problematika dan cara mengatasi pembiayaan...
TRANSCRIPT
i
PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI PEMBIAYAAN
MACET PADA PRODUK MURABAHAH DI BPRS GALA
MITRA ABADI PURWODADI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
MUTHIATURROHMAH
NIM 201-13-022
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya,
Tugas Akhir saudara:
Nama : Muthiaturrohmah
NIM : 20113022
Jurusan : DIII Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI
PEMBIAYAAN MACET PADA PRODUK
MURABAHAH DI BPRS GALA MITRA ABADI
PURWODADI.
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Tugas Akhir. Demikian surat ini dibuat
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 15 Agustus 2016
Pembimbing
Dr. Anton Bawono, M.Si
NIP. 19740320200312 1 001
iii
PENGESAHAN
PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI PEMBIAYAAN MACET
PADA PRODUK MURABAHAH DI BPRS GALA MITRA ABADI
PURWODADI
DISUSUN OLEH
MUTHIATURROHMAH
NIM 20113022
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tanggal 7 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Anton Bawono, M.Si
Sekretaris Penguji : Qi Mangku Bahjatullah, M.SI
Penguji I : Dr. A. Mifdlol Muthohar, M.SI
Penguji II : Fetria eka Yudiana, M.Si
Salatiga, 7 September 2016
Dekan FEBI IAIN Salatiga
Dr. Anton Bawono, M.Si
NIP: 19740320200312 1 001
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga Telp. (0298) 323706
Website : www.iaiansalatiga.ac.id E-mail:[email protected]
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muthiaturrohmah
Nim : 201-13-022
Jurusan : Perbankan Syariah D3
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Tugas Akhir : PROBLEMATIKA DAN CARA MENGATASI
PEMBIAYAAN MACET PADA PRODUK
MURABAHAH DI BPRS GALA MITRA ABADI
PURWODADI.
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 15 Agustus 2016
Penulis
Muthiaturrohmah
NIM. 201-13-022
v
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini kupersembahkan kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat yang dianugerahkan.
2. Wakil kedua Orang Tuaku (Pakde dan Budhe), yang selalu memberikan doa,
dorongan, semangat dan kasih sayang dalam bentuk apapun tanpa meminta
suatu balasan, karena ketulusan hati dan uluran tangan mereka sangat berarti
bagi penulis.
3. Saudara-Saudaraku (kakak dan adik), yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan tugas akhir ini.
4. Teman-teman DIII Perbankan syariah IAIN Salatiga atas kebersamaan dan
dukungan yang telah diberikan selama ini.
5. Almamater IAIN Salatiga.
vi
MOTTO
1. Mendapatkan uang seperti menggali dengan jarum. Menghabiskan
uang seperti air meresap kepasir (Mario Teguh).
2. Berlaku hemat (ekonomis) itu adalah separuh dari kehidupan
3. Kehidupan tidakakan berubah menjadi lebih baik jika kita hanya
berharap, harus dilanjutkan dengan semangat juang, kerjakeras
dan tujuan hidup yang jelas (Mario Teguh).
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
taufiq, hidayah, serta inayahNya kepada kita, shalawat serta salam selalu
kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Problematika dan Cara
Mengatasi Pembiyaan Macet pada Produk murabahah Di BPRS Gala
Mitra Abadi Purwodadi”.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar ahli Madya pada Diploma III Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Terwujudnya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan,
arahan maupun bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan dalam
Tugas Akhir ini
2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
3. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga, Sekaligus pembimbing dalam menyelesaikan
Tugas Akhir.
4. Drs. H. Alfred L,.M.Si. selaku Kepala Jurusan Perbankan Syariah
Diploma III.
viii
5. Ahmad Saiful Annas, S.Pd, Selaku Direktur di BPRS Gala Mitra
Abadi Purwodadi, beserta seluruh karyawan yang memberikan
kesempatan penulis untuk melakukan kegiatan magang dan penulisan
Tugas Akhir.
6. Kedua orang tua yang selalu menjadi semangat dalam penyelesaian
Tugas Akhir.
7. Wakil kedua orang tua yang selalu mendorong dan memberikan
semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir.
8. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah DIII.
9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis sadar bahwa tidak ada
sesuatupun yang sempurna kecuali ALLAH SWT. Oleh karena itu dengan
besar hati bagi penulis untuk menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar menjadi lebih baik. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat
bagi penulis pada khususnya, dan bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 15 Agustus 2016
Penulis
Muthiaturrohmah
ix
ABSTRAK
Muthiaturrohmah, 2016. Problematikadan Cara Mengatasi Pembiayaan Macet
pada Produk Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi
Purwodadi. Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Jurusan Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si.
Kata kunci: Pembiayaan, Pembiayaan macet dan Murabahah.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank syariah yang
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya, Tujuan
penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui prosedur pembiayaan murabahah di
BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi (2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya pembiayaan macet pada produk murabahah dan (3) Untuk mengatahui
cara mengatasi pembiayaan macet pada produk murabahah. Penelitian ini
menggunakan data kualitatif, jenis data yang digunakan adalah metode kualitatif,
yaitu metode yang memiliki kelebihan adanya fleksibilitas yang tinggi bagi
peneliti ketika menentukan langkah-langkah penelitian. Desktiptif kualitatif
diuraikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian perusahaan (Hikmat, 2011:
37).
Kesimpulan penelitian ini adalah prosedur pembiayaan murabahah di
BPRS Gala Mitra Abadi purwodadi antara lain: Pengajuan proposal, survey lokasi
usaha dan lokasi tempat tinggal, dan pencairan. Faktor-faktor terjadinya
pembiayaan macet pada produk murabahah terjadi karena 2 faktor, antara lain :
Faktor nasabah dan faktor dari bank. Faktor nasabah terdapat dua unsur yaitu
unsur kesengajaan yang meliputi kecerobohan nasabah dan pembiayaan di bank
lain. Sedangkan dari unsur ketidaksengajaan meliputi nasabah mengalami
kematian, musibah, penipuan maupun penyakit, serta kemampuan membayar
tidak ada. Faktor dari bank sendiri meliputi analisa yang kurang akurat, jangka
waktu pembiayaan terlalu lama dan AO dikejar target. Adapun cara mengatasi
pembiayaan macet murabahah dengan cara persuasif, jalur hukum dan asuransi.
x
DAFTAR GAMBAR
2.1. Skema Alur Pembiayaan Murabahah..................................................... 36
3.1. Struktur Organisasi BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi..................... 42
4.1. Tabel pemberian surat peringatan pada pembiayaan macet…………… 58
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN................................................................. v
LEMBAR MOTTO................................................................................ vi
KATA PENGANTAR............................................................................ vii
ABSTRAK.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. x
DAFTAR ISI.......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 7
D. Kegunaan Penelitian................................................................... 7
E. Metode Penelitian....................................................................... 8
F. Penegasan Istilah........................................................................ 10
G. Sistematika Penulisan................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. TelaahPustaka............................................................................ 14
B. Kerangkateori............................................................................ 16
1. Pengertian Pembiayaan.......................................................... 16
2. Tujuan Pembiayaan................................................................ 19
3. Produk Pembiayaan Bank Syariah......................................... 20
4. Prinsip-Prinsip Analisis Pembiayaan..................................... 21
5. Prosedur Analisis Pembiayaan............................................... 24
6. Aspek-Aspek Analisis Pembiayaan...................................... 25
7. Pengamanan Pembiayaan..................................................... 26
xii
8. Pengertian Pembiayan Macet................................................ 27
9. Faktor Penyebab Pembiayaan Macet.................................... 28
10. Penyelamatan Terhadap Pembiayaan Macet........................ 29
11. Pembiayaan Murabahah....................................................... 29
12. Pembiayaan Atas Dasar Akad Murabahah.......................... 30
13. Pengertian Murabahah......................................................... 31
14. LandasanSyariah................................................................. 32
15. Syarat Murabahah................................................................ 32
16. RukunAkadMurabahah...................................................... 33
17. Transaksi Murabahah........................................................... 33
18. Teknis Perbankan................................................................. 34
19. Manfaat Pembiayaan Murabahah......................................... 34
20. Alur Pembiayaan Murabahah............................................... 36
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum BPRS Gala Mitra Abadi............................. 38
B. Data-Data Deskriptif................................................................ 48
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan Murabahah........................................... 53
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pembiaayaan Macet Pada
Produk Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi..................... 55
C. Cara Mengatasi Pembiayaan Macet pada Produk Murabahah di
BPRS Gala Mitra Abadi......................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 61
B. Saran........................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Perbankan
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya (pasal 1 angka 1). Sedangkan yang dimaksud dengan
Bank ialah berupa badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2). Namun ditinjau dari sudut
pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih bersifat
umum sehingga belum sampai pada kesimpulan apakah jenis kegiatan
usaha yang dilakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau haram.
Karena itu untuk menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan, maka
dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip-prinsip syariah.
Lembaga perbankan yang kegiatan usahanya berdasarkan pada prinsip-
prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai perbankan syariah (Susanto,
2008: 17). Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga,
islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain,
Bank Islam lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan
pertentangan antara bunga bank dan riba, kerinduan umat Islam Indonesia
2
yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban
dengan lahirnya bank Islam (Muhammad, 2014: 3).
Bank syariah ialah bank yang berasaskan antara lain pada asas
kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan
usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah
merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik,
antara lain sebagai berikut:
1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif
5. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang
6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad (Muhammad,
2014: 5).
Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem
perbankan yang dikembangkan berdasarkan prinsip syariah. Suatu
perbankan dikatakan sebagai prinsip syariah karena mengacu pada prinsip
syariah yang mengatur perjanjian berdasarkan hukum Islam. Dalam
hukum Islam, yang menjadi sumber hukum adalah Al-Qur’an dan Sunnah
(Susanto, 2008: 13).
Sesuai dengan perkembangan industry perbankan, maka Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
3
adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu, Bank Perkreditan Rakyat disempurnakan dalam
undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang BPR yang berdasarkan
prinsip syariah atau dengan kata lain Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(Wiroso, 2005: 2).
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank syariah
yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya
(Dahlan, 2012: 102). Tujuan BPR Syariah adalah selain untuk
menghindari praktik riba dan jenis transaksi yang diharamkan lainnya, dan
juga untuk mengamalkan prinsip syariah dalam perbankan. Dengan
mengamalkan prinsip-prinsip syariah, diharapkan lembaga perbankan
dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, terutama dalam
kehidupan ekonomi sebagai berikut:
1. Mensejahterakan ekonomi Ummat, terutama masyarakat golongan
ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan.
2. Menambah lapangan kerja terutama ditingkat kecamatan, sehingga
dapat mengurangi arus urbanisasi.
3. Membina Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam
rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas hidup
yang memadai (Susanto, 2008: 181).
4
Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam
memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar. hampir semua
sektor yang behubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu
membutuhkan jasa Bank. saat ini dan dimasa yang akan datang kita tidak
akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas
keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan
(Kasmir, 2008: 2).
Perbankan di Indonesia makin diramaikan dengan adanya
perbankan syariah yang menawarkan produk keuangan dan investasi
dengan cara yang berbeda dibanding bank konvensional yang sudah lama
ada. Perbankan syariah pada awalnya berkembang secara perlahan,
kemudian mulai menunjukkan perkembangannya secara pesat sampai
sekarang, didukung dengan penduduknya adalah muslim, besarnya
populasi muslim memberikan ruang yang cukup lebar bagi perbankan
syariah.
Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi
kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya
sendiri, melainkan dengan dana orang lain, baik dengan menggunakan
prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan maupun dengan
menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pembiayaan. Islam mempunyai hukum sendiri untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, yaitu melalui akad-akad bagi hasil sebagai metode pemenuhan
5
kebutuhan permodalan dan akad-akad jual beli untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan (Arifin, 2002: 19).
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara pihak dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil (Dahlan,
2012: 162).
Pembiayaan Perbankan syariah mempunyai peranan penting
terutama untuk menyalurkan dana kepada masyarakat, untuk menghadapi
masalah dan atau modal kerja terutama untuk sektor usaha menengah
kebawah yang mempunyai masalah permodalan. Untuk menjalankan
kegiatan usahanya guna meningkatkan pendapatan (Buana, 2014: 3).
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan yang
harus dipenuhi, terkadang masyarakat tidak cukup dana dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, oleh karena itu semakin berkembangnya dunia
perbankan tentu mengharapkan kesejahteraan masyarakat dalam roda
perekonomiannya (Misbakhul Munir, 2009: 1).
Pembiayaan Murabahah adalah penyaluran dana atau tagihan oleh
bank syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar harga pokok
ditambah margin/keuntungan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah
yang harus membayar sesuai dengan akad. Saat ini jenis transaksi
6
murabahah sangat dominan dijalankan oleh lembaga keuangan syariah,
Baik Bank Umum Syariah maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(Wiroso, 2005: 11).
Dalam menyalurkan dana kepada masyarakat untuk menambah
modal guna kelancaran usaha yang dijalankannya, maka pihak perbankan
memberikan kebijakan dan pengelolaan diantaranya dengan adanya
berbagai fasilitas pembiayaan yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang bervariasi dan
pembagian hasil yang ditetapkan serta prosedur dalam pemberian
pembiayaan yang tidak membingungkan nasabahnya, akan tetapi
perbankan tidak mudah dalam pemberian fasilitas pembiayaan, karena
perbankan harus mengenal nasabahnya, salah satu contohnya adalah
perbankan sangat memperhatikan segi sosial dan segi ekonomi nasabah
dalam pemberian fasilitas pembiayaan (Buana, 2014: 4). Tujuan dari
prosedur pemberian pembiayaan adalah untuk memastikan kelayakan
suatu pembiayaan diterima atau di tolak (Kasmir, 2004: 95). Dalam
pelaksanaan pemberian pembiayaan hampir setiap bank mengalami
masalah-masalah umum yang harus dipecahkan, maupun mengalami
faktor-faktor yang dapat menyebabkan pembiayaan menjadi macet, karena
nasabah satu dengan nasabah lain tentu memiliki permasalahan yang
sangat spesifik berbeda, untuk itu diperlukan penanganan dan pendekatan
secara berbeda pula (Buana, 2014: 4).
7
Dari uraian di Atas merupakan alasan penulis untuk melakukan
penelitian yang berjudul Problematika dan Cara Mengatasi Pembiayaan
Macet pada Produk Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pembiayaan murabahah pada BPRS Gala Mitra
Abadi Purwodadi?
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan macet pada produk
murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi?
3. Bagaimana cara mengatasi pembiayaan macet pada produk murabahah
di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui prosedur yang diterapkan BPRS Gala Mitra Abadi
purwodadi pada pembiayaan murabahah.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pembiayaan macet pada
produk murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi.
3. Untuk mengetahui cara-cara maupun solusi yang dilakukan BPRS
Gala Mitra Abadi Purwodadi dalam pembiayaan macet pada produk
murabahah.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan produk pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh BPRS
Gala Mitra Abadi Purwodadi selain itu kegunaan penelitian ini adalah:
8
1. Bagi penulis
a. Sebagai tolak ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan serta mempraktekkan teori-teori
dari mata kuliah yang pernah diberikan.
b. Sebagai syarat dalam menempuh ujian akhir jurusan DIII
Perbankan Syariah IAIN Salatiga untuk mendapatkan gelar
A.Md.
2. Bagi pihak IAIN Salatiga
a. Menambah referensi untuk mahasiswa setelah penulis
melakukanpenelitian dan pengamatan.
b. Dapat bekerjasama serta menciptakan hubungan baik antara kedua
belah pihak sehingga membantu terbentuknya lapangan pekerjaan.
3. Bagi pihak BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi
Untuk menjaga citra baik sebuah Bank itu sendiri terhadap
masalah-masalah yang terkait.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu metode
yang memiliki kelebihan adanya fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti
ketika menentukan langkah-langkah penelitian. Desktiptif kualitatif
diuraikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian perusahaan
(Hikmat, 2011: 37).
9
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh
data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian
yang diamati.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, buku-
buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik yang akan
diteliti.
2. Tehnik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan, perhatian atau pengawasan.
Metode pengumpulan data dengan observasi adalah
mengumpulkan data atau menjaring data dengan melakukan
pengamatan terhadap subyek dan obyek penelitian secara seksama
dan sistematis (Supardi, 2005: 136).
b. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab atau pertemuan dengan
seseorang untuk suatu pembicaraan. metode wawancara
merupakan proses memperoleh suatu fakta atau data dengan
melakukan komunikasi langsung (Tanya jawab dengan lisan)
dengan responden penelitian. (Supardi, 2005: 121).
10
F. Penegasan Istilah
1. Problematika
Problematika adalah suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau
lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan, masalah
biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masalah# diambil hari selasa, 28 juni
2016).
2. Pembiayaan Macet
Pembiayaan macet adalah suatu gambaran situasi, dimana persetujuan
pengambilan pinjaman mengalami resiko kegagalan, bahkan
cenderung menuju/mengalami kerugian yang potensial, keberadaan
pembiayaan bermasalah dalam jumlah yang tinggi akan menimbulkan
kesulitan sekaligus akan menurunkan tingkat kesehatan bank yang
bersangkutan (http://www.kajianpustaka.com/2014/02/pembiayaan-
bermasalah.html# diambil hari Selasa, 28 Juni 2016).
3. Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati, dalam bai al murabahah, penjual harus
memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahan (Antonio, 2001: 101).
11
G. Sistematika Penulisan
Merujuk pada semua yang dituliskan diatas metode yang
digunakan serta dalam rangka memudahkan Tugas Akhir, maka
pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) bab yang disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan
Masalah, Kegunaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
A. Latar Belakang
Latar belakang ini menguraikan latar belakang masalah yang berisi
gambaran tentang murabahah yang merupakan produk yang paling
banyak diminati pada BPRS Gala Mitra Abadi.
B. Rumusan Masalah
Menguraikan tentang pokok permasalahan yang akan dibahas.
sehingga dalam penerapan isi yang dibahas lebih runtun sesuai
rumusan masalah yang dibuat.
C. Tujuan Penelitian
Menguraikan tentang tujuan yang akan dicapai sebagai pemecahan
masalah.
D. Kegunaan Penelitian
Menguraikan tentang kegunaan yang merupakan hal yang dapat di
ambil oleh berbagai pihak.
12
E. Metode Penelitian
Menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian atau
penerapannya. Sehingga metode yang digunakan lebih mudah
dipahami pembaca.
