daignosis kelas a

9
Sampah Rumah Tangga Sampah Organik Sampah Non Organik Kompos Didaur Ulang Digunaka n Dimusnahka n “DIAGNOSIS ADMINISTRATIF” Program PKM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dalam Program Pamsimas Program PAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan akses jumlah warga miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat terlayani perbaikan pelayanan serta fasilitas air minum dan sanitasi serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu komponen dari Program PAMSIMAS adalah Komponen Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan layanan hygiene dan sanitasi. Melalui komponen ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan institusi local dalam pencegahan dampak sanitasi buruk dan air yang tidak bersih, yang berpotensi mengakibatkan penyakit berbasis air dan lingkungan terutama diare. Tujuan dari komponen kesehatan sendiri adalah meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat serta pemerintah daerah dalam merencanakan dan melaksanakan program pengembangan cakupan sanitasi melalui pengembangan jamban keluarga dan pembangunan sarana sanitasi di sekolah/tempat ibadah serta memperluas manfaat kesehatan yang dirasakan melalui pengembangan sarana air bersih dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat. Prinsip-prinsip CBSWM adalah : - Partisipasi masyarakat - Kemandirian - Efisiensi - Perlindungan lingkungan - Keterpaduan

Upload: rini-oktaviani-handayani

Post on 16-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gfd

TRANSCRIPT

DIAGNOSIS ADMINISTRATIF

Program PKM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dalam Program Pamsimas Program PAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan akses jumlah warga miskin perdesaan danpinggiran kota yang dapat terlayani perbaikan pelayanan serta fasilitas air minum dan sanitasi sertameningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu komponen dari ProgramPAMSIMAS adalah Komponen Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan layanan hygiene dansanitasi. Melalui komponen ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan institusi local dalampencegahan dampak sanitasi buruk dan air yang tidak bersih, yang berpotensi mengakibatkan penyakitberbasis air dan lingkungan terutama diare.Tujuan dari komponen kesehatan sendiri adalah meningkatkan kapasitas dan kemampuanmasyarakat serta pemerintah daerah dalam merencanakan dan melaksanakan programpengembangan cakupan sanitasi melalui pengembangan jamban keluarga dan pembangunan saranasanitasi di sekolah/tempat ibadah serta memperluas manfaat kesehatan yang dirasakan melaluipengembangan sarana air bersih dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat.Prinsip-prinsip CBSWM adalah : Partisipasi masyarakat Kemandirian Efisiensi Perlindungan lingkungan Keterpaduan

Sampah Rumah TanggaSampah OrganikSampah Non OrganikKomposDidaur UlangDigunakan KembaliDimusnahkan

Dalam pengertian ini pemeran (penguasa, kekuatan) utama dalam pengelolaan sampah adalah masyarakat. Bukan pemerintah atau lembaga lainnya seperti LSM dan lain lain. Pemerintah dan lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan fasilitator. Mengapa Berbasis Masyarakat Produsen sampah utama adalah masyarakat, sehingga mereka harus bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka produksi (poluters must pay). Konsep penangan sampah yang baik adalah penanganan sampah yang dimulai di sumber.. Semakin dekat dengan sumbernya maka semakin besar rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa tanggung jawab orang untuk mengelola sampahnya. Misalnya jika sampah desa A dibuang ke desa B, secara sosial pasti akan ada penolakan oleh desa B, karena desa B tidak mempunyai sense of belonging terhadap sampah dari desa A. Oleh karena itu lebih baik sampah desa A dibuang dan dikelola sendiri oleh desa A.Sumber sampah yang berasal dari masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yang bersangkutan agar mereka bertanggung jawab terhadap sampahya sendiri, karena jika dikelola oleh pihak lain biasanya mereka kurang bertanggung jawab bahkan cenderung destruktif.Jenis kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah :a. 3R (Reduce, Reuse, Recycle)3R adalah prinsip utama mengelola sampah mulai dari sumbernya, melalui berbagai langkah yang mampu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Langkah utama adalah pemilaha sejak dari sumber.Reduce artinya mengurangi. Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian barang. Misalnya dengan membawa tas belanja saat ke pasar sehingga dapat mengurangi sampah plastik dan mencegah pemakaian styrofoam.Reuse artinya pakai ulang. Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung dibuang, tetapi sebisa mungkin gunakkan kembali berulang-ulang. Misalnya menulis pada kedua sisi kertas dan menggunakan botol isi ulang.Recycle artinya daur ulang. Sampah kertas dapat dibuat hasta karya, demikian pula dengan sampah kemasan plastik mie instan, sabun, minyak, dll. Sampah organik dapat digunakan sebagai penyubur tanaman maupun penghijauan.b. Bank SampahKegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram.Namun kegiatan 3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui pengembangan Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Pembangunan bank sampah ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah,karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia.Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Sehingga sebagian tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah juga menjadi tanggungjawab pelaku usaha. Dengan menerapkan pola ini diharapkan volume sampah yang dibuang ke TPA berkurang. Penerapan prinsip 3R sedekat mungkin dengan sumber sampah juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah secara terintegrasi dan menyeluruh sehinga tujuan akhir kebijakan Pengelolaan Sampah Indonesia dapat dilaksanakan dengan baik.

