css tumor paru

16
TUMOR PARU 1. Tumor Paru Jinak Tumor jinak paru ditemukan hanya 2 % dari seluruh tumor paru dan biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemerikasaan rutin karena jarang memberikan keluhan dan tumbuh lambat. Tumor jinak paru yang sering dijumpai adalah hamartoma. Hamartoma Definisi Hamartoma adalah nodul soliter paru yang ketiga paling sering dan juga merupakan tumor jinak paru yang paling sering dijumpai. Sekitar 75% tumor paru jinak yang ditemui adalah hamartoma. Hamartoma terdiri dari jaringan yang normal berada pada paru, termasuk jaringan lemak, jaringan epitel, jaringan fibrosa dan jaringan tulang rawan. Insiden Puncak insiden terjadi pada usia 50-60 tahun, namun rata-rata penderita yang sering ditemukan berusia berkisar antara 45-50 tahun. Hamartoma jarang sekali di temukan pada anak-anak. Rasio pria dan wanita adalah 3 : 1. 1

Upload: grahapuspa2014

Post on 15-Sep-2015

80 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Css Tumor Paru

TRANSCRIPT

TUMOR PARU

TUMOR PARU1. Tumor Paru Jinak

Tumor jinak paru ditemukan hanya 2 % dari seluruh tumor paru dan biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemerikasaan rutin karena jarang memberikan keluhan dan tumbuh lambat. Tumor jinak paru yang sering dijumpai adalah hamartoma.

Hamartoma

Definisi

Hamartoma adalah nodul soliter paru yang ketiga paling sering dan juga merupakan tumor jinak paru yang paling sering dijumpai. Sekitar 75% tumor paru jinak yang ditemui adalah hamartoma. Hamartoma terdiri dari jaringan yang normal berada pada paru, termasuk jaringan lemak, jaringan epitel, jaringan fibrosa dan jaringan tulang rawan.

Insiden

Puncak insiden terjadi pada usia 50-60 tahun, namun rata-rata penderita yang sering ditemukan berusia berkisar antara 45-50 tahun. Hamartoma jarang sekali di temukan pada anak-anak. Rasio pria dan wanita adalah 3 : 1.

Patofisiologi

Mekanisme pembentukan dan penyebeb terbentuknya hamartoma masih belum diketahui sampai sekarang. Lesi hamartoma berasal dari jaringan ikat fibrosa mucosal yang terdapat pada dinding bronchial, dan terdiri dari tulang rawan yang membentuk sarang yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. Lemak adalah komponen utama hamartoma (54%). Lebih dari 90% hamartoma terletak di perifer, hanya 10% diantaranya terletak di sentral.

Hamartoma tumbuh dengan sangat lambat, dan biasanya berukuran kecil (< 4 cm), namun dapat juga tumbuh mencapai diameter 10 cm. Tumornya biasanya soliter. Gejala klinis

Hamartoma biasanya asymptomatic, hanya ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan rutin foto dada berupa coin lesion.

Gambaran Radiografi

Hamartoma paru biasanya tampak sebagai nodul soliter berbatas tegas yang bervariasi seperti irregular popcorn , bergelombang (globulated) , atau tampak seperti kurva linear. 10-15 % pasien ditemukan kalsifikasi. Ukuran biasanya kecil dengan diameter 4 cm, berbatas tegas, dan lobulated. Tidak ada daerah spesifik pada lobus paru. Tidak terbentuk gambaran kavitasi. Apabila tumor terletak di sentral, maka akan menimbulkan gejala obstruksi. Gambar 1. Hamartoma pada foto thorax PA. Menunjukkan adanya coin lesion pada lobus media paru kanan dengan karakteristik popcorn calcification.

Gambar 2. Hamartoma pada foto thorax PA. menunjukkan adanya nodul soliter paru di sekitar daerah hilum kiri.

Pada pemeriksaan menggunakan CT-Scan, gambaran hamartoma tidak berbeda dengan x-ray thorax. Pada prosedur ini, dilakukan pemeriksaan struktur dalam dan morfologi dari lesi tersebut. Karena komponen utama hamartoma adalah lemak, maka lemak dan proses kalsifikasi akan tervisualisasi dengan baik dengan menggunakan CT-Scan. Penemuan kombinasi lemak dan kalsifikasi adalah spesifik untuk hamartoma, terutama bila ukuran diameter lesi kecil dari 2,5 cm. Gambaran kalsifikasinya akan bertambah seiringan dengan bertambahnya ukuran tumor.

