang bersifat fisik
(1) Karena sakit. Seseorang yang sakit akan mengalami
kelemahan pisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya
lemah. Akibatnya rangsangan yang di terima melalui indranya
tidak dapat diteruskan ke otak.
(2) Karena cacat tubuh yang tetap (serius) sesperti buta, tuli, bisu
hilang tangannya dan kakinya. Bagi golongan seperti ini maka
harus masuk ke dalam pendidikan khusus seperti SLB.
(b) Faktor Kesulitan Belajar karena Rohani
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik.
Jika hal-hal di atas ada pada diri anak maka belajar sulit masuk.
Apabila di rinci faktor rohani itu meliputi antara lain:
(1) Intelegensi : anak yang memiliki IQ tinggi akan dapat
menyelesaikan persoalan yang diberikan. Anak yang normal
(90-110) dapat menamatkan sekolah pada waktunya.
Sedangkan mereka yang memiliki IQ 110-140 maka dapat
digolongkan anak yang cerdas, dan 140 keatas di golongkan
genius. Dari golongan-golongan tersebut sangatlah
berpengaruh dalam daya tangkap anak ketika belajar, maka
24
dari itu Intelegensi perlu diperhatikan untuk tumbung kembang
anak.
(2) Bakat : bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang
dibawa sejak lahir. Setiap individu memiliki bakat yang
berbeda. Maka dari itu kemampuan anak tidak dapat di
paksakan untuk dapat menguasai dalam bidang tertentu.
(3) Minat : tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu
pelajaran atau ilmu pengetahuan akan menimbulkan kesulitan
dalam belajarnya. Belajar yang tidak ada minatnya yang
mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan
kebutuhan yang sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan
tipe-tipe khusus anak menimbulkan problema pada dirinya.
Karena itu pelajaran yang telah di sampaikan oleh guru tidak
akan dapat ditangkap dengan baik dan maksimal, hingga
akhirnya timbul kesulitan dalam belajar.
(4) Motivasi : motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi
menimbulkan, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik atau tidaknya dalam mencapai tujuan,
sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar pula
peluang kesuksesan dalam pembelajaran. Sebaliknya mereka
yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus
asa, mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran
akibatnya banyak mengalami kesulitan dalam belajar.
25
3. Peran Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-quran.
Dari banyaknya problematika membaca Al-qur’an baik dari problem
Ekstern maupun Interen menyebabkan Iqra’ Club memiliki pemikiran agar
dapat mengatasi problematika tersebut dan memiliki harapan agar siswa
siswi yang lulus dapat mengaji dengan baik dan benar. Peran yang di
lakukan Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an di
SMK Negeri 2 Salatiga diantaranya yaitu:
a. Memberikan bimbingan bagaimana cara melafazkan huruf-huruf
hijaiyyah dengan makhrajul hurufnya.
b. Pembinaan dalam membaca Al-qur’an, yaitu dengan cara menerapkan
metode. Metode merupakan suatu cara mengetahui sesuatu dengan
langkah-langkah sistematis (Syafri, 2014:50) pengajaran sebagai berikut:
1) Metode Individu atau privat
Metode ini di lakukan yaitu dengan cara siswa maju satu persatu
untuk mengaji, dan mengaji sesuai dengan tahapan paling dasar yaitu:
Jilid I : siswa belajar mengenal huruf hijaiyyah.
Jilid II : mengenal huruf sambung dan bacaan panjang pendek
(mad tabii).
Jilid III : Mengenal huruf panjang pendek dengan 4-5 harakat (mad
wajib, mad jaiz, dan sebagainya)
Jilid IV : Mengenal hukum nun mati dan mim mati
Jilid V : Mengenal mad arid lissukun
Jilid VI : Praktek membaca Juz ‘amma.
26
1) Metode Klasikal
Metode ini diterapkan pada sebagian waktu yang digunakan Iqra’
Club untuk menerangkan pokok pelajaran klasikal, yaitu
menjelaskan ilmu tajwid dengan metode ceramah dan
mengulang-ngulang hukum bacaan tajwid dengan benar.
2) Penerapan ilmu tajwid
Metode ini di terapkan oleh Iqra’ Club kepada siswa yang
mengajibagi siswa yang sudah lancar dalam membaca Al-qur’an,
yaitu dengan cara siswa membaca satu ayat kemudian di
jabarkan hukum tajwidnya.
c. Mengevaluasi serta monitoring bacaan siswa
Setelah selesai pelajaran siswa siswi wajib melaksanakan sholat asar
jamaah di masjid sekolah, yang kemudian setelah sholat asar siswa kelas
X yang masuk dalam kriteria perlu bimbingan untuk mengaji wajib
mengaji di Iqra’ Club yang dimana satu persatu akan di suruh mengaji
dan akan di bimbing denga baik agar dapat mengaji dengan baik dan
benar sesuai dengan ajaran Islam.
B. Kajian Pustaka
Penelitian teerdahulu dibutuhkan untuk memperjelas, menegaskan,
melihat kelebihan, dan kelemahan berbagai teori yang digunakan penulis lain
dalam peneltian atau pembahasan masalah yang serupa. Selain itu penelitian
terdahulu perlu disebutkan dalam sebuah penelitian untuk memudahkan
pembaca melihat dan membandingkan perbedaan teori yang digunakan dan
27
perbedaan teori yang digunakan dan perbedaan hasil kesmpulan oleh penulis
dengan peneliti yang lain dalam melakukan pembahasan tema yang hampir
serupa. Berikut ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang hampir
serupa dengan skripsi ini:
Pertama, Skripsi Dea Prasmanita Rahmani dalam penelitian yang berjudul
“Implementasi Pembelajaran Tajwid Dan Keterampilan Membaca Al-Qur’an
dalam Materi Al-Qur’an Hadist Pada Siswa kelas VII di MTS Al-Manar Bener
Tengaran Tahun Ajaran 2016/2017”, oleh mahasiswa sarjana strata satu Institut
Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2017.
Kedua, Skripsi Milkhatunnikmah dalam penelitian yang berjudul “Strategi
Guru Pendidikan Agama Islam (TUNANETRA) dalam Pelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an pada Anak Tunanetra di SLB Watuwirawan Salatiga Tahun Ajaran
2015/2016”, oleh mahasiswa sarjana strata satu Institut Agama Islam Negeri
Salatiga tahun 2016.
Ketiga, Skripsi Farichatul Chusna (Institut Agama Islam Negeri Salatiga,
2018) dalam skripsinya “Problematika menghafal Al-qur’an di pondok
pesantren Al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga tahun 2017/2018”
1. Persamaan dan Perbedaan
Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan, tentunya terdapat
persaman dan perbedaan dengan peneliti yang lain. Persamaannya adalah
sama-sama meneliti mengenai Cara Membaca Al-Qur’an. Sedangkan
dengan peneliti sebelumnya adalah:
28
a. Dea Prasmanita Rahmani
Penelitiannya berfokus terhadap implementasi pembelajaran tajwid
dan keterampilan membaca Al-Qur’an menggunakan metode tutor
sebaya untuk membantu peserta didik yang belum paham.
b. Milkhatunnikmah
Penelitiannya berfokus terhadap strategi guru PAI (Tunanetra) dalam
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an pada anak tunanetra menggunakan
metode ceramah, praktek dan dakwah dengan media Al-Qur’an
braille, buku braille, dan alat tulis reglet. Guru PAI menggunkan
strategi yang berpusat pada peserta didik karena diberi kebebasan
untuk aktif, dan pembelajarannya menggunakan prinsip individual
(lebih mendeket kepada peserta didik) agar materi tersampaikan
dengan baik.
c. Farichatul Chusna
Penelitiannya berokus pada kendala dan problem dalam menghafal
Al-qur’an di pondok pesantren Al-Muntaha Cebonan Argomulyo
salatiga yaitu mengenai penyebab santri sulit untuk menghafal Al-
qur’an.
Sedangkan penelitian ini, meneliti tentang Peran Iqra’ Club
dalam Mengatasi Problematika Membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh
seluruh siswa kelas X, supaya mereka setelah lulus sekolah dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dalam
pelaksanaannya meggunakan metode kualitatif diskriptif analisis yang
umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara, pengamatan,
serta penelaahan dokumen atau studi documenter yang antara satu dengan yang
lain saling melengkapi, memperkuat dan menyempurnakan (sukmadinata,
2008:108). Studi kasus adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan
menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti riwayat
hidup seseorang yang menjadi objek penelitian (Walgito, 2010:46)
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SMK Negeri 2 Salatiga yang di
laksanakan pada tanggak 5-13 Maret 2019. Adapun, peneliti memilih di lokasi
SMK Negeri 2 Salatiga ini karena fenomena ditempat ini belum pernah diteliti
sebelumnya oleh peneliti sehingga peneliti tertarik dan ingn meneliti lebih jauh
lagi.
C. Sumber Data
Adapun dua sumber data yang di gunakan oleh peneliti yaitu:
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau
tempat penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah data yang di
peroleh langsung dari anggota Iqra’ Club dengan mencari informasi
30
melalui wawancara kepada anggota Iqra’ Club tentang peran yang
dilakukan oleh Iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-
qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga, dari siswa yang mengaji di Iqra’
Club tentang informasi penyebab siswa tidak bisa mengaji dan semua
informasi yang berkaitan dengan siswa yang mengaji di Iqra’ Club dan
dari guru Pendidikan Agama Islam dengan mencari informasi yang
berkaitan dengan Iqra’ club. Peneliti menggunakan data ini untuk
mendapatkan informasi langsung tentang peran Iqra’ club dalam
mengatasi problematika membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2
Salatiga.
b. Data Sekunder
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah berupa monografi SMK
Negeri 2 Salatiga, selain itu juga dari buku yang memuat tentang Peran
Iqra’ Club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an. Peneliti
menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan
melengkapi Informasi yang telah di kumpulkan melalui wawancara
langsung dengan Anggota Iqra’ Club.
D. Prosedur Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan
pengamatan langsung kepada objek penelitian (surakhmad, 1994:164).
Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan
di SMK Negeri 2 Salatiga. Pengamatan disini termasuk juga didalamnya
31
peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dalam
pengetahuan proporsional maupun langsung diperoleh dari data
(moleong, 2007:174).