F. Sistematika Penulisan
Rancangan atau penulisan tugas akhir agar sesuai dengan
sistematikanya.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa pendapat dari
penelitian-penelitian sebelumnya dan teori-teori yang mendukung terhadap
analisa penulis.
A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini berisikan tentang membandingkan pemikiran
tokoh atau hasil penelitian yang berhubungan dengan judul tugas
akhir penulis saat ini.
B. Kerangka Teoritik
Teori-teori yang mendukung terhadap analisa penulis yang diperoleh
dari buku referensi.
13
BAB III LAPORAN OBJEK
Bab ini menjelaskan bagaimana gambaran umum seperti sejarah,
visi dan misi, produk, struktur organisasi dan data deskriptif dari BPRS
Gala Mitra Abadi.
A. Gambaran Umum
Gambaran umum disini menerangkan tentang sejarah berdirinya PT.
BPRS GALA MITRA ABADI, visi dan misi, produk, struktur
organisasi dan manajemen PT. BPRS GALA MITRA ABADI.
B. Data Deskriptif
Data-data yang mendukung dalam mengetahui nasabah yang
menggunakan jasa pembiayaan pada BPRS GALA MITRA ABADI.
BAB IV ANALISIS
Bab ini menjelaskan tentang penerapan produk pembiayaan
murabahah. Analisis ini menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan
mengapa masyarakat lebih cenderung memilih produk pembiayaan
murabahah.
BAB V PENUTUP
Memberi kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi industri perbankan pada umumnya dan BPRS GALA MITRA
ABADI pada khususnya.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Arsi Kurniati dalam Tugas Akhirnya yang berjudul
Pembiayaan Murabahah pada PT.BPRS ARTA AMANAH UMMAT
Tahun 2011 menyimpulkan bahwa untuk mengatasi pembiayaan
bermasalah pada BPRS ARTHA UMMAT dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu upaya pencegahan dilakukan melalui customer visit dan
telephone call and sms call. Sedangkan upaya penanggulangan dapat
dilakukan dengan cara pembinaan dan pengawasan khusus, penagihan
khusus, restrukturisasi, pengambilalihan dan eksekusi agunan, hingga
penghapusan pembiayaan.
Ana Sapta Utami dalam Tugas Akhirnya yang berjudul
Mekanisme dan Prosedur Pembiayaan Murabahah di PT. BPRS Asad
Alif Kendal Tahun 2009 menyimpulkan bahwa prosedur yang di
gunakan BPRS Asad Alif Kendal untuk memberikan pembiayaan
kepada nasabah adalah dengan mengajukan permohonan pembiayaan,
setelah itu pihak bank akan melakukan pemeriksaan, persetujuan dan
realisasi apabila pembiayaan telah disetujui.
Tri Murniati dalam Tugas Akhirnya yang berjudul Prosedur
Pemberian Pembiayaan dan Upaya Mencegah Pembiayaan
Bermasalah di BMT Anda Ampel Boyolali Tahun 2012 menerangkan
upaya-upaya yang diambil dalam menangani pembiayaan bemasalah
15
dengan menggunakan beberapa cara yaitu upaya pencegahan
(preventif) yang dilakukan BMT Anda Ampel dalam pembiayaan
bermasalah adalah dengan pengawasan sebelum pencairan, yang kedua
upaya penyelamatan (revitalisasi), dengan menganalisis terlebih
dahulu terhadap pembiayaan macet, upaya selanjutnya yaitu
memberikan teguran dan melakukan penagihan yang dilanjutkan
dengan restrukturisasi dan pengalihan ke pembiayaan qordhul hasan.
Yang terakhir melakukan upaya kuratif atau penyelesaian pembiayaan
bermasalah dilakukan dengan penghapusan piutang dan pengambil
alihan agunan.
Rangga Buana dalam Tugas Akhirnya yang berjudul Analisa
Pembiayaan Murabahah pada Griya ib Hasanah di Bank BNI Syariah
Cabang Pembantu Ungaran Tahun 2014 menyimpulkan bahwa
kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi kendala-kendala
yang ada pada produk pembiayaan griya ib hasanah di Bank BNI
Syariah Cabang Pembantu Ungaran yaitu lebih selektif memilih
nasabah dan lebih memperhatikan data-data dengan melakukan
verifikasi dan validasi yang lebih akurat.
Ulfiyah Rujbiyah dalam Tugas Akhirnya yang berjudul
Analisis Pembiayaan Bermasalah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) Artha Amanah Umat Ungaran Tahun 2014 menyimpulkan
bahwa strategi pencegahan dan penyelesaian bermasalah yang
dilakukan oleh bank yaitu strategi pencegahan dilakukan dengan
16
pemilihan nasabah yang tepat melalui prinsip 5C, yaitu: character,
capacity, capital, condition, collateral. Dan pembinaan nasabah
dengan cara pengawasan nasabah setelah pencairan, pengawasan
terhadap usaha/pekerjaan untuk nasabah dan pengawasan terhadap
jaminan.
Asri Fitri Astuti dalam tugas akhirnya yang berjudul Analisis
Kelayakan Pembiayaan Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) Sukowati Sragen Cabang Boyolali Tahun 2015
menyimpulkan bahwa proses kelayakan pembiayaan murabahah yang
telah dilakukan oleh BPRS Sukowati Sragen yaitu nasabah telah
memenuhi syarat yang telah ditetapkan BPRS, pengumpulan data dan
investigasi oleh nasabah, Analisa pembiayaan menggunakan 5C dan
tidak mengandung unsur riba, nasabah telah menerima surat
pemberitahuan persetujuan piutang (SP3), nasabah menandatangani
surat pengikatan pembiayaan, dan nasabah membayar biaya
administrasi sebelum melakukan pencairan.
B. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Pembiayaan
Menurut M. Syafii Antonio (2001: 160), pembiayaan
adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak pihak yang merupakan defisit unit.
a. Menurut sifat penggunaannya, pembagian dapat dibagi
menjadi dua hal, yaitu:
17
1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas untuk
peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan,
maupun investasi.
2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang
dipergunakam untuk memenuhi konsumsi, yang akan
habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
b. Berdasarkan pemanfaatannya adalah:
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik
secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun
secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu
hasil produksi; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau
peningkatan utility of place dari suatu barang.
2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-
fasilitas yang erat kaitannya dengan itu (Antonio, 2001:
161).
Menurut UU No.7 Tahun 1992 yang dimaksud pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara pihak dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah
18
dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil (Asiyah,
2015: 2).
Pembiayaan (financing) merupakan istilah yang
dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana dalam bank
konvensional disebut dengan kredit (lending). Dalam kredit
keuntungan berbasis pada bunga, sedangkan dalam pembiayaan
(financing) berbasis pada keuntungan riil yang di kehendaki
(Margin) ataupun bagi hasil (Profit sharing). Pembiayaan adalah
penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam
dan istishna‟.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara Bank syariah dan atau UUS dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai dan / diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu
19
tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil
(Dahlan, 2012: 162).
2. Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank
syariah, Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah
terkait dengan stakeholder, antara lain sebagai berikut:
a. Pemilik
Dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan
akan memperoleh penghasilan atas dan yang ditanamkan pada
bank tersebut.
b. Pegawai
Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan
dari bank yang dikelolanya.
c. Masyarakat
1) Pemilik dana
Sebagaimana pemilik, mereka mengharapkan dari
dana yang diinvestasikanakan diperoleh bagi hasil.
2) Debitur yang bersangkutan
Para debitur, dengan penyediaan dana baginya,
mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor
produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang
diinginkan (pembiayaan konsumtif).
3) Masyarakat umumnya-konsumen
20
Mereka dapat memperoleh barang-barang yang
dibutuhkannya.
d. Pemerintah
Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam
pembiayaan pembangunan Negara, disamping itu akan
diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan
yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan).
e. Bank
Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran
pembiayaaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan
mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas
jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang
dapat dilayaninya (Muhamad, 2014: 303).
3. Produk Pembiayaan Bank Syariah
Pada dasarnya produk pembiayaan bank syariah dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Pembiayaan modal kerja syariah
Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka
pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja usaha berdasarkan prinsip syariah.
b. Pembiayaan investasi syariah
Pembiayaan investasi syariah adalah pembiayaan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal
21
atau capital goods beserta semua fasilitas yang erat kaitannya
dengan itu.
c. Pembiayaan konsumtif syariah
Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, biasanya kebutuhan
konsumtif yang di cover oleh bank syariah adalah kebutuhan
dasar seperti pembelian rumah untuk dihuni dan kendaraan
untuk dipakai (Fetria, 2014: 36).
4. Prinsip-Prinsip Analisis Pembiayaan
Menurut Kasmir (2013: 95), kriteria penilaian yang harus
dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.
Menurut Asiyah (2015: 80), prinsip analisis pembiayaan
merupakan pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh
pejabat pembiayaan bank syariah pada saat melakukan analisa
pembiayaan. Diantaranya adalah:
a. Character
Character adalah sifat atau karakter nasabah pengambil
pembiayaan, hal ini yang perlu ditekankan pada nasabah di
bank syariah adalah bagaimana sifat amanah, jujur,
kepercayaan seorang nasabah.
