contoh penelitian

12
PROPOSAL PENELITIAN EKSTRAKSI MINYAK ALGA UNTUK PEMBUATAN MINYAK GOSOK Disusun oleh: 1. Akni Paramastuti (121130078) 2. Axl Ariesta (121130093)

Upload: axl-ariesta

Post on 29-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Pak Pengantar Penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Penelitian

PROPOSAL PENELITIAN

EKSTRAKSI MINYAK ALGA UNTUK PEMBUATAN MINYAK GOSOK

Disusun oleh:

1. Akni Paramastuti (121130078)2. Axl Ariesta (121130093)

PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”YOGYAKARTA

2015

Page 2: Contoh Penelitian

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya

alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %, salah satu kekayaan

alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Selain ikan, al-

ternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga meskipun tidak semua alga bisa

digunakan.

Alga merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang, dan

daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof.

Alga hidup ditempat-tempat yang berair, baik air tawar maupun air laut dan tem-

pat-tempat yang lembab. Alga merupakan sumber daya nabati sebagai bahan ke-

butuhan hidup manusia. Alga memiliki berbagai keuntungan. Selain kandungan

minyak yang tinggi juga mampu menyerap CO2 sebanyak 2,88 metrik ton per 1

metrik ton alga. Kandungan minyak nabati yang terkandung pada alga sekitar 30-

40%. Sedangkan CPO (crude palm oil/minyak sawit) hanya 25%.

Karena alga memiliki kandungan minyak yang tinggi maka dapat diman-

faatkan untuk pembuatan minyak gosok. Penggunaan minyak gosok telah menjadi

hal yang umum bagi masyarakat Indonesia. Rasa hangat atau aroma tertentu akan

didapatkan saat mengoleskannya. Sekarang ini di Indonesia, terdapat bermacam-

macam jenis minyak gosok yang dibuat dari hasil penyulingan berbagai bahan

alami. Minyak gosok yang dibuat dari hasil penyulingan bahan tumbuhan pembu-

atannya yang ditambahkan dengan bahan pelarut.

Melihat potensi yang di miliki oleh alga maka minyak tersebut dapat pula

dipergunakan dalam membuat minyak gosok di Indonesia. Pengambilan minyak

dari alga masih merupakan proses yang mahal sehingga masih harus dipertim-

bangkan untuk menggunakan alga sebagai bahan bakunya.

I.2 Tujuan

Page 3: Contoh Penelitian

1. Mengetahui cara ekstraksi minyak pada alga dan menjadikannya minyak

gosok.

2. Mengetahui kandungan manfaat minyak gosok alga

BAB II

ISI

Page 4: Contoh Penelitian

II.1 Tinjauan Pustaka

Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika bentuk thallus yang be-

ragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik

(makroalga) dapat hidup di perairan tawar dan laut (Bold & Wynne, 1978; Dawea,

1981). Alga tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat

pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi

hanya menyerupai batang yang disebut thallus (Anggadiredja dkk, 2006).

Alga sebagai sumber gizi memiliki kandungan karbohidrat, protein, sedikit

lemak, dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garam natrium dan

kalium. Selain itu, alga juga mengandung vitamin-vitamin, seperti vitamin A, B1,

B2, B6, B12, dan C, betakaroten, serta mineral, seperti vitamin kalium, kalsium,

fosfor, natrium, zat besi, dan yodium. Beberapa jenis alga mengandung lebih

banyak vitamin dan mineral penting, seperti kalsium dan zat besi bila dibandingkan

dengan sayuran dan buah-buahan (Anggadiredja dkk., 2006).

