contoh analisis pengembangan anak usia dini

Upload: anggini-giia-giie-pollen

Post on 07-Jan-2016

789 views

Category:

Documents


93 download

DESCRIPTION

PAUD

TRANSCRIPT

LAPORAN ANALISIS PAUD DI TPA MUTIA BOJONG LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISISPENGEMBANGAN KEGIATAN ANAK USIA DINI MELUKIS DENGAN KELERENG DI TEMPAT PENITIPAN ANAK MUTIA BOJONG KECAMATAN MREBETKABUPATEN PURBALINGGA

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504)Program S1 PAUD FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh :Nama:Nelly FauziyatiNIM:815202169Pokjar:PURBALINGGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUHUNIVERSITAS TERBUKAPURWOKERTO2011LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata 1 pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.1. Nama:Nelly Fauziyati2. NIM:8152021693. Tempat Penelitian:TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga4. Waktu Pelaksanaan:13 dan 14 Oktober 20115. Kelas Penelitian:Melukis Dengan Kelereng

Purbalingga, 25 Oktober 2011TutorPeneliti

Dra. Titin Tini SuhartinahNelly FauziyatiNIP. 196303131982012003NIM. 815202169ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini Melukis Dengan Kelereng Di Tempat Penitipan Anak MUTIA Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran Melukis Dengan Kelereng Di Tempat Penitipan Anak MUTIA Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga.Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitannya menyimpulkan bahwa Tempat Penitipan Anak mempunyai program mengembangkan kemampuan seni melalui Melukis Dengan Kelereng. Kegiatan tersebut dapat merangsang perkembangan seni, bahasa, sosial, emosional, fisik motorik, kognitif, kreativitas dan berpikir kritis.Dari hasil penelitian tersebut dapat disarankan agar kepala sekolah dan guru senantiasa mengembangkan kemampuan seni dan bahasa seni dan bahasa dan dapat merangsang aspek perkembangan sosial emosional dan kreativitas sehingga anak akan selalu berpikir kritis.KATA PENGANTAR

Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sholawat dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW atas perkenan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini pada Tempat Penitipan Anak (TPA) MUTIA Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Penyusunan ini didasarkan pada mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.Di Universitas Terbuka mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD 4505) wajib diikuti oleh seluruh Mahasiswa program S1 PG PAUD. Dengan Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini mahasiswa diharapkan mampu melakukan penelitian kelas secara sederhana dengan observasi, wawancara, pengumpulan dokumen serta menganalisis hasil penelitian tersebut dengan kerangka keilmuan PAUD yang dimilikinya.Selanjutnya penulis menyusun Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan di Tempat Penitipan Anak (TPA) MUTIA Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga.Akhirnya laporan ini dapat disusun berkat bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan analisis ini.2. Pengelola Pokjar Purbalingga.3. Ibunda dan Adinda tercinta yang telah banyak memberi semangat dan bantuan baik moril maupun materiil.4. Suami tercinta yang telah memberi semangat, motivasi, materi dan meluangkan waktunya untuk membantu penulisan laporan ini.5. Anak-anak tersayang yang rela berbagi waktu dan memberi semangat.6. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu.Pada kesempatan ini peneliti sangatlah menyadari dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semua karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempatan laporan di masa yang akan datang.Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.Purbalingga, Oktober 2011Penulis

Nelly Fauziyati

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL iLEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN iiABSTRAK iiiKATA PENGANTAR ivDAFTAR ISI vDAFTAR LAMPIRAN viBAB IPENDAHULUAN 11. Latar Belakang Masalah 12. Fokus Penelitian 33. Tujuan Penelitian 34. Manfaat Penelitian 3BAB IILANDASAN TEORI 41. Pengembangan Seni 72. Pengertian Melukis 73. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak 74. Medium dan Bahan Baku Melukis 7BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN 81. Subyek Penelitian 82. Metode Penelitian 83. Instrumen Penelitian 8BAB IVANALISIS DATA 101. Tabulasi Data 102. Hasil Analisis 133. Analisis Kritis 15BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 171. Kesimpulan 172. Saran 17DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Instrumen Wawancara1. Instrumen Wawancara dengan Pendidik 182. Instrumen Wawancara dengan Pimpinan 19Lampiran B : Instrumen Hasil Wawancara1. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pendidik 202. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pimpinan 21Lampiran C : Dokumentasi 22

