cover + bagian awal - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih...

12
TINJAUAN PUSTAKA Beras Beras adalah gabah yang bagian sekam dan pericarp (kulit ari)nya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling (huller) serta penyosoh (polisher). Gabah yang hanya terkupas bagian kulit luarnya (hull), disebut beras pecah kulit. Beras sosoh atau beras slyp atau beras putih adalah butiran beras yang telah terbebas dari bekatul dan telah disosoh untuk mendapatkan warna putih mengkilap (Rahmad 2009; Patiwiri 2006). Biji padi atau gabah terdiri atas dua penyusun utama, yaitu 72-82% bagian yang dapat dimakan atau kariopsis (disebut beras pecah kulit atau brown rice), dan 18-28% kulit gabah atau sekam. Kariopsis tersusun dari 1-2% perikarp, 4-6% aleuron dan testa, 2-3% lemma (sekam kelopak), dan 89-94% endosperm. Sumber lain mengatakan kisaran yang berbeda, kemungkinan disebabkan oleh perbedaan varietas gabah, keadaan daerah penanaman dan perbedaan pola budidaya (Juliano, 1984 diacu dalam Haryadi, 2008). Perlu dikemukakan juga hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa kariopsis terdiri atas 6,5% perikarp, teta, nuselus dan aleuron; 2-2,1% skutelum; 0,8-1,1% lembaga atau embrio; dan 90,4-90,6% endosperm. (Juliano, 1980 diacu dalam Haryadi 2008). Stuktur biji padi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1.Struktur Biji Padi (Tengseng Rice Mill, 2011)

Upload: phungdiep

Post on 12-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

5  

TINJAUAN PUSTAKA

Beras

Beras adalah gabah yang bagian sekam dan pericarp (kulit ari)nya sudah

dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan

penggiling (huller) serta penyosoh (polisher). Gabah yang hanya terkupas bagian

kulit luarnya (hull), disebut beras pecah kulit. Beras sosoh atau beras slyp atau

beras putih adalah butiran beras yang telah terbebas dari bekatul dan telah disosoh

untuk mendapatkan warna putih mengkilap (Rahmad 2009; Patiwiri 2006).

Biji padi atau gabah terdiri atas dua penyusun utama, yaitu 72-82% bagian

yang dapat dimakan atau kariopsis (disebut beras pecah kulit atau brown rice),

dan 18-28% kulit gabah atau sekam. Kariopsis tersusun dari 1-2% perikarp, 4-6%

aleuron dan testa, 2-3% lemma (sekam kelopak), dan 89-94% endosperm. Sumber

lain mengatakan kisaran yang berbeda, kemungkinan disebabkan oleh perbedaan

varietas gabah, keadaan daerah penanaman dan perbedaan pola budidaya (Juliano,

1984 diacu dalam Haryadi, 2008). Perlu dikemukakan juga hasil penelitian lain

yang menyatakan bahwa kariopsis terdiri atas 6,5% perikarp, teta, nuselus dan

aleuron; 2-2,1% skutelum; 0,8-1,1% lembaga atau embrio; dan 90,4-90,6%

endosperm. (Juliano, 1980 diacu dalam Haryadi 2008). Stuktur biji padi dapat

dilihat pada Gambar 1.

   

Gambar 1.Struktur Biji Padi (Tengseng Rice Mill, 2011)

Page 2: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

6  

Komponen terbesar penyusun beras adalah pati. Oleh sebab itu ciri-ciri

inderawi yang utama, khususnya teksturnya, ditentukan oleh sifat dan perilaku

pati. Berdasar kandungan amilosanya, beras dikelompokkan menjadi beras ketan

yang mengandung amilosa 0-2% bobot kering, beras berkandungan amilosa

rendah yaitu antara 9-20%, beras berkandungan amilosa menengah yaitu 20-25%,

dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan

digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai tekstur

lunak dan liat. Beras berkadar amilosa rendah digunakan untuk membuat

makanan bayi, sereal sarapan pagi dan roti dengan pengembangan volume

menggunakan ragi (Haryadi 2008).