1. Tahap Within Program AnalysisTahap ini mempertimbangkan kompleksitas program PKM dimana program tersebut akan diletakkan (dikelola), SDM dan dana yang ada. Sumber danaSumber pembiayaan program pengelolaan sampah terpadu berasal dari patungan (share) dari berbagai pihak terutama dari masyarakat dan pemerintah daerah. Masyarakat biasanya hanya mapu berkontribusi antara 2 4 persen untuk investasi, dan 100 persen pada tahap operasi dan perawatan. Selebihnya merupakan dana pemda dan atau pemerintah pusat, swasta dan atau donor (jika ada).Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat merupakan sinergi kekuatan dana dari pemerintah daerah dipadukan dengan kekuatan sosial masyarakat (social capital) serta kekuatan teknologi dari para ahli (LSM, Universitas, konsultan dll). Panduan penelusuran wilayahUntuk melakukan ini tim harus mencatat secara sistematis apa yang anda dengar dan lihat. Tim sebaiknya terdiri gabungan ibu kader, ketua RT/RW, para pemuda, agar informasi yang terkumpul mewakili berbagai sudut pandang anggota masyarakat.kegiatan pemetaan lingkungan terdiri dari pengamatan langsung kondisi kebersihan dilingkungan RT/RW, kondisi sarana dan prasarana, penunjang keberishan, dan melakukan wawancara dengan anggota masyarakat maupun petugas gerobak mengenai rute pengumpulan sampah dan pemasalahan sampah pada umumnya. Pengambilan foto untuk hal-hal yang dianggap penting juga sangat membantu kelengkapan hasil pemetaan. Yang terlibat dalam pengelolaan sampahProgram pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat perlu melibatkan semua pihak yang terkait dan berkepentingan (stakeholders). Tetapi harus hati hati sebab jika terlalu banyak yang terlibat bisa terjadi lebih banyak diskusi daripada bekerja. Perlu dilakukan analisa yang tepat mengenai fungsi dan peran stakeholder.Di Pemda perlu ada leading sektor yang bisa mengkoordinasikan dan memimpin program. Karena programnya berbasis masyarakat maka perlu ada fasilitator handal yang mampu memfasilitasi baik secara teknik maupun sosial. Biasanya teman teman LSM mempunyai kemampuan dibidang ini.

2. Tahap Within Organizational AnalysisAdalah suatu analisis tentang lintas program.

3. Tahap Interorganizational AnalysisAdalah suatu analisis tentang lintas sektor. Kata sektor ini tidak hanya pada sektor pemerintah saja tetapi juga dimungkinkan dengan sektor non pemerintah.

Setelah dilakukan analisis dalam tiga tahap diatas barulah dapat dibuat sebuah jadwal kegiatan yang memperhatikan beberapa hal berikut :1. Jenis kegiatan : Pengolahan sampah terpadu berbasis masyarakat dibagi menjadi dua kegiatan yaitu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan Bank Sampah2. Urutan waktu pelaksanaan : NoUrutan PelaksanaanSeptemberOktoberNovemberDesemberJanuari

1. Survei Lapangan

2.Pendekatan ke tokoh masyarakat

3.Sosialisasi tentang Pengolahan sampah ke masyarakat

4.Pembetukan struktur pelaksana kegiatan

5.Implementasi Kegiatan

6.Launching Bank Sampah

7.Evaluasi kegiatan

3. MotodeKegiatan ini menggunakan metode Focus Group Discussion yang menekankan komunikasi dua arah antara fasilitator dan masyarakat.4. Penaggung jawab kegiatana. Pemerintah daerahb. Tokoh masyarakat c. Fasilitator (Pelatih)d. Masyarakat

5. Tempat kegiatanKegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi yang terpilih berdasarkan pembagian wilayah. Yaitu di daerah Semarang Utara. Daerah ini dipilih karena memiliki jumlah sampah yang tergolong banyak serta belum ada sistem pengolahannya yang terpadu. 6. Sarana, prasarana dan sumber danaa. Sarana : balai desa, rumah warga b. Prasarana : mic, kursi, meja, alat peragac. Sumber dana : sumber pembiayaaan program kegiatan ini berasal dari patungan atau share dari berbagai pihak terutama dari amsyarakat dan pemerintah daerah.7. Indikator keberhasilanTercapainya Objective Goal pada bulan Januari 2015 sebesar 60% masyarakat Semarang Utara telah meningkatkan kesadaran untuk megurangi jumlah sampah per hari dalam skala rumah tangga.