Observasi ini dilakukan dengan melakukan serangkaian
pengamatan dengan menggakan alat indera pengeliatan dan pendengaran
secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan teknik observasi berperan pasif dimana observasi
bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
a. Wawancara
Wawancara pada peneliti ini dilakukan secara mendalam yang diarahkan
pada masalah tertentu dengan informan yang sudah dipilih, yakni Iqra’ Club
dan siswa yang belajar membaca Al-qur’an di Iqra’ club. Wawancara
dilakukan untuk menggali informasi tentang peran Iqra’ Club alam
mengatasi problematika membaca Al-qur’an. Problematika yang dihadapi
dan solusi yang dilakukan oleh Iqra’ club dalam mengatasi problematika
tersebut.
b. Dokumentasi
Dapat dikategorikan sebagai dokumen budaya populer. Dokumen digunakan
dalam hubungannya untuk mendukung dalam wawancara (Emzir, 2011:75).
E. Analisis Data
Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang
digunakan secara verbaldan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan
pegolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola
32
induktif. Analisis data menurut Moleong (2009:280) adalah proses
mengorganisasikan da mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan suatu
raian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam tahapan ini peneliti
menganalisis data yang terkumpul dari hasil wawancara dan dokumentasi.
Menganalisis data meliputi mengatur, mengurutkan mengelompokkan memberi
kode dan mengkategorikannya.
1. Reduksi Data
Proses dimana seorang peneliti perlu melakukan telaah awal terhadap
data-data yang telah dihasilkan, dengan cara melakukan pengujian data alam
kaitannya dengan aspek fokus penelitian. Pada tahap ini peneliti coba
menyusun data lapangan, membuat rangkuman atau ringkasan,
memasukkannya kealam klasifikasi dan kategorisasi yang sesuai dengan
fokus atau aspek fokus.
Dari proses inilah peneliti dapat memastikan mana data-data yang
sesuai, terkait dan tidak sesuai atau tidak terkait dengan peneltian yang
dilakukan. Identifikasi satuan unit. Pada mulanya diidentifikasikan adanya
satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki
makna bila dikaitkan dengan fokus masalah penelitian. Sesudahsatuan
diperoleh langkah berikutnya memberikan kode disetiap satuan supaya
dapat ditelusuri datanya dan berasal dari sumber yang jelas(Moleong,
2010:228).
33
2. Display Data
Upaya menampilkan, memaparkan atau menyajikan data sebagai sebuah
langkah kerja analisis, display data dapat di maknai sebagai upaya
menampilkan, memaparkan dan meyajikan secara jelas data-data yang
dihasilkan dalam bentuk gambar, bagan, tabel dan semacamnya
3. Penyimpulan dan Verifikasi
Langkah analisis ini biasanya dilakukan sebagai implementasi prinsip
indukatif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada, atau
kecenderungan dari display data yang telah di buat. Pada tahapan ini peneliti
dapat melakukan konfirmasi dalam rangka mempertajam data dan
memperjelas pemahaman dan tafsiran yang telah di buat sebelum peneliti
sampai pada kesimpulan akhir penelitian (Ibrahim, 2015:108-110)
F. Pengecekan Keabsahan Data
Peneliti berusaha menemukan keabsahan temuan. Teknik yang di pakai
untuk menguji keabsahan tersebut adalah teknik trigulasi. Trigulasi dilakukan
dengan mewawancarai secara langsung beberapa informan penelitian baik
informan utama maupun informan pendk dukung dengan beberapa teknis yang
berbed, sehingga akan dihasilkan jawaban yang beragam da kemudian data
tersebut akan penulis simpulkan. Tujuan trigulasi adalah mengecek kembali
data-data yang sudah terkumpul, agar tidak terjadi kesalahan dalam
memasukan data.
Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber denagan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012:273).
34
Dalam penelitian ini Triangulasi yang digunakan oleh peneliti
menggunakan Triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Triangulasi sumber yang digunakan peneliti yaitu dengan mencari
sumber-sumber lain di samping sumber yang telah di dapatkan, jadi selain dari
Iqra’ Club peneliti juga mencari informasi dari sumber lain yaitu dari siswa
yang belajar mengaji di Iqra’ Club, guru pendidikan agama Islam dan dari
Waka Kesiswaan di SMK Negeri 2 Salatiga. Sedangkan triangulasi Metode
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
Tahap-tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu: tahap sebelum ke
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan
laporan. Dalam penelitian ini tahap yang di tempuh adalah sebagai berikut:
a. Tahap sebelum ke lapangan
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus penyesuaian paradigma dengan
teori, penjajakan alat peneliti, menckup observasi lapangan dan permohonan
ijin kepada subjek yang di teliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan
usulan penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan Peran
Iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an di SMK
Negeri 2 Salatiga (Studi kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019). Data
yang telah ada tersebut di peroleh dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
35
c. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data, meliputi analiss data baik yang di peroleh melalui
observasi, dokumen maupun wawancara mendalam tentang Peran Iqra’
Club dalam mengatasi problematika Membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2
Salatiga. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai konteks permasalahan
yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara
mengecek sumber data yang di dapat dan metode perolehan data sehingga
data beanar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna
data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian
yang sedang di teliti.
d. Tahapan Penulisan Laporan.
Tahap ini meliputi: kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua
rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.
Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing
untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang
kemudian di tindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi
yang sempurna. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan
persyaratan untuk ujian skripsi.
36
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Salatiga
SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999. Pada awal berdiri, SMK
Negeri 2 Salatiga masih menginduk di SMK Negeri 1 Salatiga. Selama
menginduk, pembangunan sekolah SMK Negeri 2 Salatiga sedang
dilakukan di Dusun Warak, Desa Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota
Salatiga. Saat itu SMK Negeri 2 Salatiga memiliki 3 jurusan yaitu jurusan
Bangunan, Elektro, dan Otomotif namun seiring dengan perkembangan
zaman dan prestasi anak yang meningkat kemudian SMK Negeri 2
Salatiga memiliki sembilan program keahlian yang terdiri dari Teknik
Konstruksi Gedung/Teknik Sipil, Teknik Perkayuan, Teknik Gambar
Bangunan/Arsitek, Teknik Audio Video, Teknik Elektronika Industri,
Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Permesinan, Teknik Komputer dan
Jaringan, Teknik Body Otomotif dan saat ini, SMK Negeri 2 Salatiga
memiliki 4 bidang keahlian, yaitu jurusan Bangunan, Elektro, Sipil dan
Otomotif dan mempunyai 12 kompetensi keahlian yaitu:
a. Teknik Konstruksi Gedung/Teknik Sipil
b. Teknik Perkayuan
c. Teknik Gambar Bangunan/Arsitek
d. Desain Permodelan dan Informasi Bangunan
e. Konstruksi Gedun, Sanitasu dan Perawatan
37
f. Bisnis Konstruksi dan properti
g. Teknik Audio Video
h. Teknik Elektronika Industri
i. Teknik Kendaraan Ringan
j. Teknik Pemesinan
k. Teknik Komputer dan Jaringan
l. Teknik Body Otomotif
Dan semua sudah terakreditasi “A”
Sedangkan dari berdirinya SMK Negeri 2 Salatiga sampai dengan saat ini,
telah di pimpin oleh kepala sekolah yang berbeda yaitu:
1. Drs. Reza Pahlevi, tahun 1999-2010
2. Drs. Hadi Sutjipto, MT, tahun 2010-2013
3. Drs. Kamaruddin, M.Pd, tahun 2014-sekarang
2. Identitas Sekolah
Kode Registrasi (NSS) : 321 036 203 006
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Salatiga
Nomor SK : 270/O/2000
Tanggal SK : 17 November 2000
Status Akreditasi : A
Tanggal SK : 09 November 2010
38
Alamat Lengkap Sekolah
Jalan : Parikesit
Desa/Kelurahan : Sidomukti
Kabupaten/Kota : Salatiga
Propinsi : Jawa Tengah
No Telepon : (0298) 313403
Fax : (0298) 324069
Email : [email protected]
Website : www.smkn2salatiga.sch.id
3. Identitas Kepala Sekolah
Nama Lengkap : Drs. Kamaruddin, M.Pd
Tempat & Tanggal Lahir : Pemangkat 16 November 1961
Alamat Lengkap : Gang Kantil I/1177 RT.02/08
Kemirirejo, Magelang Jawa
Tengah
Telepon Rumah/HP : 08122765274
SK Pengangkatan terakhir
Pejabat yang mengangkat : Walikota
Nomor SK Pengangkatan : 821.2/3873/2013
Tanggal Pengangkatan : 3 Januari 2014
4. Komite Sekolah
Jumlah Anggota : 9 Orang
Nomor SK Pengangkatan : 421.5/043/2008
39
Tanggal Pengangkatan : 1 Februari 2008
5. Visi-Misi Sekolah
a. Visi
Menjadi sekolah dengan budaya industri untuk menyiapkan
tamatan siap bersaing di era global.
b. Misi
1) Menyiapkan tamatan siap masuk kerja.
2) Menyiapkan tamatan memiliki budaya industri sebagai bagian
dari pembentukan karakter bangsa.
3) Menyiapkan tamatan mampu menerapkan jiwa kewirauahaan.
4) Menyelenggarakan sekolah bersih, indah, teratur dengan
wawasan lingkungan sebagai cerminan budaya industri.
5) Menyelenggarakan sekolah sebagai pusat kegiatan masyarakat
kecil yang teratur, sebagai sumbangan membentuk masyarakat
madani yang lebih luas.
c. Tujuan
1) Menigkatkan mutu tingkatan
2) Meningkatkan layanan jasa bursa tenaga kerja
3) Mengembangkan pelayan kepada masyarakat, dengan
menyalurkan tamatan SMK dan yang sederajat melalui bursa
tenaga kerja SMK
40
Tabel 4.1
DAFTAR GURU ADAPTIF
SMK NEGERI 2 SALATIGA
NO NAMA NIP MAPEL KODE
1 Andreas Prawata, S.Pd 19670609 199512 1 003 Matematika A. 2
2 Sugeng
Sulistiyanto,S.Pd
19701222 200003 1 001 Bhs.