22
b. Capacity
Capacity adalah kemampuan nasabah untuk
menjalankan usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat
mengembalikan pinjaman/pembiayaan dari laba yang
dihasilkan. Penilaian ini bermanfaat untuk mengukur sejauh
mana calon mudharib mampu melunasi utang-utangnya secara
tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya (Asiyah, 2015:
81).
c. Capital
Capital adalah besarnya modal yang diperlukan
peminjam. Hal ini juga termasuk struktur modal kinerja hasil
dari modal bila debiturnya merupakan perusahaan dan segi
pendapatan jika debiturnya merupakan perorangan. Makin
besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi
kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank
akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan (Asiyah,
2015: 82).
d. Collateral
Collateral adalah jaminan yang telah dimiliki yang
diberikan peminjam kepada bank. Penilaian terhadap collateral
meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya
(Asiyah, 2015: 83).
23
e. Condition of economy
Condition of economy adalah keadaan meliputi
kebijakan pemerintah, politik, segi budaya yang
mempengaruhi perekonomian (Asiyah, 2015: 84).
Sedangkan penilaian dengan 7P adalah sebagai berikut:
a. Personality
Personality yaitu menilai sifat-sifat kepribadian calon
nasabah, perilaku sehari-hari dan masa lalunya. Personality
juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan
nasabah dalam menghadapi nasabah.
b. Party
Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam
klasifikasi tertentu berdasarkan modal loyalitas serta
karakternya pengusaha atas atau bawah untuk pengawasan
pembiayaan jelas berbeda dalam jumlahnya. sehingga nasabah
dapat digolongkan ke golongkan tertentu dan akan mendapat
fasilitas pembiayaan yang berbeda pula.
c. Purpose
Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam
mengambil pembiayaan, termasuk jenis pembiayaan yang
diinginkan. Tujuan pengambilan pembiayaan dapat bermacam-
macam tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan tujuan
produktif.
24
d. Prospect
Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa
yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau
dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
e. Payment
Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan yang
diperolehnya.
f. Profitability
Profitability diukur dari periode apakah akan semakin
meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya dari bank.
g. Protection
Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit
yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu
perlindingan.perlindungan dapat berupa jaminan barang atau
jaminan asuransi (Kasmir, 2013: 96).
5. Prosedur Analisis Pembiayaan
a. Berkas dan pencatatan
b. Data pokok dan analisis pendahuluan
1) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
2) Rencana pembelian, produksi dan penjualan
25
3) Jaminan
4) Laporan keuangan
5) Data kualitatif dari calon debitur.
c. Penelitian data
d. Penelitian atas realisasi usaha
e. Penelitian atas rencana usaha
f. Penelitian dan penilaian barang jaminan
g. Laporan keuangan dan penelitiannya (Asiyah, 2015: 88).
6. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan
a. Aspek yuridis
Di dalam aspek yuridis diberikan batasan untuk
memudahkan pelaksanaan analisis yaitu: melalui penelitian
terhadap legalitas pendirian perusahaan (badan usaha),
legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan
dan legalitas barang jaminan.
b. Aspek pemasaran
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam aspek
pemasaran, antara lain: Produk atau jasa yang di pasarkan dan
penentuan volume atau rencana pemasaran produk
c. Aspek manajemen dan organisasi
Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer yang
bertugas mengelola usaha.
26
d. Aspek Teknis
Lingkup aspek teknis dalam analisis pembiayaan adalah
menilai apakah barang yang diproduksi customer dapat dibuat
dengan kualitas yang baik dan dengan biaya produksi yang
rendah, sehingga laku dijual dan menguntungkan.
e. Aspek keuangan
Evaluasi kondisi keuangan calon debitur dapat dilakukan
dengan melihat laporan keuangan berupa neraca dan rugi laba
perusahaan, analisis rasio keuangan, dan proyeksi arus kas
calon debitur bank.
f. Aspek Jaminan
Jaminan dalam KUH perdata merupakan sebagian dari
prinsip hukum jaminan dalam rangka utang piutang di
masyarakat (Asiyah, 2015: 89).
7. Pengamanan Pembiayaan
Pembiayaan di bank syariah tidak selamanya dapat
berjalan lancar, namun juga timbul pembiayaan yang bermasalah,
jika terdapat pembiayaan bermasalah, maka perlu dilakukan upaya
pengamanan pembiayaan baik sebelum maupun sesudah realisasi
pembiayaan diberikan.
Pengamanan pembiayaan di bank syariah dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
27
a. Sebelum realisasi pembiayaan
Dalam tahapan ini berdasarkan persetujuan nasabah diatas,
bank melakukan penutupan asuransi dan atau pengikatan
agunan (jika diperlukan). setelah ini selesai, baru pembiayaan
dapat dicairkan.
b. Setelah realisasi pembiayaan
Bagi bank, pencairan pembiayaan barulah akhir episode
permohonan yang selanjutnya merupakan awal pemeliharaan
dan pemantauan pembiayaan. Dalam tahap awal pencairan,
dana diarahkan pada pembiayaan sebagaimana diarahkan pada
pembiayaan/persetujuan bank, dan jangan sampai bocor dalam
arti lari ke hal-hal diluar kesepakatan. Selanjutnya bank
melakukan pembinaan dan control atas aktivitas bisnis nasabah
(Asiyah, 2015: 62).
8. Pengertian Pembiayaan Macet
Pembiayaan macet adalah suatu gambaran situasi, dimana
persetujuan pengambilan pinjaman mengalami resiko kegagalan,
bahkan cenderung menuju/mengalami kerugian yang potensial,
keberadaan pembiayaan macet dalam jumlah yang tinggi akan
menimbulkan kesulitan sekaligus akan menurunkan tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan (http://www.kajian
pustaka.com/2014/02/pembiayaan-bermasalah.html# diambil hari
Selasa, 28 Juni 2016).
28
9. Faktor Penyebab Pembiayaan Macet
Faktor yang menyebabkan pembiayaan macet di bank yaitu:
a. Dari pihak perbankan
Dalam hal ini pihak analisis pembiayaan kurang teliti dalam
mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah
dalam melakukan perhitungan dalam ratio-ratio yang ada,
Akibatnya apa yang harusnya terjadi tidak diprediksi
sebelumnya. kemacetan suatu pembiayaan dapat pula terjadi
akibat kolusi dari pihak analisis pembiayaan dengan pihak
debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara tidak
obyektif.
b. Dari pihak nasabah
Kemacetan pembiayaan yang disebabkan oleh nasabah
diakibatkan oleh 2 hal, yaitu:
1) Ada unsur kesengajaan, artinya nasabah sengaja tidak mau
membayar kewajibannya kepada bank sehingga
pembiayaan yang diberikan dengan sendiri macet.
2) Adanya unsur ketidaksengajaan, artinya nasabah memiliki
kemauan untuk membayar akan tetapi tidak mampu
dikarenakan usaha yang dibiayai terkena musibah
misalnya kebanjiran atau kebakaran (Kasmir, 2003: 102).
29
10. Penyelamatan Terhadap Pembiayaan Macet
Penyelamatan terhadap pembiayaan macet dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
a. Rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu
angsuran serta memperkecil angsuran.
b. Reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau
bagi hasil.
c. Restructuring, yaitu penataan ulang jangka waktu dan jangka
angsuran, serta jumlah angsuran.
d. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang di atas.
e. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila
nasabah sudah benar-benar tidak punya etiket, baik ataupun
sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-
utangnya (Kasmir, 2013: 110).
11. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah penyaluran dana atau
tagihan oleh bank syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar
harga pokok ditambah margin/keuntungan berdasarkan
kesepakatan dengan nasabah yang harus membayar sesuai dengan
akad. Pengertian tsaman atau harga dalam jual beli adalah biaya
30
yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan hasil
kesepakatan (Susanto, 2008: 290).
Menurut Wiroso (2005: 37), pembiayaan dapat dibagi
menjadi dua, antara lain sebagai berikut:
a. Murabahah tanpa pesanan, yaitu ada pesanan atau tidak, ada
yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang
dagangannya. penyediaan barang ini tidak berpengaruh atau
terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli.
b. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah
baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli
apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga
penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. Pada
murabahah ini, pengadaan barang sangat terkait atau terkait
langsung dengan pesanan atau pembeli barang tersebut.
12. Pembiayaan Atas Dasar Akad Murabahah
a. Definisi Akad
Akad merupakan perjanjian antara dua pihak yang sudah
teridentifikasi secara detail dan jelas, dimana masing-masing
pihak berkewajiban untuk memenuhinya (Fetria, 2014: 9).
Akad Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang
sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang
disepkati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan
terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.
31
b. Fitur dan Mekanisme
1) Bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam
kegiatan transaksi murabahah dengan nasabah.
2) Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga
pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.
3) Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan
penyediaan barang yang dipesan nasabah.
4) Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang
wajar dengan tanpa diperjanjikan dimuka (Muhamad,
2014: 46).
13. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati, dalam bai al murabahah,
penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan. Misalnya,
pedagang eceran membeli komputer dari grosir dengan harga Rp
10.000.000,00, kemudian ia menanbahkan keuntungan sebesar Rp
750.000,00, dan ia menjual kepada si pembeli dengan harga RP
10.750.000,00. Pada umumnya, si pedagang eceran tidak akan
memesan dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan
mereka sudah menyepakati tentang lama pembiayaan, besar
keuntungan yang akan diambil pedagang eceran, serta besarnya
angsuran kalau memang akan dibayar secara angsuran.
32
14. Landasan Syariah
a. Al-quran
1) Firman Allah Qs. Al-Baqarah ayat 275:
“…..Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba…..”
