cnidaria dan tumbuhan biji tertutup
DESCRIPTION
55TRANSCRIPT
Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Kemampuan menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka. Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh mereka terdiri atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit.
Kedua bentuk tersebut mempunyai satu lubang jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut manus serta rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas. Banyak cnidaria memproduksi koloni yang meruapakan organisme tunggal terdiri atas zooid mirip medusa atau mirip polip atau keduanya. Kegiatan cnidaria dikoordinasikan oleh jaring-jaring saraf tak terpusat serta reseptor sederhana.
Beberapa Cubozoa dan Scyphozoa yang berenang bebas memiliki indera penyeimbang statokista dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera kompleks yang dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang sederhana. Semua cnidaria berkembangbiak secara seksual. Banyak cnidaria memiliki daur hidup yang rumit dengan tingkat perkembangan polip aseksual dan medusa seksual, namun beberapa tidak memiliki polip atau tidak memiliki medusa.
Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora dalam filum Coelenterata, akan tetapi setelah lebih disadari perbedaan mereka menyebabkan mereka ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama:Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon laut, koral, dan pena laut; serta Scyphozoa (ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) danHydrozoa yang ketiganya perenang, kelompok beranekaragam yang termasuk cnidaria air tawar dan juga cnidaria laut, dan memiliki baik anggota yang sesil seperti Hydra(genus) dan perenang berkoloni seperti ubur-ubur kapal perang portugis. Staurozoa baru-baru ini diakui sebagai satu kelas tersendiri dan bukan bagian kelompok Scyphozoa, dan ada perdebatan tentang apakah Myxozoa dan Polypodiozoamerupakan cnidaria atau lebih dekat pada bilateria (hewan yang lebih kompleks).
Banyak cnidaria memangsa organisme yang berukuran dari plankton hingga binatang yang berukuran beberapa kali lebih besar dari mereka sendiri, tetapi banyak dari mereka mendapatkan nutrisi dari alga endosimbiotik, dan ada yang bersifat parasit. Banyak cnidaria yang dimangsa oleh binatang lain termasuk bintang laut, ikan dan penyu. Terumbu karang yang polipnya kaya akan alga endosimbiotik, menopang beberapa ekosistem paling produktif di dunia, dan melindungi vegetasi di daerah pasang-surut dan pada garis pantai dari arus yang kuat dan juga pasang air laut. Sementara koral terbatas hidup di air laut hangat dan dangkal, cnidaria lain hidup di laut dalam, dai lautan kutub dan di air tawar.
Fosil cnidaria telah ditemukan di bebatuan yang terbentuk 580 juta tahun lalu, dan fosil lain menunjukkan bahwa koral sudah ada tak lama sebelum 490 juta tahun lalu dan menjadi beranekaragam beberapa juta tahun kemudian. Fosil cnidaria yang tidak membuat struktur bermineral sangat jarang Ilmuwan saat ini berpikir bahwa cnidaria, ctenophora dan bilateria loebih dekat kekerabatannya dengan spons calcarea daripada dengan spons lain, dan bahwa anthozoa adalah "bibi" atau "saudara" evolusioner dari cnidaria lain, dan lebih berkerabat dekat
dengan bulateria. Analisis baru-baru ini menyimpulkan bahwa cnidaria, meskipun dianggap lebih "primitif" dari bilateria, memiliki rentang gen yang besar.
Sengat ubur-ubur membunuh beberapa ratus orang pada abad ke 20 , dan ubur-ubur kotak lah yang terutama sekali berbahaya. Di pihak lain, beberapa ubur-ubur besar dianggap sebagai makanan enak di Asia timur dan selatan. terumbu karang telah lama dianggap penting secara ekonomi sebagai tempat memancing, pelindung bangunan di pantai dari arus dan pasang air laut, dan baru-baru ini sebagai pusat wisata. Namun, mereka rentan terhadap penangkapan ikan berlebih, pertambangan material bangunan, polusi, dan kerusakan akibat pariwisata.
Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae) : Ciri-Ciri, Contoh, Reproduksi, Gambar
Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae) : Ciri-ciri, Contoh, Reproduksi,
Gambar - Angiospermae (bahasa Yunani, angieo = ‘botol’, sperma =
‘biji’). Berbeda dengan Gymnospermae, tumbuhan anggota
Angiospermae mempunyai biji yang dilindungi oleh bakal buah. Anggotanya
dapat berupa tumbuhan berkayu atau berbatang basah (herba),
mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia
terdapat pada mikrosporofil yang disebut benang sari. (Baca juga :Tumbuhan
Berbiji)
1) Kelas Monocotyledoneae (Monokotil)
Ciri umum tumbuhan monokotil adalah bijinya mempunyai satu daun lembaga
yang berfungsi untuk menyerap zat makanan dari endosperma pada saat biji
berkecambah (Gambar 1). Ciri lainnya adalah bunganya memiliki bagian-bagian
yang jumlahnya berkelipatan 3. Daunnya tunggal dan mempunyai tulang daun
sejajar atau melengkung. Tumbuhan monokotil mempunyai sistem akar serabut.