Inggris
A. 3
3 Drs. Setyo Prayitno 19610705 200003 1 004 Fisika A. 4
4 Drs. Saptono Adi 19670521 200003 1 002 Matematika A. 5
5 Sofwati, S.Pd 19730607 200012 2 002 Fisika A. 6
6 Umi Masruroh, S.Pd 19690305 200212 2003 Matematika A. 9
7 Agus Nasiruddin, S.Pd 19730707 200212 1 005 Bhs.
Inggris
A. 10
8 Suharto, S.Pd 19660210 200501 1 006 Matematika A. 11
9 Asny Eka Indriastuti,
S.Pd
19740917 200501 2 008 Matematika A. 12
10 Rahyu Purwaningrum,
S.Pd
19711106 200604 2
007 Kimia/IPA A. 13
11 Christiawan Widhi N,
S.Pd
19681211 200701 1 013 Bhs.
Inggris
A. 14
12 Retno Susilowati, S.Pd 19791012 200801 2 014 Bhs.
Inggris
A. 15
13 Nur Fithrotin D, S.T 19770410 200902 2 004 Kimia/IPA A. 16
14 Idah Wahyuti, S.Pd 19810920 200902 2 007 KWU A. 17
15 Didik Cahyadi N, S.Pd 19820219 200902 1 001 Bhs. Jawa A. 18
16 Fajar Dwi Ariyadi, SS 19820522 200902 1 004 Bhs.
Jepang
A. 19
41
17 Wachid Nugroho, S.Si 19791115 201001 1 014 Matematika A. 20
18 Nurul Hidayah, S.Si 19810815 201001 2 015 Matematika A. 21
19 Krishna Hartantyo,
S.Pd
19831205 201001 1 015 Bhs.
Inggris
A. 22
20 Arif Basuki Wibowo,
S.Pd
19820408 201001 1 015 Fisika A. 23
21 Dedik Wahono, S.Pd.,
MM
19641216 199012 1 001 Matematika A. 24
22 Ida Kristian, S.Pd 19780311 200604 2 013 Kimia/IPA A. 25
23 Dra. Bernadeta Tri D H 19640227 199903 2 002 Matematika A.26
24 Endang Guritno, S.Pd 19760414 201406 2 001 Bhs
Indonesia
A.27
25 Intan Nurtjahja, S.Pd - KWU HA. 1
26 Swastika M, S.Pd - Bhs
Jepang/
Jawa
HA. 9
27 Yogaswara Ardi Y,
S.Pd -
Seni
Budaya
HA.
12
28 Kurnia Tri Hartini - Kewirausa
haan
HA. 14
42
Tabel 4.2
TABEL GURU NORMATIF
NO NAMA NIP MAPEL KODE
1 A. Etty Yuliastuti, S.Pd 19700717 199903 2 004 Sejarah N. 1
2 Muh. Sholichin, M. Pd.I 150263161 PA.
Islam
N. 2
3 Slamet Nugroho, S.Pd 19680419 200012 1 003 Kewirausah
aan
N. 3
4 Siswanto, S.Pd 19640826 199103 1 004 Penjaskes N. 4
5 Evi Risma Inayati, S.Pd 19740205 200212 2 004 Bhs.
Indo
N. 5
6 Drs. Slamet Budiarto 1959 0111 198603 1 010 PKn N. 6
7 Ratna Widiarti, SS 19720811 200312 2 003 Bhs. Indo N. 7
8 Endang Wahyuningsih,
S.Pd
19671126 200604 2 004 PKn N. 8
9 Miftakhur Rakhmat, S.Pd 19760321 200604 1 008 Penjaskes N. 9
10 Asri Winanto, S.Pd 19810629 200902 1 006 Penjaskes N. 10
11 Iskandar Suryonegoro,
S.Pd
19830623 200902 1 003 Seni
Musik
N. 11
12 Drs. M. Rofi`I, M.Pd.I 19640110 200701 1 022 PA.
Islam
N. 12
13 Dra. Lina Wulandari , M.Pd 19641117 200701 2 002 Sejarah N. 13
14 Heru Mulyanto, S.Pd.I 19810313 201001 1 024 PA.
Islam
N. 14
15 Rina Indah Bastiyan,
S.Pd
19820804 201001 2 013 PKn N. 15
16 Purnomo, SS 19760707 201001 1 009 Bhs.
Indonesi
a
N. 16
43
17 Dra. Yovita Violetta
Ratna D.
19641012 200701 2 006 PKn N. 18
18 Drs. Matholiul Huda 19680520 101406 1 001 PA.
Islam
N.19
19 Winarni, S.Pd 19690409 200701 2 015 Sejarah N.20
20 Danis Eko Suryanto,
S.Ag
19861001 201001 006 PA.
Budha
N.21
21 FM Ratno - PA.
Katholik,
Sejarah
HN. 1
22 Ojak MH - PA.
Kristen
HN. 2
23 Saptorini Hinuna, S.Pd - Bhs.
Indonesi
a
HN. 6
24 Lilik Padmiati, S.Pd - Penjaske
s
HN.11
25 Widayanti, S.Pd.I - PA.
Islam
HN.12
26 Tifani Cahya Andiny,
S.Pd
- Bhs
Indonesi
a
HN.13
27 Ainun Jariyah, S.Pd I - PA.
Islam
HN.15
28 Sri Wicahyani, S.Pd - Penjaske
s
HN.16
29 Desinta Prihatini, S.Pd - Bhs
Indonesi
a
HN.17
44
Tabel 4.3
TABEL GURU BP/BK
NO
NAMA
NIP
MAPEL
KODE
1 Erna Dwi Astuti,
S.Pd 19650905 200312 2 005
Bimbingan
Konseling BP. 1
2 Ambar Tri
Wulandari S., S.Psi 19730904 200312 2 008
Bimbingan
Konseling BP. 2
3 Farida Noor
Hidayati, S.Psi 19830328 201001 2 019
Bimbingan
Konseling BP. 4
4 Slamet Arifin, S.Pd 19850317 201001 1 016 Bimbingan
Konseling BP. 5
5 Riwayat, S.Pd - Bimbingan
Konseling BP. 6
6 Dimas Indra
Kusuma, S.Pd -
Bimbingan
Konseling BP. 7
7 Hani Angga W - Bimbingan
Konseling BP.8
Sesuai dengan tabel di atas bahwa SMK Negeri 2 Salatiga
memiliki Guru Adaptif dengan jumlah 28 Guru, Guru Normatif dengan
jumlah 29 Guru, dan guru Bimbingan Kolseling dengan jumlah 7 Guru.
Selain itu, di SMK Negeri 2 Salatiga juga memliki Guru Produktif
yang terdiri menjadi beberapa bagian yang diantaranya: Guru Produktif
Teknik bangunan dengan jumlah 22 guru, Guru produktif Teknik
Elektronika dengan jumlah 22 guru, Guru Produktif Teknik Mesin dengan
45
jumlah 9 guru, Guru Produkti Teknik Otomoti dengan jumlah 14 guru, dan
Guru Produktif Teknik Komputer dan Informatka dengan jumlah 9 guru.
Semua guru yang ada di SMK Negeri 2 Salatiga memiliki kulaitas
yang sagat bagus, karena semua guru yang ada di sekolah tersebut sudah
linier sesuai dengan jurusan yang di ampu dan dengan di buktikan dengan
berbagai macam kejuaraan yang di peroleh dalam setiap perlombaan
maupun prestasi dalam ujian Nasional.
B. Temuan Data Penelitian
1. Problematika Peran Iqra’ Club dalam mengatasi membaca Al-
qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terkait mengatasi
problematika membaca Al-Qur’an yang di dapatkan melalui wawancara
dengan berbagai narasumber diantaranya Anggota Iqra’ Club, Guru
Pendidikan Agama Islam, dan siswa yang belajar mengaji di Iqra’ Club.
HD yang merupakan Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan:
“Problematika Iqra’ Club dalam mengatasi membaca Al-qur’an
adalah mengenai siswa yang masih kaku dalam melafadzkan
huruf-huruf hijaiyah, hal ini perlu dorongan dan motivasi dari
Iqra’ club agar siswa siswi yang belajar mengaji tidak mudah
putus asa saat mengalami kesulitan dalam belajar, karena
membaca Al-qur’an memanglah perlu di lakukan terus menerus”.
“Wawancara dengan HD tanggal 08 Maret 2019”
Sedangkan L selaku anggota Iqra’ club yang mengajari mengaji
mengungkapkan:
46
“Tidak mudah untuk mengajari siswa yang cukup dewasa untuk
belajar membaca Al-qur’an. karena kesibukan mereka akan tugas-
tugas juga tidak sedikit, hingga dalam mempelajari makhorijul
huruf ataupun tajwid hanya dilakukan saat mengaji di sini saja
sedangkan di rumah mereka lebih suka bermain hp”. “
Wawancara dengan L, 05 Maret 2019”
Selaras dengan yang dikatakan oleh L, siswa SF yanng merupakan
siswa yang belajar mengaji di Iqra’ Club mengatakan:
“Ternyata belajar membaca Al-qur’an itu tidaklah mudah karena
perlu kesabaran, keuletan dan ketekunan dalam mempelajarinya, bukan
hanya makhorijul huruf saja yang perlu di pelajari, tetapi juga tajwidnya
karena salah dalam tajwidnya juda akan menimbulkan makna yang
berbeda, sedangkan saya merasa malas untuk mempelajarinya ketika di
rumah karena tugas sekolah yang sudah terlalu banyak”. “Wawancara
degan SF, 05 Maret 2019”
2. Peran Iqra’ Club Dalam Mengatasi Problematika Membaca Al-
Qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
SW selaku Waka Kesiswaan menggunakan pengamatan secara
pribadi dan melihat sendiri bagaimana peran iqra’ club dalam
mengatasi problematika siswa kelas X adalah sebagai berikut:
“Untuk masalah seperti ini (membaca Al-qur’an) guru yang
bersangkutan dan iqra’ clublah yang yang mengetahui bagaimana
mengatasi problematika tersebut, sekolah sudah memberikan
wewenang penuh untuk para guru mengembangkan bakat atau
mempunyai metode tertentu untuk siswa. Yang saya ketahui saat
ini untuk perkembangan siswa cukup baik, dalam hal membaca Al-
qur’an, karena setiap akan memulai pelajaran di kelas bersama
dengan guru Agama ataupun sebelum memulai membaca Al-
qura’an di masjid yang dilaksanakan setelah sholat asar siswa
selalu di beri stimulus untuk mengenal Al-qur’an dan terbiasa
mengucapkannya” (Wawancara dengan SW, 11 Maret 2019)
HR selaku guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa peran
iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an yaitu:
47
“Setiap pertemuan sebelum kita masuk ke materi. Saya dan peserta
didik membiasakan membaca surat-surat pendek terkadang untuk
pembeda agar anak tidak bosan diganti dengan asmaul husna, yang
kemudian dilanjutkan membaca bacaan sholat atau doa sehari-hari
secara bersama-sama. Sehubungan dengan anak yang belum bisa
membaca Al-qur’an maka saya arahkan agar mengikuti program
iqra’ club yang dilaksanakan setiap hari setelah sholat asar di
masjid SMK N 2 Salatiga, anak saya cantumkan ke daftar mengaji
yang kemudian akan di absen setiap kali mengaji. Ketika masuk ke
kelas sesuai dengan jadwal PAI maka saya akan bertanya kepada
siswa yang tidak mengaji padahal namanya tercantum di Iqra’ club
untuk belajar mengaji. Saya bertanya tentang alasan tidak mengaji,
kemudian jika alasan masuk akal akan di beri keringanan agar
besok lagi ijin terlebih dahulu, namun jika alasan tidak dapat
diterima maka saya akan menegur dan terus memotivasi agar
semangat dalam belajar membaca Al-qur’an, dan kami dari guru
Agama memiliki rencana akan memanggil orang tua siswa jika
tidak mengaji di program Iqra’ club” (Wawancara dengan HR, 08
Maret 2019).
