bahan porifera cnidaria

Upload: victor-thecybersmileboy

Post on 06-Mar-2016

182 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

cuma bahan

TRANSCRIPT

MORFOLOGICnidaria termasuk ke dalam hewan yang memiliki simetri radial. Hewan radial hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan bagian ventral (bawah) atau bagian oral (mulut) dan bagian aboral, tapi tidak ada bagian anterior (kepala) dan posterior (ekor).

Bentuk tubuh dasar hewan Cnidaria terdiri dari dua variasi, yaitu polip dan medusa yang secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya. Polip adalah bentuk seperti tabung yang menetap dan menempel pada substrat, seperti batu, dibagian aboral (berlawanan dengan mulut) pada tubuhnya. Pada bagian atas terdapat mulut dan anus yang menjadi satu sebagai tempat makan dan pengeluaran limbah. Organ ini dikelilingi oleh tentakel. Tentakel menghadap ke atas dan ke luar. Karena menempel pada substrat, polip bersifat pasif dalam mencari makanan dan menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa. Pada umumnya ketika berbentuk polip, Cnidaria akan bereproduksi secara aseksual. Membentuk koloni (jika progeninya tetap melekat satu sama lain) atau klon (jika terpisah progeninya). Polimorfisme terjadi di koloni dari beberapa spesies hydrozoa dan anthozoa, dimana polipnya memiliki fungsi-fungsi yang khusus seperti mencari makan, pertahanan diri, dan reproduksi aseksual. Beberapa koloni polip, yang dilengkapi dengan tentakel berfungsi untuk mengambil makanan dan sebagai alat pertahanan diri. Polip lain yang tidak bertentakel dikhususkan untuk bereproduksi dengan menghasilkan medusa kecil melalui pertunasan secara aseksual. Ukuran Cnidaria polip tidak lebih dari satu milimeter atau lebih, namun bila berbentuk koloni dapat mencapai satu meter lebih untuk diameternya. Contoh Cnidaria dalam bentuk polip adalah hydra dan anemon laut. Sedangkan medusa, berbentuk hampir sama dengan polip hanya letak mulut / anus berada di bawah. Berbeda dengan polip, medusa dapat bergerak bebas di air karena terbawa air atau proses kontraksi tubuhnya yang berbentuk seperti lonceng. Cnidaria medusa akan bereproduksi seksual menghasilkan larva yang bermetamorfosis menjadi polip. Dengan demikian, pada dasarnya polip adalah fase anak dan medusa adalah bentuk dewasa. Contoh Cnidaria dalam bentuk medusa adalah ubur ubur. Tidak semua hewan Cnidaria melewati kedua tahapan bentuk tersebut. Kebanyakan jenis Cubozoa, Hyrozoa, dan Scyphozoa yang melewati tahap polip dan medusa, sedangkan Anthozoa hanya berbentuk polip dan tidak memiliki tahap medusa. 2.3 ANATOMIHewan Cnidaria termasuk hewan diploblastik. Cnidaria menunjukkan penyusunan lapisan sel yang lebih rumit daripada porifera. Tubuh mereka memperlihatkan adanya dua lapisan yang berbeda. Oleh karena itu, mereka dinamakan hewan diplopblastik. Dua lapisan tersebut adalah epidermis atau ektodermis pada bagian luar dan gastrodermis atau endodermis di bagian luar. Lapisan tersebut dipisah oleh mesoglea, sebuah serabut non seluler bermateri seperti jeli yang tipis di beberapa kelompok seperti hydra namun cukup tebal pada ubur-ubur untuk menolongnya sehingga dapat mengapung.1. Sel-sel Pembentuk Lapisan Epidermis Epidermis terdiri dari lima tipe dasar sel, yaitu : - Sel Epitheliomuskular (sel epitel otot) yang mempunyai ciri bagian dasarnya melebar dan menempel pada mesoglea dan berisi myofibril yang kontraktil. Sel ini berfungisi sebagai pelindung tubuh dan otot longitudinal sejajar sumbu oral-aboral. - Sel Interstitial adalah dasar sel yang dapat membentuk tipe sel lain seperti sperma, sel telur atau cnidosit. Sel ini memiliki berukuran kecil, agak bulat, nukleus besar, dan terletak di antara sel epitel otot. Jadi, sel ini merupakan dasar bagi regenerasi dan perbaikan segala bagian tubuh. NEMATOSISTASalah satu karakteristik yang istimewa dari filum ini adalah tentakel tentakel dipersenjatai dengan cnidosit, sel-sel khas yang berfungsi dalam pertahanan dan penangkapan mangsa. Cnidosit mengandung cnidae. Terdapat tiga jenis utama cnidae: nematosista, spirosit, dan ptychosit. . Cnidae yang disebut nematosista adalah kapsul yang menyegat. Ada 4 tipe nematosista :1. Tipe Penetrant (stenotele)Ciri-ciri : - ukuran paling besar - tidak ada benang yang membelit transversal - mempunyai tiga duri panjang dan tiga jajaran duri-duri kecil 2. Tipe Streptoline Glutinan atau Holotrichus IsorhizaCiri-ciri : - ukuran besar dan silindris - ujung runcing tempat keluarnya benang yang dapat membelit - terdapat duri-duri kecil3. Tipe Stereoline Glutinan atau Atrichous IsorhizaCiri-ciri : - ukuran kecil dan oval - mempunyai satu benang lurus tak berduri4. Tipe Volvent atau desmonemesCiri-ciri : - ukuran paling kecil dan phyriform - menggunakan benang tebal dan halus dalam bentuk lilitan dapat membelit dengan kuat

