cover - manaemen km

43
Manajemen KSM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya C29 MODUL KHUSUS KOMUNITAS PNPM Mandiri Perkotaan

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cover - Manaemen KM

Manajemen KSM

DEPARTEMEN

PEKERJAAN

UMUMDirektorat Jenderal Cipta Karya

C29MODUL KHUSUS KOMUNITAS

PNPM Mandiri Perkotaan

Page 2: Cover - Manaemen KM

Modul 1 KSM sebagai Media Pembelajaran Masyarakat 1

Kegiatan 1 Mengapa harus Berkelompok 2

Kegiatan 2 Review Tujuan Pembentukan KSM dalam PNPMMP 3

Modul 2 Mengenali Tahap Perkembangan Kelompok 14

Kegiatan 1 Permainan Bola, Memahami Tahap Perkembangan kelompok 15

Modul 3 Analisa Tahapan Perkembangan KSM 21

Kegiatan 1 Kunjungan Lapangan 22

Kegiatan 2 Diskusi Refleksi hasil Kunjungan Lapangan 22

Modul 4 Mengelola KSM 25

Kegiatan 1 Belajar dari Pengalaman, Faktor Keberhasilan kelompok 26

Kegiatan 2 Simulasi Pengelolaan Sumber Daya 27

Modul 5 Memahami Peran BKM/LKM dan UP dalam Manajemen KSM

35

Kegiatan 1 Diskusi Nilai – nilai Pendampingan BKM/LKM, UP dalam Manajemen KSM

36

Kegiatan 2 Curah Pendapat Peran BKM/LKM dan UP 37

Page 3: Cover - Manaemen KM

1

Modul 1 Topik: KSM Sebagai Media Pembelajaran Masyarakat

1. Peserta memahami pentingnya berkelompok

2. Peserta memahami Konsep KSM sebagai media pembelajaran masyarakat

3. Peserta memahami konsep KSM yang ideal (Mandiri)

Kegiatan 1: Mengapa harus berkelompok (KSM)?

Kegiatan 2: Review tujuan pembentukan KSM PNPM-MP

2 Jpl ( 90 ’)

Bahan bacaan – Apakah arti sebuah kelompok?

Bahan bacaan – Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

1. Kertas Plano

2. Kuda-kuda untuk Flip-chart

3. Metaplan

4. Papan Tulis dengan perlengkapannya

5. Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Page 4: Cover - Manaemen KM

2

Mengapa Harus Berkelompok (KSM)? 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa sebagai BKM/LKM dan UP,

penting bagi peserta untuk betul-betul memahami apa itu KSM, mengapa harus memfungsikan KSM, serta bagaimana cara membina KSM. KSM adalah sebuah kelompok, sehingga ilmu mengenai berkelompok pun harus dipahami oleh peserta.

2) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan pertama yaitu pentingnya membangun kelompok. Bagilah peserta ke dalam beberapa kelompok yang masing masing terdiri dari 6 orang, tiap kelompok akan diberikan 40 batang lidi kemudian taburkan potongan kertas kecil ke lantai di depan ruang belajar. Ajaklah setiap kelompok satu persatu :

a. kelompok 1 membersihkan kertas yang berserakan dengan sati orang satu batang lidi. b. kelompok 2 mengikat setiap 10 buah lidi menjadi 1 kemudian digunakan untuk

membersikah kertas. c. Kelompok 3 mengikat setiap 20 batang lidi menjadi satu kemudian digunakan untuk

membersihkan kertas. d. Kelompok 4 mengikat ke 40 batang lidi menjadi satu kemudian digunakan untuk

membersihkan kertas.

3) Kemudian akhiri permainan dengan meminta peserta untuk mengambil pelajaran yang didapat dari permainan tersebut. Tetapi tidak meminta peserta untuk berbagi pemikiran kepada yang lain, cukup didalam hatinya masing-masing. Lanjutkan ke permainan berikutnya.

4) Mintalah 18 relawan dari peserta . bentuklah ke dalam 3 kelompok dengan komposisi sebagai berikut :

a. kelompok 1 beranggotakan 3 orang b. kelompok 2 beranggotakan 5 orang c. kelompok 3 beranggotakan 10 orang

5) Berikan pada masing-masing peserta satu sendok beras yang telah diberikan ke dalam amplop.

6) Sediakan 3 mangkok plastik di meja tandai dengan nomor 1,2,3. ajaklah setiap kelompok untuk menaruh beras tersebut, dengan dimulai dari kelompok 1, dan diikuti oleh kelompok lainnya secara bergantian.

a. kelompok 1 menaruh beras pada mangkok 1 b. kelompok 2 menaruh beras pada mangkok 2 c. kelompok 3 menaruh beras pada mangkok 3

7) Setelah kedua permainan selesai fasilitator meminta peserta untuk melakukan diskusi kelompok selama beberapa saat, ajaklah mereka untuk mendiskusikan :

a. Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan batang lidi ? b. Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan mangkok beras ? c. Bagaimana hal tersebut apabila diterapkan pada pentingnya berkelompok ?

8) Berilah kesempatan kepada wakil setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Page 5: Cover - Manaemen KM

3

9) Simpulkan bersama hasil diskusi kelompok, berilah penguatan berdasarkan bahan bacaan 1: Apakah Arti Sebuah kelompok?.

Review Tujuan Pembentukkan KSM dalam PNPMMP

1) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan 2, yaitu mereview pemahaman peserta mengenai tujuan dari pembentukkan KSM menurut PNPMMP.

2) Kemudian tanyakan kepada peserta, apa yang mereka ketahui mengenai KSM? Apa saja tujuan dibangunnya suatu KSM?

3) Tulislah seluruh jawaban peserta di dalam kertas plano.

4) Lakukan kembali curah pendapat mengenai : Apa peran dan fungsi KSM?

5) Simpulkan bersama hasil dari curah pendapat, berilah penguatan sebagai berikut:

KSM merupakan kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.

Makna dari permainan batang lidi dan mangkok beras, diantaranya : (a) Batang lidi

Sangat susah untuk membersihkan kertas dengan menggunakan batang lidi satu persatu, semakin banyak kita mengikat lidi dalam satu kesatuan maka akan semakin mudah untuk membersihkan kertas yang berserakan, Jika kita berkelompok maka akan sangat mudah untuk menyelesaikan permasalahn yang ada secara bersama-sama. Semakin banyak anggota kelompok yang mempunyai kepercayaan yang sama, maka semakin kuat kelompok itu.

(b) Mangkok beras. Semakin banyak anggota kelompok, maka akan semakin banyak beras yang didapat dalam mangkok, ketika kita berkelompok, semakin banyak orang yang mempunyai kepercayaan yang sama, semakin kuat, seberapapun kecilnya sumber daya yang kita punyai. Walaupun hanya dengan satu sendok beras namun apabila dikumpulkan oleh 10 orang akan lebih banyak daripada 2 atau 3 orang. Beras adalah contoh sumberdaya, masih banyak sumberdaya yang lain, baik sumberdaya ekonomi maupun sosial. Anggota kelompok bisa saling belajar satu sama lain. Akan sangat kaya ide dan pengalaman yang dimiliki.

BKM/LKM dan UP sebaiknya memberikan penekanan kepada warga, ketika mereka memutuskan untuk berkelompok, bahwa hal itu harus didasari dengan keputusan yang sadar dan sukarela. Bukan karena orang lain memaksa atau meminta bahkan karena untuk mendapatkan bantuan. Kita berkelompok karena kita tahu bahwa hal itu penting bagi kita, karena sifatnya yang sukarela, semua orang dalam kelompok adalah setara, baik mereka kaya ataupun miskin, tua atau muda, berpendidikan atau tidak.

Page 6: Cover - Manaemen KM

4

Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri perkotaan adalah mendorong terbangunnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai komponen dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan baik meningkatkan keberdayaan kelompok yang sudah ada atau membangun kelompok baru.Peningkatan pendapatan masyarakat dapat menjadi “entry point” pengembangan KSM. Namun KSM bukanlah semata-mata kelompok peminjam (sekedar berorientasi ekonomi) dengan memanfaatkan dana BLM. Lebih dari itu KSM merupakan kelompok pemberdayaan. Bisa dikatakan KSM menjadi wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain.

Tujuan pembentukan KSM Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta

kemasyarakatan. Terjadinya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar

sesama anggota Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal,

kepercayaan bersama.

Prinsip/nilai yang dianut KSM Kesetaraan Saling mempercayai dan saling mendukung / memperhatikan Bebas dalam membuat keputusan Bebas dalam menetapkan kebutuhan Mempunyai kewenangan / kebijakan sendiri Berpartisipasi secara nyata

Peran dan fungsi KSM Sarana mendorong proses perubahan sosial Wadah pembahasan dan penyelesaian masalah Wadah untuk menyalurkan aspirasi Wadah menggalang tumbuhnya saling percaya

Dalam program penanggulangan kemiskinan, posisi KSM adalah independen. Artinya, KSM bukan bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan BKM/LKM dan UP merupakan hubungan kemitraan. Karena itu, pengembangan KSM tidak boleh berorientasi semata-mata sebagai kelompok peminjam (uang) dari BKM/LKM. KSM haruslah mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdayaan baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi, dan mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan.

Page 7: Cover - Manaemen KM

5

Dalam program penanggulangan kemiskinan, KSM harus mampu berperan memonitoring dan mengevaluasi (monev) kinerja BKM/LKM dan UP. KSM berhak melakukan monev terhadap BKM karena sesungguhnya ”alas keberadaan” (mandat) BKM bersumber dari warga miskin (KSM).