Sedangkan HD yang juga merupakan guru Pendidikan Agama
Islam mengungkapkan bahwa peran Iqra’ club dalam mengatasi
problematika membaca Al-qur’an sebagai berikut :
“ Saya sangat kagum dengan siswa siswi SMK Negeri 2
Salatiga, terutama kepada mereka yang tergabung dalam anggota
Iqra’ club yang dimana mereka mau mengorbankan waktunya
hanya untuk mengajari teman–teman mereka yang tidak bisa
mengaji, mereka dengan sabar dan telaten mengajari teman mereka
yang sangat bersemangat untuk belajarmembaca Al-qur’an padahal
kegiatan tersebut di laksanakan di luar jam pelajaran yang lebih
tepatnya pada sore hari di masjid SMK Negeri 2 Salatiga. Sesuai
dengan target mereka, teman-teman yang tidak bisa mengaji
tersebut akhirnya bisa lulus dengan mendapatkan ilmu dunia
akhirat yaitu bisa membaca Al-qur’an.” “ Wawancara dengan HD,
tanggal 08 Maret 2019)
Selaras dengan yang di katakan oleh guru Pendidikan Agama
Islam, siswa L yang tergabung dalam Iqra’ club untuk mengajari
48
membaca Al-qur’an kepada teman-temannya mengatakan bahwa peran
Iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an yaitu:
“Sungguh kebanggaan tersendiri bagi saya, karena ilmu
yang telah saya pelajari sejak kecil yaitu membaca Al-qur’an yang
dulu saya kira hanya akan bermanfaat untuk diri saya sendiri, kini
setelah di test membaca Al-qur’an oleh guru Pendidikan Agama
Islam disini saya di tunjuk dan di beri amanah untuk mengajari
temnan-teman saya di SMK Negeri 2 Salatiga ini, walaupun masih
banyak kekurangan dalam mengaji saya, namun in sya allah saya
telah mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh guru mengaji
saya dulu, dengan mengajari teman-teman membaca Al-qur’an dari
mengenalkan huruf hijaiyah, mengenalkan tanda baca, makhorijul
huruf serta tajwid membuat saya semakin senang, dan saya tidak
pernah merasa malah untuk mengajari teman-teman saya untuk
membaca Al-qur’an karena orang tua saya pun juga mengijinkan
saya untuk pulang agak terlambat karena harus mengajari teman-
teman mengaji dulu.” “wawancara dengan L, tanggal 05 Maret
2019”
SF selaku siswa yang belajar membaca Al-qur’an mengatakan
bahwa peran Iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an
mengutarakan sebagai berikut :
“Saya merasa sangat beruntung sekali dapat bersekolah di
SMK Negeri 2 Salatiga ini, karena banyak hal yang saya dapatkan
saat sekolah di sini, terlebih mengenai keagamaan, yang di mana
sekolah yang mendukung dengan adanya program keagamaan,
guru Pendidikan Agama islam yang selalu memberikan motivasi
untuk saya dan Iqra’ club yang sangat berperan dalam hidup saya,
dari berbagai macam problematika yang saya hadapi sehingga
keagamaan saya kurang terlebih mengenai membaca Al-qur’an.
Mengenal huruf Al-qur’an saja tidak apalagi membaca, namun
bersama Iqra’ club saya terlah di ajarin benar-benar dari nol.
Dengan sabar saya di ajarin mengenal huruf dan cara membaca Al-
qur’an yang baik dan benar, walaupun lidah saya rasanya kaku
nuntuk melafalkan huruf-huruf Al-qur’an dan selalu melakukan
kesalahan namun Iqra’ club tetap sabarmengajari saya hingga saat
in saya bisa mengendal huruf dan sudah sampai Iqro’ tiga.”
“wawancara dengan SF, tanggal 05 Maret 2019”
49
3. Faktor Pendukung Iqra’ Club Dalam Mengatasi Problematika
membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Menurut SW selaku Waka Kesiswaan, bahwa faktor pendukung
peran iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an di
SMK Negeri 2 Salatiga sangat beragam. Bisa dari faktor intern maupun
ekstren, SW menjelaskan:
“Saya sangat mendukung dengan diadakannya iqra’ club
ini mas, karena merupakan salah satu kegiatan positif yang
dilaksanakan diluar jam pelajaran. Dan pelaksanaannya pada waktu
sore hari, ba’da shalat ashar sehingga jam pelajaran Agama yang
ada di kelas akan terlaksana dengan baik karena waktu untuk
menyampaikan materi tidak banyak terpotong, namun karena tugas
seorang guru Agama bukan hanya menyampaikan materi sesuai
dengan kurikulum dari pemetintah tapi juga harus selalu memantau
perkembangan keagamaan siswa terutama dalam sholat dan
membaca Al-qur’an dan siswa yang dari berbagai macam latar
belakang maka kami akan selalu mendukung setiap kegiatan positif
yang ada. Terlebih program yang di lakukan oleh Iqra’ club yang
sangat berperan dalam mengajari siswa yang belum bisa membaca
Al-qur’an dan untuk recana ke depannya kami dari pihak sekolah
akan menjadikan kegiatan ini sebagai syarat kelulusan sekolah,
dimana yang nantinya akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti.
Dan untuk mendukung program tersebut untuk saat ini pihak
sekolah memberikan sarana prasarana seperti Tempat yang
memadai yaitu di masjid SMK, iqra’, meja, dll” (Wawancara
dengan SW, 11 Maret 2019).
HD selaku guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 2 Salatiga
mengatakan bahwa faktor pendukung kegiatan ini yaitu:
“Selalu memantau siswa dalam hal keagamaan. Dimana setiap anak
diberi buku monitoring yang berkaitan keagamaan, yaitu sebelum
memulai pelajaran lebih tepatnya setelah kegiatan literasi yaitu
membaca Asmaul husna, saya selalu menyuruh siswa satu persatu
untuk maju setor bacaan-bacaan yang perlu di hafal dan program
lainnya seperti yang ada di dalam buku monitoring siswa. Dan bagi
siswa yang keagamaannya agak kurang saya beri motivasi terus
agar semakin semangat dan saya sarankan agar selalu hadir dan
mengikuti program Iqra’ clubdalam membantu kesulitan yang di
50
alami siswa. Yang nantinya buku monitoring ini akan diberikan
orang tua siswa, pada akhir semester atau pada saat pembagian
raport” (Wawancara dengan HD, 08 Maret 2019).
Sedangkan HR yang juga merupakan guru Pendidikan Agama
Islam mengungkapkan bahwa faktor pendukung dari kegiatan ini
adalah:
“Dalam mendukung berjalannya program Iqra’ club dalam
mengatasi problematika membaca Al-qur’an yaitu kami selalu
absen siswa setelah selesai belajar membaca Al-qur’an bersama
Iqra’ club di masjid, yang kemudian lembar absen tersebut akan
kami bawa ke kelas setiap pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
kemudian saya akan bertanya kepada siswa yang namanya terdaftar
di dalam Iqra’ club namun tidak berangkat belajar mengaji tanpa
ijin terlebih dahulu. Apabila alasan yang di sampaikan oleh siswa
di rasa masuk akal maka saya akan memberikan maklum, namun
jika alasan yang di sampaikan tidak masuk akal, maka saya akan
memberikan teguran dan terus memberi motivasi kepada siswa agar
lebih giat lagi dalam belajar membaca Al-qur’an dan saya selalu
mengatakan akan saya beri reward yaitu tambahan nilai, yang
merupakan salah satu bentuk penghargaan karena sudah semangat
untuk belajar khususnya dalam hal keagamaan.” “ wawancara
dengan HR, tanggal 08 2019”
Hal yang berbeda juga dikatakan oleh L selaku siswa yang
mengajarkan membaca Al-qur’an kepada siswa yang belum bisa
mengaji:
“Saya meluangkan waktu diluar jam pelajaran untuk mengajarkan
anak kelas X membaca Al-quran pak. Alhamdulillah orang tua saya
juga membolehkan saya, karna kata beliau kegiatan ini merupakan
hal yang positif untuk saya” (Wawancara dengan L, 05 Maret
2019).
NN selaku siswa yang belajar membaca Al-qur’an di Iqra’ club
mengatakan:
“saya belajar membaca Al-qur’an di SMK bersama Iqra’ club, saya
meminta ijin kepada orang tua, bahwa setiap hari senin sampai
51
kamis saya akan pulang agak telat, di sekolah ada program belajar
membaca Al-qur’an bersama Iqra’ club sehingga harapannya
setelah lulus dari SMK nanti saya bisa membaca Al-qur’an. Lalu
Ibu saya menjawab “bagus sekali itu, dari pada kamu kebanyakan
kelayapan atau nggak bermain Hp terus mendingan belajar mengaji
biar besuk kalo orang tuamu meninggal dunia kamu bisa
mendoakan” itulah yang dikatakan ibu saya dengan wajah yang
sumringah.” “Wawancara dengan NN, tanggal 05 Maret 2019”
4. Faktor Penghambat Iqra’ Club Dalam Mengatasi Problematika
membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Hambatan yang dialami sekolah dalam mengatasi problematika
membaca Al-qur’an memiliki berbagai macam hambatan yaitu
hambatan dari diri sendiri dan orang tua. Menurut SFselaku siswa kelas
X mengatakan bahwa faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:
“Kegiatan saya kalau di rumah, sering membantu orang tua,
mengajak bermain adek saya, bermain game, nonton tv dan
bermain dengan teman-teman, itu sering saya lakukan pada saat
pulang dari sekolah atau libu, untuk membaca atau belajar
membaca Al-qur’an saya tidak ada waktu, karena saya sibuk untuk
membantu orang tua, dan orang tua saya juga tidak menyuruh saya
untuk belajar membaca Al-qur’an” (Wawancara dengan SF, 05
Maret 2019).
