contohskripsi
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL DI
KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
(Studi Kasus Di Kelurahan Dinoyo, Tlogomas,
Sumbersari, Lowokwaru, dan Tulusrejo)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
RENNY APRILLANITA
NIM. 0510223156
KONSENTRASI BIDANG PEMASARAN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
2
3
RIWAYAT HIDUP
Nama : Renny Aprillanita
Tanpat & Tanggal Lahir : Balikpapan, 27 April 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Wonosari RT 25 No.12 GSI Balikpapan
Telepon : 0542 - 420817
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 1993 – 1999, SD Negeri 011 Balikpapan Tengah
2. 1999 – 2002. SLTP Negeri 1 Balikpapan
3. 2002 – 2005, SMA Negeri 1 Balikpapan
4. 2005 – 2009, terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya Malang
4
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Faktor Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan
Pembelian Air Mineral Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
(Studi Kasus Di Kelurahan Dinoyo, Tlogomas,
Sumbersari, Lowokwaru, dan Tulusrejo)
Oleh : Renny Aprillanita, NIM : 0510223156
Dosen Pembimbing : Dra. Balqis, MM.
Saat ini, air mineral merupakan pilihan utama sebagian besar orang dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih. Hal ini dikarenakan air mineral memiliki
keunggulan dibandingkan air bersih yang apabila diperoleh dengan memasak air
mentah. Selain karena praktis, higienis, harga yang terjangkau, dan sifatnya yang
lebih tahan lama dibanding air minum non-kemasan, air mineral juga mudah
diperoleh. Penelitian dilakukan di Kecamatan Lowokwaru, yang dimana menurut
data statistik kota Malang tahun 2008 merupakan kecamatan yang padat
penduduknya, yaitu 157.949 jiwa. Peneliti melakukan penelitian untuk
mengetahui faktor psikologis apa saja yang mempengaruhi konsumen terhadap
pembelian air mineral. Oleh karena itu, dengan menganalisis faktor psikologis
konsumen akan memberikan petunjuk bagi perusahaan untuk melakukan
pengembangan produk terkait dengan keputusan pembelian air mineral oleh
penduduk yang bermukim di Kecamatan Lowokwaru.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah explanatory
research, yang menjelaskan hubungan kausal antara variable-variabel melalui
pengujian hipotesis. Penelitian ini terdiri atas lima variabel bebas (X), antara lain
variabel motivasi (X1), persepsi (X2), pengetahuan (X3), dan keyakinan dan sikap
(X4), dan satu variabel terikat yaitu keputusan konsumen (Y). Dalam menentukan
sampel, peneliti menggunakan proportionate stratified random sampling, dimana
teknik penggambilan sampel digunakan bila populasi mempunyai unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Teknik analisis data yang
5
digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 15.0 for
Windows.
Hasil dari pengujian hipotesis I dengan menggunakan Uji F menunjukkan
variabel motivasi (X1), persepsi (X2), pengetahuan (X3), dan keyakinan dan sikap
(X4), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen (Y).
Sedangkan untuk pengujian hipotesis II dengan menggunakan Uji t menunjukkan
bahwa untuk variabel motivasi (X1), pengetahuan (X3), dan keyakinan dan sikap
(X4), secara parsial berpengaruh signifikan dan variabel persepsi (X2) tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen (Y). Sedangkan hasil dari
pengujian hipotesis III menunjukkan variable yang paling dominan berpengaruh
terhadap keputusan konsumen (Y) adalah variable keyakinan dan sikap (X4)
dengan nilai koefisien standardized (Beta) tertinggi sebesar 0.292.
Kata Kunci : Faktor Psikologis, Keputusan Pembelian Konsumen
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk yang tiada
pernah putus untuk menerangi hati dan pikiran sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor
Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral di
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang (Studi Kasus di Kelurahan Dinoyo,
Tlogomas, Sumbersari, Lowokwaru dan Tulusrejo)”.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk memenuhi syarat dalam
mencapai derajat Sarjaya Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya malang.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan banyak
pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Balqis, MM selaku sosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. M. S. Idrus, SE., M.Ec., Ph.D, selaku ketua jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Braijaya Malang.
3. Bapak Prof. Dr. Bambang Subroto, SE,. MM, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya
4. Bapak Nanang Suryadi, SE., M.Si, selaku sekretaris jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya malang.
5. Bapak Dr. Achmad Sudiro, SE., ME, selaku dosen penguji I
6. Astrid Puspaningrum, SE., MM, selaku dosen penguji II
7. Bapak sekretaris kecamatan Lowokwaru yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk melaukan penelitian skripsi dikecamatan
Lowokwaru.
8. Orang tua ku yang jauh di sana, terimakasih dukungannya, yang menopang
hidup ku selama 3 tahun dimalang, adik dan kakak ku, makasih doa nya.
9. “Elek” terima kasih buat perhatian, bantuannya dan dukungannya.
10. Teman-temanQ Rina, Mbos, DC, Rere, Rengga.
7
11. Seluruh teman-teman jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi angkatan 2005
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
12. Anak Watumujur No.8, niko, ayu, mb’oneng, vindi, nandong, ratih06, ro2,
nikum, eli, tihe, ninda.
13. Dan semua pihak yang selama ini membantu dalam penyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Terakhir, meskipun dalam proses penulisan Skripsi ini dimungkinkan
bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, namun setiap kesalahan yang terdapat
di dalamnya merupakan kelalaian dan tanggung jawab penulis. Penulis menyadari
bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan
saran sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat dan memberikan kontribusi positif dalam pengembangan pendidikan
dan wacana berpikir kita.
Malang, Maret 2009
Penulis
8
DAFTAR ISI
Hal.
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................... iii
Daftar Bagan .............................................................................................. vi
Daftar Tabel ............................................................................................... vii
Daftar Gambar ........................................................................................... ix
Daftar Lampiran ......................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................. 4
1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ....................... 5
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran ...................... 6
2.2. Pengertian Perilaku Konsumen ........................... 6
2.3. Karakteristik yang Mempengaruhi
Tingkah laku Konsumen ..................................... 7
2.4. Peran Konsumen Dalam Membeli ....................... 15
2.5. Jenis-jenis Tingkah laku
Keputusan Pembelian ......................................... 15
2.6. Proses Keputusan Membeli ................................. 18
2.7. Hubungan dan Pengaruh Faktor Psikologis
Terhadap Keputusan Pembelian ........................ 21
2.8. Kerangka Pemikiran ........................................... 24
2.9. Hipotesis Penelitian ............................................ 25
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian ................................... 27
3.2. Lokasi Penelitian ................................................. 27
9
3.3. Populasi dan Sampel ........................................... 28
3.4. Jenis Sumber Data
3.4.1. Jenis
Data .................................................... 30
3.4.2. Sumber
Data ............................................... 30
3.4.3. Skala
Pengukuran ....................................... 31
3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................. 31
3.6. Variabel Penelitian .............................................. 32
3.7. Definisi Operasional Variabel ............................. 33
3.8. Uji Validitas dan Reabilitas
3.8.1. Uji Validitas ................................................ 35
3.8.2. Uji
Reliabilitas ............................................ 36
3.9. Uji Asumsi Klasik ............................................... 37
3.9.1. Uji Normalitas ............................................ 37
3.9.2. Uji Heteroskedastisitas ................................ 37
3.9.3. Uji Multikolinearitas ................................... 38
3.10. Analisis Regresi Berganda................................... 39
3.11. Uji Hipotesis
3.11.1. Uji
F ............................................................ 40
3.11.2. Uji
t ............................................................. 41
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kecamatan
Lowokwaru ……………………………….......... 43
4.2. Gambaran Umum Responden ………………….. 48
4.3. Gambaran Distribusi Frekuensi Variabel ............ 55
4.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..................... 59
10
4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Motivasi (X1) ............................................. 60
4.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Persepsi (X2) ............................................... 60
4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Pengetahuan (X3) ......................................... 61
4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Keyakinan dan Sikap (X4) .......................... 61
4.4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Keputusan Pembelian (Y) .......................... 62
4.5. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ………………... 62
4.5.1. Uji
Normalitas ........................................... 63
4.5.2. Uji Non-Kolinieritas Ganda
(Multicolinearity) ...................................... 64
4.5.3. Uji Non-Heteroskedastisitas
…………….. 65
4.6. Analisis Data
4.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda
……….. 66
4.6.2. Koefisien Determinasi (R2) ……………… 69
4.7. Hasil Pengujian Hipotesis
4.7.1.1. Uji F .................................................. 71
4.7.1.2. Uji t ................................................... 72
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian …...……………... 74
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................... 80
5.2 Saran .................................................................... 81
Daftar Pustaka ............................................................................................. 83
Lampiran ..................................................................................................... 85
11
DAFTAR BAGAN
Bagan I : Kerangka Pikir .................................................................. 24
Bagan II : Model Hipotesis ................................................................ 25
12
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Jenis Kelamin Responden ............................................. 49
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Usia Responden ............................................................ 50
Tabel 4.3 : Distibusi Frekuensi Berdasarkan
Frekuensi Melakukan Pembelian Air Mineral .............. 51
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Status Pekerjaan Responden .......................................... 52
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Penghasilan Per Bulan ................................................... 53
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Merk Air Mineral
yang Dikonsumsi ........................................................... 54
Tabel 4.7 : Distribusi Variabel Penelitian ....................................... 56
Tabel 4.8 : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Motivasi (X1) ................................................................. 60
Tabel 4.9 : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Persepsi (X2) ................................................................. 60
Tabel 4.10 : Uji Validitas dan Reliabelitas
Variabel Pengetahuan (X3) ........................................... 61
13
Tabel 4.11 : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Keyakinan dan sikap (X4) .............................................. 61
Tabel 4.12 : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Keputusan pembelian (Y) .............................................. 62
Tabel 4.13 : Uji Normalitas Sumber distribusi .................................. 63
Tabel 4.14 : Uji Multikolinearitas Variance Inflation Factor
(VIF) .............................................................................. 65
Tabel 4.15 : Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Variabel
(X1, X2, X3, X4) Terhadap absolut Residual dengan
menggunakan Uji rank spearman ................................. 66
Tabel 4.16 : Hasil Analisis Regresi .................................................... 67
Tabel 4.17 : Pengujian Hipotesis Pertama .......................................... 71
Tabel 4.18 : Pengujian Hipotesis Kedua ............................................. 72
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkah laku konsumen .......................................................... 7
15
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner ............................................................................................ 85
2. Tabulasi Data Kuisioner .................................................................... 88
3. Statistik Deskriptif ............................................................................ 93
4. Uji Validitas dan Reabilitas ............................................................... 99
5. Analisa Regresi Berganda ................................................................. 105
6. Peta Wilayah Kecamatan Lowokwaru .............................................. 109
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat baik dalam
perusahaan industri manufaktur, dagang maupun perusahaan jasa. Untuk mampu
bersaing maka setiap perusahaan harus terus menerus meningkatkan kualitas
produk atau jasanya. Agar dapat memiliki produk maupun jasa yang bermutu
perusahaan harus mempunyai strategi-strategi khusus untuk memenangkan
persaingan pasar yang semakin kompetitif.
Pemasaran merupakan salah satu ujung tombak bagi sebuah perusahaan
dan yang biasanya menjadi tolak ukurnya adalah keberhasilan usaha. Dalam
proses pemasaran, konsumen merupakan obyek yang dijadikan sasaran pasar,
maka perusahaan harus dapat memahami konsumen. Banyak hal yang dapat
dilakukan dalam memahami kondisi pasar, salah satunya yaitu dengan
mengadakan penelitian/riset pasar. Sehingga dapat menilai, mengukur
kemampuan dan menginterpretasikan keinginan dan perilakunya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa air bersih merupakan kebutuhan utama bagi
manusia demi kelangsungan hidupnya. Mengenai masalah air, melalui Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah telah berusaha menyediakan dan
memenuhi kebutuhan air minum yang bersih, bebas polusi, tetapi kenyataannya
sampai saat ini banyak dijumpai air ledeng yang keruh karena masih banyak
perusahaan membuang limbahnya ke sungai tanpa diproses lebih dulu. Melihat
kondisi ini, banyak perusahaan yang berusaha memanfaatkan peluang untuk
memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dan menyehatkan
dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk seperti Aqua,
Club, Total, Ades, dan Cheer. Karena dewasa ini hampir seluruh masyarakat
terutama yang hidup di kota-kota besar mengkonsumsi produk air minum untuk
memenuhi kebutuhannya akan minuman yang sehat dan bermineral.
Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya tingkat pendidikan
dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Di samping itu
17
konsumen memiliki kebebasan dalam memilih produk. Untuk itu produsen
memerlukan strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan
memerlukan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk.
Faktor psikologis merupakan hal yang digunakan konsumen dalam
berinteraksi karena faktor psikologis juga merupakan alat bagi konsumen untuk
mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi,
merumuskan pikiran dan pendapat (opini), dan mengambil tindakan. Faktor
psikologia dapat disebabkan lingkungan seseorang karena mereka menggunakan
pengaruh psikologis pada hal-hal yang khusus.
Air mineral diketahui semakin banyak dikenal dan semakin banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Seolah telah menjadi suatu tren saat ini, sebagian
besar masyarakat biasa mengkonsumsi air mineral karena praktis, higienis,
harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Hal
ini juga didukung dengan semakin banyaknya merk-merk air mineral yang
ditawarkan oleh produsen, dan ada kecenderungan beberapa merek yang menjadi
pilihan utama konsumen.
Penulis mengambil bahasan mengenai air mineral dikarenakan saat ini, air
mineral merupakan pilihan utama sebagian besar orang dalam pemenuhan
kebutuhan air bersih. Selain itu, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang saat ini telah berkembang, memungkinkan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dengan lebih praktis.
Studi kasus dilaksanakan di Kecamatan Lowokwaru karena lokasi
kecamatan tersebut masih termasuk wilayah pusat kota, sehingga kemungkinan
besar masyarakatnya mengkonsumsi air mineral. Sedangkan, kelurahan Dinoyo,
Tlogomas, Sumbersari. Lowokwaru dan Tulusrejo dipilih penulis karena lima
kelurahan termasuk kelurahan yang padat jika ditinjau dari segi jumlah
penduduknya, sehingga diasumsikan penelitian yang lakukan oleh penulis dapat
mewakili populasi di Kecamatan Lowokwaru dan juga memudahkan penulis
dalam mengambil sampel penelitian jika hanya terbatas pada lima kelurahan saja.
Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: “Analisis
Pengaruh Faktor Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Air
18
Mineral di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang (Studi Kasus di Kelurahan
Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari, Lowokwaru dan Tulusrejo)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari variabel motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan dan sikap berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian air mineral di Kecamatan Lowokwaru?
2. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari variabel motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan dan sikap berpengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian air mineral di Kecamatan Lowokwaru?
3. Variabel manakah dari faktor psikologis yang terdiri dari motivasi,
persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap yang berpengaruh dominan
terhadap keputusan pembelian Air Minum Mineral di Kecamatan
Lowokwaru?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan dan sikap yang berpengaruh secara simultan
terhadap keputusan pembelian air mineral di Kecamatan Lowokwaru.
2. Untuk mengetahui faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan dan sikap yang secara berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian air mineral di Kecamatan Lowokwaru.
3. Untuk mengetahui Variabel faktor psikologis manakah yang terdiri dari
motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap yang berpengaruh
dominan terhadap keputusan pembelian Air Minum Mineral di Kecamatan
Lowokwaru.
1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian
19
1. Bagi Mahasiswa
1. Memperdalam dan meningkatkan pengetahuan yang berhubungan
dengan manajemen pemasaran, perilaku konsumen dan metode
penelitian.
2. Menambah bekal dan pengalaman dalam mencari pemecahan masalah
yang akan timbul di dunia kerja yang akan datang.
3. Menambah referensi dalam usaha menyempurnakan teori yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan.
2. Bagi Jurusan
1. Sebagai bahan referensi untuk topik yang berkaitan dengan keputusan
pembelian suatu produk air mineral.
2. Sebagai masukan untuk bahan evaluasi penyempurnaan kurikulum
yang ada apakah sudah sesuai dengan dunia usaha atau belum.
3. Sebagai pembanding bagi penelitian sebelumnya dan informasi
pendahuluan bagi peneliti serupa di masa yang akan datang, serta
dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu
pemasaran.
3. Bagi Peneliti
Sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga untuk menambah ilmu
pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis
untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan
pada kenyataan yang ada di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler (2002:9) adalah “proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi”.
20
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang meliputi
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, pemikiran penetapan harga, promosi,
penyalur gagasan, pengawasan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh
perusahaan untuk memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
2.2 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil
seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan
mempergunakan barang dan jasa.
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari.
Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat
rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, di mana
mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa
mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk
mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang mereka beli, di mana dan
berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan
hal yang mudah, jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6)
mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran
yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman
serta ide-ide.
Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: Perilaku konsumen
(consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang
dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan
dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-
tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan,
kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan
barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali
dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan
tersebut.
21
2.3 Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah laku Konsumen
Gambar I
F
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen
Sumber : (Kotler, 2002:144)
Pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh karakteristik sebagai berikut:
a. Faktor budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah
laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:
1) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan
tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari
keluarga dan lembaga penting lainnya.
2) Sub budaya
22
Budaya
Budaya
Sub Budaya
Kelas Sosial
Sosial
Kelompok Acuan
Keluarga
Peran dan Status
Pribadi
Umur dan Tahapdaur hidup
Pekerjaan
Situasi ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian dankonsep diri
Psikologi
Motivasi
Persepsi
Pengetahuan
Keyakinan danSikap
Pembeli
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah
berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur
dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku
yang serupa.
b. Faktor sosial
Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi
diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan,
kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari
kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah
posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial, yaitu:
1) Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan
kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal-
seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa
merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih
formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok
keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.
2) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan telah di teliti secara mendalam, pemasar tertarik
dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian
berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang
menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa
status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan
statusnya dalam masyarakat.
23
c. Faktor pribadi
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
1) Umur dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa
hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering
kali berhubungan dengan umur. Membeli juga di bentuk oleh tahap
daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga
sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran
pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk
yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai
minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah
perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan
produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk.
Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat.
Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil
langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan
mengubah harga produknya.
4) Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas
(pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat
(makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar
kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola
bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku
membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik
24
yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama
terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan
dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan
bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan
diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk
menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau
merek tertentu.
d. Faktor psikologi
Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor
psikologi yang penting, yaitu :
1) Motivasi
Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara
untuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan kepentingan, jenjang
kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk
memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan,
kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang
tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting
berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis)
tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni
(kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang
lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan sosial
atau penghargaan), bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka
menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman). Tetapi kalau setiap
kebutuhan penting ini terpuaskan, kebutuhan paling penting berikutnya
akan muncul.
2) Persepsi
“Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur
dan mengintepretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran keseluruhan” (Kotler, 2000:241). Seseorang
yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut
25
bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang dapat
membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3
macam proses penerimaan indera, yaitu:
a) Perhatian selektif
Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar
informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus
bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.
b) Distorsi selektif
Menguraikan kecenderungan orang untuk mengitepretasikan
informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah
mereka yakini.
c) Ingatan selektif
Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka
pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengigat
informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena
adanya ingatan selektif.
3) Pengetahuan
Menurut Mangkunegara (2002:45) “Perilaku konsumen dapat
dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya.
Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan keputusan
membeli”.
Menurut Kotler, (2002:172), “Pengetahuan adalah perilaku-
perilaku manusia yang dipelajari melalui dorongan, rangsangan,
petunjuk, tanggapan dan penguatan kembali yang saling
mempengaruhi”.
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku
individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori
pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk
permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan
dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan
motivasi, dan memberikan peranan positif.
4) Keyakinan dan sikap
26
Menurut Kotler, (2000:245): Keyakinan dan Sikap mendorong
orang untuk berperilaku secara konsisten terhadap obyek yang sejenis.
Orang tidak harus mengintepretasi dan bereaksi terhadap setiap obyek
dengan cara yang sama sekali baru. Sikap menghemat energi dan
pikiran. Oleh sebab itu, sikap sangat sulit untuk berubah. Sikap
seseorang membentuk pola yang konsisten, dan untuk mengubah
sebuah sikap mungkin membutuhkan penyesuaian besar terhadap sikap
yang lain.
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi
tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada
pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan
mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.
Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang
merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini
menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku
membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi
pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk
mengkoreksinya.
Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari
seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap
menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai
menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau
menjauhinya.
2.4 Peran Konsumen Dalam Membeli
Keputusan pembelian merupakan proses merumuskan berbagai alternatif
tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk
melakukan pembelian.
27
Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli
dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup
mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan. Orang mungkin
memainkan beberapa peran dalam keputusan membeli:
– Pemrakarsa : orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan
gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
– Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau sarannya
mempengaruhi keputusan membeli.
– Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan
membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli,
bagaimana membelinya atau di mana membeli.
– Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian
– Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa.
Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka
mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.
2.5 Jenis-jenis Tingkah laku Keputusan Pembelian
Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin
banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku
membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan
antara merek, yaitu (Kotler, 2002:160) :
a. Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang
dirasakan di antara merek.
Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan
keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat
pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang
banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan
informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu
membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan
28
relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merek tertentu,
mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media
cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan
konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek.
Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika
konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli
dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi
keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan
besar.
Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan
kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan
keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari
informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli.
Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi
atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan
merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang
kuat terhadap suatu merek, mereka memilih merek karena sudah dikenal.
Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin
tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli
melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti
dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan
evaluasi.
Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek,
pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek
29
seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang
konsumen agar mau mencoba produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam
situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan
merek dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran
mungkin berbeda untuk merek yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merek
yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan
menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan
yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
2.6 Proses Keputusan Membeli
Tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli
melewati lima tahap, yaitu (Kotler, 2002:162) :
a. Pengenalan kebutuhan
Proses membeli di mulai dengan pengenalan kebutuhan di mana pembeli
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan
antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak
informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan
produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan
akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam
ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan tersebut.
Kosumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber ini
termasuk:
1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
3) Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
4) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.
30
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan
pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi
mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh
pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi.
Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi
pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi
sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber
komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat
pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi
konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk
sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat
arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan
keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan
mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai di mana posisi
setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total
konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima,
konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa
prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur
evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli
tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam
beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan
pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit
mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan
sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil
keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman,
petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
31
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui
proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-
langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk
niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat
untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap
orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan di
pilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan,
harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi
peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan
lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang
menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian
terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang
diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa
tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi
harapan konsumen akan merasa puas. Konsumen mendasarkan harapan
mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-
sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan
konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar
antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan
kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan
yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.
2.7 Hubungan dan Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan
Pembelian
32
Faktor-faktor psikologis yang bekerja di dalam diri individu sebagian
menetapkan perilaku umum orang-orang tersebut dan dengan demikian
mempengaruhi perilaku mereka sebagai konsumen. Menurut Kolter (2002:154):
“Pengaruh-pengaruh psikologis yang utama terhadap perilaku konsumen adalah
persepsi, kemampuan dan pengetahuan, sikap serta kepribadian”.
Motivasi adalah kekuatan energi internal yang mengarahkan kegiatan
seseorang ke arah pemenuhan kebutuhan atau pencapaian sasaran”.
Motivasi adalah sekelompok mekanisme untuk pengendalian gerakan ke
arah sasaran ini. Tindakan seorang pembeli pada setiap saat dipengaruhi oleh
sekelompok motif, dan bukan hanya satu motif. Pada setiap saat, beberapa motif
terdapat dalam sebuah kelompok dengan prioritas masing-masing, tetapi prioritas
motif ini berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya, motif seseorang untuk
minum secangkir kopi jauh lebih kuat pada saat ia baru saja bangun dari tidur
daripada sesaat sebelum. Motivasi juga mempengaruhi arah dan intensitas
perilaku. Para individu harus memilih sasaran yang akan dikerjakan pada satu saat
tertentu. Motif yang mempengaruhi di mana seseorang membeli produk-produk
secara rutin disebut motif pelanggan. Seorang pembeli akan berbelanja di toko
tertentu karena motif pelanggan seperti harga, pelayanan, lokasi, kejujuran,
keanekaragaman produk, atau keramahan para wiraniaga.
Persepsi adalah proses pemilihan pengorganisasian, dan
penginterprestasian masukan informasi untuk menghasilkan makna. Masukan
informasi adalah sensasi yang diterima melalui penglihatan perasaan,
pendengaran, penciuman, dan sentuhan. Ketika kita mendengar sebuah iklan,
melihat seorang teman, mencium polusi udara atau air, atau menyentuh sebuah
produk kita menerima masukan informasi, di samping persepsi terhadap kemasan,
produk, merek, dan organisasi para individu juga memiliki persepsi diri. Persepsi
ini disebut konsep diri atau citra diri. Merupakan sesuatu yang cukup masuk akal
untuk mempercayai bahwa konsep diri seseorang mempengaruhi keputusan
pembelian dan perilaku konsumen orang tersebut. Pengetahuan dari individu yang
beragam menyebabkan kesanggupan dan efisiensi dalam melakukan tugas-tugas
tertentu. Kemampuan yang diminati oleh para pemasar adalah kemampuan
individu untuk belajar. Pembelajaran merujuk pada perubahan dalam perilaku
33
seseorang yang disebabkan oleh informasi dan pengalaman. Konsekuensi perilaku
sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Perilaku yang menghasilkan
konsekuensi yang memuaskan cenderung diulangi. Sebuah aspek lain dari
kemampuan seorang individu adalah pengetahuan. Pengetahuan terdiri dari dua
komponen, pengenalan akan produk dan keahlian, yang merupakan kemampuan
individual untuk menggunakan produk.
Pengetahuan individual mempengaruhi pencarian, ingatan dan penggunaan
informasi. Keyakinan dan sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif
atau negatif terhadap sebuah obyek atau kegiatan tertentu. Misalnya, kita memiliki
sikap terhadap jenis kelamin, agama, politik, dan musik, seperti halnya terhadap
mobil, sepak bola, dan pizza. Ketika para pemasar menetapkan bahwa sejumlah
konsumen memiliki sikap negatif yang kuat terhadap salah satu aspek dalam
pemasaran mereka, mereka kemungkinan mencoba untuk mengubah sikap
konsumen tersebut terhadap produk untuk membuatnya lebih positif.
34
2.8 Kerangka Pemikiran
Bagan I
Kerangka Pikir
35
Landasan teori Latar belakang Produk Air Mineral
Faktor Psikologis (X)1. Motivasi (X1)2 Persepsi (X2)3. Pengetahuan (X3)4. Keyakinan dan sikap (X4)
Keputusan Pembelian (Y)
Hasil
Perilaku Konsumen
Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif
Uji ValiditasUji ReabilitasAsumsi KlasikRegresi BergandaUji FUji t
Variabel yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor
psikologis dengan keputusan pembelian dilakukan dengan menganalisis faktor
psikologis yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap. Sedangkan
alat analisis yang digunakan adalah uji validitas dan reabilitas, uji asumsi klasik,
uji regresi berganda, Uji F, dan Uji t. Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat
diketahui seberapa besar faktor psikologis konsumen dalam keputusan pembelian
air mineral.
2.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai hubungan antar variabel
dalam suatu penelitian yang perlu dibuktikan. Dalam penelitian ini hipotesis
merupakan salah satu komponen penting karena hipotesis akan memberi
gambaran atas hasil penelitian. Dari perumusan masalah, tujuan penelitian,
landasan teori dan telah dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik
hipotesis sebagai berikut :
Gambar 2.3
MODEL HIPOTESIS
36
Faktor Psikologis (X)
Motivasi (X1)
Persepsi (X2)
Pengetahuan (X3)
Keyakinan dan Sikap(X4)
Keputusan Pembelian ( Y )
Keterangan : secara parsial secara dominan
secara simultan
Berdasarkan hasil hipotesis yang merupakan pengembangan dari model
konsep, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
4. Diduga bahwa faktor psikologis yang terdiri dari variabel motivasi (X1),
persepsi (X2), pengetahuan (X3), keyakinan dan sikap (X4) berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan pembelian air mineral di Kecamatan
Lowokwaru.
5. Diduga bahwa faktor psikologis yang terdiri dari variabel motivasi (X1),
persepsi (X2), pengetahuan (X3), keyakinan dan sikap (X4) berpengaruh
secara parsial terhadap keputusan pembelian air mineral di Kecamatan
Lowokwaru.