Nematosista beserta cnidosit datang dalam 24 bentuk yang berbeda, memainkan fungsi berbeda dari klasifikasi filum ini. Cnidosit adalah sebuah sel yang mengeluarkan nematosista yang berada didalamnya. Dasar nematosista adalah kapsul terbuat dari sesuatu seperti kitin yang menggulung seperti benang. Benang ini dapat ditembakkan untuk menghadapi mangsa atau dalam beberapa kasus berguna untuk menangkis predator. Cnidosit mempunyai flagellum yang termodifikasi dinamakan cnidosil dan tanduk sebagai pemicu sensori. Jika pemicu ini disentuh benang nematosista akan dikeluarkan dengan cepat. Benang nematosista terdiri dari tiga tipe. Bagian yang sangat penting adalah benang tubular tipis dengan duri dibawahnya. meskipun mungkin ada duri dekat dasar juga. Ketika nematosista dikeluarkan, duri menembus kulit mangsa dan racun dapat disuntikkan. Ptichosit jarang ada, terdapat hanya dalam Ceriantharians, mereka tidak memiliki duri tetapi perekat dan dapat digunakan untuk melapisi tabung yang tinggal di Ceriantharians serta melibatkan mangsa. Juga Spirosit duri, mereka adalah tabung yang tertutup perekat, mereka digunakan untuk menjebak mangsa di jaring kusut benang lengket.

- Sel Kelenjar Lendir berfungsi menghasilkan lendir yang digunakan sebagai pelindung, untuk menagkap mangsa dan melekat pada substrat. - Sel Sensori (sel indera) memiliki bentuk panjang langsing dan tegak lurus epidermis. Pangkal sel indera berhubungan dengan sel saraf yang tersusun seperti jala pada epidermis dekat mesoglea. - Sel Saraf berbentuk mirip multipolar neuron. Sel ini terletak pada dasar epitel otot dan sejajar mesoglea.2. Sel-sel Pembentuk Lapisan Gastrodermis Gastrodermis terdiri dari beberapa macam sel, antara lain :- Sel Otot Pencerna (nutritive muscle cells) yang berflagela berfungsi untuk pencernaan dan sebagai otot yang berkerja tegak lurus terhadap sumbu oral-aboral, membentuk lapisan otot melingkar.- Sel Kelenjar Enzim menghasilkan enzim untuk pencernaan di dalam rongga gastrovaskuler.- Sel Kelenjar Lendir (mucus secreting cells) banyak terdapat di sekitar mulut.Kebanyakan Cnidaria juga memiliki nematosista dalam gastrodermisnya, tetapi hanya Hydra yang tidak. Pada jenis Hydra, dalam gastrodermis terdapat zoochlorella yang hidup bersimbiosis, hingga warna Hydra menjadi hijau cerah FISIOLOGI1. PergerakanGerakan pada polip biasanya terbatas, merayap atau meliuk-liuk karena menempel pada substrat. Tubuh polip seperti Hydra dapat memanjang dan memendek atau melengkung ke berbagai arah. Bila hydra dengan ukuran sekitar 8 mm mengambil air dan mengisi rongga gastrovaskulernya, tubuhnya dapat memanjang sampai 20 mm, namun pada sat air dikeluarkan, tubuh dapat memendek hingga berukuran 1 mm. Medusa dapat berenang bebas. Medusa berenang dengan jalan berdenyut, yang dihasilkan oleh otot melingkar pada tepi lonceng, dan meghasilkan getaran vertikal. Sedangkan gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali pada beberapa jenis Cubozoa. 2. Makanan dan PencernaanKebanyakan Cnidaria adalah karnivora. Jenis makanannya adalah crustacea dan ikan kecil. Cara mendapatkan makanannya adalah menggunakan tentakel biasanya dengan nematosista. Bila bahan makanan ditangkap, tentakel memindahkannya ke mulut. Kemudian makanan masuk ke dalam rongga gastrovaskular. Pencernaan dilakukan secara ekstraseluler dengan mensekresi enzim semacam tripsin untuk mencerna protein oleh sel kelenjar enzim pada gastrodermis. Makanan akan hancur menjadi partikel-partikel kecil seperti bubur dan dengan gerakan flagela diaduk secara merata. Sel otot pencerna mempunyai pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan, dan pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Hasil pencernaan didistri-busikan ke seluruh tubuh secara difusi. Cadangan makanan berupa lemak dan glikogen. Sisa makanan yang tidak terpakai dibuang melalui anus.3. Pernapasan dan eksresi

Alat pernapasan dan alat eksresinya khusus tidak ada. Proses yang terjadi adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.4. Sistem saraf

