contoh laporan observasi lapangan
TRANSCRIPT
LAPORAN OBSERVASI LAPANGANPROFIL DAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
(PEMANFAATAN TIK)DI LEMBAGA PENGETAHUAN ISLAM DAN ARAB (LIPIA)
JAKARTA
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dua dasawarsa terakhir ini, teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) mengalami perkembangan yang amat pesat dan secara fundamental
telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan dan inovasi
penyelenggaraan pendidikan di berbagai belahan dunia. Lebih jauh lagi, ada
tuntutan yang sangat besar akan keberadaan TIK dalam sistem pendidikan
global karena terbukti memiliki potensi yang sangat besar untuk
mentransformasikan seluruh aspek dalam proses pendidikan dan besarnya
peranan yang dimainkannya untuk pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.
Lembaga Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) merupakan salah satu
lembaga pendidikan di Indonesia yang dalam proses penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran di lingkungannya telah memanfaatkan dan
mengembangkan TIK sebagai salah satu alat/media, baik untuk kemudahan
dalam pengelolaan administrasi maupun untuk pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswanya.
Perhatian pada pemanfaatan dan pengembangan TIK dalam
pembelajaran, khususnya bahasa Arab, di lembaga pendidikan itu menjadi
daya tarik tersendiri bagi penyelenggara pendidikan lain untuk dijadikan
sebagai model. Untuk menguak lebih dalam tentang hal itu, maka dirasa perlu
melakukan sebuah observasi mendalam tentang profil dan pemanfaatan media
pembelajaran khususnya yang berbasis TIK dalam proses pembelajaran bahasa
Arab di lembaga tersebut.
B. Tujuan:
Observasi lapangan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui profil LIPIA Jakarta.
2. Menjelaskan profil dan pengembangan media pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi di LIPIA Jakarta.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Observasi lapangan pada Didlat Fasilitator Guru Mata Pelajaran Bahasa
Arab MA Tingkat mahir kali ini bertempat di Lembaga Ilmu Pengetahuan
Islam dan Arab yang terletak di Jl. Buncit Raya No. Jakarta Selatan.
Adapun waktu pelaksanaan observasi lapangan ini pada hari Kamis, 7
April 2011 mulai pukul 08.00 s/d 12.00 wib.
BAB IIPROFIL LEMBAGA
A. BERDIRINYA LIPIA
Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Indonesia
didirikan pada bulan Jumadal Ula 1400 H, berdasarkan persetujuan Dewan
Kerajaan No. 5/N/26710, tertanggal 21 Dzul Hijjah 1398 H. Pembinaan dan
Pengawasannya diserahkan kepada Universitas Islam Imam Muhammad ibn
Saud, Riyadh, sebagaimana lembaga-lembaga lainnya yang lebih dahulu, yang
ada di Ra’sul Khaimah, Mauritania dan Amerika Serikat. Lembaga ini
sebelumnya bernama Lembaga Pengajaran Bahasa Arab sampai tahun 1406 H
= 1986 M, kemudian berubah menjadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan
Arab.
B. TUJUAN LIPIA
Adapun tujuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA),
berdasarkan ketetapan Universitas Islam Imam Muhammad ibn Saud :
1. Menyebarluaskan bahasa Arab dan pengajarannya.
2. Mempersiapkan tenaga pengajar yang ahli dalam bidang pengajaran
bahasa Arab bagi non-Arab, dan membekali mereka dengan ilmu
pengetahuan agama Islam.
3. Mengembangkan kurikulum bahasa Arab di perguruan tinggi-perguruan
tinggi Islam.
4. Memberikan bantuan kepada perguruan tinggi dan sekolah-sekolah berupa
text-book, kitab-kitab dan alat bantu/peraga.
5. Menyusun tulisan-tulisan ilmiah tentang bahasa praktis dalam bidang
pengajaran bahasa Arab.
6. Menyelenggarakan penataran bagi para tenaga pengajar bahasa Arab.
C. PERMULAAN BELAJAR DI LIPIA DAN
PERKEMBANGANNYA
Kegiatan belajar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab
(LIPIA) dimulai pada bulan Jumadal Akhir 1400 H. Pada saat pembukaan,
kegiatan belajar hanya terbatas pada tujuh kelas sore saja dan khusus untuk
Program Persiapan Bahasa. Kemudian berkembang tahap demi tahap,
sehingga pada tahun ajaran 1423/1424 H terdiri dari dua program dan dua
jurusan, untuk setiap program dan jurusan mempunyai ketua sendiri. Setelah
itu Jurusan Diploma Umum secara administratif digabung dengan Program
Syariah dengan nama Progam Pendidikan Tinggi, dan Jurusan Pendidikan
Takmili secara administratif digabung dengan Progam Persiapan Bahasa
dengan nama Program Persiapan Bahasa.
