csr.docx
TRANSCRIPT
AKUNTANSI MANAJEMEN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR)
Penyusun:
Rikat Danella NIM. 108694061
Arvin Lakhaye NIM. 108694063
Hafiz Ardhiputra NIM. 108694069
A. Jogi M. L. T NIM. 108694076
Arif Nugroho NIM. 108694082
Putu Pradita NIM. 108694089
M. Nur Alvin NIM. 108694094
Fiqhan Prananta NIM. 108694278
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
2012
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PEMBAHASAN
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Defenisi dari CSR itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak pakar. Di
antaranya adalah defenisi yang dikemukan oleh Magnan & Ferrel
yang mendefenisikan CSR sebagai : ”A business acts in socially
responsible manner when its decision and actions account for and
balance diverse stakeholder interest”. Defenisi ini menekankan kepada
perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan
berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan
yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial
bertanggung jawab.
Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang
menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada
peningkatan kualitas perusahaan (profits); masyarakat, khususnya komunitas
sekitar (people); serta lingkungan hidup (planet/earth). Menurut Lingkar
Studi CSR Indonesia, defenisi CSR adalah upaya sungguh-sungguh dari
entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan
dampak positif operasinyaterhadap seluruh pemangku kepentingan dalam
ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan.
2. Latar Belakang dan Perkembangan Corperate Social Responsibility
(CSR)
Revolusi industri pada dekade 19-an, telah mengakibatkan adanya
ledakan industri. Di era itu, korporat memandang dirinya sebagai organisasi
yang bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap
komunitas hanya berupa penyediaan lapangan kerja dan mekanisme pajak
yang dipungut pemerintah. Padahal, komunitas membutuhkan lebih dari itu.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan korporat telah membawa kerusakan pada
lingkungan, yang acap kali biaya pemulihannya dibebankan pada komunitas /
pemerintah. Seiring perkembangan teori manajemen, periode 1970-an
korporat pun mulai menyadari pentingnya peran lingkungan internal dan
eksternal terhadap keberadaanya. Komunitas tidak lagi dianggap sebagai
konsumen semata, melainkan juga sebagai mitra (partnership). Maka
lahirlah istilah CSR atau tanggung jawab sosial korporat.
Di negara lain seperti Amerika Serikat, CSR telah berkembang
menjadi etika bisnis yang begitu penting dan memberikan tekanan bagi
perusahaan-perusahaan untuk mengimplementasikannya. Di Ameriksa
Serikat, terlihat kecenderungan perusahaan-perusahaan yang melihat CSR
tidak lagi menjadi kewajiban yang dapat membebani perusahaan, tetapi
justu dapat dijadikan sebagai alat atau strategi baru dalam hal pemasaran
atau marketing perusahaan.
Komisi Masyarakat Eropa menyebutkan 4 (empat) faktor yang
mendorongnya perkembangan CSR, yaitu:
1. Kepedulian dan harapan baru komunitas, konsumen, otoritas
publik, dan investor dalam konteks globalisasi dan perubahan
industri berskala besar;
2. Kriteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan
keputusan investasi individu dan institusi baik sebagai konsumen
maupun investor;
3. Meningkatnya kepedulian pada kerusakan lingkungan yang
disebabkan kegiatan ekonomi;
4. Transparansi kegiatan bisnis akibat perkembangan media teknologi
komunikasi dan informasi modern.
3. Dasar Hukum Corperate Social Responsibility (CSR)
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam pengaturan CSR adalah
sebagai berikut:
a) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dalam Bab V Pasal 74 ayat (1), (2), (3), dan (4).
b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal dalam Pasal 15 (b) dan Pasal 34.
c) UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada bagian menimbang butir a, b, d, e, Pasal 1
butir 1, 2, 3, dan Pasal 3
Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, pengertian CSR dapat dilihat dalam Pasal 74 yang menyebutkan:
o Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
o Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
o Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksuk pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
o Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
4. Manfaat Corperate Social Responsibility (CSR)
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan
memfokuskan perhatiannya kepada 3 (tiga) hal, yaitu profit, lingkungan,
dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan
deviden bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh
guna membiayai pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan,
serta membayar pajak kepada pemerintah.
Dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar,
perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian
lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam
jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas
manajemen bencana. Manajemen bencana di sini bukan hanya
sekedar memberikan bantuan kepada korban bencana, namun juga
berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta
meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha pelestarian
lingkkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana.
Menurut Eka Tjipta Foundation, CSR akan menjadi strategi bisnis yang
inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing
melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra
perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif
perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya
pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan
kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku
konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu
proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta
satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win-win situation).
Konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan,
produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Business for Social
Responsibility, adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh suatu
perusahaan yang mengimplementasikan CSR antara lain:
1. Peningkatan penjualan dan pangsa pasar (increased sales and market
share)
2. Memperkuat posisi nama atau merek dagang (strengthed brand
positioaning)
3. Meningkatkan citra perusahaan (enhanced corporate image clout)
4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan
mempertahankan pegawai (increased ability to attract, motivate, and
retain employees)
5. Menurunkan biaya operasi (decreasing operating cost)
6. Meningkatkan daya tarik bagi investor dan analis keuangan (increased
appeal to investors and financial analysts)
5. Aplikasi CSR Pada PT Bukit Asam
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
PT Bukit Asam Tbk, beroperasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
dan di Samarinda Kalimantan Selatan, mengelola areal seluas lebih dari 90.000
Ha, memproduksi enam jenis batubara berkualitas dengan total sumber daya
mencapai lebih dari 7,3 miliar ton yang kami pasarkan di pasar dalam negeri
maupun ekspor dan tengah mengembangkan potensi ekonomi lain dari areal
kelolaan.
Sekilas PT Bukit Asam (Persero) Tbk
PT Bukit Asam (Persero) Tbk, sekarang dikenal dengan sebutan PTBA,
didirikan pada 2 Maret 1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 42
Tahun 1980. Perseroan terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI), dengan nama tagline PTBA, pada 23 Desember 2002.
Perseroan tergabung dalam Asosiasi Produsen Batubara Indonesia (APBI) dan
Indonesian Mining Asociation (IMA) serta tergabung ke dalam kelompok
badan usaha milik negara (BUMN). Pada awalnya Perseroan menjalankan
usaha pertambangan batubara melalui 2 unit pertambangan, yakni Unit
Pertambangan Tanjung Enim (UPT) dengan lokasi 200 km arah barat daya
Palembang, dan Unit Pertambangan Ombilin (UPO) di Sawah Lunto, 90 km
arah tenggara Kota Padang. Kini Perseroan juga beroperasi di dekat Samarinda
(Kalimantan Timur).Seiring dengan kebijakan pengembangan ketahanan energi
nasional, Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha
briket batubara di Tanjung Enim - Sumatera Selatan, Natar - Lampung, dan
Gresik di Jawa Timur, dan sejumlah anak perusahaan yang bergerak dalam
usaha terkait batubara.
Dengan demikian, kini Perseroan mengelola dua unit usaha operasional,
yakni pertambangan batubara dan memproduksi briket. Perseroan
mendistribusikan produk batubara kepada konsumen melalui pelabuhan utama
di Lampung dan Palembang di Sumatera dan di Palaran, Samarinda
(Kalimantan Timur). Sementara produk briket langsung didistribusikan kepada
konsumen disekitar unit-unit produksi terkait. Perseroan kini tengah berupaya
memanfaatkan kandungan CBM dari areal kelolaannya menjadi bidang usaha
baru yang terintegrasi dengan kegiatan penambangan batubara sebagai sumber
pendapatan baru. Seiring dengan perkembangan kondisi, tujuan Perseroan
sebagaimana tercantum pada pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan telah
bertambah, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan
umum,eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan
danperdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.
Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi
bahanbahangalian terutama batubara.
Memperdagangkan hasil produksi sendiri maupun pihak lain, baik
didalam maupun di luar negeri.
Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus
batubara.
Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap.
Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang
yangterkait pertambangan batubara dan hasil olahannya.
PTBA secara konsisten terus meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan
menjalankan berbagai program yang berfokus pada peningkatan taraf hidup
masyarakat maupun upaya pelestarian lingkungan.Untuk itu, Perseroan
menjalankan (1) Program Kemitraan dan (2) Bina Lingkungan, berpedoman
pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI
No.PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan sesuai Surat Edaran
No.SE-07/MBU/2008 tentang pelaksanaan PKBL.