Subspesies padi yang di tanam didunia secara umum dapat dikelompokkan

menjadi 3 subspesies, yaitu japonica (tipe A), javanica (tipe B) dan indica (tipe

C). Pengelompokan ini didasarkan pada bentuk gabah baik dari panjang maupun

lebarnya. Perbedaan yang paling menonjol dari kedua sub spesies antara javonica

dan indica adalah perbedaan ukuran butiran. Japonica memiliki bentuk butiran

yang pendek membulat, sedangkan indica memiliki bentuk memanjang. Rasio

panjang-lebar japonica lebih kecil dari 2.0 sedangkan indica memiliki rasio

panjang-lebar lebih tinggi hingga 4.0. Rasio lebar-tebal japonica berkisar antara

1.4 sampai 1.6, sedangkan indica 1.3 sampai 1.6. Berat per butir japonica

umumnya lebih tinggi daripada indica (Patiwiri 2006).Sedangkan subspesies

javanica memiliki ukuran butiran yang besar, yaitu memiliki panjang dan lebar

butiran yang tinggi. Indica memiliki rentang lebar butiran antara 2.0-3.5 mm dan

panjang 6.7 mm atau lebih, japonica memiliki rentang lebar butiran 2.7 mm atau

lebih dan panjang 7.7 mm atau lebih (Patiwiri 2006).

Varietas-varietas padi yang ditanam di Indonesia termasuk dalam subspesies

indica. Rasio panjang-lebar paling rendah 2.0 ditunjukkan oleh PB 36 dengan

panjang butiran 6.4 mm, sedangkan rasio panjang-lebar yang tinggi ditunjukkan

oleh varietas Rojolele dan Semeru sebesar 2.9 dengan panjang butiran 6.5-7.5 mm

(Patiwiri 2006).

Persyaratan mutu beras berdasarkan SNI No. 6128-2008 terdiri atas syarat

umum dan syarat khusus. Syarat umum adalah: (a) bebas hama dan penyakit, (b)

bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya, (c) bebas dari campuran dedak dan

bekatul dan (d) bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan

Page 3: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

7  

dan merugikan. Sedangkan syarat khusus beras menurut SNI No.6128-2008

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Syarat khusus beras menurut SNI No. 6128-2008

No Komponen mutu Satuan Mutu I

Mutu II

Mutu III

Mutu IV

Mutu V

1 Derajat sosoh (min) (%) 100 100 95 95 85 2 Kadar air (maks) (%) 14 14 14 14 15 3 Beras kepala (min) (%) 95 89 78 73 60 4 Butir patah (maks) (%) 5 10 20 25 35 5 Butir menir (max) (%) 0 1 2 2 5 6 Butir merah (max) (%) 0 1 2 3 3 7 Butir kuning/rusak (max) (%) 0 1 2 3 5 8 Butir mengapur (max) (%) 0 1 2 3 5 9 Butir asing (max) (%) 0 0,02 0,02 0,05 0,2 10 Butir gabah (max) (butir/

100 g) 0 1 1 2 3

Sumber: BSN (2011)

Penyimpanan Biji-bijian

Penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu

berkaitan dengan waktu. Tujuan penyimpanan dari biji-bijian adalah menjaga

kualitas, termasuk nilai nutrisi dan menjaga biji-bijian dalam kondisi yang bagus

untuk pemasaran dan pengolahan. Kualitas dari bahan yang disimpan dipengaruhi

oleh empat faktor, yaitu (a) kondisi awal biji-bijian, (b) kondisi lingkungan

selama periode penyimpanan, (c) faktor biotik, seperti serangga, tikus dan

mikroorganisme dan (d) berbagai perlakuan yang diaplikasikan pada biji-bijian

selama periode penyimpanan (seperti aerasi, pengeringan, fumigasi, kontrol

atmosfer, grain protectan) (Rajendran 2003).

Kondisi awal biji-bijian

Kondisi awal biji-bijian sebelum penyimpanan, seperti tingkat ketuaan biji,

metode panen dan metode penanganan mempengaruhi kualitas biji-bijian yang

disimpan. Aktivitas cendawan dan serangga hama dapat dimulai sejak dari lahan.