Siapa yang dapat menjadi anggota KSM? Siapapun bisa menjadi anggota KSM, baik itu orang kaya, orang miskin, tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, perempuan, laki-laki, anak-anak, tunanetra, dsb. Bahkan faskel dan pelaku program penanggulangan kemiskinan lainnya (korkot, team leader, tenaga ahli, dsb) boleh menjadi anggota KSM. Siapa yang bisa mengorganisir pembentukan dan pengelolaan KSM? Siapapun bisa mengambil peran ini. Satu KSM yang beranggotakan orang miskin, misalnya, dapat terus difasilitasi pengembangan KSM-nya oleh seorang profesor yang memiliki kepedulian terhadap orang miskin. Siapa yang menjadi penerima manfaat program/kegiatan KSM? Satu-satunya kategori penerima manfaat program/kegiatan KSM adalah orang miskin. Jadi, anggota KSM boleh siapa saja, boleh diorganisir oleh siapa saja, tetapi harus dijamin penerima manfaat program harus benar-benar orang miskin.

6) Kemudian sampaikan penjelasan bahwa, dicita-citakan KSM akan menjadi KSM yang mandiri.

Sampaikan penjelasan mengenai KSM yang mandiri berdasarkan bahan bacaan 2. 7) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya.

8) Tutup sesi dengan menyampaikan point-point kesimpulan mengenai tujuan pembentukkan

KSM dalam PNPMMP, idealnya, yaitu mendorong peningkatan kemampuan/kapasitas masyarakat melalui: Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Terciptanya masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan.

Berjalannya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar sesama anggota

Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal, kepercayaan bersama.

Page 8: Cover - Manaemen KM

6

1. Apakah Arti Sebuah Kelompok

Kelompok merupakan medium strategis yang dapat dipilih Fasiltator sebagai tempat untuk menggerakkan usaha masyarakat. Pilihan ini jauh lebih strategis daripada membangun komunitas secara umum atau menangani individu satu demi satu secara langsung. Kelompok memiliki karakteristik dan dinamika yang khusus.

Penampilan kelompok akan jauh lebih besar daripada sekedar penjumlahan dari individu-individu anggotanya. Sebagaimana pepatah dari Afrika mengatakan: “Menyeberanglah sungai secara beramai-ramai dan buayanya tidak akan memangsamu”.

Apa Itu Kelompok ?

Pelbagai pengembangan tentang kelompok, pada umumnya mengandung paling tidak satu dari 4 ciri berikut: Persepsi Tujuan Motivasi dan Pemuasan kebutuhan Interaksi dan interdependensi antar anggota kelompok

Secara sederhana dapat diajukan pengertian suatu kelompok adalah suatu kumpulan dua orang atau lebih yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama.

Kelompok memainkan fungsi yang penting paling tidak; karena 3 alasan: Pertama, kelompok sebagai agen kebudayaan. Dalam kelompok, seorang individu mendapat

arahan tingkah laku berdasar pada nilai dan norma komunitas yang berlaku; dipihak lain, perubahan nilai dan norma komunitas selalu dimulai dari suatu kelompok.

Kedua, kelompok menghubungkan kelompok individu dengan komunitasnya. Individu mampu memenuhi kebutuhan-kebuituhan sosialnya melalui keanggotaanya dalam suatu komunitas tertentu.

Ketiga, kelompok lebih mudah dipelajari sehingga perubahan tingkah laku para anggotanya lebih mudah untuk diarahkan, lebih mudah dibanding dengan mempelajari dan merubah tingkah laku komunitas secara makro.

Dalam kaitannya dengan komunitas kelompok merupakan pintu masuk menuju komunitas. Melalui pintu ini upaya pengembangan komunitas dimungkinkan. Lima hal berikut: menjelaskan kedudukan penting dari kelompok. Kelompok tidak bisa dan tidak akan berhadapan dengan masalah praktis yang sehari-hari

ditemui anggotanya. Permasalahan-permasalahan anggota kelompok adakalanya mendorong timbulnya perubahan, namun kelompok senantiasa memberikan pengaruh sosio-psikologis terhadap anggotanya.

Kehadiran kelompok adalah tidak terelakkan. Kodrat biologis manusia, kapasitasnya menggunakan bahasa dan kodrat lingkungannya terolah sedemikian rupa sehingga telah terbukti sejak ribuan tahun yang lalu, manusia hidup dalam kelompok. Walaupun perlu pula diberikan catatan bahwa mungkin saja manusia secara bersama hadir dalam kedekatan secara

Page 9: Cover - Manaemen KM

7

fisik tapi tidak berada dalam kelompok. Kelompok memiliki suatu daya rekat tertentu terhadap anggotanya. Berbagai penelitian

mengenai kekompakkan kelompok (group cohessiveness) menunjukkan pengaruh tersebut. Penelitian klasik dan Seashore menunjukkan bahwa semakin kompok suatu kelompok semakin rendah kadar kecemasan anggotanya. Secara umum, dapat disimpulkan, proses-proses dan kejadian-kejadian pada tingkat kelompok memberi pewarnaan pada kepribadian para anggotanya.

Kelompok dapat mengahasilkan konsekuensi yang baik dan juga yang buruk. Dengan mempertimbangkan kedua sisi itu, akan didapat pemahaman yang lebih jelas mengenai kelompok dan upaya mengendalikan kelompok akan lebih terarah.

Pemahaman yang tepat terhadap dinamika kelompok memberikan manfaat yang berarti dalam menangani dan mendorong kelompok ke arah yang dirugikan.

Mengapa Individu Bergabung dengan Suatu Kelompok?

Tidak ada orang yang hidup tanpa pernah berkelompok. Keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok tampaknya terjadi begitu saja secara ‘alamiah’. Meskipun begitu, secara umum ada tiga alasan pokok yang menarik seseorang untuk bergabung dalam kelompok:

Tertarik pada kegiatan kelompok Semakin besar minat seseorang pada kegiatan kelompok, maka semakin besar pula potensinya untuk berpartisipasi.

Menyukai orang-orang di dalam kelompok tersebut Faktor ini selain merupakan faktor utama, juga membuat kelompok menjadi tempat seseorang menemukan pengalaman positif terhadap kelompok, yang pada gilirannya akan membuat orang tersebut memberikan andil bagi keberhasilan kelompok.

Sebagai alat dan sarana untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun kelompok tidak memenuhi kebutuhan secara langsung, namun seseorang dapat saja menganggap kelompok sebagai alat atau sarana untuk mencapai pemenuhan kebutuhannya.

Daya tarik kelompok yang baru dikemukakan di atas tentu dapat ditemui pada kelompok yang berupaya menanggulangi kemiskinannya. Namun rupanya banyak kelompok mengabaikan dua aspek pertama dan hanya menekankan alasan ketiga saja, yakni kelompok sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan (“Marilah kita membentuk kelompok, supaya mudah mendapatkan kredit atau dana pemerintah”).

Lalu hal apa saja yang mengikat anggota adalah untuk tetap berada di kelompoknya? Kelompok yang mampu mengikat anggotanya adalah kelompok yang dapat memenuhi kebutuhan sosio-psikologis anggotanya. Kelompok yang demikian memiliki sifat-sifat tertentu: 1. Daya tarik kelompok bagi anggota

Ikatan seseorang pada kelompok semakin kuat, semakin ia menyukai anggota lainnya. Hal ini terutama berlaku pada kelompok dengan tingkat interaksi yang meninggi.

2. Kesamaan antar anggota Dua orang atau lebih akan tertarik satu sama lain apabila penilaian mereka tentang lingkungannya kurang lebih serupa. Dengan demikian daya tarik kelompok meningkat sejalan meningkatnya kesamaan antar anggota.

3. Tujuan kelompok Seseorang bergabung dengan suatu kelompok setelah mempertimbangkan tujuan kelompok (baik dalam hal isi, perumusan maupun cara untuk mencapai tujuan). Orang tertarik pada kelompok yang memiliki tujuan yang jelas dan sesuai dengan sikapnya.

4. Saling ketergantungan antar anggota kelompok Ada pendapat mengatakan bahwa orang akan saling tertarik satu sama lain apabila mereka bekerja sama.

Page 10: Cover - Manaemen KM

8

5. Aktivitas kelompok Penilaian tentang aktivitas kelompok mempengaruhi minat anggotanya. Apabila aktivitasnya tidak menarik daya tarik kelompok akan melemah.

6. Pola kepemimpinan kelompok Daya tarik kelompok dipengaruhi oleh pola kepemimpinan kelompok. Kepemimpinan yang membuka lebar partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan akan lebih menarik bagi anggotanya.

7. Struktur kelompok Struktur kelompok terlihat dari pola hubungan yang berlaku tetap antar anggota kelompok. Pola hubungan yang terbangun akan menciptakan tempat (posisi) bagi anggota kelompok. Jika seseorang merasa puas dengan posisi yang ia tempati, ia akan tetap tinggal dalam kelompoknya.

8. Iklim kelompok Iklim yang sesuai dengan ciri kepribadian anggotanya akan memberikan pengalaman yang positif dan menyenangkan. Demikian pula sebaliknya.

9. Ukuran kelompok Ketika ukuran kelompok makin membesar, semakin besar pula kemungkinan munculnya masalah, seperti tingkat drop-out yang tinggi dan konflik antar anggota. Berbagai masalah bermunculan manakala komunikasi tidak lagi lancar. Semakin besar kelompok semakin sulit pula membangun komunikasi antar pribadi yang lancar.

Gejala drop-out pada kelompok akan ditentukan dalam pengalaman praktis kerja fasilitator nanti. Beberapa penyebab drop-out tentu dapat ditemukan pada sembilan ciri kelompok yang dikemukakan di atas. Memelihara keutuhan kelompok merupakan pekerjaan tersendiri bagi Fasilitator kelurahan. Berikut ini adalah tinjauan mengenai satu aspek penting dalam pemeliharaan kelompok : kekompakan kelompok (group cohesiveness).

Kekompakan Kelompok Kekompakan kelompok merupakan aspek menarik yang menempati tempat penting dalam teori tentang kelompok. Aspek ini banyak dibicarakan karena menentukan keutuhan suatu kelompok.

