penelitian & contoh

Upload: azteetyna

Post on 06-Jul-2015

626 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Definisi Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas, yang dapat membuat bingung maha-siswaterutama mahasiswa pascasarjanayang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain. Dapat saja, sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan, dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar. Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau bertanya pada bukutapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau kita mungkin menda-patkan jawaban tapi tidak meyakinkan. Pengertian penelitian sering dicampuradukkan dengan: pengumpulan data atau informasi, studi pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, pe-rubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset ser-ing dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium, di perpustakaan, dan lepas dari kehidupan sehari-hari. Menjadi tujuan bab ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan membedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian. Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) sebagai berikut: Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita. Mirip dengan pengertian di atas, Dane (1990: 4) menyarankan definisi sebagai berikut: Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertan-yaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia. Seperti disebutkan di atas, mungkin di masa lalu, kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian, yang sebagian daripadanya merupakan konsep yang salah. Untuk memperjelas hal tersebut, di bawah ini dikaji pengertian yang salah tentang penelitian (menurut kitakaum akademisi). Pengertian yang salah tentang Penelitian Secara umum, berdasar konsep-konsep yang salah tentang penelitian, maka perlu digarisbawahi empat pengertian sebagai berikut: (1) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data) (2) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain (3) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi (4) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian. Lebih lanjut kesalahan pengertian tersebut dijelaskan di bawah ini. 1. Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data) Pernah suatu ketika, seorang mahasiswa mengajukan usul (proposal) penelitian untuk meneliti sudut kemiringan sebuah menara pemancar TV di kotanya. Ia mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur kemiringan menara tersebut. Meskipun peralatannya canggih, tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu

survei (pengumpulan data/informasi) saja, yaitu mengukur kemiringan menara tersebut, dan survei itu bukan penelitian (tapi bagian dari suatu penelitian). Para siswa suatu SD kelas 4 diajak gurunya untuk melakukan penelitian di perpustakaan. Salah seorang siswa mempelajari tentang Columbus dari beberapa buku. Sewaktu pulang ke rumah, ia melapor kepada ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Columbus. Sebenarnya, yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi, bukan penelitian. Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka (reference skills). 2. Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas penelitian tentang teknik teknik pembangunan bangunan tinggi di Jakarta. Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya, dengan disertai teknik acuan yang benar. Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah penelitian. Sebenarnya, yang ia lakukan hanyalah: mengumpulkan informasi/data, merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang benar. Untuk disebut sebagai penelitian, yang dikerjakannya kurang satu hal, yaitu: interpretasi data. Hal ini dapat dilakukan dengan cara antara lain menambahkan misalnya: Fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Jakarta. Dengan demikian, ia bukan hanya memindahkan informasi/data/fakta dari artikel majalah ke makalahnya, tapi juga menganalis informasi/data/fakta sehingga ia mampu untuk menyusun interpretasi terhadap informasi/data/fakta yang terkumpul tersebut. 3. Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi Seorang Menteri menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah kotamadya (di wilayah Indonesia bagian timur) yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberi bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan. Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan penelitian. Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik, membongkar arsip/dokumen statistik kotamadya -kotamadya yang ada di wilayah IBT tersebut. Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria yang diberi oleh Menteri, ia berhasil memilih empat kotamadya yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Staf tersebut melaporkan hasil penelitiannya ke Menteri. Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut hanyalah mencari data (data searching, rummaging) dan mencocokknnya (matching) dengan kriteria , dan itu bukan penelitian. 4. Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian Kata penelitian sering dipakai oleh surat kabar, majalah populer, dan iklan untuk menarik perhatian (mendramatisir). Misalnya, berita di surat kabar: Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin mreteli kekuasaan Presiden. Contoh lain: berita Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus (litsus). Contoh lain lagi: Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun (padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan).

Pengertian yang benar tentang Penelitian dan Karakteristik Proses Penelitian Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut, menurut Leedy (1997: 5): Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena. Proses tersebut, yang sering disebut sebagai metodologi penelitian, mempunyai delapan macam karakteristik: 1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan. 2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan. 3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik. 4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola. 5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang spesifik. 6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu. 7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian. Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus; atau le-bih tepatnya, Macam Tujuan Penelitian Seperti dijelaskan di atas, penelitian berkaitan dengan pertanyaan atau keinginan tahu manusia (yang tidak ada hentinya) dan upaya (terus menerus) untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan demikian, tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang me ndorong penelitian lebih lanjut. Tidak satu orangpun mampu mengajukan semua pertanyaan, dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian. Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu: 1) eksplorasi (exploration) 2) deskripsi (description) 3) prediksi (prediction) 4) eksplanasi (explanation) dan 5) aksi (action). Penjelasan untuk tiap macam tujuan diberikan di bawah ini. Tapi perlu kita ingat bahwa penentuan tujuan, salah satunya, dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pen-gethaun yang terkait dengan permasalahan yang kita hadapi (state of the art). Misal, bila masih samarsamar, maka kita perlu bertujuan untuk menjelajahi (eksplorasi) dulu. Bila sudah pernah dijelajahi dengan cukup, maka kita coba terangkan (deskripsikan) lebih lanjut. 1. Eksplorasi Seperti disebutkan di atas, bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan), atau untuk mulai memahami suatu topik, maka kita la-kukan penelitian