Kondisi sanitasi dan fisik biji bijian setelah panen, sebelum disimpan (seperti

kadar air, kebersihan dan densitas) akan mempengaruhi kualitas penyimpanan,

oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan kualitas biji-bijian sebelum disimpan.

Aktivitas air ataupun kadar air merupakan faktor paling penting, karena akan

Page 4: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

8  

mempengaruhi pertumbuhan serangga hama dan organisme perusak lainnya.

Kadar air tidak akan seragam pada penyimpanan curah dan akan bervariasi antar

daerah, antar lot dan dalam penyimpanan karung akan berbeda antara yang lapisan

berbatasan dengan kemasan dengan yang di dalam, dan di penyimpanan curah

antara lapisan atas dengan lapisan luar atau di dalam. Pada penyimpanan curah,

kadar air tertinggi di beberapa bagian lebih penting daripada kadar air rata-rata

(Rajendran 2003).

Faktor Fisik

Faktor fisik yang berpengaruh terhadap penyimpanan biji-bijian adalah

suhu, aktivitas air/kadar air biji dan kelembaban udara. Aktivitas hama

bergantung pada suhu, sehingga suhu memiliki peran penting dalam

penyimpanan. Serangga dan kapang memiliki kondisi suhu optimum

pertumbuhan, masing-masing 25-31°C dan 25°C. Penurunan suhu akan

menurunkan aktivitas dan perkembangan serangga dan kapang. Kenaikan suhu

akan menyebabkan peningkatan aktivitas respirasi dari biji-bijian dan serangga,

sehingga reaksi deteriorasi lebih cepat terjadi. Faktor lain yang yang berkorelasi

dengan suhu adalah kadar air atau aktivitas air dari biji. Kadar air antara 12-14%

baik untuk pertumbuhan serangga. Jika aktivitas air (Aw) 0,9 atau lebih, kapang

akan tumbuh. Jika Aw rendah, aktivitas hama akan turun. Suhu dan kadar air

secara bersama-sama menentukan lama penyimpanan. Respirasi dari biji-bijian

dan hama serangga akan mengkonsumsi oksigen dan melepaskan karbon dioksida

selama penyimpanan. Kadar oksigen dan karbon dioksida juga mempengaruhi

populasi dan pertumbuhan serangga (Rajendran 2003).

Interaksi antara faktor fisik dengan proses biologi dalam ekosistem

penyimpanan biji-bijian berperan utama dalam perubahan komposisi biji-bijian

dan sifat fungsionalnya. Perubahan tersebut diantaranya penurunan kadar

karbohidrat termasuk penurunan jumlah gula reduksi dan total gula. Penurunan

kadar lemak dan peningkatan kadar asam lemak bebas karena aktivitas enzim

lipase serta penurunan kadar vitamin A dan B (Rajendran 2003).

Faktor Biotik dan Pengaruh Perlakuan

Faktor biotik seperti serangga, tungau, tikus, burung dan mikroorganisme

berperan pada susut kuantitas dan kualitas dalam penyimpanan biji-bijian, serta

berperan pada kontaminasi, pemanasan dan terkait dengan problem penyimpanan.

Page 5: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

9  

Pada kasus yang ekstrim dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan (Rajendran

2003).

Serangga merupakan hama yang pertama berinteraksi dengan biji-bijian dan

menjadi ancaman utama dalam mempertahankan kualitas biji-bijian selama

penyimpanan. Serangga ini mengkonsumsi, mengkontaminasi dan menyebarkan

mikroflora. Serangga hama menyebabkan susut bobot terutama karena aktivitas

makan, dan kerusakan terjadi jika serangga meletakkan telur. Hal ini

menyebabkan kehilangan gula non reduksi, gula reduksi dan total gula dari biji-

bijian yang diinfestasi. Serangga hama juga mengeluarkan kotoran yang

mengandung asam urat, selain itu juga kontaminasi juga berupa potongan tubuh

dan serangga mati. Kontaminasi serangga dapat menurunkan harga produk dan

dapat juga menyebabkan penolakan produk. Serangga juga berperan dalam

menyebarkan cendawan penyimpanan (Rajendran 2003).

