DAFTAR PUSTAKAAl Quran dan Terjemahnya. (1998). Departemen Agama Republik Indonesia. PT Semarang: Karya Toha Putra.Yasid A. (2007). Aspek-aspek Penelitian Hukum, Hukum Islam Hukum Barat, Pustaka Yogyakarta. Adams GL, Boies LR, Higler PA. (1997). BOIES: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Aditama, Tjandra Yoga (2002). Rokok dan Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia.Akinpelu, O.V., Amusa, Y.B., Eziyi, J.A., Nwawolo, C.C. (2009). A restrospective analysis of etiology and management of epistaxis in a south-western Nigerian teaching hospital. West Afr J Med, 28, 165-8.Anghel, A.G, Soreanu, C.C, Dumitru Mihai. (2014). Treatment Options for Severe Epistaxis, the Experience of Coltea ENT Clinic. Maedica (Buchar). 9(2): 179182.

ASH. (2006). whats in a cigarette, Action on Smoking and Health. Diakses pada tanggal 5 Juni 2015 http://www.ash.org.uk/html/factsheets/html/fact12.html.Bailey BJ, Johnson, JT, Newlands SD. (2006). Head & Neck Surgery Otolaryngology. 4th edition. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins; 2006. p.505 -14.Center for Disease Control (CDC) (2004) Tobbaco information and prevention Source (TIPS). The health consequence on the human Body. diakses pada 1 Juni 2015. didapat dari http://www.cdc.grov/tobbaco/. Ciaran, S.H., Owain, H. (2009). Update on management of epistaxis. The west London medical journal, 1, 33-41.Corry J. Kucik. Timothy Clenny. (2005). Management of Epistaxis. Am Fam Physician. 71(2):305-311

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010) Masalah Merokok di Indonesia. diakses pada 1 Juni 2015. didapat dari http://www.promkes.depkes.go.id. DEPKES RI. (2004). Profil Kesehatan Indonesia 2004. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Diakses pada tanggal 3 Juni 2015 dari http://www.depkes.go.id. DR. Abu Yasid, LL.M. (2007), Nalar & Wahyu, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 56.Drastyawan B, Aditama TY, Yunus F, (2001), Pengaruh Asap Rokok Terhadap Saluran Napas. Jurnal Respirologi Indonesia, Official Journal of the Indonesian Association of Pulmonologists, vol.1, no.1, pp.31-7

Drs. H.Maslani, M.Ag., H. Hasbiyallah, M.Ag., (2009). Masail Fiqhiyah Al-HaditsahFiqih Kontemporer. Jakarta : Sega press.Efiaty AS, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna DR. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Elsie K, Vincent I, Nolan J. (1999). Epistaksis,Vaskular Anatomy, Origins and Endovaskular Treatment. Diakses pada tanggal 2 Juni 2015 dari http://www.ajonline.org/cgi/contents.htmlEvans JA. (2007). Epistaxis: Treatment & Medication. Diakses pada tanggal 2 Juni 2015 dari http://emedicine.medscape.com/article/764719-treatment.Geetha K.S, Kishan R. Siddapur. (2014). Clinical Profile of Epistaxis in a Tertiary Health Centre: A Retrospective Study. Diakses pada tanggal 2 Juni 2015 dari http://www.ijird.com/index.php/ijird/article/download/50919/41375.

Hans Tendra. (2003). Tembakau dan Produknya. Bandung: PT.Rineka Cipta.

Hawari, D. (1997). Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta: Dana Bhakti Yasa.Iskandar N, Supardi EA. , (2000). Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keempat, Jakarta FKUI; 91, 127-31.

Leone A, Landini L, Jr, Biadi O, Balbarini A. (2008) Smoking and cardiovascular system: cellular features of the damage. Curr Pharm :17711777.Leone A, Landini L. (2010). What is tobacco smoke? Sociocultural dimensions of the association with cardiovascular risk. CurrPharm ; 16: 2510-7.Lubianca, J.F., Fuchs, F.D, Facco, S.R, Gus, M., Fasolo, L., Mafessoni, R., & Gleissner, A.L. (1999). Is epistaxis evidence of end organ damage in patients with hypertension? Laryngoscope, 109(7), 1111-1115.

Mackay J and Eriksen M (2002). The Tobacco Atlas, Fourth Edition. Atlanta, GA: American Cancer Society, and New York, NY: World Lung Foundation.Maslani dan Hasbiyallah. (2009). Masail Fiqhiyah Al-Hadisyah. Bandung: Sega Arsy.Nasution, S. (2007). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nwaorgu OGB. (2004). Epistaxis: An Overview. Annals of Ibadan Postgraduate Medicine ; 1(2): 32 - 7.Puryanto, Santoso, EJ., dan Sayono. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang Bahaya Merokok. Abstrak. Jurnal Penelitian Keperawatan.Ramadhan, F S. (2011). Hukum Rokok dan Merokok Dalam Islam. Diakses pada tanggal 26 Mei 2015 dari http://pompysyaiful.com/fiqh/hukum-rokok-dan-merokok-dalam-islam-2.html.Rifai,Moh, (1979). Ushul fiqh, Jakarta: PT.Al-Marif.Ritonga, Dr. A. Rahman dan Dr. Zainuddin, MA. (1997). Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Rodgman A, Smith CJ, Perfetti TA (2000). The composition of cigarette smoke: a retrospective, with emphasis on polycyclic components. Hum Exp Toxicol, 19, 573-95.RSU dan Holistik Sejahtera Bhakti Salatiga (RSU SB). (2013). Zat Beracun Dalam Rokok. Diakses pada tanggal 26 Mei 2015 dari http://www.rs sejahterabhakti.com/2013/07/zat-beracun-dalam-rokok.html.Schlosser RJ. (2009). Epistaxis. N Engl J Med. 360(8):784-789.

Shihab, M. Quraish. (1999). Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran Vol. 5 Jakarta: Lentera Hati. Sitepoe, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : PT Grasindo.Situmeang SBT, Jusuf A, Arief N, dkk, (2002), Hubungan Merokok Kretek Dengan Kanker Paru, Jurnal Respirologi Indonesia. Official Journal of the Indonesian Association of Pulmonologists, vol.22, no.3, pp.109-17.Soepardi, Efiaty et al. (2002), Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 5, FKUI, Jakarta. Suryo Sukendro. (2007) Filosofi Rokok. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. hal. 18.

Suryowati E. Epistaksis. Medical Study Club FKUII. Diakses pada tanggal 19 Mei 2015,http://fkuii.org/tikidownload_wiki_attachment.php?attId=2175&page=LEM%20FK%20UII.Thornton MA, Mahesh BN, Lang J. (2005). Posterior epistaxis: identification of common bleeding sites. Laryngoscope. 115(4):588-90.

WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, (2006). The MPOWER Package Geneva: World Health Organization. H. 7.

Yasser H., Hala A.S., Mohamed Z.A.A., (2012). Embolization for control of refractory posterior epistaxis. diunduh pada tanggal 19 mei 2015,http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378603X12000356Zuhroni. (2010). Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Bagian Agama Universitas YARSI. Hal 151-154.Zuhroni, Riani N, Nazaruddin N. (2003). Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.74