6. Diduga variabel keyakinan dan sikap (X4) yang dominan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian air mineral.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk memecahkan permasalahan
yang muncul, sehingga langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian harus
sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian dipakai sebagai
acuan tentang rencana dan prosedur bagaimana penelitian itu dilaksanakan.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Fokus penelitian ini lebih dititikberatkan pada bidang pemasaran yaitu
tentang faktor psikologis yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan
keputusan untuk menggunakan air mineral di Kecamatan Lowokwaru.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian tersebut dilakukan.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lowokwaru pada kelurahan
Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari, Lowokwaru, dan Tulusrejo. Lokasi Kecamatan
Lowokwaru dipilih penulis dikarenakan kecamatan tersebut masih termasuk
wilayah pusat kota, sehingga kemungkinan besar masyarakatnya mengkonsumsi
air mineral. Sedangkan, kelurahan Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari, Lowokwaru,
dan Tulusrejo dipilih penulis karena lima kelurahan termasuk kelurahan yang
padat jika ditinjau dari segi jumlah penduduknya, sehingga diasumsikan penelitian
yang lakukan oleh penulis dapat mewakili populasi di Kecamatan Lowokwaru dan
juga memudahkan penulis dalam mengambil sampel penelitian jika hanya terbatas
pada lima kelurahan saja.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian. Sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang akan diteliti
yang mana memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap. Sedangkan sampel
merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga
38
memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili
populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bermukim di
kecamatan Lowokwaru pada kelurahan Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari,
Lowokwaru, dan Tulusrejo yang berjumlah kurang lebih 157.949 jiwa.
Dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel penulis
menggunakan rumus penentuan sampel slovin seperti yang dikemukakan
Arikunto (2002:99):
12
Nd
Nn
Keterangan:
n : banyaknya sampel
N : populasi
d : presisi yang ditetapkan sebesar 10%
n =
n = 99,94 (dibulatkan menjadi 100 responden)
Teknik pengambilan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik proportional random sampling atau pengambilan sampel berstrata
menurut Sugiyono (2004:58) “Proportionate stratified random sampling adalah
teknik penggambilan sampel yang digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional” sehingga
dari 4 kelurahan yang ada perhitunggannya sebagai berikut:
Tabel 3.1
Perhitungan Jumlah Sampel
No Kelurahan Perhitungan Sampel
1. Dinoyo 20 orang
39
2. Tlogomas 15 orang
3. Sumbersari 19 orang
4. Lowokwaru 25 orang
5. Tulusrejo 21 orang
TOTAL 100 orang
Sumber : Pemerintah Kota Malang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penarikan
sampel berdasarkan pertimbangan, umumnya disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian.
Adapun kriteria sampel yang diambil adalah:
1. Masyarakat yang bermukim, di kelurahan Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari,
Lowokwaru ,Tulusrejo, di kecamatan Lowokwaru.
2. Masyarakat yang sedang membeli produk air mineral.
3.4. Jenis Sumber Data
3.4.1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Yaitu data yang berbentuk pernyataan, uraian atau penjelasan, seperti: data
gambaran umum atau proses pembuatan air mineral.
b. Data Kuantitatif
Yaitu data yang berbentuk angka-angka, seperti: data karakteristik
responden dan hasil jawaban kuesioner penelitian
3.4.2. Sumber data
a. Data primer
40
Adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari responden
melalui pengisian kuesioner. Pada penelitian ini, sumber data lebih
ditekankan pada penggunaan kuesioner yang dibagikan untuk dijawab
responden.
b Data Sekunder
Di samping menggunakan data primer, penelitian ini juga menggunakan
data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(Indriantoro, 2002:147). Data sekunder diperoleh dari buku-buku dan
situs-situs yang memuat data dan menjadi referensi peneliti. Tipe data
sekunder dalam penelitian ini berupa data sekunder eksternal, yakni data
yang disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang
bersangkutan (Indriantoro, 2002:149).
3.4.3. Skala Pengukuran
Penulis memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan dari
keterangan dan informasi yang diberikan responden melalui angket
(Kuesioner) yang telah disebarkan dengan skala likert. Menurut Sugiyono
(2002:86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tantang fenomena sosial.
Pemberian skor ini digunakan metode skala likert, yaitu:
1. Jawaban SS diberi skor 5
2. Jawaban S diberi skor 4
3. Jawaban N diberi skor 3
4. Jawaban TS diberi skor 2
5. Jawaban STS diberi skor 1
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk
memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang baik
maka dipilih dengan menggunakan metode:
1. Observasi
41
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan tanpa mengajukan
berbagai pertanyaan, melainkan mengamati secara langsung pada obyek
yang diteliti.
2. Interview
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan, yaitu para mahasiswa yang terpilih sebagai responden guna
mendapatkan data-data yang diperlukan.
3. Kuesioner
Kuesioner yang dibagikan secara langsung oleh penulis kepada responden
yang ditemui secara langsung di kecamatan Lowokwaru.
4. Dokumentasi
Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca
dan mengamati, mengolah laporan-laporan serta catatan yang menunjang
penelitian ini.
3.6. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas, yaitu:
1) Variabel motivasi (X1) adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan guna mencapai suatu tujuan. (Irawan dan Wijaya, 2000:44).
2) Variabel persepsi (X2) adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan mengintepretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran keseluruhan. (Kotler, 2000:241).
3) Variabel pengetahuan (X3) Menurut Kotler, (2002:172), “Pengetahuan
adalah perilaku-perilaku manusia yang dipelajari melalui dorongan,
rangsangan, petunjuk, tanggapan dan penguatan kembali yang saling
mempengaruhi”.
4) Variabel keyakinan dan sikap (X4)
Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai
suatu hal. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan, opini atau
kepercayaan. Sikap mendorong orang untuk berperilaku secara
konsisten terhadap obyek yang sejenis. Orang tidak harus
42
mengintepretasi dan bereaksi terhadap setiap obyek dengan cara yang
sama sekali baru. Sikap menghemat energi dan pikiran. Oleh sebab itu,
sikap sangat sulit untuk berubah. Sikap seseorang membentuk pola
yang konsisten, dan untuk mengubah sebuah sikap mungkin
membutuhkan penyesuaian besar terhadap sikap yang lain. (Kotler,
2000:245).
b. Variabel terikat yaitu:
Keputusan pembelian (Y) adalah proses merumuskan berbagai alternatif
tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu
untuk melakukan pembelian”.
3.7. Definisi Operasional Variabel
1. Motivasi (X1)
Artinya suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan
tertentu yang berupa keputusan untuk memenuhi kebutuhan akan air mineral.
Indikator dari variabel terdiri dari :
- Keinginan untuk mencoba mengkonsumsi air mineral (X11)
- Bangga atas pembelian air mineral (X12)
- Pemenuhan kebutuhan pokok (X13)
2. Persepsi (X2)
Adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasi,
menginterpretasikan informasi terhadap rangsangan yang diterima oleh
organisme atau individu untuk membentuk gambaran secara keseluruhan
mengenai produk yang akan dibelinya. Indikatornya adalah :
- Citra perusahaan (X21)
- Lebih praktis (X22)
- Pemahaman kehalalan air mineral (X23)
3. Pengetahuan (X3)
Merupakan sesuatu yang dipelajari melalui dorongan, rangsangan, petunjuk,
tanggapan dan penguatan kembali yang saling mempengaruhi terhadap
keputusan membeli. Indikatornya adalah :
- Pengalaman sendiri dalam mengkonsumsi air mineral (X31)
43
- Kebersihan air mineral (X32)
4. Keyakinan dan sikap (X4)
Adalah suatu pola yang diorganisasi melalui pengetahuan yang kemudian
dipegang oleh seorang individu sebagai suatu kebenaran dalam hidupnya.
Sikap mendorong seseorang untuk berprilaku yang konsisten, dan untuk
mengubah sikap yang mungkin membutuhkan penyesuaian besar terhadap
sikap yang lain. Indikatornya terdiri dari:
- Air mineral menyehatkan (X41)
- Rasa aman dalam mengkonsumsi ai mineral (X42)
5. Keputusan Membeli (Y)
Merupakan proses berfikir dan proses seleksi yang ditinjau dari berbagai
pertimbangan yang menghasilkan suatu keputusan untuk melakukan
pembelian. Indikatornya terdiri dari :
- Kualitas air mineral
- Memilih air mineral sesuai dengan harapan
- Lokasi penjualan mudah di jangkau
3.8. Uji Validitas dan Reabilitas
3.8.1. Uji Validitas
Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator
dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan
nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud.
Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen
kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan
untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar
mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.
Menurut Sugiyono (2004:138) : “Cara yang digunakan adalah dengan
analisa Item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan
dikorelasikan dengan total nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel
44
dengan menggunakan rumus korelasi product moment”. Syarat minimum untuk
dianggap valid adalah nilai rhitung > dari nilai rtabel.
Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (2002: 220):
Dimana:
r = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
n = Banyaknya sampel
X = Skor tiap item
Y = Skor total variabel
3.8.2. Uji Reliabilitas
Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya
konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur
tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada
waktu yang berbeda.
Menurut Arikunto (2002:145): “Untuk uji reliabilitas digunakan Teknik
Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila
memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.
Pada penelitian ini perhitungan reliabilitas menggunakan rumus alpha (Arikunto,
2002: 138) sebagai berikut:
Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
45
k = banyaknya butir pertanyan
2b = jumlah varians butir
2t = jumlah varians total
3.9. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji dasar klasik untuk model
persamaan regresi berganda agar persamaan yang dihasilkan tidak bias yang
terbaik (Best Linier Unbias Estimator/BLUE). Uji asumsi klasik yang digunakan
pada penelitian ini adalah:
3.9.1. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2001: 110), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel
independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal/mendekati normal. Ada dua cara
untuk mendeteksi normalitas, yaitu analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik
adalah cara yang termudah untuk melihat normalitas yaitu dengan melihat grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Sedangkan uji statistik sederhana dapat dilakukan
dengan melihat nilai Zhitung. Jika Zhitung<Ztabel, maka distribusi normal.
3.9.2. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi
ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Imam Ghozali, 2001: 105). Jika varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians
berbeda, maka disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heterosedastisitas.
Dengan menggunakan software SPSS SPSS 15.0 for windows, ada
tidaknya heteroskedastisitas ditampilkan dalam sebuah grafik. Standar yang
dipakai dalam hal ni adalah:
1. Jika ada pola tertentu, dimana poin-poin bergelombang, melebar,
kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
46
2. Jika tidak ada pola yang jelas, dimana poin-poin menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y maka terjadi homoskedastisitas.
Guna menghilangkan unsur subyektifitas grafik, terutama jika poin-poin
yang ada berjumlah besar, maka perlu diuji kembali melalui perhitungan
Spearman Bivariate Correlation dengan standar berikut:
1. Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, model regresi diterima dan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, model regresi ditolak dan
terjadi heteriskedastisitas.
3.9.3. Uji Multikolinearitas
Digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen (Imam Ghozali, 2001: 91). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
adalah seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Salah satu
pedoman untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi adalah dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanay multikonearitas adalah nilai
tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10. Jika nilai VIF>10, maka terdapat
problem multikolinearitas, dan dengan bantuan komputer (software) program
SPSS 15.0 for windows.
3.10. Analisis Regresi Berganda
Alat analisis regresi linier berganda adalah alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas dengan
satu variabel terikat.
Menurut, Anwar (2003:309) sebagai berikut:
y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
Dimana :
y = dependent variabel (keputusan pembelian)
a = konstanta
b1, b2, b3,b4 = koefisien regresi
n = banyaknya sampel
47
x1, x2, x3,x4 = independent variabel.
e = Residual atau Predictor error
Dari hasil analisis regresi linier berganda ini akan diketahui nilai koefisien
regresi dari masing-masing variabel bebas. Nilai koefisien regresi tersebut
menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sehingga variabel bebas dengan nilai koefisien regresi terbesar menunjukkan
variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh paling besar (dominan) terhadap
variabel terikat. Penelitian ini menggunakan Standardized Coefficients
dikarenakan tidak adanya satuan ukur untuk variabel yang diuji.
3.11. Uji Hipotesis
3.11.1. Uji F
Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama digunakan uji F yaitu untuk
menguji keberartian regresi secara keseluruhan dengan rumus hipotesis sebagai
berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Ha : bi = minimal satu koefisien 0
Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan Fhitung
(Fh) dengan Ftabel (Ft) pada = 0,05 apabila hasil perhitungannya menunjukkan:
a. Fh > Ft, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi
variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap
variabel tidak bebas (variabel terikat)
b. Fh < Ft, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi
variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap
variabel tidak bebas (variabel terikat)
3.11.2. Uji t
48
Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua langkah pertama yang
dilakukan adalah menentukan koefisien regresi (bi) yang paling besar, selanjutnya
dilakukan pengujian secara parsial melalui uji t. Adapun rumusan hipotesis
dengan menggunakan uji t adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Ha : bi 0
Pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan thitung (th)
dengan t tabel (tt) pada 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukkan:
a. th ≥ tt maka H0 ditolak dan Ha diterima
Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel tidak bebas
(variabel terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua variabel yang
diuji.
b. th < tt maka H0 diterima dan Ha ditolak
Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel tidak
bebas (variabel terikat) dan terdapat pengaruh antara dua variabel yang
diuji.
Untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu untuk mengetahui besarnya
pengaruh secara keseluruhan dihitung koefisien determinasi multiplenya (R2). Jika
R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan mendekati 1 (satu), maka semakin kuat
model tersebut dapat menerangkan variabel tergantungnya. Kemudian dilakukan
pengujian variansnya dengan uji F.
Hipotesis diterima apabila titik lebih besar dari F tabel (fh > ft) atau
diperoleh harga p < 0,05.
Untuk membuktikan hipotesis kedua, masing-masing koefisien regresinya
diuji dengan uji t. Hasil uji t bermakna apabila diperoleh thitung lebih besar dari ttabel
(th > tt) atau diperoleh harga p < 0,05. Untuk pengaruh yang dominan ditentukan
oleh harga p yang terkecil atau R2 parsial yang terbesar.
