crf
DESCRIPTION
crfTRANSCRIPT
PENDAHULUANPenyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu prosespatofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjalyang irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untukmempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehinggamenyebabkan uremia (Black & Hawk, 2009; Smeltzer & Bare, 2008; Sudoyo dkk,2006).
Gagal ginjal kronik didefinisikan sebagai kerusakan ginjal atau GFR <60 mL/min/1,73 m2 selama 3 bulan. Kerusakan ginjal ditandai denganabnormalitas patologi ginjal atau adanya marker kerusakan ginjal, yangmeliputi abnormalitas test darah atau urin atau gambaran struktur kerusakanginjal (NKF-K/DOQI, 2002).
Tabel 2.1 Batasan penyakit ginjal kronik
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
- Kelainan patologik
- Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan
2. Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m² selama > 3 bulan dengan
atau tanpa kerusakan ginjal
(Sumber: Chonchol, 2005)
. Klasifikasi tersebut membagi penyakit
ginjal kronik dalam lima stadium. Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan
fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2 kerusakan ginjal dengan penurunan
fungsi ginjal yang ringan, stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan yang
sedang fungsi ginjal, stadium 4 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi
ginjal, dan stadium 5 adalah gagal ginjal (Perazella, 2005) .
Tabel I. Distribusi Penyebab Gagal Ginjal Kronik Di EropaPenyebab Rata-rata Frekuensiterjadinya (%)Glomerulonefritis 20-25Diabetes 15-20Penyakit multisistem, tumor, haemolyticuraemicsyndrome, gout10-15Pyelonefritis 10Hipertensi / renovascular 10Kongenital (polycystic) 10Drug nephrotoxicity 5-10Interstitial nephritis 5Tidak diketahui penyebabnya 10-15(Greene dan Harris, 2000)
c. Faktor Risiko Gagal Ginjal KronikFaktor risiko terjadinya gagal ginjal kronik dibagi menjadi 3kelompok, yaitu :1) Faktor yang tidak langsung menyebabkan gagal ginjal kronik, sepertiumur, pendapatan dan pendidikan yang rendah, ras, penurunan massaginjal, berat badan lahir rendah, riwayat keluarga gagal ginjal kronik,inflamasi sistemik, dan dislipidemia.2) Faktor inisiasi gagal ginjal kronik, meliputi diabetes, hipertensi, danglomerulonefritis.3) Faktor progresivitas, meliputi glikemia, hipertensi, proteinuria, merokok,dan obesitas (Joy dkk., 2009).
Tabel II. Manifestasi Klinik Pada Gagal Ginjal KronikPenyebab Manifestasi Klinik Manajemen TerapiRetensiNatrium / Air HipertensiUdem, sistemik maupunparu-paruGagal jantungPembatasan Na / Air,diuretik, antihipertensiKalium Hiperkalemia, aritmia Pembatasan dietNitrogen :1) Urea2) Asam urat3) Kreatinin4) Lain-lain
Mual, muntah, purpuraHiperurisemia, goutUncertainLetargi, anorexia, dan lainlainPerhatian padakonsumsi proteinMolekul dengan BM500-5000 DaLetargi, anorexia, dan lainlainFosfat Osteodistrofi ginjal Pembatasan dietMelanin, dan lain-lain Pigmentasi kulitAsam Asidosis metabolik, dyspnea Bikarbonat oralEndokrinVitamin D dandefisiensi kalsiumOsteodistrofi ginjalMiopatiNeuropati perifer, kramPruritisAnalog vitamin D,kalsiumDefisiensieritropoietinAnemia BiosintesiseritropoietinLain-lainToleransi glukosa Hiperglikemia AntidiabetikaMetabolisme insulin Hipoglikemia Glukosa11Tabel II. Lanjutan...Lipoprotein lipase Hiperlipidemia,aterosklerosis, penyakitjantung iskemik (IHD)Diet lemak; agenantihiperlipidemia (statin)Imunodefisiensi InfeksiPerikarditisAntibiotikPlatelet defect KoagulasiStress ulceration Antagonis histamin (H2)Beberapa masalahdengan terapi obat(Greene dan Harris, 2000)
Stadium penyakit didasarkan pada tingkat fungsi ginjal, dan sebagaidiagnosis, berdasarkan klasifikasi dari Kidney Disease Outcome QualityInitiative: Clinical Guideline for Chronic Kidney Disease (NKF/K-DOQI),
sebagai berikut :Tabel III. Stadium Penyakit Ginjal KronikStadium Deskripsi GFR(mL/min/1,73 m2)1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal or GFR 902 Kerusakan ginjal dengan GFR ringan (mild) 60-893 Penurunan GFR sedang (moderat) 30-594 Penurunan GFR berat (severe) 15-295 Gagal ginjal (Kidney Failure) < 15 atau dialisis(NKF-K/DOQI, 2006)
Berdasarkanjurnal Diagnosis And Treatment of Anemia of Chronic Kidney Disease in thePrimary Care Setting tahun 2008 merekomendasikan target kadar hemoglobinpada terapi dengan eritropoietin adalah 10-12 g/dL.
