critical appraisal.docx

21
CRITICAL APPRAISAL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengelasandi Pontianak Sebagai tugas mata kuliah Seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Oleh: Fadhlullah Hardiyansyah NIM. 122110101166 BAGIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: ardhy-hardiyansyah

Post on 11-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

CRITICAL APPRAISALFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengelasandi Pontianak

Sebagai tugas mata kuliah Seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Oleh:Fadhlullah HardiyansyahNIM. 122110101166

BAGIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS JEMBER2015ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan taufik serta hidayah-Nya, sehingga tugas Telaah Kritis Jurnal mengenai Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengelasan di Pontianak dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat serta orang-orang yang tegak diatas agama-Nya hingga akhir zaman. Penulisan tugas Critical Appraisal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:1. Dr. Isa Marufi SKM., M.Kes., selaku dosen mata kuliah Seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja2. Orang tua, atas segala restu dan dukungan yang diberikan.3. Teman-teman, atas segala bentuk bantuan dan motivasi yang diberikan.Penulis berharap pembaca dan dosen pengampu mata kuliah Seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dapat memberikan kritik dan saran karena penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini. Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi teman-teman peminatan bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Jember, 9 Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I . RINGKASAN ISI JURNAL1BAB 2. STRUKTUR42.1 Peneliti42.2 Judul Penelitian dan Ruang Lingkup42.3 Penerbit42.4 Abstrak42.5 Konsistensi dan Alur Informasi5BAB 3. SUBSTANSI63.1 Tujuan dan Manfaat Hasil63.2 Kerangka Berfikir Ilmiah6BAB 4. METODE74.1 Desain Penelitian, Variabel, Populasi, dan Sampel74.2 Instrumen dan Teknik Pengukuran74.3 Teknik Analisis8BAB 5. KESIMPULAN DAN GENERALISASI9BAB 6. PUSTAKA10BAB 7. KESIMPULAN MUTU ARTIKEL11DAFTAR PUSTAKA12

BAB I . RINGKASAN ISI JURNAL

Di Kota Pontianak, home industry teralis telah berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Industri teralis merupakan industri kecil yang memiliki potensi bahaya yang mencakup bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya listrik, dan bahaya mekanik. Namun yang menjadi masalah disini adalah peneliti mencoba menganalisis faktor-faktor yang berhubungandengan gangguan fungsi paru pada pekerja las akibat bahaya kimia yang merupakan bahan buangan partikulat hasil dari proses pengelasan. Asap pengelasan yang terbentuk saat proses pengelasan terdiri dari berbagai campuran logam seperti besi (Fe), mangan (Mn), kromium (Cr), dan nikel (Ni).

Perlu diketahui bahwa pemilik industri sektor informal ini tidak memberikan perhatian dalam pelayanan kesehatan kerja terhadap pekerjanya, sehingga paparan asap pnegelasan menyebabkan terjadinya penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru dan menjadi beban pekerja.Mekanisme paparan debu las pada pekerya las yaitu debu masuk saluran nafas menyebabkan timbulnya reaksi mekanisme pertahanan non-spesifik berupa batuk, bersin, gangguan transport mukosilier dan fagositosis oleh makrofag.Otot polos di sekitar jalan nafas dapat terangsang sehingga menimbulkan penyempitan. Keadaan ini biasanya terjadi bila kadar debu melebihi nilai ambang batas. Selain itu, asap debu yang mengandung logam akanmenyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Iritasi yang terjadi secara umum menyebabkan emphysema, kelainan obstruktif dan fibrosis paru.

Populasi pekerja dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja las sebanyak 315 orang yang bekerja di seluruh bengkel pengelasan di Wilayah Kota Pontianak.Sampel pekerja diambil dalam penelitian ini mempertimbangkan pekerja yang tidak menderita penyakit paru dan ISPA dengan jumlah pekerja sebanyak 78 orang dengan pemilihan subyek sampel dilakukan dengan teknik random sampling.Pengukuran fungsi paru dilakukan dengan menggunakan spirometer, pengukuran kadar debu las terhirup dengan menggunakan alat Personal Dust Sampler, pengukuran status gizi (microtoise dalam penilaian tinggi badan) dan timbangan badan portable (dalam penilaian berat badan).

Sebanyak 78 responden yang diukur kadar debunya menggunakan personal dust sampler, kadar debuterhirup oleh responden masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB=3 mg/m3) berdasarkan NationalOccupational Health and Safety Commission (NOHSC). Dalam penelitian ini juga dapat diketahuibahwa kadar debu terhirup responden paling tinggiadalah 2,791 mg/m3 dan paling rendah adalah 0,085 mg/m3. Rata-rata kadar debu terhirup responden 0,83 mg/m3dengan standar deviasi 0,70.

Hasil Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Las di Kota Pontianak :

1. Hasil uji statistik kadar debu terhirup dengan kapasitas fungsi paru.

Menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kadar debu terhirup dengan kapasitas fungsi paru pada pekerja pengelasan di Kota Pontianak p-value=0,001 (p-value< 0.05).