Perlindungan biji-bijian dari kerusakan dapat dilakukan secara fisik dengan

(a) manipulasi suhu, aktivitas air dan komposisi udara; (b) aplikasi “inert dust”

dan (c) pemisahan secara mekanis untuk membuang serangga hama, digunakan

sebelum perlindungan secara kimia dan fumigasi diperkenalkan. Perlakuan fisik

memiliki kelebihan karena bebas residu dan tidak mempengaruhi kualitas biji,

namun umumnya biayanya mahal, tetapi beberapa perlakuan telah dilakukan pada

skala komersial (Rajendran 2003). Kerusakan selama penyimpanan dapat dicegah

dengan fungisida, insektisida, cara pengemasan dan pengaturan ruangan serta

pengaturan kadar air dan suhu selama penyimpanan (Wardana 2010).

Penggunaan bahan pengemas yang dibuat dari bahan yang sukar ditembus

oleh serangga (tidak dapat digigit) merupakan salah satu metode untuk

melindungi bahan yang disimpan. Kemasan harus anti serangga (tidak ada

sambungan/keliman yang merupakan celah yang dapat dimasuki oleh serangga).

Contoh kemasan yang bersifat tahan terhadap serangan hama pascapanen adalah

poliester/polikarbonat dengan ketebalan > 40µm atau laminat plastik dengan

aluminium foil (alufo). Kemasan karung/kantong yang terbuat dari lembaran

plastik, lebih baik dibanding kantong atau karung yang terbuat dari anyaman

plastik. Penutupan kantong/karung secara dikelim/heat-seal lebih baik dibanding

penutupan dengan cara dijahit (Haryadi 2010).

Page 6: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

10  

Sitophilus oryzae

Sitophilus oryzae merupakan hama yang yang paling merusak pada biji-

bijian yang disimpan. S.oryzae merupakan kumbang moncong kecil yang

bervariasi dalam ukuran, tapi rata-rata 2-3 mm. Moncong S.oryzae panjang (1

mm), hampir 1/3 bagian dari total panjangnya. Kepala dengan moncong hampir

sama panjangnya dengan protorak maupun elytra. Warnanya bervariasi dari merah

coklat kusam sampai hitam, dan biasanya ditandai dengan 4 bintik merah sampai

kuning pada bagian punggung (Gambar 2). Sayap bawah dari S.oryzae akan

berkembang dan dapat terbang. Thorak ditutupi oleh bintik-bintik padat yang

disebut puncture dan elytra memiliki memiliki barisan bintik menurut garis

membujur. Tahap larva dari dari serangga ini berwarna putih, lembut, tak berkaki

dan berada didalam biji, memakan biji dari dalam. Setelah berkembang, larva

akan menjadi pupa dan akhirnya menjadi imago (Kohler 2008; Jacobs dan Calvin

2001).

 

Gambar 2.Imago Sitophilus oryzae (Makarov 2002)

Selama musim panas, periode perkembangan lebih pendek, yaitu sekitar 26

hari. Periode ini akan lebih lama pada kondisi cuaca dingin. S.oryzae dapat

terbang, dan infestasi kemungkinan terjadi saat di lahan terlebih dahulu daripada

pada saat panen. S.oryzae merupakan hama yang merusak biji-bijian.

Berkembang di dalam biji menyebabkan kerusakan hampir semua biji-bijian

dalam elevator atau tempat penyimpanan (Jacobs dan Calvin 2001).

S.oryzae mengalami metamorfosis sempurna dengan perkembangan telur

hingga imago selama 35 hari di daerah tropis, dan 110 hari di daerah beriklim

dingin. Lingkungan paling sesuai bagi perkembangan hama ini adalah pada suhu

25-27°C dan kelembaban udara 70%. Rata-rata masa hidup imago 4-5 bulan ,

Page 7: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

11  

tetapi beberapa individu mampu hidup hingga satu tahun. Betina bertelur selama

hidupnya dengan fekunditas total 300-400 butir, tetapi hanya ± 150 telur yang

diletakkan dengan puncak oviposisi pada umur imago 4-5 minggu (Anggara dan

Sudarmadji 2009).