Sedangkan terapi farmakologi gagal ginjal kronik,yaitu bila disertai diabetes melitus, dengan terapi insulin intensif 3 kali ataulebih sehari dengan target glukosa darah prepandrial 70-120 mg/dL danpostpandrial < 180 mg/dL, jika disertai hipertensi, kontrol hipertensi denganoptimal, JNC-7 merekomendasikan target tekanan darah < 130/85 mmHg(Hudson, 2009).
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal
secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin azotemia,
memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara keseimbangan cairan
dan elektrolit (Sukandar, 2006).
1) Peranan diet
Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk mencegah atau
mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk jangka lama dapat merugikan
terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
2) Kebutuhan jumlah kalori
Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GGK harus adekuat dengan
tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen,
memelihara status nutrisi dan memelihara status gizi.
3) Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah
diuresis mencapai 2 L per hari.
4) Kebutuhan elektrolit dan mineral
Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari
LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease).
b. Terapi simtomatik
1) Asidosis metabolik
Asidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium
(hiperkalemia). Untuk mencegah dan mengobati asidosis metabolik dapat
Universitas Sumatera Utaradiberikan suplemen alkali. Terapi alkali (sodium bicarbonat) harus segera
diberikan intravena bila pH ≤ 7,35 atau serum bikarbonat ≤ 20 mEq/L.
2) Anemia
Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan salah satu pilihan
terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian transfusi darah harus
hati-hati karena dapat menyebabkan kematian mendadak.
3) Keluhan gastrointestinal
Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering
dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama
(chief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain adalah
ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang harus
dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat-obatan simtomatik.
4) Kelainan kulit
Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit.
5) Kelainan neuromuskular
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis reguler
yang adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal paratiroidektomi.
6) Hipertensi
Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
7) Kelainan sistem kardiovaskular
Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular yang
diderita.
c. Terapi pengganti ginjal
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu
pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis,
dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal (Suwitra, 2006).
1) Hemodialisis
Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik
azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada
pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG).
Universitas Sumatera UtaraIndikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif.
Beberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis,
ensefalopati/neuropati azotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang
tidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan
Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin > 10 mg%. Indikasi
elektif, yaitu LFG antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m², mual, anoreksia, muntah,
dan astenia berat (Sukandar, 2006).
Hemodialisis di Indonesia dimulai pada tahun 1970 dan sampai sekarang
telah dilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan. Umumnya dipergunakan
ginjal buatan yang kompartemen darahnya adalah kapiler-kapiler selaput
semipermiabel (hollow fibre kidney). Kualitas hidup yang diperoleh cukup
baik dan panjang umur yang tertinggi sampai sekarang 14 tahun. Kendala
yang ada adalah biaya yang mahal (Rahardjo, 2006).
2) Dialisis peritoneal (DP)
Akhir-akhir ini sudah populer Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis
(CAPD) di pusat ginjal di luar negeri dan di Indonesia. Indikasi medik
CAPD, yaitu pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65 tahun),
pasien-pasien yang telah menderita penyakit sistem kardiovaskular, pasienpasien yang cenderung akan mengalami perdarahan bila dilakukan
hemodialisis, kesulitan pembuatan AV shunting, pasien dengan stroke, pasien
GGT (gagal ginjal terminal) dengan residual urin masih cukup, dan pasien
nefropati diabetik disertai co-morbidity dan co-mortality. Indikasi non-medik,
yaitu keinginan pasien sendiri, tingkat intelektual tinggi untuk melakukan
sendiri (mandiri), dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal (Sukandar, 2006).
3) Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi dan faal).
Pertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu:
a) Cangkok ginjal (kidney transplant) dapat mengambil alih seluruh (100%) faal
ginjal, sedangkan hemodialisis hanya mengambil alih 70-80% faal ginjal
alamiah
b) Kualitas hidup normal kembali
Universitas Sumatera Utarac) Masa hidup (survival rate) lebih lama
d) Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama berhubungan dengan obat
imunosupresif untuk mencegah reaksi penolakan
e) Biaya lebih murah dan dapat dibatasi