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangTempat Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau tidak punya waktu dalam memberikan pelayanan kebutuhan pada anaknya.TPA MUTIA Bojong beralamat di Jl. Raya Bojong RT 01 RW 03 Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Pendirian TPA MUTIA merupakan realisasi dari program pendidikan anak usia dini yang menggalakan TPA sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini dan masyarakat.Pengurus TPA MUTIA mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini sehingga mempunyai inisiatif untuk mendirikan Taman Penitipan Anak. Selain dengan menggunakan menu generik, pemenuhan gizi anak dan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus.TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga mempunyai visi dan misi sebagai berikut :Visi:Menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, mandiri, kreatif dan berakhlak mulia.Misi:Mendidik dan mengasuh dengan pendekatan mutu intelegensi.Tujuan :Terpenuhinya hak anak di bidang pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan sosial sehingga tumbuh dan berkembang kecerdasannya secara optimal.Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga pendidik PAUD professional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

1. Fokus PenelitianSetelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan "Melukis dengan Kelereng".

1. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan :1. Mengumpulkan data mengenai :1. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Melukis dengan Kelereng".2. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.3. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

1. Manfaat PenelitianPenelitian ini bermanfaat untuk :1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga.2. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga PAUD.

BAB IILANDASAN TEORI

1. Pengembangan SeniDalam kurikulum nasional pengembangan seni mengacu pada kompetensi dasar anak mampu mengungkapkan gagasan dan daya cipta dalam berbagai bentuk.Pembagian seni di TPA sangatlah penting. Lowen Feld dan Brittain (1980) (dalam Widia Pekerti, dkk. 2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar dalam dirinya seperti kemampuan fisik, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan estetika.Haskel (1979) dalam Widia Pekerti, dkk. 2008 berpendapat bahwa pendidikan anak usia dini tidak efektif atau kurang sempurna tanpa musik, rupa, gerak dan irama. Belajar melalui seni pada hakekatnya menyenangkan dan menjadikan anak belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar melaksanakan perintah guru.

1. Pengertian MelukisBerdasarkan arti melukis adalah membayangkan maka objek yang ada di depan mata dibayangkan, dikaitkan, diasosiasikan dan diimajinasikan dengan objek yang pernah masuk dalam ingatan. Melukis adalah memvisualkan/menyatakan bentuk bayangan dalam bentuk gambar. Melukis mempunyai sifat bebas dan pada menggambar keterikatan mencurahkan perasaan diperbolehkan sehingga objek yang dilihat seolah-olah sebagai dorongan untuk menciptakan karya seni. Namun demikian konstelasi dunia seni lukis terdapat lukisan realis yang lukisan yang menggambarkan kondisi nyata.

1. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan AnakHajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2008 : 3.10) menyebutkan bahwa manfaat melukis bagi perkembangan anak adalah :1. Melukis sebagai media mencurahkan perasaan.2. Melukis sebagai alat bercerita/bahasa visual/bentuk.3. Melukis sebagai alat bermain.4. Melukis dapat melatih ingatan.5. Melukis dapat melatih berpikir komprehensif/menyeluruh.6. Melukis sebagai media sublimasi perasaan.7. Melukis dapat melatih keseimbangan.8. Melukis dapat melatih kreativitas anak.9. Melukis dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.