Selaras dengan apa yag dikatakan oleh SF, DS selaku siswa kelas
X juga berpendapat demikian :
“Untuk dapat membaca Al-qur’an saya sendiri masih sulit untuk
membedakan huruf-huru yang sama, saya masih iqro’ tiga sebelum
saya berhenti belajar membaca Al-qur’an dulu saya diajarin oleh
bapak saya, namun karena kesibukan orang tua saya maka saya
tidak belajar mengaji lagi. Dan saya pribadi tidak pernah belajar di
mushola semenjak kecil, karena saya malas dan orang tua saya pun
tidak menyuruh saya untuk mengaji di mshola..sedangkan
kesibukan saya di rumah membantu orang tua, dan bermain, nonton
televisi, belajar. Seperti itu kesibukan setiap hari saya”
(Wawancara dengan DS, 13 Maret 2019).
52
Pendapat lain yang dikatakan oleh ADP sekalu siswa kelas X,
bahwa faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:
“Saya di rumah tidak diperhatikan oleh orang tua saya pak, karena
beliau sibuk kerja sehingga saya tidak dibimbing oleh beliau. Dari
kecil saya juga di sekolahkan oleh orang tua saya di sekolah swasta
non muslim, jadi saya mengalami kesulitan dalam membaca Al-
qur’an. Selain itu belajar membaca Al-qur’an itu perlu kesabaran
untuk bisa membacanya dengan baik, karena banyak sekali huruf-
huruf yang sama namun lafadznya beda, tajwidnya juga harus
paham, dan itu semua perlu pembiasaan dan waktu yang cukup
lama ” (Wawancara dengan ADP, 13 Maret 2019).
Siswa NN juga mengungkapkan problematika yang menyebabkan
tidak bisa membaca Al-qur’an:
“Setiap pulang sekolah saya diajak teman saya untuk main dan
pulangnya sore. Sampai di rumah saya langsung mandi dan karena
capek saya mainan Hp sebentar. Kemudian kalau malam ada teman
yang datang kerumah saya untuk megajak main kerumahnya
bersama teman-teman lain sehingga saya pulangnya agak malam
dan sampai rumah langsung tidur. Jadi tidak ada waktu untuk
belajar mengaji” (Wawancara dengan NN, 05 Maret 2019)
Siswa L selaku anggota Iqra’ club yang mengajari membaca Al-
qur’an berkata bahwa:
“ saat belajar mengaji di masjid SMK setelah selesai sholat asar
teman-teman yang belum bisa mengaji ada beberapa siswa agak
lamban dalam menangkap tentang apa yang di ajarkan, mereka
beralasan karena sudah capek seharian sekolah dan ada juga yang
berpendapat lidahnya belum terbiasa mengucapkan huruf arab
jadinya agak susah.” “wawancara dengan L, tanggal 05 Maret
2019”
Sedangkan HD yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam
mengungkapkan tentang problematika membaca Al-qur’an siswa sebagai
berikut :
53
“kebanyakan siswa yang tidak bisa mengaji itu di sebabkan oleh
berbagai macam latar belakang, maka dari itu harus bisa benar-
benar bisa masuk dalam permasalahan siswa yang menyembabkan
tidak bisa mengaji dulu utuk dapat terus memotivasi anak, namun
untuk membuat siswa memiliki niat yang tinggi tidaklah mudah,
maka dari itu harus mengikuti alur anak dulu kemudian dapat
mengarahkan siswa agar mau belajar mengaji di Iqra’ club.”
“wawancara dengan HD, tanggal 08 Maret 2019”
HR guru Pendidikan Agama Islam mengatakan:
“Kebanyakan yang menyebabkan Anak sulit untuk membaca Al-
qur’an itu karena malesnya, mereka hanya mau mengaji ketika di
suruh saja, jadi kalo di rumah mereka lebih suka main, nonton TV,
bermain Hp dll. Padahal untuk dapat membaca Al-qur’an itu perlu
pembiasaan yang di lakukan setiap hari.” “wawancara dengan HR,
tanggal 08 Maret 2019”
C. Analisis Data
1. Problematika Iqra’ Club dalam mengatasi membaca Al-qur’an di
SMK Negeri 2 Salatiga
Problematika Peran Iqra’ Club di SMK Negeri 2 Salatiga adalah Siswa
siswi yang masih kesulitan mengenal huruf hijaiyah, mereka masih
bingung membedakan atara huruf yang satu dengan huruf yang lainnya,
selain itu dalam melafadzkan mereka juga masih merasa kesulitan, hal
ini di sebabkan karena siswa belum terbiasa membaca Al-qur’an. di
samping itu mereka juga masih belum bisa mengenali tajwid lebih jauh.
Padahal tawjid ini sangat berpengaruh dalam makna yang ada dalam
Al-qur’an. Oleh karena itu Iqra’ selalu memberikan dorongan dan
motivasi agar mereka mau terus belajar dan meningkatkan rasa ingin
tau dalam membaca Al-qur’an.
54
2. Peran Iqra’ Club Dalam Mengatasi Problematika Membaca Al-
qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Peran iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-
qur’an di Sekolah SMK Negeri 2 Salatiga yang di mulai dari guru
pendidikan Agama Islam yang bekerjasama dengan siswa siswi
anggota SKI yang di mana anggota SKI diseleksi dalam membaca Al-
qur’an. Hal ini dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam karena,
apabila harus memulai mengajari mengaji dari nol maka waktu yang
ada pada jadwal tidak memungkinkan karena tugas guru Pendidikan
Agama Islam saat ada di dalam kelas bukan hanya mengajari ngaji
tetapi juga harus mengajar materi sesuai dengan kurikulum yang telah
di tentukan.
Maka dari itu agar anak dapat belajar membaca Al-qur’an dengan
maksimal, maka guru Pendidikan Agama Islam membuat kelompok
belajar membaca Al-qur’an yang diberi nama Iqra’ Club. Kelompok
belajar ini berjalan setiap hari setelah selesai pelajaran sekolah setelah
sholat asar, maka siswa yang terdaftar dalam bimbingan yaitu yang
wajib mengikuti program ini dan akan di absen. Bagi siswa-siswi yang
tidak berangkat menagaji bersama dengan Iqra’ Club tanpa ijin maka
guru Pendidikan Agama Islam akan bertanya alasan kenapa siswa
tersebut tidak mengaji. Apabila alasan dari siswa dapat di terima maka
akan di beri keringanan, namun jika alasan tersebut tidak dapat
55
diterima maka akan diberi teguran dan terus di berikan motivasi agar
anak lebih semangat dalam belajar membaca Al-qur’an.
Di SMK Negeri 2 Salatiga memilki program yang dimana setelah
Masa Orientasi Siswa (MOS) yang lebih tepatnya pada saat
pembelajaran berlangsung, sesuai dengan jadwal yang telah di
tentukan oleh sekolah, guru Pendidikan Agama Islam menyuruh setiap
siswa untuk mengaji, bagi siswa yang tidak bisa mengaji maka guru
akan mencatat namanya yang kemudian siswa tersebut terus di beri
motivasi dan diajak bergabung di Iqra’ Club, yang dimana Iqra’ Club
ini merupakan anggota dari SKI yang telah di uji mengajinya satu
persatuya yang kemudian akan menjadi guru bagi adek
kelasnya.Anggota Iqra’ club rela mengorbankan waktunya di luar jam
pelajaran hanya untuk mengajari siswa yang belum bisa membaca Al-
qur’an. Selain itu Iqra’ club mampu mengajari siswa yang belajar
mengaji dengan penuh kesabaran, setelah lama tidak bisa mengaji
maka siswa merasa bahwa lidahnya belum terbiasa untuk melafadzkan
Al-qur’an.
3. Faktor Pendukung PeranIqra’ Club Dalam Mengatasi
Problematika Membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Berdasarkan hasil wawancara terkait fakor pendukung peran
iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an
terdapat beberapa faktor pendukung untuk dapat berlangsungnya
program Iqra’ club tersebut yang di antaranya: dari pihak sekolah
56
yang selalu memberi dukungan terhadap kegiatan ini, karena
mereka beranggapan bahwa belajar membaca Al-qur’an
merupakan hal yang positif dan untuk mendukung program
tersebut sekolah telah menyediakan sarana dan prasarana yang
layak dan baik diantaranya masjid SMK yang sangat nyama di
gunakan untuk tempat belajar mengaji, Iqro’ dan Al-qura’an yang
dapat digunakan siswa untuk mengaji, dampar/meja yang diguakan
anak untuk mengaji pula dan lain sebagainya. Dan kedepannya
pihak sekolah merencanakan bahwa sebagai syarat kelulusan
sekolah siswa harus bisa membaca Al-qur’an dengan memberikan
sertifikat tuntas baca Al-qur’an.
Sedangkan dari guru Pendidikan Agama Islam juga sangat
mendukung dengan adaya program Iqra’ club yaitu adanya buku
monitoring sebagai pemantau siswa yang mengikuti kegiatan
tersebut, dimana buku monitoring ini terdapat berbagai kegiatan
keagamaan yang dimana siswa harus menguasainya. Dan buku
monitoring ini di buat dengan tujuan agar guru dapat mengetahui
perkembangan keagamaan siswa dan buku monitoring ini akan
diberikan kepada orang tua siswa pada saat pengambilan raport.
Hal lain yang dikatakan oleh Laela selaku siswa yang
mengajari membaca Al-qur’an kegiatan iqra’ club ini. Laela
berpendapat bahwa faktor pendukung saya dari orang tua. Beliau
mendukung saya untuk menjadi bagian pengajar kegiatan ini, karna
57
menurut beliau menurapakan hal positif untuk saya. Tetapi Laela
tetap membagi waktunya antara sekolah, dengan mengajarkan para
siswa membaca Al-qur’an.
