contoh kasus dalam etika bisnis.docx

8/19/2019 Contoh Kasus dalam Etika Bisnis.docx

1/18

Contoh Kasus dalam Etika Bisnis

Kasus yang terjadi sekitar 6 tahun lalu mengingatkan kita pada kualitas jasa

penerbangan di Indonesia. Keselamatan penumpang diabaikan demi kepentingan segelintir orang dan untuk menekan biaya. Kasus yang digugat oleh Koalisi Rakyat Konsumen Jasa

Penerbangan (KRKJP) pada maskapai "X" sejak Januari !# yang lalu. $ugatan citizen

law dari beberapa serikat pekerja badan usaha milik negara dan serikat pekerja transportasi

udara itu ren%ananya akan dilayangkan ke Pengadilan &egeri Jakarta 'arat. Koordinator

KRKJP .X. rie* Puyuono mengatakan tuntutan itu intinya meminta hakim menyatakan

maskapai "X" telah mela+an hukum. ,an mereka meminta maskapai tersebut memberikan

santutan sebesar Rp miliar untuk setiap korban dam ir- yang berjumlah ! orang.

askapai "X" juga didesak untuk meminta maa* kepada keluarga korban dan konsumen atas

pelayanan yang buruk dan perbuatan mela+an hukumnya. rie* menganggap ada

pelanggaran pasal #/' 0ndang 1 undang &omor 2 3ahun 444 tentang Perlindungan

Konsumen- yakni diabaikannya keselamatan konsumen- karena kebijakan tari* murah yang

diberlakukan maskapai itu.

Ia mengindikasikan tari* murah ini bisa diberikan karena adanya pengurangan biaya

pera+atan pesa+at. 5al ini jelas melanggar regulasi keselamatan penerbangan atau Civil

Aviation Safety Regulation (7R). 7R berlaku se%ara uni8ersal- sehingga ada dugaan

bah+a demi e*isiensi maskapai tersebut melanggar 7R yang diberlakukan. 7edangkan

menurut kuasa hukum KRKJP 5abiburrahman- gugatan ini dilakukan oleh koalisi dengan

memposisikan diri sebagai kelompok yang memiliki kepentingan hukum (legal standing ).

$ugatannya terlepas dari kon*lik kepentingan manajemen antara maskapai '0& dan

s+asta. 7emata 1 mata gugatan tersebut hanya untuk menegakkan hak konsumen- tidak serta/

merta setiap penerbangan dengan tari* murah bisa mengabaikan keselamatan penumpang.$ugatan tersebut juga mempersoalkan buruknya pemeliharaan pesa+at askapai "X" akibat

kesalahan manajemen yang hanya mementingkan kepentingan para stakeholder.

enanggapi tuntutan KRKJP- ,irektur Komersial askapai "X"- $ugi Pring+a

7aputra mengatakan siap diproses pengadilan jika terbukti bersalah. &amun untuk dapat

membuktikan salah atau tidaknya tergantung dari pemeriksaan. 3im penyidik abes Polri

baru akan bergerak menyidik setelah menerima hasil in8estigasi teknis K&K3. ,ari hasil

teknis K&K3 akan diperiksa oleh tim penyidik- apakah ada kelalaian atau pelanggaran yang

kemudian akan diproses ke tahap selanjutnya.

3untutan tidak hanya disuarakan oleh KRKJP- sekitar 9 orang yang menyatakan diri

sebagai asyarakat 3ransportasi Indonesia juga menyuarakan tuntutannya didepan kantor

maskapai tersebut di daerah Kalideres Jakarta 'arat. ereka menuntut komisaris maskapaitersebut untuk segera menyerahkan diri ke pihak ber+ajib karena lalai dalam menjalankan

manajemen maskapai yang mengakibatkan ke%elakaan pesa+at.