2) Firman Allah Qs. An-Nisa ayat 29:
“ Hai orang-orang yang beriman! janganlah kalian saling
memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan sukarela diantara mu…..”
3) Firman Allah Qs. Al-Baqarah ayat 280:
“ Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,
maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan…..”
b. Al-Hadist
”Tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan: menjual
dengan pembayaran secara tangguh, muqaradhah (nama lain
dari mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah dan tidak untuk dijual” (HR. Ibnu
Majah).
15. Syarat Murabahah
a. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.
33
c. Kontrak harus bebas dari riba.
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat
atas barang sesudah pembelian.
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
Secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d), atau (e) tidak
dipenuhi, maka pembeli memiliki pilihan:
a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas
barang yang dijual
c. Membatalkan kontrak (Antonio, 2001: 101-102).
16. Rukun Akad Murabahah
Rukun akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi
ada beberapa yaitu:
a. Pelaku akad yaitu bai (penjual) adalah pihak yang memiliki
barang untuk dijual dan pembeli adalah pihak yang
memerlukan dan akan membeli barang.
b. Objek akad yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga).
c. Sighah yaitu ijab dan qobul (Ascarya, 2011: 82).
17. Transaksi Murabahah
Murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh
(murabahah bi tsaman „ajil). Pembayaran tangguh adalah
pembayaran yang dilakukan tidak pada saat barang diserahkan
34
kepada pembeli tetapi pembayaran dilakukan dalam bentuk
angsuran sekaligus pada waktu tertentu. Akad murabahah
memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara
pembayaran yang berbeda sebelum akad murabahah dilakukan.
Namun jika akad tersebut telah disepakati maka hanya ada satu
harga (harga dalam akad) yang digunakan (Muhammad, 2009:
43).
18. Teknis Perbankan
a. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagi
pembeli. harga jual adalah harga beli bank dari produsen
(pabrik/toko) ditambah keuntungan (mark up), kedua pihak
harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.
b. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara
pembayaran cicilan.
c. Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera
kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara
tangguh (Sudarsono, 2003: 48).
19. Manfaat Pembiayaan Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah) transaksi murabahah
memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus
diantisipasi.
35
Pembiayaan murabahah memberi banyak manfaat kepada
bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang
muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual
kepada nasabah. Selain itu, sistem pembiayaan murabahah juga
sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan
administrasinya di bank syariah.
Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara
lain sebagai berikut:
a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang
dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank
tidak bisa mengubah harga jual tersebut.
c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh
nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam
perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu
sebaiknya dilindungi dengan asuransi.
d. Dijual, karena pembiayaan murabahah bersifat jual beli dengan
utang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi
milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset
miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi hal
tersebut maka risiko default akan besar (Antonio, 2001: 107).
36
20. Alur Pembiayaan Murabahah
Menurut Antonio (2001: 107), alur pembiayaan murabahah
secara umum digambarkan sebagai berikut :
1) Negosiasi & persyaratan
2) Akad Jual beli
Bank 6) bayar nasabah
5)terima barang & dokumen
3)Terima barang suplier penjual 4) kirim
2.1. Skema Alur Pembiayaan Murabahah
Dalam transaksi ini bank berperan sebagai penjual dan nasabah
sebagai pembeli:
1. Bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli
bernegosiasi dalam persyaratan jual beli murabahah
2. Nasabah harus melengkapi persyaratan yang tertuang dalam
perjanjian, kemudian akan dilakukan akad jual beli antara bank
dan nasabah
3. Bank syariah membeli barang yang diinginkan nasabah kepada
supplier
4. Setelah itu bank syariah mengirimkan barang yang telah dipesan
oleh nasabah
37
5. Nasabah menerima barang tersebut
6. Nasabah membayar ke bank syariah dengan cara tangguh ataupun
tunai.
38
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum BPRS Gala Mitra Abadi
1. Sejarah BPRS Gala Mitra Abadi
PT. BPR Syariah Gala Mitra Abadi (selanjutnya disebut sebagai
bank) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 1, Tanggal 03 April
1995 yang dibuat dihadapan Mohamad Turman, S.H. notaris di
Purwokerto, kemudian diakuisisi oleh BPRS Ben Salamah Abadi di
Purwodadi. Pada tahun 2013 BPRS Ben Salamah Abadi diakuisisi oleh
Giri Muria Grup (GMG). Kemudian pada bulan Oktober 2014
menempati gedung baru yang lebih presentatif, beralamat di Jl. Ahmad
Yani Ruko Grand Mutiara No. 1-3 Purwodadi, Grobogan. Pada bulan
Februari 2015 berdasarkan Surat dari OJK berganti nama menjadi PT.
BPR Syariah Gala Mitra Abadi, dengan nama dan gedung yang baru
diharapkan menjadi sebuah BPRS yang lebih maju dan bermanfaat
untuk masyarakat Grobogan khususnya masyarakat Indonesia pada
umumnya. Menjadi BPRS yang sholid dan terus berkembang secara
konsisten dan fokus pada usaha mikro yang syariah. BPR Syariah Gala
Mitra Abadi berkantor pusat di Purwodadi Grobogan dan berencana
membuka cabang di wilayah stategis lainya, serta dikelola oleh tenaga
professional, independen, amanah dan bertanggung jawab, dan tetap
mengedepankan prinsip-prinsip perbankan yang sehat, prudent dan
sesuai syariah.
39
2. Visi dan Misi BPRS Gala Mitra Abadi
Adapun Visi dan Misi yang ada di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi
adalah :
a. Visi
“ Menjadi BPRS yang sehat dan bermanfaat”
Deskripsi :
Dalam 3 tahun ke depan diharapkan PT. BPRS GALA MITRA
ABADI sudah dapat mencapai kondisi yang stabil dengan tingkat
kesehatan bank yang kokoh sebagai landasan bagi pengembangan
kinerja bank dimasa yang akan datang agar kemanfaatan yang
dirasakan oleh masyarakat ekonomi mikro-kecil atas keberadaan
bank ini menjadi lebih meningkat dan berkesinambungan.
b. Misi
1) Menjalankan operasi bank secara murni syariah.
2) Melayani masyarakat ekonomi mikro-kecil secara optimal
dengan mengedepankan pelayanan prima.
3) Merekrut dan membina pegawai yang handal dan berakhlakul
karimah, meningkatkan performance, komitmen dan
kompetensi.
4) Menjalankan SOP secara penuh dengan prinsip Good
Corporate Governance.
5) Menjaga kinerja bank dengan tetap konsisten menjaga kehati-
hatian.
40
6) Membangun kepercayaan masyarakat luas terhadap bank.
3. Budaya Perusahaan dan Budaya Kerja Yang Diterapkan di PT. BPRS
Gala Mitra Abadi
a. Budaya Perusahaan
1) Hight Performance
Karyawan PT. BPRS GALA MITRA ABADI harus berprestasi
sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan.
2) Amanah
Semua karyawan harus bekerja dengan amanah baik yang
berkaitan dengan nasabah maupun tugas yang diberikan oleh
kantor.
3) Normatif
Semua karyawan harus berperilaku sesuai dengan norma yang
berlaku sehingga bisa berinteraksi dengan baik di lingkungan
kantor maupun masyarakat.
4) Dedikasi
Semua karyawan harus bertanggung jawab terhadap tugas dan
wewenang yang diberikan oleh kantor.
5) Antusias
Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan
keikhlasan.
41
6) Loyalitas
Selalu mengedepankan kepentingan perusahaan diatas
kepentingan pribadi, termasuk menjaga nama baik perusahaan.
b. Budaya Kerja Yang Diterapkan di PT. BPRS GALA MITRA
ABADI adalah IKLAS yaitu :
1) Integritas
Selalu memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan antar
karyawan.
2) Knowledge
Semua karyawan harus mengembangkan pengetahuan dan
kemampan yang berkaitan dengan dunia perbankan syariah.
3) Habbit
Dengan menjalankan aturan dan norma yang berlaku
diharapkan menjadi sebuah kebiasaan untuk berperilaku yang
baik dalam kehidupan sehari-hari.
4) Long term
Bekerja di PT. BPRS GALA MITRA ABADI merupakan
rencana jangka panjang serta sepenuh hati, bukan sebuah batu
loncatan sebelum diterima diperusahaan lainya.
5) Attitude
Semua karyawan harus berperilaku yang baik, di kantor
maupun di luar kantor.
42
6) Skill
Karyawan harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan
yang berkaitan dengan tugasnya masing-masing.
4. Struktur Organisasi
Gambar 3.1. Struktur organisasi BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi
Sumber : BPR Syariah Gala Mitra Abadi Purwodadi.
R U P S
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
( DPS )
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
SATUAN PENGAWAS INTERN
SPI ( AUDIT INTERN )
MANAJER MARKETING
ACCOUNT
OFFICER
MARKETING
OFFICER
KOLEKTOR
& REMIDIAL
MANAJER OPERASIONAL
JURU
TAKSIR
PEMBUKUAN
/ AKUNTING ADMINISTRASI
PEMBIAYAAN
CUSTOMER
SERVIS
TELLER
KANTOR CABANG OFFICE BOY DRIVER / SOPIR
43
5. Kepengurusan BPRS Gala Mitra Abadi
Komisaris utama : Alfi Hidayat, SE
Komisaris : Betty Anovia
Dewan Pengawas Syariah : 1. Drs. H. Harno Harnadi Isa, Mpd
2. H. Ghuron Halim, SE,MM
Direktur Utama : Sugeng Supriyadi, SE
Direktur : Ahmad Saiful Annas, Spd.I.
