contoh baja

69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N S K R I P S I ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN O l e h : NAMA : ZUINA NIM : 060522101 DEPARTEMEN : AKUNTANSI Guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2009 Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

Upload: redo-kedo-edo

Post on 18-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

contoh bj

TRANSCRIPT

  • UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N

    S K R I P S I

    ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT NINDYA KARYA

    (PERSERO) CABANG MEDAN

    O l e h :

    NAMA : ZUINA NIM : 060522101 DEPARTEMEN : AKUNTANSI

    Guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    2009

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini berjudul : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan.

    Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

    Medan, 7 Juli 2009 Yang Membuat Pernyataan

    Zuina NIM : 060522101

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • KATA PENGANTAR

    Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala

    berkah dan rahmat-Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

    skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

    pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana.

    Adapaun skripsi ini berjudul: Anggaran Material Sebagi Alat Pengendalian

    Biaya pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

    kekurangan baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan

    keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis sangat

    mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

    Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk kedua orang tua

    penulis tercinta. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada orang

    tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bimbingan sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak,

    yaitu kepada:

    1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi

    dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris

    Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • 3. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah

    memberikan kesabaran yang sangat besar dalam setiap bimbingan.

    4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak dan Ibu Dra. Narumondang Bulan

    Siregar, MM, Ak, selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak

    memberikan kritik dan sarannya bagi penulis.

    5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

    memberikan bimbingan pada penulis selama masa perkuliahan.

    6. Seluruh karyawan pimpinan bagian koordinator keuangan dan bagian

    akuntansi PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang telah banyak

    memberikan bantuannya.

    7. Buat para sahabat yang telah memberikan berbagai bantuan sehingga penulis

    dapat menyelesaikan kuliah ini.

    Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

    dan semua pihak yang membacanya.

    Medan, 7 Juli 2009 Penulis

    Zuina NIM : 060522101

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • ABSTRAK

    Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yakni mendapatkan laba yang maksimum maka perusahaan melakukan perencanaan dan pengendalian biaya khususnya biaya material. Didalam biaya material penentuan dan taksiran biaya yang akurat dibutuhkan untuk sebuah proyek The Royal Residence Apartement. Dimana biaya ini sangat mempengaruhi peningkatan laba ataupun kerugian perusahaan. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan jelas mengenai metode penyusunan anggaran material dan untuk mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan mengenai perencanaan dan pengendalian biaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni menguraikan dan menjelaskan tentang anggaran material sebagai alat pengendalian biaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dan dokumentasi. Data sekunder berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data anggaran biaya material dan realisasinya. Hasil penelitian ini menunjukkan anggaran biaya material pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang medan telah disusun berdasarkan perkiraan biaya yang berlaku dipasaran. Sehinggga perencanaan dan pengendalian biaya harus tetap dilakukan sesuai dengan prosedur penyusunan anggaran material guna lebih meningkatkan efisiensi biaya.

    Kata kunci : Anggaran, Biaya Material, Pengendalian, dan varians

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • ABSTARCT

    To be able to reach the target of company namely get maximum profit hence company planning and control of expence specially teh expense of material. In expense of determination material and valuation of expense of which is accurate to be required for a project The Royal Residene Apartement. Here this expense veri is influencing profit improvement and or loss of company. As for especial target of this research is to know clearly method compilation of material budget ang to know teh problem of faced company concerning planning ang control of expense. This research use descriptive method namely elaborate and explain about material budget as a means of financial control. Data which used in this research consist of primary data and data of sekunder. Primary data in the foem of result of documentation and interview. Data of sekunder in the form of brief history company, organization chart, and material budget data and its realization. Result of this research show material budget PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan have been compiled pursuant to estimate of expense going into effect marketing. So that planning ang control of expense have to remain to be as according to procedure compilation of material budget utilize to improve efisisensi expense.

    Keyword : Budgeting, Material cost, Controller, and Variances

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • DAFTAR ISI

    PERNYATAAN .......................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

    ABSTRAK ................................................................................................... iv

    ABSTRACT ................................................................................................ v

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

    B. Perumusan Masalah .................................................................. 4

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 4

    D. Kerangka Konseptual .............................................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian dan Jenis Anggaran ................................................. 7

    B. Penyusunan Anggaran Material proyek ..................................... 12

    C. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya

    Proyek ...................................................................................... 22

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 31

    B. Jenis Data ................................................................................ 31

    C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32

    D. Metode Analisis Data ................................................................ 32

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Data Penelitian

    1. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................ 33

    2. Struktur Organisasi ............................................................ 36

    3. Penyusunan Anggaran Material Proyek pada

    PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan ........................ 40

    4. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya

    pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan ................ 46

    B. Analisis Hasil Penelitian

    1. Analisis Penyusunan Anggaran Material ............................. 48

    2. Analisis Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian

    Biaya ................................................................................ 52

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................... 55

    B. Saran ......................................................................................... 56

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 57

    LAMPIRAN

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • DAFTAR TABEL

    No. Urut Judul Halaman

    Tabel 2.1. Anggaran Biaya Material Tower Antena Pemancar ..................... 26

    Tabel 2.2. Realisasi Biaya Material Tower Antena Pemancar ...................... 26

    Tabel 2.3. Perbandingan Biaya Material Tower Antena Pemancar ............... 27

    Tabel 4.1. Material Budget The Royal Residence Apartment Tahun 2007 ...... 43

    Tabel 4.2. Actual Price The Royal Residence Apartment Tahun 2007 ............. 44

    Tabel 4.3. Perbandingan Harga Material Tahun 2007 ...................................... 50

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul

    Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam suatu proyek atau juga pengerjaan proyek ada beberapa hal

    yang harus diperhatikan untuk mencapai laba yang maksimal. Seperti berapa

    banyak yang perlu dihabiskan dalam pengerjaan suatu proyek, berapa tenaga

    kerja yang harus diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut dan biaya-

    biaya lain yang secara tidak langsung dikeluarkan dalam suatu pengerjaan

    proyek tersebut.

    Material merupakan suatu bahan yang menjadi peranan utama dalam

    menyelesaikan suatu pengerjaan proyek. Jadi sebelum seorang kontraktor

    mengambil suatu proyek sebaiknya menganalisa terlebih dahulu biaya-biaya

    yang akan dikeluarkan dan mengestimasi seberapa banyak material yang

    akan dipakai sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan meramalkan laba

    yang akan dicapai.

    Dalam suatu pengerjaan proyek, material merupakan bahan yang

    paling mudah diselewengkan baik dalam penentuan kualitas maupun

    kuantitasnya. Karena itu sebelum proyek dikerjakan hendaknya kontraktor

    membuat estimasi seberapa banyak material yang dibutuhkan dan baiknya

    untuk estimasi ini dibuat dalam bentuk anggaran sehingga mempermudah

    dalam membuat perbandingan anggaran yang dibuat dengan realisasinya ,

    dan juga mempermudah dalam menghitung seberapa besar selisih (varians)

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • yang akan timbul dari biaya yang dianggarkan dengan realisasinya.

    Anggaran juga bisa dijadikan panduan terhadap proyek yang akan datang.

    Informasi biaya yang sistematis dan komparatif diperlukan oleh

    pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaannya. Hal ini menjadikan

    akuntansi semakin memegang peranan penting bagi manajemen untuk

    perencanaan dan pengendalian biaya serta analisis atas varians-varians yang

    terjadi. Dalam varians yang ditimbulkan dari material dalam pengerjaan

    suatu proyek dapat mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektvitas. Varians

    ini bisa saja varians yang menguntungkan (favorable variance) atau varians

    yang tidak menguntungkan (unfovarable variance) dan variance ini akan

    mempengaruhi tingkat laba yang akan dicapai perusahaan.

    Pengendalian dilakukan agar terdapat jaminan yang memadai atas

    keamanan material sehingga perusahaan perlu melakukan suatu sistem

    pengendalian yang meliputi pengendalian fisik dan akuntansi. Pada

    pengendalian fisik lebih diutamakan pada kualitas material dan

    penyimpanannya dan pengendalian akuntansi adalah dilaksanakan melalui

    sistem pengendalian dengan cara membandingkan kuantitas material yang

    ada dengan catatan manajemen. Dalam dunia konstruksi dewasa ini , dimana

    pengembangan proyek semakin maju dengan berbagai peralatan yang

    modern, maka pengelolaan biaya-biaya untuk mendanai suatu proyek harus

    akurat sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat lebih efisien. Dari

    kenyataan-kenyataan ini akuntansi biaya semakin memegang peranan

    penting sebagai bagian dari informasi pengambilan keputusan.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Pengendalian yang baik terhadap material yang dilakukan perusahaan

    dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu dan akurat pada manajemen.