2. Hasil uji statistik hubungan status gizi, masa kerja, lama paparan dan penggunaan APD dengankapasitas fungsi paru.

Terdapat 2 (dua) variabel yang mempunyai nilai p value < 0,05 yaitu: kadar debu terhirup (p-value=0,001)dan lama paparan (p-value=0,008). Ada hubungan yang bermakna antara debu las terhirup (p-value=0,001) dan lama paparan (pvalue= 0,008) dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pengelasan di Kota Pontianak. Tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi (p-value=0,448), masa kerja (p-value=0,609), dan penggunaan APD (p-value=1,000) dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pengelasan di Kota Pontianak

3. Hasil uji statistik kecenderungan kadar debu terhirup berdasarkan lama paparan responden

Responden yang lama paparannya > 8 jam/hari mempunyai kecenderungan rata-rata kadar debu terhirupnya lebih tinggi (0,94484 mg/m3) dibandingkan dengan pekerja pengelasan yang lama kerjanya < 8 jam/hari (0,68891 mg/m3 ).

BAB 2. STRUKTUR

2.1 PenelitiPenelitian ini dilakukan oleh dr. Deviandhoko, M.Kes, Dra. Nur Endah W, MS dan Dr. Nurjazuli, S.KM, M.Kes,. Latar belakang tempat kerja/instansi dr. Deviandhoko, M.Kes, adalah dirumah sakit khusus pemerintahan provinsi Kalimantan Barat. Dr. Dra. Nur Endah W, MS dan Dr. Nurjazuli, S.KM, M.Kes bekerja sebagai dosen di Program Magister Kesehatan Lingkungan UNDIP.Hal ini menunjukkan adanya relevansi atau kesesuaian bidang dengan yang diteliti, yaitu masalah kesehatan.

2.2 Judul Penelitian dan Ruang LingkupJudul dalam penelitian ini mudah di mengerti dan dipahami, karenahanya terdiri dari 14 kata dan tidak ada pengulangan arti kata. Selain itu seharusnya judul menggunakan kalimat baku dengan menghindari kata Yang. Menurut saya judul yang lebih baku adalah HubunganFaktor-Faktor Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengelasan di Kota Pontianak

2.3 PenerbitDalam jurnal ini tidak tercantum penerbit resmi. Ada kemungkinan jurnal ini merupakan jurnal hasil penelitian yang diterbitkan secara pribadi atau mungkin jurnal ini diterbitkan oleh peneliti sebelum melalui proses seleksi oleh penerbit jurnal yang resmi. Namun jurnal ini memiliki tahun terbitan dan volume Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012.

2.4 AbstrakJumlah kata dalam abstrak yang tidak boleh lebih dari 250 kata.Jumlah kata dalam abstrak penelitian ini terdiri dari 235 kata Jumlah kata dalam abstrak yang tidak boleh lebih dari 250 kata.Jumlah kata dalam abstrak penelitian ini terdiri dari 197 kata.Artinya penulis sudah memperhatikan etika penulisan abstrak yang tidak boleh melebihi batas 250 kata.2.5 Konsistensi dan Alur InformasiKonsistensi jurnal ini dalam menyampaikan alur informasi penelitian sudah baik, dimulai dari memberikan gambaran perkembanagan pesat home industri pengelasan, analisis bahan logam berbahaya yang terdapat ada polutan pengelasan, analisis dampak polutan asap las bagi kesehatan, menghubungkan variabel-variabel yang terkait terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pernafasan pekerja, pengukuran faal paru pekerja, dan pengambilan kesimpulan dengan uji statistik. Tujuan penelitian dengan hasil pembahasan sudah konsisten, dari tujuan penelitian menyatakan untuk mengukur gangguan fungsi paru-paru pada pekerja pengelasan dan faktor yang mempengaruhinya di Kota Pontianak, sedangkan pada pembahasan yang dibahas tentang pengukuran faal paru pada pekerja dan dihubungkan dengan variable-variabel yang terkait.

BAB 3. SUBSTANSI

3.1 Tujuan dan Manfaat HasilTujuan penelitian terdapat dalam bagian abstrak.Peneliti hanya menulis tujuan secara umum saja, sehingga tujuan khusus penelitian masih kurang jelas.Sedangkan manfaat hasil penelitian ini tidak disampaikan.

3.2 Kerangka Berfikir IlmiahLatar belakang dilakukannya penelitian adalah Pembangunan industri yang tidak berwawasan lingkungan dan kesehatan yang berdampak pada kesehatan manusia.Disini peneliti mencoba melakukan penelitian tentang faal paru pada pekerja pengelasan teralis di Pontianak yang dianggap sebuah masalah karena ditemukanya gangguan pernafasan pada pekerja las dan perhatian yang kurang oleh pemilik industry terhadap pekerjanya. Dari sisni dapat diambil kesimpulan bahwa peneliti dapat menjelaskan alasan kenapa melakukan penelitian di kota Pontianak.