3anggapan :

enanggapai kasus diatas- kesalahan dalam mengelola manajemen maskapai dapat

berakibat pada operasional yang kurang maksimal bahkan %enderung buruk. ,engan hanya

mengutamakan kepentingan segelintir orang- maskapai tersebut mengabaikan keselamatan

konsumen dengan menekan biaya pera+atan pesa+at. ,alam dunia penerbangan- praktik

seperti itu dinilai melanggar ketentuan. enarik minat konsumen dengan memberikan tari*

murah namun pelayanan buruk- bukanlah %ara yang bijak untuk memperoleh keuntungan.

Keputusan yang diambil oleh manajemen maskapai tersebut jelas tidak etis-mengesampingkan keselamatan konsumen demi keuntungan yang diperoleh para stakeholder.


2/18

'iaya pera+atan pesa+at ditekan hingga batas minimum agar laba perusahaan yang

diperoleh maksimal- dampaknya adalah pesa+at yang tumpangi para konsumen tidak layak

terbang- banyak komponen yang sudah seharusnya diganti namun tetap dibiarkan beroperasi-

yang akhirnya ke%elakaan pesa+at tidak bisa dihindarkan. ,isini juga terlihat bah+a

manajemen tidak menerapkan risk management dengan e*ekti*.

7ebaiknya- manajemen menge8aluasi sistem yang digunakan. anajemen juga harusmeminta maa* kepada seluruh korban pesa+at dan menyantuni sesuai dengan 0ndang/

0ndang yang berlaku. emperbaiki +ajah dunia penerbangan Indonesia yang saat ini masih

dinilai belum optimal pelayanannya.http://mikailfrdaus.blogspot.co.id/2013/10/contoh-kasus-dalam-etika-bisnis.html

PRO KONTRA YANG MENDUKUNG DAN YANG MENETANG ETIKA

BISNIS

PR; K;&3R


3/18

melayani majikannya ketika majikan ingin dilayani (jika majikan memiliki keakhlian

agen).ajikan ingin dilayani dengan %ara apapun yang akan memajukan kepentingannya

sendiri. ,engan demikian sebagai agen yang loyal dari majikannya- manajer mempunyai

ke+ajiban untuk melayani majikannya dengan %ara apapun yang akan memajukan

kepentingannya. rgumen agen yang loyal adalah keliru- karena >dalam menentukan apakah

perintahklien kepada agen masuk akal atau tidak... etika bisnis atau pro*esional harusmempertimbangkan> dan >dalam peristi+a apapun dinyatakan bah+a agen mempunyai

ke+ajiban untuk tidak melaksanakan tindakan yang ilegal atau tidak etis>. ,engan demikian-

ke+ajiban manajer untuk mengabdi kepada majikannya- dibatasi oleh batasan/ batasan

moralitas.

Ketiga- untuk menjadi etis %ukuplah bagi orang/orang bisnis sekedar mentaati hukum :=tika

bisnis pada dasarnya adalah mentaati hukum.3erkadang kita salah memandang hukum dan

etika terlihat identik. 'enar bah+a hokum tertentu menuntut perilaku yang sama yang juga

dituntut standar moral kita. &amun demikian- hukum dan moral tidak selalu serupa. 'eberapa

hukum tidak punya kaitandengan moralitas- bahkan hukum melanggar standar moral

sehingga bertentangan denganmoralitas- seperti hukum perbudakan yang memperbolehkankita memperlakukan budaksebagai properti. Jelas bah+a etika tidak begitu saja mengikuti

hukum.&amun tidak berarti etika tidak mempunyai kaitan dengan hukum. 7tandar oral

kitakadang dimasukan ke dalam hukum ketika kebanyakan dari kita merasa bah+a standar

moral harus ditegakkan dengan kekuatan sistem hukum sebaliknya- hukum dikritik dan

dihapuskan ketika jelas/jelas melanggar standar moral.http://wahyusetiyono.blogspot.co.id/2010/10/pro-kontra-yang-mendukung-dan-

yang_30.html

pengaruh keahataan etika bisnis terhadap korporasi

!erbankan nasional kembali diguncang kasus. "dalah #ank $entury yang pada

akhir %o&ember 200' diselamatkan pemerintah( karena dianggap berpotensi

memicu krisis sistemik( menyusul kalah kliring yang dialaminya. )engenai

masalah gagal kliring #ank $entury( #oediono *+ubernur #, waktu itu

menegaskan bahwa hal itu disebabkan oleh aktor teknis berupa keterlambatan

penyetoran preund.