Rumusan umum tentang kekompakan kelompok adalah perpaduan atau tarik menarik perlbagai kekuatan yang membuat seseorang tetap bertahan di dalam kelompok. Kekuatan-kekuatan yang dimaksud ditentukan bersama oleh sifat-sifat tertentu dari kelompok tersebut dan karakteristik-karakteristik tertentu para anggotanya. Secara sederhana terdapat dua kekuatan utama. Kekuatan pertama menahan seseorang untuk berada di kelompoknya dan yang kedua adalah membuat seseorang tertarik untuk bergabung dengan kelompok lain. Kekompakan kelompok berpengaruh kuat terhadap anggota-anggotanya untuk bertindak sesuai dengan harapan-harapan kelompok. Bila derajat kekompakan tinggi, anggota kelompok cenderung memberikan respon positif terhadap anggota lain dalam kelompoknya dan akan berusaha keras mencapai tujuan kelompok. Demikian pula sebaliknya. Jadi, kekompakan kelompok niscaya berkait erat secara positif dengan produktivitas kelompok dan kepuasan anggota. Kekompakan kelompok ditentukan oleh : 1. Berbagai perangkat kelompok, seperti tujuan, program, karakteristik anggota, cara

menjalankan program, prestise, dan perangkat-perangkat lain yang mengikat dan memenuhi kebutuhan/motif anggota kelompok.

2. Kemampuan kelompok untuk memenuhi motif anggota kelompok, yang berupa kebutuhan berteman : rasa ingin tahu, rasa aman, uang, dan nilai-nilai lain yang bisa diperoleh dari kelompok.

3. Harapan anggota akan hasil-hasil yang akan diperoleh, yakni perkiraan subyektif anggota terhadap keuntungan atau kerugian berkelompok.

Page 11: Cover - Manaemen KM

9

4. Daya tarik suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lain, baik dalam hal proses yang dialami maupun hasil yang diperoleh anggota.

Bagan berikut ini memperlihatkan kaitan antar kelompok, penentu-penentu dan akibat-akibatnya.

Kelompok yang kompak mudah dibedakan dari yang tidak. Karena kekompakan kelompok akan memberikan dampak berikut terhadap kelompok: 1. Kemampuan kelompok untuk mempertahankan anggotanya

Aspek terpenting dari kekompakkan kelompok adalah kekuatan kelompok untuk mempertahankan anggotanya. Selama kekompakkan terpelihara selama itu pula anggota akan setia pada kelompok.

2. Pengaruh kelompok terhadap anggotanya Pada kelompok yang derajat kekompakannya tinggi anggotanya akan lebih mudah menerima keputusan, tujuan, dan tugas-tugas yang dibebankan kelompok. Semakin tringgi derajat kekompakan kelompok, semakin besar pula kecenderungan saling mempengaruhi di antara anggotanya, mengingat setiap anggota bersedia membuka driri untuk dipengaruhi yang lain.

3. Derajat partisipasi dan kesetiaan anggota kelompok Semakin tingi kekompakan, semakin besar kecenderungan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap aktivitas kelompok. Seseorang yang merasa diterima di kelompok, lebih mungkin untuk berpartisipasi lebih banyak.

4. Hasil pada tingkat pribadi anggotanya Pada kelompok dengan kekompakan yang tinggi, terbangun pula hubungan inter-personal di antara anggotanya dan akan menumbuhkan pula rasa saling percaya, saling menerima, memberikan rasa aman, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Pengalaman lapangan memperlihatkan bahwa kekompakan kelompok ada pasang surutnya. Mengendurnya kekompakan kelompok ditujukan oleh berbagai gejala, seperti keengganan anggota kelompok menghadiri pertemuan, kelompok sulit mencapai kesepakatan kelompok, yakni : Ketidaksetujuan mengenai tujuan dan orientasi kegiatan. Perbedaan ini dapat menimbulkan

konflik antar anggota. Menurunnya interaksi antar anggota. Menurunnya interaksi antar anggota dapat disebabkan

besarnya ukuran kelompok. Dengan interaksimennurun, menrun pula kedekatan anggota satu sama lain.

Pengalaman berkelompok yang tidak menyenangkan. Dalam aktivitas berkelompok tentu ada

Kekompakkan Kelompok Perpaduan dari pelbagai kekuatan yang membuat seseorang tetap bertahan di dalam kelompok. Komponennya adalah ketertarikan terhadap kelompok dimana ia menjadi anggotanya dan ketertarikan untuk menjadi anggota kelompok lain

Penentu kekompakkan kelompok: Perangkat kelompok Motif untuk menjadi anggota Harapan akan perolehan hasil Perbandingan dengan kelompok lain

Hasil kekompakkan kelompok: Terpeliharanya keanggotaan Pengaruh kelompok terhadap anggota Kesetiaan dan partisipasi Rasa aman dan penghargaan diri

Page 12: Cover - Manaemen KM

10

pengalaman bersama. Pegalaman yang tidak menyenangkan akan melemahkan kekompakan kelompok.

Persaingan antar kelompok kecil. Persaingan yang berlangsung terus-menerus antar kelompok-kelompok kecil akan menimbulkan frustasi. Keadaan yang demikian potensial memicu konflik sesama anggota kelompok.

Dominasi satu atau sebagaian anggota. Ada dominasi satu atau beberapa anggota kelompok biasanya pimpinan yang otoriter menghambat partisipasi anggota kelompok. Pada gilirannya hambatan untuk berpartisipasi akan menurunkan kekompakan kelompok.

Page 13: Cover - Manaemen KM

11

2. KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan dimana persoalan tersebut bisa diselesaikan secara individu namun juga perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan diselesaikan dengan banyak orang akan memunculkan banyak gagasan sehingga akan banyak alternatif pemecahan. Sebab pada dasarnya warga masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesama, sehingga masalah yang dihadapi oleh orang-perorang akan dirasakan sebagai persoalan bersama jika dalam kelompok. Selain itu setiap orang mempunyai motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi yang lain yang pada umumnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Jika dihimpun dalam kelompok maka potensi tersebut akan menjadi kekuatan besar yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Ibarat seikat sapu lidi maka jika satu lidi potensi dan manfaatnya sangat kecil serta gampang dipatahkan. Namun ketika diikat menjadi sapu lidi maka menjadi lebih kuat serta lebih bermanfaat. Oleh karena itu ketika dalam bermasyarakat orang-perorang perlu menghimpun diri dalam kelompok ketika menghadapi masalah ataupun dalam mengembangkan potensi.

Kelompok-kelompok yang tumbuh di masyarakat dikarenakan kebutuhan tersebut, sering disebut dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yaitu kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu adanya Visi, kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Dalam penanggulangan kemiskinan, visi yang menjadi ikatan pemersatu. Kelompok swadaya masyarakat (KSM) berorientasi pada penanggulangan kemiskinan sehingga harus dipastikan warga miskin terdaftar dan terlibat dalam kegiatan kelompok dan merupakan penerima manfaat primer sebagai kelompok sasaran dari program-program yang sudah dikembangkan dalam PJM Pronangkis. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, pemukiman dan lainnya.

Posisi KSM adalah independen, artinya KSM bukan bawahan BKM/LKM atau unit pengelola (UP). Hubungan KSM dan BKM/LKM dan UP merupakan hubungan kemitraan, karena itu pengembangan KSM tidak boleh berorientasi semata-mata mengakses dana yang ada di BKM/LKM, KSM harus mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdaya, baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi dan mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan. Karena BKM/LKM menjalankan tugas dan fungsinya merupakan amanah (mandat) dari masyarakat untuk menjamin tercapainya kualitas kehidupan warga, khususnya warga miskin, maka KSM harus mampu berperan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja BKM/LKM. KSM juga mempunyai tanggung jawab untuk terlibat dalam keseluruhan siklus yang harus berlanjut dan difasilitasi oleh BKM/LKM sehingga dapat dijamin anggota KSM ikut dalam proses-proses pengambilan keputusan dalam setiap tahapan siklus.

Page 14: Cover - Manaemen KM

12

Keberadaan KSM

Di masyarakat pada umumnya telah ada banyak Kelompok Masyarakat, baik yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat sendiri, maupun oleh pihak-pihak tertentu yang punya kepedulian. Ketika PNPMMP juga menggunakan pendekatan kelompok, maka PNPMMP akan banyak membentuk KSM (meskipun tidak menutup kemungkinan memaksimalkan kelompok-kelompok yang sudah ada). Sebab ada kemungkinan kelompok PNPMMP agak berbeda dengan kelompok lain yang sudah ada, karena KSM di PNPMMP adalah KSM yang terdiri dari warga miskin dan manfaatnya langsung dirasakan oleh warga miskin.

Terbentuknya KSM-KSM yang dibentuk PNPM Mandiri Perkotaan akan muncul di antara kelompok-kelompok yang sudah eksis. Hal itu akan menambah dinamika di masyarakat karena antar kelompok akan bisa saling berinteraksi dan saling belajar. Bahkan sangat memungkinkan kelompok yang telah lama eksis dan mempunyai banyak pengalaman bisa memberikan banyak masukan, bimbingan dan dorongan kepada kelompok baru. Sebaliknya, kelompok yang sudah eksis juga bisa belajar dari kelompok PNPM Mandiri Perkotaan. Dengan demikian masing-masing kelompok bisa menggalang persatuan dan kekuatan untuk menanggulangi masalah kemiskinan.

Prinsip-prinsip KSM Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi pemberdayaan anggota maka ada beberapa prinsip yang perlu disepakati, yang bisa dijadikan pedoman di internal KSM, antara lain :

Saling mempercayai dan saling mendukung. Sikap tersebut bisa membuat anggota mampu mengekspresikan gagasan, perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Setiap anggota KSM bebas mengungkapkan pemikiran dan pendapat serta mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya.

a. Bebas dalam membuat keputusan. Kelompok bebas menentukan dan memutuskan menurut kesepakatan yang diambil oleh kelompok sendiri. Keputusan kelompok harus merupakan hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak manapun dan dalam bentuk apapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangga sendiri sesuai dengan keputusan bersama

b. Bebas dalam menetapkan kebutuhan. Dalam rangka peningkatan dan penguatan kapasitasnya, KSM meningkatkan dan menguatkan tingkat kemampuan para anggotanya seperti: peningkatan kesejahteraan, peningkatan wawasan dan pengetahuan serta keterampilan baik bersifat individu maupun kelompok

c. Berpartisipasi nyata. Setiap anggota wajib berkontribusi kepada kelompok sebagai wujud komitmen dalam rangka keswadayaan serta ikatan kelompok.