Respon saraf dalam cnidaria dikontrol oleh jaringan difusi dari antar penghubung sel saraf yang dinamakan net saraf. Dalam banyak cnidaria, net saraf didistribusikan secara melalui seluruh tubuh. Mereka tidak mempunyai otak atau struktur yang mengontrol istirahat dari net saraf. Tapi dalam bentuk medusa dari beberapa cnidaria seperti ubur ubur, beberapa dari sel saraf Net saraf memudahkan cnidaria untuk menanggapi stimuli tertentu di lingkungannya. Sebagai contoh, ketika sel di epidermis disentuh, mereka menyampaikan sebuah sinyal untuk sel saraf. Sel saraf memancarkan sinyal tersebut melalui net saraf menuju sel kontraktil, yang mana dapat menyebabkan hewan menarik kembali dari stimulus. Di cnidaria dengan net saraf sederhana, stimulus dimanapun pada tubuh menyebabkan sinyal dikirim melalui net saraf dalam sebuah petunjuk. Sinyal ini memberikan kontraksi dari seluruh tubuh.Net saraf juga mengkoordinasikan aktivitas komplek dari tubuh yang dibutuhkan untuk makan dan berjalan melewati lingkungan. Perpindahan melalui tentakel membawa mangsa ke mulut dan mendorongnya menuju rongga gastrovaskuler dikontrol oleh net saraf ketika kontraksi ritmik dari tubuh yang medusa berenang melalui air.REPRODUKSICnidaria berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi pada stadium polip dan dilakukan dengan jalan pertunasan (budding), pembelahan atau pencabikan telapak kaki. Suatu tunas terjadi dari dinding tubuh yang menonjol keluar diikuti perluasan rongga gastrovaskular, kemudian pada ujungnya terbentuk mulut dan tentakel. Reproduksi aseksual dimungkinkan terjadi karena kebanyakan Cnidaria mempunyai daya generasi yang besar. Tentakel yang putus akan diganti dengan yang baru.Reproduksi seksual umumnya terjadi pada tahap medusa. Sel telur atau sperma sebagian besar berasal dari sel interstisial yang mengelompok sehingga membentuk ovari atau testis. Bentuk, ukuran dan daur hidup jenis-jenis Cnidaria sangat beraneka ragam hingga dikelompokkan menjadi 4 kelas.PEMBAGIAN KELAS1. HydrozoaBentuk umumCiri-ciri : - hidup di laut, berukuran kecil - menempel pada substrat karang atau koral - mesoglea tidak pernah selular - gastrodermis tidak mengandung nematosista - gonad umumnya epidermalPolip : - ada yang bersifat soliter atau koloni - pada koloni, epidermis, mesoglea, dan gastrodermis bersambung-an sehingga sulit dibedakan batas antara hydrant, yaitu bagian oral yang mempunyai mulut dan tentakel, serta hydrocaulus yaitu bagian tangkai polip. - berukuran umumnya kecil-kecil, hanya setinggi beberapa sentimeter dan masing-masing polip hanya beberapa milimeter. - warna bervariasi dari putih, kesumba, jingga atau kecoklatan - epidermis dari bangsa Milleporinadan stylasterina menghailkan rangka luar dari zat kapur sehingga bagian tubuhnya tertutup lapisan kapur yang keras kecuali polipnya.Medusa : - umumnya kecil-kecil - berdiameter 0,5-6,0 cm - tepi lonceng lekuk ke dalam disebut velum - tentakel dilengkapi nematosit terdapat pada tepi lonceng, berjumlah 4 buah atau lebih - mulut terletak pada ujung manubrium di tengah subumbrella - mesoglea tebal, jernih seperti agar-agar dan merupakan bagian terbesar dari medusaSistem SarafSistem saraf pada medusa lebih tinggi daripada polip. Sel saraf pada tepi lonceng tersusun dalam dua cincin saraf, atas dan bawah. Bagian bawah berfungsi sebagai pusat gerak berdenyut. Tepi lonceng juga dilengkapi sel-sel indera dan dua macam organ indera, yaitu ocelli dan statosit. Ocellus sebagai fotoreseptor. Statosit berfungsi sebagai organ keseimbangan.Reproduksi dan Daur HidupReproduksi pada semua medusa adalah seksual. Dan kebanyakan dioecious. Telur dari sperma terbentuk dari sel interstisial epidermis dibawah kanal. Pembuahan eksternal terjadi di air laut, pembuahan internal terjadi pada permukaan manubrium atau gonad. Telur yang dibuahi menetas menjadi blastula. Lalu gastrula memanjang menjadi larva planula yang bersilia. Setelah berenang bebas beberapa jam sampai beberapa hari, larva planula menempel ada benda atau substrat dan tumbuh menjadi polip. Polip tersebut melakukan pertunasan sehingga menghasilkan polip-polip baru yang tetap menempel pada polip induk, sehingga terbentuk suatu koloni hidroid. Gonozooid secara aseksual menghasilkan beberapa bakal medusa, kemudian dilepas ke air sebagai ubur-ubur (medusa) kecil, berenang bebas untuk kemudian tumbuh menjadi dewasa. Pergiliran reproduksia seksual pada tahap medusa dan aseksual pada tahap polip yang seperti penjelasan di atas dinamakan metagenesis.

2. Anthozoa Anthozoa artinya binatang bunga. Pada umumnya tubuh berbentuk polip. Hewan ini memiliki tentakel dalam jumlah banyak, tentakel inilah yang berwarna-warni nampak seperti bunga mawar. Anthozoa sering disebut sebagai anemon laut. Diantara anggota Anthozoa ada yang dapat menghasilkan kerangka dari kapur yang keras. Kerangka inilah yang membentuk terumbu karang atau pulau karang. Polip Anthozoa berbeda dengan polip Hydrozoa, karena mulutnya berhubungan dengan pharynx (gullet, kerongkongan). Rongga gastrovaskuler terbagi oleh sekat-sekat longitudinal (septa) menjadi beberapa kamar. Gastrodermis pada sekat mengandung nematosista dan gonat. Hidup sebagai polip soliter atau koloni, dalam daur hidupnya tidak ada tahap medusa. 3. Cubozoa