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kecamatan Lowokwaru
Ada beberapa versi tentang darimana lahirnya kata ”Malang”. Antara lain
adalah dari kata “Malangkucecwara” yang didapat dari temuan tertulis pada
Piagam didekat Candi Singosari yang berangka 908 M. Dalam temuan tersebut
terdapat penyebutan Batara Malangkucecwara. Ada juga kata lain yang
menyerupainya yaitu Putikecwara atau gelar lain dari Dewa Syiwa. Kata
Putikecwara terdapat dalam Prasasti Dinoyo yang menyatakan bahwa Prabu
Gajayana disucikan oleh sang Putikecwara sebelum memimpin kerajaan
Kanjuruhan. Semboyan itu juga tertulis dalam lambang resmi Kota Malang yang
berarti Tuhan Menghancurkan yang Bathil dan Menegakkan yang Baik.
Semboyan ini disahkan sejak pertama kali Kota Malang diresmikan yakni pada 14
April 1914. Secara detail makna dari lambang Kota Malang adalah sebagai
berikut:
Motto “MALANG KUCECWARA” berarti Tuhan yang menghancurkan
yang bathil dan menegakkan yang benar.
Arti warna :
Simbol Kota Malang
Merah Putih, adalah lambang bendera nasional Indonesia
Kuning, berarti keluhuran dan kebesaran
Hijau, adalah kesuburan
Biru Muda, berarti Kesetiaan pada Tuhan, negara dan bangsa.
Segilima berbentuk perisai, bermakna semangat perjuangan
kepahlawanan, kondisi geografis, pegunungan, serta semangat
50
membangun untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1987 tanggal 12 Juli
1987 tentang perubahan batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang,
maka pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang yang semula ada 5 desa
dan kelurahan terdiri dari 3 kecamatan :
1. Kecamatan Blimbing
2. Kecamatan Klojen
3. Kecamatan Kedungkandang
Namun dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk di Kota
Malang, maka pada bulan April 1988 Kecamatan Lowokwaru terpisah dari
Kecamatan Blimbing dengan membawahi 12 ke-lurahan, meliputi : Kelurahan
Lowokwaru, Kelurahan Tasikmadu, Kelurahan Tunggulwulung, Kelurahan
Tunjungsekar, Kelurahan Tlogomas, Kelurahan Merjosari, Kelurahan Dinoyo,
Kelurahan Sumbersari, Kelurahan Ketawanggede, Kelurahan Tulusrejo,
Kelurahan Jatimulyo dan Kelurahan Mojolangu. Jumlah Rukun Warga (RW) 116
buah, Rukun Tetangga (RT) 696 buah.
Kecamatan Lowokwaru terletak di posisi barat daya kota Malang yang
merupakan lokasi dataran tinggi, dimana ketinggiannya 460 m dari permukaan
laut. Wilayah Kecamatan Lowokwaru dipenuhi dengan kampus baik kampus
negeri seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas
Islam Negeri; maupun kampus swasta seperti : Universitas Muhammadiyah
Malang, Universitas Islam Malang, Institut Nasional Malang, STIE Malang
Kucecwara.
Visi
Terwujudnya pelayanan masyarakat melalui pembenahan sistem public
sistem administrasi publik
Misi
1. Mewujudkan Pelayanan masyarakat yang berkualitas, transparan dan
akuntabel
2. Mewujudkan budaya tertib hukum dan tertib lingkungan dalam
masyarakat
51
3. Mewujudkan usaha-usaha guna maendukung penerimaan pendapatan
daerah yang optimal
4. Mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang berbasis partisipasi
masyarakat
Tujuan
- Mewujudkan aparat Kecamatan/Kelurahan yang bersih dan
berwibawa dengan mengutamakan kepentingan dan pelayanan prima
masyarakat di dua belas Kelurahan.
- Meningkatkan kemampuan kelembagaan Kecamatan serta Kelurahan
dalam upaya perencanaan, monitoring dan pengendalian di bidang
pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pemberdayaan masyarakat
Kelurahan, kesejahteraan social dan pelayanan umum di wilayah
kecamatan Lowokwaru.
- Meningkatkan penyelenggaraan koordinasi, pembinaan,
pengembangan sistem informasi tentang kebijaksanaan dan strategi di
bidang pemerintahan, pembangunan serta pelayanan masyarakat di
wilayah Kecamatan Lowokwaru.
Sasaran
- Validasi data dan bahan (monografi) yang meliputi lima bidang:
pemerintahan, keamanan, dan ketertiban, pemberdayaan masyarakat
Kelurahan, kesejahteraan social, pelayanan umum, sebagai data
sekunder di Kelurahan.
- Memformulasikan data dan bahan kelima bidang, tugas pokok dan
fungsi sebagai data entry (data olahan) bagi perangkat daerah dan
instansi vertical.
- Pelaksanaan Registrasi Pertahanan sesuai dengan peruntukan dan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
- Perumusan pedoman tata kerja, dengan harapan minimal 75 % setiap
aparatur di wilayah Kecamatan lowokwaru mengerti dan memahami
tugas dan fungsinya dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat
52
Fungsi Kebijakan
- Melaksanakan tugas pelayanan Pemerintah Kota di tingkat
Kecamatan.
- Menyelenggarakan dukungan koordinasi perangkat daerah di tingkat
Kecamatan.
- Menyelanggarakan dukungan pelayanan perangkat daerah di tingkat
Kecamatan.
- Menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan umum dan pembinaan
keagrariaan dan pembinaan sosial.
- Membina pemerintahan Kelurahan.
- Menyusun program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan
rumah tangga.
- Melaksanakan pelimpahan sebagian kewenangan Walikota.
Batas Wilayah
Utara : Kecamatan Karangploso
Timur : Kecamatan Blimbing
Barat : Kecamatan Dau (Kabupaten Malang)
Selatan : Kecamatan Klojen
Geografis
Luas Wilayah : 2089,513 Ha
Jumlah Penduduk : 157949
Potensi Daerah : Kompor, Kayu, Tahu, Perajutan
Dataran tinggi dari permukaan laut (460 m) Suhu Max / Min 20 C s/d 28 C
Curah Hujan rata-rata 2.71 mm
Kelurahan
- Kel. Tasikmadu - Kel. Sumbersari
- Kel. Tunggulwulung - Kel. Ketawanggede
- Kel. Tunjungsekar - Kel. Lowokwaru
- Kel. Tlogomas - Kel. Tulusrejo
- Kel. Merjosari - Kel. Jatimulyo
- Kel. Dinoyo - Kel. Mojolangu
53
4.2. Gambaran Umum Responden
Setelah melakukan penelitan terhadap responden yaitu, penduduk yang bermukim
di kelurahan Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari, Lowokwaru, dan Tulusrejo yang
dipilih siapa saja yang kebetulan ditemui peneliti di lokasi penelitian, karena
teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling, teknik penarikan sampel berdasarkan pertimbangan,
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian sebagai berikut:
4.2.1. Jenis Kelamin Responden
Dari keseluruhan populasi yang dijadikan responden dalam penelitian ini,
yakni orang yang pernah mengkonsumsi air mineral yang berjumlah 100 orang,
digolongkan ke dalam dua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Data
diperoleh langsung melalui kuesioner yang telah disebarkan, melalui pertanyaan
tentang jenis kelamin responden dengan dua pilihan jawaban, yaitu laki-laki atau
perempuan. Maka diperoleh data mengenai jenis kelamin responden dengan
rincian seperti ditunjukkan oleh Tabel 4.1 sebagai berikut:
54
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 57 57%
2. Perempuan 43 43%
Jumlah 100 100%
Sumber: data primer diolah, 2009
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 57% dan responden yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 35%.
Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak mengkonsumsi air
mineral daripada perempuan. Karena laki-laki memiliki aktivitas lebih banyak
dibandingkan perempuan, sehingga kebutuhan air yang dikonsumsi juga semakin
banyak. Oleh karena itu, air mineral lebih banyak dipilih oleh responden yang
berjenis kelamin laki-laki dalam pemenuhan kebutuhan air bersih, karena praktis
dan mudah diperoleh.
4.2.2. Usia Responden
Dari hasil pengumpulan data melalui instrumen penelitian kuesioner, yang
disebarkan kepada seluruh responden penelitian. Dapat diperoleh data mengenai
umur seluruh responden penelitian. Dari 100 orang responden dalam penelitian
ini, dapat dilihat bahwa umur responden berkisar antara 17 – 47 tahun. Rincian
mengenai umur responden ditunjukkan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden
No. Usia Jumlah Persentase
1. 17 – 20 tahun 20 20%
2. 21 – 24 tahun 24 24%
3. 25 – 28 tahun 23 23%
4. 29 – 32 tahun 17 17%
5. 33 – 36 tahun 14 14%
6. 37 – 47 tahun 2 2%
Jumlah 100 100%
Sumber: data primer diolah, 2009
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak jumlahnya yaitu 24 orang berkisar antara usia 21 – 24 tahun. Secara
umum, usia responden yang paling banyak mengkonsumsi air mineral berada
pada kisaran usia 21 – 24 tahun dan usia 25 – 28 tahun, artinya mayoritas
konsumen air mineral adalah usia muda.
Rentang umur 21- 24 tahun dan usia 25 -28 tahun yang merupakan
mayoritas responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rentang umur ini
seseorang lebih terdorong untuk menkonsumsi air mineral.
Hal ini juga menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini berasal
dari golongan usia muda mengingat mereka lebih mementingkan kesehatan di usia
mereka saat ini.
4.2.3. Frekuensi Melakukan Pembelian Air Meneral
Untuk mengetahui frekuensi melakukan pembelian air mineral, dalam
instrumen penelitian responden diberikan pertanyaan mengenai frekuensi
pembelian air mineral, dengan dua pilihan jawaban, yaitu sering atau jarang. Dari
hasil pengumpulan data, Tabel 4.3 menjelaskan karakteristik responden
berdasarkan frekuensi responden melakukan pembelian air mineral.
84
Tabel 4.3
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Melakukan Pembelian Air Mineral
No. Frekuensi Pembelian Air Mineral Jumlah Persentase
1. Sering ( > 10 kali pembelian/bulan) 85 85%
2. Jarang ( < 10 kali pembelian/bulan) 15 15%
Jumlah 100 100%
Sumber: data primer diolah, 2009
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang ditemui saat
penelitian dilakukan oleh peneliti, lebih sering mengkonsumsi air mineral yaitu
sekitar 85%, dan sisanya yaitu sekitar 15% jarang mengkonsumsi air mineral.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini
sering mengkonsumsi air mineral. Dapat diintepretasikan bahwa mayoritas orang
sudah mulai beralih mengkonsumsi air mineral sebagai pemenuhan kebutuhan
mereka akan air minum.
4.2.4. Pekerjaan Responden
Untuk mengetahui apakah responden sudah bekerja atau belum, dalam
instrumen penelitian responden diberikan pertanyaan mengenai status pekerjaan
responden, dengan dua pilihan jawaban, yaitu sudah atau belum. Dari hasil
pengumpulan data, Tabel 4.4 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan
status pekerjaan responden.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pekerjaan Responden
No. Responden yang Bekerja Jumlah Persentase
1. Sudah bekerja 60 60%
2. Belum bekerja 40 40%
Jumlah 100 100%
Sumber: data primer diolah, 2009
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini bersatatus sudah bekerja. Lebih dari 50%, tepatnya sebesar 60%
85
berstatus sudah bekerja, sementara sisanya sebanyak 40% berstatus belum
bekerja.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini
berstatus sudah bekerja. Dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas orang yang
memilih mengkonsumsi air mineral sebagai kebutuhan adalah mereka yang sudah
bekerja.
4.2.5. Penghasilan per Bulan Responden
Untuk mengetahui berapa besar penghasilan per bulan responden, dalam
instrumen penelitian responden diberikan pertanyaan mengenai besarnya
penghasilan per bulan responden. Dalam pertanyaan tersebut diberikan 4 pilihan
besarnya jumlah penghasilan (Dibawah Rp. 500.000, Rp. 500.000 s.d. Rp.
1.000.000, Rp. 1.000.000 s.d. Rp. 1.500.000 atau Di atas Rp. 1.500.000). Berikut
ini rincian besarnya penghasilan per bulan seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 4.5
berikut.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan Per Bulan
No.Penghasilan Per Bulan Responden
yang Sudah BekerjaJumlah Persentase
1. Dibawah Rp. 500.000,- 5 8%
2. Rp. 500.000,- s.d. Rp. 1.000.000,- 11 19%
3. Rp. 1.000.000,- s.d. Rp. 1.500.000,- 21 35%
4. Di atas Rp. 1.500.000,- 23 38%
Jumlah 60 100%
Sumber: data primer diolah, 2009
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berpenghasilan
Rp. 1.500.000 per bulan, dengan jumlah 38% dari seluruh jumlah total responden.
Penghasilan per bulan responden terbanyak kedua adalah responden yang
berpenghasilan Rp. 1.000.000 s.d. Rp. 1.500.000 per bulan, dengan jumlah 35%,
86
responden yang berpenghasilan Rp. 500.000 s.d. Rp. 1.000.000 per bulan, sebesar
19% dan yang paling sedikit adalah responden yang berpenghasilan di atas Rp.
1.500.000 per bulan, yaitu sebesar 8% dari total responden.
Mayoritas responden yang berpenghasilan Rp. 1.500.000 per bulan
menunjukkan bahwa mereka terdorong untuk mengkonsumsi air mineral
dikarenakan air mineral dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan utama mereka
dalam mengkonsumsi air minum, selain itu dengan membeli air mineral berarti
mereka memperoleh kepraktisan, kehigienisan, dan kemudahan dalam
mengkonsumsi air minum.
Begitu pula bagi responden yang berpenghasilan dibawah Rp. 500.000 per
bulan, mereka mengkonsumsi air mineral karena alasan kepraktisan dalam
memenuhi kebutuhan air bersih. Bagi mereka, air mineral tidak perlu yang mahal
harganya, tetapi dapat memenuhi kebutuhan air bersih dan tentu saja hal ini
disesuiakan dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh.
4.2.6. Merk Air Meneral yang Dikonsumsi
Dari hasil pengumpulan data melalui instrumen penelitian kuesioner, yang
disebarkan kepada seluruh responden penelitian. Dapat diperoleh data mengenai
merk yang sering dikonsumsi dari seluruh responden penelitian. Dari 100 orang
responden dalam penelitian ini, dapat dilihat ada beberapa merk air mineral yang
dikonsumsi responden. Tabel Berikut menjelaskan karakteristik responden
berdasarkan merk air mineral yang dikonsumsi.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Merk Air Mineral yang Dikonsumsi
No.Merk Air Mineral yang Sering
DikonsumsiJumlah Persentase
1. Ades 2 2%
2. Aqua 70 70%
3. Cheers 1 1%
4. Cleo 15 15%
5. Club 8 8%
6. Fit 1 1%
7. Flow 1 1%
8. Isi Ulang 2 2%
Jumlah 100 100%
87
Sumber: data primer diolah, 2009
Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa ada beberapa merk air mineral yang
dikonsumsi oleh responden, antara lain Ades, Aqua, Cheers, Cleo, Club, Fit, Flow
dan ada beberapa orang yang mengkonsumsi air mineral isi ulang. Dari beberapa
merk di atas, dapat kita lihat di Tabel 4.6, Aqua menjadi merk pilihan utama bagi
70% responden, 15% mengkonsumsi Cleo dan sekitar 1 – 8% mengkonsumsi
merk lainnya.