Sebagian besar berbatang basah, tetapi beberapa anggota yang lain
merupakan tumbuhan berkayu. Batang tidak bercabang, mempunyai buku-
buku dan ruas-ruas yang jelas. Batang dan akar tumbuhan monokotil
tidak berkambium, sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
2) Kelas Dycotiledoneae (Dikotil)
Tumbuhan anggota kelas dikotil mempunyai ciri-ciri umum, terutama saat biji
berkecambah, biji mempunyai dua daun lembaga yang terbelah menjadi dua
bagian (Gambar 6). Ciri lainnya adalah bagian-bagian bunga berkelipatan 2, 4,
atau 5. Daunnya tunggal atau majemuk dan mempunyai tulang daun menjari
atau menyirip. Tumbuhan dikotil mempunyai sistem akar tunggang, dapat
berupa tumbuhan semak, herba, atau pohon. Batang bercabang dengan buku-
buku dan ruas-ruas tidak jelas. Batang dan akar tumbuhan dikotil
berkambium (di antara xilem dan floem), sehingga mengalami
pertumbuhan sekunder (tumbuh membesar).
Reproduksi Angiospermae
Tumbuhan Angisopermae dapat berkembang biak secara seksual maupun
secara aseksual. Karena banyak dimanfaatkan oleh manusia, maka jenis-jenis
tumbuhan tersebut banyak dikembangkan secara aseksual oleh manusia.
Secara alami, beberapa tumbuhan sebenarnya dapat melakukan reproduksi
aseksual dengan berbagai cara seperti dengan tunas maupun secara merunduk.
Oleh manusia, reproduksi secara aseksual tersebut dilakukan dengan
menggunakan organ vegetatif, seperti akar dan batang sehingga disebut
reproduksi aseksual buatan.
Organ-organ vegetatif tumbuhan (akar, batang, dan daun) dapat ditumbuhkan
menjadi tumbuhan baru dengan beberapa cara. Stek merupakan salah satu cara
perkembangbiakan yang banyak dilakukan oleh manusia. Teknik ini dilakukan
dengan mengambil atau memotong bagian tubuh tumbuhan seperti akar,
batang, dan daun. Contohnya adalah pada tanaman ketela pohon, yaitu dengan
stek batang. Jika batang tersebut dipotong menjadi beberapa bagian kemudian
ditanam, maka masing-masing bagian tersebut akan tumbuh menjadi
tanaman ketela pohon yang baru. Selain dikembangbiakkan dengan
stek, tumbuhan Angiospermae juga dicangkok. Cangkok dilakukan
dengan menghilangkan bagian tertentu kulit batang dan getah
tumbuhannya, kemudian ditutup dengan lumut atau serat kelapa. Setelah
bagian yang dicangkok tersebut mampu membentuk akar, bagian
cangkokan tersebut dapat dipotong dan ditanam. Stek dan cangkok merupakan
cara perkembangbiakan vegetatif tradisional. Secara modern,
perbanyakan tumbuhan juga dilakukan melalui teknik rekayasa genetika,
misalnya melalui kultur jaringan dan fusi protoplas.
Nah, tentu sekarang kalian sudah semakin paham tentang reproduksi vegetatif.
Selain secara vegetatif, tumbuhan Angiospermae secara alami berkembang biak
secara seksual. Reproduksi secara seksual pada spermatophyta adalah dengan
membentuk biji, yang dihasilkan dari organ reproduksi yaitu bunga. Perhatikan
Gambar 7.40.
Reproduksi seksual pada Spermatophyta dimulai dengan penyerbukan atau
polinasi. Polinasi merupakan proses menempelnya serbuk sari (stamen) pada
kepala putik (stigma). Proses tersebut dapat terjadi dengan bantuan angin, air,
atau hewan-hewan penyerbuk (polinator). Contoh hewan polinator adalah lebah,
kupu-kupu, burung kolibri, kelelawar, dan lain-lain.
Karena proses perkawinannya yang jelas, yaitu didahului dengan polinasi,
maka Sebelum terjadi penyerbukan (polinasi), kepala sari yang telah
masak akan membuka. Selanjutnya, serbuk sari yang terdapat pada kepala sari
tersebut akan keluar atau jatuh dan menempel pada kepala putik. Bagian yang
berperan dalam fertilisasi adalah putik (stigma) dan benang sari (stamen). Putik
terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala putik, tangkai putik, dan ovulum. Sementara
itu, benang sari terdiri dari kepala sari dan tangkai sari.
Di dalam ovulum, terdapat megasporofit yang membelah menjadi empat
megaspora. Satu megaspora yang hidup membelah tiga kali berturut-turut.
Hasilnya berupa sebuah sel besar, disebut kandung lembaga muda yang
mengandung delapan inti. Di ujung ovulum terdapat sebuah lubang (mikropil),
sebagai tempat masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga.
Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua
dari tiga inti disebut sel sinergid.
Sementara itu, inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti
lainnya (antipoda) bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan
mikropil (kutub kalaza). Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub, bersatu
di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini
disebut inti kandung lembaga sekunder. Inti kandung lembaga yang telah
masak, disebut megagametofi t dan siap untuk dibuahi.
Stek Daun
Stek daun merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang
digunakan dalam budidaya tanaman hias. Bagian daun yang digunakan dapat
berupa helaian maupun ujungujungnya. Contoh stek helai daun adalah pada
tanaman Begonia sp. yang memiliki selsel regeneratif pada tulang daunnya.
Sedangkan contoh stek pucuk daun adalah pada tanaman sambang darah
(Excolcaria bicolor) dan tanaman cocor bebek (Calanchoe pinnata).