critical jurnal

18
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KOMPRES METRONIDAZOL DAN NaCl 0.9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA DIABETIK DI RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 1. Rangkuman Isi Jurnal Penelitian Luka diabetik merupakan faktor yang menyebabkan masalah biopsikososial spiritual dan ekonomi sampai kematian karena sepsis. Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr Margono Soekarjo Purwokerto (RSMS) dalam perawatan luka diabetik menggunakan larutan yang belum standar, ada yang menggunakan NaCl,madu lebah, dan Metronidazol. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti keefektifan penggunaan kompres Metronidazol dengan NaCl 0.9 % terhadap pertumbuhan granulasi pada luka diabetik. Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang membandingkan keefektifan Metronidazol dan NaCl 0,9% terhadap penyembuhan luka diabetik. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan pendekatan nonequivalent control group design. Pada penelitian ini ada perbedaan 16,6% masih lebih baik metronidazol terkait dengan luas luka disebabkan karena pengaruh anti bakteri dari metronidazole yang akan mengurangi populasi

Upload: bayu-aldi-imansyah

Post on 25-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Critical Jurnal

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KOMPRES METRONIDAZOL DAN NaCl

0.9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA DIABETIK DI

RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

1. Rangkuman Isi Jurnal Penelitian

Luka diabetik merupakan faktor yang menyebabkan masalah

biopsikososial spiritual dan ekonomi sampai kematian karena sepsis.

Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr Margono Soekarjo Purwokerto

(RSMS) dalam perawatan luka diabetik menggunakan larutan yang

belum standar, ada yang menggunakan NaCl,madu lebah, dan

Metronidazol. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti

keefektifan penggunaan kompres Metronidazol dengan NaCl 0.9 %

terhadap pertumbuhan granulasi pada luka diabetik.

Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang membandingkan

keefektifan Metronidazol dan NaCl 0,9% terhadap penyembuhan luka

diabetik. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan

pendekatan nonequivalent control group design. Pada penelitian ini

ada perbedaan 16,6% masih lebih baik metronidazol terkait dengan

luas luka disebabkan karena pengaruh anti bakteri dari metronidazole

yang akan mengurangi populasi bakteri pangganggu proses

penyembuhan pada luka.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara deskriptif

metronidazol lebih baik dibandingkan dengan NaCl 0,9%,

terutama untuk perawatan luka diabetik pada indikator bau dan

sekresi, walaupun secara statistik tidak signifikan.

2. Penilaian Kritis

2.1. Abstrak

a. Abstrak sudah mencakup dari keseluruhan isi penelitian,

yaitu latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan.

Latar belakang penelitian ini yakni blm ada standarisasi

intervensi keperawatan pada luka diabetik.

Page 2: Critical Jurnal

Tujuan penelitian ini yakni membandingkan keefektifan

antara metronidazole dan NaCL 0,9% pada

penyembuhan luka diabetes.

Desain penelitian yang digunakan yakni Quasi

Experimental dan Non Equivalent Control Group.

Pengolahan data menggunakan uji Leve’n kemudian uji

T-test 2n non-correlated dan Chi-square.

Hasil penelitian yaitu data statistik menunjukkan tidak

ada perbedaan antara efektifitas dari Metronidazole dan

NaCl 0.9%.

Kesimpulan yang dapat dari penelitian ini adalah luka

pada diabetik lebih baik menggunakan Metronidazole

dari pada NaCl 0.9%, meskipun pada data statistik tidak

signifikan.

b. Abstrak sudah proporsional, karena dari poin-poin yang ada

sudah dijelaskan sesuai dengan bagiannya.

c. Tapi ada kekurangan pada penulisan abstrak, yaitu

penulisan lebih dari 200 kata. Dimana penulisan abstrak

yang baik maksimal menggunakan 200 kata.