Peran dan fungsi KSM Dengan berkelompok, masyarakat bisa mengambil banyak manfaat darinya, karena KSM bisa memenuhi kebutuhan materil maupun psikologis. Oleh karena itu, KSM bisa berperan dan berfungsi dalam banyak hal antara lain:

a. Sebagai sarana proses perubahan sosial. Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru, serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari

b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang

dilaksanakan KSM haruslah mengambarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya disepakati bersama

Page 15: Cover - Manaemen KM

13

c. Sebagai wadah aspirasi. Jika ada masalah, kepentingan, atau harapan yang berkembang

di masyarakat; maka kelompok bisa berfungsi untuk menerima, membahas dan menyalurkan, kepada pihak-pihak yang relevan, dengan berpijak pada hak-hak warga

d. Sebagai wadah menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang social

trust). Dalam kelompok anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab. Saling kepercayaan sosial ini dibangun melalui cara penjaminan dan rekomendasi kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lain, kepercayaan tersebut sebagai modalnya.

e. Sebagai sumber ekonomi. Jika masyarakat membutuhkan dana, maka KSM bisa berfungsi

sebagai sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar, maupun juga dari internal anggota sendiri. dengan cara iuran bersama. Iuran tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan/ pemersatu dan membangun kekuatan sendiri.

KSM Mandiri Dalam perjalanannya, tidak sedikit KSM mengalami kegagalan dalam membangun kelompok, sehingga tidak mampu bertahan lama. Adapun faktor – faktor yang menjadikan KSM mandiri, diantaranya sebagai berikut: a. Keorganisasian :

• KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas • Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara

profesional • KSM memiliki AD/ART atau aturan main • Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya dengan baik • Solidaritas antar anggota semakin kuat • KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan demokratis

b. Administrasi • KSM memiliki perangkat administrasi dan pembukuan yang lengkap • Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil mengelola administrasi dan pembukuan • KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dilaporkan secara rutin ke anggota • KSM memiliki sistem informasi manajemen

c. Permodalan • Tabungan/iuran KSM beragam dan terus meningkat • kSM mampu mengelola dana dari luar • Dana kelompok mampu memenuhi kebutuhan anggotanya

d. Kegiatan • Kegiatan produktif anggota terus berkembang dan menguntungkan • Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap • KSM mampu membiayai operasional secara layak

e. Keberadaan • Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun mutunya • Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin berkembang • Kehadiran KSM semakin dikenal dan diterima masyarakat • KSM ikut menentukan dalam pengambilan keputusan tingkat desa/kelurahan.

Page 16: Cover - Manaemen KM

14

Modul 2 Topik: Tahapan Perkembangan Kelompok

Peserta memahami tahapan perkembangan kelompok, agar BKM/LKM dan UP bisa berfungsi untuk mengawal perjalanan KSM

Kegiatan 1 – Permainan bola, memahami tahapan perkembangan kelompok

2 Jpl ( 90 ’)

Bahan bacaan 1: Tahapan Perjalanan Kelompok

Bahan bacaan 2: Arah Pengembangan Kelompok

• Kertas Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• Metaplan

• Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Page 17: Cover - Manaemen KM

15

Permainan Bola, Memahami Tahapan Perkembangan Kelompok

1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa kita akan memulai tema

”mengenali tahapan pengembangan kelompok” kemudian uraikan apa yang ingin dicapai pada modul ini, yaitu agar para pengurus BKM/LKM dan UP memahami tahapan perkembangan Kelompok (KSM – KSM), sehingga bisa memberikan bimbingan pada KSM-KSM tersebut sesuai dengan perkembangan dalam kelompok.

2) Awali sesi ini dengan menjelaskan bahwa selanjutnya peserta akan mempelajari bagaimana tahap-tahap yang biasanya dilalui oleh sebuah kelompok yang dibentuk.

3) Mintalah peserta untuk membentuk 4 kelompok. Ajak setiap kelompok untuk membentuk lingkaran Bagikan satu buah bola (seukuran bola tenis. Jika tidak ada, bisa dibuat dari gulungan kertas yang diisolasi) kepada setiap kelompok.

4) Sampaikan tugas kelompok:

Kita akan memindahkan bola ini dari satu orang ke orang lain, dengan aturan sebagai berikut:

• Setiap orang harus kebagian satu kali memindahkan bola ke orang lain, dan satu kali menerima

• Harus jelas dan tegas, dari siapa kepada siapa. Misalnya (peragakan:) “ dari fulan kepada wulan”

• Kemudian, setiap yang menerima bola, harus mengekspresikan rasa terimakasihnya kepada yang memberi. Misalnya (peragakan) ‘terimakasih, fulan”

• Kemudian mintalah setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menghitung waktu, berapa waktu yang dibutuhkan bagi kelompok, untuk menyelesaikan satu putaran.

5) Persilahkan kelompok untuk melakukan tugas tersebut. Catat waktu yang dicapai oleh masing-masing kelompok pada kertas plano.

6) Kemudian tanyakan kepada peserta: apakah mereka sudah puas dengan capaian tersebut? Jika belum puas, persilakan kelompok untuk mencoba satu atau dua kali lagi. Catatan: tegaskan selalu: aturan tidak boleh dilanggar. Catat perkembangan waktu yang diperoleh.

7) Tanyakan lagi, apakah kelompok sudah puas. Jika sudah, tantanglah mereka, bahwa rekor Indonesia untuk permainan ini adalah 3 detik (untuk kelompok yang anggotanya 12 orang) tanpa melanggar aturan yang sama. Tantanglah peserta untuk memecahkan rekor tersebut. Beri waktu kepada mereka untuk menyusun strategi dan mencoba.

Page 18: Cover - Manaemen KM

16

8) Setelah selesai, mintalah perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan gambaran proses yang terjadi di kelompok. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memperdalam pembahasan:

• Apakah ada yang muncul sebagai pemimpin di dalam kelompok? Bagaimana prosesnya? • Apakah ada perdebatan dalam kelompok? • Apakah terjadi perpecahan pendapat dalam kelompok? Bagaimana cara kelompok

mengatasi perbedaan pendapat? 9) Sampaikan penjelasan bahwa hal-hal tadi adalah gambaran dari teori tahapan perkembangan

kelompok. Berikan masukan mengenai tahapan perjalanan kelompok. Berikan contoh tahapan seperti storming (terjadi perdebatan/perbedaan pendapat) berdasarkan contoh-contoh nyata hasil pengamatan pemandu terhadap permainan tadi.

10) Lanjutkan dengan penjelasan arah perkembangan kelompok berdasarkan bahan bacaan 11) Tutuplah sesi dengan menyampaikan point-point penting mengenai tahapan perkembangan

kelompok dan arah pengembangan kelompok.

Page 19: Cover - Manaemen KM

17

1. Tahapan Perjalanan Kelompok

Dalam kerja fasilitator akan banyak ditemukan masalah yang menyangkut keutuhan kelompok. Beberapa penyebabnya memang berkait dengan sifat dasar dari pembangunan perumahan yang berjangka wakatu lama, dan harus menempuh satu demi satu periode kritis untuk mendapatkan pendanaan, pengadaan tanah, dan lain-lain.

Faktor lain yang mengganggu keutuhan kelompok adalah diabaikannya segi pemeliharaan kelompok, Padahal berbagai masalah dapat mengganggu keutuhan kelompok, baik ketika kelompok baru dibentuk hingga kelompok mencapai tahap perkembangan yang lebih lanjut.

Ketika sejumlah orang bersama-sama bekerja untuk sebuah proyek atau aktivitas yang sama, mereka belum tentu merupakan sebuah tim yang produktif. Sebelum sebuah kelompok dapat berfungsi dengan baik, mereka harus melewati serangkaian tahapan.

Tahapan tersebut meliputi :

1. Masa Pembentukan (Forming) 2. Masa Krisis atau Badai (Stroming) 3. Masa Normalisasi (Norming) 4. Masa Prestasi (Performing) Masa Pembentukan (Forming) Kelompok masih belum berupa kelompok, namun kumpulan individu-individu Individu ingin menetapkan identitas pribadi di dalam kelompok dan membuat kesan Partisipasi sebatas idividu-individu yang telah akrab dengan suasana, fasilitator dan individu

lainnya. Individu mulai memusatkan pada tugas-tugas yang ada dan mendiskusikan tujuan Kelompok mulai membicarakan aturan-aturan dimana keputusan dan tindakan yang akan

datang ditetapkan. Masa Krisis atau Badai (Storming) Dicirikan oleh konflik di dalam kelompok dan tidak adanya persatuan Aturan-aturan dasar awal tentang tujuan, kepemimpinan dan perilaku dilanggar Individu bisa saling bermusuhan satu sama lain dan mengekpresikan individualitasnya dengan

mengajukan atau menonjolkan agenda pribadi Perselisihan makin meningkat, aturan dilanggar, perbantahan terjadi Namun, bila berhasil diatasi, tahap ini akan mengarah pada suasana yang baru dan lebih

realistik tentang sasaran, prosedur, dan norma. Masa Normalisasi (Norming) Dicirikan oleh konflik di dalam kelompok dan tidak adanya persatuan Anggota kelompok menerima kelompok dan menerima masing-masing kekurangan anggota lain Persatuan kelompok berkembang dan kelompok terdorong untuk mempertahankannya Berkembang semangat kelompok keselarasan menjadi hal penting

Masa Prestasi (Performing) Dicirikan oleh kematangan dan produktivitas maksimum Hanya dapat dicapai bilamana tiga tahap sebelumnya bisa dilampaui dengan berhasil Anggota-anggota mengambil peran untuk memenuhi aktivitas kelompok

Page 20: Cover - Manaemen KM

18

Energi kelompok disalurkan ke dalam tugas-tugas yang telah diidentifikasi Pemahaman, wawasan, dan solusi mulai muncul

Dipandang dari dinamikanya, suatu kelompok lahir dan berkembang hingga mencapai keadaan puncak melalui empat tahapan. Bagan berikut ini menjelaskan tahapan tersebut beserta persoalan-persoalan yang dapat terjadi pada setiap tahap.