Sedangkan Nando yang merupakan siswa yang belajar mengaji
di Iqra’ clubjuga mengutarakan bahwa orang tuanya sangat
mendukung terhadap kegiatan ini, karena harapa orang tua selalu
menginginkan agar anaknya menjadi baikdan daripada waktu anak
hanya di gunakan untuk hal yang sia-sia yaitu untuk main.
4. Faktor Penghambat PeranIqra’ Club Dalam Mengatasi
Problematika Membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
terkait faktor penghambat peran iqra’ club dalam mengatasi
problematika membaca Al-qur’an bahwa faktor penghambatnya
yaitu karena orang tuanya sibuk, dari kecil di sekolahkan oleh
orang tuanya di sekolah swasta yang non muslim, ada juga yang di
sebabkan oleh lingkungan yang kurang mendukung. Faktor
penghambat program tersebut terdapat berbagai macam penyebab
yaitu Peran orang tua yang di tuntut untuk senantiasa membentengi
agama dalam diri anak, karena madrasah pertama yang dikenal
oleh anak adalah keluarga terutama adalah seorang ibu, jika
pendidikan agama yang baik maka nantinya anak akan menjadi
baik pula dan anak akan mudah menerima pelajaran mengenai
agama yang telah di ajarkan oleh guru kepada anak karena orang
58
tua sudah memberikan contoh dan arahan baik kepada anak, yang
diantaranya adalah mengenai membaca Al-qur’an sealain itu
karena dari kecil orang tua telah menyekolahkan anak di sekolah
swasta non muslim yang dimana secara tidak langsung orang tua
hanya mementingkan ilmu pengetahan umum saja karena
menganggap sekolah tersebut sekolah yag baik dan bayak
prestasinya, padahal juga banyak sekali sekolah Negeri ataupun
sekolah swasta islam yang memiliki prestasi akademik baik dan
selalu mengarahkan dan mengajarkan kegamaan yang baikterutama
dalam membaca Al-qur’an.
Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap anak,
lingkungan yang baik akan membantu anak akan siap untuk
menerima pelajaran yang tidak di temui dilingkup keluarga,
seperti adanya lingkungan mengarahkan anak untuk belajar
agama seperti di TPQ, mengaji bareng di masjid, atau bimbel di
rumah. Kegiatan semacam ini akan sangat berpengaruh terhadap
psikis anak dan perkembangan dirinya untuk lebih baik karena
setiap langkahnya terbentengi oleh agama, tapi terkadang
lingkungan juga memberikan pengaruh buruk terhadap anak
yang seharusnya belajar untuk membaca Al-qur’an dengan
lingkungan yang tidak tersedianya dan tidak ada inisiatif
warga/lingkungan sekitar membuat anak menjadi buta huruf
akan Al-qur’an yang tidak di terimanya sejak kecil.
59
Sedangkan problematika yang di alami oleh siswa saat ini,
ketika mengaji bersama dengan Iqra’ club adalah siswa merasa
malas, mereka mengatakan bahwa program mengaji bersama
dengan Iqra’ club di laksanakan sore hari setelah jam pelajaran
sehingga tenaga, energi dan semangat mereka agak berkurang
karena dari pagi sudah menerima berbagai macam pelajaran saat
berada di dalam kelas. Dan ketika berada di rumah mereka lebih
suka dan asyik bermain Hp di bandingkan belajar membaca Al-
qur’an. Sesperti halnya yang terlah di sampaikan oleh Bapak
Heru selaku guru Pendidikan Agama Islam bahwa siswa hanya
mau mengaji ketika di suruh saja, jadi ketika di rumah siswa
lebih suka melakukan kegiatan lain tanpa memiliki niat yang
kuat untuk segera bisa membaca Al-qur’an dengan lancar.
Padahal untuk dapat membaca Al-qur’an perlu pembiasaan yang
di lakukan setiap harinya, walaupun sedikit-sedikit tapi kalau
dilakukan ajegberturut-turut akan mempermudah siswa dalam
belajar membaca Al-quran agar bisa lancar.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai data hasil penelitian serta analisa peneliti Peran Iqra’ Club dalam
mengatasi problematika membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga studi
kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019, maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Problematika Iqra’ Club dalam mengatasi membaca Al-qur’an di SMK
Negeri 2 Salatiga adalah Dalam penelitian ini Problematika Peran Iqra’ club
dalam mengatasi membaca Al-qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga adalah:
siswa masih merasa kaku dalam melafadzkan huruf-huruf hijaiyah karena
belum terbiasa, siswa merasa sulit memahami tajwid.
2. Peran Iqra’ club dalam mengatasi problematika membaca Al-qur’an adalah
membantu guru pendidikan agama islam dalam membimbing siswa
membaca Al-qur’an, mengajari mengaji siswa yang belum bisa membaca
Al-qur’an, memberi dorongan dan motivasi terhadap siswa yang belum bisa
mengaji.
3. Faktor pendukung dan penghambat peran Iqra’ club dalam mengatasi
problematika membaca Al-qur’an
a. Faktor pendukung
Faktor pendukung peran Iqra’ club dalam mengatasi problematika
membaca Al-qur’an adalah tersedianya sarana dan prasarana untuk
kegiatan mengaji, guru pendidikan agama islam yang selalu memantau
61
perkembangan siswa melalui buku monitoring, orang tua yang
mengijinkan anak pulang terlambat untuk mengajari atau belajar
membaca Al-qur’an.
b. Faktor penghambat
Faktor penghambat peran Iqra’ club dalam mengatasi problematika
membaca Al-qur’an yaitu:siswa merasa malas belajar membaca Al-
qur’an, lingkungan yang kurang mendukung, siswa capek karena
kegiatan belajar membaca sore hari.
B. Saran-saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian di atas, maka saran
ditujukan kepada:
1. Pembaca
Penelitian ini diharapkan menumbuhkan kesadaran bagi para pembaca,
sehingga para pembaca yang budiman akan mengetahui bagaimana tingkat
kemampuan membaca Al-qur’an yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan
demikian diharapkan bagi semua pembaca akan menyadari seberapa
pentingnya kemampuan membaca Al-qur’an bagi siswa siswi apalagi bagi
mereka yang beragama islam. Al-qur’an sebagai pedoman hidup umat
muslim yang mengharuskan setiap setiap umat islam dapat membaca serta
memahaminya.
2. Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 2 Salatiga
Untuk semua upaya yang telah dilakukan guru Pendidikan Agama Islam
yang ada di SMK Negeri 2 Salatiga secara optimal daan semakin
62
meminimalisir segala hambatan dari segi peserta didik maupun dari pihak
gurunya.
3. Anggota Iqra’ Club
Semua anggota Iqra’ club yang sangat luar biasa dengan semangat yang
sangat tinggi untuk dapat membantu teman sejawat dalam mengatasi
problematika membaca Al-qur’an agar lebih ditingkatkan lagi atas segala
semangatnya dan terus memberi motivasi kepada teman teman yang belum
bisa membaca Al-qur’an agas terus giat dalam belajar membaca Al-qur’an.
Dan perlu ditekankan lagi agar lebih semangat maka perlu terus
disampaikan tentang pentingnya membaca dan belajar Al-qur’an.
4. Peneliti selanjutnya
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan ini, kami berharap dapat
digunakan selanjutnya sebagai salah satu referensi dalam melakukan
penelitiannya. Karena penelitian yang kami lakukan masih jauh dari kata
sempurna, kamu mengharapkan akn ada banyak penelitian untuk tema-tema
seperti ini dan dapat dikaji lebih dalam lagi. Supaya kesulitan membaca Al-
qur’an yang khususnya dialami oleh peserta didik yang beragama Islam
dapat dihilangkan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2003. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Bandung: PT.
Syaamil Cipta Media.
KBBI.web.id diakses pada tanggal 27 Februari 2019 Pukul.14.00 Wib
Maslikhah. 2017. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi
Mahasiswa . Yoyakarta. CV Orbittrust Corp.
Moeloeng, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Resdakarya.
Mu’awanah, Elfi. Hidayah, Rifa. 2012. Bimbingan Konsling Islami di
Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Muhaimin. 2007. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya.
Nurdin, Ali. 2007. Qur’ain Social: Meahami Konsep Masyarakat Ideal
dalam Al-Qur’an. Jakarta: Erlangga.
Shihab, M., Quraish. 2014. “Membumikan” Al-qur’an Fungsi dan Peran
Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Syafri, Ulil Amri. 2014. Pendidikan Karakter Berbasis Al-qur’an. Depok:
PT Rajagrafindo Persada.
Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, Mencintai
Al-qur’an. Jakarta: Gema Insani Press.
Syarifuddin, Ahmad. 2008. Mendidik Anak Membaca, Menulis, Mencintai
Al-qur’an. Jakarta: Gema Insani Press.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi.
64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
65
66
67
68
69
70
VERBATIM WAWANCARA
71
PERAN IQRA’ CLUB DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA
MEMBECA AL-QUR’AN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
(Studi kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019)
Narasumber : Mutholaul Huda, S.Pd.I
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Asal : Suruh, Salatiga
Jabatan : Guru Prndidikan Agama Islam
Tempat : Kantor Guru SMK Negeri 2 Salatiga
Hari/tanggal : Jum’at, 8 Maret 2019
Waktu : Pukul 08.00 - selesai
NO PERTANYAAN JAWABAN KODE
1. Bagaimana
Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam di sini?
Kalau menurut saya probadi
pembelajaran yang ada di sini lebih
fokus ke kelas, karena sekolah SMK
Negeri 2 Salatiga di bidang
pendidikan agama islam lebih
terfokus untuk di kelas di
bandingkan untuk di luar ruangan,
akan tetapi kadang-kadang juga
belajar di ruang ruangan seperti di
masjid, maupun mengamati apa
yang terjadi di alam yang kemudian
di kaitkan dengan Agama islam.
Selain itu ketika kita berada di luar
ruangan lebihsering di masjid untuk
mempelajari bacaan-bacaan sehari-
Masih terlalu
fokus di dalam
kelas,
walaupun juga
kadang-
kadang
melaksanakan
pembelajaran
di luar ruang
kelas untuk
mengetahui
gejala yang
terjadi di alam
dan
mempelajari
72
hari dan pembelajaran membaca Al-
qur’an. Dan bagi saya pembelajaran
PAI di sini sudah cukup baik.
membaca Al-
qur’an ketika
di masjid.