Gambar3. Gambaran CT-Scan hamartoma dengan batas tegas, lesi lunak yang mengandung kalsifikasi dan lemak pada daerah paru kanan.

2. Tumor Ganas

Umumnya bila kita berbicara mengenai tumor paru yang kekerapannya amat tinggi dan banyak mengakibatkan kematian, yang dimaksud ialah tumor primer ganas dari bronchus yang disebut dengan karsinoma bronkogenik.

Leebow mengklasifikasi tumor ganas paru menjadi :

I. Tumor ganas epitelial ( primary malignant epithelial tumours)

A. Karsinoma bronkogen

1. epidermoid (squamos cell ca) : 40-60%2. adenokarsinoma : 15%

3. karsinoma anaplastik4. mixed

B. Karsinoma bronkiolar (alveolar cell ca / pulmonary adenomatosis)

C. Adenoma bronkial

II. Sarkoma

A. Differentiated spindle cell sarcoma

B. Differentiated sarcoma

C. Limfosarkoma primer

III. Mixed epithelial and sarcomatous tumor (Carcinosarcoma)

IV. Neoplasma asal sistem RES dalam paru

V. Metastasis pada paru

Karsinoma BronkogenSebagian besar (40-60%) tumor ganas paru termasuk karsinoma bronkogen

adalah jenis epidermoid. Etiologi paling utama adalah merokok (85% kasus kanker paru-paru).

Insiden

Frekuensinya meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenaka berkaitan erat dengan peningkatan polusi udara dan mental stress yang selalu dikait-kaitkan. Pada negara-negara industri, insiden kematian yang diakibatkan oleh kanker paru-paru sangat tinggi. Insiden karsinoma bronchogenik juga paralel dengan merokok. Insiden pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pria, mungkin berhubungan dengan paparan terhadap polusi di tempat kerja dan merokok. Karsinoma paru sering terjadi pada usia 50-70 tahun.Etiologi

1. merokok (> 90 %)2. paparan asbes

3. paparan halogen ether

4. pneumonitis intersisial yang kronis

5. paparan arsenik inorganik

6. paparan radioisotop

7. polusi udara

8. paparan zat-zat metal lainnyaGejala klinis

Gejalanya sendiri bervariasi berdasarkan tempat massa. Tumor di daerah sentral umumnya batuk (45-75%), karena ada iritasi didaerah bronchial, sesak nafas, nyeri dada, bising mengi (wheezing), batuk darah/ hemoptysis (57%) dan demam. Tumor yang terletak di daerah primer akan mengakibatkan adanya sumbatan di daerah paru, menyebabkan batuk dan nyeri dada karena gesekan pleura parietal dengan dinding dada.

Karsinoma epidermoid ini dapat mengalami nekrosis dan membentuk kavitas, dalam stadium lanjut tumor ini juga dapat menyebar secara hematogen.

Gambaran Radiologik

Gambaran yang dutunjukkan berupa :

- nodul paru, massa atau bercak infiltrate

- pelebaran mediastinum

- atelectasis

- pelebaran hilar

- efusi pleura

- emfisema lokal (setempat)

Gambar4. Tampak lobus kanan superior collapse, fisura horizontal naik ke atas ke arah mediastinum. Fisura oblique melebar ke arah superoanterior. Kedua fisura membentuk gambaran concave berdasarkan gambaran lateral). Hilum terangkat, trachea deviasi ke kanan.

Gambar 5. Note the elevation of the horizontal fissure (arrows) caused by RUL atelectasis.

Gambar 6. PA film of LLL atelectasis (arrows). Note the elevation of the left hemidiaphragm. Gambar 7. Efusi pleura

Gambar 8. Emfisema

Terapi

Farmakoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi morbidity dan komplikasi lebih lanjut. Dalam hal ini diberikan kemoterapi. Contoh kemoterapi yang dapat diberikan :

Gemcitabine

Dosis : 1000 mg/m2 IV diberikan selama 30 menit pada hari 1,8 , 15 untuk siklus 28 hari ; atau 1250 mg/m2 IV pada hari ke 1 dan 8 untuk siklus 21 hari.