1. Medium dan Bahan Baku MelukisPada garis besar berkarya rupa terdiri dari dua jenis yaitu :1. Medium konvensionalMedium konvensional artinya medium yang digunakan sesuai dengan penggunaannya seperti kertas, kanvas, hardboard dan papan.1. Medium inkonvensionalMedium inkonvensional artinya modifikasi medium yang sesuai dengan keinginannya misalnya melukis di atas blako, terpal dan plastik.Melukis inkonvensional pada prinsipnya melukis dengan cara berkreasi menggunakan peralatan dan teknik yang tak biasa. Cara kerjanya eksperimentasi/percobaan. Hasil percobaan ini bisa sekaligus menjadi karya seni. Cara ini disenangi oleh anak karena sifat bermainnya lebih banyak dan anak menginterpretasikan bermacam-macam teknik.Teknik melukis inkonvensional dalam melukis dapat disebutkan sebagai berikut :1. Teknik tutup.2. Teknik campur warna kering dan warna basah.3. Melukis dengan teknik gesek benang.4. Melukis dengan teknik ikat celup.5. Melukis dan menempel.6. Melukis dengan kibasan warna cat air.7. Melukis dengan kelereng.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga.

2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :1. Observasi Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam pelajaran yaitu pada tanggal 13 Oktober 2011. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan melukis dengan kelereng.2. WawancaraWawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar kemampuan seni anak melalui pembelajaran melukis dengan kelereng.3. Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.

BAB IVANALISIS DATA

1. Tabulasi DataUntuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :

ObservasiWawancara dengan GuruWawancara dengan Pimpinan KBDokumentasi

Anak-anak sedang melaksanakan kegiatan melukis dengan kelereng di sentra alam cair. TPA MUTIA Bojong menerima peserta didik usis 2 5 tahun. TPA MUTIA Bojong memberikan kegiatan melukis dengan kelereng agar anak mengenal berbagai macam lukisan tidak hanya menggunakan kuas atau pensil tapi kelereng juga bisa digunakan untuk melukis. Dalam pelaksanaannya memang kami sengaja tidak satu anak satu nampan tapi kami dapat melaksanakan dengan kerja sama dan saling membantu untuk melatih tangan satu anak dengan pasangannya. Hari ini kami membentuk dua sentra yaitu sentra alam cair dan sentra persiapan. Melalui kegiatan bermain kelereng diharapkan dapat mengembangkan kreativitas anak dan dapat melatih kerja sama dengan temannya. Sesuai dengan jadwal pemutaran sentra.

Terdapat ruangan khusus untuk kegiatan melaluli kelereng. Untuk memberikan kesempatan pada anak agar dapat melukis dengan leluasa. Penyusunan kegiatan dibuat setiap bulan sesuai dengan tema dan mengacu pada menu generik serta dari sumber lainnya untuk membantu kelancaran pembelajaran dan menambah pengetahuna dan wawasan. Pemenuhan gizi bagi anak sangatlah penting karena dengan pemenuhan gizi yang tepat anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Supaya anak dapat melaksanakan kegiatan dengan aman, nyaman dan menyenangkan. Untuk pemenuhan gizi anak pun kami sangat perhatikan karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Disesuaikan dengan sentra.

Terdapat ruangan kamar khusus yang ada tulisan terapi. Tentang pelayanan kami pada anak berkebutuhan khusus memang kami menerima juga untuk kami tangani melalui terapi yang biasanya diberikan oleh guru khusus. Untuk anak berkebutuhan khusus kami tangani dengan diterapi secara rutin dengan harapan dapat berbaur dengan yang lain.. Jumlah tenaga pendidik di TPA kami ada 4 orang. Jumlah peserta didik di TPA kami ada 21 peserta didik. Program dirancang oleh semua pendidik dan kepala TPA.

1. Hasil AnalisisBerdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian maka diperoleh hasil dalam kegiatan melukis dengan kelereng di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga adalah sebagai berikut :Di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga guru melakukan kegiatan pembelajaran melukis dengan kelereng yang dilakukan di TPA Bojong Mrebet Purbalingga diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak melalui warna dan gerakan tangan yang dapat menghasilkan lukisan inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2008 : 3.10) yang mengatakan bahwa manfaat melukis bagi perkembangan anak diantaranya adalah melatih kreativitas anak dan dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.Hasil wawancara dengan pendidik TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga bahwa kegiatan melukis dengan kelereng dapat mengembangkan seni seperti yang diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan estetika.Hasil wawancara dengan pimpinan TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga bahwa belajar melalui seni pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan anak belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar perintah guru.Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dengan pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis melakukan penelitian dan disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai oleh siswa melalui observasi dalam pembelajaran melukis dengan kelereng yang dilakukan di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga.

1. Analisis KritisDari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan melukis dengan kelereng merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki anak yang salah satunya adalah mengembangkan kemampuan seni motorik anak.Melalui kegiatan melukis dengan kelereng yang dilakukan di TPA Bojong Mrebet Purbalingga diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak melalui warna dan gerakan tangan yang dapat menghasilkan lukisan inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2008 : 3.10) yang mengatakan bahwa manfaat melukis bagi perkembangan anak diantaranya adalah melatih kreativitas anak dan dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.Dengan kegiatan melukis dengan kelereng dapat mengembangkan seni seperti yang diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan estetika.Sedangkan Haskel (1979) berpendapat belajar melalui seni pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan anak belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar perintah guru.Secara umum TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga anak berkembang dengan optimal.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

1. KesimpulanDari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :1. TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga mempunyai program unggulan yaitu pelayanan anak berkebutuhan khusus/autis dengan terapi rutin.2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui kegiatan melukis dengan kelereng sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas dan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.3. Lingkungan/pemetaan sentra di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki anak.4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.

1. Saran-Saran1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui melukis dengan kelereng hendaknya nampan/bahan perlengkapan yang ada jumlahnya memenuhi jumlah anak sehingga anak dapat bebas berkreasi.2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui melukis dengan kelereng hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi motivasi dan bantuan anak ketika mengalami putus asa.DAFTAR PUSTAKA

Musfiroh Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta : Universitas Terbuka.Pamadhi Hajar. Evan Sukardi S. 2008. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.Pekerti Widia. 2008. Metode Pengembangan Seni. Jakarta : Universitas Terbuka.

LAMPIRANLAMPIRAN AINSTRUMEN WAWANCARA

1. Instrumen Wawancara Dengan Pendidik.2. Instrumen Wawancara Dengan Pimpinan.INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

1. Usia berapakah peserta didik yang diterima di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?2. Media dan metode apa yang diterapkan/digunakan untuk mendukung kegiatan di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?3. Siapakah yang menyusun/merancang kegiatan-kegiatan di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?4. Mengapa di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini ada ruangan khusus bertuliskan TERAPI?

INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

1. Apa keistimewaan yang dimiliki oleh TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?2. Mengapa terdapat ruangan khusus bertuliskan TERAPI di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?3. Apa yang menjadi alasan anak yang berkebutuhan khusus diterima menjadi peserta didik di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?LAMPIRAN BINSTRUMEN HASIL WAWANCARA

1. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pendidik.2. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pimpinan.HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

1. TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga menerima peserta didik dengan usia antara 2 sampai 5 tahun.2. Media kelereng dan nampan. Di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga kelereng dan nampan digunakan untuk melukis. Anak dilatih melukis dengan kelereng. Anak menjadi tahu bahwa untuk melukis tidak hanya bisa pakai kuas dan pensil saja, tapi kelerengpun bisa untuk melukis.3. Penyusunan program kegiatan di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga dibuat setiap bulan dengan tema mengacu menu generik dan sumber lain agar pembelajaran lancar dan pengetahuan serta wawasan bertambah.4. TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga menerima peserta didik berkebutuhan khusus dengan alasan untuk memberikan pelayanan minimal agar mereka dapat bergaul dengan teman sebayanya walaupun ada kekurangan. Ada tenaga pendidik khusus yang menangani peserta didik berkebutuhan khusus ini. Tidak semua guru bisa menanganinya.