Page 3: Critical Jurnal

2.2. Pendahuluan

a. Cara penulisan pendahuluan sudah bagus karena mencakup

poin-poin yang penting dalam pendahuluan yaitu dari latar

belakang yang sudah mengacu pada aturan penulisan

umum ke khusus, tujuan peneliti, dan hipotesa dari peneliti

b. Ada hubungan antara paragraf satu dengan yang lain.

Meneliti keefektifan penggunaan kompres metronidazole dengan

NaCl 0.9% terhadap pertumbuhan granulasi pada luka

diabetik

Profesi keperawatan harus punya standarisasi perawatan luka yang

berdasar dari hasil penelitian

Dibutuhkan perawatan yang intensif

Biaya perawatan luka pasien diabet relatif besar, karena terkait dengan hari rawat dan bahan habis pakai yang dibutuhkan

Penderita diabet akan dikucilkan karena kotor dan bau akibat luka yang ditimbulkan

Kematian karena sepsis

Ekonomi Spiritual Biopsikososial

Luka Diabetik

TUJUAN

MASALAH

Page 4: Critical Jurnal

2.3. Metode penelitian

a. Penelitian ini adalah penelitian komparatif non parametrik

yang membandingkan keefektifan Metronidazol dan NaCl

0,9% terhadap penyembuhan luka diabetik.

- Dikatakan komparatif non parametrik karena variabel

dari penelitian ini berjenis nominal-nominal, yang

menjadikan masalah pengukuran pada penelitian ini

berjenis kategorik.

b. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan

pendekatan nonequivalent control group design.

- Quasi eksperimental design merupakan pengembangan

dari true experiment design, yang sulit dilaksanakan.

Metodologi ini digunakan apabila subjek tidak mungkin

ditetapkan secara acak.

- Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien dengan

ulkus diabetik diruang perawatan Rawat Inap RSUD

Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto tersebut

selama masa penelitian.

- Bentuk quasi eksperimental design yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group

design, dimana pembagian antara kelompok kontrol

dan perlakuan tidak dilakukan secara acak. Dalam

penelitian ini dilakukan berdasarkan urutan

kedatangannya, yaitu nomor urut ganjil diberikan

kompres Metronidazol yang dikelompokkan ke dalam

kelompok perlakuan dan nomor urut genap diberikan

kompres Nacl 0,9% yang kemudian dikelompokkan

kedalam kelompok kontrol.

Page 5: Critical Jurnal

c. Desain penelitian ini sudah tepat menggunakan quasi

experimental design karena berdasarkan tujuannya penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui kefektifan Metronidazol dan

Nacl 0,9% pada pasien dengan luka diabetik yang akan

diberikan treatment (dimanipulasi).

d. Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan lembar observasi (check list) untuk mengetahui

keadaan luka, bau, sekresi dan granulasi. Kemudian data yang

didapat diproses dengan metode komputerisasi untuk

membandingkan pengaruh rata-rata pemberian kompres

Metronidazol dan NaCl 0,9% terhadap luas luka,sekresi luka,

bau luka dan granulasi pada proses penyembuhan luka

diabetik, yang diolah secara statistik dengan mengunakan uji t

varian berbeda.

e. Sebelumnya penelitian ini dilakukan uji levine test

- Hal ini untuk mengetahui jenis data apakah homogen

atau heterogen yang kemudian menentukan jenis t test

yang digunakan.

f. Setelah dilakukan levine test data berjenis heterogen sehingga

digunakan t test dengan varian yang berbeda.

g. Dalam penelitian ini juga diterapkan chi square test.

- Setelah menggunakan chi square test ternyata hasil

yang diharapkan tidak memenuhi syarat karena

Page 6: Critical Jurnal

melebihi 20%, sehingga sel digabungkan. Setelah

digabungkan pun hasil masih belum memenuhi syarat

sehingga digunakan uji exact fisher, sehingga

menghasilkan data yang signifikan antara kedua

kelompok.