Sebelum tahun 1980 Cubozoa termasuk dalam kelas Scyphozoa sebagai ordo Cubomedusae atau Carybdeida, atas dasar beberapa persamaan anatomi, fisiologi, dan daur hidupnya. Kemudian merupakan kelas tersendiri, karena dalam beberapa hal mempunyai persamaan dengan Hydrozoa. Bentuk Umum Medusa Lonceng Cubozoa adalah kotak dalam sisi horizontal. Di dalam lonceng terdapat manubrium dan mulut. Jaringan penutup yang dinamakan velarium terletak di bagian bawah lonceng. Otot dinamakan pedalia yang berlokasi pada sudut dari lonceng. Satu atau lebih tentakel terhubung pada tiap pedalium. Hal itulah yang menjadi dasar untuk membagi dua kelompok dalam Cubozoa yaitu Chirodropidae dan Carybdeidae. Carybdeidae selalu mempunyai satu tentakel tiap pedalium, sedangkan Chirodropidae mempunyai banyak tentakel yang menempel tiap pedalium. Seperti jenis Cnidaria yang lainnya, cubozoa disusun dari dua lapisan sel, ektodermis dan endodermis. Usus atau rongga perut oleh septa dan menjulurkan tentakel melalui kanal pedalium. Pada lonceng, yang terletak pada pertengahan antara pedalia, adalah empat struktur sensori yang dinamakan rhopalia. Struktur Sensori Cubozoa Jika melihat bagian dalam dari rho-paliar pada gambar di sebelah kanan ini akan terlihat bahwa Cubozoa memiliki mata. Dari gambar detail di bawah ini, akan terlihat enam titik kemerahan. Semuanya sangat sensitif terhadap cahaya. Empat titik terkecil relatif sederhana. Tetapi dua daerah yang lebih besar terdiri dari lensa, cornea, dan retina namun tidak seperti mata pada manusia. Namun masih belum jelas bagaimana gambar dapat tercipta oleh lensa diinterpretasikan oleh Cubozoa karena mereka tidak mempunyai otak. Di dalam rhopalium, terletak di bawah mata, adalah sebuah organ yang dinamakan statosit. Di dalam tiap statosit terdapat bintil keras yang disusun dari kalsium sulfat dinamakan statolit. Statolit menunjukkan lingkaran pertumbuhan sehari-hari. Statosit sangat sensitif pada orientasi dan oleh karena itu, memberikan Cubozoa rasa apakah mereka sedang bergerak naik-turun, miring atau kiri-kanan. Sel Menyengat Cubozoa Seperti halnya jenis Cnidaria yang lain, Cubozoa dilengkapi dengan nematosista, sel yang yang menembakkan duri dan trasfer venom. Seperti gambar di sebelah kanan duri digulung dalam sebuah kapsul. Ketika nematosista menyentuh sesuatu yang mungkin mangsa atau predator, duri terurai dan menembakkan dari kapsul sepanjang venom. Larva dan Polip Cubozoa Tahap ini tidak terlalu diketahui dari Cubozoa. Faktanya hingga tahun 1870 bahwa siklus hidup Cubozoa masih diteliti. Larva Cnidarian dinamakan planula. Planula Cubozoa berbentuk pir mempunyai titik pigmen yang sensitif terhadap cahaya dan berenang selama beberapa hari menggunakan silia. Setelah planula lalu tumbuh menjadi polip. Polip Cubozoa dapat merangkak seperti cacing. Bentuknya secara relatif sederhana. Tahap itu mempunyai mulut dikelilingi oleh 24 tentakel. Polip tidak benar-benar menyarupai polip scyphozoa. Perbedaan ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan evolusi dengan scyphozoa.4. ScypozoaCiri-ciri :Medusa : - merupakan ubur-ubur sejati - berukuran relatif lebih besar dengan diameter antara 2-40 cm atau lebih, bahkan pada Cyanea capillata sampai 2 m. - berwarna menarik seperti jingga, kesumba atau kecoklatan - terdapat di semua lautan dari Laut Artik sampai laut tropis - bentuk pipih seperti piring sampai membulat seperti helm - tepi lonceng berlekuk-lekuk - manubrium bercabang 4 dan memanjang menjadi 4 buah oral arm untuk menangkap mangsa. - tidak mempunyai velum - jumlah tentakel 4 atau lebihPencernaanSistem saluran gastrovaskular terdiri atas mulut, manubrium, perut pusat yang bercabang membentuk empat kantung perut, masing-masing dibatasi sekatan yang disebut septum.Sistem SarafSistem saraf tersusun seperti jala dan sinaptik. Cicin saraf hanya dimikliki oleh bangsa Coronnatae, sedang pada jenis lain gerak berdenyut dikendalikan oleh pusat saraf tepi lonceng, berjumlah empat sampai enam belas. Pusat saraf terletak dalam rhopalium yamg berbentuk seperti benjolan kecil 2.4 EkologiKebanyakan Cnidaria bentuk polip memerlukan substrat padat untuk tempat menempel, meskipun beberapa bersembunyi dalam sedimen lembut dan memperpanjang mahkota tentakelnya di permukaan laut. Polip berlimpah di perairan dangkal tetapi anemon laut hidup daerah laut dalam. Medusa mempertahankan hidupnya di dalam air dan terbawa oleh arus. Beberapa jenis seperti Hydomedusae dan scyphomedusae hidup di permukaan air, umunya di teluk dan sepanjang pantai, sedangkan yang lainnya berlimpah di laut terbuka .Cnidaria tidak lepas dari predator yang akan memangsanya. Hydroid menjadi korban gigitan nudibranch melalui kerangka chitiusnya. Mahkota dari duri bintang laut, Acanthaster planci, melepaskan enzim pencernaan dan kemudian menyerap jaringan cairnya. Kupu-kupu dan ikan yang makan karang menjadi kebal