Satuan Pengawas Intern : Ana Chuzaimatul, Amd
Manager Marketing : Jemmy Panduwinata, SE
Manager Operasional : Angga Kurniawan, S.Si
Account Officer : 1. Arif Budi N, SE
2. Atut Cahyana, ST
Marketing Officer : Yanaili, M.SE
Kolektor & Remidial : Hardiyanto
Teller : Desi Evawati, Spd
Customer Service : Rudi, Amd
Akunting : Henny Pujiati, Amd
Juru Taksir : Ana Ch, Amd
Office Boy : Muh. Jabar Sodik
44
Driver : A. R. Wahid Amin
6. Job Description Organisasi BPRS Gala Mitra Abadi
Tugas dan tanggung jawab pengurus BPRS Gala Mitra Abadi
Purwodadi sebagai berikut :
a. Komisaris
1) Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para
pemegang saham dalam memutuskan kebijaksanaan umum
perseroan yang baru, yang diusulkan oleh Direksi untuk
melaksanakan perseroan yang akan datang.
2) Menyelenggarakan rapat umum luar biasa para pemegang
saham dalam pembahasan tugas dan kewajiban Direksi.
3) Mempertimbangkan dan menyetujui rancangan anggaran
perusahaan dan rencana kerja untuk tahun buku baru yang
diusulkan oleh Direksi.
4) Memberikan penilaian atas rencana dan perhitungan rugi atau
laba tahunan serta laporan-laporan berkala lainya yang
disampaikan oleh Direksi.
5) Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan kredit yang
diajukan kepada perseroan yang jumlahnya melebihi
maksimum yang diputusi oleh Direksi.
b. Dewan Pengawas Syariah
1) Menelaah (review) peraturan yang berlaku apakah sesuai
dengan aturan hukum syariah yang berlaku.
45
2) Menelaah semua produk dan atau jasa BPRS Gala Mitra Abadi
apakah sesuai dengan prinsip syariah.
3) Menelaah masalah perilaku manajemen atau karyawan yang
menyangkut benturan kepentingan, melanggar kepatuhan, serta
melakukan kecurangan dan manipulasi.
c. Direktur
1) Merumuskan dan mengusulkan rancangan kebijaksanaan
umum baik masa yang akan datang kepada Dewan Komisaris
agar tercapai tujuan dan kontinuitas operasi perusahaan.
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran perusahaan
dan rencana kerja untuk tahun buku yang baru kepada Dewan
Komisaris.
3) Mengajukan neraca dan perhitungan laba atau rugi tahunan
serta laporan-laporan berkala lainya kepada Dewan Komisaris
untuk mendapat penelitian.
4) Mengundang para pemegang saham untuk menghadiri Rapat
Umum Pemegang Saham.
5) Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan lainya yang harus
dibayarkan para pejabat dan pegawai perseroan.
d. Marketing
1) Menerima dan melayani tamu atau nasabah yang datang ke
Bank yang memerlukan pelayanan pemberian pembiayaan dari
Bank atau jasa perbankan lainya.
46
2) Melakukan, membuat analisa ekonomi atau analisa kredit yang
diperlukan untuk setiap proses pemberian pembiayaan
berdasarkan kelayakan, kelaziman, dan prinsip-prinsip
pemberian kredit yang wajar.
3) Memelihara dan membina hubungan baik dengan nasabah baik
intern maupun antar bagian dalam rangka menjaga mutu
pelayanan kepada masyarakat sehingga berada pada tingkat
yang memuaskan.
e. Account Officer/AO
1) Mengidentifikasi potensial pasar di daerah setempat dan aktif
melakukan kunjungan ke pasar potensial untuk mencari
nasabah baru guna untuk memasarkan produk-produk
pembiayaan serta meningkatkan hubungan dengan nasabah
yang sudah ada.
2) Menguasai semua produk pembiayaan di BPRS tempat AO itu
bekerja.
3) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target jumlah nasabah
dan pertumbuhan, sehingga dapat memberikan profit yang
maksimal bagi Bank (BPRS).
4) Mengumpulkan dokumen dan data-data dari nasabah untuk
membuat proposal pembiayaan.
5) Membuat proposal pembiayaan.
47
6) Memonitor usaha nasabah dengan melakukan kunjungan rutin
atau kunjungan dadakan jika dirasa perlu oleh Bank (BPRS).
f. Kolektor
1) Meningkatkan nasabah atau kewajiban angsuran.
2) Melakukan kunjungan ke nasabah apabila untuk mengetahui
keterlambatan angsuran nasabah.
3) Menyerahkan surat peringatan ke-1 yang dilanjutkan surat
peringatan ke-2 (apabila surat peringatan ke-1 tidak dianggap).
4) Melakukan negoisasi menyangkut pembayaran angsuran, dan
menerima pembayaran angsuran nasabah.
g. Teller
1) Melakukan pekerjaan sebagai kuasa Bank dalam hal
penerimaan setoran tunai maupun penarikan atau pembayaran
yang dilakukan oleh nasabah sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Bertanggung jawab atas keselamatan ketepatan dalam
menghitung uang baik pada saat pembayaran maupun pada saat
penerimaan uang.
3) Setiap menutup buku kasir dan menghitung saldo kas.
4) Membuat kas register.
5) Membuat laporan kas harian yang dilaporkan kepada Direktur.
h. Customer Service
1) Melayani pertanyaan yang diajukan nasabah dan memberikan
informasi yang diinginkan selengkap mungkin.
48
2) Menjual produk Perbankan, maksudnya menawarkan produk
Bank kepada setiap calon nasabah yang datang ke Bank.
3) Dapat membina hubungan baik dengan seluruh nasabah,
termasuk merayu atau membujuk agar nasabah tetap bertahan
dan tidak lari dari Bank yang bersangkutan.
i. Accounting
1) Membukukan semua transaksi-transaksi usaha Bank dengan
dilampiri bukti pendukung yang sah.
2) Berkewajiban membuat laporan secara rutin menyangkut
laporan keuangan perusahaan baik untuk manajemen maupun
pihak ketiga atau pemeriksa BI .
3) Menyimpan semua arsip pembukuan dan bukti transaksi kas
dengan baik dan teratur.
4) Melakukan koreksi pembukuan sepanjang telah
dikonfirmasikan kepada Direksi.
B. Data-Data Deskriptif
1. Produk –Produk PT. BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi
a. Tabungan iB GalaMitra
Tabungan dalam bentuk simpanan dengan prinsip Wadi‟ah
Yad Dhamanah yang dapat disetor dan diambil kapan saja tanpa
batasan waktu dengan mendapatkan hasil yang menguntungkan
dari hasil usaha BPRS Gala Mitra Abadi. Kelebihan dari Tabungan
Wadi‟ah Ib GalaMitra ini yaitu tidak ada potongan setiap bulan.
49
Dengan setoran Rp 50.000 ( Lima puluh ribu rupiah ) nasabah
dapat membuka dan memiliki Tabungan Wadi‟ah Ib GalaMitra.
Karakteristik tabungan wadiah ini yaitu, uangnya bisa diambil
sewaktu–waktu, melayani antar jemput atau ATM berjalan, dapat
undian jalan – jalan.
b. Deposito Mudharabah
Tabungan dalam bentuk simpanan atau investasi dengan
prinsip Mudharabah Mutlaqah yang memberikan bagi hasil yang
menarik dan menguntungkan. Jangka waktu deposito yaitu; 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan paling lama rata – rata 2 tahun.
Pembukaan rekening deposito mudharabah setoran awal minimal
Rp. 1.000.000 ( satu juta rupiah ).
c. Pembiayaan Murabahah
Adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil sesuai
dengan tambahan keuntungan yang disepakati diawal, pembiayaan
ini ada negoisasi tergantung nominal minimal 50 juta keatas.
dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak
pemilik modal/bank (shohibul maal) menyediakan dana / modal,
sedangkan pihak nasabah (Mudharib) sebagai pengelola usaha
dengan jenis ataupun bentuk usaha yang telah disepakati.
d. Pembiayaan Musyarakah
Adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang
ketentuanya disesuaikan dengan ketentuan penyertaan. Pembiayaan
50
ini adalah pembiayaan jenis musiman, jangka waktu 6 bulan.
Berguna bagi masyarakat yang kekurangan dana dalam
mengembangkan usaha, misalnya; petani, pemborong dll.
e. Pembiayaan Multijasa
Adalah pembiayaan dengan prinsip sewa atau upah.
Pembiayaan ini berguna bagi nasabah calon TKI yang
menginginkan kerja di Hongkong, Malasyia, Singapura, dan
Taiwan.
f. Qord (Gadai Emas)
Pembiayaan dengan prinsip gadai dan nasabah hanya
dikenakan biaya sewa tempat setiap bulan. Kelebihan dari gadai
emas ini yaitu dengan proses cepat, biaya sewa lebih murah, serta
potongan biaya administrasi di awal sehingga lebih murah.
2. Alur Mekanisme Pembiayaan
a. Pendaftaran
b. Survey lokasi usaha dan tempat tinggal
c. Rapat Komite layak dibiayai atau tidak
d. Pencairan.