Rentang waktu perkembangan serangga pradewasa bergantung pada kualitas

beras dan suhu lingkungan penyimpanan. Imago betina membuat lubang kecil

pada permukaan beras, bertelur di lubang tersebut, dan menutupnya kembali

dengan semacam zat lilin (egg-plug) yang disekresi mulutnya. Telur menetas

setelah telur diletakkan 3-6 hari. Larva tidak bertungkai (apoda), dan berkembang

melalui empat instar selama ± 25 hari (3-4 minggu) sebelum menjadi pupa. Pada

suhu 18°C, stadia larva berlangsung ± 98 hari. Setelah tujuh hari sebagai pupa,

imago muncul dan hanya menyisakan selaput kulit luar beras. Apabila menyerang

gabah, imago keluar dengan membuat lubang (emergence hole) pada sekam

(Anggara dan Sudarmadji 2009).

Kumbang bubuk beras merupakan salah satu hama penting dalam

penyimpanan biji-bijian. Hama ini berasal dari India dan telah menyebar ke

seluruh dunia melalui perdagangan. Baik serangga dewasa maupun larva makan

keseluruhan biji. Sitophilus oryzae dapat menyerang biji-bijian utuh yang

disimpan seperti, gandum, sorgum, barley dan beras (Kohler 2008).

Kerusakan beras yang disebabkan serangga susah diukur secara

keseluruhan. Akibat serangan serangga pada beras secara nyata dapat dilakukan

secara langsung dan tidak langsung. Kerusakan langsung dapat terjadi karena

serangga yang memakan beras, mengkontaminasi beras dan merusak struktur

penyimpanan; kerusakan tidak langsung terjadi terkait dengan pemanasan massa

biji-bijian, distribusi mikroorganisme dalam beras dan resistensi konsumen

terhadap produk yang terkontaminasi (Howell Jr 2003).

Internal feeder menyebabkan kerusakan yang besar pada biji, satu studi

menunjukkan bahwa kumbang bubuk beras memakan 30% biji saat berkembang

di dalam gandum. Kerugian dapat disebabkan beras terdegradasi karena adanya

butir rusak oleh serangga atau banyak bagian serangga pada beras (Howell Jr

2003).

Page 8: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

12  

Ketahanan Varietas Beras terhadap Serangan Hama Pascapanen

Salah satu metode preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan

hama pascapanen yang dapat menimbulkan kerusakan dan kehilangan bahan

pangan adalah dengan menyimpan serealia yang tahan terhadap serangan hama

pascapanen. Secara alamiah, ada varietas-varietas hasil panen yang rentan dan

adapula varietas tanaman yang resisten terhadap serangan hama pascapanen.

Haryadi (1991) telah mengembangkan metode screening untuk menyeleksi

berbagai varietas serealia yang tahan terhadap serangan hama pascapanen.

Berdasarkan metode yang dikembangkan tersebut, diketahui bahwa varietas eksotik

(di tanam di daerah tropis) lebih tahan terhadap serangan Sitophilus oryzae

dibanding beras varietas sub-tropis (Haryadi 2010).

Dengan rekayasa genetik atau teknik pemuliaan tanaman lainnya

dimungkinkan diciptakan varietas serealia yang menghasilkan biji yang resisten

terhadap serangan hama pascapanen. Selama ini telah dihasilkan berbagai varietas

baru serealia. Pada umumnya dihasilkan varietas yang unggul dari sisi produksi,

seperti tahan hama prapanen, tahan penyakit, produktivitas tinggi, rasa yang enak,

umur tanam yang lebih pendek, tahan keasaman tinggi, tahan kekerinagn dan

keunggulan lainnya. Akan tetapi penemuan varietas-varietas tersebut tidak

bermakna, apabila pada tahap penyimpanan, varietas-varietas baru tersebut tidak

tahan serangan agen-agen perusak khususnya serangan hama pascapanen (Haryadi

2010).