- Fisher probability exact test merupakan salah satu

metode statistik non parametrik untuk menguji

hipotesis. Pada penelitian dua variabel dengan data

yang dinyatakan dalam persen, pengujian hipotesis

dapat dilakukan dengan statistik parametrik chi- kuadrat

(chi square). Bila sampel yang digunakan terlalu kecil

(n<20) dan nilai ekspektasi <5 maka chi-kuadrat tidak

dapat digunakan. Untuk mengatasi kelemahan uji chi-

kuadrat tersebut digunakan Fisher probability exact

test. Uji exact fisher digunakan untuk menguji

signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil

independen bila datanya berbentuk nominal. Untuk

mempermudahkan perhitungan dalam pengujian

hipotesis, maka data hasil pengamatan perlu disusun ke

dalam tabel kontingensi 2 x 2. Fisher exact tes ini lebih

akurat daripada uji chi-kuadrat untuk data-data

berjumlah sedikit. Walaupun uji ini biasanya digunakan

pada tabel sebanyak 2 x 2, namun kita dapat melakukan

Uji exact Fisher dengan jumlah tabel yang lebih besar.

h. Metode pengumpulan data pada jurnal ini adalah dengan

menggunakan lembar observasi (checklist) yang digunakan

untuk mengetahui keadaan luka, bau luka, sekresi luka, dan

granulasi yang dilakukan oleh asisten peneliti serta mendapat

supervisi dari peneliti sendiri.

- Kekurangan pada jurnal ini adalah tidak dicantumkan

bentuk dari lembar observasi (check list) dan tidak

Page 7: Critical Jurnal

dicantumkan berapa kali atau keterangan waktu yang

dibutuhkan peneliti untuk melakukan supervisi.

2.4. Hasil penelitian dan Pembahasan

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis

kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, indek masa tubuh. Dari

checklist didapatkan hasil :

- Umur

Rata-rata umur 54,9 tahun (50 tahun-64 tahun). Dari umur

tersebut berarti memang terkena usia rentan memiliki resiko

penyakit degeneratif salah satunya diabetik. Hal ini disebabkan

karena kelenturan jaringan dan kepekaan syaraf perifer

semakin berkurang, sehingga kondisi ini akan memudahkan

luka diabetik (Suzanne, 2002; De Jong, 2001).

- Pendidikan

20 responden berpendidikan SD, SMP 10 responden.

- Jenis pekerjaan

11 orang responden sebagai buruh atau 55 % dan yang paling

sedikit swasta sebanyak 5 % atau 1 orang.

- Kadar gula darah

Berkisar antara 153 gr%-297 gr% dengan rerata sebesar 184,3

gr%. Kada gula darah >140 mg/100 ml akan memperbesar

resiko terjadinya infeksi luka pada kaki, hal ini disebabkan

karena neuropati, penyakit vaskuler perifer, dan penurunan

daya imunitas, penurunan daya imunitas ini akan mengganggu

kemampuan leukosit untuk menghancurkan bakteri, sehingga

luka yang timbul pada penderita diabetik cenderung

mengalami prognosis yang jelek bila tidak ditangani dengan

baik (Stuart, 2004)

- Kadar albumin

Page 8: Critical Jurnal

Bervariatif, yang berkisar antara 2,98 g/dL-3,05 g/dL. Adapun

hanya satu orang dengan kadar albumin 3,95 g/dL. Rata-rata

kandungan albumin sebesar 3,05 g/dL.

- IMT

Menunjukkan rata-rata 20,5 yang termasuk kategori normal.

Dengan IMT normal dimungkinkan adanya keseimbangan

antara insulin yang diproduksi dengan jumlah gula darah yang

beredar. Gula darah yang normal akan merupakan suasana

kondusif bagi viskositas darah, perfusi oksigen dan nutrisi

serta imunitas ke dalam sel otot, hati dan lemak. Keadaan ini

akan mendukung proses penyembuhan luka yang bisa

dibuktikan dengan tumbuhnya granulasi dan epithelisasi luka.