Dari Tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa merk Aqua sebagai
perusahaan pelopor air mineral masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar
responden, dan brand image Aqua begitu melekat ketika seseorang ditanya
tentang merk air mineral, menjadikan Aqua tetap menjadi utama pilihan
konsumen. Hal ini juga tidak terlepas dari kemudahan untuk memperoleh merk
tersebut dan citra baik merk Aqua telah tertanam dibenak responden yang sering
mengkonsumsi air mineral.
4.3. Gambaran Distribusi Variabel Penelitian
Penelitian ini akan membahas analisis variabel-variabel psikologis yang
mempengaruhi terhadap keputusan pembelian air mineral. Sebelum dilakukan
analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian terlebh dahulu akan disajikan
tabel-tabel mengenai distribusi frekuensi masing-masing variabel.
88
Tabel 4.7
Distribusi Variabel Penelitian
VARIABEL ITEMNOTASI
JUMLAHSS S CS TS STS
Motivasi
(X1)
X1.1 = Keinginan untuk
mencoba air mineral15 44 25 11 5 100
X1.2 = Bangga atas pembelian
air mineral20 27 33 11 9 100
X1.3 = Pemenuhan kebutuhan
pokok36 33 21 5 5 100
Persepsi
(X2)
X2.1 = Citra perusahaan 28 41 23 5 3 100
X2.2 = Lebih praktis 36 42 19 2 1 100
X2.3 = Pemahaman kehalalan
air mineral38 31 27 4 - 100
Pengetahuan
(X3)
X3.1 = Pengalaman sendiri
dalam mengkonsumsi air
mineral
32 42 21 4 1 100
X3.2 = Kebersihan air mineral 45 35 18 2 - 100
Keyakinan
dan Sikap
(X4)
X4.1 = Air mineral
menyehatkan41 39 17 3 - 100
X4.1 = Rasa aman dalam
mengkonsumsi ai mineral44 30 23 3 - 100
Keputusan
Pembelian Air
Mineral
(Y)
Y1 = Kualitas air mineral 40 43 13 3 1 100
Y2 = Memilih air mineral
sesuai dengan harapan
(keamanan akan kesehatan)
32 37 27 2 2 100
Y3 = Lokasi penjualan mudah
di jangkau44 42 10 3 1 100
Sumber: data primer diolah, 2009
Keterangan:
Nilai Notasi Keterangan
5 SS Sangat Setuju
4 S Setuju
3 CS Cukup Setuju
2 TS Tidak Setuju
89
1 STS Sangat Tidak Setuju
Jumlah observasi 100 responden
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dikemukakan deskripsi dari masing-masing
variabel sebagai berikut:
1. Variabel Motivasi (X1)
Motivasi merupakan hal suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini, motivasi yang dimiliki
konsumen dalam melakukan pembelian air mineral. dari Tabel 4.7
diketahui mayoritas responden menjawab setuju, meskipun ada yang
menjawab sangat setuju, cukup setuju, tidak dan sangat tidak setuju. Hal
ini terjadi karena adanya perbedaan motivasi konsumen untuk
mengkonsumsi air mineral. Maka dari Tabel 4.7 dapat disimpulkan
motivasi terbesar konsumen untuk mengkonsumsi air mineral karena
didorong oleh keinginan untuk mencoba air mineral.
2. Variabel Persepsi (X2)
Persepsi merupakan proses penilaian seseorang untuk menciptakan
gambaran terhadap suatu permasalahan. Dalam penelitian ini, persepsi
yang dimaksud adalah bagaimana persepsi konsumen terhadap air mineral
dan apakah faktor ini mempengaruhi keputusan konsumen ketika membeli
air mineral. Dari Tabel 4.7 mayoritas menjawab setuju, meskipun ada
yang menjawab sangat setuju, cukup setuju, tidak dan sangat tidak setuju.
Hal ini terjadi karena masing-masing konsumen mempersepsikan dari
sudut pandang yang berbeda. Maka, dari Tabel 4.7 dapat disimpulkan
bahwa konsumen mempersepsikan air mineral lebih praktis.
3. Variabel Pengetahuan (X3)
Pengetahuan diperoleh dari perilaku manusia dalam proses mempelajari
sesuatu. Dalam penelitian ini, lebih menitikberatkan pengetahuan terhadap
pengalaman mencoba dan kebersihan air mineral. Dari Tabel 4.7 mayoritas
menjawab setuju dan sangat setuju, meskipun ada yang menjawab cukup
setuju, tidak sejutu dan sangat tidak setuju. Hal ini dikarenakan ada
beberapa responden memiliki pengetahuan atau pengalaman yang berbeda
tentang air mineral. Jika dilihat Tabel 4.7 di atas, dapat disimpulkan bahwa
90
konsumen sangat memperhatikan kebersihan air mineral sehingga faktor
kebersihan dari air mineral itu sendiri menjadi perhatian dagi konsumen
ketika hendak membeli air mineral.
4. Variabel Keyakinan dan Sikap (X4)
Keyakinanan merupakan pikiran deskriptif yang tertanam pada seseorang
terhadap sesuatu dan sikap merupakan yang mendorong perilaku
seseorang untuk berperilaku secara konsisten. Dari Tabel 4.7 mayoritas
menjawab sangat setuju, meskipun ada yang menjawab setuju, cukup
setuju, dan tidak setuju. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan keyakinan
dan sikap yang dimiliki konsumen terhadap air mineral. Jika dilihat dari
Tabel 4.7 dapat disimpulkan konsumen lebih mengedepankan keyakinan
dan sikap akan rasa aman ketika mengkonsumsi air mineral.
5. Variabel Keputusan Pembelian Air Mineral (Y)
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terhadap suatu
produk, merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh
perusahaan penyedia barang dan jasa. Dalam penelitian ini, keputusan
pembelian dilakukan setelah konsumen mempertimbangkan beberapa
faktor yang mendukung dan adanya beberapa alasan yang kuat mengapa
konsumen harus mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian
air mineral. Dari Tabel 4.7 menunjukkan mayoritas responden menjawab
setuju untuk item Y1 dan Y2 dan sangat setuju untuk item Y3. Hal ini
dikarenakan responden setuju ketika melakukan pembelian air mineral,
meraka mempertimbangkan kualitas dan pemilihan air mineral sesuai
harapan. Dari Tabel 4.7 dapat diambil kesimpulan bahwa konsumen lebih
mempertimbangkan lokasi pembelian yang mudah dijangkau ketika akan
mengambil keputusan untuk membeli air mineral.
4.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun
reliabilitasnya terhadap 100 responden diperoleh bahwa hasil instrumen
penelitian yang dipergunakan adalah valid dimana nilai korelasinya lebih besar
dari 0.3 (Masrun dalam Sugiono, 2002:106) dan koefisien keandalannya
91
(Cronbach Alpha) lebih besar dari 0.6 (Sekaran 2003:311). untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam Tabel sebagai berikut:
4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X1)
Tabel 4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X1)
Kelompok Nomer ItemValiditas Koefisien
AlphaKorelasi (r) Probabilitas (p)
Motivasi (X1)
X11 0.789 0.000 0.664
X12 0.823 0.000
X13 0.712 0.000
Sumber : data primer diolah, 2009
Berdasarkan data dari Tabel 4.8 di atas menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Motivasi (X1) mempunyai mempunyai nilai korelasi
yang lebih besar dari 0.3. Sedangkan koefisien alphanya sebesar 0.664. Dengan
demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Motivasi (X1) valid dan
reliable untuk pengujian selanjutnya.
4.4.2.Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi (X2)
Tabel 4.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi (X2)
Kelompok Nomer ItemValiditas Koefisien
AlphaKorelasi (r) Probabilitas (p)
Persepsi (X2)
X21 0.814 0.000 0.660
X22 0.758 0.000
X23 0.745 0.000
Sumber : data primer diolah, 2009
Berdasarkan data dari Tabel 4.9 di atas menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Persepsi (X2) mempunyai mempunyai nilai korelasi
yang lebih besar dari 0.3. Sedangkan koefisien alphanya sebesar 0.660. Dengan
demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Persepsi (X2) valid dan
reliable untuk pengujian selanjutnya.
4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan (X3)
92
Tabel 4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan (X3)
Kelompok Nomer ItemValiditas Koefisien
AlphaKorelasi (r) Probabilitas (p)
Pengetahuan (X3)X31 0.888 0.000 0.715
X32 0.876 0.000
Sumber : data primer diolah, 2009
Berdasarkan data dari Tabel 4.10 di atas menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Pengetahuan (X3) mempunyai mempunyai nilai korelasi
yang lebih besar dari 0.3 diperoleh koefisien alphanya sebesar 0.715. Dengan
demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Pengetahuan (X3) valid
dan reliable untuk pengujian selanjutnya.
4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keyakinan dan sikap (X4)
Tabel 4.11 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keyakinan dan sikap (X4)
Kelompok Nomer ItemValiditas Koefisien
AlphaKorelasi (r) Probabilitas (p)
Keyakinan
dan Sikap
(X4)
X41 0.934 0.0000.861
X42 0.941 0.000
Sumber : data primer diolah, 2009
Berdasarkan data dari Tabel 4.11 di atas menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Keyakinan dan sikap (X4) mempunyai mempunyai nilai
korelasi yang lebih besar dari 0.3. Sedangkan koefisien alphanya sebesar 0.861.
Dengan demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Keyakinan dan
sikap (X4) valid dan reliable untuk pengujian selanjutnya.
4.4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan pembelian (Y)
Tabel 4.12 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan pembelian (Y)
Kelompok Nomer ItemValiditas Koefisien
AlphaKorelasi (r) Probabilitas (p)
Keputusan
Pembelian (Y)
Y1 0.746 0.000 0.737
Y2 0.791 0.000
Y3 0.795 0.000
Sumber : data primer diolah, 2009
93
Berdasarkan data dari Tabel 4.12 di atas menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Keputusan pembelian (Y) mempunyai mempunyai nilai
korelasi yang lebih besar dari 0.3. Sedangkan koefisien alphanya sebesar 0.737.
Dengan demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Keputusan
pembelian (Y) valid dan reliabel untuk pengujian selanjutnya.
4.5. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda
adalah terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang
tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan
regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares) perlu dilakukan
pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan
asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
1. Bersumber distribusi Normal. Sumber distribusi normal merupakan
sumber distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu (Dajan,
1986)
2. Non-multikolinearitas. Artinya, antara variabel independen yang satu
dengan variabel yang lain dalam model regresi tidak saling
berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna.
3. Homoskedastisitas. Artinya, varians variabel independen adalah
konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen.
Dalam penelitian ini digunakan tiga buah alat uji yaitu :
4.5.1. Uji Normalitas
Sumber distribusi normal merupakan sumber distribusi teoritis dari
variabel random yang kontinyu (Dajan, 1986). Kurva yang menggambarkan
sumber distribusi normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris. Untuk
menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis sumber distribusi normal
maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap
model yang diuji.
Hasil pengujian untuk membuktikan sumber distribusi normal pada model
yang digunakan. Hasil unji normalitas selengkapnya dapat dicermati pada Tabel
4.13 berikut:
94
Tabel 4.13 Uji Normalitas Sumber distribusi
Variabel K-S Z* 2 tailed p.**
Pengaruh Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pengetahuan (X3), dan
Keyakinan dan sikap (X4) dengan Keputusan pembelian (Y).0.657 0.781
Sumber : data primer diolah, 2009
Keterangan:
*K-S Z : Kolmogorov-Smirnov test Z
**2 tailed p. : Asymp. Sig. 2-tailed
Tampak hasil dari perhitungan Kolmogorof Smirnov Test sudah
menunjukkan sumber distribusi yang normal pada model yang digunakan yaitu
nilai probabilitas yang lebih besar dari 0.05 (0.781 > 0.05) dan nilai K-S Z yang
lebih kecil dari 1.65 (0.657 < 0.165) sehingga bisa dilakukan regresi dengan
Model Linear Berganda. Hasil uji coba normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikansi K-S Statistik > 0,05 yang berarti kelima variabel,
yaitu X1, X2, X3, X4, dan Y dalam penelitian memiliki distribusi normal.
4.5.2. Uji Non-Kolinieritas Ganda (Multicolinearity)
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Variance
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Dan
sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Aliman,
2000:27). Dalam penelitian ini diperoleh VIF seperti pada Tabel 4.14 sebagai
berikut:
95
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Variance Inflation Factor (VIF)
VariabelNILAI
VIFKETERANGAN
Motivasi (X1) 1.311 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel
penjelas
Persepsi (X2) 1.856 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel
penjelas
Pengetahuan (X3) 1.818 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel
penjelas
Keyakinan dan sikap (X4) 1.992 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel
penjelas
Sumber : data primer diolah, 2009
Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 100
- Nilai Ttabel : = 5% = 1.980
- Dependent Variabel Keputusan pembelian (Y)
Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk variabel (X1, X2, X3,
dan X4) tidak terjadi multikolineritas dengan ditunjukkan nilai VIF lebih kecil
dari 10.
4.5.3. Uji Non-Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-kefisien
regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari
semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar
regresi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau
disebut homoskedastisitas (Gujarati, 1997:178).
Untuk menguji tidak terjadinya heteroskedastisitas dilakukan dengan
melakukan uji rank spearman. Rule of thumb yang digunakan adalah bila nilai
sign r < 0.05 berarti terjadi heteroskedastisitas namun sebaliknya apabila nilai sign
r > 0.05 maka akan terjadi homoskedastisitas.