eksplorasi. Penelitian esplorasi (menjelajah) berkaitan den-gan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak. Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dip akai untuk menjawab ben-tuk pertanyaan Apakah X ada/terjadi?. Contoh penelitian sederhana (dalam ilmu sosial): Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kcenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak? Bila salah satu pihak atau keduanya mem-punyai kecend erungan itu, maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut). Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks. Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami, (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan (c) mengembangkan metode yang akan di-pakai dalam penelitian yang lebih mendalam. Hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaskan. Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling (representativeness)menurut Babbie 1989: 80. Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan, sehingga setelah pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tadi. 2. Deskripsi Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain. Sebagai contoh, meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas, yaitu misal: ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki, maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci: misalnya, apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas? Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran? tingkat kemenarikan guru yang mengajar? ukuran kelas? Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek, seseorang, atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan, dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu. Tapi hal ini bukan berarti hasil penelitian waktu lalu tidak berguna, dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa. 3. Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal tertentuyang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya). 4. Eksplanasi Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebabakibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan

menjelaskan, misalnya, mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan mengapa (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi. 5. Aksi Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas den-gan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak se-suatu. Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih din-gin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu, ada satu yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas. Hubungan Penelitian dengan Perancangan Hasil penelitian, antara lain berupa teori, disumbangkan ke khazanah ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu yang ada di khazanah tersebut dimanfaatkan oleh para perancang/perencana/pengembang untuk melakukan kegiatan dalam bidang keahliannya. Menurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama, yaitu: imaging, presenting dan testing, sedangkan imaging dilakukan berdasar empirical knowledge. Perancangan/perencanaan/pengembangan, selain menggunakan pengetahuan dari khazanah ilmu pengetahuan, juga mempertimbangkan hal-hal lain, seperti estetika, perhitungan ekonomis, dan kadang pertimbangan politis, dan lain-lain. Terhadap hasil perencanaan/perancangan/pengembangan juga dapat dilakukan penelitian evaluasi yang hasilnya juga akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

Contoh Proposal PenelitianOPINI | 26 November 2010 | 04:39 11512 1 Nihil

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan siswa. Tujuan dari interaksi edukatif tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan secara baik, diperlukan peran maksimal dari seorang guru, baik dalam penyampai materi, penggunaan metode, pengelolaan kelas dan sebagainya. Selain itu, diharapkan kepada guru untuk lebih kreatif untuk melakukan kegiatan pendukung pembelajaran didialam kelas salah satu kegiatan pendukung yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran[1]. Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dilakukan disekolah maupun diluar sekolah tergantung dengan kebutuhan dan kesesuaian jenis kegiatan ekstrakurikuler. Khusus untuk mata pelajaran PAI, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sering dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah. Seperti pesantren kilat, perkampungan muslim, santri ramadhan, peringatan maulid Nabi, pengajian Al-Quran, calisa dan sebagainya. Dari paparan singkat diatas bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dapat menunjangkegiatan belajar siswa, termasuk kegiatan yang dapat menunjang aktivitas belajar siswa dikelas. Dugaan ini terbukti dari hasil prasurvey yang peneliti lakukan di SMA X tersebut. Dari prasurvey tersebut, peneliti menemukan sebagian siswa yang sering mengikuti kegiatan OSIS, pesantern kilat, pramuka, peringatan PHBI, dan sebagainya juga aktif berpartisifasi dalam keiatan belajar di kelas.

Berdasarkan hasil prasurvey diatas terlihat adanya pengaruh yang positif dari kegiatan ekstrakurikuler terhadap aktivitas belajar siswa dikelas. Untuk membuktikan dugaan dari prasurvey tersebut peneliti merasa tertrik untuk menelitinya dengan judul: Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajara Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA X. B. Identifikasi masalah Merujuk pada Latar belakang maslah di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas : 1. Apakah ada pengarauh terhadap perstasi belajar sisiwa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Isalam setelah mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Pengajian Al-Quran? 2. Apakah terdapat hubungan antara kegiatan Ekstarkulikuler pengajian Al-Quran pada prestasi belajar Siswa? C. Pembatasan Masalah

Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan peneliti, maka penilitian ini hanya membahas tentang pengaruh dan hubungan antara kegiatan ekstrakulikuler dengan prestasi belajar sisiwa kelas x SMA X kota cirebon. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan prasurvey diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut: 1. Bagaimana Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran Siswa Kelas satu pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ? 2. Bagaimana Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ? 3. Apakan terdapat Pengaruh yang Signifikant antara Kegiatan Ekstrakulikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ? E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian a) Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini bertujuan umtuk memperoleh informasi dan kejelasan tentang: 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X. 2. Aktivitas belajar siswa kelas 1 pada mata pelajaran PAI di SMA X. 3. Pengaruh yang signifikant antara kegiatan terhadap aktivitas belajar siswa kelas 1 pada mata pelajaran PAI di SMA X. b) Kegunaan Penelitia Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian yaitu: 1. Manfaat Praktis 1.1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak. 1.2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.