3. Persyaratan pengajuan pembiayaan
a. Tujuan penggunaan dana tidak menyimpang dari Syariat Islam
b. Mengisi formulir permohonan pengajuan pembiayaan
c. FC KTP suami – istri
d. FC KK
51
e. FC Agunan atau jaminan
f. SPPT asli untuk agunan sertifikat atau FC STNK dan BPKB
(kendaraan)
g. Bersedia disurvey
h. Jaminan milik sendiri.
4. Ketentuan – ketentuan umum pembiayaan multijasa dengan akad
ijarah di BPRS Gala Mitra Abadi.
a. Jangka waktu
Jangka waktu pembiayaan di BPRS Gala Mitra Abadi
adalah maksimal 3 bulan. Apabila nasabah meminta jangka waktu
angsuran lebih dari jangka waktu maksimal yang ditetapkan, pihak
bank tidak dapat menerimanya.
b. Plafond
Maksimal plafond yang akan diberikan oleh pihak bank
adalah sebesar nilai harga pokok objek agunan dan besaran nilai
tersebut didasarkan pada perhitungan nilai pasar dan nilai likuiditas
agunan yang dilakukan oleh Account Officer.
c. Agunan
Adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah kepada
bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah. Objek yang dapat dijadikan agunan
dan pembiayaan multijasa antara lain sertifikat tanah, BPKB
kendaraan bermotor. Sebelum realisasi pembiayaan pihak BPRS
52
akan melakukan survey untuk mengetahui kondisi fisik agunan
agar tahu apakah agunan tersebut layak dan tidak dalam masalah.
d. Asuransi
Nasabah yang melaksanakan pembiayaan multijasa akan
didaftarkan asuransi jiwa pada perusahaan asuransi yang telah
ditunjuk oleh pihak BPRS, dan menetapkan bank sebagai pihak
yang berhak menyimpan polis asuransinya dan berhak menerima
pembayaran klaim atas asuransi tersebut. Biaya asuransi tersebut
senilai Rp 28.000 (dua puluh delapan rupiah).
e. Biaya pra realisasi
Merupakan biaya yang berkaitan dengan fasilitas
pembiayaan multijasa dengan akad ijarah yang timbul atas proses
pembiayaan yang wajib dibayar tunai dimuka oleh nasabah. Biaya
pra realisasi meliputi :
1) Biaya administrasi
2) Biaya notaris
3) Biaya asuransi.
53
BAB IV
ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan Murabahah pada BPRS Gala Mitra Abadi
Purwodadi
Sebelum nasabah mendapatkan pembiayaan, pihak bank atau
bagian customer service terlebih dahulu menanyakan kebutuhan calon
nasabah, kemudian mencarikan jalan keluar ataupun arahan kepada
nasabah dalam pengambilan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan
yang diinginkan nasabah, serta kemampuan dalam pengembalian
pembiayaan yang nantinya akan dilakukan sesuai dengan waktu yang
ditelah disepakati. Setelah nasabah mendapatkan kepastian dalam
pengambilan pembiayaan, nasabah harus mengajukan beberapa syarat dan
melalui beberapa tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan pembiayaan
murabahah, adapun persyaratan yang harus di penuhi antara lain:
1. Pengajuan Proposal/Pinjaman
Pengajuan proposal/pinjaman harus dilengkapi dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. Tujuan penggunaan dana tidak menyimpang dari Syariat Islam
b. Mengisi formulir permohonan pengajuan pembiayaan
c. FC KTP suami – istri
d. FC KK
e. FC Agunan atau jaminan
54
f. SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) asli untuk agunan
sertifikat atau FC STNK dan BPKB (kendaraan)
g. Bersedia disurvey
h. Jaminan milik sendiri
i. Bersedia mengikuti asuransi jiwa yang telah ditentukan oleh bank.
2. Survey Lokasi Usaha dan Lokasi Tempat Tinggal
Setelah pengajuan proposal telah dilengkapi oleh nasabah dengan
syarat yang telah ditentukan oleh bank, maka customer service akan
mendata nasabah tersebut, kemudian data akan diserahkan kepada
bagian Marketing/Account Officer, setelah data diterima akan
dilakukan survey Lokasi Usaha dan Lokasi Tempat Tinggal nasabah
oleh AO untuk melengkapi data yang akan diproses kembali untuk
membantu kelancaran dari pengajuan proposal.
3. Rapat komite
Setelah Survey Lokasi Usaha dan Lokasi Tempat Tinggal
dilakukan oleh bagian Marketing/AO, kemudian akan diadakan rapat
komite pembiayaan yang membahas tentang hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi terhadap setiap proposal pembiayaan dan
analisisnya sesuai dengan aturan-aturan yang ada di BPRS Gala
Mitra Abadi dan selalu memperhatikan prinsip transaksi syariah.
b. Menentukan hasil dari pengajuan proposal, apakah pengajuan
tersebut disetujui atau ditolak.
55
4. Pencairan
Dari hasil rapat komite selanjutnya tahap yang akan dilakukan oleh
pihak bank kepada nasabah adalah pencairan. Pencairan akan
dilakukan dengan menggunakan akad terlebih dahulu antara pihak
bank dengan nasabah apabila pengajuan pembiayaan di terima oleh
pihak bank. Dalam akad tersebut akan dijelaskan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan jalannya pembiayaan sampai dengan pelunasan yang
telah ditentukan oleh pihak bank sesuai dengan hukum dan prinsip
syariah.
B. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Macet pada Produk
Murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi
Pembiayaan macet dalam dunia perbankan merupakan hal yang
seringkali terjadi dan berakibat pada penilaian kesehatan bank. Dalam
pemberian fasilitas pembiayaan, sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk
mendapatkan pembiayaan, nasabah harus memenuhi persyaratan dan
tahapan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh bank, meskipun
proses dan prosedur telah dilakukan dengan benar sesuai dengan aturan
yang ada, terkadang masih terjadi pembiayaan macet yang diakibatkan
oleh beberapa faktor.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada Ahmad
Saiful Anas, selaku direktur BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi
(27/7/2016) adalah sebagai berikut:
56
Faktor Penyebab terjadinya pembiayaan macet pada produk
murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi purwodadi adalah:
1. Dari pihak nasabah
Dalam pembiayaan murabahah nasabah satu dengan nasabah lain
memiliki analisa pembiayaan yang berbeda, permasalahan dan
kemampuan yang berbeda pula. Kemacetan pembiayaan yang
disebabkan oleh nasabah terdapat dua unsur, yaitu:
a. Ada unsur kesengajaan, nasabah sengaja tidak mau membayar
kewajibannya kepada bank sehingga pembiayaan yang diberikan
dengan sendiri macet. Hal-hal yang menjadi unsur kesengajaan
nasabah meliputi:
1) Kecerobohan nasabah, terjadi karena kekeliruan dalam
penilaian karakter, nasabah sebenarnya mampu melunasi
pembayaran akan tetapi mengabaikan kewajibannya untuk
mendahulukan kepentingan yang lain.
2) Pembiayaan di bank lain, nasabah terkadang melakukan
pembiayaan di beberapa tempat, masalah tersebut menjadi
penyebab kemacetan nasabah dikarenakan besarnya kewajiban
yang didapat lebih besar daripada pendapatannya.
b. Ada unsur ketidaksengajaan, nasabah memiliki kemauan untuk
membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang
dibiayai terkena musibah seperti bencana dan penipuan, hal lain
yang menyebabkan ketidaksengajaan nasabah adalah nasabah
57
pembiayaan meninggal dunia dan apabila nasabah memiliki
kemauan untuk membayar, akan tetapi disaat bersamaan
mengalami musibah terkena penyakit dan harus mempergunakan
dananya untuk berobat dan Kemampuan membayar tidak ada,
dikarenakan ekonomi nasabah menurun, misalnya usaha yang
dijalankan nasabah tidak mengalami peningkatan dan cenderung
kepada kerugian yang mengakibatkan tidak adanya pendapatan.
2. Dari pihak Bank
Faktor dari pihak bank sendiri yang menyebabkan pembiayaan
bermasalah bisa terjadi, disebabkan karena berbagai hal, seperti:
1. Analisa yang kurang akurat
Dalam menganalisa pengajuan pembiayaan, pihak
Marketing/AO kurang teliti dalam menganalisa data nasabah yang
mengakibatkan terjadinya kekeliruan dalam penilaian data
nasabah.
2. Jangka waktu pembiayaan terlalu lama
Pihak bank sendiri bermaksud untuk meringankan
kewajiban nasabah. Jangka waktu pembiayaan yang terlalu lama
terkadang mengakibatkan nasabah lalai dalam pelunasan
pembiayaan.
3. AO dikejar target
AO dikejar target menjadikan salah satu faktor yang
menyebabkan pembiayaan macet, sehingga AO sendiri
58
menggunakan bermacam cara supaya pembiayaan yang diajukan
nasabah tersebut dicairkan.
C. Cara Mengatasi Pembiayaan Macet pada Produk Murabahah di
BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi pembiayaan macet
murabahah di BPRS Gala Mitra Abadi, menurut Ahmad Saiful Anas
(27/72016), sebagai berikut:
1. Persuasif
Tahap Pertama yang dilakukan oleh pihak bank dalam mengatasi
pembiayaan macet kepada nasabah yaitu dilakukan secara persuasif,
persuasif adalah diskusi antara pihak bank dengan nasabah, yang
dilakukan dengan pendekatan melalui kunjungan silaturahmi dari pihak
bank ke rumah nasabah, dilanjutkan dengan diskusi guna membahas
hal-hal yang mengakibatkan kemacetan dapat terjadi dan mencari solusi
terbaik untuk meringankan nasabah. Misalnya, diberi jangka waktu dan
memastikan kesanggupan nasabah dalam menyelesaikan
angsurannya/kewajibannya, dari diskusi tersebut akan terjadi
kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah agar angsuran dapat
kembali lancar atau pelunasan pada pembiayaan.