Tabel 4.15 Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Variabel (X1, X2, X3, X4)
Terhadap absolut Residual Dengan Menggunakan Uji rank spearman
96
Variabel Bebas r hitung Sig Interprestasi
Motivasi (X1) -0.192 0.056 Homoskedastisitas
Persepsi (X2) -0.125 0.214 Homoskedastisitas
Pengetahuan (X3) -0.052 0.610 Homoskedastisitas
Keyakinan dan Sikap (X4) -0.151 0.133 Homoskedastisitas
Sumber : data primer diolah, 2009
Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 100
- Nilai T tabel : = 5% = 1.980
Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk (X1, X2, X3, X4)
dengan absolut Residual (Y) tidak terjadi heteroskedastisitas dengan ditunjukkan
sign r lebih besar dari 0.05. Maka, dapat disimpulkan hasil pengujian menunjukkan
bahwa variabel terbebas dari masalah heteroskesdastisitas.
4.6. Analisis Data
4.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh Variabel Motivasi (X1), Persepsi (X2),
Pengetahuan (X3), dan Keyakinan dan sikap (X4) terhadap Keputusan pembelian
(Y). Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi
VariabelStandardized
Coefficients T hitung Sig. Keterangan
(Constant)
Motivasi (X1) 0.209 2.268 0.026 Signifikan
Persepsi (X2) 0.020 0.185 0.853 Tidak Signifikan
Pengetahuan (X3) 0.273 2.519 0.013 Signifikan
Keyakinan dan Sikap (X4) 0.292 2.568 0.012Signifikan
97
R
R Square
Adjusted R square
F hitung
F tabel
Sign. F
= 0.620
= 0.385
= 0.359
= 14.867
= 2.463
= 0.000
= 0.05
Sumber : data primer diolah, 2009
Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 100
- Nilai Ttabel : = 5% = 1.980
- Dependent Variabel Y
Variabel tergantung pada regresi ini adalah Keputusan pembelian (Y)
sedangkan variabel bebasnya adalah Variabel Motivasi (X1), Persepsi (X2),
Pengetahuan (X3), dan Keyakinan dan sikap (X4). Model regresi berdasarkan
hasil analisis di atas adalah :
Y= 0.209X1 + 0.020X2 + 0.273X3 + 0.292X4 + e
Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan
pada variabel motivasi (X1), Pengetahuan (X3) dan keyakinan dan sikap (X4)
sedangkan variabel persepsi (X2) tidak menunjukkan angka yang signifikan.
Adapun interpretasi dari persamaan tersebut adalah:
1. b1 = 0.209
Dengan tanda positif berarti bahwa variabel Motivasi berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral.
2. b2 = 0.020
Dengan tanda positif berarti bahwa variabel Persepsi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral. Dalam
persepsi konsumen perusahaan yang memproduksi air mineral sudah
memperoleh sertifikasi kehalalan dari bahan pengawas obat dan makanan,
sedangkan persepsi konsumen mengenai kepraktisan air mineral tidak
berpengaruh terlalu besar karena kepraktisan merupakan nilai tambah atau
keunggulan dari air mineral. Citra perusahaan juga tidak terlalu dominan
98
dalam keputusan pembelian terkait dengan persepsi konsumen. Konsumen
tidak terlalu memperhatikan citra perusahaan dikarenakan konsumen yang
mengkonsumsi air mineral hanya ingin memperoleh kebersihan, rasa
aman, serta pemenuhan kebutuhan akan air bersih. Selain itu, menurut
Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 225) ada dua konsep persepsi konsumen
terhadap keputusan pembelian, antara lain selective distortion dan
selective retention. Selective distortion terjadi ketika konsumen mengubah
atau mengganti informasi yang bertentangan dengan kepercayaan atau
perasaan mereka, sedangkan selective retention konsumen melupakan
semua informasi yang tidak konsisiten yang pernah diterima dan
mendukung perasaan dan kepercayaan yang sesuia dengan pribadi
seseorang. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
rangsangan mana yang akan diterima seseorang sering juga tergantung
pada individu yang bersangkutan, orang dapat saja diberikan rangsangan
yang sama dengan kondisi yang sama pula tapi penerimaan mereka akan
sangat berbeda. Hal ini menyebabkan variabel persepsi tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. b3 = 0.273
Dengan tanda positif berarti bahwa variabel Pengetahuan berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral.
4. b4 = 0.292
Dengan tanda positif berarti bahwa variabel Keyakinan dan Sikap
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral.
4.6.2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui besarnya
sumbangan atau kontribusi dari keseluruhan variabel bebas yang terdiri dari
motivasi (X1), persepsi (X2), pengetahuan (X3), keyakinan dan sikap (X4) dan
pengaruhnya terhadap variabel terikat (Y) sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel bebas (X).
Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0.385 (berasal dari
0.620 x 0.620) menunjukkan besarnya pengaruh keempat variabel bebas terhadap
variabel terikat. Nilai R square menunjukkan nilai sebesar 0.385 atau 38.5%.
99
Artinya bahwa variabel keputusan pembelian (Y) dipengaruhi sebesar 38.5% oleh
motivasi (X1), persepsi (X2), pengetahuan (X3), keyakinan dan sikap (X4)
sedangkan sisanya 61.5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar empat variabel
bebas yang diteliti. Variabel lain tersebut antara lain harga dan promosi. Hal ini
dikarenakan promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku
dibandingkan dengan sikap. Pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah
tujuan dari promosi penjualan, terlepas dari bentuk atau produk apapun yang
diambil. Sedangkan penetapan harga merupakan satu elemen penting dari bauran
pemasaran. Pemasaran secara alamiah tertarik dalam penetapan harga untuk
memberikan nilai kepada pelanggan, begitu pula sebaliknya penetapan harga oleh
produsen akan menjadi pertimbangan utama bagi konsumen ketika melakukan
proses pembelian barang dan jasa.
4.7. Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji ada empat dengan menggunakan multiple
regresion. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah Variabel Motivasi,
Persepsi, Pengetahuan, dan Keyakinan dan sikap berpengaruh terhadap Keputusan
pembelian . Berikut ini hasil perhitungan F, t dan R2.
Pengujian Hipotesis Pertama
4.7.1. Uji F
Untuk menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
terikat digunakan uji F. Berikut ini adalah tebel yang menunjukkan hasil uji F
dan besarnya F tebel dengan degree of freedom (df) 4.
Tabel 4.17 Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis Nilai Status
Terdapat pengaruh secara serentak dari motivasi,
persepsi, pengetahuan, dan keyakinan dan sikap
dengan keputusan pembelian
F = 14.867
Sig F = 0.000
Ftabel = 2.463
Ho11 ditolak /
Ha11 tidak ditolak
100
Sumber : data primer diolah, 2009
Berdasarkan Tabel tersebut untuk melihat pengaruh secara serentak
dilakukan dengan Uji F yaitu pengujian secara serentak pengaruh Variabel
Motivasi, Persepsi, Pengetahuan, dan Keyakinan dan sikap terhadap Keputusan
pembelian. Pada pengujian ini besarnya Fhitung sebesar 14.867. Nilai ini lebih besar
dari Ftabel (14.867 > 2.462), ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup
signifikan dari Variabel Motivasi Persepsi, Pengetahuan, dan Keyakinan dan
sikap terhadap Keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas adalah yang diwakili oleh
variabel Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pengetahuan (X3), dan Keyakinan dan sikap
(X4) berpengaruh secara serentak (simultan) terhadap Keputusan pembelian (Y).
Pengujian Hipotesis Kedua
4.7.2 Uji t
Untuk menunjukkan apakah variabel independen secara individu
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat maka digunakan
uji t. Berikut ini adalah Tabel yang menunjukkan hasil uji t dan besarnya ttabel
pada signifikansi 5% dua sisi :
Tabel 4.18 Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis Nilai Status
Variabel Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap
Keputusan pembelian
T = 2.268
Sig t = 0.026
ttabel = 1.980
H021 ditolak /
Ha21 tidak ditolak
Variabel Persepsi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Keputusan pembelian
T = 0.185
Sig t= 0.853
ttabel = 1.980
H022 tidak ditolak /
Ha22 ditolak
Variabel Pengetahuan berpengaruh secara signifikan
terhadap Keputusan pembelian
T = 2.519
Sig t = 0.013
ttabel = 1.980
H023 ditolak /
Ha23 tidak ditolak
Variabel Keyakinan dan sikap berpengaruh secara T = 2.663 H024 ditolak /
101
signifikan terhadap Keputusan pembelian Sig t = 0.010
ttabel = 1.980 Ha24 tidak ditolak
Sumber : data primer diolah, 2009
a. Variabel Motivasi (X1)
Variabel Motivasi (X1) memiliki nilai tstatistik sebesar 2.268. Nilai ini lebih
besar dari ttabel (2.268 > 1.980). Dengan demikian pengujian menunjukkan H021
ditolak atau Ha12 tidak ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel Motivasi
berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan pembelian.
b. Variabel Persepsi (X2)
Variabel Persepsi (X2) memiliki nilai tstatistik sebesar 0.185. Nilai ini lebih
kecil dari ttabel (0.185 < 1.980). Dengan demikian pengujian menunjukkan H022
tidak ditolak atau Ha22 ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel Persepsi
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan pembelian.
c. Variabel Pengetahuan (X3)
Variabel Pengetahuan (X3) memiliki nilai tstatistik sebesar 2.519. Nilai ini
lebih kecil dari ttabel (2.519 > 1.980). Dengan demikian pengujian menunjukkan
H023 ditolak atau Ha23 tidak ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel
Pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan pembelian.
d. Variabel Keyakinan dan sikap (X4)
Variabel Keyakinan dan sikap (X4) memiliki nilai tstatistik sebesar 2.568.
Nilai ini lebih besar dari ttabel (2.663 > 1.980). Dengan demikian pengujian
menunjukkan H024 ditolak atau Ha24 tidak ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa
variabel Keyakinan dan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan
pembelian.
Dari pengujian hipotesis di atas secara parsial hanya variabel Motivasi
(X1), Pengetahuan (X3) dan Keyakinan dan sikap (X4) berpengaruh terhadap
Keputusan pembelian (Y), sedangkan sisanya variabel Persepsi (X2) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian (Y).
102
Pengujian Hipotesis Ketiga
Untuk menunjukkan variabel bebas manakah yang paling dominan
mempengaruhi Keputusan pembelian dengan melihat nilai koefisien beta yang
distandarisasi yang paling besar. Dari lampiran dapat diketahui bahwa variabel
yang paling dominan adalah variabel keyakinan dan sikap (X4) yang ditunjukkan
dengan nilai Koefisien Beta yang distandarisasi terbesar yaitu sebesar 0.292.
Hipotesis ini didukung oleh Sritua Arief (1993:12) yaitu: untuk menentukan
variabel bebas yang paling menentukan (dominan) dalam mempengaruhi nilai
dependen variabel dalam suatu model regresi linear, maka gunakanlah koefisien
Beta (Beta Coefficient). Koeffisien tersebut disebut standardized cofficient. Hal
ini menunjukkan bahwa Hipotesis kedua terbukti.
Setelah dilakukan pengujian model, maka langkah selanjutnya adalah
dilakukan perhitungan korelasi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam
menjelaskan variasi nilai variabel independen. Hasil analisis korelasi yang
diperoleh dari output regresi (lampiran ) mengkorelasi pengaruh yang diwakili
oleh variabel Motivasi, Persepsi, Pengetahuan, dan Keyakinan dan sikap terhadap
Keputusan pembelian diperoleh nilai R2 = 0.385. Angka ini menunjukkan bahwa
variasi nilai Keputusan pembelian yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi
yang diperoleh sebesar 38.5% sedangkan sisanya, yaitu 61.5%, dijelaskan oleh
variabel lain di luar persamaan model. R sebesar 0.620 artinya pengaruh antara
variabel Motivasi, Persepsi, Pengetahuan, dan Keyakinan dan sikap terhadap
Keputusan pembelian adalah cukup kuat.
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian
Perkembangan dan peningkatan industri perdagangan dari tahun ke tahun
semakin menguntungkan konsumen. Hal ini disebabkan karena ketatnya
persaingan yang terjadi antara produsen untuk menarik hati konsumen. Dengan
begitu konsumen akan semakin dimanjakan dengan semakin banyaknya pilihan
atas produk, kualitas yang tinggi, dan harga yang murah. Namun di sisi
perusahaan, persaingan yang ketat akan menjadikan tantangan ynag harus
dihadapi untuk menarik konsumen sebnayak-banyaknya. Dengan kata lain
persaingan akan menimbulkan inovasi-inovasi baik dalam hal produk maupun
103
startegi pemasarannya. Dalam konsidi persaingan yang ketat tersebut hal utama
yang harus diprioritaskan perusahaan adalah mengerti akan apa yang diinginkan
oleh konsumen. Untuk itulah, perusahaan harus mengetahui faktor yang
memepengaruhi sisi internal konsumen yang tidak lepas dari faktor psikologis.
Faktor-faktor psikologis ini terdiri dari Motivasi, Persepsi, Pengetahuan,
Keyakinan dan Sikap.
Motivasi disini adalah kondisi yang menggerakkan konsumen agar mampu
mencapai tujuan motifnya. Pengertian motivasi perlu dipahami oleh perusahaan
khususnya manajer pemasaran karena seorang manajer perlu mengetahui apa yang
terjadi motif pembelian seseorang terhadap suatu produk atau merk tertentu, sebab
hal ini dapat mempengaruhi startegi perusahaan. Sedangkan persepsi merupakan
proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterpretasikan informasi oleh
konsumen menjadi sesuatu yang bermakna yang kemudian akan digunakan untuk
mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan. Persepsi dikaitkan dengan perilaku
konsumen disini berkaitan dengan kebutuhan dan kepuasan konsumen pada
perilaku yang mengetengahkan pola pengambilan keputusan konsumen didalam
melakukan pemilihan atas produk yang mereka pakai melalui perubahan makna
informasi secara selektif dan mengingat sesuatu secara selektif. Sedangkan
pengetahuan merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai
akibat dari pengalaman. Proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen
merupakan proses belajar. Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila
konsumen ingin menggapai dan memperoleh suatu keputusan, atau sebaliknya
tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang
baik. Sedangkan untuk keyakinan dan sikap adalah keadaan jiwa dan keadaan
berpikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek
yang disinyalir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau
secara dinamis pada perilaku. Hirarki pengaruh kepribadian menyatakan bahwa
perubahan dalam kepercayaan mendahului perubahan sikap. Jika kepercayaan
menghalangi pembelian maka yang dicoba untuk diubah oleh produsen adalah
mengubah sikap tanpa kepercayaan yang terbentuk merupakan hasil dari proses
evaluasi terhadap informasi yang diterima. Konsumen akan sulit berubah sikap
terhadap produk yang memiliki keterkibatan tinggi. Karena terhadap produk itu
104
konsumen merasakan bahwa nilai-nilai dan kepercayaan yang ada dalam dirinya
bisa diekspresikan.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan mengenai implikasi
hasil penelitian dai masing-masing variabel, yaitu:
A. Variabel Motivasi (X1)
Berdasarkan hasil penelitian, variabel motivasi merupakan variabel yang
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral. Variabel
motivasi meliputi keinginan untuk mencoba air mineral, bangga atas pembelian
air mineral, dan pemenuhan kebutuhan pokok. Dalam hal ini, keinginan untuk
mencoba merupakan motivasi utama bagi konsumen, terutama bagi konsumen
belum pernah mengkonsumsi air mineral. Selain itu, adanya perasaan bangga atas
pembelian air mineral merupakan motivasi khusus bagi konsumen untuk membuat
keputusan pembelian air mineral, hal ini lebih ditekankan akan prestise seseorang
ketika mengkonsumsi air mineral. Ada juga motivasi lain yang mempengaruhi
konsumen dalam mengkonsumsi air mineral, yaitu karena didasarkan akan
kebutuhan air mineral itu sendiri. Adanya kebutuhan pokok merupakan motivasi
khusus bagi konsumen yang lebih membutuhkan kebutuhan akan air bersih.