)enurut )enteri euangan ri )ulyani ,ndrawati( keputusan menyelamatkan#ank $entury pada tanggal 21 %o&ember 200' adalah untuk menghindari

teradinya krisis secara berantai pada perbankan yang dampaknya auh lebih

mahal dan lebih dahsyat dari 1'( dengan meminimalkan ongkosnya dan

dikelola oleh manaemen yang baik maka #ank $entury punya potensi untuk bisa

diual dengan harga yang baik. )aka( mulai hari umat 21 %o&ember 200' !.

#ank $entury telah diambil alih oleh embaga !enamin impanan *!( untuk

selanutnya tetap beroperasi sebagai #ank 4e&isa penuh yang melayani

berbagai kebutuhan asa erbankan bagi para nasabah. !engambilalihan #anktersebut oleh embaga !emerintah ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan

http://wahyusetiyono.blogspot.co.id/2010/10/pro-kontra-yang-mendukung-dan-yang_30.htmlhttp://wahyusetiyono.blogspot.co.id/2010/10/pro-kontra-yang-mendukung-dan-yang_30.htmlhttp://wahyusetiyono.blogspot.co.id/2010/10/pro-kontra-yang-mendukung-dan-yang_30.htmlhttp://wahyusetiyono.blogspot.co.id/2010/10/pro-kontra-yang-mendukung-dan-yang_30.html


4/18

keamanan dan kualitas pelayanan bagi para nasabah. im manaemen baru yang

terdiri dari para proessional telah ditunuk hari itu uga untuk mengelola dan

meningkatkan inera #ank.

)eskipun sudah diambil alih pemerintah melalui embaga !enamin impanan

*!( bank yang membukukan laba 5p 13 miliar per semester pertama 200

tersebut( kini disoroti 4!5 dan public. !angkal persoalannya adalah kucuran

dana talangan hingga mencapai 5p 6(762 trilliun yang dianggap terlampau besar

dan tidak procedural( serta adanya potensi moral ha8ard demi melindungi dana

milik deposan kakap yang disimpan di bank itu.

#ank hasil merger #ank !ikko( #ank 4anpac( serta #ank $,$ pada 2009 tersebut

mengalami kemunduran kinera secara kronis( sehingga perlu dana talangan.#erdasarkan data !( pada rentang waktu 20-23 %o&ember 200'( suntikan dana

mencapai 5p 2(776 triliun( untuk menutup kebutuhan modal agar rasio

kecukupan modal terdongkrak hingga 10 persen. ak lama berselang( yakni pada

4esember 200'( kembali disuntik 5p 2(201 triliun. 4engan demikian dalam

rentang 1 hari total dana talangan yang disuntikan mencapai 5p 9(77 triliun.

ak berhenti disitu( dana talangan terus mengucur yakni pada 3 ;ebruari 200

sebesar 5p 1(1 triliun( disusul pada 21 arra?. "dapun pemegang saham mayoritasnya 5obert

antular. etelah merger ternyata tidak ada perbaikan. eak 200 hingga

%o&ember 200'( bank itu bolak balik masuk pengawasan intensi #,.!enyebabnya adalah e@posure pada surat berharga &aluta asing *&alas bodong

atau tidak berperingkat senilai AB 203 uta( serta asset tidak produkti senilai

5p 977 miliar( yang menekan modal bank.

ebagai tindak lanut pengawasan intensi #, meminta bank menual tunai surat

berharga &alasnya paling lambat akhir 4esember 200. %amun( bank

mengaukan proposal penyelesaian melalui skema penaminan tunai *assets

management agreement/ ")"( dan disetuui #, pada 21 ;ebruari 2006.

emudian #, uga meminta bank menambah modal 5p 00 miliar. !ermintaan ini


5/18

dipenuhi pemilik bank sebesar AB 10( uta dan AB 19(' uta. erakhir bank

melakukan right issue dan meraup dana 5p 992 miliar.