HASIL WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

1. Melalui kegiatan melukis dengan kelereng diharapkan dapat mengembangkan kreativitas anak dan dapat melatih kerja sama dengan temannya. Ada juga program pemenuhan gizi anak yang sangat kami perhatikan karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak.2. Di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ada ruangan khusus bertuliskan TERAPI bertujuan agar anak dapat melaksanakan kegiatan dengan aman, nyaman dan menyenangkan tanpa merasa terganggu dengan proses kegiatan anak berkebutuhan khusus di ruangan TERAPI.3. Alasan TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga menerima anak berkebutuhan khusus adalah agar mereka dapat bergaul dengan teman sebayanya walaupun ada kekurangan. Penanganannya kami lakukan dengan terapi secara rutin.4. LAMPIRAN CDOKUMENTASI

1. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Melukis Dengan Kelereng.

DOKUMENTASI

Guru menjelaskan melukis dengan kelereng.

Anak melukis dengan kelereng.

Anak bergantian melukis dalam nampan.

Anak memajang hasil karya di dinding.Penelitian : Analisis Pengembangan Kegiatan Anak membaca Cerita Bergambar di Kelompok BermainAnandaI. PENDAHULUAN1. Latar BelakangKelompok Bermain (KB) Ananda UPTD SKB Wonosobi merupakan salah satu Kelompok Bermain yang ada di kabupaten Wonosobo yang beralamat di Jl. Mayjen Bambang Sugeng Km. 1 Sidojoyo Wonosobo.