    Informasi ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengambilan

    keputusan periode berikutnya. Dalam hal ini yang menjadi kendala adalah

    teknik pengendalian yang dilakukan sudah dapat memberikan jaminan

    bahwa pengendalian fisik dan akuntansi material dapat diyakini

    kebenarannya seperti material yang ada dan sesuai dengan catatan

    manajemen.

    Adapun perusahaan jasa konstruksi yang menjadi objek penelitian

    adalah PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang beralamat di Jl.

    Sisingamangaraja Medan adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa

    konstruksi. Dalam menyalurkan jasanya, PT. Nindya Karya (Persero)

    Cabang Medan membuat suatu tim yang akan mengerjakan suatu proyek.

    Tim tersebut menjadi tanggung jawab penuh terhadap proyek tersebut.

    PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dalam melakukan

    kegiatannya harus membuat suatu anggaran proyek konstruksi, hal ini

    diperlukan perusahaan untuk memenangkan suatu tender pelanggan.

    Selanjutnya, apabila suatu tender sudah dimenangkan upaya manajemen

    adalah bagaimana melaksanakan konstruksi yang sesuai dengan perencanaan

    biaya yang seefisien mungkin. Untuk itu dibuat anggaran pelaksanaan yang

    bersifat lebih detail yang bertujuan untuk kelancaran proses konstruksi,

    antara lain adalah pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan sesuai

    dengan tahapan pengerjaan baik menyangkut jenis material, peralatan,

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • tenaga kerja, serta penyediaan dana yang memadai.

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian yang dituangkan dalam skripsi berjudul Anggaran Material

    sebagai Alat Pengendalian Biaya Proyek pada PT. Nindya Karya

    (Persero) Cabang Medan.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka

    penulis membatasi penelitian hanya pada anggaran material dan varians yang

    ditimbulkan antara anggaran yang dibuat dengan realisasinya pada proyek The

    Royal Residence Apartement.

    Rumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka penulis

    merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana perusahaan menyusun anggaran biaya khususnya biaya material

    didalam pengerjaan proyek?

    2.. Apakah anggaran biaya material dapat berfungsi sebagai alat pengendalian

    biaya bagi proyek?

    C. Tujuan dan Manfaat penelitian

    Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

    penelitian yang akan dilakukan penulis adalah:

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • 1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai cara penyusunan anggaran biaya

    khususnya biaya material dalam pengerjaan proyek pada PT . Nindya Karya (Persero)

    cabang Medan.

    2. Untuk mengetahui apakah anggaran biaya material dapat digunakan sebagai alat

    pengendalian biaya proyek.

    B. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai cara

    menentukan anggaran material dalam suatu proyek.

    2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

    manajemen dan untuk memberikan bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ,

    khususnya dalam perencanaan anggaran proyek.

    3. Bagi civitas akademi, hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi, pembanding dan

    menambah kepustakaan bagi yang akan melakukan penelitian yang menyangkut masalah

    anggaran material.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • D. Kerangka Konseptual

    Anggaran merupakan rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber

    daya keuangan serta sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu. Anggaran sebagai

    salah satu alat yang digunakan didalam pengendalian biaya. Jika anggaran disusun

    dengan baik maka akan memudahkan penilaian tingkat efisiensi setiap material.

    Pengendalian biaya berdasarkan anggaran dapat dilakukan dengan membandingkan

    anggaran yang dibuat dengan realisasinya, dimana perbandingan ini dapat ditinjau dari

    kuantitas dan harga material. Dari hasil analisis maka akan terlihat kekuatan dan

    kelebihan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi pihak manajemen

    didalam pengambilan keputusan serta sekaligus sebagai bahan masukan untuk menyusun

    anggaran selanjutnya.

    ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN

    Anggaran material

    Taksiran kuantitas dan standar harga material

    Pemakaian aktual dan harga material aktual

    Penyimpangan (Variance)

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian dan Jenis Anggaran

    Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, dalam

    jumlah yang direncanakan. Bertitik tolak dari tujuan yang direncanakan dapat

    dimengerti bahwa laba bukanlah suatu hal yang kebetulan saja melainkan melalui

    rencana kerja yang teliti. Perencanaan adalah fungsi utama dari seorang pemimpin

    perusahaan. Perencanaan tersebut disusun dalam bentuk uang.

    Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara teliti yang

    didasarkan atas pengalaman dimasa yang lalu dan ramalan masa yang akan

    datang. Sedemikian teliti dan terperincinya anggaran tersebut sehingga merupakan

    petunjuk bagi staf dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

    Dalam menyusun anggaran perusahaan, ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan yakni realistis, luwes, dan kontinue. Realistis artinya tidak terlalu

    optimis dan tidak terlalu pesimis. Luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai

    peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan

    kontinue, artinya membutuhkan perhatian secara terus-menerus.

    Definisi anggaran atau budget menurut Munandar (2001:3) ialah suatu

    rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan

    perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk

    jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

    Pengertian lain dari anggaran menurut Nafarin (2007:11) menyatakan bahwa:

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.

    Menurut Joe K. Shim & Joel G. Siegel (2003:342) : Anggaran merupakan

    rencana kuantitatif dari kegiatan maupun program yang dinyatakan menurut nilai

    aktiva, modal, pendapatan, biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana

    tersebut, ataupun dalam istilah kuantitatif lainnya seperti unit barang ataupun

    jasa.

    Sedangkan menurut Garrison dan Noreen (2007:402) mendefinisikan

    anggaran sebagai berikut: Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan

    penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode

    tertentu.

    Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran

    memiliki empat unsur, yakni:

    a. Rencana

    Yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang

    akan dilakukan di waktu yang akan datang. Dengan adanya rencana berarti

    ada suatu pedoman mengenai apa yang akan dilakukan sehingga perusahaan

    lebih terarah menuju tujuan yang ditetapkan.

    b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

    Yaitu mencakup semua kegiatan yang kan dilakukan oleh semua bagian-

    bagian yang ada dalm perusahaan. Secara umum perusahaan meliputi lima

    kelompok yaitu pemasaran, produksi, keuangan, administrasi dan personalia.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • c. Dinyatakan dalam satuan moneter

    Yaitu satuan yang berliku di Indonesia adalah Rupiah. Hal ini mengingat

    masing-masing perusahaan menggunakan unit moneter berbeda-beda.

    Perusahaan mempunyai satuan unit yang berbeda-beda, seperti material

    menggunakan kesatuan berat (kilogram) dan kesatuan panjang (meter).

    Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua unit satuan tersebut,

    memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih

    lanjut.

    d. Jangka waktu tertentu yang akan datang

    Yaitu menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang.

    Oleh karena itu, apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran

    tentang apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan

    datang.

    Berdasarkan uraian di atas, maka anggaran mempunyai beberapa kegunaan

    pokok yaitu:

    a. Sebagai pedoman kerja

    Anggaran sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaigus

    memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan

    perusahaan diwaktu yang akan datang.

    b. Sebagai alat koordinasi kerja

    Anggaran sebagai alat mengkoordinasi kerja agar semua bagian-bagian yang

    terdapat dalm perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan

    baik untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat

    dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan.

    c. Sebagai alat pengendalian/pengawasan

    Anggaran sebagai alat pengendalian atau pengawasan dilakukan dengan

    membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran dengan apa yang

    telah dicapai atau realisasi. Selanjutnya ditemukan penyebab terjadinya

    penyimpangan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.

    Nafarin (2007:31) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang

    sebagai berikut:

    1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

    2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran Kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. Misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

    3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis. b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggran jangka pendek. Anggaran jangka

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • pendek disebut juga dengan anggaran startegis. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:

    a. Anggaran Operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun laporan laba/rugi. Contoh: anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha. b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

    5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Contoh: karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.

    6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. b. Anggaran kinerja (performance badget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan). Misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

    7. Menurut metode penentuan harga pokok (penghargapokokan) produk, anggaran terdiri dari: a. Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional (functional based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variable (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel. b. Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based costing) dan berfungsi unutk menyusun anggaran variabel dan anggaran

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • induk.

    B. Penyusunan Anggaran Material Proyek

    Wulfram I. Ervianto (2004:108) Material proyek dapat digolongkan

    menjadi beberapa jenis. Penggolongan jenis material proyek tersebut dibedakan

    menjadi tiga kategori:

    1. Engineered Materials, yaitu produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini dijelaskan dengan gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut. Apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.

    2. Bulk material, yaitu produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena beraneka macam jenisnya seperti kabel dan pipa.