SITUASI KELOMPOK

PERSOALAN DALAM STRUKTUR KELOMPOK

PERSOALAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK

Pembentukan Kekhawatiran muncul bersumber dari “situasi apa yang sedang dihadapi”, “apa yang bisa dilakukan pemimpin kelompok”, dan “tingkah laku apa yang tepat dan tidak tepat.”

Belum jelasnya tugas kelompok, dimana anggota masih mencari jawaban dan pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut, bersamaan dengan adanya pencarian tentang aturan dan metode apa yang akan digunakan.

Krisis Konflik muncul antar sub-kelompok atau antar otoritas di dalam kelompok. Kemampuan pemimpin sedang diuji. Pendapat anggota terpecah. Anggota bereaksi menentang keputusan kelompok atau pemimpin yang berusaha mengendalikannya.

Penting nya suatu tugas dan kelayakan pelaksanaannya dipertanyakan oleh anggota. Anggota bereaksi secara emosional terhadap tuntutan tugas yang diberikan padanya.

Normalisasi Kelompok mulai menemukan keharmonisan, pengalamn berkelompok sudah menjadi modal kekompokan untuk pertama kalinya. Pegangan “apa yang telah dilakukan” sudah ditemukan mayoritas anggota. Konflik telah ditemukan pemecahannya. Telah muncul saling mendukung dalam kerja satu sama lain.

Kerjasama dalam bertugas mulai terbangun. Perencanaan dibuat dan kerja telah dijalankan berdasarkan standar yang disepakati komunikasi berbagai pandangan tercipta. Dan, sudah ada pengalaman berbagai emosi, baik dalam pekerjaan atau lainnya.

Prestasi Karateristik kelompok telah diterima secara sukarela dan tidak dipersoalkan lagi. Struktur kelompok sudah menjadi dasar pengerjaan tugas-tugas. Peran anggota satu sama lainnya dilihat sebagai cara mencapai tujuan. Dan, adanya toleransi terhadap perbedaan.

Kerja kelompok sudah terlihat hasilnya. Kemajuan sudah dirasakan sebagai pengalaman bersama. Energi individu sudah dianggap sebagai energi kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Komposisi dan Peran-Peran dalam kelompok Pada saat kelompok bekerja sama, maka ia dapat mencapai tujuan bersamanya. Untuk melakukan hal tersebut kelompok harus memiliki anggota-anggota dengan cakupan keterampilan dan kemampuan. Semakin besar ukuran kelompok, tampak semakin luas beragam bakat. Keterampilan dan pengetahuan yang bisa ditampilkan. Kelompok yang terlalu kecil bisa jadi kurang efektif karena keterbatasan cakupan pengetahuan kolektifnya. Namun demikian bila kelompok terlalu besar, maka hambatan-hambatan proses belajar juga bisa akan bermunculan. Individu-individu makin sedikit yang berbicara dalam diskusi dan anggota yang lebih aktiflah yang akan mendominasi kelompok. Kelompok yang terdiri dari 5-7 orang lah yang umumnya bisa bekerja paling baik untuk mencapai partisipasi dan produktivitas optimun.

Page 21: Cover - Manaemen KM

19

Ukuran Kelompok dan Partisipasi Pengetahuan ilmiah tentang Dinamika Kelompok membuka pemahaman mengenai hubungan antara ukuran kelompok dan kualitas partisipasi.

Ukuran Kelompok Kualitas Partisipasi 3 – 6 orang Setiap orang berbicara 7 – 10 orang Hampir tiap orang berbicara. Orang yang sangat pendiam berbicara sedikit,

satu atau dua orang mungkin tidak berbicara sama sekali 11 – 18 orang 5 – 6 orang akan berbicara banyak 3 atau 4 orang akan bergabung

kadang-kadang saja. 19 – 30 orang 3 atau orang mendominasi > 30 orang Kemungkinan partisipasi kecil

Kapasitas individu-individu anggota kelompok tidak selalu menentukan penampilan baik dari kelompok tersebut. Kelompok yang terdiri dari individu-individu yang sangat cemerlang tidak selalu menghasilkan produktivitas terbaiknya. Fasilitator hendaknya bisa mengenali cakupan atau ruang lingkup yang diperlukan untuk menjadikan penampilan kelompok cukup bagus untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dalam hal ini, melalui metode partisipasi. Adalah penting untuk memperhitungkan peran-peran pekerjaan atau tugas, yakni mereka yang membantu mencapai tujuan-tujuan kelompok dan peran-peran mempertahankan, mereka yang membantu dalam proses mencapai tugas-tugas tersebut. Tidak ada seorang pun yang sempurna dan karena itu setiap peran dan fungsi selalu ada sisi kelemahan atau kekurangan yang bisa diterima. Menghargai kekurangan yang bisa diterima tersebut menciptakan suasana keterbukaan di dalam kelompok. Individu anggota kelompok merasa lebih nyaman dan bisa menerima ketidaksempurnaan dan merasa dapat berkonsentrasi pada kekuatannya. Kelompok yang bagus adalah kelompok yang bisa menampung persenyawaan berbagai peran dan fungsi. Kelompok yang hanya terdiri dari satu jenis orang, betapapun hebatnya individu-individunya bisa menjadi sangat tidak efektif.

Page 22: Cover - Manaemen KM

20

2. Bagaimana Arah Pengembangan Kelompok? Upaya-upaya pendampingan yang diarahkan kepada pembangunan kelompok mandiri sekurang-kurangnya terfokus kepada 2 hal penting. Penguatan ke dalam Kelompok Pertama, berorientasi kepada peningkatan pendapatan anggota dan kelompok. Dalam rangka ini perlu diupayakan terus-menerus pemahaman dan peningkatan kapasitas pengelolaan anggaran kelompok dan anggaran rumah tangga bagi anggota. Kapasitas ini terutama dalam hal pembentukan cadangan atau tabungan yang efektif, pemupukan modal swadaya dan pengembangan usaha-usaha produksi dan pemasaran. Kedua, penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan transparan. Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur melakukan program pendidikan anggota. Perencanaan program kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan secara partisipatif. Ketiga, penguatan nilai-nilai dalam kelompok. Terutama menanamkan sikap keterbukaan di kalangan anggota terhadap hal-hal seperti peluang kerjasama dan teknologi-teknologi baru untuk mencapai skala usaha yang lebih besar. Selain itu juga menanamkan prinsip demokrasi dan partisipasi dalam kelompok, serta kesetaraan jender (laki-laki dan perempuan). Penguatan ke tingkat Komunitas Pertama, penguatan kepemimpinan alternatif. Selama proses pendampingan kelompok diharapkan muncul personil-personil yang mampu menjadi alternatif kepemimpinan lokal (kepemimpinan informal). Mengapa disebut kepemimpinan alternatif? Karena di desa telah ada kepemimpinan formal (pemerintah desa) dan informal (tokoh agama, adat, ketokohan). Kepemimpinan alternatif ini diharapkan bisa muncul karena kualitas dan kemampuannya, serta kepeduliannya kepada persoalan dan masa depan masyarakat. Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok, kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika baru. Kelompok-kelompok ini – termasuk individu-individu yang menjadi anggotanya – menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya. Pengaruh yang diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah suatu penguatan kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih terbuka dan partisipatif.

Ketiga, mendorong transformasi sosial dengan adanya penguatan organisasi, kepemimpinan lokal alternatif dan berkembangnya dinamika di masyarakat. Ini diharapkan terjadi karena kepemimpinan alternatif (demokratis, partisipatif, terbuka) menjadi pilihan baru ketimbang kepemimpinan tradisional (paternalistik, feodal). Model komunikasi pembangunan konvensional (penyuluhan, penerangan) diperkaya/ digantikan dengan model komunikasi dialogis (seperti misalnya kegiatan-kegiatan musyawarah, lokakarya desa, forum warga, diskusi, dan sebagainya).

Page 23: Cover - Manaemen KM

21

Modul 3 Topik: Analisa Tahapan Perkembangan KSM

Peserta mampu menganalisa tahapan perkembangan KSM dengan menggunakan alat analisa kelompok

Kegiatan 1 – Kunjungan lapangan

Kegiatan 2 – Diskusi refleksi kunjungan lapangan

4 Jpl ( 180 ’)

Lembar Kerja Format Pengamatan Tahap Perkembangan Kelompok

• Kertas Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• Metaplan

• Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Page 24: Cover - Manaemen KM

22

Kunjungan Lapangan

Persiapan sebelum kunjungan 1) Sebelum berangkat ke salah satu lokasi pertemuan BKM/LKM dan UP, ajak peserta berkumpul.

Jelaskan tujuan dari kunjungan ini, yakni agar peserta mampu menganalisa tahapan perkembangan kelompok, menggunakan alat analisa kelompok.

2) Jelaskan bahwa peserta akan dibagi dalam beberapa kelompok (tergantung banyaknya kelompok yang dikunjungi), dan masing-masing kelompok akan berdiskusi dengan salah satu kelompok.

3) Salin format pada lembar kerja ke dalam kertas plano, dan tampilkan. Pada saat yang sama, bagikan copy lembar kerja kepada setiap peserta Jelaskan apa yang harus diamati berdasarkan format tersebut (gunakan bahan bacaan dari sesi sebelumnya, untuk menjelaskan kriteria penilaian). Persilakan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan format .