terhadap efek nematosista dan juga kura-kura yang memakan pelagis scyphomedusae. Untuk menghadapi ancaman seperti ini, banyak kjenis Cnidaria telah berevolusi dengan memiliki pertahanan kimia yang unik sehingga secara efektif mencegah predator untuk memangsanya. Cnidarians masuk ke dalam kompleks asosiasi dengan berbagai organisme lain, termasuk uniseluler ganggang, ikan, dan udang-udangan. Banyak dari hubungan ini, seperti yang dengan zooxantheallae dan zoochlorellae, adalah simbiosis mutualisme yaitu, hubungan yang saling menguntungkan antar kedua pasangan. Banyak Cnidaria terutama Anthozoa yang menggantungkan diri pada zooxantheallae simbiosis dari jenis Dinoflagellates dalam jaringan untuk bertahan hidup. Beberapa Cnidaria benar-benar tergantung pada zooxantheallae, lainnya menangkap mangsa dan juga menambah nutrisi atau makanannya pada zooxantheallae. Banyak karang sangat tergantung pada zooxanthella tidak dapat hidup dalam kegelapan yang berkepanjangan, itulah sebabnya terumbu karang hanya berkembang di dangkal, perairan yang banyak menerima cahaya. Contohnya adalah koral scleractinian. Koral scleractinian menerima nutrien dan sumber energi dalam dua cara. Mereka menggunakan cara tradisional menagkap organisme plankton kecil dengan nematosista yang berada di tentakel dan bersimbiosis dengan algae bersel satu bernama zooxantheallae. Zooxantheallae merupakan mikroalgae autropik yang termasuk dalam filum Dinoflagellates. Zooxantheallae hidup bersimbiosis dalam jaringan polip koral dan memberikan koral produksi nutrisi melalui aktifitas fotosintesisnya. Aktifitas ini memiliki manfaat bagi koral dengan melepaskan senyawa karbon untuk meningkatkan kalsifikasi. Sedangkan polip koral juga memberi keuntungan bagi zooxantheallae dengan memberikan proteksi lingkungan agar dapat hidup didalamnya dan menyediakan karbondioksida dari hasil respirasi Cnidaria untuk proses fotosintesisnya. Bagian tubuh koral yang berwarna cantik sebenarnya bukan berasal dari jaringan pada koral tetapi merupakan hasil dari simbiosis zooxantheallae yang hidup pada jaringan mereka.Salah satu simbiosis mutualisme lainnya adalah 10 jenis anemone tropis dengan 26 jenis ikan anemon (ikan badut). Ikan ini hidup di dalam perlidungan tentakel anemon, tempat yang dijadikan perlindungan ketika pemangsa mengancam. Ikan anemon dapat kebal terhadap sengatan nematosista karena terdapat lapisan lendir yang menutupi tubuh mereka. Tanpa itu, mungkin ikan tersebut akan tersengat sampai mati dan dimakan oleh anemon. Sedangkan ikan anemon mengusir pergi ikan-ikan lain yang akan memangsa anemon.III. PERAN / MANFAAT1. Koral atau karang lautKoral dari kelas Anthozoa berfungsi sebagai komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Seperti yang telah kita ketahui terumbu karang memainkan peran penting dalam kehidupan di lautan. Banyak makhluk hidup yang tergantung padanya. Contoh : berbagai jenis ikan, ganggang dan hewan laut lainnya yang memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat hidupnya. Selain itu, keindahan terumbu karang dapat dijadikan objek wisata yang menghasilkan devisa bagi negara. Karang di pantai juga dapat menahan ombak untuk mencegah pengikiksan pantai.2. Beberapa jenis Cnidaria diperjualbelikan sebagai hewan hias untuk akuarium laut hingga diekspor ke Singapura, Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Beberapa Jenis-jenis Cnidaria tersebut adalah : - Actinaria Equima, ordo Actinaria, diameter 4-8 cm, merah tua. - Anemonia sulcata, ordo Actinaria, putih ungu. - Bunodactis verrucosa, ordo Actinaria, diameter 6-7 cm, putih merah. - Rediantus malu ordo Actinaria, anemone biru. - Stoichantis keutiordo Actinaria, putih, kesumba, coklat. - Corallium rubnum, ordo Gorgonacea, red coral. - Fungia actiniformis, ordo Madreporaria, karang piring. - Alcyonium palmatum, ordo Alcyonacea, karang oranye.3. Untuk dikomsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin, contohnya adalah jenis Scyopozoa yang tidak beracun yaitu Rhopilema Esculata, Rhizostoma Octopus dan Pelagia Noctiluca. Ubur-ubur asin tersebut diekspor ke Jepang, Taiwan, Malaisya dan Singapura. Pengawet ubur-ubur asin ialah garam dan tawas. Ubur-ubur asin dimakan sebagai campuran rujak / asinan, salad, mie, acar dan gulai.4. Kerangka koral digunakan sebagai material bangunan untuk membuat semen5. Kerangka Cnidaria juga dibuat sebagai perhiasan. Warna pink yang dikenal seba-gai koral adalah corak warna kerangka dari jenis hydrokoral. Hydrokoral lainnya mempunyai kerangka keunguan dan mereka paling diinginkan dan dapat dijual dengan harga tinggi. Beberapa jenis seperti cambuk laut dan karang hitam dipotong atau dibengkokkan menjadi manik-manik dan gelang. http://nerevars.blogspot.com/2010_05_01_archive.htmlDitulis oleh Diagoblog on Senin, 17 Mei 2010 Kategori: Bahankuliah, Cnidaria, Zoology / Comments: (0) Galang SyahyaFMIPA UNJBiologi