2. Bagaimana upaya
guru PAI dalam
membimbing
siswa?
Kalau saya pribadi membimbing
peserta didik dengan cara yang
clasikal yaitu ketika di dalam kelas,
peserta didik saya wajibkan untuk
membaca Al-qur’an terlebih dahulu
atau membaca Asmaul husna agar
mereka terbiasa terlebih dahulu tapi
saya sendiri dilema kita harus
mengejar target materi harus selesai
tetapi di satu sisi lain peserta didik
banyak yang belum mengerti tentang
membaca al-qur’an, sehingga
kesepakatan kita dari guru PAI
mengadakan kelompok belajar
membaca Al-qur’an yang bernama
Iqra’ club Yang di mana bukan guru
agama saja yang mengajari mengaji
tapi juga melibatkan tutor teman
sebaya.
Peserta didik
di bimbing
dengan cara
clasikal dan
kurangnya
waktu untuk
mengajari
membaca Al-
qur’an karena
guru harus
kejar target
agar materi
pelajaran
selesai,
sehingga
membuat
kelmpok
membaca Al-
qur’an yang
terlaksana di
luar jam
pelajaran.
3. Bagaimana
Pelajaran membaca
Al-qur’an di SMK
Negeri 2 Salatiga?
Seperti yang sudah saya utrakan di
atas bahwa ank-anak di sini masih
banyak yang belum bisa menerti
atau memahami bacaan Al-qur’an
dengan benar dan dari mereka yang
Masih banyak
siswa yang
bisa membaca
Al-qur’an
namun
73
belum bisa mengaji saya arahkan
bergabung di program Iqra’ club
belum mengetahui huruf Al-qur’an
satu pun, jadi pembelajaran
bacaannya
belum benar
dan yang
belum bisa
mengaji di
arahkan
bergabung di
Iqra’ club.
4. Bagaimana
menurut anda
tentang peran Iqra’
club dalam
mengatasi
problematika di
sini?
Saya sangat kagum dengan siswa
siswi SMK Negeri 2 Salatiga,
terutama kepada mereka yang
tergabung dalam anggota Iqra’ club
yang di mana mereka mau
mengorbankan waktunya hanya
untuk mengajari teman–teman
mereka yang tidak bisa mengaji,
mereka dengan sabar dan telaten
mengajari teman mereka yang
sangat bersemangat untuk belajar
membaca Al-qur’an padahal
kegiatan tersebut di laksanakan di
luar jam pelajaran yang lebih
tepatnya pada sore hari di masjid
SMK Negeri 2 Salatiga. Sesuai
dengan target mereka, teman-teman
yang tidak bisa mengaji tersebut
akhirnya bisa lulus dengan
mendapatkan ilmu dunia akhirat
yaitu bisa membaca Al-qur’an
Iqra’ club rela
mengorbankan
waktunya
untuk
mengajari
teman-
temannya
yang belum
bisa membaca
Al-qur’an
padahal
kegiatan di
laksanakan di
luar jam
pelajaran.
5. Apa faktor Selalu memantau siswa dalam hal Utuk
74
pendukung untuk
mengatasi
problematika
membaca Al-
qur’an?
keagamaan. Dimana setiap anak
diberi buku monitoring yang
berkaitan keagamaan, yaitu sebelum
memulai pelajaran lebih tepatnya
setelah kegiatan literasi yaitu
membaca Asmaul husna, saya selalu
menyuruh siswa satu persatu untuk
maju setor bacaan-bacaan yang perlu
di hafal dan program lainnya seperti
yang ada di dalam buku monitoring
siswa. Dan bagi siswa yang
keagamaannya agak kurang saya
beri motivasi terus agar semakin
semangat dan saya sarankan agar
selalu hadir dan mengikuti program
Iqra’ club dalam membantu
kesulitan yang di alami siswa. Yang
nantinya buku monitoring ini akan
diberikan orang tua siswa, pada
akhir semester atau pada saat
pembagian rapor
mendukung
kegiatan
mengaji, guru
memberi buku
monitoring,
dan terus
memantau
perkembangan
anak.
6. Apa faktor
penghambat untuk
mengatasi
problematika
membaca Al-
qur’an di sekolah
ini?
kebanyakan siswa yang tidak bisa
mengaji itu di sebabkan oleh
berbagai macam latar belakang,
maka dari itu harus bisa benar-benar
bisa masuk dalam permasalahan
siswa yang menyebabkan tidak bisa
mengaji dulu utuk dapat terus
memotivasi anak, namun untuk
membuat siswa memiliki niat yang
tinggi tidaklah mudah, maka dari itu
Faktor
penghambat di
sebabkan
karena
berbagai
macam latar
belakang anak
yang berbeda,
mengikuti alur
anak dulu
75
harus mengikuti alur anak dulu
kemudian dapat mengarahkan siswa
agar mau belajar mengaji di Iqra’
club
kemudian
mengarahkan
anak dan
memotivasi
untuk mau
mengaji.
7. Apa solusi yang
dilakukan oleh
guru untuk dapat
mengatasi faktor
penghambat
tersebut?
Memantau perkembangan
keagamaan anak, dan terus
memberikan pengarahan serta
motivasi kepada siswa sehingga
siswa bisa lebih bersemangat untuk
selalu belajar membaca Al-qur’an.
Memantau
perkembangan
keagamaan
anak.
76
VERBATIM WAWANCARA
PERAN IQRA’ CLUB DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA
MEMBECA AL-QUR’AN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
(Studi kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019)
Narasumber : Aditya Dwi P
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Asal : Tuntang
Jabatan : Siswa yang mengaji di Iqra’ club
Tempat : Masjid SMK Negeri 2 Salatiga
Hari/tanggal : Rabu, 13 Maret 2019
Waktu : Pukul 16.30 - selesai
NO PERTANYAAN JAWABAN KODE
1. Bagaimana
perasaan saudara
bisa sekolah di
sini?
Perasaan saya sangat senang bisa
sekolah di SMK Negeri 2 Salatiga
ini, karena sudah saya niatkan dari
lulus SMP mau lajut ke SMK Negeri
2 Salatiga, karena saya bertujuan bisa
langsung kerja setelah lulus di
sekolah ini.
Antusias dan
senang ketika
sekolah di
SMK Negeri
2 Salatiga.
2. Bagaimana
kesibukan saudara
ketika di rumah?
Kesibukan saya kalau di rumah pada
saat pulang sekolah, membantu orang
tua, main game,. Kalau malam jarang
untuk belajar atau membaca Al-
qur’an.
Kesibukan
yang saya
lakukan
ketika di
rumah
bermain
77
game
membantu
orang tua dan
jarang
membaca Al-
qur’an.
3. Apakah di masa
kecil saudara
pernah mengikuti
Taman Pendidikan
Al-qur’an (TPQ)?
Belum pernah mengikuti pendidikan
Al-qur’an sama sekali, sejak kecil
orang tua saya pisah bapak ibu saya
sibuk dengan pekerjaan mereka
masing-masing. Sebagai buruh
pabrik dan saya waktu kecil ikut
nenek saya dan waktu saya habiskan
untuk bermain bersma teman-teman.
Belum pernah
mengikuti
kegiatan
TPQ, karena
orang tuanya
pisah sejak
kecil dan
waktunya
digunakan
untuk
bermain.
4. Bagaimana
lingkungan di
sekitar saudara?
Lingkungan di tempat saya tinggal,
adalah pekerja, petani dan nelayan
remaja juga kebanyakan sudah
bekerja dan tidak melanjutkan
sekolah lagi. Dan banyak dari
mereka tidak bisa membaca Al-
qur’an seperti saya.
Lingkungan
pekerja,petani
dan nelayan
mayoritas
tidak bisa
membaca Al-
qur’an.
5. Apa problematika
yang menyebabkan
saudara kesulitan
untuk belajar Al-
qur’an?
Ya...kalau saya pribadi yang
menyebabkan saya tidak bisa
membaca Al-qur’an di antaranya:
dari diri saya sendiri yang malas
belajar, tidak ada dorongan dari
orang tua, lingkungan, dan teman
Faktor
penyebabnya,
malas, tidak
ada dorongan
dari orang
tua,
78
bermain, itulah yang menyebabkan
saya tidak bisa membaca Al-qur’an
sampai saat ini.
lingkungan,
teman
bermain.
6. Apa yang saudara
rasakan setelah
bisa belajar
mengaji di Iqra’
club ini?
Alhamdulillah.. saya sangat senang
sekali, dulu saya sudah sempat
frustasi karena saya rasa selamanya
saya tidak akan bisa membaca Al-
qur’an, karena umur saya yang
semakin bertambah yang
menyebabkan saya malu dan gengsi
jika harus belajar dari nol seperti
anak kecil. Namun di iqra’ club
inilah saya bisa mulai bangkit karena
ada beberapa pihak yang selalu
mendorong dan memotivasi saya
untuk belajar membaca Al-qur’an
sehingga rasa malu dan gengsi itu
hilang dan semakin semangat dalam
belajar mengaji.
Senang bisa
sekolah Di
SMK Negeri
2 salatiga
karena selalu
di beri
dorongan dan
motivasi
untuk belajar
mengaji.
7. Apa yang anda
dapatkan setelah
belajar bersama
Iqra’ club?
Saya lumayan tau huruf-huruf
hijaiyah dan walaupun begitu lancar
setidaknya saya mampu mengetahui
ilmu-ilmu dalam membaca Al-qur’an
seperti makhorijul huruf, tajwid,
bacaan sehari-hari dan sebagainya
Mengenal
dan bisa
membaca Al-
qur’an
walaupun
belum begitu
lancar namun
mangetahui
ilmu-ilmu
membaca Al-
qur’an
79
VERBATIM WAWANCARA
PERAN IQRA’ CLUB DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA
MEMBECA AL-QUR’AN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
(Studi kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019)
Narasumber : Sri Wahyudi, S.Pd
Jenis Kelamin : Laki-laki
Asal : Salatiga
Jabatan : Waka Kesiswaan smk Negeri 2 Salatiga
Tempat : Kantor waka kesiswaan
Hari/tanggal : Senin, 11 Maret 2019
Waktu : Pukul. 09.00 - selesai
NO PERTANYAAN JAWABAN KODE
1. Bagaimana
pembelajaran Baca
dan tulis Al-qur’an
yang di lakukan
oleh guru
pendidika Agama
Islam di sini?