    3. Fabricated material, yaitu produk yang dirakit tidak pada tempat material tersebut akan digunakan diluar lokasi proyek seperti kusen dan rangka baja.

    Material konstruksi di sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

    material yang kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (material permanen)

    dan material yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek. Tetapi, tidak

    akan menjadi bagian tetap dari struktur (material sementara).

    Material permanen adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk

    membentuk bangunan dan sifatnya melekat tetap sebagai elemen bangunan. Jenis

    material ini akan dijelaskan lebih rinci dalam dokumen kontrak (gambar kerja

    dalam spesifikasi). Rincian material permanen mencakup antara lain:

    1. Spesifikasi material yang digunakan.

    2. Kwantitas material yang dibutuhkan

    3. Uji coba harus dilakukan terhadap setiap material yang diperlukan sebelum

    material diterima.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Dengan menggunakan rincian yang tercantum dalam dokumen kontrak,

    kontraktor harus menentukan pemasok material yang akan digunakan.

    Material sementara adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor

    dalam membangun proyek, tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan

    setelah digunakan (material ini akan disingkirkan). Jenis material ini tidak

    dicantumkan dalam kontrak, sehingga kontraktor bebas menentukan sendiri

    material yang dibutuhkan beserta pemasoknya. Dalam kontrak, kontraktor tidak

    akan mendapat pembayaran eksplisit untuk jenis material ini. Sehingga,

    pelaksanaan harus memasukkan biaya material ini ke dalam biaya pelaksanaan

    berbagai pekerjaan yang termasuk dalam kontrak. Kontraktor sedapat mungkin

    bertindak hati-hati dengan harapan material ini dapat digunakan kembali dalam

    pekerjaan lain.

    Kegiatan estimasi merupakan dasar untuk membuat sistem pembiayaan

    dan jadwal pelaksanaan konstruksi, untuk meramalkan kejadian pada proses

    pelaksanaan serta memberi nilai pada masing-masing kejadian. Kegiatan estimasi

    dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi.

    Berdasarkan gambar rencana dapat diketahui material yang nantinya akan

    digunakan. Penghitungan kebutuhan dapat dilakukan secara teliti dan kemudian

    ditentukan harganya. Dalam melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator

    harus memahami proses konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis dan

    kebutuhan material didalam proyek karena faktor tersebut dapat mempengaruhi

    biaya konstruksi.

    Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan tujuan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • tertentu, tergantung pada siapa yang membuatnya. Pihak owner membuat estimasi

    dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang biaya yang

    harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya. Hasil estimasi ini disebut

    dengan OE (Owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate). Pihak kontraktor

    membuat estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap proyek

    konstruksi.

    Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan

    mendekati OE/EE. dalam menentukan harga penawaran, kontraktor harus

    memasukkan aspek-aspek lain yang sekitarnya berpengaruh terhadap biaya

    proyek nantinya.

    Menurut Ervianto (2002:134), ada tahap-tahap yang harus dilakukan untuk

    menyusun anggaran biaya material adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.

    2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku didaerah lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi proyek.

    3. Melakukan perhitungan analisis material dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini baik oleh sipembuat anggaran.

    4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.

    5. Membuat rekapitulasi.

    Pada perusahaan berskala kecil, dimana permasalahan yang dihadapi

    belum begitu kompleks, pekerjaan penyusunan anggaran dapat dikerjakan sendiri

    oleh pemimpin perusahaan. Namun perusahaan yang berskala besar diperlukan

    suatu bagian khusus yang menangani anggaran yang meliputi pembentukan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • panitia anggaran. Dalam fungsi pimpinan keuangan biasanya kita jumpai seorang

    direktur budget atau seorang direktur perencanaan dan pengendalian yang

    dibebani dengan tanggung jawab pengawasan staf.

    Pimpinan perusahaan jelas mempunyai tanggung jawab terakhir atas

    penyusunan anggaran akan tetapi harus ada pembebanan tanggung jawab yang

    sejajar pada pimpinan lini dan staf. Pimpinan lini pada dasarnya harus dibebani

    tanggung jawab, memasukkan input dan keputusan operasional kedalam

    perencanaan, memenuhi dan melaksanakannya. Pada penyusunan anggaran,

    pimpinan lini diikutsertakan, karena pada dasarnya anggaran adalah sebagai

    rancangan untuk membantu manajer pada posisi lini dalam melaksanakan

    tanggung jawab mereka dan harus memikul tanggung jawab penuh atas rencana

    tersebut. Sehingga pemimpin staf harus dibebani dengan tanggung jawab untuk:

    1. Merancang dan memperbaiki sistem (sebagai lawan dari memberikan input

    keputusan operasional).

    2. Mengawasi dan mengkoordinasi jalannya sistem.

    3. Memberikan bantuan teknis, analisa dari saran kepada manajer lini.

    4. Mengembangkan dan membagikan laporan pelaksanaan.

    Kecendrungan yang timbul belakangan ini menunjukkan, bahwa sebagian

    besar dari perusahaan yang dikelola dengan baik, memakai secara luas suatu

    panitia anggaran atau komite anggaran. Panitia anggaran umunya berada langsung

    dibawah direksi. Sebab utamanya karena baik dalam penyusunannya maupun

    pelaksanaannya anggaran perlu melibatkan personalia dari berbagai fungsi

    operasional perusahaan. Dengan menempatkan panitia anggaran secara langsung

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • dibawahnya, maka diharapkan anggaran yang tersusun nantinya akan memperoleh

    dukungan secara penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan. Sehingga

    anggaran benar-benar akan merupakan alat bagi manajemen untuk menggerakkan

    serta mengarahkan kegiatan-kegiatan seluruh bagian. Panitia anggaran ini terdiri

    dari direktur utama dan direktur lainnya termasuk pimpinan anggara.

    Tugas komite anggaran atau panitia anggaran menurut Harahap (2001:93)

    sebagai berikut:

    1. Menetapkan keputusan tentang kebijaksanaan umum yang akan ditempuh dimasa yang akan datang.

    2. Komite anggaran bertugas menyusun dan menyempurnakan semua prosedur yang berkaitan dengan masalah anggaran yang menjadi pedoman bagi divisi-divisi lain.

    3. Komite bertugas menyelesaikan anggaran tahunan. 4. Meminta/menerima serta mereview budget masing-masing

    departemen. 5. Melakukan saran tau perbaikan budget departemen. 6. Menyetujui atau mensahkan budget atau revisi budget. 7. Untuk pelaksanaan anggaran maka Komite ini juga bertugas

    mengikuti dan melihat penerapan anggaran, dan hal lain yang menyangkut rencana pelaksanaan anggaran dan untuk membicarakan beberapa hal yang menyangkut penyimpangan dari anggaran.

    8. Pada akhir tahun, Tim ini bertugas juga menyelesaikan revisi dan penyesuaian anggaran dan mempersiapkan rekomendasi dalam penyusunan anggaran tahun berikutnya.

    9. Komite ini pada akhir tahun anggaran akan membahas beberapa hal tentang anggaran yang belum rampung pada tahun lalu dan menyelesaikan anggaran yang lalu dan bila mungkin mengangkatnya kembali keanggaran tahun berikutnya.

    10. Menerima analisis dan laporan tentang pelaksanaan budget. 11. Komite ini bertugas untuk melakukan perbaikan secara terus

    menerus konsep anggaran komprehensif ini.

    Komisi anggaran umumnya bukan merupakan organ tetap, melainkan

    hanya dibutukan pada waktu-waktu tertentu saja yakni pada setiap akhir tahun

    dalam rangka penyusunan anggaran untuk tahun berikutnya. Sesungguhnya

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • pekerjaan yang sebenarnya didalam menyusun anggaran biasanya dilakukan

    masing-masing bagian, rapat komisi anggaran lebih banyak bersifat rapat

    koordinasi yang berfungsi membentuk keserasian pendapat agar penyusunan

    anggaran dapat berjalan dengan baik perlu ditetapkan suatu pedoman penyusunan

    anggaran secara terperinci dan jelas agar setiap bagian dalam pelaksanaan dapat

    mengikuti pedoman tersebut.

    Menurut Harahap (2001:90) Ditinjau dari siapa yang membuat, maka

    penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara:

    1. Otoriter atau top down Dalam metode Otoriter atau top down, budget disusun dan

    ditetapkan sendiri oleh pemimpin dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun budget. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan.

    2. Demokrasi atau bottom up Budget disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget

    disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget disusun mulai dari bawahan sampai keatasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget yang akan dicapainya dimasa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut.

    3. Campuran atau top down atau bottom up Disini perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas

    dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilakukan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

    Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai

    persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian

    menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini

    belum termaksud biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan,

    mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting.