Mengenal Phylum Coelenterata(Cnidaria)Filed under: Klasifikasi gurungeblog @ 8:26 am Tags: ciri, habitat, Phylum Coelenterata, struktur tubuh

coelenterataKarang yang ada di pantai tebentuk dari kerangka luar tubuh salah satu jenis coelenterata.Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.Ciri tubuhCiri tubuh Coelenterata meliputi ukurang, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.Ukuran dan bentuk tubuhUkuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh lengan-lengan (tentakel).Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.Struktur dan fungsi tubuhCoelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanankarena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).Cara hidupCoelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.ReproduksiReproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.KlasifikasiCoelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-phylum-coelenterata-cnidaria/

CnidariaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa?CnidariaRentang fosil: Ediakara - Sekarang

Jelatang laut, Chrysaora quinquecirrha

Klasifikasi ilmiah

Domain:Eukaryota

Kerajaan:Animalia

Filum:CnidariaHatschek, 1888

Kelas

Hydrozoa (Hydrozoa) Scyphozoa (Scyphozoa) ubur-ubur Cubozoa (Cubozoa) ubur-ubur kotak Staurozoa (Staurozoa) ubur-ubur berjalan Anthozoa (Anthozoa) koral dan anemon

Wikispecies mempunyai informasi mengenai Cnidaria

Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Kemampuan menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka.Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh mereka terdiri atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai satu lubang jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut manus serta rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas. Banyak cnidaria memproduksi koloni yang meruapakan organisme tunggal terdiri atas zooid mirip medusa atau mirip polip atau keduanya. Kegiatan cnidaria dikoordinasikan oleh jaring-jaring saraf tak terpusat serta reseptor sederhana. Beberapa Cubozoa dan Scyphozoa yang berenang bebas memiliki indera penyeimbang statokista dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera kompleks yang dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang sederhana. Semua cnidaria berkembangbiak secara seksual. Banyak cnidaria memiliki daur hidup yang rumit dengan tingkat perkembangan polip aseksual dan medusa seksual, namun beberapa tidak memiliki polip atau tidak memiliki medusa.Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora dalam filum Coelenterata, akan tetapi setelah lebih disadari perbedaan mereka menyebabkan mereka ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama: Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon laut, koral, dan pena laut; serta Scyphozoa (ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa yang ketiganya perenang, kelompok beranekaragam yang termasuk cnidaria air tawar dan juga cnidaria laut, dan memiliki baik anggota yang sesil seperti Hydra dan perenang berkoloni seperti ubur-ubur kapal perang portugis. Staurozoa baru-baru ini diakui sebagai satu kelas tersendiri dan bukan bagian kelompok Scyphozoa, dan ada perdebatan tentang apakah Myxozoa dan Polypodiozoa merupakan cnidaria atau lebih dekat pada bilateria (hewan yang lebih kompleks).Banyak cnidaria memangsa organisme yang berukuran dari plankton hingga binatang yang berukuran beberapa kali lebih besar dari mereka sendiri, tetapi banyak dari mereka mendapatkan nutrisi dari alga endosimbiotik, dan ada yang bersifat parasit. Banyak cnidaria yang dimangsa oleh binatang lain termasuk bintang laut, ikan dan penyu. Terumbu karang yang polipnya kaya akan alga endosimbiotik, menopang beberapa ekosistem paling produktif di dunia, dan melindungi vegetasi di daerah pasang-surut dan pada garis pantai dari arus yang kuat dan juga pasang air laut. Sementara koral terbatas hidup di air laut hangat dan dangkal, cnidaria lain hidup di laut dalam, dai lautan kutub dan di air tawar.Fosil cnidaria telah ditemukan di bebatuan yang terbentuk 580 juta tahun lalu, dan fosil lain menunjukkan bahwa koral sudah ada tak lama sebelum 490 juta tahun lalu dan menjadi beranekaragam beberapa juta tahun kemudian. Fosil cnidaria yang tidak membuat struktur bermineral sangat jarang Ilmuwan saat ini berpikir bahwa cnidaria, ctenophora dan bilateria loebih dekat kekerabatannya dengan spons calcarea daripada dengan spons lain, dan bahwa anthozoa adalah "bibi" atau "saudara" evolusioner dari cnidaria lain, dan lebih berkerabat dekat dengan bulateria. Analisis baru-baru ini menyimpulkan bahwa cnidaria, meskipun dianggap lebih "primitif" dari bilateria, memiliki rentang gen yang besar.Sengat ubur-ubur membunuh beberapa ratus orang pada abad ke 20 , dan ubur-ubur kotak lah yang terutama sekali berbahaya. Di pihak lain, beberapa ubur-ubur besar dianggap sebagai makanan enak di Asia timur dan selatan. terumbu karang telah lama dianggap penting secara ekonomi sebagai tempat memancing, pelindung bangunan di pantai dari arus dan pasang air laut, dan baru-baru ini sebagai pusat wisata. Namun, mereka rentan terhadap penangkapan ikan berlebih, pertambangan material bangunan, polusi, dan kerusakan akibat pariwisata.Ciri-ciri khasInformasi lanjutan: Spons,Ctenophora,danBilateriaCnidaria membentuk filum hewan yang lebih komplels daripada spons, hampir sekompleks ctenophora (ubur-ubur sisir), dan kurang kompleks dibanding bilateria, yang termasuk hampir semua hewan lain. Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora lebih kompleks daripada spons karena mereka memiliki: sel-sel yang diikat oleh penghubung antar-sel dan membran dasar yang mirip karpet; otot; sistem saraf, dan beberapa mempunyai organ pengindera. Cnidaria berbeda dari binatang lain karena memiliki knidosit yang menembak seperti harpun dan digunakan terutama untuk menangkap mangsa dan tambatan pada beberapa spesies.[1]Seperti spons dan ctenophora, cnidaria mempunyai dua lapisan sel utama yang mengapit lapisan tengah yang mirip jeli yang disebut mesoglea pada cnidaria; hewan yang lebih kompleks memiliki tiga lapisan sel utama dan tidak ada lapisan perantara mirip jeli. Oleh karena itu, cnidaria dan ctenophora disebut sebagai diploblastik secara tradisional, bersama dengan spons.[1][2] Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora memiliki tipe otot yang, pada hewan yang lebih kompleks, berasal dari lapisan sel tengah.[3] Sebagai hasilnya beberapa buku teks baru-baru ini mengklasifikasikan ctenophora sebagai triploblastik,[4] dan diperkirakan bahwa cnidaria berevolusi dari moyang yang triploblastik.[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria

PoriferaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa?Poraminifera

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:Animalia

Filum:PoriferaGrant in Todd, 1836

Kelas

Archaeocyathida Calcarea (Calcarea) Hexactinellida (Hexactinellida) Demospongiae (Demospongiae) Sclerospongiae (Sclerospongiae)

Wikispecies mempunyai informasi mengenai Porifera

Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.Ciri-ciri morfologinya antara lain: tubuhnya berpori (ostium) multiseluler tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial. berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan warnanya bervariasi tidak berpindah tempat (sesil)Ciri-ciri anatominya antara lain: memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebositPorifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.Spons adalah hewan dari filum Porifera (/ prfr /; yang berarti "pembawa pori"). Tubuh mereka terdiri dari jelly- seperti mesohyl terjepit di antara dua lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel terspesialisasi yang dapat berubah menjadi sel-sel khusus, spons yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel utama dan mesohyl dalam proses. Spons tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka yang diadaptasi untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air. Semua sessile air hewan dan, meskipun ada spesies air tawar, yang sebagian besar adalah laut (air garam) spesies, mulai dari zona pasang surut sampai kedalaman lebih dari 8.800 meter (5,5 mi). Sementara sebagian besar sekitar 5,000-10,000 dikenal spesies memakan bakteri dan partikel makanan lainnya di air, beberapa host photosynthesizing mikro-organisme sebagai endosymbionts dan aliansi ini sering menghasilkan lebih banyak makanan dan oksigen dari yang mereka konsumsi. Beberapa jenis spons yang hidup di lingkungan makanan miskin telah menjadi karnivora yang memangsa terutama pada krustasea kecil. [1] Sebagian besar spesies menggunakan reproduksi seksual, melepaskan sperma sel ke dalam air untuk membuahi ovum bahwa di beberapa spesies dilepaskan dan orang lain yang ditahan oleh "Ibu". Telur yang dibuahi membentuk larva yang berenang di lepas mencari tempat untuk menetap. Spons dikenal regenerasi dari fragmen yang putus, meskipun ini bekerja hanya jika potongan-potongan termasuk jenis yang tepat sel. Sebuah beberapa spesies berkembang biak dengan tunas. Ketika kondisi memburuk, misalnya sebagai drop suhu, banyak spesies air tawar dan laut yang menghasilkan beberapa gemmules, "kelangsungan hidup polong" sel terspesialisasi yang tetap terbengkalai sampai kondisi meningkatkan dan kemudian bentuk yang sama sekali baru atau spons recolonize kerangka orang tua mereka. Para mesohyl berfungsi sebagai endoskeleton dalam spons kebanyakan, dan merupakan kerangka hanya dalam spons lembut yang menatah permukaan keras seperti batu. Lebih umum, yang mesohyl yang kaku oleh spikula mineral, oleh serat spongin atau keduanya. Demosponges menggunakan spongin, dan dalam banyak spesies, silika spikula dan pada beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons. Demosponges merupakan sekitar 90% dari seluruh spons diketahui spesies, termasuk semua yang air tawar, dan memiliki jangkauan terluas habitat. Berkapur spons, yang telah spikula kalsium karbonat dan, dalam beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons, dibatasi untuk relatif dangkal perairan laut di mana produksi kalsium karbonat termudah. The spons kaca rapuh, dengan "perancah" dari spikula silika, dibatasi untuk daerah kutub dan kedalaman laut di mana pemangsa langka. Fosil dari semua jenis telah ditemukan di batuan tanggal dari 580 juta tahun yang lalu. Selain Archaeocyathids, yang fosil yang umum di batuan dari 530-490000000 tahun yang lalu, kini dianggap sebagai tipe spons. kerabat terdekat The sponge's bersel tunggal diperkirakan menjadi Choanoflagellatea, yang sangat menyerupai sel spons gunakan untuk drive sistem aliran air dan menangkap sebagian besar makanan mereka. Spons umumnya disepakati, juga, untuk tidak membentuk kelompok monofiletik, dengan kata lain melakukan tidak mencakup semua dan hanya keturunan yang umum nenek moyang, karena Eumetazoa (hewan yang lebih kompleks) adalah dianggap keturunan subkelompok dari spons. Namun yang pasti kelompok spons terdekat untuk Eumetazoa, baik sebagai spons gampingan dan subkelompok dari demosponges disebut Homoscleromorpha telah dinominasikan oleh para peneliti yang berbeda. Selain itu, sebuah studi pada tahun 2008 menyarankan hewan paling awal mungkin telah mirip dengan ubur-ubur sisir modern. Beberapa spesies demosponge yang telah sepenuhnya lembut kerangka berserat tanpa elemen keras telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun untuk beberapa tujuan, termasuk sebagai padding dan sebagai alat pembersih. Pada tahun 1950-an, walaupun, ini telah ditangkap berlebih begitu berat bahwa industri hampir runtuh, dan sebagian besar spons seperti bahan sekarang sintetis. Spons dan mikroskopis mereka endosymbionts kini sedang diteliti mungkin sumber obat untuk mengobati berbagai penyakit. Lumba-lumba telah diamati menggunakan spons sebagai alat saat mencari makan.[sunting] ReproduksiPorifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.[sunting] Peran Porifera dalam kehidupanBeberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera 19 aug 2011