Selain Program PKBL Perseroan menjalankan program Bina Wilayah
sebagai perwujudan Penerapan Pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Perseroan telah merumuskan pola kebijakan
jangka panjang yang terintegrasi dalam bentuk “Pedoman CSR PTBA”, yang
telah disahkan oleh Direktur Utama PTBA pada akhir 2009 yang mencakup
enam fokus kegiatan, yaitu: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi
manusia, (4) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab
produk, dan (6) kemasyarakatan. Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu
kepada kaidah internasional mengenai keberhasilan implementasi CSR yang
ditetapkan oleh GlobalReporting Initiatives (GRI), yang dirumuskan dalam
strategi implementasi yang dilandasi oleh etika/norma bisnis yang berlaku,
meliputi:
Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat
secaraberkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas
local serta masyarakat secara luas.
Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk restorasi lahan
pasca tambang.
Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan hak azasi
manusia.
Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta upaya
peningkatan kesejahteraan karyawan.
Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk dan kepuasan
pelanggan.
Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang dilandasi
dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.
Perseroan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pihak lain
yang berkompeten dalam perencanaan dan pelaksanaan program, serta
melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan,
pelaksanaan maupun monitoring program, serta melaksanakan program yang
berdampak langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat
di lingkar tambang. Tujuannya adalah memberi kejelasan mengenai arah dan
pedoman pelaksanaan kegiatan CSR, optimalisasi kinerja, kesesuaian dengan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, serta peningkatan keberdayaan dan
kemandirian masyarakat. Melalui peningkatan kualitas pelaksanaan CSR ini
diharapkan masyarakat semakin merasa ikut memiliki dan menjaga keberadaan
Perseroan seluruh program perusahaan berjalan dengan baik memberi manfaat
timbal balik dengan masyarakat disertai terjaganya lingkungan sekitar.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Sasaran yang dituju dari pelaksanaan Program Kemitraan PTBA adalah
peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi
Perseroan agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari
bagian laba Perseroan. Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan
adalah tumbuhnya kehidupan masyarakat yang sejahtera melalui pemberian
bantuan bagi tumbuh dan berkembangnya kesadaran akan perlunya pendidikan,
interaksi sosial dan keselarasan dengan kelestarian lingkungan. Melalui kedua
program PKBL tersebut, Perseroan meyakini akan terjadinya eskalasi
pertumbuhan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar menjadi
lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan
berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan penyaluran dana
untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berjumlah Rp145,20 miliar
(tidak termasuk biaya operasional), naik 55,4% dari penyaluran total dana
PKBL tahun 2010, sebesar Rp93,42 miliar. Sedangkan untuk program Bina
Wilayah, pada tahun 2011 telah direalisasikan biaya sebesar Rp38,6 miliar.
Rincian penyaluran dana PKBL adalah sebagai berikut.
Penyaluran Dana Kemitraan Dan Bina LingkunganPeriode Sampai Dengan 31 Desember 2011
(In Million Of Rp)Uraian 2010 Realisasi S/D Des 2011
I. Penyaluran Dana KemitraanA. Pinjaman 2010 2011
- Industri 1,565 660 - Perdagangan 8,292 6,650 - Pertanian 0 2,770– Peternakan 235 15- Perkebunan 0 185 - Perikanan - 15 - Jasa 3,320 1,330
- Lainnya 667 - - Kerjasama 51,348 84,812
Jumlah - a 65,427 96,437
B. Pembinaan - Industri 1,232 1,450 - Perdagangan 340 564 - Pertanian 57 6 - Peternakan 36 -- Perkebunan 12 411- Perikanan 26 -- Jasa 140 77 - Lainnya 463 -
Jumlah - b 2,304 2,508
Jumlah Penyaluran Program Kemitraan – I 67,731 98,945
II. Penyaluran Dana Bina Lingkungan - Program bantuan Bencana Alam 868 106 - Program bantuan Pendidikan & Pelatihan 8,457 14,596 - Program bantuan Kesehatan Masyarakat 1,993 3,864 - Program bantuan Sarana & Prasarana Umum 10,173 20,083 - Program bantuan Sarana Ibadah 4,082 4,177 - Program bantuan Pelestarian Alam 114 431 - Program bantuan lainya 0 - Partisipasi Program BUMN Peduli 3,000
Jumlah – II 25,687 46,257
Jumlah Seluruh Penyaluran PKBL I + II 93,418 145,202
1. Program Kemitraan
Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian mitra binaan
sekaligus membantu memperluas penjualan produk mitra binaan di sembilan
propinsi. Aktivitas Program Kemitraan tahun 2011 mencakup:
Penyaluran dana kemitraan pada Usaha Kecil Menengah (UKM)
dankoperasi di sembilan wilayah propinsi.
Pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui program pelatihan.
Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan.
Pengikutsertaan mitra binaan pada berbagai pameran berskala
nasionaluntuk menunjang promosi dan kampanye pemasaran produk
mitra binaan.
Peningkatan kemandirian dan kedisiplinan melalui rekonsiliasipiutang
Modal Bergulir.
Pelaksanaan penyaluran dana kemitraan dilakukan secara selektif dengan
mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra binaan, yang
meliputi karakter, jiwa kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya
masyarakat sekitar serta prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan. Kriteria
jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan untuk mendapatkan
bantuan pembinaan meliputi:
Komoditas yang menjadi andalan daerah.
Komoditas tradisional yang potensial untuk dikembangkan.
Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi ekspor.
Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat karya.
Selama tahun 2011 program yang telah dilakukan terhadap mitra binaan
mencakup:
1. Penyaluran dana kemitraan dalam bentuk pinjaman lunak, kepada usaha
kecil dan koperasi di wilayah Sumatera Selatan yaitu sebesar Rp9,49
miliar atau 67 % dari total dana yang disalurkan kepada 352 unit mitra
binaan. Sisanya sebesar 33 % disalurkan ke wilayah provinsi lainnya,
yakni Propinsi Lampung sebesar Rp1,50 miliar kepada 106 mitra
binaan; DKI Jakarta sebesar Rp0,29 miliar untuk 5 unit mitra binaan;
Jawa Barat sebesar Rp0,35 untuk 7 unit mitra binaan.
2. Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon mitra binaan, di:
Kabupaten Muara Enim, sebanyak 5 (lima) Angkatan pada
bulanPebruari, Maret dan Nopember 2011
Kabupaten Lahat sebanyak 2 (dua) Angkatan pada bulan April 2011.
Kabupaten OKU sebanyak 2 (dua) Angkatan pada bulan Pebruaridan
April 2011.
Kabupaten OKU Timur sebanyak 1 (satu) Angkatan pada
bulanJanuari 2011.
3. Membantu promosi dan pemasaran produk mitra binaan
melaluikegiatan pameran diantaranya:
Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran GelarKarya
PKBL BUMN Expo bulan Maret 2011, di JCC Jakarta
Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran
HUTDEKRANAS ke 31 pada bulan Maret 2011 di SMESCO
Jakarta
Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran JambiExpo
bulan April 2011 di Kota Jambi.
Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran
Inacraftbulan April 2011 di JCC Jakarta
Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran &
BazarHUT PTBA ke 30 bulan April 2011 di Tanjung Enim.
Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran ICRAbulan
Juli 2011 di JCC Jakarta
Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran HKSNExpo
bulan Oktober 2011 di JCC Jakarta
4. Pada tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan dana Program
Kemitraan sebesar Rp98,95 miliar, atau 102,85% dari rencana
penyaluran sebesar Rp96,11 miliar. Sedangkan jumlah mitra binaan
yang menerima penyaluran dana tersebut berjumah 466 unit Usaha
Kecil dan 4 unitkoperasi dalam bentuk pinjaman lunak sebesar Rp11,63
miliar dan dalambentuk biaya pembinaan sebesar Rp2,51 miliar, serta
dalam bentuk kerjasama penyaluran sebesar Rp84,81 miliar.