2. Manfaat Teoritis 2.1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi guru PAI sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap aktivitas belajar siswa di kelas. BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kerangka Teori 1. Kegiatan Ekstrakurikuler a. Pengertian Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran (PAI) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau dilingkungan masyarakat untuk menunjang program pengajaran. Selain itu, Suharsimi Arikunto mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan program pilihan[2]. Adapun pengertian pengajian Al-quran (PAI) adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam kerukunan antar umat beragama. Berdasarkan pebgertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-Quran adalah kegiatan tambahan yang dilaksankan diluar jam tambahan biasa dengan tujuan agar kegiatan tambhan tersebut dapat membantu manyiakan siswa yang meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama. b. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler

Dengan berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler disekolah maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut[3]: 1. Semua siswa, guru dan personil administrasi sekolah hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program. 2. Kerjasama dalam team adalah fundamental.

3. Perbuatan untuk partisipasi hendaknya dibatasi. 4. Proses lebih penting daripada hasil. 5. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. 2. Aktivitas Belajar Siswa a. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubhan pengetahuan-pengetahua, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebgai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. b. Jenis Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Diatas jenis-jenis aktivitas yang dimaksud dapat digolongkan menjadi: 1) Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan. 2) Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir. 3) Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran. 4) Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya. B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan gambar diatas maka akan diketahui apakah ada pengaruh yang ditimbulkan kegiatan ekstrakurikuler mata pelajaran PAI (variabel x), terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI (variabel y). Lalu denagn diketahui pengaruhnya sehingga memungkinkan kemudahan bagi guru untuk menyusun rencana kerja yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

C. Penelitian Yang Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penenlitian yang peneliti lakukan ini. Dari beberapa contoh judul penelitian terdahulu memang memiliki keterkaitan dari segi masalah yaitu mencari tau tentang hubungan dan pengaruh akan tetapi objek dan sasarannya yang berbeda. Oleh karena itu peneliti memilih masalah tentang Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler pada aktivitas belajar siswa SMA X kota Cirebon kelas x. D. Hipotesis Penelitian Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang akan terkumpul[4]. Berdasarkan pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan bahwa terdapat Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajar siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah Pontianak. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah sisiwa SMA X kelas 1 kota Cirebon, alasan memilih SMA x kelas 1 kota Cirebon dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana penelitia merasa perlu melakukan penelitian ini. Rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6 bulan, mulai dari bulan Agustus dan berakhir pada bulan Februari. Penelitian ini bertempat di SMA X Kota Cirebon. B. Metodologi Penelitian Untuk menemukan Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah Pontianak, dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan determinatif yaitu denagn mencari pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-Quran terhadap mata pelajaran PAI oleh siswa kelas 1 SMA X Kota Cirebon. C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek sebagai sumber data yang meminlki cirri-ciri/karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Karakteristik dalam penelitian ini adalah; (a) siswa kela 1A, 1B dan 1C, (b) bukan siswa pindahan, dan (c) bukan siswa tidak naik kelas. Berdasarkan karakteristik tersebut maka jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 146 orang.

Distribusi Siswa Kelas 1 Di SMA Islamiyah Pontianak NO 1 2 3 KELAS 1A 1B 1C TOTAL JUMLAH SISWA 48 49 49 146

2. Sampel Untuk menetapkan besarnya jumlah sampel, peneliti akan menggunakan Nomogran Hari King[5] dengan tingkat kesalahan 5 %. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh sample sebesar 51 (0,35 x 146 = 51,1 dibulatkan menjadi 51). Untuk menentukan sample pada masing-msing kelas peneliti menggunkan perhitungan persentase yang lebih lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut: NO KELAS 1 1A 2 1B 3 1C JUMLAH POPULASI 48 49 49 146 SAMPEL 17 17 17 51 KETERANGAN Sampel diperoleh dari hsil perkalian seperti contoh 48 x 51: 146 = 16,77 dibulatkan menjadi 17 orang

Teknik sampling yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling maksudnya adalah teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample[6]. Selanjutnya untuk penentuan sample yang digunakan adalah teknik sistematik random sampling. Alasannya karena peneliti mengetahui nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu populasi melalui daftar hadir siswa dimasing-masing kelas. D. Instrument Penelitian (termasuk uji coba instrumen) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument yaitu berupa kuesioner untuk mendapatkan hasil-yang akurat. Adapun contoh-contoh kuesionernya yaitu: 1. Pernahkah anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler? A. Pernah B. Tidak Pernah C. Belum pernah 2. Berpakali dalam satu semester anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler? A. Tidak Pernah B. 1 kali C. 2 kali 3. Bagaimana prestasi belajar anda setelah mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler ini?