3.3 Ketajaman HipotesisSecara Prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka. Bentuk penelitian yang berhipotesis adalah penelitian hubungan. (Nasir, 2011). Peneliti ini termasuk kedalam jenis penelitian hubungan, pada jurnal ini peneliti tidak mencantumkan adanya hipotesis secara prosedural, karena peneliti tidak menampilkan kajian pustaka.

BAB 4. METODE

4.1 Desain Penelitian, Variabel, Populasi, dan Sampela. Desain Penelitian Penelitian menggunakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan fenomenologis.Sebelum melakukan penelitian, peneliti mencoba menggalli fakta-fakta dilapangan mengenai masalah kesehatan yang sering terjadi pada pekerja pengelasan..b. Variabel PenelitianVariabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah masa kerja, status gizi, APD sebagai variabel dependen dan gangguan fungsi paru sebagai variabel independen.c. Populasi dan SampelPopulasi pekerja dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja las sebanyak 315 orang yang bekerja di seluruh bengkel pengelasan di Wilayah Kota Pontianak..Sampel pekerja diambil dalam penelitian ini mempertimbangkan pekerja yang tidak menderita penyakit paru dan ISPA dengan jumlah pekerja sebanyak 78 orang dengan pemilihan subyek sampel dilakukan dengan teknik random sampling.

4.2 Instrumen dan Teknik PengukuranPengukuran fungsi paru dilakukan dengan menggunakan spirometer, pengukuran kadar debu las terhirup dengan menggunakan alat Personal Dust Sampler, pengukuran status gizi (microtoise dalam penilaian tinggi badan) dan timbangan badan portable (dalam penilaian berat badan), sedangkan data karakteristik responden, umur, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, kebiasaan menggnakan Alat Pelindung Diri (APD), dan lama paparan, dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur.4.3 Teknik AnalisisAnalisis data penelitian dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisis data univariat dilakukan untuk mendiskripsikan karakteristik responden, sedangkananalisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan kadar debu las terhirup dengan gangguan fungsi parudengan uji statistik non parametrik uji Kendall (=0,05). Sedangkan analisis bivariat yang digunakan untuk melihat hubungan antara status gizi, masa kerja, lama paparan dan penggunaan APD dengan kapasitas fungsi paru dengan uji statistik non parametrik Chi-Square (=0,05).

BAB 5. KESIMPULAN DAN GENERALISASI

Kesimpulan disini menjawab tujuan umum dari penelitian, jadi hal ini sesuai dengan kaidah penulisan hasil penelitian,, sebab seharusnya kesimpulan dari penelitian ini harus membuktikan kesesuaian rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dibuat oleh peneliti yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian.Konteks penelitian ini tergolong dalam sebuah penelitian yang spesifik, karena hanya menganalisis fungsi paru pada pekerja pengelasan, jadi hasil penelitian ini nantinya dapat tidak dapat diterapkan pada konteks secara umum,

BAB 6. PUSTAKA

Menurut aturan yang dikutip dari BSN, pustaka yang digunakan acuan dalam penulisan ilmiah seharusnya didukung minimal 7 (tujuh) daftar pustaka, 80% mengacu pustaka 10 (sepuluh) tahun terakhir, dan 80% berasal dari sumber acuan primer (www.bsn.co.id).Pustaka yang digunakan untuk penelitian ini sudah relevan dengan judul penelitian.Jumlah pustaka yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 24 daftar pustaka, hal itu sudah dianggap cukup baik.Rata-rata buku terbitan diantara tahun 2000-2010.Ada beberapa buku yang terbitan tahun 1990-an.Dari segi kemuktahiran sumber pustaka, kebanyakan sumber pustaka yang digunakan peneliti memiliki batasan waktu lebih dari 10 tahun terakhir, hal ini menyebabkan tingkat kemuktahiran dari penelitian ini masih kurang baik..

BAB 7. KESIMPULAN MUTU ARTIKEL

Penelitian tergolong cukup baik, mulai dari judul, tata bahasa, susunan kalimat yang digunakan, latar belakang sudah menjelaskan alasan peneliti melakukan penelitian pekerja las teralis di kota Pontianak dan terdapat kesesuain antara tujuan dengan hasil yang diperoleh..Penelitian ini juga didukung dengan uji statistik yang tingkat validitasnya mendekati fakta yang ada dilapangan.Kelebihan penelitian ini adalah topik yang diambil adalah gangguan fungsi paru pada tukang las, tampaknya peneliti tinggal di tempat yang tidak jauh dari lingkungan populasi sampel dan memudahkan untuk peneliti dalam menjangkau sampel.Sedikit kelemahan terletak pada tidak adanya kajian pustaka sehingga hipotesis tidak bisa ditulis secara prosedural.Dan sebaiknya peneliti juga bisa menjelaskan manfaat dari kegiatan penelitian ini, tidak hanya digunakanan untuk mencari sebuah hubungan tapi lebih mengarah kesebuah tindakan dan program dalam menangani masalah yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Nasir, Abdul Muhith, Ideputri (2011), Metodologi Penelitian Kesehatan,Mulia Medika, Yogyakarta.

BSN.http://www.bsn.go.idfiles348256349Litbang%202010JS%20Vol12pedoman%20penulisan pdf