    Kegagalan menggunakan dan menjaga sistem manajemen yang sesuai

    untuk material konstruksi akan berakibat buruk bagi kemajuan dan segi finansial

    pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mencakup:

    1. Tidak tersedianya material pada saat diperlukan.

    2. Material yang akan digunakan rusak.

    3. Material yang tersedia tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi.

    Untuk menjamin manajemen material yang benar, setiap proses

    manajemen material harus benar-benar dilaksanakan secara efektif. Kegagalan

    dalam menjalankan suatu proses atau lebih akan menyebabkan kegagalan

    menyeluruh dari proyek material dan akan menghasilkan proyek konstruksi yang

    mahal. Adapun proses yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Pemilihan material

    Pemilihan material dalam suatu proyek sangat ditentukan oleh rincian yang

    tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi. Beberapa material permanen

    dalam proyek tidak memiliki spesifikasi yang tepat, tetapi hanya ditentukan

    kinerja yang harus diberikannya.

    2. Pemilihan pemasok material

    Pemilihan pemasok material bagi kontraktor berdasarkan harga terendah,

    namun faktor lain yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan adalah:

    a. Keandalan pemasok.

    b. Ukuran pemasok.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • c. Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok.

    d. Kualitas material yang dipasok.

    e. Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak

    terjadwal.

    3. Pembelian material

    Pembelian material dimulai dari seorang membutuhkan material tertentu untuk

    melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek. Kemudian,

    seseorang yang berwenang menyiapkan sebuah surat permintaan material

    yang diperlukan dan menyampaikan surat permintaan tersebut kepada petugas

    pembelian pendelegasian kepada orang-orang yang diizinkan untuk membuat

    surat permintaan harus diberikan sesudah penilaian secara berhati-hati dari

    orang yang terlibat.

    Persiapan membuat surat permintaan harus memperhatikan waktu yang

    dibutuhkan antara persiapan surat permintaan dan penyerahan material yang

    siap pakai. Surat permintaan yang lengkap ditujukan kepada petugas

    pembelian yang akan memeriksa surat permintaan tersebut.

    Pengendalian pembelian dicapai oleh petugas pembelian dengan

    menggunakan sebuah buku pesanan pembelian. Buku pesanan pembelian

    terdiri dari sejumlah set lembar kertas. Setiap set dari buku tersebut diberi

    nomor secara berturut sebagai referensi. Tiap set terdiri dari yang asli dan

    sejumlah gandaannya (copy). Asli dan gandaan dari set yang sama mempunyai

    nomor yang sama.

    Dalam melaksanakan manajemen material konstruksi yang baik, buku pesanan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • pembelian disimpan pada tempat yang aman. Hanya petugas pembelian saja

    yang dapat mengambil buku dengan tujuan supaya lebih mudah untuk

    melakukan kontrol khususnya pihak yang diberi tanggung jawab penuh.

    Rincian sehubungan dengan pembelian material harus dimasukkan pada buku

    pesanan pembelian oleh petugas pembelian.

    4. Pengiriman material

    Pada saat gandaan surat permintaan pembelian, petugas bagian pengiriman

    mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa bahan

    yang benar dapat dikirim pada tempat yang tepat dalam waktu yang diminta.

    Tugas bagian pengiriman adalah memeriksa pemasok material untuk

    menjamin pemasok mampu pemasok material yang dibutuhkan dan

    penyerahan material dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang benar.

    Tugas bagian pengiriman sangat penting sehingga kontraktor membutuhkan

    satu bagian pengiriman untuk menjamin bahwa material yang benar

    diserahkan pada waktu dan tempat yang sesuai. Karena kegagalan dalam hal

    tersebut menyebabkan keterlambatan pekerjaan yang pada akhirnya

    menyebabkan pembangunan yang tidak efisien dan tidak ekonomis. Dalam hal

    ini bagian pengiriman bertindak seperti sejenis perundingan atau agen untuk

    kontraktor dan pemasok secara bersama-sama.

    5. Penerimaan material

    Material-material yang diapsok pada kontraktor sebagai suatu hasil dari surat

    permintaan pembelian harus diperiksa pada saat diserahkan. Sebelum material

    dibongkar petugas gudang harus memeriksa bahwa material-material yang

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • diserahkan benar-benar dipesan yang merupakan bagian dari proyek. Hal yang

    perlu diperiksa oleh petugas gudang adalah:

    a. Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan

    spesifikasi.

    b. Kuantitas material harus sama dan sesuai dalam penyerahan dan

    permintaan.

    c. Kualitas material (merk) harus sama dalam catatan penyerahan.

    d. Material yang diserahkan dalam urutan baik.

    6. Penyimpanan material

    Petugas gedung bertanggung jawab menjaga penyimpanan semua material

    antara waktu diserahkan kepada pihak proyek sampai dengan material

    dikeluarkan dari gudang untuk digunakan dalam proyek. Aspek utama

    manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap (availibility).

    Pemeriksaan secara periodik terhadap material yang disimpan harus diadakan

    untuk memperkuat catatan petugas gudang dan tindakan yang tepat dilakukan

    bila jumlah material yang disimpan tidak sesuai dengan catatan.

    7. Pengeluaran material

    Petugas harus menjamin bahwa barang yang dikeluarkan dari gudang

    digunakan untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai dengan daftar

    rincian dalam berita acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus

    diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin material yang diambil

    dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakan dalam proyek serta

    informasi yang terdapat dalam berita acara adalah benar yaitu diperlukan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • dalam proyek. Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus

    dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas

    dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus menjamin bahwa

    semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi penuh.

    Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya,

    sehingga barang tersebut tersedia bila dibutuhkan.

    C. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Proyek

    Pengendalian dapat dipahami merupakan langkah-langkah yang harus

    disiapkan dan ditempuh supaya yang direncanakan dapat dicapai, direalisasikan,

    dan supaya hasil yang diinginkan sesuai dengan yang sesungguhnya. Seperti yang

    telah dijelaskan sebelumnya, anggaran adalah salah satu alat yang sering

    digunakan sebagai pengendalian biaya yang memusatkan pada faktor kuntitas dan

    harga satuan biaya untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan

    pelaksanaan.

    Pengendalian merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya

    agar rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya.

    Pengendalian mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan

    rencana yang ditetapkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk

    mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi agar dapat dihindari dimasa

    yang akan datang.

    Menurut Carter dan Usry (2006:6) mengatakan bahwa:

    Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-akvitas dimonitor terus-menerus untuk

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.

    Tujuan pengendalian adalah mengusahakan agar apa yang

    direncanakan sesuai dengan kenyataan. Sedangkan tujuan pengendalian

    anggaran adalah mengusahakan agar sesuai dengan realisasinya sehingga

    program-program yang dibuat dapat berjalan dengan semestinya.

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian dapat

    dianggap sebaga aktivitas untuk menemukan dan mengkoreksi penyimpangan-

    penyimpangan dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang apabila

    dalam pelaksanaannya ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan

    perbaikan agar rencana sejalan dengan pelaksanaan.

    Menurut Nasehatun (2001:214) : Pengendalian biaya merupakan

    serangkaian langkah-langkah mulai dari penyusunan satu rencana biaya

    sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang

    sudah ditetapkan (rencana) dengan yang sesungguhnya (realisasi).

    Pengendalian biaya tidak dapat dipisahkan dengan manajemen yang

    efektif. Oleh sebab itu , pengendalian biaya harus merupakan rencana yang

    didukung oleh seluruh anggota perusahaan. Pengendalian biaya mencakup

    satu pekerjaan bimbingan dan pengarahan atas unsur biaya dari barang yang

    dihasilkan. Pengendalian biaya pada satu tahap dalam prosesnya, akhirnya

    akan membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya.

    Nesehatun (2001:214) mengemukan bahwa pada dasarnya,

    pengendalian biaya dapat dibagi dalam empat langkah, sebagai berikut:

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • 1. Mencari dasar-dasar dan menetapkan standar untuk biaya. 2. Membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang

    sesungguhnya. 3. mencari dan menentukan bagian organisasi perusahaan ataupun

    diluarnya yang bertanggung jawab atas adanya penyimpangan. 4. melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi atau

    mengakhiri penyimpangan.

    Pengendalian biaya hanya dapat terlaksana apabila untuk setiap

    penyimpangan yang penting atas biaya standar dilakukan tindakan perbaikan.

    Perencanaan tanpa pengendalian akan menjadi sia-sia. Sebaliknya suatu

    pengendalian tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan

    dan pengendalian merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen serta

    berperan dalam mencapau tujuan yang sudah ditetapkan.