- Lokasi lesi

Pada daerah tungkai bawah sebanyak 18 responden atau 90 %

dari 20 responden.

Karakteristik Luka

Setelah tujuh hari perawatan gambaran tentang luas luka

menunjukkan sebanyak 12 orang mempunyai luas luka antara 50 –

150 mm. Dari 12 orang tersebut 5 orang dirawat dengan NaCl 0,9

% dan tujuh orang responden dirawat dengan Metronidazol.

Sedangkan untuk yang mempunyai luas luka paling kecil yaitu

antara 10 sampai dengan <50 mm sebanyak 6 orang, sebesar 66,7%

atau empat orang dirawat dengan NaCl 0,9% sedangkan 2 orang

dirawat dengan Metronidazol.

Pada gambaran sekresi terlihat yang masih dalam kategori

banyak yaitu empat orang dirawat dengan dengan NaCl 0.9%.

Sedangkan yang sekresinya agak banyak sejumlah 16 responden

terdiri atas 10 orang (62.5%)dirawat dengan Metronidazol dan 6

orang (37.5% dirawat dengan NaCl 0.9%.

Gambaran bau luka paling banyak menimbulkan efek pada luka

agak bau, dimana bau yang dapat tercium dari jarak 1 meter

sebantak 10 orang; tujuh orang (70%) dirawat dengan NaCl 0.9%

Page 9: Critical Jurnal

dan tiga orang (30%) dirawat dengan Metronidazol. Sedangkan

pada luka yang tidak bau sebanyak delapan orang, tujuh orang

(87.5%) dirawat dengan Metronidazol.

Gambaran granulasi menunjukan sebanyak 15 orang responden

tidak menunjukan adanya perubahan granulasi. Sedangkan ada

sedikit granulasi dapat di lihat pada 5 orang responden, 3 orang

(60%) responden diantaranya di rawat dengan Metronidazol.

Efektifitas Tindakan Perawatan Luka

1. Perawatan dengan NaCl 0.9 %

- Luas Luka : tidak menunjukan perubahan.

- Sekresi : Pada sekresi terdapat perubahan kategori,

dimana sebelum perawatan terdapat 3 responden dengan

sekresi sangat banyak, lalu menjadi 2 responden dengan

sekresi banyak dan 1 responden agak banyak, sedangkan

pada sekresi kategori banyak tidak ada perubahan.

- Granulasi : Awalnya tidak ada granulasi luka, setelah

perawatan selama tujuh hari terdapat 2 responden (20%)

yang memiliki sedikit granulasi.

- Bau : sebelum perawatan terdapat dua responden berbau

sangat busuk, berubah menjadi satu responden menjadi

busuk dan satu responden agak busuk. Bau agak busuk

menjadi enam orang responden terjadi perubahan kategori

dua orang (33.3%) menjadi tidak berbau dan empat

responden (66.7%) bau tidak berubah.

2. Perawatan dengan Metronidazol

- Luas luka : tidak menunjukkan perubahan.

- Sekresi : Pada sekresi luka, satu orang responden

dengan

sekresi sangat banyak setelah perawatan Metronidazol

berubah menjadi agak banyak, sedangkan 9 responden

yang awalnya dengan sekresi banyak berubah menjadi

kategori agak banyak.

Page 10: Critical Jurnal

- Granulasi : sebelum perawatan Metronidazol tidak ada

responden yang mengalami granulasi pada lukanya dan

setelah perawatan selama tujuh hari terdapat perubahan

kategori pada dua orang (20%) menjadi ada sedikit

granulasi

- Bau : Pada bau luka, tiga responden dengan

sangat busuk sebelum

perawatan menjadi dua responden (66.7%) tidak berbau

dan satu responden (33.3%) agak busuk. Pada kategori

busuk sebanyak 4 orang setelah perawatan menjadi 3

responden tidak berbau dan satu orang agak busuk. Pada

kategori agak busuk berubah menjadi tidak berbau.