4) Setelah itu, persilakan panitia menjelaskan tentang KSM yang akan dikunjungi. Misalnya : sudah berapa lama KSM tersebut dibentuk, berapa anggotanya, apa kegiatannya, berapa waktu yang disediakan oleh panitia dll. Pandulah proses tanya jawab peserta dengan panitia berkaitan dengan KSM yang akan dikunjungi.

5) Setelah semua jelas, persilakan peserta untuk berangkat ke lokasi.

Saat Kunjungan Lapangan

6) Persilakan peserta untuk melakukan diskusi dengan bantuan lembar kerja yang telah dibagikan.

Diskusi Refleksi Kunjungan Lapangan 1) Setelah kunjungan lapangan selesai, kumpulkan semua peserta di kelas. Kemudian, persilakan

kepada peserta untuk melakukan tukar pengalaman hasil pengamatannya. Pandulah proses diskusi hasil pengamatan ini, dan catat hal-hal penting di kertas plano.

2) Setelah itu, mintalah perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan gambaran proses yang terjadi di kelompok. Pandu proses diskusi pleno, dan catat hal-hal penting pada kertas plano.

Tutup diskusi refleksi dengan membacakan beberapa temuan penting tersebut.

Page 25: Cover - Manaemen KM

23

Format Analisa Perkembangan Kelompok

Tahap Perkembangan Kelompok

Isilah dengan menuliskan alasan berdasarkan hasil diskusi anda dengan KSM, pada kolom tabel tahapan kelompok dibawah ini:

Tahap Perkembangan

kelompok Pembentukan Badai Normal Prestasi

Alasan

Ukuran Kelompok dan partisipasi

Isilah kolom-kolom di bawah ini berdasarkan hasil pengamatan anda:

Laki-laki Perempuan

Jumlah peserta pertemuan

Kualitas Partisipasi

• Berbicara semua

• Sebagian saja yang berbicara

• Ada yang dominan

• Susah bicara

Page 26: Cover - Manaemen KM

24

Arah Pengembangan Kelompok

Berikan tanda (V) pada kolom kanan, berdasarkan hasil diskusi anda dengan KSM:

Orientasi ke dalam kelompok

Peningkatan pendapatan kelompok

Penguatan organisasi kelompok

Penguatan nilai-nilai kelompok

Penguatan ke komunitas

Penguatan kepemimpinan alternatif

Pengembangan kader-kader

Mendorong perubahan sosial

Page 27: Cover - Manaemen KM

25

Modul 4 Topik: Mengelola KSM

• Peserta memahami pentingnya mengelola KSM dengan baik

• Peserta mengetahui bagaimana cara mengelola KSM dengan baik

• Peserta memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan KSM

Kegiatan 1 : Belajar dari pengalaman, faktor keberhasilan kelompok

Kegiatan 2 : Simulasi pengelolaan (manajemen) sumber daya

3 Jpl ( 135 ’)

Lembar kerja format isian

Bahan Bacaan 1: Semangat yang tak lapuk dimakan usia

Bahan Bacaan 2: BKM Kedinding sarat informasi

Bahan Bacaan 3: Cara Mengelola KSM Peminjam

1. Kertas Plano

2. Kuda-kuda untuk Flip-chart

3. Metaplan

4. Papan Tulis dengan perlengkapannya

5. Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Page 28: Cover - Manaemen KM

26

Belajar dari Pengalaman, Faktor Keberhasilan Kelompok

1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta tujuan dari pembahasan ini

adalah:

• Peserta memahami pentingnya mengelola KSM

• Peserta mengetahui bagaimana cara mengelola KSM dengan baik

• Peserta memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan KSM

2) Bagi peserta menjadi 4 kelompok. Kepada 2 kelompok, bagikan bahan bacaan 1: semangat

yang tak lapuk dimakan usia. Mintalah setiap kelompok untuk membaca dan mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Menurut kelompok:

• Apakah faktor kunci keberhasilan dari Bu Makruf? • Siapa saja pihak yang berperan penting dalam pengembangan KSM-KSM tersebut? • Apakah cara semacam ini merupakan hasil dari proses pengelolaan organisasi yang baik

atau hanya kebetulan saja (kebetulan ada orang seperti Bu Makruf)? Mengapa?

3) Kemudian kepada 2 kelompok lainnya, bagikan bahan bacaan 2: BKM Kedinding sarat inovasi. Mintalah setiap kelompok untuk membaca dan mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Menurut kelompok:

• Apakah faktor kunci keberhasilan dari BKM Kedinding?

• Siapa saja pihak yang berperan penting dalam pengembangan kemitraan mereka?

• Apakah keberhasilan ini merupakan buah dari proses pengembangan organisasi BKM/LKM dan KSM, atau kebetulan saja? Mengapa?

4) Persilakan kelompok untuk berdiskusi selama sekitar 10-15 menit. Mintalah setiap kelompok untuk menuliskan jawabannya pada kertas plano/flipchart.

5) Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, persilakan perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

6) Fasilitasi proses tanya jawab, dan simpulkan kesepakatan seluruh kelompok. Tambahkan dengan penekanan:

Page 29: Cover - Manaemen KM

27

Salah satu faktor yang membuat sebuah gerakan berkelompok bisa berhasil adalah adanya sistem pengelolaan organisasi yang baik. Sistem yang baik bisa berarti memberi peluang bagi muncul ’bakat-bakat terpendam’ dari para anggotanya, dan bahkan mendorong aktualisasinya bagi kepentingan bersama. Dalam ilmu berorganisasi, keajaiban tidak bisa hanya ditunggu, tetapi harus dijemput dan/atau dibuat. Selain itu, untuk mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak, perlu dibangun kepercayaan mitra luar akan kemampuan BKM/LKM dan KSM-KSM-nya dalam mengelola organisasinya. Oleh karena itu, tugas BKM/LKM dan UP-UP-nya untuk membantu pengurus KSM untuk mengembangkan sistem pengelolaan organisasi yang baik.

Simulasi Pengelolaan (Manajemen) Sumber Daya

1) Jelaskan kepada peserta, bahwa sebagai pengantar penjelasan mengenai cara mengelola (istilah lainnya adalah manajemen) KSM, kita akan melakukan sebuah simulasi.

2) Bagikan format pada lembar bantu kepada setiap peserta. Kemudian jelaskan aturan simulasi sebagai berikut:

Aturan Simulasi:

1. Tuliskan angka 1 pada sudut kanan atas. 2. Isilah pada kolom pertama, daftar berbagai permasalahan yang anda hadapi dalam

kehidupan ini (baik yang berskala besar seperti: di-PHK, maupun yang kecil seperti: tidak bisa membelikan mainan untuk anak)

3. Pada kolom kedua, disamping masing-masing masalah-masalah tersebut, cantumkan alokasi waktu yang selama ini telah anda curahkan untuk mengatasinya.

4. Setelah semua peserta selesai membuat daftar permasalahan dan alokasi waktu yang selama ini tercurah, jelaskan bahwa seandainya, ada yang memberikan dana sebesar Rp. 1 juta/jam untuk membayar waktu yang dikeluarkan oleh anda dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, berapa besar dana yang anda keluarkan untuk alokasi waktu tersebut? Tuliskan dikolom 3, di samping curahan waktu masing-masing masalah.

3) Setelah peserta selesai mengisi format tersebut, Jelaskan bahwa itulah cara masing-masing peserta mengatur sumberdaya. Mintalah peserta untuk merenung sejenak, jika perlu persilakan beberapa peserta untuk mengungkapkan refleksinya terhadap alokasi yang telah dilakukannya selama ini.

4) Kemudian, bagikan kembali format seperti pada media bantu (yang masih kosong) kepada setiap peserta. Mintalah mereka untuk menuliskan angka 2 pada ujung kanan atas format tersebut. Kemudian persilakan mereka untuk menyalin kembali daftar masalah mereka ke

Page 30: Cover - Manaemen KM

28

format 2. hanya saja, kali ini pada kolom 2 dan 3, persilakan peserta untuk mengalokasikan kembali waktu dan biaya yang paling logis/ideal.

5) Setelah peserta selesai mengisi, ajukan pertanyaan-pertanyaan ini dalam diskusi pleno/kelas:

• Seberapa berbedakah jawaban anda pada format 1 dengan 2? Apa yang menyebabkan

anda mengubah prioritas? • Perbedaan antara format 1 dan 2 menunjukkan bahwa anda belum mengelola hidup anda

dengan optimal. Mengapa ini terjadi? • Berdasarkan pengamatan anda, apakah kondisi macam ini juga terjadi dalam ’kehidupan’

organisasi KSM-KSM kita? Apa buktinya? • Rencana tindak lanjut apa yang harus kita buat untuk KSM-KSM kita?

6) Tuliskan pendapat-pendapat peserta pada kertas plano/papan tulis.

Kesimpulan utama adalah: dalam mengelola sebuah organisasi, penentuan prioritas menjadi sangat penting, agar kita bisa membuat rencana, mengurutkan tahap-tahap pekerjaan, serta alokasi waktu dan dana yang tersedia.

7) Untuk memperkuat, sampaikan contoh cara mengelola KSM peminjam dalam bahan bacaan 3.

8) Persilakan peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.