Kelebihan alga dibanding bahan nabati lain adalah pengambilan

minyaknya tanpa perlu penggilingan. Minyak alga bisa langsung diekstrak dengan

bantuan zat pelarut, enzim, pengempaan (pemerasan), ekstraksi CO2, ekstraksi ul-

trasonik, dan osmotic shock (Rahardi, 2000)

Jenis mikroalga yang menghasilkan minyak salah satunya yaitu Chlorella

sp, merupakan mikroalga komposit yang sebagian besar hidup di lingkungan aku-

atik baik perairan tawar, laut maupun payau, juga ditemukan di tanah dan di tem-

pat lembab (Winarno, 1990). Kelebihan mikroalga jenis Chlorella, memiliki

tingkat reproduksi yang tinggi, setiap sel Chlorella mampu berkembang menjadi

10.000 sel dalam waktu 24 jam selain itu juga mengandung minyak nabati 28-

31% (Othmer, 1971).

Dewasi ini telah dikembangkan teknik baru untuk ekstraksi padat-cair su-

atu produk yaitu dengan menggunakan bantuan gelombang ultrasonik. Pengola-

han bahan makanan juga tak luput memanfaatkan teknik ini (Mason dkk., 1996).

Teknik ini dikenal dengan sonokimia yaitu pemanfaatan efek gelombang ultra-

sonik untuk mempengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi pada proses kimia.

keuntungan utama dari ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik diband-

ingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan soxhlet yaitu efisiensi lebih

Page 5: Contoh Penelitian

besar dan waktu operasinya lebih singkat. Ektraksi konvensional menggunakan

soxhlet biasanya memberikan laju perpindahan masa yang rendah.

II.2 Landasan Teori

1. Minyak Gosok

Nama berbagai minyak obat tradisional yang beredar di pasar boleh

berbeda-beda, tapi cara bekerjanya sama: memesamkan atau menghangatkan. Ba-

han bakunya beragam, sehingga klaim khasiatnya beraneka rupa. Inilah beberapa

jenis minyak yang akrab dan kerap dipakai oleh keluarga di Indonesia. Kandun-

gan yang ada dalam minyak gosok yaitu minyak kelapa, minyak kayu putih,

minyak sereh, minyak lawang, cengkeh, daun lada, jahe, kunyit, lengkuas, temu-

lawak, bawang, daun sirih. Khasiat minyak gosok diantaranya mengobati keseleo,

pegal, otot kaku, sakit pinggang dan punggung, mempercepat penyembuan

bengkak karena pukulan atau benturan, mengobati luka bakar, luka khitan, kulit

lecet atau luka terkena pisau, meredakan nyeri sendi, sakit gigi, bisul, sakit kepala,

kudis, panu, gatal akibat gigitan serangga, muntah, sakit perut, batuk, rematik,

bisa untuk minyak pijat.

2. Alga

Alga merupakan tumbuhan autrotrof dan fotosintesis. Alga mempunyai

bentuk yang bermacam-macam, ada yang menyerupai benang dan ada yang

berbentuk tumbuhan tinggi. Ciri utamanya adalah tidak mempunyai alat berupa

akar, batang, dan daun sesungguhnya seperti yang dimiliki oleh tumbuhan besar

lainya. Alga adalah tumbuhan yang paling efektif proses fotosintesisnya. Hal ini

karena alga mampu mengoptimalkan sinar matahari dalam proses fotosintesis,

walaupun sinar matahari terhalang oleh permukaan air  (Briggs, 2004). Alga san-

gat besar perananya dalam biogeochemistry, yaitu sebagai bagian penting dari

siklus N (nitrogen), O (oksigen), S (Belerang), P (phosphate), dan C (karbon) 

(Graham dan Wilcox, 2000).

Alga dibagi menjadi 9 Phylum yaitu Cyanobacteria, Glaucophyta, Eu-

glenophyta, Cryptophyta, Haptophyta, Dinophyta, Ochrophyta (salah satu jenis-

nya adalah Alga coklat), Rhodophyta (Alga hijau), dan Chlorophyta (Alga

Page 6: Contoh Penelitian

merah). Menurut ukuranya alga dibedakan menjadi dua jenis yaitu macroalgae,

yang berukuran besar dan microalgae, yang berukuran mikrometer. Macroalga

dibagi menjadi 3 jenis, yaitu (1) Alga coklat, yang dapat mencapai ukuran paling

besar, biasa disebut dengan seaweed (rumput laut), (2) Alga hijau, dan (3) Alga

merah (en.wikipedia.org).