    Pengendalian biaya material mencakup penyediaan material dengan

    kualitas dan kuantitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan

    dalam proses jumlahnya dan ditanggung jawabkan secara penuh serta digunakan

    sesuai dengan anggaran. Pengendalian biaya material proyek bertujuan untuk:

    1. Menghindari pemborosan material

    Dengan adanya anggaran material maka dapat diperoleh suatu standar yang

    kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam penggunaan material dalam

    proyek.

    2. Mengurangi atau mencegah penundaan pengerjaan proyek karena kekurangan

    material.

    3. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan

    Anggaran material sebagai alat pengendalian berperan sebagai acuan

    (benchmark) yang dapat mengidentifikasi adanya ketidak beresan yang mungkin

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • disebabkan oleh kecurangan sehingga dapat meminimalisasi resiko kerugian yang

    timbul.

    Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran

    adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan dan pengendalian. Dari kegunaan

    anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengendalian. Rencana

    dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berarti bahwa

    perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran

    tersebut dan sekaligus mengendalikan jumlah kegiatan dalam mencapai apa yang

    telah ditetapkan tersebut. Pengendalian terus dilakukan secara terus menerus,

    bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap

    kegiatan yang sedang berjalan. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

    fungsi pengendalian suatu anggaran dimana pengendalian ini bersifat mencegah,

    menjaga atau melindungi yaitu:

    1. Supaya realisasi berjalan sesuai dengan rencana.

    2. Sedapat mungkin tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan atau

    realisasi.

    3. Jika terpaksa harus ada penyimpangan, penyimpangan itu telah diketahui

    dan diantisipasi, sehingga dampaknya telah diperhitungkan dan dapat

    diminimalkan.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Contoh penyajian anggaran biaya material:

    Tabel 2.1 ANGGARAN BIAYA MATERIAL TOWER ANTENA PEMANCAR

    No. Uraian Banyak Unit Harga Satuan (Rp)

    Harga (Rp)

    1. Pasir 1,2 m3 7.000 8.400 2. Semen 5 zak 7.000 35.000 3. Koral 1 m3 25.000 25.000 4. Baja siku 45.45.5 128 m 23.000 2.944.000 5. Baja siku 50.50.9 330 m 23.000 7.590.000 6. Baja plat tebal 10 mm 1,25 m2 78.600 98.250 7. Pipa besi diameter 21/2 3 m 2.500 7.500 8. Baut penyambung 121/2 125 buah 1.000 125.000 9. Baut pondasi 3/4 16 buah 3.000 48.000 10. Kawat pilin arde 1/2 32 m 1.000 32.000 11. Cat meni 35 kg 5.000 175.000 12. Cat perak 20 kg 7.500 150.000

    Total 11.238.150

    Tabel 2.2 REALISASI BIAYA MATERIAL TOWER ANTENA PEMANCAR

    No. Uraian Banyak Unit Harga Satuan (Rp)

    Harga (Rp)

    1. Pasir 1,25 m3 6.400 8.000 2. Semen 4 zak 6.250 25.000 3. Koral 1 m3 20.000 20.000 4. Baja siku 45.45.5 120 m 22.000 2.640.000 5. Baja siku 50.50.9 328 m 21.000 6.888.000 6. Baja plat tebal 10 mm 1,2 m2 72.000 86.400 7. Pipa besi diameter 21/2 2 m 2.310 4.620 8. Baut penyambung 121/2 123 buah 950 116.850 9. Baut pondasi 3/4 14 buah 2.750 38.500 10. Kawat pilin arde 1/2 30 m 900 27.000 11. Cat meni 33 kg 4.800 158.400 12. Cat perak 18 kg 7.000 126.000

    Total 10.138.770

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Tabel 2.3 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Material

    TOWER ANTENA PEMANCAR

    No. Uraian Unit Budget Realisasi

    Banyak Harga Satuan (Rp)

    Harga (Rp)

    Banyak Harga Satuan (Rp)

    Harga(Rp)

    1. Pasir m3 1,2 7.000 8.400 1,25 6.400 8.0002. Semen zak 5 7.000 35.000 4 6.250 25.0003. Koral m3 1 25.000 25.000 1 20.000 20.0004. Baja siku 45.45.5 m 128 23.000 2.944.000 120 22.000 2.640.0005. Baja siku 50.50.9 m 330 23.000 7.590.000 328 21.000 6.888.0006. Baja plat tebal 10 mm m2 1,25 78.600 98.250 1,2 72.000 86.4007. Pipa besi diameter 21/2 m 3 2.500 7.500 2 2.310 4.6208. Baut penyambung 121/2 buah 125 1.000 125.000 123 950 116.8509. Baut pondasi 3/4 buah 16 3.000 48.000 14 2.750 38.50010. Kawat pilin arde 1/2 m 32 1.000 32.000 30 900 27.00011. Cat meni kg 35 5.000 175.000 33 4.800 158.40012. Cat perak kg 20 7.500 150.000 18 7.000 126.000

    Total 11.238.150 10.138.770

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Analisis Penyimpangan Anggaran

    Penyimpangan biaya merupakan hal biasa yang terjadi. Penyimpangan ini

    terjadi diakibatkan adanya perbedaan antara angka budget dengan realisasinya.

    Hal ini dapat dimaklumi mengingat bahwa sifat anggaran hanyalah taksiran

    sehingga kekuatannya tergantung pada keadaan pada waktu pembuatan taksiran.

    Penyimpangan biaya dianggap bukan hal yang aneh sejauh perbedaan itu masih

    berada dalam batas wajar.

    Penyimpangan yang terjadi harus dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab

    terjadinya, dan kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasi penyimpangan

    tersebut. Biasanya perusahaan harus menetapkan ukuran mana yang mesti

    dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu dilakukan investigasi. Standar

    penentuan ini biasanya melihat benefit costnya. Jika biaya investigasi atas

    penyimpangan ini lebih besar dari pada taksiran yang dihemat maka harus

    dilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biaya

    investigasi maka harus dilakukan investigasi penyebab penyimbangan tadi,

    kecuali dalam hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi resiko besar

    maka kendatipun ukurannya kecil namun harus menjadi bahan investigasi.

    Kegunaannya adalah agar menjadi bahan pelajaran untuk kegiatan operasi dimasa

    yang akan mendatang.

    Menurut Carter dan Usry (2006:161), variance biaya standar dibagi atas

    dua bagian yaitu:

    1. Jika biaya actual melebihi standar maka variansnya adalah tidak

    menguntungkan, karena kelebihan tersebut memiliki dampak yang tidak

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • menguntungkan terhadap laba.

    2. Jika biaya standar melebihi biaya actual maka variansnya adalah

    menguntungkan, karena memiliki dampak terhadap laba.

    Semua varians biaya baik yang menguntungkan atau merugikan perlu

    dianalisis dalam rangka pengambilan tindakan perbaikan dalam masa yang akan

    datang. Tindakan perbaikan ini berupa perbaikan atau revisi terhadap biaya

    standar dan perbaikan terhadap cara atau sistem kerja dan sebagainya.

    Sumber penyimpangan biaya material biasanya terjadi karena:

    1. Varians harga material (material price variance)

    Varians harga material adalah mengukur selisih antara jumlah yang dibayar

    untuk kuantitas material tertentu dan yang seharusnya dibayar menurut standar

    yang telah ditetapkan. Dengan rumus sebagai berikut:

    (harga material actual harga material standar) x kuantitas material actual

    Contoh:

    Data berikut sebagai ilustrasi kalkulasi varians material untuk menjelaskan

    perhitungan dan analisis penyimpangan biaya yang diambil salah satu contoh

    material yaitu baja siku 50.50.9 :

    Biaya standar perunit 330 meter baja siku 50.50.9 @ Rp. 23.000,-/m =

    Rp.7.590.000,-

    Berat baja siku 50.50.9 aktual yang dibeli dalam proyek 328 @Rp. 21.000,-/m

    Berat baja siku 50.50.9 aktual yang digunakan dalam proyek 295

    Di asumsikan perusahaan membeli 328 baja siku 50.50.9 seharga Rp. 21.000,-

    /m tetapi yang digunakan hanya 295 dalam proyek maka

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • a. berdasarkan varian harga beli material sebesar:

    (harga material aktual harga material standar) x kuantitas material yang

    dibeli

    (Rp. 21.000,- - Rp. 23.000,-) x 328 = Rp. 656.000,- varians harga material

    yang menguntungkan karena harga beli lebih rendah daripada harga beli

    standar.

    b. Berdasarkan varians harga pemakaian bahan:

    (Harga bahan aktual Harga bahan standar) x kuantitas bahan aktual

    ( Rp. 21.000,- - Rp. 23.000,-) x 295 = Rp. 590.000,- varians harga pemakaian

    material yang menguntungkan. Tanpa memperhatikan pendekatan yang

    digunakan, varians menguntungkan karena baja siku 50.50.9 yang dibeli

    memiliki harga lebih rendah yaitu Rp. 2.000 (Rp. 21.000,- - Rp. 23.000,-).