Dengan demikian keinginan untuk mencoba air mineral, bangga atas pembelian
air mineral, dan pemenuhan kebutuhan pokok dapat dijadikan faktor-faktor yang
dapat mendorong konsumen untuk mengkonsumsi air mineral. Dari pernyataan di
atas dapat disimpulkan bahwa kenyataan yang terjadi dilapangan sebagian besar
responden telah menjadikan air mineral sebagai kebutuhan pokok akan air bersih.
Hal ini yang menjadikan variabel motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian air mineral.
B. Variabel Persepsi (X2)
Berdasarkan hasil penelitian, variabel persepsi merupakan variabel yang
tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai thitung sebesar 0,185 yang lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 1,980 dan
memiliki koefisien regresi (Tabel 4.16) sebesar 0,020. Variabel persepsi terdiri
citra perusahaan, lebih praktis dan pemahaman kehalalan air mineral. Meskipun
perusahaan air mineral harus memperhatikan citra perusahaan dari persepsi
konsumen, tetapi citra perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan dalam
105
keputusan pembelian air mineral. Begitu pula dengan asumsi bahwa air mineral
lebih praktis dan kehalalan air mineral, faktor-faktor ini tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral karena ketika konsumen
akan mengkonsumsi air mineral, mereka tidak terlalu mempertimbangkan citra
perusahaan, kepraktisan, dan kehalalan air mineral. Variabel ini tetap berpengaruh
tetapi tidak secara signifikan, karena konsumen lebih menginginkan rasa aman,
kebersihan, dan pemenuhan kebutuhan pokok. Meskipun variabel persepsi tidak
secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian air mineral, citra
perusahaan, kepraktisan, dan kehalalan air mineral juga perlu diperhatikan untuk
meningkatkan kualitas dan nilai tambah dari air mineral.
C. Variabel Pengetahuan (X3)
Berdasarkan hasil penelitian, variabel pengetahuan merupakan variabel
yang juga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian air
mineral. Variabel pengetahuan meliputi pengalaman mengkonsumsi dan
kebersihan air mineral. Dalam hal ini, spengalaman konsumen dalam
mengkonsumsi air mineral juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
pembelian air mineral. Jika konsumen memperoleh lebih banyak keuntungan
ketika mengkonsumsi air mineral, mereka akan secara terus-menerus
mengkonsumsinya. Selain pengalaman mengkonsumsi air mineral, kebersihan air
mineral juga jadi pertimbangan konsumen. Pentingnya akan kebersihan air
mineral memang harus diperhatikan oleh konsumen. Hal ini berkaitan dengan
bagaimana kemasan dan kehigienisan air mineral. Untuk itu, pihak produsen air
mineral juga perlu memperhatikan mengenai kemasan dan kehigienisan dalam
rangka menjamin kebersihan air mineral.
D. Variabel Keyakinan dan Sikap (X4)
Berdasarkan hasil penelitian, variabel keyakinan dan sikap merupakan
variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian air mineral. Hal
ini dapat dilihat dari thitung dan juga koefisien regresi (Tabel 4.16) variabel
keyakinan dan sikap yang paling besar diantara variabel lainnya, yaitu 0,365 dan
memiliki thitung sebesar 2.568 yang lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1,980.
Variabel keyakinan dan sikap ini meliputi pandangan konsumen akan air mineral
menyehatkan dan rasa aman dalam mengkonsumsi air mineral. Dalam hal ini,
106
keinginan akan jaminan kesehatan merupakan hal yang diinginkan konsumen
dalam mengkonsumsi suatu produk. Begitu pula ketika konsumen mengkonsumsi
air mineral, keinginan untuk memperoleh rasa aman dan jaminan kesehatan pada
saat mengkonsumsi air mineral dijadikan pertimbangan tersendiri oleh konsumen
ketika hendak memutuskan untuk mengkonsumsi air mineral. Dengan demikian
rasa aman dan jaminan kesehatan pada air mineral dapat meningkatkan keputusan
pembelian secara optimal.
107
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan
pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil uji hipotesis pertama ternyata diterima, hal ini dibuktikan dengan
pengujian yang dilakukan secara serentak atas variabel motivasi, persepsi,
pengetahuan, dan keyakinan dan sikap terhadap keputusan pembelian air
mineral. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup
signifikan dari variabel motivasi persepsi, pengetahuan, dan keyakinan
dan sikap terhadap keputusan pembelian.
2. Hipotesis kedua yaitu secara parsial varibel Motivasi, Persepsi,
Pengetahuan, Keyakinan dan Sikap tidak semua variabel berpengaruh
secara signifikan. Variabel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan
yaitu vaiabel persepsi. Hal ini dikarenakan dalam persepsi konsumen
perusahaan yang memproduksi air mineral sudah memperoleh sertifikasi
kehalalan dari bahan pengawas obat dan makanan, sedangkan persepsi
konsumen mengenai kepraktisan air mineral tidak berpengaruh terlalu
besar karena kepraktisan merupakan nilai tambah atau keunggulan dari air
mineral. Citra perusahaan juga tidak terlalu dominan dalam keputusan
pembelian terkait dengan persepsi konsumen. Konsumen tidak terlalu
memperhatikan citra perusahaan dikarenakan konsumen yang
mengkonsumsi air mineral hanya ingin memperoleh kebersihan, rasa
aman, serta pemenuhan kebutuhan akan air bersih.
3. Hipotesis ketiga yaitu variabel keyakinan dan sikap berpengaruh dominan
terhadap keputusan pembelian air mineral.
5.2 Saran
108
Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang diambil, maka selanjutnya
dapat diusulkan beberapa saran yang mungkin dapat dilakukan dan bermanfaat
bagi industri air mineral. Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Dengan diketahuinya faktor keyakinan dan sikap mempunyai pengaruh
yang dominan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum
mineral di Kecamatan Lowokwaru, maka hal ini mencerminkan bahwa
faktor keyakinan dan sikap merupakan faktor yang sangat menentukan
dalam pembelian air minum mineral. Berdasarkan hasil penelitian ini,
pengusaha air mineral memperhatikan faktor keyakinan dan sikap, karena
konsumen lebih mengedepankan keyakinan akan air mineral yang
menyehatkan dan rasa aman ketika mengkonsumsi air mineral.
2. Pengetahuan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan kedua, setelah
keyakinan dan sikap. Berdasarkan hal ini, pengusaha air mineral
hendaknya memperhatikan kebersihan dan kehigienisan air mineral,
karena dapat memberikan citra yang positif bagi konsumen yang baru
pertama kali mengkonsumsi air mineral sehingga konsumen tersebut mau
untuk mengkonsumsi air mineral di masa yang akan datang jika air
mineral bersih dan higienis dari segala macam penyakit.
3. Motivasi juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Pengusaha
air mineral juga harus mempertimbangkan apa yang mendorong konsumen
untuk mengkonsumsi air mineral, dan untuk saat ini air mineral sudah
dijadikan kebutuhan utama konsumen dalam mengkonsumsi air minum.
4. Persepsi tidak berpengaruh secara signifikan. Akan tetapi, pengusaha air
mineral juga perlu memperhatikan citra perusahaan, kepraktisan, kehalalan
air mineral terkait dengan faktor persepsi konsumen. Walaupun faktor ini
tidak berpengaruh secara seignifikan, tetapi hal ini dapat dijadikan nilai
tambah bagi pengusaha air mineral.
109
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi, UI Press, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Rineka Cipta Jakarta.
Aliman, 2000. Modul Ekonometrika Terapan, PAU Studi Ekonomi UGM
Yogyakarta.
Dajan, Anton. 1986. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1 & 2. LP3E
S. Jakarta.
Gujarati, Damodar. 1997. Basic Econometrics. 1978. McGraw-Hill, Inc. Sumarno
Zain (penterjemah). Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Irawan dan Wijaya, Faried dan Sudjani. 2000. Pemasaran Prinsip dan Kasus.
Edisi Kedua. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Kotler, Philip. 2002. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid I. Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
––––––––. 2000. Manajemen Pemasaran, Prespektif Aria. Buku I. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Lamb, Hair, McDaniel. 2001. Pemasaran. Buku 1. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen, Edisi Revisi. Refika.
Jakarta
110
Mowen, John. C,. 2002. Perilaku Konsumen (Consumen Behavior). Jilid I.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta.
Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan
Ekonomi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Buntara Media.
Malang
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business: A Skill Building Approach,
Fourth Edition, New York: John Willey&Sons, Inc.
Sugiono, 2002. Metode Penelitian Administrasi, cet. Kedelapan. Alfabeta.
Bandung
––––––––, 2004. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Swastha. Basu. D dan Hani. T. Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa
Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. BPFE. Jakarta.
http://www.malangkota.go.id/pdf/spp-kec-lokwokwaru.pdf
http://www.pemkot-malang.go.id/sekilas.php
111
Lampiran 1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
DAFTAR PERTANYAAN
Judul Penelitian:
ANALISIS PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL DI KECAMATAN
LOWOKWARU KOTA MALANG
(Studi Kasus Di Kelurahan Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari,
Lowokwaru, dan Tulusrejo)
Pengantar
Dengan hormat,
Daftar pertanyaan ini dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk
memperoleh data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi guna melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana.
Oleh karena itu, peneliti sangat berharap kesediaan Bapak/Ibu/Saudara
untuk memberikan jawaban dengan jujur sesuai dengan pertanyan yang ada.
Setiap pertanyaan diharapkan dijawab secara perorangan atau pribadi serta
jawaban tidak dipengaruhi oleh pihak lain, kerahasiaan jawaban terjamin
sepenuhnya.
Peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara yang telah meluangkan waktu untuk mengisi daftar
112
pertanyaan ini dan kami mohon maaf apabila terdapat pertanyaan yang kurang
berkenan.
Hormat kami
Renny A
113
A. IDENTITAS RESPONDEN
Jenis Kelamin :
Usia :
Alamat :
Untuk pertanyaan nomor 1-3, silahkan saudara memilih salah satu jawaban
dengan memberi tanda silang (X) pada huruf yang telah anda pilih (A, B, C
atau D).
1. Frekuensi melakukan pembelian air mineral:
a. Sering
b. Jarang
2. Anda sudah bekerja:
a. Sudah
b. Belum
3. Jika sudah, penghasilan anda saat ini perbulan:
a. Dibawah Rp. 500.000,-
b. Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-
c. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,-
d. Diatas Rp. 1.500.000,-
4. Merk yang biasanya dibeli ..........
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat saudara yang
menyangkut pengaruh perilaku konsumen serta kaitannya dengan Keputusan
114
Pembelian dengan memberikan tanda silang (X) pada Kolom jawaban yang
anda anggap paling sesuai.