2. Jalur Hukum
Jalur ini ditempuh apabila terjadi kebuntuan dalam mencari solusi
penyelesaian pembiayaan macet dengan cara persuasif. Apabila
59
nasabah belum juga melunasi angsuran sampai dengan jatuh tempo
yang telah disepakati, maka akan dilakukan dengan hal-hal berikut:
a. Surat peringatan pertama
Pihak bank akan memberikan surat peringatan sebagai
teguran kepada nasabah agar segera melunasi kewajibannya.
Berdasarkan tingkat kemacetannya, Tingkat kemacetan yang
ditentukan pihak bank adalah 6 bulan. Apabila dalam 6 bulan
nasabah mengalami kemacetan maka akan di berikan surat
peringatan pertama.
b. Surat peringatan kedua
Surat peringatan kedua diberikan kepada nasabah apabila
dalam surat peringatan pertama dalam waktu 6 bulan kemacetan
masih belum ada pelunasan sampai dengan bulan ke 7.
c. Surat peringatan ketiga
Apabila dalam bulan ketujuh belum juga melunasi
angsurannya sampai pada bulan ke 8, maka akan di berikan surat
peringatan ke tiga.
4.1. Tabel pemberian surat peringatan pada pembiayaan macet
Jalur hukum Pembiayaan macet
Surat peringatan pertama 6 bulan
Surat peringatan kedua 7 bulan
Surat peringatan ketiga 8 bulan
60
d. Lelang jaminan
Dari surat peringatan pertama sampai dengan surat peringatan
ketiga nasabah belum juga mampu dalam pelunasannya, maka cara
lain yang di tempuh pihak bank adalah dengan cara lelang jaminan,
lelang jaminan dilakukan bukan berasal dari keputusan satu pihak
saja melainkan berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan
diakad, antara pihak bank dengan nasabah dalam pencairan yang
telah dibahas sebelumnya pada prosedur pembiayaan murabahah.
Sesuai akad perjanjian murabahah (Akad jual beli secara angsuran)
Nomor : 01.1020400.01823. Berikut pasal yang menerangkan
tentang jaminan dan kelalaian kewajiban.
Pasal 5 : Jaminan
Guna menjamin pembayaran kembali angsuran dan atau untuk
menunjukkan kesungguhan dalam berusaha dari nasabah kepada
Bank, maka dengan ini nasabah menyerahkan jaminan kepada Bank
dengan hak miliknya sendiri yang disertai dengan Surat Kuasa Jual
dari nasabah kepada bank.
Untuk kepastian keamanan pembayaran serta untuk menunjukkan
kesanggupan berusaha dari nasabah kepada bank maka seluruh
barang investasi maupun barang dagangan adalah tetap menjadi hak
milik bank, sehingga apabila terjadi penghentian perjanjian ini
dengan tiba-tiba sementara nasabah kurang mampu dan atau tidak
mampu dalam mengembalikan hutang dan atau pembiayaan yang
61
telah diberikan oleh Bank, maka barang-barang tersebut dapat dijual
dan atau dengan cara apapun yang sah dan halal untuk dapat
menutup kekurangan pengembalian hutang dan atau pembiayaan
tersebut.
Pasal 6 : Kelalaian Kewajiban
1) Jika nasabah lupa membayar apa yang harus dibayar berdasarkan
perjanjian ini, baik pengembalian hutang maupun kewajiban-
kewajiban lain yang menjadi beban nasabah, maka segala ongkos
penagihan termasuk juga kuasa bank harus dibayar oleh nasabah.
2) Apabila nasabah telah lalai memenuhi kewajibannya dan atau
tidak bisa mengangsur sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dan
atau secara akumulasi, maka nasabah bersedia dan atau
menyetujui untuk menyerahkan barang dan atau fisik jaminan
tersebut di atas kepada Bank dengan tulus ikhlas, baik diserahkan
sendiri maupun dengan cara disita dan atau diambil oleh petugas
dan atau karyawan Bank, yang selanjutnya untuk dijual oleh Bank
kepada pihak lain guna melunasi hutang dan atau pembiayaan
yang telah diberikan oleh Bank.
3. Asuransi jiwa
Asuransi ini dipergunakan apabila nasabah pembiayaan meninggal
dunia, sebelum nasabah mendapatkan pembiayaan ada persyaratan yang
62
harus dipenuhi salah satunya bersedia mengikuti asuransi jiwa yang
ditetapkan oleh pihak bank, jadi apabila nasabah meninggal dunia
sebelum melunasi pembiayaannya dapat ditutup dengan asuransi jiwa
yang akan di bantu oleh pihak bank dalam pengurusannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
63
Dari pembahasan yang sudah dibuat pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Prosedur Pembiayaan Murabahah pada BPRS Gala Mitra Abadi
Purwodadi memiliki persyaratan dan tahapan yang akan dilalui dalam
pembiayaan murabahah antara lain: Pengajuan proposal, yang harus
dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Tujuan penggunaan dana tidak menyimpang dari Syariat Islam
b. Mengisi formulir permohonan pengajuan pembiayaan
c. FC KTP suami – istri
d. FC KK
e. FC Agunan atau jaminan
f. SPPT asli untuk agunan sertifikat atau FC STNK dan BPKB
(kendaraan)
g. Bersedia disurvey
h. Jaminan milik sendiri.
i. Bersedia mengikuti asuransi jiwa yang ditentukan oleh bank.
Kemudian survey lokasi usaha dan lokasi tempat tinggal, setelah di
survey diadakan rapat komite untuk menentukan apakah pengajuan
tersebut disetujui atau tidak, apabila pengajuan telah disetujui kemudian
tahap terakhir adalah pencairan.
2. Faktor Penyebab terjadinya Pembiayaan Macet pada Produk Murabahah
di BPRS Gala Mitra Abadi Purwodadi terjadi karena dua faktor, yaitu
64
dari pihak nasabah dan pihak bank. Hal-hal yang menyebabkan
pembiayaan macet yang dialami nasabah terdapat dua unsur yaitu:
a. Ada unsur kesengajaan, terdiri dari kecerobohan nasabah dan
pembiayaan di bank lain.
b. Ada unsur ketidaksengajaan, nasabah terkena musibah seperti
bencana dan penipuan, selain itu musibah seperti penyakit dan
meninggal dunia serta kemampuan membayar tidak ada.
Sedangkan faktor penyebab dari pihak bank sendiri terdiri dari
beberapa hal yaitu analisa yang kurang akurat, jangka waktu pembiayaan
terlalu lama dan AO dikejar target.
3. Cara Mengatasi Pembiayaan Macet pada Produk Murabahah di BPRS
Gala Mitra Abadi Purwodadi, yaitu dengan cara persuasif, melakukan
pendekatan dengan cara berkunjung silaturahmi dan diskusi guna
mencari solusi terbaik, memberikan jangka waktu agar angsuran kembali
lancar sampai dengan pelunasan pembiayaan, apabila dengan pendekatan
persuasif belum juga menjadi solusi dalam melunasi pembayarannya,
pihak bank akan menempuh jalur hukum yang terdiri dari surat
peringatan pertama, surat peringatan kedua dan surat peringatan ketiga,
sampai pada surat peringatan ketiga belum juga melunasi kewajibannya
pihak bank akan melakukan lelang jaminan melalui Badan Pelelangan
Negara. Yang terakhir adalah asuransi jiwa, asuransi jiwa dipergunakan
untuk menutup pembiayaan apabila nasabah pembiayaan meninggal
dunia.
65
B. Saran
1. Tetap berpegang teguh pada Syariah Islam untuk menjaga kualitas
kehalalan transaksi.
2. Meningkatkan promosi yang lebih menarik dan bahasa yang mudah
dipahami oleh nasabah dalam meyakinkan kemudahan dalam
prosedur pembiayaan pada bank BPRS Gala Mitra Abadi.
3. Lebih teliti dalam menganalisa data nasabah dengan prinsip
kehatian-hatian yang diterapkan dalam prinsip syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad. Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.
Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia
Publisher.
Ascarya, 2013. Akad dan Produk bank syariah. Jakarta: RajaGrafindo persada
66
Asiyah, Binti. Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta:
Teras.
Dahlan, Ahmad. 2012. Bank Syariah teoritik, praktik, kritik. Yogyakarta: Teras.
Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2008. Bank dan lembaga keuangan lainnya. Jakarta: PT. RajaGrafindo
persada.
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali press.
Muhamad, 2014. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Muhammad, Suwiknyo, Dwi. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta:
TrustMedia.
Sudarsono. 2003. Bank dan Lembaga keuangan syariah Deskripsi dan ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Susanto, Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: UII Press.
Wiroso. 2005. Jual beli murabahah. Yogyakarta: UUI Press.
Yudiana, fetria. Eka. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
http://www.kajianpustaka.com/2014/02/pembiayaan-bermasalah.html#diambil
hari Selasa, 28 Juni 2016.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Masalah# diambil hari selasa, 28 juni 2016.
67