Cyclosphosphamide

Dosis : 40-50 mg/kg IV dibagi untuk 2-5 hari ; dosis oral : 1-5 mg/kg

Pencegahan

berhenti merokok

minimalisir paparan second-hand smoker dan zat-zat yang toxic untuk paru-paru pada tempat kerja

pergunakan perlindungan yang sesuai bagi pekerja yang terpapar dengan asbes ataupun metal beracun lainnya

Prognosis

Karsinoma stadium awal memiliki respon yang baik terhadap pembedahan.

Apabila pada pemeriksaan foto dada didapati occult lung neoplasm 5-year-survival rate 24-26%, sedangkan apabila ada gambaran foto abnormal pada foto dada, rate nya 12%.

Apabila kankernya tidak dapat di reseksi, maka prognosisnya buruk, dengan rata-rata survival rate nya 8-14 bulan.

Adenoma Bronkial

Digolongkan ke dalam tumor ganas karena bermetastasis secara limfogen, tetapi prognosisnya lebih baik dibandingkan tumor ganas paru lainnya meskipun pada operasi telah ditemukan metastasis ke kelenjar hilus. Tumor ini terjad pada umur relative muda dan frekuensi pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki (5 year survival rate 90% atau lebih). Tumor berkembang pada daerah bronchial tree sehingga menyebabkan obstruksi yang dapat berkembang menjadi atelektasis dan pneumonia. Insiden tertinggi terjadi pada usia 30-50 tahun dengan puncaknyan terjadi pada usia 43 tahun.

Gejala klinis yang ditimbulkan bergantung pada derajat sumbatan endobronchial dan pembuluh darah yang disebabkan oleh tumor. Gejalanya antara lain hemoptysis, infeksi berulang atau batuk berulang dan wheezing, dyspnea dan gejala pneumonia. Gambaran Radiologik

Pada pemeriksaan thorax foto didapati :

nodul

massa

bercak infiltrate

mediastinal atau hilar lympadenopathy

efusi pleura

Gambar 9. Adenoma BronchialTerapi

kemoterapi

radioterapi

pembedahan

3. Metastasis Paru

Paru merupakan salah satu alat tubuh yang sering dihinggapi anak sebar tumor ganas asal tempat lain. Anak sebar dapat melalui hematogen atau limfogen.

a. Metastasis hematogen

Tumor ganas anak yang sering bermetastasis ke pari adalah tumor Wilms, neuroblastoma, sarkoma osteogenik, sarkoma Ewing. Sedangkan tumor ganas dewasa adalah karsinoma mammae, tumor-tumor ganas alat cerna, ginjal dan testis.

Gambaran radiologic dapat berupa soliter atau multiple dengan bayangan bulat berukuran beberapa milimeter sampai sentimeter, berbatas tegas. Bayangan tersebut dapat mengandung bercak kalsifikasi, misalnya pada anak sebar sarkoma osteogenik dan kavitas dapat terbentukmeskipun jarang yang diakibatkan karena proses nekrosis ischemic.

Gambar 10. Pneumothorax in a 19-year-old man with a known osteosarcoma of the lower extremity who suddenly developed dyspnea. Frontal chest radiograph shows a pneumothorax (arrows). Note the multiple small metastatic pulmonary nodules (arrowheads).

Gambar 11. Chest metastases

b. Metastasis Limfogen

Anak sebar melalui saluran limfogen sering menyebabkan pembesaran kelenjar mediastinum yang dapat mengakibatkan penekanan pada trakea, esophagus, dan vena cava superior, dengan keluhan-keluhannya.

Anak sebar juga bias menetap di saluran limfe peribronkial atau perivaskular yang secara radiologik memberi gambaran bronkovascular yang kasar secara dua sisi atau satu sisi hemitoraks atau gambaran garis-garis berdensitas tinggi yang halus seperti rambut.

Beberapa anak sebar tumor ganas misalnya karsinoma tiroid , dan kelenjar parotis dapat menetap di paru bertahun-tahun dengan keadaan umum baik.

Gambar 12. Chest metastases pada CT-ScanDAFTAR PUSTAKA

1. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi kedua. Jakarta : balai penerbit FKUI. 2006

2. www.emedicine.com. Lung neoplasm

3. www.learningradiology.net. Lung carcinoma

4. Hanley M, Welsh CH. Current : Diagnosis and Treatment in Pulmonary Medicine. International ed. USA: McGraw-Hill;2003.

5. www.radiology.com. Bronchogenic carcinoma (image).

PAGE 1