Kerjasama penyaluran dana PK dilakukan melalui dua kelompok
lembagapenyalur, yakni sesama BUMN dan non-BUMN. Kerjasama
penyaluran dana PK dengan sesama BUMN yang bertindak sebagai
koordinator penyalur (BUMN Penyalur) dilakukan dengan PT Perkebunan
Nusantara X Jawa Timur sebesar Rp20,0 miliar; PT Perkebunan Nusantara VII
Lampung sebesar Rp30,0 miliar; PT Pertani Rp9,54 miliar; PT Sang Hyang Sri
Rp14,75 miliar; PT Pupuk Sriwijaya Rp9.62 miliar. Sehingga total dana
penyaluran melalui BUMN Penyalur di tahun 2011 adalah sebesar Rp83,miliar.
Sedangkan total dana yang disalurkan melalui kerjasama penyaluran dengan
lembaga non-BUMN dilaksanakan oleh PT Bank Perkreditan Rakyat Sriwijaya
Prima, dengan dana yang disalurkan sebesar Rp0,91 miliar. Uraian
selengkapnya mengenai realiasi kegiatan dan biaya Program Kemitraan dapat
dilihat pada buku Laporan Keuangan PKBL tahun 2011. Adapun total
rekapitulasi penyaluran dana PK selama tahun 2011 ditampilkan pada tabel
berikut.
Tabel Realisasi Program Kemitraan (Dalam Rp Juta)Uraian 2010
Realisasi S/D Des 2011
A. Pinjaman 2010 2011• Industri 1.565 660 • Perdagangan 8.292 6.650 • Pertanian - 2.770 • Peternakan 235 15 • Perkebunan - 185 • Perikanan - 15 • Jasa 3.320 1.330 • Lainnya 667 - • Kerjasama 51.348 84.812
Jumlah 65.427 96.437
B. Pembinaan • Industri 1.232 1.450 • Perdagangan 340 564• Pertanian 57 6 • Peternakan 36 - • Perkebunan 12 411 • Perikanan 26 - • Jasa 140 77 • Lainnya 463 –
Jumlah 2.304 2.508 Jumlah Penyaluran ProgramKemitraan 67.731 98.945
2. Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus kegiatan,
yaitu Program Bantuan Bencana Alam, Pendidikan dan Pelatihan, Peningkatan
Kesehatan Masyarakat, Pembangunan Sarana Umum, Pengembangan Sarana
Ibadah dan Pelestarian Alam.Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan
standar hidup dan kesejahteraan masyarakat. Program ini dilaksanakan dalam
berbagai pola yang mencakup:
Penyaluran biaya untuk penyelenggaraan pelatihan.
Pengadaan modal kerja, sarana dan prasarana untuk kelompok usaha
bersama.
Penyaluran bantuan dana untuk program peningkatan gizi balita.
Pengadaan bibit dan benih ikan.
Pembinaan pada kelompok usaha bersama (KUB).
Perseroan juga menggunakan beberapa parameter sebagai indicator
keberhasilan Program Bina Lingkungan, termasuk di antaranya:
Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang ada di sekitar
perusahaan
Semakin berkurangnya angka komplain atau keluhan dari masyarakat
yang berkaitan dengan pemenuhan tanggung jawab social Perseroan.
Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya dengan lancarserta
terjalinnya hubungan yang harmonis dengan warga masyarakatsebagai
salah satu stakeholder Perseroan.
Seiring dengan peningkatan kegiatan Perseroan, total dana yang
disalurkanmelalui pelaksanaan Program Bina Lingkungan kembali
mengalamipeningkatan yang tinggi, mencapai 76,9% dari Rp25,69 miliar di
tahun2010 menjadi Rp46,3 miliar di tahun 2011. Dana tersebut
disalurkanuntuk berbagai program kegiatan, seperti tampak pada tabel berikut.
Dana Program Bina Lingkungan (Dalam Rp Juta)
2011 2010BIDANG BANTUAN (A) (B) %PROGRAMBantuan Bencana Alam 106 868 12 Bantuan Pendidikan & Pelatihan 14.596 8.457 173Bantuan Kesehatan Masyarakat 3.864 1.993 194 Bantuan Sarana & Prasarana Umum 20.083 10.173
197 Bantuan Sarana Ibadah 4.177 4.082 102 Bantuan Pelestarian Alam 431 114 378 BUMN Peduli (sembako murah) 3.000 -Jumlah 46.257 25.687 180