Mengenai hal itu sekolah sudah
memberikan wewenang penuh
untuk para guru mengembangkan
bakat atau mempunyai metode
tertentu untuk siswa. Yang saya
ketahui saat ini untuk
perkembangan siswa cukup baik,
dalam hal membaca Al-qur’an,
karena setiap akan memulai
pelajaran di kelas bersama dengan
guru Agama ataupun sebelum
memulai membaca Al-qura’an di
masjid yang dilaksanakan setelah
Siswa selalu di
beri stimulus
untuk
mengenal Al-
qur’an agar
semangat
belajar
membaca Al-
qur’an.
80
sholat asar siswa selalu di beri
stimulus untuk mengenal Al-qur’an
dan terbiasa melafadzkannya
2. Apakah
problematika yang
sering muncul
dalam
pembelajaran Baca
dan tulis Al-qur’an
di SMK Negeri 2
Salatiga?
Untuk permasalahan yang sering
muncul dalam pembelajaran baca
Al-qur’an terdapat beberapa siswa
yang belum bisa mengaji, hal ini di
sebabkan karena berbagai macam
problematika. Namun untuk
mengatasi problematika tersebut
guru pendidikan agama islam selalu
mengarahkan siswa untuk
bergabung belajar mengaji di Iqra’
club, karena jika hanya di dalam
kelas kurang maksimal di sebabkan
karena guru juga harus
menyampaikan materi seperti yang
telah di tentukan oleh pemerintah.
Ada beberapa
siswa yang
belum bisa
membaca Al-
qur’an dan
gurutelah
mengarahkan
untuk
bergabung ke
Iqra’ club.
3. Apa solusi yang
bapak berikan
untuk mengatasi
problematika
tersebut?
menindak lanjuti tentang semua
problematika tersebut dari apa yang
telah di sampaikan oleh guru.
Seperti halnya untuk mengetahui
perkembangan keagamaan anak
kami memberikan buku monitoring
untuk setiap anak yang nantinya
hasil dari monitorinng tersebut akan
di sampaikan oleh wali siswa setiap
akhir semester.
Menindak
lanjuti
problematika.
Memberikan
buku
monitoring
siswa
4. Bagaimana tugas
bapak selaku
Tugas saya selaku kesiswaan
membantu siswa dan mengarahkan
Mengarahkan
siswa,
81
kesiswaan untuk
bidang keagamaan
di SMK Negeri 2
Salatiga?
kebutuhan siswa seperti halnya yang
di butuhkan dalam membaca Al-
qur’an dan saya selalu meminta
kepada guru pendidikan Agama
Islam untuk selalu menumbuhkan
bakat siswa dalam bidang yang di
miliki.
mendukung
setiap program
keagamaan,
dan meminta
guru untuk
menumbuhkan
bakat siswa.
5. Menurut anda
bagaimana peran
Iqra’ club dalam
mengatasi
problematika
membaca Al-
qur’an di sekolah
ini?
Iqra’ club merupakan kelompok
belajar membaca Al-qur’an yang
patut di beri Presiasi, karena Iqra’
club mampu membantu sekolah ini
yaitu dengan cara membagikan ilmu
yang di milikinya mengenai
Membaca Al-qur’an. Walaupun
kegiatan tersebut yang di lakukan di
luar jam pelajaran namun benar
benar dapat mengatasi problematika
siswa yang belum bisa membaca Al-
qur’an. Buktinya guru Pendidikan
Agama Islam pernah menyampaikan
bahwa siswa yang beragama islam
ketika kelas X tidak bisa membaca
Al-qur’an setelah naik ke kelas XI
mereka dapat membaca Al-qur’an.
Iqra’ club
dapat
mengatasi
prblematika
membaca Al-
qur’an dan
guru agama
menyampaikan
ketika kelas XI
semua siswa
yang beragama
islam sudah
bisa membaca
Al-qur’an.
6. Apa faktor
pendukung yang
dilakukan oleh
sekolah untuk
kegiatan Iqra’ club
ini?
Sekolah sangat mendukung tentang
program yang di lakukan oleh Iqra’
club yaitu dengan menyediakan
sarana dan prasarana seperti, masjid
yang layak untuk di gunakan
menjadi tempat belajar, Iqro ‘ dan
Sekolah
mendukung
dengan
menyediakan
sarana
prasarana.
82
Al-qur’am serta meja untuk mengaji
dan lain sebagainya.
7. Apa saja faktor
penghambat dalam
kegiatan
penanaman nilai-
nilai agama
khususnya tentang
membaca Al-
qur’an?
Niat anak untuk benar-benar bisa
mengaji masih kurang, karena anak
lebih suka bermain HP, main
bersama teman ataupun karena
faktor keluarga yang kurang
mendukung terhadap perkembangan
anak. Sehingga anak masih merasa
malas untuk belajar mengaji. Dan
dari pihak sekolah sudah
memberikan wewenang kepada guru
agama agar selalu memantau
perkembangan anak dan terus
memberikan motivasi.
Niat untuk
belajar
mengaji anak
masih kurang.
Pihak sekolah
memberi
wewenang
kepada guru
agama untuk
selalu
memantau
perkembanga
keagamaan
anak.
83
VERBATIM WAWANCARA
PERAN IQRA’ CLUB DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA
MEMBECA AL-QUR’AN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
(Studi kasus kelas X tahun pelajaran 2018/2019)
Narasumber : Laela
Jenis Kelamin : Perempuan
Asal : Gedangan Salatiga
Jabatan : Anggota Iqra’ club yang mengajari membaca Al-
qur’an di SMK Negeri 2 Salatiga
Tempat : Kantor Guru SMK Negeri 2 Salatiga
Hari/tanggal : Selasa, 5 Maret 2019
Waktu : Pukul 13.00 - selesai
NO PERTANYAAN JAWABAN KODE
1. Bagaimana
perasaan anda bisa
sekolah di sini?
Senang, kerena ada banyak hal yang
saya dapatkan di sini, terutama
dalam bidang yang saya sukai yaitu
dalam hal keagamaan.
Banyak hal
yang di
dapatkan
terutama dalam
keagamaan
2. Bagaimana
pembelajaran
agama di yang ada
di sekolah ini?
Sangat baik, karena guru
pendidikan agama islam di sini
sangat memperhatikan keagamaan
siswa. Terutama dalam hal sholat
dan mengaji.
Guru agama
islam
memperhatikan
perkembangan
keagamaan
siswa.
84
3. Bagaimana
pembelajaran
mengaji di sini?
Sangat baik, karena kami selalu di
pantau dalam hal keagamaan.
Bahkan bagi siswa yang tidak bisa
mengaji, dengan cara yang halus
guru memberi motivasi dan arahan
kepada siswa dan mengarahkan
untuk bergabung di Iqra’ club.
Secara halus
guru
memotivasi
dan
mengarahkan
siswa yang
tidak bisa
mengaji untuk
bergabung di
Iqra’ club
4. Apa yang membuat
anda tertarik untuk
bergabung
mengajari mengaji
di Iqra’ club?
Saya sangat khawatir dengan teman
saya yang tidak bisa mengaji,
padahal Al-qur’an merupakan
pedoman hidup umat islam. Lalu
saya berkeinginan untuk bergabung
di Iqra’ club untuk mengajari teman
saya mengaji. Bahkan orang tua
sayapun juga mengijinkan saya
untuk pulang agak telat beliau
mengatakan bahwa ini merupakan
suatu kegiatan yang positif.
Khawatir
dengan teman
yang tidak bisa
mengaji,
kemudian
mengajari
mengaji dan
orang
tuanyapun
mengijinkan
untuk pulang
agak telat
untuk
mengikuti
kegiatan yang
positif
5. Apa faktor
pendukung Iqra’
club dalam
mengatasi
problematika
membaca Al-
qur’an?
Banyak sekali faktor pendukung
diantaranya tanggapan positif dari
sekolah yang menyediakan
peralatan mengaji, guru yang selalu
Pnyak pihak
yang
mendukung
untuk kegiatan
85
memberikan motivasi dan orang tua
yang memberikan ijin kepada saya
untuk mengajari mengaji di SMK
Negeri 2 Salatiga.
Iqra’ club.
6. Apa saja aktor
penghambat dalam
mengajari
membaca Al-
qur’an?
Semakin lama siswa merasa malas
untuk belajar mengaji dengan
alasan capek karena kegiatan
dilakukan setelah jam pelajaran
yaitu setelah sholat asar dan ada
juga yang berpendapat bahwa
lidahnya belum terbiasa
melafadzkan huruf arab sehingga
agak susah.
Siswa semakin
malas karena
capek, dan
belum terbiasa
melaadzkan
huruf arab.
7. Apa yang anda
lakukan untuk
mengatasi faktor
penghambat
tersebut?
Saya selalu memberikan motivasi
kepada teman-teman yang malas
dan memberi saran agar kalau ngaji
jangan setengah-setengah karena
perlu pembiasaan untuk dapat
mengaji dengan lancar. Jadi saya
mengatakan kepada teman kalau
ngaji jangan Cuma di sekolah saja
tapi juga di rumah.
Memberikan
motivasi,
memberi saran
kepada
temannya agar
selain di
sekolah juga
mengaji di
rumah.
86
LAMPIRAN FOTO
WAWANCARA DENGAN GURU PAI
87
KEGIATAN MEMBACA AL-QUR’AN
(GURU PAI DAN IQRA’ CLUB)
MOTIVASI DAN ARAHAN DARI GURU PAI
88
WAWANCARA DENGAN ANGGOTA IQRA’ CLUB
YANG MENGAJAI MENGAJI
WAWANCARA DENGAN SISWA YANG MENGAJI DI IQRA CLUB
89
90
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Data Pribadi
Nama : DANANG EKO YULIA SAPUTRA
Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 22 Juli 1997
NIM : 23010-15-0242
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Dsn. Dempel, RT.02/02, Ds. Dempel
Kec. Karangrayung, Kab. Grobogan
B. Orang Tua
Ayah : Susilo
Ibu : Sarwiyah
Pekerjaan : Petani
C. Riwayat Pendidikan
No. Instansi Pendidikan Masuk (Tahun) Lulus (Tahun)
1. SD Negeri Dempel 02 2002 2008
2. SMP Negeri 1 Karangrayung 2008 2011
3. SMA Negeri 1 Ambarawa 2011 2014
4. S1 PAI IAIN Salatiga 2015 2019