%amun semua itu sia-sia( #ank $entury semakin terperosok sehingga masuk

status pengawasan khusus pada 6 %o&ember 200'. #erdasarkan pemeriksaan

beralan *assessment #, per 30 eptember 200'( rasio kecukupan modal *capital

ade?uacy ratio/$"5 turun ke posisi 2(3 persen. ondisi ini uga diperburuk oleh

turunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank( khususnya deposan besar(

seperti ampoerna dan ! imah( yang menarik depositonya pada uli 200'( dan

berlanut menadi penarikan dana besar-besaran *rush. 4alam rentang

%o&ember hingga 4esember 200'( total simpanan yang ditarik mencapai 5p

(67 triliun.

1. B. Permasalahan

#erdasarkan uraian latar belakang kasus tersebut di atas penulis dapat

mengemukakan permasalahan sebagai berikut:

1. #agaimanakah dampak dari kasus bank $entury terhadap perekonomianC

2. #agaimanakah tinauan hukum *aspek pidana kasus bank $entury tersebutC

3. #agaimanakah pertanggungawaban tindak pidana korporasi di bidang

perbankanC

1. A. Dampak Dari Kasus Bank Century Terhadap Perekonomian

#ank ,ndonesia *#, membeberkan alas an terkait keputusan #, saat memberikan

predikat bank gagal dan berpotensi sistemik( sehingga harus diserahkan kepada

!. "kibatnya ! harus meraguh kocek hingga 5p 6(7 triliun untuk

menyelamatkan bank tersebut.

"da *lima criteria bank century masuk kategori sistemik antara lain :

1. )enimbulkan dampak terhadap sector riil ika bank century ditutup. 4alam

parameter pertama itu #ank century yang memiliki 6 ribu nasabah tersebut


6/18

memang tidak berdampak luas. ,stilahnya low impact. api ini hanya salah satu

parameter.

2. 2. )enimbulkan dampak terhadap bank-bank lain ika #ank $entury

ditutup. 4alam parameter tersebut #, menilai imbasnya bias sangat besar. ebab

data #, menunukkan saat #ank $entury sekarat *%o&ember 200'( ada

beberapa bank kecil yang memiliki e@posure besar di #ank $entury. "rtinya(

dana bank-bank tersebut kecantol di #ank $entury melalui asilitas !asar Aang

"ntar #ank *!A"#. #erdasarkan kalkulasi #, ika dana bank-bank tersebut tidak

bias kembali( bank-bank itu bakal mengalami kesulitan likuiditas( rasio

kecukupan modal *$"5-nya turun( dan akhirnya harus masuk dalam

pengawasan khusus.


7/18

mengakibatkan bank-bank kecil dan menengah mengalami kesulitan likuiditas.

aat itu !A"# sangat tegang. elain itu resiko gagal kredit * credit deault swap

,ndonesia melonak dari angka normal 200 basis poin *bps menadi 1.900 bps.

4itambah pencairan dana in&estor asing sekitar A4 6 miliar. ,ntinya ada

tekanan besar di pasar uang.

1. B. Tinjauan Hukum Aspek Pidana! Kasus Bank Century.

". Tindak Pidana Pen##elapan

!enyebab lain ambruknya #ank $entury adalah penipuan oleh pemilik dan

manaemen dengan menggelapkan uang nasabah. )ereka adalah 5obert antular( "nggota 4ewan 4ireksi 4ewi antular( =ermanus =asan )uslim dan

aurance usuma serta pemegang aham yaitu =esham "l >arra? halat dan

5aat "li 5i&i. !engelapannya dilakukan dengan beberapa cara. !ertama(

memanaatkan produk reksa dana fkti yang diterbitkan ! "ntaboga 4elta

ekuritas ,ndonesia yang diual terselubung di #ank $entury. edua(

menyalurkan seumlah kredit fkti. etiga( menerbitkan letter o $redit * /$

;ikti. )odusnya yaitu pemilik #ank $entury membuat perusahaan atas nama

orang lain untuk kelompok mereka. antas mereka mengaukan permohonan

kredit( tanpa prosedur semestinya serta aminan yang memadai mereka dengan

mudah mendapatkan kredit. #ahkan ada kredit 5p. ' )ilyar yang cair hanya

dalam 2 *dua am.