Keberadaan KB ANANDA sebagai salah satu layanan program PAUD jalur non formal yang dimiliki UPTD SKB Wonosobo. Dengan jumlah rata-rata murid 40 orang per tahun, terbagi menjadi 2 kelompok usia yaitu kelompok A : 2 3 tahun, kelompok B : 3,5 4 tahun. Waktu kegiatan belajar mengajar di masing-maisng kelompok telah disesuiakan dalam 1 (satu) minggu 3 kali pertemuan selama 2,5 jam. Letak geografis yang strategis membuat kelompok bermain Ananda menjadi salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang banyakj diminati oleh para orang tua. Ditambah lagi dengan lengkapnya sarana dan prasarana yang sudah sesuai dengan standart layanan PAUD jalur non formal.Sebagai rambu-rambu dalam penyusunan kegiatan belajar hariannya menggunakan Menu Generik yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, dengan menggunakan metode pembelajaran BCCT (Beyond Centers and Circles Times) lebih jauh tentang sentra dan saat lingkaran, yaitu metode pendekatan sentra yang berpusat pada minat dan bakat anak. Dimana dalam pembelajarannya anak sebagai subyek pendidik berlaku sebagai fasilitator, motivator dan evaluator. Salah satu kegiatan atau pembiasaan yang ada di KB Ananda adalah kegiatan anak membaca cerita bergambar sebagai alat menstimulasi kemampuan anak di dalam berpikir dan berpendidik secara demokratis sejak dini, dan tidak dibatasi oleh pemikiran pemikiran orang dewasa.Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD professional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di KB Ananda yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.2. Fokus PenelitianSetelah diadakan observasi di salah satu ruang KB Ananda, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak, yaitu kegiatan anak membaca cerita bergambar secara bergantian dipandu pendidik.3. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan :a. Mengumpulkan data mengenai :1) Alasan pendidik melakukan kegiatan anak membaca cerita bergambar secara bergantian dan dipandu oleh pendidik2) Melatih kemampuan membaca dan bercerita sedini mungkin guna mengembangkan kemampuan berbahasa anak3) Agar anak dapat belajar aktif, kreatif dan melatih kemandirian anak untuk berfikir cerdas dan kritisb. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai membaca cerita bergambar4. Manfaat PenelitianPenelitian ini bermanfaat untuk :a. Memberi masukan terhadap kegiatan membaca cerita bergambar di kelompok bermain Anandab. Melatih mahasiswa melakukan penelitian tindakan kelasc. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga PAUDII. Landasan Teori1. Pengertian MembacaMenurut Yuni Pratiwi dkk (2007 : 1 5) membaca adalah kegiatan berbahasa yang secara aktif menyerap informasi atau pesan yang disampaikan melalui media tulis, seperti buku, artikel, modul, surat kabar atau media tulis lainnya. Disebut aktif karena membaca bukan sekedar memahami lambang tulisan tapi juga membangun makna, memahami, menerima, menolak, membandingkan dan menyakini isi tulisan. Selanjutnya dalam kamus wikipedia (bahasa) membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan symbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah dua cara paling umum untuk mendapatkan informasi.Dari usia tiga tahun sampai lima tahun, anak-anak menyukai buku cerita pendek dan sederhana atau buku-buku bertema , cerita bergambar tanpa teks. Banyak buku-buku yang diminati anak terutama buku-buku alphabet. Sekali lagi, perluasan pengalaman membaca buku dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan yang akan dapat menambah kosakata, memahami isi, memfokuskan perhatian pada saat bercerita dan membaca. Peternakan sapi adalah salah satu contoh cerita yang dapat meningkatkan partisipasi dan spontanitas anak dalam membaca sepanjang waktu. Saat anak-anak menikmati pengalaman membaca buku dan bercerita. Merupakan hal yang tidak biasa jika mereka berdandan menganggap diri mereka adalah guru yang membacakan cerita di depan kelas atau meminta cerita favorit mereka dibacakan kembali.2. Pengertian MembacaBercerita menurut Winda Gunardi dkk (2008 : 5 3) adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang bias dilakukan secara lisan dan tertulis. Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga. Seorang anak yang berada pada rentang usia 3 4 tahun mulai menyukai tuturan cerita atau ia sendiri mulai senang untuk menuturkan sebuah cerita. Selanjutnya bercerita menurut NH Bambang Bimo Suryono (2008, Juli) adalah metode komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia. Rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kegiatan nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi).Adapun cerita yang akan disajikan untuk anak usia 3 4 tahun tentu saja sesuai dengan dunia kehidupan mereka. Isi cerita harus bersumber dari pengalaman sehari-hari yang mungkin dialaminya atau hal-hal sederhana yang mudah dicerna oleh tahapan berpikirnya.3. GambarYang dimaksud menggambar adalah menorehkan perasaan, mengungkapkan keinginan dan menceritakan pengalaman dengan mengguratkan coretan sampai membentuk gambar, ketrampilan menggambar juga melatih kemampuan kreatif anak, dan juga melatih keberanian serta percaya diri.III. Metodologi Penelitian1. Subyek PenelitianSubyek penelitian ini adalah anak-anak kelompok bermain Ananda, pendidik dan pimpinan Kelompok Bermain Ananda UPTD SKB Wonosobo2. Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.3. Instrumen penelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :a. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena kegiatan anak membaca cerita bergambar secara bergantian dipandu oleh pendidikb. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai kegiatan anak membaca cerita bergambarc. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai kegiatan anak membaca cerita bergambar.Catatan secara umum :Kegiatan anak-anak di dalam sentra seni yaitu : kemampuan anak membaca gambar seri sambil menceritakannya tergolong kegiatan yang unik karena sepanjang pengetahuan saya anak usia 3 4 tahun jarang sekali ada yang sudah bias memabaca gambar seri dna menceritakan isi gambar tersebut mengingat pada usia itu kemampuan berbahasa anak masih belum optimal. Apalagi gambar seri yang dibaca anak belum pernah dilihat dan didengar oleh anak sebelumnya disampaikan oleh pendidik. Justru dalam kegiatan ini dilatih untuk mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan mereka di depan pendidik dna teman-temannya. Pendidik juga membantu menstimulasi kemampuan berfikir kritis anak melalui pertanyaan pertanyaan / jawaban yang disampaikan oleh teman-teman maupun pendidik agar anak memiliki pengayaan dalam mengelola kosa kata baru.Dari hasil observasi, Andriarti memilih fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kegiatan anak dalam sentra seni yaitu : Kemampuan anak membaca gambar seri dan menceritakannya,s ebagai upaya peningkatan kecerdasan berbahasa anak di kelompok bermain Ananda UPTD SKB WonosoboAbout these ads .