A. Naik B. Tetap C. Turun E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran PAI maka peneliti akan menggunkan teknik langsung terjun kelapangan yang berupa observasi. Karena dengan instrument pengumpulan data semacam ini peneliti rasa data yang akan dikumpulkan lebih akurat bila kita mengamati sendiri apa yang akan terjadi dilapangan tersebut. F. Teknik Analisias Data

Teknik analisis data yang akan dipakai untuk menjawab masalah 1 dan 3 adalah analisis prosentase dengan rumus: Keterangan: Me : Mean (rata-rata) : Epsilon (baca: jumlah)

Mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan jenis aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan memaparkan dalam bentuk kalimat. Sedangkan mengenai Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X kota Cirebon akan digunakan rumus regresi sebagai berikut:

Keterangan: n : Jumlah sampel Xi : Jumlah score variabel X Yi : Jumlah score variabel Y

G. Hipotesis Statistik Berdasarkan uraian dari laporan penelitian yang penliti lakukan pada SMA X Kota Cirebon tentang pengaruh pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-quran terhadap aktivitas belajar siswa. Dan pengaruh yang dihasilkan sangat signifikan.

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN INJECTING DRUG USER (IDU) USIA 15-35 TAHUN ringkasan isi : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan / dalam keadaan sakit. Keluarga juga merupakan salah satu indikator dalam masyarakat apakah masyarakat sehat atau sakit (Efendi , 1998). Peran / tugas keluarga dalam kesehatan yang dikembangkan oleh ilmu keperawatan dalam hal ini adalah ilmu kesehatan masyarakat (Komunitas) sangatlah mempunyai arti dalam peningkatan dalam peran / tugas keluarga itu sendiri. Perawat diharapkan mampu meningkatkan peran keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. (Friedman, ed 3, 1998 : 145) Peran keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yaitu mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, Ikut merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sangatlah penting dalam mengatasi kecemasan klien.(Friedman, 2003 : 146). Penanggulangan Injecting Drug User (IDU) memang cukup sulit, perlu diperhatikan dari berbagai aspek, misalnya ketersediaan sarana kesehatan publik, hukuman bagi pengguna, pengedar dan berbagai cara yang lain. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terkecil bagi seorang IDU. Kasih sayang orang tua akan menyebabkan pengguna merasa bahwa dirinya masih ada yang memperhatikan, merasa dihargai dan dibutuhkan. Dengan kasih sayang orang tua diharapkan menjadi manusia yang dapat diterima oleh masyarakat (Abu ahmadi, 2002 : 106). Kesuma merupakan perkumpulan atau paguyuban, bukan organisasi hirarkis dan berbadan hukum. Kesuma membawa keselarasan dan kebersamaan. Motto dan semangat itu yang diciptakan. Menurut Mur achmadi, dari dinas kesehatan Kalimantan barat, mereka sangat