Melalui hasil uji statistik dengan t-test independen antara NaCl

0.9% dengan Metronidazol pada perawatan luka diabetik selama satu

minggu akan menghasilkan efek yang sama. Hasil analisis dengan

metode ini tidak memenuhi syarat karena nilai expectacynya melebihi

20 %, sehingga kemudian selnya di gabung. Setelah digabung pun

ternyata masih belum memenuhi syarat maka dilakukan uji exact

fisher, dan didapatkan hasil perawatan luka Diabetik dengan NaCl

0.9% pada kategori sekresi memberikan hasil yang signifikan

(P=0.011) demikian juga pada perawatan luka diabetik dengan

metronidazol pada kategori Bau (P = 0.003) dan pada kategori sekresi

(P = 0.000).

KRITISI

Skala pengukuran:

- Penggunaan kompres Metronidazol = nominal

- Penggunaan kompres NaCl 0,9% = nominal

- Proses penyembuhan luka = nominal

Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain quasi

experimental dengan pendekatan nonequivalent control group.

Page 11: Critical Jurnal

Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok,yaitu kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol. Subjek pada penelitian pasien diabetes

dengan ulkus diabetik di ruang Kenanga dan Teratai di RS Prof

Dr Margono Soekarjo Purwokerto.

Uji t-test independent/ bebas (t-test separated varians) digunakan

dalam mengolah data karena data yang diolah tidak berpasangan

atau bersifat bebas.

Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil penelitian diatas peneliti

menggunakan perhitungan statistika non parametrik Chi Square

dengan tabel kontigensi. Namun peneliti mengungkapkan bahwa

metode tersebut tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi

syarat akibat nilai expectasinya melebihi 20%. Lalu peneliti

mencoba menggabung sel pada tabel kontigensi, dan setelah

digabung pun ternyata masih belum memenuhi syarat. Oleh

karena itu peneliti melakukan uji exact fisher dan didapatkan hasil

perawatan luka Diabetik dengan NaCl 0.9% pada kategori sekresi

memberikan hasil yang signifikan (P=0.011) demikian juga pada

perawatan luka diabetik dengan metronidazol pada kategori bau

(P = 0.003) dan pada kategori sekresi (P = 0.000).

Peneliti menyampaikan bahwa perlu dilakukan penelitian lain

untuk membandingkan antara metronidazol dengan pencuci luka

yang lain misalnya silver, seperti yang disarankan oleh Colier

(2004), sepanjang tidak melanggar kode etik yang ada di rumah

sakit. Selain itu peneliti juga mengungkapkan tentang perlunya

dikembangkan penelitian mengenai perawatan luka untuk

mengembangkan standar perawatan luka yang lebih baik.

Kekurangan jurnal ini : Pada hasil dan pembahasan, peneliti tidak

menyantumkan tabel hasil pengolahan data. Peneliti hanya

menyajikannya dengan narasi, sehingga kurang memudahkan

pembaca dalam membaca hasil dan data.

3. Feasibility aplikasi jurnal penelitian di Indonesia

Page 12: Critical Jurnal

Penggunaan kompres metronidazole pada perawatan luka diabetes

bisa dilakukan di Indonesia, karena di Rumah Sakit untuk perawatan luka

diabetes telah banyak yang menggunakan kompres metronidazole,

mengingat saat ini banyak pengembangan perawatan luka pada luka

diabetes. Akan lebih baik lagi jika perawatan luka menggunakan

metronidazole dan NaCl 0,9% yang baik dan benar akan mempercepat

penyembuhan luka kaki diabetik (selama 3 minggu luka membaik)

daripada hanya menggunakan NaCl 0,9% saja (selama 6 minggu luka baru

terjadi pemulihan). Karena metrodinazole merupakan antibiotik,

antiprotozoa dan antibakteri. Sehingga melawan infeksi yang disebabkan

oleh bakteri dan amoebadalam tubuh (Mulyono, 2012).