8/18

$entury seak 200 leluasa melarikan dana milik nasabah ke luar negri melalui

penerbitan Dbligasi bodong.

b. 4!5 merasa dilangkahi pemerintah( karena pemerintah dan 4!5 hanya

bersepakat mengeluarkan dana rekap sebesar 1(3 rilyun( nyatanya 6(7 trilyun.

c. !engambilalihan #ank $entury oleh pemerintah melalui ! tidak memiliki

konsep yang elas dan akan menimbulkan kerugianyang cukup besar.4ana yang

dikeluarkan ! dalam upaya penyehatan $entury yang mencapai 5p. 6(77

rilyun dapat dipastikan tidak akan bisa kembali. 4an akan menimbulkan

kerugian yang besar( artinya upaya ! memperetahankan deposan E

deposannya tidak lari gagal.

d. aat ini muncul dugaan dana rekap #ank $entury bukan hanya 6(7 trilyun

tetapi mencapai hingga rilyun.

3. Penyelesaian

a. )asih banyak misteri yang melingkupi kasus penyelamatan #ank $entury.

arena itu audit in&estigasi #! harus dilakukan dengan tuntas.


9/18

sebesar itu antara lain terdapat di A# "+ #ank =ongkong senilai 1(' uta dolar

"( !


10/18

adanya kesalahan *mens rea selain adanya perbuatan *actus reus atau dikenal

dengan Jactus non acit reum( nisi mens sit reaJ.

%amun masalah ini sebenarnya tidak menadi masalah oleh kalangan yang pro

terhadap pemikiran corporate crime. )enurut )ardono 5eksodiputro ada dua

hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tindak pidana korporasi yaitu(

pertama tentang perbuatan pengurus *atau orang lain yang harus

dikonstruksikan sebagai perbuatan korporasi dan kedua tentang kesalahan pada

korporasi. )enurut pendapat beliau( hal yang pertama untuk dapat

dikonstruksikan suatu perbuatan pengurus adalah uga perbuatan korporasi

maka digunakanlah Kasas identifkasiJ. 4engan asas tersebut maka perbuatan

pengurus atau pegawai suatu korporasi( diidentifkasikan *dipersamakan dengan

perbuatan korporasi itu sendiri. Antuk hal yang kedua( memang selama ini dalam

ilmu hukum pidana gambaran tentang pelaku tindak pidana masih sering

dikaitkan dengan perbuatan yang secara fsik dilakukan oleh pembuat *fysieke

dader namun hal ini dapat diatasi dengan aaran Kpelaku ungsionalJ

*functionele dader . 4engan kita dapat membuktikan bahwa perbuatan

pengurus atau pegawai korporasi itu dalam lalu lintas bermasyarakat berlaku

sebagai perbuatan korporasi yang bersangkutan maka kesalahan *dolus atau

culpa mereka harus dianggap sebagai keasalahan korporasi.

)enurut 5emy ahdeini ada dua aaran pokok yang menadi bagi pembenaran

dibebankannya pertanggungawaban pidana kepada korporasi. "aran-aaran

tersebut adalah doctrine of strict liability dan Jdoctrine o &icarious liabilityJ.

#erdasarkan aaran strict liability pelaku tindak pidana dapat diminta

pertanggungawabannya tanpa disyaratkannya adanya kesalahan sedangkan

menurut aaran &icarious liability dimungkinkan adanya pembebanan

pertanggungawaban pidana dari tindak pidana yang dilakukan( misalnya oleh "

kepada #.