November 10, 2008Mengenal Seluk Beluk PhylumPoriferaFiled under: Klasifikasi gurungeblog @ 7:41 am Tags: ciri tubuh, habitat, manfaat, Porifera, ukuran dan bentukporiferaPorifera dalam bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa.Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana.Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehinggaporifera disebut juga sebagai hewan spons.Ciri TubuhCiri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh.Ukuran dan bentukUkuran porifera sangat beragam.Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras,sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial.Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan.Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat,dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.Struktur dan fungsi tubuh

struktur tubuh-poriferaTubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit.Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh.Spongosol dilapisi oleh sel berleher yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit.Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol.Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum.Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.Cara hidup dan HabitatPorifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.ReproduksiPorifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.Klasifikasi poriferaBerdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).Hexactinellida (Hyalospongiae)Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.DemospongiaeDemospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin.Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera.Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.

Calcarea (Calcisspongiae)Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid.Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoidPeran Porifera dalam Kehidupan ManusiaBeberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-phylum-porifera/

Montipora digitata

Family : AcroporidaeGenus : MontiporaSpesies : Montipora digitataKedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri : Koloninya digitata atau arborescent dengan cabang menghadap keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal. Koenesteum halus.Warna : Krem muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau biruKemiripan : M. samarensis.Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Madagaskar, Solomon, Tanzania dan Australia.Habitat : Lingkungan karang yang dangkal.http://tkarang.blogspot.com/2003/08/montipora-digitata.html

17. Montipora digitataFamily : AcroporidaeGenus : MontiporaSpesies : Montipora digitataKedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri : Koloninya digitata atau arborescent dengan cabang menghadap keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal. Koenesteum halus.Warna : Krem muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau biruKemiripan : M. samarensis.Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Madagaskar, Solomon, Tanzania dan Australia.Habitat : Lingkungan karang yang dangkal.http://www.facebook.com/topic.php?uid=277345702538&topic=13898

Family : Acroporidae Genus : Montipora Spesies : Montipora digitata Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter. Ciri-ciri : Koloninya digitata atau arborescent dengan cabang menghadap keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal. Koenesteum halus. Warna : Krem muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau biru Kemiripan : M. samarensis. Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Madagaskar, Solomon, Tanzania dan Australia. Habitat : Lingkungan karang yang dangkal. Diposkan oleh terumbukarang di 23:03 0 komentar Label: Acroporidae Montipora danae Family : Acroporidae Genus : Montipora Spesies : Montipora danae Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter. Ciri-ciri : Koloni berbentuk plat yang menyerupai kubah. Koralit kecil. Warna : Coklat muda. Polip berwarna terang. Kemiripan : M. verrucosa, M. verruculosus, dan M. palawanensis. Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep. Ryukyu-Jepang, Madagaskar, Tanzania, Solomon dan Australia. Habitat : Lereng karang bagian atas dan lagun.Family : AcroporidaeGenus : MontiporaSpesies : Montipora digitataKedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri : Koloninya digitata atau arborescent dengan cabang menghadap keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal. Koenesteum halus.Warna : Krem muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau biruKemiripan : M. samarensis.Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Madagaskar, Solomon, Tanzania dan Australia.Habitat : Lingkungan karang yang dangkal.

http://kurniatriyuli.wordpress.com/2010/07/31/montipora-digitata-family-acroporidae-genus-montipora-spesies-montipora-digitata-kedalaman-dijumpai-pada-kedalaman-3-15-meter-ciri-ciri-koloninya-digitata-atau-arborescent-dengan-cabang/

sponge

Obelia

POLIP Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang memben-tuk koloni. Melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas, sehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat Tubuh atas membesar Di dalam tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk berperan untuk menangkap mangsa. Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata, karena bisa melakukan fragmentasi pemutusun bagian dari tubuhnya itu untuk membentuk individu baruSejumlah spesies cnidaria memiliki bentuk tubuh menyerupai vas atau tabung. Tipe tubuh ini disebut polip. Bagi beberapa spesies polip merupakan salah satu tahap dalam hidupnya; bagi yang lain polip adalah bentuk tubuh dewasa. Gambar 3 menunjukkan diagram polip sederhana. Perhatikan ujung proksimalnya yang menempel. Mulut dikelilingi oleh tentakel dan merupakan ujung distal hewan ini.Rongga gastrovaskuler, dimana pencernaan terjadi, adalah tampilan unik hewan dalam filum ini. Enzim disekresikan kedalam rongga ini, dimana makanan dicerna sebagian secara ekstraseluler (diluar sel). Molekul makanan yang dicerna sebagian ini lalu ditelan oleh sel yang berbaris di rongga; sel ini melengkapi proses pencernaan secara intrasel (di dalam sel). Secara evolusi, metode pencernaan cnidaria adalah petunjuk peningkatan spesialisasi jaringan dan organ tubuh untuk pencernaan. Partikel yang tidak dapat dicerna dibuang lewat mulut yang sekaligus sebagai anus.