Screening varietas beras/padi terkait dengan ketahanannya terhadap

serangan hama pascapanen telah dilakukan. Rashid et al. (2009), telah melakukan

pengujian resistensi tujuh varietas beras terhadap serangan Sitophilus oryzae (L),

dan hasilnya menunjukkan ada beberapa varietas beras yang resisten dengan susut

bobot yang rendah. Selanjutnya preferensi makan dari Sitophilus oryzae pada empat

varietas beras (Taroum, Hashemi, Ali Kazemi dan Dylamani) juga telah dilaporkan

oleh Hasheminia (2011) yang menunjukkan bahwa Sitophilus oryzae memiliki

preferensi makan yang berbeda terhadap beras dari varietas yang berbeda. Nadeem

et al. (2011) juga telah meneliti preferensi makan dan periode perkembangan

Tribolium castaneum (Herbst), Rhyzopertha dominica (F.) dan Trogoderma

granarium Everts pada padi, beras pecah kulit dan beras giling dari empat varietas

Page 9: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

13  

padi pada kondisi laboratorium. Varietas yang berbeda memberikan respon yang

berbeda terhadap feeding preference, perkembangan dan kehilangan berat biji.

Abebe et al. (2009) melaporkan ketahanan beberapa varietas jagung terhadap

serangan hama gudang Sitophilus zeamais (Motsch.), salah satu hama penting

dalam penyimpanan jagung. Dari 13 varietas yang di screening, diperoleh satu

varietas resisten sedangkan yang lain cukup resisten.

Pengemasan Beras

Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang

dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya

kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan

yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan,

benturan dan getaran. Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk

hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni,

plastik, kertas dan gelombang karton (Syarief et al. 1989).

Kerusakan atau umur simpan dari bahan pangan dipengaruhi oleh faktor

intrinsik yang merupakan sifat dari produk itu sendiri dan faktor ekstrinsik

(lingkungan). Faktor ekstrinsik diantaranya adalah profil suhu dan waktu selama

processing, kontrol suhu, RH, paparan terhadap cahaya selama penyimpanan dan

distribusi, komposisi gas di dalam kemasan dan penanganan oleh konsumen

(Brown dan Williams 2003).

Pengemasan produk akan memberikan efek yang signifikan pada berbagai faktor ekstrinsik tersebut. Perkembangan bahan kemasan diarahkan oleh kebutuhan untuk mengurangi akibat dari pengaruh lingkungan dan meningkatkan umur simpan. Pada beberapa kasus kemasan sendiri dapat secara efektif meningkatkan umur simpan seperti menjadi barrier yang sempurna terhadap cahaya dan oksigen, sedangkan pada banyak kasus, berbagai faktor akan mempengaruhi efektitivitas kemasan (Brown dan Williams 2003).

Biji-bijian biasanya kering dan biasanya tidak mendukung pertumbuhan

bakteri. Serangga dan cendawan merupakan organisme utama yang menyebabkan

kerusakan dalam ekosistem penyimpanan biji-bijian dan mereka secara alami

bersifat aerobik. Oleh karena itu, menciptakan kondisi rendah oksigen dalam

Page 10: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

14  

ekosistem penyimpanan biji-bijian memeliki efek mematikan pada serangga dan

cendawan dan meningkatkan umur simpannya (Jaya and Jeyamkondan 2002).

Perintis penyimpanan kedap udara modern telah menghasilkan penggunaan

penyimpanan kedap udara yang ekstensif, aman dan bebas dari pestisida yang

cocok untuk berbagai jenis komoditas dan biji-bijian, terutama pada daerah yang

beriklim panas dan lembab. Metode penyimpanan yang digunakan adalah

penyimpanan hermetis organik, yang lebih dikenal dengan penyimpanan hermetik

yaitu modifikasi udara untuk mempertahankan oksigen tetap rendah yang

didasarkan pada aktivitas metabolik dan respirasi serangga, mikroflora dan

komoditi itu sendiri di dalam ruang simpan/kemasan (Villers et al. 2007).

Plastik “Hermetik” laminat

Plastik hermetik adalah kantong plastik yang dibuat dari bahan dan teknik

khusus untuk menciptakan lingkungan hermetik (kedap dari pengaruh udara

luar). Jenis plastik ini memiliki ketebalan 0.078 mm dengan lapisan pelindung

dibagian luar dan barier gas di tengah. Plastik ini memiliki permeabilitas yang

rendah pada uap air dan gas (8 g.m-2.24 jam untuk uap air dan 0.3 cm3.m-2.24 jam

oksigen) (Villers dan Gummert 2009).