9) Simpulkan hasil diskusi dan tutup pembahasan dengan penjelasan sebagai berikut:

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Istilah “manajemen” belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Manajemen merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu seni, manajemen akan menggerakkan orang bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai visi/misi lembaganya. Artinya disini, ada aspek seni memimpin, dan memotivasi orang. apalagi jika dikaitkan dengan manajemen KSM sebagai suatu lembaga yang bersifat sukarela, tentunya BKM harus mencari sumber motivasi/penggerak selain upah atau uang atau materi lainnya. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemen berhubungan dengan cara-cara untuk melakukan berbagai hal dalam mencapai visi/misi lembaganya. Faskel akan memberikan banyak masukan mengenai ilmu pengetahuan pengelolaan organisasi. Tapi, kemungkinan akan banyak juga yang bersifat teori. Untuk menerapkannya, BKM bisa memasukkan unsur-unsur pengetahuan lokal. Namun, istilah “manajemen” seringkali juga menimbulkan tanggapan yang campur-aduk. Tidak jarang istilah manajemen diartikan sebagai sekelompok orang yang menjadi pimpinan dan memiliki kewenangan yang demikian besar. Kita sering mendengar pada berbagai kasus PHK, misalnya, seseorang mengatakan, “ pihak manajemen sudah memutuskan….” Sumber: “Manajemen Organisasi Nirlaba”, P3M

Page 31: Cover - Manaemen KM

29

Format Isian

Masalah

(1)

Alokasi waktu (Jam)

(2)

Alokasi dana (Rp)

(3)

Page 32: Cover - Manaemen KM

30

Magelang, 28 Februari 2008 Semangat yang Tak Lapuk Dimakan Usia

Nama lengkapnya adalah Siti Khotijah. Orang biasa memanggilnya Bu Makruf, mengikuti nama almarhum suaminya. Ia lahir di Temanggung, tanggal 8 Agustus, 70 tahun silam. Meski sudah berusia banyak, nenek 16 cucu dan 6 putera ini masih aktif berperan sebagai seorang relawan P2KP di tempat ia tinggal, yakni Dusun Baron, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Bu Makruf, yang hanya sempat mengecap bangku sekolah hingga setingkat SMP ini masih kelihatan sehat dan lincah. Giginya boleh saja hampir habis karena digerogoti usia, tapi semangat Bu Makruf untuk terjun ke masyarakat tidak pernah habis. Ia selalu aktif dalam kegiatan Muslimat setiap minggu, sampai dengan

tingkat kecamatan, bahkan kabupaten.

Tak heran, jika Bu Makruf dipercaya masyarakat untuk membina empat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), yaitu Cendrawasih, Bunga Baron, Bunga Baron Melati dan Maju Lancar. Total jumlah anggota KSM tersebut adalah 38 orang. Usaha yang dikelola keempat KSM juga bervariasi. Mulai dari menjual ikan, tape, yangko, tempe, bakmi, dan membuka warung di rumah.

“Tujuan saya beraktivitas di luar rumah hanya satu, yaitu ikut memajukan masyarakat di dusun sini yang kebanyakan susah untuk maju. Saya berharap warga yang tinggal di Dusun Baron bisa berkembang dengan adanya informasi-informasi yang diperoleh setiap pertemuan,” kata Bu Makruf, mengemukakan alasannya tetap terlibat dalam aktivitas penanggulangan kemiskinan bersama P2KP.

Menurutnya, setiap bulan semua anggota KSM di Dusun Baron selalu mengangsur pinjaman dana bergulir tepat waktu. Kuncinya sederhana, satu minggu sebelum jatuh tempo masa angsuran, Bu Makruf selalu mengingatkan kepada seluruh anggota KSM bahwa waktu angsuran sudah dekat. Alhasil, setiap tanggal jatuh tempo, tidak ada satu orang pun yang menunggak.

Setiap kali anggota KSM menitipkan uang kepada Bu Makruf, ia bergegas menuju rumah UPK untuk menyetorkan uang tersebut. Jarang sekali uang setoran itu mengendap sampai berhari-hari di tanggannya. Ia rela berjalan kaki menuju rumah Unit Pengelola Keuangan (UPK) atau sekretariat Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) untuk memberikan uang setoran, meski jaraknya jauh. Yang pasti, bagi Bu Makruf, sarana transportasi tidak menjadi hambatan untuk tetap beraktivitas di BKM.

Setiap bulan, Bu Makruf menyetorkan angsuran sebesar Rp 1,2 juta dari empat KSM di dusunnya. Ia merasa senang bisa membantu saudara-saudaranya yang kurang mampu. Apalagi jika melihat

Page 33: Cover - Manaemen KM

31

usaha mereka mulai berkembang. Padahal, mereka hanya diberi kucuran dana Rp 250.000 - Rp 300.000 per orang.

Menurut Bu Makruf, di usia yang sudah senja ini, ia berusaha untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya kepada seluruh masyarakat tanpa harus membedakan yang kaya dan yang miskin. “Saya menikmati sekali apa yang saya lakukan sampai saat ini. Meski kalau rapat BKM sering sampai larut malam. Bisa mulai jam 8 malam kemudian selesai jam 2 pagi,” kata Bu Makruf dengan mata berbinar-binar. (Yustina Tri Wahyuningsih, Tenaga Ahli Sosialisasi KMW XIII P2KP-2/Tim Sosialisasi KMP P2KP-2; Firstavina)

Page 34: Cover - Manaemen KM

32

Surabaya, 29 Juni 2007 BKM Kedinding Sarat Inovasi

Kreativitas dan inovasi dari BKM P2KP mencari peluang-peluang usaha dalam upaya menghidupi dirinya sendiri, menjadi sebuah tuntutan. Bila hanya menunggu dan mengandalkan bantuan-bantuan dari pihak lain, maka pengembangannya di kemudian hari sangat sulit diharapkan.

BKM Kedinding Mukti Wibowo, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya, telah mampu menjawab semua tuntutan tersebut. Pabrik tahu yang didirikannya lima bulan lalu, kini sudah berproduksi.

Inovasi-inovasi yang dilakukan oleh BKM Kedinding (P2KP 1/1) enam tahun terakhir, banyak membuahkan hasil. Seperti pertokoan, pasar rakyat, koperasi, pembinaan home industry, pedagang kaki lima, pengadaan sertifikat tanah bagi KSM, kemitraan dengan Bank Jatim, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Koordinator serta Pimpinan Kolektif BKM Kedinding Suwandono, tiada henti mencari peluang-peluang usaha, dan pandai “mendekatkan diri” dengan pemkot setempat. Sehingga, tidak sedikit peluang yang diberikan oleh Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim, berkat kepercayaan mereka terhadap BKM tersebut.

Seperti pabrik tahu yang baru lima bulan terakhir berpoduksi ini. Modal awal pabrik ini berasal dari Program Dampak Kenaikan BBM (PAMDKB) dari Pemprov Jatim. “Sekitar awal 2007, kami (BKM) atas nama masyarakat kelurahan setempat, mengajukan proposal kepada pihak pemprov untuk merebut program pencetakan tenaga kerja tersebut,” kata Suwandono, di Surabaya, pada Sabtu (9/6/2007).

Saat itu, lanjut Suwandono, pihaknya berhasil mendapatkan bantuan hibah sebesar Rp 32 juta. Setelah dikalkulasi, dengan melibatkan semua unsur masyarakat kelurahan, ternyata untuk kegiatan pabrik tahu ini memerlukan dana sebesar Rp 70 juta. Segala upaya pun dilakukan untuk melengkapi kebutuhan ini.

“Akhirnya kami menghadap ke pihak Bank Jatim, dan mendapat pinjaman sebesar Rp 50 juta, dengan bunga yang disepakati yaitu 7,5% per tahun. Jaminannya, ya pabrik ini, yang bernilai sama dengan pinjaman,” ujar Suwandono, didampingi UPK-UPK BKM. Uang tersebut, menurut dia, digunakan untuk pembangunan pabrik, ketel uap, pompa air, instalasi pipa penyaluran uap, tungku-tungku pemasak, pembelian motor gerobak Fukuda, serta bahan dan peralatan kerja lainnya.

“Pabrik tahu yang kami bangun ini memang menggunakan tenaga uap untuk memasak kedelainya. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang kami rekrut sekitar 20 orang, mulai dari tenaga bagian produksi, administrasi, sopir motor Fukuda, dan tenaga pemasarannya,” jelas Suwandono.

Page 35: Cover - Manaemen KM

33

Sementara itu, dari informasi yang diperoleh dari bagian produksi mengatakan, saat ini bahan kedelai untuk produksi sudah mencapai 4 kwintal (400 kg) dan tahu yang dihasilkan sebanyak 26 kotak per loyang.

“Kami menjualnya kepada bagian pemasaran, yaitu Rp 9000 per loyang. Hasilnya, penghasilan kotor kami sebesar Rp 235 ribu. Modal 400 kg kedelai adalah Rp 4000 x 400 kg = Rp 160 ribu. Jadi, keuntungan bersih bagian produksi adalah Rp 75 ribu per harinya,” kata Sutikno dan Epi, bagian produksi.

Ardi, salah seorang yang bertugas di bagian pemasaran menjelaskan, harga jual per loyang (35 potong) adalah Rp 500 per potongnya. “Jadi, keuntungan kami per loyangnya adalah 35 x Rp 500 = Rp 17.500. Bila dikurangi harga pembelian (Rp 9000 per loyang), maka keuntungan yang kami peroleh Rp 8500 per loyangnya. Sedangkan jumlah tenaga bagian pemasaran sebanyak 10 orang, jadi perolehan keuntungan rata-rata setiap hari per orangnya adalah 3 loyang x Rp 17.500 = Rp 52.500,” jelas Ardi.