Keterangan Kolom Jawaban:
SS = Sangat Setuju (5)
S = Setuju (4)
CS = Cukup setuju (3)
TS = Tidak Setuju (2)
STS = Sangat Tidak Setuju (1)
Motivasi (X1)
No Pertanyaan SS S CS TS STS
1. Keinginan untuk mencoba air mineral
2. Bangga atas pembelian air mineral
3. Pemenuhan kebutuhan pokok
Persepsi (X2)
No Pertanyaan SS S CS TS STS
1. Citra perusahaan
2. Lebih praktis
3. Pemahaman kehalalan air mineral
Pengetahuan (X3)
No Pertanyaan SS S CS TS STS
115
1. Pengalaman sendiri dalam mengkonsumsi air
mineral
2. kebersihan air mineral
Keyakinan dan Sikap (X4)
No Pertanyaan SS S CS TS STS
1. Air mineral menyehatkan
2. Rasa aman dalam mengkonsumsi air mineral
Keputusan Membeli(Y)
No Pertanyaan SS S CS TS STS
1. Kualitas air mineral
2. Memilih air mineral sesuai dengan harapan
(keamanan akan kesehatan)
3. Lokasi penjualan yang mudah di jangkau
116
Lampiran 2
Tabulasi Data Kuisioner
No X11 X12 X13 X21 X22 X23 X31 X32 X41 X42 Y1 Y2 Y3 X1 X2 X3 X4 Y
1 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 14 13 10 10 11
2 1 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 7 15 10 10 11
3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 13 11 8 9 13
4 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 7 11 10 10 12
5 1 1 1 3 2 5 3 3 5 5 5 3 5 3 10 6 10 13
6 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 12 12 9 8 12
7 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 10 11 9 8 12
8 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 10 9 6 7 11
9 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 11 11 9 9 12
10 4 3 0 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 7 11 8 8 12
11 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 12 12 8 10 12
12 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 13 14 8 10 13
13 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 12 15 10 10 12
14 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 14 15 8 10 15
15 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 12 11 7 6 9
16 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 5 10 12 6 6 15
117
17 3 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 2 5 12 11 8 9 12
18 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 11 9 8 6 12
19 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 12 9 4 4 6
20 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 13 15 8 8 13
21 2 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 8 15 8 10 13
22 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 6 6 10 10 15
23 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 10 11 6 6 12
24 2 2 2 2 5 4 3 5 5 5 5 5 5 6 11 8 10 15
25 3 2 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 9 12 9 7 11
26 4 5 4 5 4 5 3 4 5 4 4 3 5 13 14 7 9 12
27 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 5 12 13 8 9 12
28 3 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 4 5 12 14 9 9 12
29 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 13 14 8 9 13
30 4 5 4 4 3 5 4 5 3 4 4 5 5 13 12 9 7 14
31 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 11 13 8 9 13
32 3 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 12 13 9 9 13
33 3 3 4 3 5 2 4 3 4 3 4 3 4 10 10 7 7 11
34 3 3 3 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 9 13 6 8 11
35 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 4 14 14 10 7 14
36 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 13 14 10 10 13
118
37 2 1 3 3 3 3 1 2 2 2 2 1 1 6 9 3 4 4
38 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 15 12 10 10 14
39 4 5 5 5 5 2 2 5 5 4 4 5 2 14 12 7 9 11
40 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 11 14 10 10 14
41 3 2 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 7 11 7 8 8
42 4 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 12 15 8 10 13
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 15 10 10 15
44 3 1 1 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 5 10 5 5 10
45 3 3 5 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 11 9 6 5 9
46 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 14 12 10 9 14
47 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 13 15 10 10 15
48 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 14 15 10 10 13
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 12 8 8 12
50 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 12 12 6 8 12
51 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 10 10 8 6 12
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 9 6 6 9
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 12 8 8 12
54 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 8 10 6 6 9
55 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 9 15 10 8 15
56 3 4 5 5 5 5 2 4 4 5 4 3 4 12 15 6 9 11
119
57 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 9 9 7 6 10
58 5 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 5 11 9 7 7 13
59 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 5 4 5 11 10 6 7 14
60 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 10 12 8 7 15
61 5 4 5 4 5 4 5 5 4 3 4 5 5 14 13 10 7 14
62 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 15 13 9 9 13
63 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 13 15 8 9 15
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 12 8 8 12
65 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 13 14 9 9 13
66 1 1 1 5 4 3 4 4 4 5 4 3 5 3 12 8 9 12
67 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 9 10 8 8 15
68 4 3 5 4 3 5 3 4 5 5 4 4 5 12 12 7 10 13
69 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 10 11 7 6 12
70 5 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 12 11 8 10 14
71 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 5 4 5 11 9 6 6 14
72 2 2 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 9 14 9 10 13
73 4 2 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 10 11 9 8 14
74 2 1 3 5 3 4 4 4 4 4 3 3 2 6 12 8 8 8
75 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 14 14 10 10 14
76 2 2 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 8 12 9 10 12
120
77 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 13 15 8 10 15
78 5 3 5 4 3 5 4 5 4 4 5 5 5 13 12 9 8 15
79 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 14 15 7 8 14
80 4 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 3 5 12 13 7 8 12
81 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 10 11 5 7 11
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 15 10 10 15
83 2 2 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 3 9 13 10 9 11
84 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 14 15 10 10 14
85 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 5 4 4 12 12 9 9 13
86 4 3 2 2 3 3 4 3 4 5 3 4 4 9 8 7 9 11
87 2 1 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 4 8 14 10 9 12
88 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 12 13 9 10 13
89 4 3 5 3 5 3 4 3 3 3 3 3 5 12 11 7 6 11
90 3 3 5 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 11 10 7 6 11
91 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 12 14 9 10 14
92 4 5 4 5 3 4 5 3 5 5 5 4 5 13 12 8 10 14
93 1 5 2 3 4 4 3 5 5 5 3 4 4 8 11 8 10 11
94 4 3 1 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 8 12 8 9 11
95 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 10 13 9 8 15
96 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 12 13 10 8 13
121
97 4 2 5 2 3 5 4 4 5 4 4 3 3 11 10 8 9 10
98 3 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 11 12 10 8 13
99 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 11 15 10 10 10
100 5 2 3 4 3 5 5 5 4 5 4 3 4 10 12 10 9 11
122
Lampiran 3
Statistik Deskriptif
X11
5 5.0 5.0 5.0
10 10.0 10.0 15.0
25 25.0 25.0 40.0
45 45.0 45.0 85.0
15 15.0 15.0 100.0
100 100.0 100.0
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X12
8 8.0 8.0 8.0
11 11.0 11.0 19.0
32 32.0 32.0 51.0
29 29.0 29.0 80.0
20 20.0 20.0 100.0
100 100.0 100.0
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X13
1 1.0 1.0 1.0
4 4.0 4.0 5.0
5 5.0 5.0 10.0
19 19.0 19.0 29.0
34 34.0 34.0 63.0
37 37.0 37.0 100.0
100 100.0 100.0
.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
123
X21
1 1.0 1.0 1.0
4 4.0 4.0 5.0
24 24.0 24.0 29.0
39 39.0 39.0 68.0
32 32.0 32.0 100.0
100 100.0 100.0
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X22
2 2.0 2.0 2.0
20 20.0 20.0 22.0
40 40.0 40.0 62.0
38 38.0 38.0 100.0
100 100.0 100.0
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X23
4 4.0 4.0 4.0
28 28.0 28.0 32.0
30 30.0 30.0 62.0
38 38.0 38.0 100.0
100 100.0 100.0
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
124
X31
1 1.0 1.0 1.0
4 4.0 4.0 5.0
24 24.0 24.0 29.0
41 41.0 41.0 70.0
30 30.0 30.0 100.0
100 100.0 100.0
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X32
3 3.0 3.0 3.0
20 20.0 20.0 23.0
35 35.0 35.0 58.0
42 42.0 42.0 100.0
100 100.0 100.0
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X41
3 3.0 3.0 3.0
18 18.0 18.0 21.0
38 38.0 38.0 59.0
41 41.0 41.0 100.0
100 100.0 100.0
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X42
3 3.0 3.0 3.0
22 22.0 22.0 25.0
31 31.0 31.0 56.0
44 44.0 44.0 100.0
100 100.0 100.0
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
125
Y1
3 3.0 3.0 3.0
13 13.0 13.0 16.0
45 45.0 45.0 61.0
39 39.0 39.0 100.0
100 100.0 100.0
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y2
1 1.0 1.0 1.0
2 2.0 2.0 3.0
25 25.0 25.0 28.0
44 44.0 44.0 72.0
28 28.0 28.0 100.0
100 100.0 100.0
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y3
1 1.0 1.0 1.0
3 3.0 3.0 4.0
13 13.0 13.0 17.0
43 43.0 43.0 60.0
40 40.0 40.0 100.0
100 100.0 100.0
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
126
Motivasi (X1)
2 2.0 2.0 2.0
1 1.0 1.0 3.0
4 4.0 4.0 7.0
4 4.0 4.0 11.0
6 6.0 6.0 17.0
9 9.0 9.0 26.0
12 12.0 12.0 38.0
12 12.0 12.0 50.0
23 23.0 23.0 73.0
13 13.0 13.0 86.0
10 10.0 10.0 96.0
4 4.0 4.0 100.0
100 100.0 100.0
3.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Persepsi (X2)
1 1.0 1.0 1.0
1 1.0 1.0 2.0
10 10.0 10.0 12.0
9 9.0 9.0 21.0
16 16.0 16.0 37.0
22 22.0 22.0 59.0
12 12.0 12.0 71.0
12 12.0 12.0 83.0
17 17.0 17.0 100.0
100 100.0 100.0
6.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
127
Pengetahuan (X3)
1 1.0 1.0 1.0
1 1.0 1.0 2.0
2 2.0 2.0 4.0
12 12.0 12.0 16.0
15 15.0 15.0 31.0
28 28.0 28.0 59.0
17 17.0 17.0 76.0
24 24.0 24.0 100.0
100 100.0 100.0
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Keyakinan dan Sikap (X4)
2 2.0 2.0 2.0
2 2.0 2.0 4.0
14 14.0 14.0 18.0
10 10.0 10.0 28.0
18 18.0 18.0 46.0
23 23.0 23.0 69.0
31 31.0 31.0 100.0
100 100.0 100.0
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
128
Keputusan Pembelian (Y)
1 1.0 1.0 1.0
1 1.0 1.0 2.0
2 2.0 2.0 4.0
4 4.0 4.0 8.0
4 4.0 4.0 12.0
16 16.0 16.0 28.0
23 23.0 23.0 51.0
20 20.0 20.0 71.0
15 15.0 15.0 86.0
14 14.0 14.0 100.0
100 100.0 100.0
4.00
6.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Descriptive Statistics
100 1.00 5.00 3.5500 1.02863
100 1.00 5.00 3.4200 1.16498
100 .00 5.00 3.9200 1.13422
100 1.00 5.00 3.9700 .90403
100 2.00 5.00 4.1400 .80428
100 2.00 5.00 4.0200 .90988
100 1.00 5.00 3.9500 .89188
100 2.00 5.00 4.1600 .84948
100 2.00 5.00 4.1700 .82945
100 2.00 5.00 4.1600 .87294
100 2.00 5.00 4.2000 .77850
100 1.00 5.00 3.9600 .83991
100 1.00 5.00 4.1800 .84543
100 3.00 15.00 10.8900 2.57766
100 6.00 15.00 12.1300 2.02337
100 3.00 10.00 8.1100 1.53672
100 4.00 10.00 8.3300 1.59580
100 4.00 15.00 12.3400 1.99606
100
X11
X12
X13
X21
X22
X23
X31
X32
X41
X42
Y1
Y2
Y3
Motivasi (X1)
Persepsi (X2)
Pengetahuan (X3)
Keyakinan dan Sikap (X4)
Keputusan Pembelian (Y)
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
129
Descriptive Statistics
100 1.00 5.00 3.5500 1.02863
100 1.00 5.00 3.4200 1.16498
100 .00 5.00 3.9200 1.13422
100 1.00 5.00 3.9700 .90403
100 2.00 5.00 4.1400 .80428
100 2.00 5.00 4.0200 .90988
100 1.00 5.00 3.9500 .89188
100 2.00 5.00 4.1600 .84948
100 2.00 5.00 4.1700 .82945
100 2.00 5.00 4.1600 .87294
100 2.00 5.00 4.2000 .77850
100 1.00 5.00 3.9600 .83991
100 1.00 5.00 4.1800 .84543
100 3.00 15.00 10.8900 2.57766
100 6.00 15.00 12.1300 2.02337
100 3.00 10.00 8.1100 1.53672
100 4.00 10.00 8.3300 1.59580
100 4.00 15.00 12.3400 1.99606
100
X11
X12
X13
X21
X22
X23
X31
X32
X41
X42
Y1
Y2
Y3
Motivasi (X1)
Persepsi (X2)
Pengetahuan (X3)
Keyakinan dan Sikap (X4)
Keputusan Pembelian (Y)
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
130
Lampiran 4
Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
Correlations
.789**
.000
100
.823**
.000
100
.712**
.000
100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X11
X12
X13
Motivasi (X1)
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Reliability
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.664 3
Cronbach'sAlpha N of Items
131
Item Statistics
3.5500 1.02863 100
3.4200 1.16498 100
3.9200 1.13422 100
X11
X12
X13
Mean Std. Deviation N
Scale Statistics
10.8900 6.644 2.57766 3Mean Variance Std. Deviation N of Items
Correlations
Correlations
.814**
.000
100
.758**
.000
100
.745**
.000
100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X21
X22
X23
Persepsi (X2)
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Reliability
132
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.660 3
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.9700 .90403 100
4.1400 .80428 100
4.0200 .90988 100
X21
X22
X23
Mean Std. Deviation N
Scale Statistics
12.1300 4.094 2.02337 3Mean Variance Std. Deviation N of Items
Correlations
133
Correlations
.888**
.000
100
.876**
.000
100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X31
X32
Pengetahuan(X3)
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Reliability
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.715 2
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.9500 .89188 100
4.1600 .84948 100
X31
X32
Mean Std. Deviation N
134
Scale Statistics
8.1100 2.362 1.53672 2Mean Variance Std. Deviation N of Items
Correlations
Correlations
.934**
.000
100
.941**
.000
100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X41
X42
Keyakinandan Sikap
(X4)
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
135
Reliability
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.861 2
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
4.1700 .82945 100
4.1600 .87294 100
X41
X42
Mean Std. Deviation N
Scale Statistics
8.3300 2.547 1.59580 2Mean Variance Std. Deviation N of Items
136
Correlations
Correlations
.846**
.000
100
.791**
.000
100
.795**
.000
100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y1
Y2
Y3
KeputusanPembelian (Y)
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Reliability
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.737 3
Cronbach'sAlpha N of Items
137
Item Statistics
4.2000 .77850 100
3.9600 .83991 100
4.1800 .84543 100
Y1
Y2
Y3
Mean Std. Deviation N
Scale Statistics
12.3400 3.984 1.99606 3Mean Variance Std. Deviation N of Items
138
Lampiran 5
Analisa Regresi Berganda
Variables Entered/Removedb
Keyakinan dan Sikap (X4), Motivasi (X1),Pengetahuan (X3), Persepsi (X2)
a . Enter
Model1
Variables EnteredVariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)b.
Model Summaryb
.620a .385 .359 1.59798Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Keyakinan dan Sikap (X4),Motivasi (X1), Pengetahuan (X3), Persepsi (X2)
a.
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)b.
ANOVAb
151.852 4 37.963 14.867 .000a
242.588 95 2.554
394.440 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Keyakinan dan Sikap (X4), Motivasi (X1), Pengetahuan (X3),Persepsi (X2)
a.
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)b.
139
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF1 (Constant
)4.565 1.146 3.983 .000
X1 .181 .072 .234 2.503 .014 .369 .249 .205 .773 1.293
X2 .004 .111 .004 .037 .970 .396 .004 .003 .550 1.820
X3 .380 .144 .292 2.642 .010 .521 .262 .217 .551 1.814
X4 .318 .147 .249 2.161 .033 .481 .217 .177 .507 1.971
a Dependent Variable: Y
140
141
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100
.0000000
1.56536962
.066
.066
-.058
.657
.781
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Ex
pe
cte
d C
um
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
142
Uji Heteroskedastisitas
Correlations
-.192
.056
100
-.125
.214
100
-.052
.610
100
-.151
.133
100
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Motivasi (X1)
Persepsi (X2)
Pengetahuan (X3)
Keyakinan dan Sikap (X4)
Spearman's rhoabsu
Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3-4
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
zed
Re
sid
ua
l 3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
143
144
Lampiran 6
Peta Wilayah Kecamatan Lowokwaru
Keterangan :
: Kecamatan Klojen
: Kecamatan Lowokwaru
: Kecamatan Kedungkandang
: Kecamatan Blimbing
: Kecamatan Sukun
_____ : Sungai
_____ : Jalan Darat
145