Dua faktor terpenting yang dibutuhkan bagi pertumbuhan alga adalah sinar

matahari yang cukup dan karbondioksida. Selain itu alga juga membutuhkan be-

berapa nutrisi tambahan seperti nitrogen, phosphate, dan zat besi agar pertum-

buhanya cepat dan optimal. Beberapa jenis alga juga membutuhkan silikon (Gra-

ham dan Wilcox, 2000). Alga dapat berkembang pada air laut dan air tawar,

bahkan pada daerah yang basah dan lembab seperti pegunungan dan derah salju.

Alga mempunyai ukuran yang bervariasi, dari yang panjangnya satu mikrometer

sampai raksasa laut yang tingginya lebih dari 50 meter. Alga sejenis rumput laut

(seaweed) tingginya dapat mencapai 70 meter. Alga dalam bentuk mikro biasa

disebut dengan  phytoplankton yang merupakan sumber rantai makanan dilaut

(en.wikipedia.org).

 

3. Zat yang Terkandung  dalam Alga

Menurut Sheehan dkk (1998) dari departemen energi Amerika Serikat, ada

3 komponen zat utama yang terkandung dalam alga, yaitu (1) Karbohidrat, (2)

protein, dan (3) Triacyglycerols. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alko-

hol, protein dapat diolah menjadi  produk makanan dan kecantikan, dan Triacyg-

lycerols dapat diubah fatty acid. Kombinasi dari pemanfaatan 3 komponen diatas

dapat menghasilkan makanan ternak. Fatty acid merupakan produk dari alga yang

berupa minyak nabati. Alga mengandung minyak nabati yang sangat besar. Menu-

rut Briggs (2004), alga mengandung minyak lebih dari 50 % beratnya. Salah satu

jenis alga yang diteliti oleh Sheehan dkk (1998) kandungan minyaknya bahkan

dapat mencapai lebih dari 50 %. Minyak nabati dapat digunakan sebagai bahan

baku pembuatan minyak gosok.

Alga dapat diproduksi menjadi makanan yang dikonsumsi manusia,

makanan ternak, dan pupuk. Alga sangat besar perananya dalam biogeochemistry,

yaitu sebagai bagian penting dari siklus N (nitrogen), O (oksigen), S (Belerang), P

Page 7: Contoh Penelitian

(phosphate), dan C (karbon). Alga memainkan peranan penting dalam biote-

knologi, seperti menyerap polusi dan pencemaran yang berlebihan (Graham dan

Wilcox, 2000). Alga juga dapat dimanfaatkan pada bidang farmasi sebagai bahan

pembuatan obat-obatan (Cohen, 1999), seperti adanya kandungan zat anti HIV

dan anti Herves (Catie, 1998).

Selain itu alga juga dapat diproses menjadi menjadi minyak nabati, yang

selanjutnya diproses menjadi biodiesel. Setelah diambil minyaknya, sisa ek-

straksinya yang berupa karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, baik

dalam bentuk methanol maupun ethanol (Sheehan, 1998).

 

Tabel 2.  Yield minyak dari tanaman darat dan mikroalga per satuan luas area (kL/ha) yang digu-

nakan (Chisti, 2007)

Jenis Tanaman Hasil Minyak

Jagung 172

Kedelai 446

Minyak Jarak 1.892

Kelapa 2.689

Minyak Palm 5.950

Mikroalga 58.700

 

          Pengambilan minyak pada alga di lakukan dengan cara ekstraksi, Ekstraksi

adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan.

Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian ter-

jadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan

ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. 

Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah :

a. Ekstraksi Cara Dingin

Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi

berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud

rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi.

b. Ekstraksi Cara Panas

Page 8: Contoh Penelitian

Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya

panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara din-

gin. Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa.

http://www.snf-unj.ac.id/files/5113/6748/1531/

final_prosidng_snf_20128.pdf

http://core.ac.uk/download/pdf/11735202.pdf