berperan dalam kerja pendampingan kepada orang hidup dengan AIDS (OHIDA). Kesuma mencoba memotivasi, bahwa hidup seseorang tidak berakhir ketika terinfeksi HIV. Perjuangan Kesuma menghilangkan berbagai stigma, sudah cukup terbukti di lapangan. Kesuma ingin menyakinkan masyarakat, bahwa orang tidak boleh membedakan ODHA. Entah itu dari segi pelayanan, maupun keberadaannya. Hingga kini, keberadaan Kesuma sebagai kelompok dukungan bagi keluarga ODHA, telah banyak dirasakan manfaatnya. Meski demikian, keberadaan Kesuma masih sebatas orang tertentu saja yang mengetahui. sebagian besar orang tua mendukung penanganan terhadap HIV/AIDS. Cuma, orang tua tidak sepenuhnya tahu tentang hal itu. Seorang anak tidak mungkin memecahkan masalahnya sendiri. Anak butuh bantuan. Dan bantuan yang pertama kali diminta adalah dari orang tua atau keluarga. Injecting Drug User (IDU) merupakan salah satu jenis pengguna narkoba yang lebih spesifik. Komunitas ini hanya menggunakan narkoba dengan cara disuntikkan, karena itu lebih berisiko terkena berbagai macam penyakit menular dibandingkan dengan pengguna narkoba lainnya. Hal ini disebabkan perilaku IDU yang sering berbagi jarum antar sesama IDU (needle sharing), sehingga akan lebih mudah tertular penyakit, misalnya Hepatitis C bahkan HIV-AIDS. Data pada pengguna narkoba suntik di Asia sebanyak 1.3 2 juta jiwa dan dari total kasus yang ada, lebih dari 1 juta jiwa adalah pengguna narkoba suntik (IDU). Dimana 19% dari total kasus yang ada terinfeksi HIV/AIDS. Angka pengguna narkoba di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Menurut perkiraan jumlah pengguna narkoba di Indonesia berkisar antara 1,3 sampai dengan 3 juta jiwa, dan didominasi kota besar. Diperkirakan jumlah IDU di Indonesia sekitar 600 ribu sampai dengan 1 juta jiwa. Pengguna IDU rata-rata berumur antara 16-25 tahun. Kejadian IDU selalu berhubungan dengan kejadian HIV/AIDS ( ODHA ). Data nasional berdasarkan Departemen Kesehatan RI menunjukkan penurunan tingkat resiko penularan HIV/AIDS lewat jalur hubungan seksual. Bila sebelum tahun 1999 persentase penularan lewat jalur tersebut sebesar 80 persen, tahun 1999 menurun menjadi 50 persen dan tahun 2002 menurun lagi menjadi 48 persen. Sementara kasus kasus HIV/AIDS pada pemakai narkoba, atau IDU (Intravenous Drug Users) justru makin meningkat. Disebutkan, kasus kasus HIV/AIDS pada pemakai narkoba menurun dalam kurun enam tahun terakhir dan cenderung stabil. Berkebalikan dengan persentase IDU. Bila pada tahun 1987 Juni 1999 hanya ditemukan 6 kasus di kalangan IDU, Desember 1999 terjadi peningkatan 25 kasus, yang meningkat lagi menjadi 780 kasus tahun 2002. Dan pada Desember 2005 tercatat 3.719 kasus IDU. Dampak IDU tersebut tentu saja sangat erat dengan HIV/AIDS. Jumlah penderita HIV/AIDS yang tertular lewat berbagai jalur, hubungan seksual, pemakaian

jarum suntik, transfusi darah hingga tahun 2005 mencapai 4.244 orang untuk HIV dan 5.321 orang (AIDS). Diperkirakan kasus kasus tersebut masih permukaan, realitanya masih lebih banyak kasus yang belum terungkap. Bahkan Departemen Kesehatan memperkirakan pada tahun 2007 kasus IDU yang tercatat setidaknya ada 90.000 130.000 kasus, dimana sebagian besar tidak melaporkan. ( Bernas, 2007 ) Saat ini, Jatim menduduki posisi ketiga sebagai provinsi yang jumlah orang hidup dengan HIV-nya terbanyak setelah DKI Jakarta dan Papua. Walau dalam data yang di dapat dari Depkes RI masih menduduki perangkat ketiga, jumlah penderita di Jatim memang cenderung meningkat dan bisa mengalahkan Jawa Barat dalam jumlah. Selama tahun 2006, terdapat 863 kasus AIDS, 475 kasus HIV dan 258 diantaranya meninggal (Depkes RI). Data dari RSJ Menur Surabaya memperlihatkan bahwa dari 17 pasien yang ada diruang Napza, sebanyak 76.5% (13 pasien) adalah pengguna (IDU). Pada pasien yang baru masuk rumah sakit ratarata mengalami stress psikologis (kecemasan). Sehingga peran keluarga sangatlah penting dalam membantu untuk mengurangi rasa cemas yang di alami pasien, dan hal itu sangat membantu dalam proses pengobatan/terapi pasien (Rekam Medik RSJ Menur Surabaya, 2008). Mayoritas IDU menyuntik dirinya secara intravena, tetapi juga ditemukan secara subkutan, dan intramuskular. Jenis obat yang sering disuntikkan IDU adalah heroin, kokain, dan juga sejenis amphetamines, buprenorphine, benzodiazepines, dan barbiturate. Permasalahan IDU selain penyuntik akan mengalami berbagai reaksi sistemik akibat obat yang disuntikkannya, IDU juga dapat menularkan berbagai penyakit melalui jarum yang dipakai bergantian. Masih belum jelas seberapa besar pengaruh peran keluarga terhadap proses penyembuhan IDU, serta belum jelas juga jika pengaruh peran keluarga ini dapat digunakan secara umum. Jadi penulis berusaha mencari hubungan peran keluarga terhadap tingkat kecemasan Injecting Drug User ( IDU ) usia 15-35 tahun. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada hubungan peran keluarga terhadap tingkat kecemasan Injecting Drug User ( IDU ) usia 15-35 tahun ? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Menganalisis peran keluarga terhadap tingkat kecemasan Injecting Drug User ( IDU ) usia

15-35 tahun. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi peran keluarga. 2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan Injecting Drug User (IDU) usia 15-35 tahun. 3. Menganalisa peran keluarga terhadap tingkat kecemasan Injecting Drug User ( IDU ) usia 15-35 tahun. 1.4 Manfaat penulisan Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penulisan yang hendak dicapai, maka manfaat yang dapat diharapakan dari penelitian ini adalah 1) Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang peran keluarga terhadap tingkat kecemasan Injecting Drug User (IDU) usia 15-35 tahun. 2) Bagi Institusi Pendidikan Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. 3) Bagi Profesi Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan. 4) Bagi keluarga Memberi informasi kepada orang tua tentang peran keluarga dan perhatian orang tua kepada anak. 5) Bagi klien Dapat meningkatkan konsep dari klien dan motivasi untuk berobat dan sembuh.

1). Contoh menentuan Validitas dan Reabilitas dengan Cronbach Alpha 2). Contoh menentukan Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari: a. Uji Normalitas dengan menggunkan pendekatanSkewness dan Kurtosis Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji statistik dengan melihat nilai skewness dan kurtosis dari residual. Apabila Z-hitung > Z-tabel, maka distribusi tidak normal. Untuk luas bagi nilai negatif Z diperoleh dengan menggunakan asas simetri. Pada signifikansi 0,05 maka Z-tabel = 1,96, bagi nilai negatif Z-tabel = 1,96. b. Uji Multikolonierritas

Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolonieritas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. c. Uji Autokorelasi regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknyaproblem autokorelasi ini maka dapat melakukan uji Durbin Watson (DW test) yaitu dengan membandingkan nilai DW statistik dengan DW tabel. Apabila nilai DW statistik terletak pada daerah no autocorrelation berarti telah memenuhi asumsi klasik regresi.. Pada hasil output d. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi, terjadi ketidaksamaan varians dariresidual antara pengamatan yang satu dengan yanglainnya. Jika ada perbedaan varians yang besar, berarti telah terjadi heteroskedestisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedistisitas. Sementara pada penelitian ini untuk mendeteksi heteroskedastisitas menggunkan Uji Glejser ini meregresikan nilai absolutresidual terhadap variabel independen yang digunakandalam suatu model regresi. Jika variabel independenternyata signifikan (sig < 0,05) mempengaruhi absolutresidual, ini berarti bahwa dalam data terdapatheteroskedastisitas. Apabila ternyata tidak signifikan (sig> 0,05), berarti bahwa asumsi homoskedastisitasterpenuhi. Model yang baik adalah model yang mempunyai asumsi homoskedastisitasnya terpenuhi,.Disamping itu untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah menggunakan grafik scatterplot.

contoh 3. PENELITIAN Riset atau penelitian adalah investigasi dan pembelajaran atas suatu sumber secara aktif dan sistematik dengan tujuan untuk menemukan, menginterpretasikan atau merevisi suatu fakta. Sedangkan proses untuk melakukan penelitian sering disebut dengan Penelitian Ilmiah. Penelitian ilmiah dapat digambarkan seperti gambar 2.

D 2

Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007 Gambar 2: Penelitian ilmiah ISSN : 1978 9777 Memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Memiliki kemampuan di bidang penelitian merupakan nilai tambah bagi profesional. 3.1 Metodologi Penelitian Makna metodologi sering diartikan berbeda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. Sering kali metodologi digunakan sebagai sinonim dari kata metode. Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Metodologi adalah teori suatu metode [18]. Metode dapat diartikan sebagai cara berpikir, dengan demikian metodologi penelitian dapat diartikan sebagai pemahaman metode-metode penelitian dan pemahaman teknik-teknik penelitian. Dalam pembahasan mengenai metodologi terdapat beberapa hal yang harus diketahui : Apa asumsi yang dibuat a. Apa tujuan yang hendak diraih b. Apa metode yang digunakan c.

Apa hasil dari setiap metode yang digunakan d. Bagaimana merepresentasikan hasil e. Bagaimana hasil tersebut dievaluasi f. Metodologi penelitian dapat dibagi dalam beberapa layer, layer pertama dilihat dari worldwiew, kedua dari heuristik nya dan ketiga dari topiknya. Model layer ini dalam Ilmu Komputer dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1: Tabel Metode Penelitian yang sering digunakan peneliti dalam Ilmu Komputer Layer Examples Worldviews Research heuristics (sumber teori atau hipotesis) Spesific issues Scientism Practism Cognitive science Decision science Formal methods Human center

Software engineering System science Formal representation Parsimony Practical relevance D 3

Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN : 1978 9777 Yogyakarta, 24 November 2007 Dilihat dari worldview Metodologi Penelitian dapat dilihat dari dua aliran yakni scientism dan practism. Metodologi penelitian dari scientism dapat digambarkan seperti gambar 3, sedangkan practism dimodelkan seperi gambar 4 [18]. Gambar 3: Metodologi penelitian scientism Gambar 4: Metodologi penelitian practism 3.2 Metode Penelitian Prosedur atau metode dalam Metodologi Penelitian tersebut sering disebut dengan Metode Ilmiah. Metode-metode yang digunakan dalam suatu metodologi bersifat rasional dan empiris. Rasional dalam artian penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal dan empiris adalah dapat diamati oleh indera manusia. Metode Penelitian yang umum digunakan dalam penelitian antara lain adalah metode : Survey, Expostfacto, Eksperimen, Naturalistik, Policy Research, Action Research, Evaluasi, Sejarah serta Research dan Developmnet. Dalam suatu metodologi maka harus diketahui D 4

Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN : 1978 9777 Yogyakarta, 24 November 2007 asumsi yang dibuat, tujuan yang akan diraih, metode yang digunakan, hasil yang mungkin diraih, bagaimana menginterpretasikan dan bagaimana melakukan evaluasi hasil tersebut. 4. METODE PENELITIAN ILMU KOMPUTER Ilmu Komputer merupakan ilmu yang sangat kompleks, sedemikian luasnya bidang ini sehingga penelitian dalam bidang ini juga menjadi demikian luasnya. Berbagai jurnal penelitian dalam bidang Ilmu Komputer menggunakan beberapa Metode. Dari beberapa penelitian pada Ilmu Komputer terlihat bahwa penelitian di bidang ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yakni : Penelitian berfokus pada Metode Penelitian a. Penelitian berfokus pada suatu bidang area penelitian b. Paper atau penelitian yang berfokus pada Metode Penelitian tertentu misalnya kualitatif [13], [17], [25], [4] Action Research [3], [5], teori grounded [11], atau gabungan beberapa teori misal teori grounded, development dan action research [7]. Sedangkan yang berfokus pada

4. METODE PENELITIAN ILMU KOMPUTER

Ilmu Komputer merupakan ilmu yang sangat kompleks, sedemikian luasnya bidang ini

sehingga penelitian dalam bidang ini juga menjadi demikian luasnya. Berbagai jurnal penelitian dalam bidang Ilmu Komputer menggunakan beberapa Metode. Dari beberapa penelitian pada Ilmu Komputer terlihat bahwa penelitian di bidang ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yakni :

Penelitian berfokus pada Metode Penelitian

a.

Penelitian berfokus pada suatu bidang area penelitian

b.

Paper atau penelitian yang berfokus pada Metode Penelitian tertentu misalnya kualitatif [13], [17], [25], [4] Action Research [3], [5], teori grounded [11], atau gabungan beberapa teori misal teori grounded, development dan action research. Sedangkan yang berfokus pada bidang tertentu misalnya mobile device.

4.1 Skema Klasifikasi Ilmu Komputer Luasnya area di bidang Ilmu Komputer menjadikan bidang ini terbagi-bagi dalam beberapa klasifikasi. Menurut ACM Computing Clasification Schema [2] dalam bidang komputasi dapat terbagai dalam 11 bagian yakni : 1. General Literature

2. Hardware 3. Computer Systems Organization 4. Software 5. Data 6. Theory of Computation 7. Mathematics of Computing 8. Information Systems 9. Computing Methodologies 10. Computer Applications 11. Computing Milieux Sedangkan menurut sub area Ilmu Komputer terbagi menjadi 14 area yakni : 1. Discrete Structures (DS) 2. Programming Fundamentals (PF) 3. Algorithms and Complexity (AL) 4. Architecture and Organization (AR) 5. Operating Systems (OS) 6. Net-Centric Computing (NC) 7. Programming Languages (PL) 8. Human-Computer Interaction (HC) 9. Graphics and Visual Computing (GV) 10. Intelligent Systems (IS) 11. Information Management (IM) 12. Social and Professional Issues (SP)

13. Software Engineering (SE) 14. Computational Science and Numerical Methods (CN)

5. TAKSONOMI METODOLOGI PENELITIAN ILMU KOMPUTER

Area yang cukup luas dalam bidang Ilmu Komputer menjadikan penelitian dalam bidang ini menjadi cukup luas, demikian pula pada metode penelitiannya. Pada tahun 2005 dibentuk SIGCSE-CRM [19] yang bertujuan untuk mengajarkan metode penelitian di bidang Ilmu Komputer. Penelitian yang ada dalam bidang Ilmu Komputer dapat dilihat dari beberapa sisi diantaranya, topik yang dipilih, metode yang digunakan dan pendekatan penelitiannya.

5.1. Topik yang Dipilih

Menurut topik yang dipilih penelitian yang dilakukan pada Ilmu Komputer paling banyak membahas mengenai konsep komputer yakni sebesar 28.27% diikuti dengan topik-topik khusus seperti bidang grafis, bioteknologi dan lain-lain sebesar 21.5% seperti yang terlihat pada table 2 [15].

Tabel 2: Tabel penelitian Ilmu Komputer menurut topik

Problem solving concepts

Computer concepts

Systems/software concepts

Data/information concepts

Problem domain specific concepts

14.7%

28.7%

19.1%

15.4%

21.5%

5.2 Metode yang Digunakan

Pemilihan metode penelitian tertentu untuk melakukan peneltian di bidang Ilmu Komputer

juga banyak dilakukan. Pada tahun 2002 paper yang membahas mengenai Metode Penelitian yang digunakan dalam Ilmu Komputer menyebutkan bahwa Metode Penelitian didominasi oleh penelitian berbasis Analisis Konseptual Matematika sebesar 73% [15] seperti yang tertampil pada tabel 3 [21].

Tabel 3: Tabel metode penelitian yang sering digunakan peneliti dalam Ilmu Komputer

Action research

AR

CA

Conceptual analysis

CAM

Conceptual analysis/mathematical

15.13%

73.41%

D 6

Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)

Yogyakarta, 24 November 2007

CI Concept implementation

Case study

CS

DA

Data analysis

Discourse analysis

DI

Ethnography

ET

FE

Field experiment

Field study

FS

Grounded theory

GT

Hermeneutics

HE

Instrument development

ID

Laboratory experiment (human subjects)

LH

LR

Literature review/analysis

LS

Laboratory experiment (software)

MA

Meta analysis

Mathematical proof

MP

Protocol analysis

PA

PH

Phenomenology

SI

Simulation

Descriptive/exploratory survey

SU

5.3 Pendekatan yang digunakan

Penelitian dalam bidang Ilmu Komputer juga dapat dilihat dari pendekatan cara melakukan penelitian, apakah penelitian tersebut dilakukan dengan cara deskriptif, evaluatif dan formulatif. Penelitian pada Ilmu Komputer dilihat dari pendekatan melakukan penelitian paling banyak adalah secara formulatif yakni sebesar 79.1% [15] seperti yang tertampil pada table 4

Tabel 4: Tabel pendekatan cara penelitian Ilmu Komputer

Deskriptif:

SD

RL

DL

Evaluatif

DE

IE

Sistem deskriptif

Review literatur

Dieskriptif lainnya

Dedektif evaluatif

Interpretif evaluatif

D 7

Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)

Yogyakarta, 24 November 2007

KE KritPenggunaan metode penelitian dari tahun ke tahun semakin banyak macamnya, perkembangan metode ini dapat dilihat dilihat pada gambar 5 [14]. Gambar 5: Perkembangan metode penelitian dalam Ilmu Komputer

5.4 Siklus Hidup Penelitian Meskipun metode yang digunakan berbeda namun secara dasar penelitian di dalam Ilmu Komputer dapat digambarkan sebagai sebuah siklus hidup seperti gambar 6. Gambar 6: Siklus hidup penelitian

Sebagai contoh misalkan: a. Asumsi dan tujuan penelitian Menggunakan suatu asumsi awal atau dengan menetapkan tujuan penelitian (membandingkan suatu sistem yang sudah ada). Sebagai contoh PostgreSQL lebih cepat

daripada MySQL pada data lebih dari 10 juta record.

b. Metode yang digunakan Bagaimana cara mendapatkan data dan pengolahannya merupakan langkah kedua. Mendapatkan dari percobaan atau studi literatur kemudian mengukur sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

c. Hasil dan representasi Hasil yang didapatkan dan cara merepresentasikan hasil merupakan langkah selanjutnya dalam penelitian.

d. Evaluasi hasil Apakah hasil yang didapat sudah sesuai dengan tujuan atau belum perlu dilakukan evaluasi.

Penelitian akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan Ilmu Komputer yang demikian dinamis. Penggabungan metode satu dengan yang lain ataupun pemunculan metode baru sangat mungkin terjadi di bidang Ilmu Komputer. 6. KESIMPULAN a. Penelitian di bidang Ilmu Komputer sangatlah luas, terutama topik yang dapat diambil. Luasnya topik ini sesuai dengan luasnya area Ilmu Komputer yakni terbagi dalam 11 bidang [2] atau 14 area [1]. Hal ini berkolerasi dengan metode penelitian yang dapat digunakan yakni terbagi dalam 22 metode penelitian [15],[21].

b. Perkembangan Ilmu Komputer yang demikian dinamis juga memunculkan metode-metode

baru dalam bidang penelitian. Prosentase metode penelitian pada tabel 3 sangatlah mungkin berubah, sebagai contoh metode Action Research dan Grounded Theory kini mulai banyak digunakan dalam bidang Ilmu Komputer.