Manurut Ardi, pasar-pasar yang menjadi tujuan penjualan adalah Pasar Kapasan, Pasar Gubeng, dan Pasar Setro. “Kami juga telah memiliki delapan pelanggan tetap, yang setiap harinya kami suplai,” tutur Ardi dengan raut wajah gembira. (heroe k, P2KP; Nina)

Page 36: Cover - Manaemen KM

34

3. CARA MENGELOLA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

(KSM) PEMINJAM

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Peminjam adalah KSM yang dibentuk oleh warga masyarakat dalam kepentingannya untuk memanfaatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perkotaan untuk kegiatan Pinjaman Bergulir. Disebut KSM Peminjam, karena KSM ini dibentuk hanya untuk kepentingan memperoleh pinjaman bergulir sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan mereka yang pada umumnya adalah warga masyarakat miskin. PENGELOLAAN KSM PEMINJAM : Agar KSM berfungsi sesuai dengan tujuan dibentuknya, maka KSM perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan KSM dilakukan secara partisipatif oleh seluruh anggota KSM dipimpin oleh Pengurus KSM. Langkah-langkah pengelolaan KSM yang baik antara lain :

1. Pengurus KSM membuat pembagian tugas antara Ketua dan Sekretaris. Ketua memimpin KSM dalam setiap pertemuan, melakukan pencatatan / pembukuan KSM dan mengarahkan anggota-angotanya sesuai tujuan dibentuknya KSM. Tugas sekretaris adalah mencatat hasil kesepakatan pertemuan anggota KSM, membantu Ketua dalam mengelola kelompok dan membuat aturan main kelompok.

2. Pengurus membuat aturan main KSM antara lain :

a. Jadwal pertemuan rutin dan insidentil untuk membahas masalah usaha, pinjaman, tabungan dan tunggakan,

b. Kesepakatan tanggung renteng dan bentuk pelaksanaannya, c. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan usaha anggota, dll.

3. Seluruh anggota diusahakan memahami seluruh aturan main yang ditetapkan KSM dengan melakukan tanya jawab untuk pemahaman dan pemberian penjelasan terhadap hal-hal yang masih belum dipahami. Apabila diperlukan dapat meminta BKM/LKM atau UPK untuk memfasilitasi dan memberikan penjelasan atas hal-hal yang belum dipahami tersebut.

4. Apabila seluruh anggota KSM sudah memahami aturan main KSM, diminta mereka mewujudkannya dengan mematuhi semua aturan main tersebut dalam bentuk :

a. Menghadiri setiap pertemuan yang diadakan KSM baik yang rutin maupun yang insidentil

b. Menandatangani pernyataan sepakat menanggung bersama (tang gung renteng) dan merealisasikan dalam bentuk saling mengingat kan kepada sesama anggota KSM tentang kewajian-2 yang harus dipenuhi dan menanggung bersama apabila terdapat anggota KSM yang menungak.

c. Senantiasa mengikuti kegiatan pelatihan maupun coaching yang diadakan oleh BKM/LKM/UPK/Fasilitator dalam rangka peningkatan kemampuan dan ketrapilan usaha mereka.

Page 37: Cover - Manaemen KM

35

Modul 5 Memahami Peran BKM/LKM dan UP Dalam Manajemen KSM

1. Peserta mampu mereview tugas dan fungsinya

2. Peserta memahami peranannya dalam manajemen KSM

Kegiatan 1: Diskusi nilai-nilai pendampingan BKM/LKM dan UP dalam manajemen KSM

Kegiatan 2: Curah pendapat peran BKM/LKM dan UP

2 Jpl ( 90 ’)

Media Bantu : Gambar karikatur

Bahan Bacaan : Peran BKM/LKM dan UP dalam manajemen KSM

• Kertas Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• Metaplan

• Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Page 38: Cover - Manaemen KM

36

Diskusi Nilai-nilai Pendampingan BKM/LKM dan UP dalam Manajemen KSM

1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan apa yang ingin dicapai pada modul ini, yakni peserta memahami bagaimana peran BKM/LKM dan UP dalam mendampingi KSM di wilayahnya.

2) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Kemudian tampilkan gambar pada media bantu. Ajukan pertanyaan kepada semua kelompok: Menurut kelompok, apa makna dari gambar 1? Dan apa makna dari gambar 2? Persilakan kelompok untuk menuliskan jawabannya pada kertas plano. Beri waktu sekitar 5 menit untuk berdiskusi.

3) Persilakan perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. Berikan masukan (jika belum muncul dalam diskusi):

BKM/LKM dan UP harus mampu menampilkan diri sebagai organisasi yang ramah terhadap rakyat miskin. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang harus dihindari antara lain:

• Sifat eksklusif harus dihindari, karena cenderung akan membuat rakyat miskin (KSM) enggan atau takut untuk bergabung

• Jangan sampai BKM/LKM dan UP terjebak menjadi badan baru yang tertutup keanggotaannya

• Jangan sampai BKM/LKM atau UP justru menciptakan elite-elite baru, mencitrakan diri sebagai perpanjangan tangan penguasa. BKM/LKM dan UP bukanlah atasan KSM

• Apa lagi?

Curah Pendapat Peran BKM/LKM dan UP 1) Ajak peserta untuk mendiskusikan dalam kelas: jadi, peran apa yang seharusnya dilakukan oleh

BKM agar UP – UP bisa berfungsi mendampingi KSM – KSM yang ada diwilayahnya, hingga bisa berjalan sampai mandiri?

2) Tulislah setiap jawaban peserta di dalam kertas plano.

3) Simpulkan bersama, dan berilah penguatan berdasarkan Bahan Bacaan: Peran BKM dalam mengembangkan KSM.

Page 39: Cover - Manaemen KM

37

4) Kemudian mintalah para peserta untuk menyusun rencana tindak lanjut untuk menganalisa perkembangan KSM dan menjalankan perannya untuk melakukan pengelolaan/manajemen KSM, agar bisa menjadi KSM yang mandiri. Beri waktu sekitar 10 menit kepada peserta untuk menuliskannya pada kartu metaplan.

5) Kemudian persilakan para peserta untuk menempelkan kartu-kartu tersebut pada papan tulis. Bacakan secara singkat isi beberapa kartu, kemudian tegaskan bahwa inilah rencana tindak lanjut para peserta.

6) Tutup sesi dengan menyampaikan penghargaan kepada para peserta dan ucapan terimakasih.

Page 40: Cover - Manaemen KM

38

Gambar 1

Gambar 2

Page 41: Cover - Manaemen KM

39

Peran BKM/LKM dalam Manajemen KSM Tugas dan Fungsi BKM/LKM

Peran BKM/LKM

Berdasarkan uraian tersebut, maka peran BKM/LKM dalam Manajemen KSM antara lain:

1) Sebagai peletak dasar berorganisasi yang baik (membuat sistem)

2) Sebagai pengawas pelaksanaan program kerja/PJM oleh warga masyarakat

3) Sebagai motivator bagi warga/KSM dalam berorganisasi

4) Sebagai mediator dengan pihak luar

Tugas dan Fungsi UP - UP

Dalam menjalankan seluruh kebijakan yang telah dikeluarkan oleh BKM/LKM serta untuk mempertahankan keberlanjutan dalam proses pembelajaran bagi masyarakat, BKM/LKM perlu membentuk unit-unit pengelola sesuai kebutuhan. Diantaranya :

BKM/LKM merupakan kepemimpinan kolektif dari organisasi masyarakat warga suatu kelurahan/desa yang anggota – anggotanya dipilih berdasarkan kriteria kemanusiaan, sehingga berperan secara penuh sebagai pemimpin masyarakat warga.

Yang menjadi tugas dan kewajiban BKM/LKM adalah sebagai berikut :

• Merumuskan kebijakan serta aturan main secara demokratis mengenai hal – hal yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan

• Mengorganisasi masyarakat untuk merumuskan visi,misi, rencana strategis, dan Pronangkis

• Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan – keputusan yang diambil

• Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif dari tahap identifikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan monitoring evaluasi

• Memonitor, memberi masukan untuk berbagai kebijakan maupun program pemerintah lokal

• Membangun transparansi dan akuntabilitas

• Membuka akses dan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kontrol terhadap kebijakan, keputusan dan kegiatan UP UP, termasuk penggunaan keuangan

• Memfasilitasi usulan program penanggulangan kemiskinan untuk diintegrasikan dengan kebijakan pemerintah kelurahan/desa, kecamatan dan Pemkot/Kab

Page 42: Cover - Manaemen KM

40

a. Unit Pengelola Keuangan (UPK).

Unit Pengelola Keuangan adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM/LKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM/LKM mengenai kebijakan yang menyangkut kegiatan di bidang ekonomi, melakukan pengelolaan dana pinjaman bergulir dan administrasi keuangannya, baik yang berasal dari dana stimulan BLM PNPM Mandiri Perkotaan, maupun dari pihak-pihak lainnya yang-bersifat hibah. Mengendalikan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM ekonomi serta menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak – pihak lain yang mendukung program UPK.

b. Unit Pengelola Lingkungan (UPL)

Unit Pengelola Lingkungan adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM/LKM sebagai unit mandiri untuk mengelola kegiatan di bidang pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman di wilayahnya. UPL bertanggung jawab dalam hal penanganan rencana perbaikan kampung, penataan dan pemeliharaan prasarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman, tata kelola yang baik ("good governance"} di bidang permukiman, dan lain-lain.

c. Unit Pengelola Sosial (UPS)

Unit Pengelola Sosial adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM/LKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kegiatan-kegiatan di bidang sosial, bukan hanya kegiatan yang bersifat karitatif, tapi juga bidang – bidang lain seperti kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari UPK, UPL dan UPS merupakan unit mandiri dan dapat mengambil keputusan yang bersifat operasional dengan sepengetahuan BKM/LKM selama tidak bertentangan dengan keputusan/kebijakan yang telah ditetapkan oleh BKM. Oleh sebab itu setiap unit pengelola wajib mempertanggung-jawabkan hasil kerjanya kepada BKM/LKM Peran UP-UP

Berdasarkan uraian di atas, maka peran UP-UP dalam manajemen KSM antara lain:

• Sebagai implementator atau pelaksana produk-produk/kebijakan BKM/LKM

• Sebagai pihak yang secara langsung terlibat mengkoordinir KSM-KSM dari hari ke hari

• Sebagai mediator, baik antara KSM dengan BKM/LKM, maupun KSM dengan pihak-pihak luar yang mau bekerjasama

Page 43: Cover - Manaemen KM

DEPARTEMEN

PEKERJAAN

UMUMDirektorat Jenderal Cipta Karya

Perkotaan