elanutnya menurut udarto( memang harus diakui( bahwa untuk sistematik

dan elasnya pengertian tentang tindak pidana dalam arti Jkeseluruhan syarat

untuk adanya pidana J*der inbegri dervoraussetzungen der strafe( pandangan

dualistis itu memberikan manaat. Lang penting ialah kita harus senantiasa

menyadari bahwa untuk mengenakan pidana itu diperlukan syarat-syarat

tertentu. "pakah syarat itu demi elasnya kita adikan satu melekat

padaperbuatan( atau seperti yang dilakukan oleh imons dansebagainya(ataukah dipilah-pilah( ada syarat yang melekat pada perbuatan dan

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27actus_non_facit_reum,_nisi_mens_sit_rea%27%27&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mardjono_Reksodiputro&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Remy_Sjahdeini&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27doctrine_of_vicarious_liability%27%27&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tindak_pidana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27actus_non_facit_reum,_nisi_mens_sit_rea%27%27&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mardjono_Reksodiputro&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Remy_Sjahdeini&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27doctrine_of_vicarious_liability%27%27&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tindak_pidana&action=edit&redlink=1


11/18

ada syarat yang melekat pada orangnya seperti dikemukakan oleh )oelyatno(

itu adalah tidak prinsipiil( yang penting ialah bahwa semua syarat yang

diperlukan untuk pengenaan pidana harus lengkap adanya.

"sas ini tidak tercantum dalam A=! ,ndonesia ataupun peraturan lainnya(

namun berlakunya asas ini sekarang tidak diragukan karena akan bertentangan

dengan rasa keadilan( bila ada orang yang diatuhi pidana padahal ia sama sekali

tidak bersalah.

arena asas utama dalam pertanggungawaban pidana adalah kesalahan( maka

timbul permasalahan baru dengan diterimanya korporasi sebagai subek hukum

pidana.

)enurut )ardono 5eksodipuro( sehubungan dengan diterimanya korporasi

sebagai subek hukum pidana( maka hal ini berarti telah teradi perluasan dari

pengertian siapa yang merupakan pelaku tindak pidana *dader .

!ermasalahan yang segera muncul adalah sehubungan dengan

pertanggungawaban pidana korporasi. "sas utama dalam pertanggungawaban

pidana adalah harus adanya kesalahan *schuld pada pelaku.

#agaimanakah harus dikonstruksikan kesalahan dari suatu korporasi C. "aran

yang banyak dianut sekarang ini memisahkan antara perbuatan yang melawan

hukum *menurut hukum pidana dengan pertanggungawaban pidana menurut

hukum pidana. !erbuatan melawan hukum oleh korporasi sekarang sudah

dimungkinkan. etapi bagaimana mempertimbangkan tentang

pertanggungawaban pidananya C. 4apatkah dibayangkan pada korporasi

terdapat unsur kesalahan *baik kesengaaan atau dolus atau kealpaan

atau culpaC. 4alam keadaan pelaku adalah manusia( maka kesalahan ini

dikaitkan dengan celaan *verwijtbaarheid; blameworthiness dan karena ituberhubungan dengan mentalitas atau psyche pelaku. #agaimana halnya dengan

pelaku yang bukan manusia( yang dalam hal ini adalah korporasi C.

4alam kenyataan diketahui bahwa korporasi berbuat dan bertindak melalui

manusia *yang dapat pengurus maupun orang lain.


12/18

mempunyai kesalahan dan karena itu dipertanggung-awabkan menurut hukum

pidana. !ertanyaan ini menadi lebih sulit apabila diahami bahwa hukum pidana

,ndonesia mempunyai asas yang sangat mendasar yaitu : bahwa Ktidak dapat

diberikan pidana apabila tidak ada kesalahanJ *dalam arti celaanM1N

'erujuk pada pendapat &e&erapa ahli terse&ut di atas( dalam

men#analisis kasus &ank $entury dalam konteks

pertan##un#ja%a&an tindak pidana korporasi di bidang perbankan( bahwa

telah teradi tindak pidana penggelapan yang dilakukan oleh pemilik dan

manaemen dengan cara menggelapkan uang nasabah sehingga menimbulkan

ambruknya #ank century. !roses penggelapannya dilakukan dengan berbagai

cara yaitu: !ertama( memanaatkan produk reksa dana fkti yang diterbitkan !

"ntaboga 4elta ekuritas ,ndonesia yang diual terselubung di #ank $entury.

edua( menyalurkan seumlah kredit fkti. etiga( menerbitkan letter o $redit

* /$ ;ikti. 4alam hal ini perbuatan pengurus *atau orang lain dapat

dinyatakan sebagai sebagai perbuatan korporasi yang melawan hukum *menurut

hukum pidana. Dleh karena itu mereka dituntut untuk

mempertanggungawabkan perbuatannya dalam system peradilan pidana sesuai

peraturan perundangan yang berlaku.

%amun hingga saat ini kasus tersebut masih belum elas. eingga pada

kesempatan yang lalu( !impinan omisi !emberantasan orupsi *! berani

akan meningkatkan status hukum kasus #ank $entury dari penyelidikan menadi

penyidikan pada tahun ini sesuai dengan rekomendasi 4!5 pada rapat im

!engawas asus #ank $entury 4!5. K! akan berusaha meningkatkan status

hukum kasus #ank $entury dari penyelidikan menadi penyidikan pada tahun ini(

tapi waktunya tidak bisa terlalu cepat(J kata etua !( "braham amad( pada

rapat dengar pendapat *54! antara omisi ,,, 4!5 dengan pimpinan ! di

+edung 4!5(


13/18

!emberian dana bailout century yang sekarang terus diperualkan bisa berakibat

buruk terhadap bank tersebut. 4imana akan mengurangirasa percaya nasabah

pada dunia perbankan.

asus #ank $entury mencerminkan lemahnya pengawasan #ank ,ndonesia *#,

sebagai bank sentral terhadap bank umum. #ank-bank umumnya hendaknya

mendapat pengawasan ketat dari bank $entral.

"mbruknya #ank $entury telah menimbulkan dampak negati&e terhadap citra

perbankan dan berdampak sistemik terhadap perekonomian ,ndonesia ika

dibiarkan berlarut-larut. Dleh karena itu telah mengambil langkah-langkah

untuk mengambil alih dan menyuntik seumlah dana untuk menyehatkan

kembali meskipun pada akhirnya menimbulkan berbagai masalah.

4ari kaca mata hukum( kasus bank $entury telah terdeteksi adanya pelanggaran

tindak pidana oleh pemilik dan manaemen dengan cara penggelapan dana

nasabah. Dleh pendapat para ahli kegiatan ini dapat digolongkan sebagai tindak

pidana keahatan korporasi( yang dapat dikenakan sanksi pidana sesuai

peraturan perundangan yang berlaku sebagai pertanggungawaban tindak

pidana korporasi

umber :

http://alenfs.blogspot.com/

http://urnalsrigunting.wordpress.com/2013/01/12/pertanggungawaban-tindak-

pidana-korporasi-atas-keahatan-di-bidang-perbankan-studi-kasus-bank-century/

!engusaha ,ngin +ai #uruh ele&el dengan emampuan

• !enulis :

• ;abian


14/18

)AKA*TA( K+'PA,.$om Q etua amar 4agang ,ndonesia 4,


15/18

!ertama( untuk bisa bertahan( sebuah bisnis harus mendapatkan keuntungan.


16/18

edua( menyadarkan masyarakat( khususnya konsumen( buruh( atau karyawandan masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup( akan hakdan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktik bisnis siapapun

uga. !ada tingkat ini( etika bisnis berungsi menggugah masyarakat bertindakmenuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi teraminnya hak

dan kepentingan masyarakat tersebut.

etiga( etika bisnis uga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangatmenentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. 4alam hal ini( etika bisnis lebihbersiat makro atau lebih tepat disebut etika ekonomi. 4alam lingkup makrosemacam ini( etika bisnis bicara soal monopoli( oligopoli( kolusi( dan praktiksemacamnya yang akan sangat mempengaruhi( tidak saa sehat tidaknya suatuekonomi( melainkan uga baik tidaknya praktik bisnis dalam sebuah negara.