    2. Varians kuantitas/efisiensi material (material quantity variance) adalah

    mengukur perbedaan antara kuantitas material yang digunakan dan kuantitas

    yang seharusnya digunakan menurut standar yang telah ditetapkan.

    Berdasarkan contoh kasus yang pertama maka varians pemakaian material

    dapat dihitung dengan cara:

    (kuantitas material aktual kuantitas material standar) x harga material

    standar.

    (295 330) x Rp. 23.000 = Rp. 805.000,- varians kuantitas material

    menguntungkan. Salah satu cara untuk mendapatkan varians kuantitas bahan

    yang menguntungkan dengan hanya memasukkan bagian dari bahan yang

    diperlukan.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini adalah di PT

    Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang berlokasi di Jln.

    Sisingamangaraja Km 7 Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2008

    sampai dengan selesainya skripsi ini.

    B. Jenis Data

    Jenis data yang dibutuhkan dalam rangka penelitian ini terdiri dari:

    1. Data primer adalah

    Data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian

    pada objek penelitian melalui tehnik wawancara guna mendapatkan data yang

    berkaitan dengan masalah penelitian untuk diolah lebih lanjut. Seperti wawancara

    dan dokumentasi terkait pada rencana anggaran yang dibuat oleh perusahaan

    dengan anggaran realisainya serta cara penyusunan anggaran material.

    2. Data sekunder

    Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dalam dokumen

    perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data anggaran

    material dan realisasinya.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1. Tehnik dokumentasi

    Metode pengumpulan data dengan menganalisa dokumen-dokumen yang

    ada diperusahaan seperti : rencana penyusunana laporan anggaran material proyek

    dan biaya material proyek.

    2. Tehnik wawancara

    Pengumpulan informasi yang diperoleh dengan memberikan pertanyaan-

    pertanyaan kepada karyawan perusahaan dibagian keuangan/ akuntansi dan

    bagian administrasi.

    a. Bagaimana proses penyusunan anggaran material proyek yang dibuat oleh

    perusahaan?

    b. Apakah anggaran material yang telah direncanakan sesuai dengan realisasinya ?

    c. Apakah kuantitas material dan harga material dapat dijadikan sebagai alat

    pengendalian biaya?

    D. Metode Analisis Data

    Dalam hal penganalisaan data yang telah dikumpulkan dalam penulisan

    skripsi maka penulis menggunakan metode analisis deskriptif dengan cara

    mengumpulkan data, menggolongkan, menginterprestasikan dan kemudian dianlisa

    sehingga memperoleh gambaran yang lengkap tentang proses penyusunan

    anggaran material sebagai alat pengendalian biaya.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Data Penelitian

    1. Sejarah Singkat Perusahaan

    Pada mulanya PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan adalah suatu

    perusahaan bangsa Belanda yang bergerak dibidang jasa Konstruksi General

    Contractor Civil and Engineering yang berkedudukan di Jakarta dengan nama

    NV. Nederlands Aemeningmiutofoh Fa. H.F. Bersama yang disingkat dengan

    NV. Needam.

    Pada tanggal 3 Desember 1957 telah diambil alih oleh Pemerintah

    Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958

    dinyatakan sebagai milik Pemerintah Republik Indonesia. Akhirnya NV. Needam

    menjadi Perusahaan Negara (PN) Nindya Karya berdasarkan Peraturan

    Pemerintah republik Indonesia No. 59 tahun 1961 yang berkedudukan di Jakarta.

    Pada tanggal 30 Januari tahun 1965 berdasarkan Keputusan Direksi PN.

    Nindya Karya No. 9/II/IJ/1965 hanya dibentuk satu perwakilan PN. Nindya Karya

    di Medan. Disebabkan oleh tuntutan pembangunan sarana dan prasarana guna

    menunjang pembangunan nasional, maka peranan perusahaan konstruksi sangat

    diperlukan. Oleh karena itu dilakukan peningkatan status, dari status perwakilan

    manjadi cabang Perusahaan Negara Nindya Karya terhitung mulai tanggal 16 Mei

    1967, yang dipimpin oleh Kepala Cabang berdasarkan Keputusan Direksi PN.

    Nindya Karya No. 0148/KPTS/SEKRD/1067.

    Dalam rangka melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam Undang-

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Undang No.9 tahun1969 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU

    No. 1 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.1 tahun1969 (lembar negara No

    40). Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan

    (Persero), Lembaran Negara RI tahun 1969 No. 21 dan Peraturan Pemerintah No.

    11 tahun 1972, No. 12 Junto Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP/91

    MK/IV3/1973, tentang penetapan modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT.

    Nindya Karya, pada tanggal 15 Maret 1973 telah didirikan suatu Badan Usaha

    Milik Negara (BUMN) yang berbentuk persero dengan nama PT. Nindya Karya

    yang dinyatakan dalam akte notaris Kartini Mulyadi, SH No. 76 yang secara resmi

    disahkan oleh Pmerintah RI tanggal 7 Mei 1974. Selanjutnya ditetapkan pula

    bahwa Jalan Letjend. MT. Haryono Kaveling 22 Cawang Jakarta Timur sebagai

    kantor pusat, dan didirikan kantor-kantor cabang dan divisi didaerah-daerah yaitu:

    a.. Cabang Sumatera Utara

    b. Cabang Sumatera Selatan

    c. Cabang Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

    d. Cabang Jawa Timur

    e. Cabang Bali dan Nusa Tenggara

    f. Cabang Sulawesi dan Maluku

    g. Cabang Irian Jaya

    h. Devisi Konstruksi dan Properti

    Adapun bidang usaha yang dilakukan PT. Nindya Karya (Persero) Cabang

    Sumantera Utara adalah:

    a. Melakukan usaha jasa konstruksi (konsultan) maupun jasa pelaksanaan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • (kontraktor) yang meliputi lingkup pelayanan berikut ini:

    1) Survey

    2) Investigasi

    3) Perencanaan teknik/desain

    4) Pelaksanaan pembangunan

    5) Pengawasan pembangunan

    6) Pengelolaan proyek

    7) Manajemen konstruksi

    8) Rekayasa, rancang bangun, dan pengadaan dalam arti yang seluas-

    luasnya.

    9) Pemeliharaan, perbaikan dan renovasi, untuk bangunan sipil,

    gedung/arsitektur, mekanikal dan elektrikal yang antara lain mencakup

    namun tidak terbatas pada bidang-bidang industri, perhubungan dan

    transportasi, pertambangan, energi, telekomunikasi, pertanian,

    pengembangan sumber air, prasarana kota dan pemukiman, olahraga dan

    kesehatan, pariwisata dan perdagangan.

    b. Melakukan pekerjaan rekayasa, rancang bangun, produksi/pabrikasi/perakitan,

    penjualan antara lain komponen, bahan, dan kelengkapan bangunan konstruksi.

    c. Melakukan usaha pengembangan, pembangunan, penjualan atau penyewaan

    bidang realti yang meliputi bangunan dan kawasan serta melakukan pengusahaan

    dan pengelolaan di bidang properti.

    d. Melakukan usaha penyewaan dan penyediaan jasa lainnya dalam bidang

    peralatan.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • 2. Struktur organisasi

    Umumnya suatu organisasi baik organisasi massa maupun organisasi

    usaha, haruslah mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat

    berlangsung dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan

    efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahaan besar dan kecil

    adalah tingkat kerumitan masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis

    dan kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan.

    Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang

    dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana

    mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan

    penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam

    pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasan,

    pekerjaan apa yang diharapkan darinya dan apa dikerjakan, apa yang menjadi hak

    dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, struktur organisasi sangat

    penting perannya untuk menghindari terjadinya ketidakpastian dalam

    melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan.

    Struktur organisasi PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Sumatera Utara

    merupakan struktur organisasi garis (line organizational structure) dipimpin oleh

    seorang kepala cabang yang memperoleh pendelegasian wewenang dari kantor

    pusat. Kepala cabang memberikan wewenang dan tugas kepada masing-masing

    kepala bagian untuk menangani unit kerjanya masing-masing.

    Penetapan struktur organisasi proyek dibedakan dalam tingkatan-tingkatan

    berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu besarnya nilai kontrak.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Selanjutnya penulis akan menguraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing

    bagian:

    1. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Wilayah I:

    a. Penanggung jawab penuh seluruh kegiatan cabang-cabang yang ada

    dilingkup wilayah I.

    b. Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang.