Polipropilen (PP)

Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,

ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup

mengkilap. Monomer polipropilen diperoleh dengan pemecahan secara termal

naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propilene dan homolog yang lebih tinggi

dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah. Titik didih PP 1600C dan

dapat digunakan dalam autoklaf (Syarief et al. 1989). Tembus pandang dan jernih

dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalam bentuk kemasan kaku.

Low Density Poli Etilen (LDPE)

LDPE merupakan plastik termoplastik poliolefin yang pertama kali

digunakan secara komersial. LDPE memiliki struktur molekul yang unik, yaitu

memiliki rantai cabang panjang yang banyak. LDPE banyak digunakan untuk

berbagai hal, seperti film pengemas, pelapis, bahkan bahan insulasi kabel. Salah

satu alasan dari penggunaannya yang luas adalah stabilitas panasnya yang bagus

Page 11: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

15  

dan toksisitasnya yang rendah. LDPE memiliki derajat elongasi yang tinggi maka

plastik ini mempunyai kekuatan terhadap kerusakan dan ketahanan untuk putus

yang tinggi. Titik lelehnya berkisar anatar 105-115°C. Digunakan untuk film

kemasan, mangkuk, botol dan wadah/kemasan. Sifat mekanis LDPE adalah kuat,

agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah

60°C sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air

tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.

(Syarief 1989; Baker dan Mead 2000). Sifat barier terhadap gas dan uap air dari

berbagai plastik film kemasan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Sifat barrier terhadap gas dan uap air dari berbagai plastik film kemasan

Film (tebal 25µm)

Laju transmisi uap air (WVTR) g m-2/24 jam

Laju transmisi oksigen cm3 m-2/24 jam.

LDPE HDPE OPP Cast PP EVOH PVdC PA PS PET Aluminium

10-20 7-10 5-7

10-12 1 000

0.5-1.0 300-400 70-150 15-20

0

6 500-8 500 1 600-2 000 2 000-2 500 3 500-4 500

0,5 2-4

50-75 4 500-6 000

100-150 0

Keterangan: WVTR pada kondisi tropis dengan RH 90% pada 38°C Sumber: Kirwan dan Strawbridge (2003)

Beberapa penelitian penggunaan plastik untuk mengemas biji-bijian telah

dilakukan, diantaranya penggunaan plastik LDPE untuk pengemas beras Pandan

Wangi, dapat mempertahankan aroma beras dan disukai oleh panelis pada minggu

kedelapan pengamatan (Natalia 2007). Selanjutnya hasil penelitian Subarna et al.

(2006) dan Suroso et al. (2006) menunjukkan bahwa kandungan gizi proksimat

beras Ciherang, IR 64 dan Sintanur yang dikemas dalam kantong plastik selama

enam bulan tidak mengalami perubahan, namun terjadi perubahan aroma, rasa dan

kepulenan dari beras Ciherang dan Sintanur serta perubahan kadar air dan derajat

putih beras untuk semua varietas. Ferizli et al. (2000), meneliti penggunaan

kemasan kedap dalam penyimpanan jagung, hasilnya menunjukkan bahwa kemasan

kedap dapat menekan populasi serangga hama R.dominica dan T.castaneum yang

Page 12: COVER + BAGIAN AWAL - repository.ipb.ac.id · dan beras berkandungan amilosa tinggi, yaitu lebih dari 25%. Beras ketan digunakan untuk membuat olahan manis dan olahan yang mempunyai

16  

diinfestasikan secara artifisial setelah penyimpanan selama dua bulan. Selanjutnya,

penggunaan kemasan film plastik sebagai pengemas juga dilakukan oleh Sanon et

al. (2011), yang hasilnya menunjukkan bahwa penyimpanan hermetik kacang

tunggak dalam dua lapis kantong plastik HDPE dengan ketebalan minimum 80 µm

secara signifikan dapat menurunkan jumlah Callosobruchus maculatus dan

kerusakan biji.