Ditulis oleh: r. stanto !erip "Ketua Komite Keanggotaan #$

%andasan teori

"da 3 enis masalah yang dihadapi dalam Ptika yaitu

1. istematik

)asalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yangmuncul mengenai sistem ekonomi( politik( hukum( dan sistem sosial lainnyadimana bisnis beroperasi.

2. orporasi

!ermasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaanyang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. !ermasalahan ini mencakuppertanyaan tentang moralitas akti&itas( kebiakan( praktik dan strukturorganisasional perusahaan indi&idual sebagai keseluruhan.

3. ,ndi&idu

!ermasalahan indi&idual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang munculseputar indi&idu tertentu dalam perusahaan. )asalah ini termasuk pertanyaan

tentang moralitas keputusan( tindakan dan karakter indi&idual.

ecara umum( prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baiksesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia( danprinsip-prinsip ini sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut olehmasing-masing masyarakat.

onny era *1' menelaskan( bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikutI

1. !rinsip otonomiI adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambilkeputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang

dianggapnya baik untuk dilakukan.


17/18

2. !rinsip keuuran. erdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunukkansecara elas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidakdidasarkan atas keuuran. !ertama( uur dalam pemenuhan syarat-syaratperanian dan kontrak. edua( keuuran dalam penawaran barang atau asadengan mutu dan harga yang sebanding. etiga( uur dalam hubungan kera

intern dalam suatu perusahaan.

3. !rinsip keadilanI menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuaidengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyekti( serta dapatdipertanggung awabkan.

9. !rinsip saling menguntungkan *mutual beneft principle I menuntut agarbisnis dialankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.

. !rinsip integritas moralI terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diripelaku bisnis atau perusahaan( agar perlu menalankan bisnis dengan tetap

menaga nama baik pimpinan/orang2nya maupun perusahaannya.

2.2 Ptika pada Drganisasi !erusahaan

4apatkan pengertian moral seperti tanggung awab( perbuatan yang salah dankewaiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan( ataukah padaorang *indi&idu sebagai perilaku moral yang nyataC "da dua pandangan yangmuncul atas masalah ini .

Pkstrem pertama( adalah pandangan yang berpendapat bahwa( karena aturanyang mengikat( organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa

perusahaan bertindak seperti indi&idu dan memiliki tuuan yang disengaa atasapa yang mereka lakukan( kita dapat mengatakan mereka bertanggung awabsecara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalahbermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukanmanusia.

Pkstrem kedua( adalah pandangan flsu yang berpendirian bahwa tidak masukakal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung awab karena iagagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memilikikewaiban moral. Drganisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harussecara membabi buta mentaati peraturan ormal yang tidak ada kaitannya

dengan moralitas. "kibatnya( lebih tidak masuk akal untuk menganggaporganisasi bertanggung awab secara moral karena ia gagal mengikuti standarmoral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secaramoral.

umber :


18/18

1.

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/09/1'11330/!engusaha.,ngin.+ai.

#uruh.ele&el.dengan.emampuan

2. http://pii.or.id/etika-bisnis

3. http://hi8kiayufocta&iani.blogspot.com/2013/10/contoh-kasus-pelanggaran-

etika-bisnis_1.html
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/04/1811330/Pengusaha.Ingin.Gaji.Buruh.Selevel.dengan.Kemampuanhttp://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/04/1811330/Pengusaha.Ingin.Gaji.Buruh.Selevel.dengan.Kemampuanhttp://pii.or.id/etika-bisnishttp://hizkiayufioctaviani.blogspot.com/2013/10/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis_15.htmlhttp://hizkiayufioctaviani.blogspot.com/2013/10/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis_15.htmlhttp://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/04/1811330/Pengusaha.Ingin.Gaji.Buruh.Selevel.dengan.Kemampuanhttp://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/04/1811330/Pengusaha.Ingin.Gaji.Buruh.Selevel.dengan.Kemampuanhttp://pii.or.id/etika-bisnishttp://hizkiayufioctaviani.blogspot.com/2013/10/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis_15.htmlhttp://hizkiayufioctaviani.blogspot.com/2013/10/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis_15.html

contoh kasus dalam etika bisnis.docx

Documents