    2. Tugas dan tanggung jawab Kepala Cabang

    a. Penganggung jawab penuh seluruh kegiatan pelaksana dan pengendalian

    proyek-proyek dilingkup cabang.

    b. Bertanggung jawab kepada kepala wilayah.

    c. Tanda tangan kontrak dan tagihan proyek-proyek

    3. Tugas dan tanggung jawab Kepala bagian teknik

    a. Penanggung jawab penuh kegiatan teknik dan pemasaran seluruh cabang-

    cabang dalam lingkup wilayah.

    b. Bertanggung jawab kepada kepala wilayah dan kepala biro kantor pusat.

    4. Tugas dan tanggung jawab kepala bagian keuangan dan Sumber Daya Manusia.

    a. Penanggung jawab penuh kegiatan keuangan dan sumber daya manusia

    cabang-cabang dalam lingkup wilayah.

    b. Bertanggung jawab kepada kepala wilayah dan kepala biro kantor pusat.

    5. Tugas dan tanggung jawab Proyek Manager

    a. Penanggung jawab penuh kegiatan pelaksanaan dan pengendalian serta

    keuangan proyek.

    b. Bertanggung jawab kepada kepala cabang.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • c. Koordinasi dengan pihak owner/ direksi lapangan.

    d. Verifikasi kontrak dan tagihan proyek.

    e. Pengadaan bahan dan peralatan proyek.

    6. Tugas dan tanggung jawab Site Manager

    a. Penanggung jawab seluruh kegiatan pelaksanaan fisik proyek.

    b. Wakil penuh Project Manager di proyek.

    c. Verifikasi tagihan fisik proyek.

    d. Verifikasi pengadaan material dan peralatan.

    e. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

    7. Tugas dan tanggung jawab Site Engineer

    a. Penanggung jawab kegiatan teknik, perencanaan, pengukuran, quantity

    control dan quality control serta pengendalian proyek

    b. Pengajuan contoh material, brosur, shop/ asbuilt drawing, mark up, izin

    kerja, surat menyurat dan pelaporan.

    c. Penyiapan dan pengurusan tagihan fisik proyek

    d. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.

    8. Tugas dan Tanggung Jawab Staf Administrasi/ Keuangan.

    a. Penyiapan order dan delivery material

    b. Pembayaran pembelian material, subkon dan upah kerja proyek.

    c. Penyiapan laporan keuangan.

    d. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager

    9. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Sipil.

    a. Penanggung jawab penuh pelaksanaan kegiatan sipil/ struktur proyek.

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • b. Pengadaaan tenaga kerja untuk kegiatan sipil/ struktur sesuai kebutuhan.

    c. Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor.

    d. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

    e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja.

    f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.

    10. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Arsitektur.

    a. Penanggung jawab penuh pelaksanaan kegiatan finishing terhadap nilai

    estetika arsitek.

    b. Pengadaan tenaga kerja untuk kegiatan finishing sesuai kebutuhan.

    c. Koordinasi dengan Site Engineer, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor.

    d. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

    e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja.

    f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.

    11. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Mekanikal

    a.Penanggung jawab penuh pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan

    mekanikal.

    b. Pengadaan tenaga kerja untuk pekerjaan mekanikal sesuai kebutuhan.

    c. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

    d. Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor.

    e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja.

    f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.

    12. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Elektrikal

    a. Penanggung jawab penuh pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • elektrikal.

    b. Pengadaan tenaga kerja untuk pekerjaan elektrikal sesuai kebutuhan.

    c. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

    d. Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor.

    e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja.

    f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.

    13. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Logistek/ Peralatan

    a. Penanggung jawab penuh perencanaan/ jadwal dan pengadaan seluruh

    material yang diperlukan.

    b. Penanggung jawab penuh perencanaan/ jadwal dan pengadaan seluruh alat

    kerja serta operasional mobilisasi alat yang diperlukan.

    c. Penanggung jawab penuh gudang material dan alat.

    d. Membuat laporan keluar masuk material dan alat kerja..

    e. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.

    3. Penyusunan Anggaran Material pada PT. Nindya Karya (Persero)

    Cabang Medan

    Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan untuk memulai sebuah

    konstruksi adalah melalui proses tender. Perusahaan diundang oleh pihak pemberi

    kerja untuk mengikuti proses tender. Didalam hal biaya material, perusahaan

    menggunakan engineered materials berupa bestek atau rencana kerja. Dengan

    adanya bestek maka kontraktor dapat menduga bagaimana wujud bangunan dan

    berapa banyak material yang dibutuhkan. Oleh pihak perencana, gambar bestek

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • terdiri dari gambar, rencana bangunan, denah sudut pandang, potongan melintang

    dan memanjang dan gambar penjelasan seperti gambar rencana pondasi, rencana

    penulangan balok, detail sambungan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan

    yang memberikan perhatian khusus.

    Pada perusahaan PT. Nindya Karya Medan (Persero) Cabang Medan

    terdapat banyak jenis material. Jenis material pada PT Nindya Karya (Persero)

    Cabang Medan didasarkan kepada pekerjaan konstruksi yang sedang

    dilaksanakan. Pekerjaan konstruksi tersebut misalnya:

    1. Pekerjaan tanah meliputi tanah timbun, pasir urug

    2. Pekerjaan bekesting/form work meliputi material batu bata , kayu bekesting/

    triplex.

    3. Pekerjaan besi beton K300 meliputi pasir pasang, semen, besi beton dan ready

    mix K 300.

    Kemudian dari macam-macam tersebut diuraikan lagi berapa biaya dari masing-

    masing pekerjaan. Untuk anggaran biaya material diterapkan anggaran biaya

    material standar yang ditentukan terlebih dahulu. Pada dasarnya biaya-biaya pada

    PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dibagi atas:

    b. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak. Misalnya: jumlah

    material, upah langsung dan peralatan.

    c. Biaya yang dapat distribusikan ke aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat

    dialokasikan kekontrak tersebut. Misalnya: asurasni, biaya rancangan dan

    bantuan teknis, pajak penghasilan dan lain-lain.

    d. Biaya yang tidak dapat diatribusikan kekontrak atau tidak dapat dialokasikan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • kesuatu kontrak dari biaya kontrak konstruksi. Misalnya: biaya administrasi

    umum yang penggantinya tidak ditentukan dalam kontrak, penyusutan sarana

    dan peralatan.

    Untuk material yang paling utama di gunakan dalam proyek ini salah

    satunya adalah besi, beton, batu bata dan semen. Sedangkan didalam hal material

    pendukung lainnya atau material yang hanya satu kali pemakaian saja seperti cat

    minyak, plint granit dan paper holder.

    Pada skripsi ini proyek yang akan dibahas adalah The royal Residence

    Apartment. Dalam proyek ini kegiatan estimasi biaya anggaran dibuat oleh pihak

    kontraktor yaitu PT. Nindya karya (Persero) Cabang Medan dan hasil estimasi ini

    disebut EE (Engineer Estimate). Dalam penyusunan anggaran perusahaaan

    menggunakan metode bottom up yaitu anggaran dibuat oleh bagian estimasi dan

    perencanaan yang kemudian di ajukan ke Project Manager. Dalam menentukan

    harga penawaran PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan menyusun anggaran

    material dengan beberapa tahap:

    a. Melakukan pengumpulan data mengenai jenis dan volume material, harga

    material, kualitas material dan pemilihan pemasok material serta ketersediaan

    material di pasar.

    b. Rencana dan daftar penyediaan material harus dibuat berdasarkan Time

    Schedule pelaksanaan. Dalam Schedule ini harus dapat menunjukkan hal-hal

    mengenai material dan jumlah yang diperlukan dan kapan material tersebut

    harus sudah ada dilapangan.

    c. Membuat rekapitulasi anggaran material yang kemudian di ajukan ke Project

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • Manager untuk di setujui.

    Dalam pelaksanaan proyek-proyek, perusahaan menyusun anggaran

    proyek sebagai pegangan pokok bagi pimpinan proyek dalam melaksanakan dari

    setiap proyek dan dari anggaran proyek terutama material untuk mengetahui

    biaya-biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Perusahaan

    menetapkan bahwa setiap pelaksanaan dari suatu proyek dimonitoring dengan

    laporan-laporan. Laporan-laporan tersebut berisikan realisasi yang terjadi

    diperusahaan. Disamping itu juga dari laporan pelaksanaan ini akan diketahui dari

    persentase fisik dari perbandingan anggaran dan realisasi.