D. Unit-Unit Penunjang
1. Bagian Riset dan Penerjemahan
Unit ini mulai dibuka pada tahun 1404 H/1988 M. sebagai salah satu
Unit Penunjuang di LIPIA. Aktivitasnya meliputi:
a. Membawahi riset-siset ilmiah di bidang Pengembangan Pengajaran
Bahasa Arab.
b. Membina kerja sama eksternal, antara LIPIA dengan lembaga-
lembaga pendidikan lain, baik negeri maupun swasta.
c. Mempererat hubungan antara LIPIA dengan para alumninya.
d. Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan penyebaran
dan pengembangan Bahasa Arab, pusat-pusat Bahasa Arab di
Indonesia, lembaga-lembaga pesantren, institusi-institusi keislaman
dan sebagainya.
e. Memberikan supervisi bagi pelatihan-pelatihan ilmiah.
f. Menerbitkan jurnal dan buletin:
Buletin Al-Arkhabiil. Buletin berita dan budaya yang diterbitkan
LIPIA Indonesia pada setiap akhirsemester. Edisi pertama terbit
pada bulan Shafar 1417 H/ Juni 1996 M. dan sampai sekarang telah
terbit sebanyak 9 edisi.
Majalah Al-Muwajjih. Jurnal yang memuat tulisan-tulisan ilmiah
spesifik dalam pengajaran Bahasa Arab untuk non Arab, petunjuk-
petunjuk bagi para pengajar, dan tulisan-tulisan lain dalam ilmu
agamna. Sampai saat ini telah terbit sebanyak 6 edisi.
g. Unit ini juga melakukan tugas-tugas penerjemahan, membawahi
penataran-penataran dan seminar-seminar tentang metodologi
penerjemahan dan membina hubungan kerjasama dengan para
penerjemah.
h. Melakukan editing buku-buku yang sudah diterjemahkan,
menyusun prospektus buku-buku terjemahan yang dinilai akurat
dan memilih buku-buku berbahasa Arab yang layak diterjemahkan.
2. Bagian Ujian dan Komputer
Membawahi dan mengatur tugas-tugas ujian dan pendataan nilai dan
penyiapan hasil akhir ujian Mahasiswa LIPIA. Selain itu, bagian ini
juga membawahi dan melakukan pengembangan mengembangkan
Situs Internet LIPIA pada: www.lipia.org.
3. Bagian Kemahasiswaan
Bagian ini bertugas melakukan pendaftaran dan penerimaan
mahasiswa, mengawasi absensi mahasisiwa, mendistribusikan buku-
buku pelajaran dan buku paket kepada mahasiswa.
4. Bagian Layanan Kesehatan
Melakukan pemeriksaan medis dan memberikan pengobatan secara
gratis untuk mahasiswa. Pada unit ini bertugas seorang petugas dokter
dan seorang perawat.
5. Bagian Ekstra Kurikuler
Membawahi dari segi penyiapan, pengarahan dan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler bagi mahasiswa. Kegiatan Ekstra Kurikuler
mahasiswa meliputi: kegiatan-kegiatan ilmiah seperti caramah,
seminar, halaqah, musabaqah, pelatihan dan lain-lain; kegiatan-
kegiatan yang bersifat sosial seperti wisata, kunjungan, dan
penyambutan tamu; kegiatan-kegiatan seni seperti kaligrafi, drama,
penjilidan buku; dan kegiatan olahraga. Bagian Ekstra Kurikuler juga
menerbitkan majalah Al-Multaqaa pada setiap akhir semester.
6. Asrama Mahasiswa
LIPIA menyediakan asrama bagi mahasiswa yang berasal dari luar
Jakarta. Asrama ini terdiri dari dua lantai dan mampu menampung 300
orang mahasiswa. Untuk mahasiswa yang tinggal di asrama, disiapkan
juga berbagai kegiatan ilmiah maupun sosial.
7. Perpustakaan
Perpustakaan LIPIA dinilai sebagai perpustakaan yang memiliki
koleksi buku-buku berbahasa arab yang terbesar di Indinesia.
Memiliki 17.000 judul buku dan referensi dalam bidang ilmu-ilmu
keislaman (syariah), Bahasa Arab dan ilmu-ilmu sosial. Perpustakan
membuka pintu bagi para peneliti yang berasal dari para dosen dan
pengajar pada universitas-universitas dan pusat-pusat studi Islam
lainnya.
8. Laboratorium Bahasa Arab
LIPIA memiliki dua unit Laboratorium Bahasa, untuk mahasiswa dan
untuk mahasiswi. Setiap unit berkapasitas untuk 30 orang pelajar.
Kedua laboratorium dilengkapi peralatan-peralatan pendidikan yang
berteknologi canggih dan materi-materi penting lain untuk
pengembangan pengajaran Bahasa Arab. Laboratorium LIPIA juga
membuka pintu bagi para pengunjung dan beberapa untuk
memanfaatkan.
9. Pusat Alat Peraga
Pusat ini didirikan pada tahun 1410H/1990M, memiliki alat-alat
peraga pendidikan dan pameran sampel buku-buku pelajaran. Di pusat
unit ini juga mahasiswa jurusan Pendidikan Guru memperoleh
pelatihan tentang cara membuat dan menggunakan alat peraga.
BAB IIITEMUAN DI LAPANGAN
Dari penjelasan Direktur LIPIA, Dr Abdullah bin Hudhaidh Al-Sulami,
dan Wakil Direktur, Dr. Bader Al Rashed, serta pengamatan langsung yang
dilakukan oleh kelompok III, diketahui bahwa media pembelajaran berbasis
TIK sudah tersedia di LIPIA Jakarta. Seluruh civitas akademika yang meliputi
para dosen, mahasiswa, dan pegawai administrasi cukup familiar dalam
pemanfaatan TIK dalam aktivitas pendidikan dan pengajaran yang mereka
ikuti dan selenggarakan.
LIPIA Jakarta memiliki auditorium kedap suara ber-AC yang
dilengkapi dengan perangkat multi-media yang canggih, berupa sound system
set, komputer set, televisi, dan LCD infocus. Ruangan ini biasanya digunakan
untuk penayangan film, baik yang berhubungan dengan perkuliahan di kelas,
maupun tayangan-tayangan lain yang diorientasikan pada pengembangan
wawasan mahasiswa; seta presentasi oleh dosen, pimpinan LIPIA, atau tamu-
tamu yang datang dan mesti diikuti oleh sejumlah mahasiswa yang tidak
mungkin dilakukan di ruang kelas. Ruangan multi media ini juga
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ilmiah mahasiswa seperti ceramah,
seminar, halaqah, musabaqah, pelatihan yang diprogramkan oleh LIPIA.
Di samping auditorium (ruang) multi-media, LIPIA Jakarta juga
memiliki laboratorium bahasa. Sejumlah peralatan canggih tersedia di
laboratorium bahasa tersebut, antara lain: instructor console sebagai mesin
utama, dilengkapi dengan repeater language learning machine, tape recorder,
DVD Player, video monitor, headset dan students’booth yang dipasang dalam
satu ruang kedap suara. Selain itu ada pula komponen komputer multimedia
sebagai komponen tambahan yang dapat dikombinasikan dengan kesemuanya
itu. Dari gambaran itu, maka tampillah laboratorium bahasa di LIPIA sudah
sebagai laboratorium bahasa multimedia. Artinya, peralatan laboratorium
bahasa itu mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing-masing yang
bervariasi. Laboratorium ini memiliki kapasitas 30 orang, jadi terdapat 30 set
meja mahasiswa dengan komputer yang juga sudah tersambung ke internet
melalui jaringan LAN. Laboratorium bahasa juga dilengkapi dengan materi-
materi penting berupa kaset, video, compaq disc (CD), Digital Versatile Disk
(DVD) yang diorientasikan untuk pengembangan pengajaran Bahasa Arab.
Laboratorium bahasa LIPIA Jakarta utamanya dimanfaatkan untuk
pembelajaran listening yang dapat diitegrasikan dengan Speaking, Writing,
maupun Reading. Sasaran yang mesti dicapai dengan penggunaan
laboratorium bahasa di sini adalah agar pembelajar dapat mendengar, melihat,
mengamati, dan memahami bagaimana penutur asli menggunakan bahasa
asing itu dalam berbagai situasi yang berbeda-beda. Dengan sasaran demikian
diharapkan pembelajar mampu meniru model yang dipajankan oleh penutur
asli. Dengan kata lain, pembelajar dapat secara langsung mengambil referensi
asli, dan bukan referensi kedua, ketiga, atau keempat yang cenderung berbeda
dalam banyak hal.
BAB IVANALISIS
Penjelasan pimpinan LIPIA Jakarta dan pengamatan langsung oleh
kelompok III menunjukkan perhatian yang cukup tinggi terhadap pengadaan
dan pemanfaatan media TIK dilingkungan lembaga ini. Tidak sedikit biaya
yang dikeluarkan oleh LIPIA guna pembelian dan pengadan media TIK.
Namun, didapati ada beberapa kelemahan, antara lain:
1. Lingkungan LIPIA Jakarta sudah dilengkapi dengan fasilitas hotspot yang
memudahkan bagi segenap mahasiswa untuk mengakses internet. Namun
tidak dijumpai pada saat observasi ini dilaksanakan mahasiswa yang
membawa laptop (perangkat komputer portable) dan menggunakannya
fasilitas akses internet yang tersedia. Hal ini mungkin sudah merupakan
peraturan yang ditetapkan oleh LIPIA Jakarta dan harus dipatuhi oleh
seluruh mahasiswanya, karena khawatir disalahgunakan. Sedangkan untuk
kepentingan pembelajaran pihak LIPIA Jakarta telah menyediakan
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan ruang multi-media yang
itu lebih bisa diawasi pemanfaatannya.
2. Ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan perkuliahan belum dilengkapi
dengan komputer set dan LCD infocus. Para dosen yang dijumpai berada
di kantor atau ruangannya masing-masing telah menggunakan komputer,
namun mereka tidak menggunakan perangkat itu saat memberikan
perkuliahan di ruang kelas. Menurut Dr. Bader Al Rashed bila seorang
dosen memerlukan media TIK dalam perkuliahan, ia dapat menggunakan
ruang multi-media atau laboratorium bahasa yang memang telah
dilengkapi dengan fasilitas tersebut.
3. Perkuliahan lebih utama dan kebanyakan dilakukan di ruang kelas dan
hanya menggunakan media yang lazim ada, seperti white-board dan
spidol. Para dosen saat melaksanakan perkuliahan menggunakan strategi,
metode, dan teknik perkuliahan yang umum dilakukan dan minus
menggunakan media TIK. Hal ini mengindikasikan bahwa ruang multi-
media dan laboratorium belum dimanfaatkan secara optimal, karena hanya
dipakai sesekali.
BAB VPENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan temuan dalam kegiatan observasi lapangan dan analisis
hasil temuan di atas dapat disimpulkan beberapa hal:
1. LIPIA Jakarta sudah melengkapi fasilitas pendidikan dan
pengajaran di lingkungannya dengan media pembelajaran berbasis
TIK, yang antara lain berupa ruang multi-media, laboratorium
bahasa, dan area hotspot.
2. Media berbasis TIK yang dimiliki oleh LIPIA Jakarta belum
dimanfaatkan secara optimal, karena kegiatan perkuliahan yang
dilaksanakan utamanya dilaksanakan di kelas dan hanya
menggunakan metode/teknik yang minus menggunakan media
berbasis TIK.
B. Saran
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran
bahasa Arab telah dimanfaatkan di LIPIA Jakarta. Dosen dan
mahasiswa juga sudah memanfaatkan internet sebagai salah satu
sumber belajar, namun hanya di laboratorium bahasa dan ruang multi-
media (auditorium). LIPIA Jakarta belum menyediakan perangkat
komputer dan LCD infocus di ruang kuliah. Untuk kepentingan
peningkatan kualitas pembelajaran, LIPIA hendaknya bisa
melengkapi ruang-ruang kuliah dengan perangkat komputer dan LCD
infocus dan akses internet yang lebih luas bagi mahasiswa. Ini
dimaksudkan agar mahasiswa dapat lebih akrab dengan TIK, proses
pembelajaran menjadi lebih menarik, dan dengan itu pencapaian
tujuan pembelajaran dapat lebih ditingkatkan.
C. Rencana penerapan di tempat kerja
Adapun rencana penerapan di tempat kerja, antara lain:
1. Mengusulkan pengadaan media berbasis TIK di madrasah.
2. Melengkapi materi-materi pembelajaran yang berbasis TIK di
madrasah.
3. Meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan media
berbasis TIK.