    Tabel 4.1 MATERIAL BUDGET

    Nama Proyek : The Royal Residence Apartment Tahun 2007

    No Uraian Sat Vol Harga @ Jumlah

    Rp Rp MATERIAL:

    A001 Tanah timbun m3 3.480,00 35.000,00 121.800.000 A002 Batu bata bh 354.363,00 520,00 184.268.760 A014 Louver gnll plat baja m2 8,00 2.836.000,00 22.688.000 A015 Cat minyak u. Plint 10 cm m2 46,00 3.750,00 172.500 A016 Curtain Wall CW1 m2 122,26 700.000,00 85.582.000 A016a Curtain WallCW 2 m2 127,31 720.000,00 91.663.200 A016b Floor hardemer 3 kg/m2 trowel finish R Trafo m2 68,00 65.000,00 4.420.000 A017 Anti rayap m2 1.786,40 23.500,00 41.980.400 A018 Tiang Pancang 20x20 cm m2 2.244,00 190.000,00 426.360.000 A019 Kawat ayam untuk screed atap m2 98,00 10.000,00 980.000 A020 Pasir urug m3 275,93 90.000,00 24.833.700 A021 Waterproofing membrane m2 98,00 55.000,00 5.390.000 A022 Pasir pasang m3 425,45 100.000,00 42.545.000 A023 Semen 50 sak sak 4.702,26 48.000,00 225.708.480 A024 Besi beton kg 220.346,00 9.200,00 2.027.183.200 A024a Besi beton (kolom praktis) kg 4.778,00 9.200,00 43.957.600 A025 Kawat beton kg 4.394,00 11.500,00 50.531.000 A026 Ready mix K300 m3 1.447,00 700.000,00 1.012.900.000 A027 Keramik 40x40 (Homogenius Tile) granite m2 5.558,00 164.500,00 914.291.000 A028 Step Noshing Tangga m2 351,00 26.700,00 9.371.700

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • A029 Plint keramik 10x40 m2 553,00 20.000,00 11.060.000 A031 Kerikil / Koral beton m3 234,00 115.000,00 26.910.000 A032 Rasin + Oker Btl 96,00 35.000,00 3.360.000 A033 Semen warna kg 2.719,00 6.200,00 16.857.800 A034 Marmer lokal polos m2 96,00 475.000,00 45.600.000 A035 Marmer lokal berpola m2 98,00 522.500,00 51.205.000 A036 Waterproofing Coasting m2 268,00 30.000,00 8.040.000 A037 Kayu bekesting m3 1,00 2.500.000,00 2.500.000 A038 Paku kayu kg 167,00 13.000,00 2.171.000 A039 Partisi cubicla toilet m2 350,00 150.000,00 52.500.000 A040 Railing tangga m2 104,00 650.000,00 67.600.000 A041 Plint granit 10x40 m2 205,00 72.000,00 14.760.000 A042 Papan kamper t=100 mm finish melamic m2 27,00 26.600,00 718.200 A043 Curtain box m2 323,00 250.000,00 80.750.000 A044 Cramen dinding entrance m2 24,00 250.000,00 6.000.000 A045 Closet C51 t150 NL bh 33,00 2.105.500,00 69.481.500 A046 Jet washer TX 403 SCR bh 35,00 353.750,00 12.381.250 A047 Urinoir U 447 JT 1 M bh 22,00 3.016.000,00 66.352.000 A048 Partisi urinoir A 100 bh 16,00 736.100,00 11.777.600 A049 Paper holder TX 720 ACR bh 32,00 230.700,00 7.382.400 A050 Soap Dispenser TS 126 AR bh 27,00 130.400,00 3.520.800 A051 Lavarory L546 bh 27,00 1.894.700,00 51.156.900 A052 Floor Drain TX 1 BN bh 38,00 267.250,00 10.155.000 A053 Clean out bh 10,00 409.000,00 4.090.000 A054 Cermin 900 x 1700 mm bh 4,00 1.936.000,00 7.744.000 A055 Cermin 900x 2300 mm Bh 5,00 2.634.000,00 13.170.000 A056 Kitchen sink + meja bh 4,00 2.375.000,00 9.500.000 A057 Kran zink TX 603 KCS bh 4,00 165.000,00 660.000 A058 Meja beton wastafel t 15 cm, l = 0,6m m2 21,60 583.300,00 12.599.280 A059 Cermin 900x600mm bh 1,00 658.000,00 658.000

    SUB JUMLAH BAHAN 6.007.287.270

    Tabel 4.2 ACTUAL PRICE

    Nama Proyek : The Royal Residence Apartment Tahun 2007

    No Uraian Sat Vol Harga @ Jumlah

    Rp Rp MATERIAL:

    A001 Tanah timbun m3 3.480,00 32.100,00 111.708.000 A002 Batu bata bh 354.363,00 350,00 124.027.050 A014 Louver gnll plat baja m2 8,00 2.405.000,00 19.240.000 A015 Cat minyak u. Plint 10 cm m2 46,00 3.500,00 161.000 A016 Curtain Wall CW1 m2 122,26

    700.000,00 85.582.000 A016a Curtain WallCW 2 m2 127,31

    720.000,00 91.663.200 A016b Floor hardemer 3 kg/m2 trowel finish R Trafo m2 68,00 58.500,00 3.978.000

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • A017 Anti rayap m2 1.786,40 18.000,00 32.155.200 A018 Tiang Pancang 20x20 cm m2 2.244,00 152.000,00 341.088.000 A019 Kawat ayam untuk screed atap m2 98,00 16.200,00 1.587.600 A020 Pasir urug m3 275,93 75.000,00 20.694.750 A021 Waterproofing membrane m2 98,00 47.000,00 4.606.000 A022 Pasir pasang m3 425,45

    92.000,00 39.141.400 A023 Semen 50 sak sak 4.702,26 37.500,00 176.334.750 A024 Besi beton kg 220.346,00 7.500,00 1.652.595.000 A024a Besi beton (kolom praktis) kg 4.778,00 7.500,00 35.835.000 A025 Kawat beton kg 4.394,00 11.500,00 50.531.000 A026 Ready mix K300 m3 1.447,00 500.000,00 723.500.000 A027 Keramik 40x40 (Homogenius Tile) graniti m2 5.558,00 156.000,00 867.048.000 A028 Step Noshing Tangga m2 351,00 29.000,00 10.179.000 A029 Plint keramik 10x40 m2 553,00 17.000,00 9.401.000 A031 Kerikil / Koral beton m3 234,00 108.000,00 25.272.000 A032 Rasin + Oker Btl 96,00 31.500,00 3.024.000 A033 Semen warna kg 2.719,00 6.000,00 16.314.000 A034 Marmer lokal polos m2 96,00 440.000,00 42.240.000 A035 Marmer lokal berpola m2 98,00 517.000,00 50.666.000 A036 Waterproofing Coasting m2 268,00 28.750,00 7.705.000 A037 Kayu bekesting m3 1,00 2.375.000,00 2.375.000 A038 Paku kayu kg 167,00 10.000,00 1.670.000 A039 Partisi cubicla toilet m2 350,00 145.500,00 50.925.000 A040 Railing tangga m2 104,00 625.000,00 65.000.000 A041 Plint granit 10x40 m2 205,00 69.000,00 14.145.000 A042 Papan kamper t=100 mm finish melamic m2 27,00 26.600,00 718.200 A043 Curtain box m2 323,00 250.000,00 80.750.000 A044 Cramen dinding entrance m2 24,00 250.000,00 600.000 A045 Closet C51 t150 NL bh 33,00 2.030.000,00 66.990.000 A046 Jet washer TX 403 SCR bh 35,00

    340.200,00 11.907.000 A047 Urinoir U 447 JT 1 M bh 22,00 2.905.000,00 63.910.000 A048 Partisi urinoir A 100 bh 16,00 618.500,00 9.896.000 A049 Paper holder TX 720 ACR bh 32,00 210.500,00 6.736.000 A050 Soap Dispenser TS 126 AR bh 27,00 126.250,00 3.408.750 A051 Lavarory L546 bh 27,00 1.550.000,00 41.850.000 A052 Floor Drain TX 1 BN bh 38,00 252.221,00 9.584.398 A053 Clean out bh 10,00 396.730,00 3.967.300 A054 Cermin 900 x 1700 mm bh 4,00 1.525.000,00 6.100.000 A055 Cermin 900x 2300 mm Bh 5,00 2.480.000,00 12.400.000 A056 Kitchen sink + meja bh 4,00 2.115.000,00 8.460.000 A057 Kran zink TX 603 KCS bh 4,00 165.000,00 660.000 A058 Meja beton wastafel t 15 cm, l = 0,6m m2 21,60 619.800,00 13.387.680 A059 Cermin 900x600mm bh 1,00 643.000,00 643.000

    SUB JUMLAH BAHAN 5.022.360.278

    Sumber: PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan

    Zuina : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan, 2010.

  • 4. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendal