cic hukum islam (sari kuliah)

26
HUKUM ISLAM Dosen: 1. Prof. Otje Salman, S.H. 2. Ali Abdurachman, S.H., MH. MATERI PERKULIAHAN Meliputi: 1. Pengertian: Syari'ah, Fikih, Hukum Islam. 2. Karakteristik Hukum Islam 3. Sumber Hukum Islam 4. Perkembangan Hukum Islam 5. Hukum Islam dan permasalahan aktualnya. PENGERTIAN Secara etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab Salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama, yang berarti memelihara diri dalam keadaan selamat sentosa. Pokok-pokok ajaran Islam meliputi: 1. Akidah, 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya, 3. Iman kepada Kitab-kilab-Nya, 4. Iman kepada Nabi dan Rasul-Nya, 5. Iman kepada Qodho dan Qodar-Nya. 2. Syari'ah, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Hukum Islam 1

Upload: elfanoeneilmy

Post on 26-Jul-2015

221 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

HUKUM ISLAM

Dosen:

1. Prof. Otje Salman, S.H.

2. Ali Abdurachman, S.H., MH.

MATERI PERKULIAHAN

Meliputi:

1. Pengertian: Syari'ah, Fikih, Hukum Islam.

2. Karakteristik Hukum Islam

3. Sumber Hukum Islam

4. Perkembangan Hukum Islam

5. Hukum Islam dan permasalahan aktualnya.

PENGERTIAN

Secara etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab Salima yang

berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama, yang berarti

memelihara diri dalam keadaan selamat sentosa.

Pokok-pokok ajaran Islam meliputi:

1. Akidah,

1. Iman kepada Allah,

2. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya,

3. Iman kepada Kitab-kilab-Nya,

4. Iman kepada Nabi dan Rasul-Nya,

5. Iman kepada Qodho dan Qodar-Nya.

2. Syari'ah,

a. Ibadah (dalam arti sempit),

1. Thaharah,

2. Shalat,

3. Zakat,

4. Shaum,

5. Haji.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

1

Page 2: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

b. Muamalah (ibadah daiam arti luas),

1. Muamalah dalam arti khas: perdata,

a. Muamalah : Hukum Dagang,

b. Muamalah : Munakahat: Hukum Perkawinan

c. Muamalah : waratsah: Hukum Waris (faraidh),

d. Muamalah : Hukum Wakaf

2. Al-Qanunul'am (hukum publik),

a. Jinayah : Hukum Pidana,

b. Khilafah : kepemerintahan,

c. Jihad : perjuangan (dalam arti sempit: perang),

d. Siyasah : Politik.

3. Akhlak,

a. Akhlak makhluk terhadap Khalik,

b. Akhlak makhluk terhadap makhluk,

1. Akhlak terhadap manusia,

a.terhadap diri sendiri,

b. terhadap keluarga,

c.terhadap tetangga,

d. terhadap masyarakat luas.

2. Akhlak terhadap selain manusia,

a.terhadap flora (dunia tumbuhan),

b. terhadap fauna (dunia binatang);

c.terhadap natura (batu-batuan),

d. terhadap makhluk lainnya.

Islam harus diartikan secara kaffah, yaitu secara bulat, tidak boleh dikurangi atau

dilebihi.

Teori kontribusi dari Aristoteles: bahwa manusia adalah bagian dari alam dan

manusia adalah majikan bagi alam.

Hegel: bahwa hukum merupakan pencerminan dari roh.

Imanuel Kant: bahwa hukum merupakan pencerminan akan murni.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

2

Page 3: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

Syari'ah

Secara bahasa (etimologis), syari'ah berarti jalan.

Secara istilah (terminologis), syari'ah adalah sebagai nama bagi hukum yang

ditetapkan Allah untuk para hamba-Nya, dengan perantara Rasulullah, supaya

para hamba melaksanakannya dengan dasar iman, baik hukum itu mengenai

amaliyah lahiriah maupun yang mengenai akhlak dan akidah, kepercayaan yang

bersifat batiniah.

Ruang lingkup hukum Syari'ah:

1. Ibadah,

a. Mahdhah (ibadah dalam arti sempit-ritual),

- Thaharah,

- Shalat,

- Zakat,

- Puasa,

- Haji,

- Udhiyah (tata menyembelih hcwan),

- Aqiqah (potong kambing untuk anak yang baru lahir).

- Wakaf (dari segi maksud). Dll.

b. Ghoer Mahdhah (ibadah dalam arti umum - sosial).

2. Muamalah,

A. Al Qonunul'am (hukum publik).

1. Jinayah (Hukum Pidana),

a. asas Hukum Pidana Islam.

- Pengertian jariah.

- Macam-macam Jariah,

- Unsur-unsur jariah,

- Pembagiannya,

- Prinsip tidak berlaku surut,

- Sumber-sumber hukumnya.

- Pcnafsiran,

- Teori kasualitas,

- Pertanggungjawaban

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

3

Page 4: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

- Pengulangan,

- Hapusnya hukuman, dll.

b. Unsur dan bentuk,

- Huhud,

- Qishas,

- Diat dan Ta'jir, dll

2. Aqdiyah (Hukum Acara),

- Hakim dan syarat- syaratnya,

- Putusan yang dijatuhkan.

- Hak yang dilanggar,

- Penggugat (perdata dan pidana),

- Pembuktian,

- pengakuan, saksi, keterangan. dll.

- Keputusan hukum yang muttabi'

- Keputusan yang adil.

3. Siyasah (Politik),

- Dusturiyah (hubungan masyarakat/rakyat dan pemerintah),

- Maliyah (Sistem perekonomian).

- Dauliyah (hubungan internasional/Pidana-perdata)

B. Al Qonunul khas (hukum privat),

1. Al Akhwalus Syahsiyah (Hukum Keluarga),

- Hukum Nikah.

- Hukum Waris,

- Hukum Hibah

- Hukum Wasiat.

- Hukum Wakaf (kcluarga)

2. Maliyah (Muamalah dalam sempit)

- Hukum mengupah orang lain untuk menemukan barang (ji'alah).

- Hukum membuka tanah baru (ihya almawat),

- Hukum barang temuan (luqathah).

- Hukum jual beli

- Hukum salam

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

4

Page 5: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

- Hukum gadai (ar horn)

- Hukum kepailitan (taflis)

- Hukum pengampunan (hajru),

- Hukum perdamaian (asulhu),

- Hukum pemindahan utang (alhiwalah),

- Hukum perseroan (syirkah),

- Hukum perwakilan (wakilah wakalah),

- Hukum titipan (wadhi’ah),

- Hukum pinjam meminjam (arriyah),

- Hukum merampas barang orang/merampok (ghasab),

- Hukum membeli paksa (syuf’ah),

- Hukum bagi untung (qiradh),

- Hukum penggarapan tanah (muzaroah),

- Hukum sewa menyewa (ijaroah).

Secara umum syari'ah tcrbagi dalam dua katcgori:

1) Peraturan-peraturan yang menyangkut hubungan langsung dengan Tuhan yang

disebut kaidah Ubudiyah (ibadah dalam arti khas). Berisi bentuk materi hukum

yang bersifat baku.

2) Peraturan-pcraturan yang menyangkut hubungan dengan manusia yang disebut

muamalah (ibadah dalam arti luas). Berisi bentuk materi hukum yang bersifat

umum dan fleksibel.

Syari'ah adalah peraturan-peraturan yang terdapat di dalam Al-Quran dan Sunnah

yang tegas dan jelas dan tidak dapat diragukan lagi.

Syari’ah adalah sekumpulan aturan yang dibawa Rasulullah yang merupakan

wahyu Allah, karena itu sifatya abadi tidak berubah.

Fikih

Secara etimologis, fikih berarti paham atau tahu.

Secara terminologis, fikih berarti mengetahui hukum-hukum syara’

yang amaliah (mengenai) perbuatan, perilaku, dengan melalui dalil-dalilnya yang

terperinci.

Fikih adalah penafsiran manusia terhadap syari'ah.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

5

Page 6: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

Fikih adalah hasil pikiran manusia dalam menganalisis wahyu Allah dan

sabda Rasul.

Fikih merupakan salah satu cara untuk mengamalkan syari'ah, dimana

sifatnya tidak tetap/tidak sempurna.

Ushul Fiqh adalah dasar-dasar atau sendi-sendi yang karenanya

dibangun fikih Islam.

Khilafiah adalah perbedaan diantara para ulama yaitu berkaitan dengan

hal-hal yang praktis dalam masalah fikih, misal:

- Mengenai masa iddah (yaitu masa setelah 3x quru); Terhadap pengertian 3x

quru ada yang berpendapat yaitu 3x suci, ada juga yang berpendapat 3x haid.

- Mengenai batalnya wudlu akibat lamastuinunisa (menyentuh wanita): Menurut

Imam Syafi'i: benar-bcnar menyentuh wanita. Menurut Imam Hanan:

bersetubuh dengan wanita.

- Mengenai wali dalam pernikahan: Dimana pernikahan tidak sah jika tidak ada

wali (Imam Syafi'i), sedangkan mcnurut Imam Hanafi bahwa tidak dengan wali

pun adalah sah. Mengenai anjing sebagai hewan yang haram untuk dimakan:

Menurut Imam Syafi'i: “anjing itu haram karena ada najis besar padanya”.

Menurut Imam Hanafi: “karena tidak disebutkan dalam Al-Quran, maka jangan

sampai diharamkan, paling tidak makruh”. Menurut Imam Maliki: “karena

tidak disebut dalam Al-Quran maka terserah kita (mubah)”.

- Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih: Ada yang berpendapat 11 rakaat, 23

rakaat, ada juga yang berpendapat 69 rakaat.

- Mengenai menikahi yang hamil di luar nikah: Menurut Imam Syafi'i:

“kawinkan saja untuk menjaga aib keluarga”. Menurut Imam Hambali: “haram,

baru boleh nikah setelah ia melahirkan, karena ini akan menuju kepada

masalah perkawinan dan waris”.

Hukum Islam

Hukum Islam adalah seperangkat sistem peraturan yang ditetapkan Allah sebagai

pegangan bagi manusia, baik hubungan dengan Allah (hablum minallah) maupun

hubungan dengan sesama manusia (hablum ninannas).

Hukum Islam mengandung 3 pengertian:

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

6

Page 7: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

1. Hukum taklifi, yaitu hukum-hukum yang mengandung tuntutan baik perintah

maupun larangan, misal: shalat, zakat. dsb.

Yang termasuk kategori ini adalah wajib dan haram.

2. Hukum takhyiri, yaitu hukum-hukum pilihan untuk mcngerjakan atau

meninggalkannya, misal; puasa sunnah, shalat sunnah, dsb.

Yang termasuk kategori ini adalah sunnah, mubah dan makruh.

3. Hukum wad'hi, yaitu hukum yang menjadikan sebab akibat atau syarat, atau

penghalang terhadap pekerjaan, misal: puasa wajib bagi wanita yang sedang

haid adalah menjadi tidak wajib, shalat dengan cara duduk bagi yang sakit, dsb.

Hukum positif buatan manusia yang mendasari Hukum Islam diantaranya:

1. Pancasila Sila I,

2. Undang-undang Dasar 1945 pasal 29.

3. Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Berkaitan dengan

sistem Hukum Islam karena UU ini mengandung 3 sistem hukum, yaitu:

a. Hukum Adat,

b. Hukum Barat,

c. Hukum Islam.

4. Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama, Yaitu bahwa

Pengadilan Agama diperuntukkan secara khusus bagi mereka yang beragama

Islam.

5. Inpres No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam,Yaitu mengenai

perkawinan, waris dan wakaf. Dll.

Kesemuanya daripada hukum positif tersebut harus tetap berlandaskan Al-Quran

dan Hadist.

KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM

Antara lain:

1. Ciptaan Allah,

2. Umum (general),

3. Mudah dan menghapuskan kesulitan

4. Tawazun (seimbang).

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

7

Page 8: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

Ad 1): Ciptaan Allah

Hukum Islam bukan hasil ciptaan manusia. karena manusia sifatnya terbatas dan

dalam pemahamannya dipengaruhi oleh kondisi sekitarnya (kondisional).

Dalil-dalilnya: Al-Maidah 5: 3, Al Ahzab 33:36.

Ad 2): Umum (general)

Hukum Islam tidak hanya berlaku untuk bangsa tertentu saja, tetapi kepada seluruh

umat manusia, tidak dibatasi oleh batas-batas geografis, tidak terbatas pada kelas-

kelas tertentu sehingga tidak ada diskriminasi dalam hukum Islam.

Dalil-dalilnya: Al-Anbia 21: 107, Al-A'raaf 7: 15S. As-Saba 34: 28, Ali Imron 3:

104 Hujarat 49; 13. Al-Baqoroh 2: 282, Asy-Syura 42: 38, An Nisaa 4:58.

Ad 3): Mudah dan menghapuskan kesulitan

Hukum Islam tidak membebani, menyulitkan dan memaksa manusia, lapi

berusaha mewujudkan kemaslahatan manusia itu sendiri.

Dalil-dalilnya: Al-Baqoroh 2: 185, Al-Hajj 22:78, Al-Baqoroh 2: 286.

Tujuh faktor yang meringankan beban manusia:

1. Musafir,

2. Keadaan terpaksa,

3. Lupa,

4. belum mengetahui sebelumnya,

5. Sulit dihindari,

6. Tidak normal (orang gila, anak-anak yang belum baligh).

Melindungi maslahat manusia dalam rangka menjamin kebutuhan manusia (primer,

sekunder dan tertier).

Tujuan Hukum Islam tidak lepas dari:

1. Kategori hukum primer,

Apabila tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan kekacauan.

2. Kategori hukum sekunder,

Apabila tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan kegoncangan.

3. Kategori hukum tertier,

Dibutuhkan dalam rangka pemenuhan atas tuntutan wibawa, etika, dan estetika.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

8

Page 9: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

Jika tidak dipenuhi akan menycbabkan kekosongan aktivitas.

Ad 4): Tawazun (seimbang)

Dalil-dalilnya: Al-Qashas 28: 77, Al-A'raaf 7:32, An-Nuur 24: 37, Al-Jumu'ah

62:10.

Tujuan Hukum Islam itu sendiri secara umum adalah tak lain untuk memelihara

agama, akal, jiwa, harta dan keturunan.

Asas-asas hukum Islam;

1. Nafyul haraj (meniadakan kepicikan),

2. Qillatut taklif (menyedikitkan taklif),

3. Tadarruj (tahap demi tahap),

4. Sejalan dengan kemaslahatan manusia,

5. Keadilan yang merata,

6. Bersifat preventif.

SUMBER HUKUM ISLAM

Sumber hukum Islam menurut Imam Syafi’i adalah Al-Quran, Al-hadits, Ijma dan

Qiyas (dasarnya adalah Surat An-Nissa 4:59).

Jika dilihat dan Hadist Muaz bin Jabal, maka sumber hukum Islam ada 3:

1. Al-Quran,

2. Al-Hadits,

3. Ar-Royu (Ijtihad secara pcrorangan).

Jika dilihat dari Hadits yang meriwayatkan tentang pembicaraan antara Rasul

dengan Ali bin Abi Thalib, maka sumber hukum Islam meliputi:

1. Al-Quran,

2. Al-Hadits,

3. Ar-Royu (Ijtihad secara musyawarah).

Sumber Hukum Islam Meliputi:

1. Ditinjau dari ruang lingkupnya:

a. Kully (universal),

Adalah dasar-dasar hukum yang mencakup sejumlah kesatuan yang berlaku

umum. Contoh: "Janganlah kamu sekalian berbuat kerusakan di muka

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

9

Page 10: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

bnmi". (Al-Baqarah 2: 11).

b. Juz'i (partial),

Adalah dalil yang mcnunjukkan kepada satu persoalan atau satu hukum

tertentu saja. Contoh: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan

kepada kamu sekalian untuk berpuasa" (Al-Baqarah 2: 183).

2. Ditinjau dari segi daya kekuatannya

a. Qoth'i,:

- Qoth'iyul wurud, Adalah dalil yang meyakinkan bahwa datangnya dari

Allah dan Rasul.

- Qoth'iyul dilalah, Adalah dalil yang kata-katanya atau ungkapan kata-

katanya menunjukkan arti dan maksud tertentu dengan tegas dan jelas

sehingga tidak mungkin ada pengertian lain.

b. Dhani,

- Dhaniyul wurud, Adalah dalil yang hanya memberi kesan yang kuat

bahwa sesuatu itu datangnya dari Nabi. Dalil ini tidak berlaku bagi Al-

Quran.

- Dhaniyul dilalah, Adalah dalil yang kata-kata atau ungkapan kata-

katanya memberikan berbagai kemungkinan arti dan maksudnya, tidak

menunjukkan kepada hanya satu arti dan maksud tertentu saja.

3. Ditinjau dari segi asal usulnya:

a. Nakliyah,

Adalah dalil yang berasal dari nash, baik Al-Quran maupun Sunnah. Terdiri

dari: Al-Quran, Sunnah Rasul.

b. Akliyah,

Adalah dalil yang didasarkan kepada hasil pemikiran (ijtihad) para ulama.

yang antara lain meliputi:

a. Ijma,

Adalah kesepakatan semua mujtahid di antara umat Islam pada suatu

masa setelah wafat Rasulullah SAW atas hukum syar'i mengenai suatu

kejadian.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

10

Page 11: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

b. Qiyas (analogi),

Adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada nashnya kepada

kejadian lain yang ada nashnya, dalam hukum yang telah ditetapkan

oleh nash karena adanya kesamaan dua kejadian itu dalam illat

hukumnya.

c. Al Istishan,

Adalah menganggap suatu itu baik.

d. Al Maslahah wal mursalah,

Adalah memberikan hukum syara kepada sesuatu kasus yang tidak

terdapat dalam nash atau ijma dengan tujuan memelihara kemaslahatan

e. Al Urf,

Adalah sesuatu yang telah menjadi tradisi baik ucapan maupun

perbuatan sesuatu kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan manusia

atau manusia seluruhnya.

f. Al Istishab,

Adalah menetapkan sesuatu menurut sebelumnya, sehingga ada dalil

yang menunjukkan perubahan itu, atau menjadikan hukum yang telah

ditetapkan pada masa lampau secara kekal menuntut keadaan, sampai

terdapat dalil yang menunjukkan atas perubahannya.

g. Asy syar'un man qoblana,

Adalah syari'ah orang sebelum kita.

h. Mazhab sahabat,

i. Sadzudzari'ah,

Adalah jalan yang menghambat dan jalan yang membuka untuk

mencapai tujuan.

Ijma dan Qiyas masih diragukan untuk dianggap sebagai Hukum Islam karena:

1. Ijma dan qiyas cenderung kepada pendapat manusia sehingga diragukan

kebenarannya.

2. Ada pernyataanRasul: "Kaumku hanya satu, tidak termasuk 72 golongan"

(yaitu orang-orang yang mengikuti pendapatnya sendiri)”.

Kekhawatiran atas ijma dan qiyas dibuktikan melalui kompilasi Hukum Islam

dalam Inpres No. 1 Tahun 1991, diantaranya adalah tentang: Kawin hamil, Waris

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

11

Page 12: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

bagi anak angkat.

Sumber Hukum Islam menurut Imam Syafi'i adalah Al-Quran, Al-hadits, Ijma dan

Qiyas (dasarnya adalah Surat An-Nissa 4:59).

Jika ada 2 dalil yang bertentangan, misalnya yang satu mengarah kepada haram

sedang yang satu mengarah kepada sunnah, maka dalam ajaran Islam kasus ini

ditarik ke tengah-tengah, yaitu makruh.

Secara hierarki maka Al-Quran itu lebih tinggi derajatnya daripada Al-Hadits,

tetapi ada golongan yang menempatkan Al-Hadits lebih tinggi daripada Al-Quran

(mereka dinamakan kelompok Muhadisin), mereka menganggap demikian karena

dalam kehidupan sehari-hari maka Hadits-lah yang banyak digunakan (lebih

konkrit) sedangkan Al-Quran masih terlalu abstrak, kaum ini menggunakan suatu

asas dalam hukum yaitu asas lex specialis derogat lex generalis.

Orang-orang yang diakui scbagai pengumpul hadits:

1. Bukhari.

2. Muslim.

3. Tirmidzi,

4. Nasa'i,

5. Abu Daud,

6. Ibnu Majjah.

Dari segi periwayatannya maka Hadits dibagi menjadi 3 golongan:

1. Hadits Mutawatir,

Adalah Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang dari generasi ke generasi

sehingga tidak memberikan peluang untuk terjadinya dusta.

Contoh: Hadits Qauly, bahwa setiap pcrbuatan itu mengandung niat.

2. Hadits Mashur,

Adalah Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang, namun tidak sebesar

Hadits mutawatir.

Contoh: Hadits tentang shalat sunnah I-ed.

3. Hadits Ahad,

Adalah Hadits yang diriwayatkan oleh hanya satu orang.

Contoh: Hadits mengenai tidak sahnya menikah tanpa wali.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

12

Page 13: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

Berdasarkan kebenarannya, hadits dibagi menjadi 3 golongan:

1. Hadits yang sehat (sahih),

2. Hadits yang lemah (da'if),

3. Hadits yang palsu (maudhu).

Kekuatan hadits dilihat dari:

1. Riwayat penerimaannya,

2. Materinya.

Ada sejumlah ahli fikih terkenal (disebut mazhab) yang melakukan ijma dan qiyas,

antara lain:

1. Imam Syafi'i,

2. Imam Hanafi,

3. Imam Hambali,

4. Imam Maliki.

SEJARAH PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM

Perkembangan Hukum Islam dibagi dalam 5 pcriode:

1. Rasulullah SAW,

2. Khalifah (Khulafaur Rasyidin),

3. Dzahabi - Abbasivah,

4. Taqlid,

5. Kebangkilan.

Ad 1): Rasulullah SAW

Pada masa ini, Hukum Islam bersumber pada wahyu Allah (Al-Quran) dan

tindakan Rasul, karena pada waktu itu Rasul masih hidup, maka segala hukum

bersumber pada Rasul.

Ad 2): Khalifah (Khulafaur Rasyidin) Meliputi:

a. Khalifah Abu Bakar Siddiq,

b. Khalifah Umar bin Khattab,

c. Khalifah Usman bin Anan,

d. Khalifah Ali bin Abi Thalib. " Pada masa ini Hukum Islam bersumber pada Al-

Quran, Hadits dan Sunnah ditambah dengan Ijma.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

13

Page 14: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

Pada masa inilah Al-Quran mulai dibukukan.

Ad 3): Dzahabi -Abbasiyah

Pada masa ini wilayah Islam semakin luas sehingga pemikiran tentang Islam

sendiri semakin pesat, sehingga muncul kelompok-kelompok beragam dan

tumbuhlah mazhab-mazhab.

Timbul 2 istilah:

1. Ahli Hadits, yaitu para pemikir yang berpusat di Mekah.

2. Ahli Ro'yu, yaitu para pemikir yang berpusat di Iraq, karena Iraq merupakan

perbatasan tempat berdagang para pedagang dari berbagai negara, sehingga

pemikiran tentang Islam semakin beragam.

Pada masa ini timbul mazhab-mazhab yang berjumlah ratusan dan kemudian

mengkristal menjadi antara lain:

1. Mazhab Maliki,

2. Mazhab Syafi'i,

3. Mazhab Hambali,

4. Mazhab Hanafi,

5. Mazhab Dzahiri,

6. Mazhab Syi'ah.

Ad 4): Taqlid

Pada masa ini pintu ijtihad telah tertutup, mengikuti ulama-ulama yang sudah ada.

"Masa ini merupakan masa suram agama Islam, dimana terjadi stagnasi dalam hal

pemikiran”.

Ad 5): Kebangkitan

Pada masa ini lahir Ibnu Taymah, Jamaludin Al Afgani dan M Abdul yang

membuka lagi pintu ijtihad.

Perkembangan hukum Islam dapat pula dibagi menjadi:

1. Periode sebelum hijrah,

2. Periode sesudah hijrah.

Di Indonesia perkembangan hukum Islam dibagi dalam 3 periode:

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

14

Page 15: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

1. Masa Pra kolonial,

Adanya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

2. Masa kolonial.

Terdapat golongan-golongan penduduk, yaitu golongan Eropa, Timur Asing

dan Bumiputera. Untuk golongan Bumiputera diberlakukan hukum Islam

dibeberapa tempat, misal: di Kalimantan dengan Mahkamah Syari'ahnya.

3. Masa kemerdekaan,

Lahirnya UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dsb.

Di Indonesia perkembangan Hukum Islam dapat dibagi dalam 3 proses:

1. Receptio in complexu,

Bahwa hukum yang hidup dan berkembang di Indonesia adalah adat yang

identik dengan Hukum Islam.

2. Resepsi,

Bahwa hukum yang hidup dan berkembang di Indonesia bukan hukum agama,

adapun hukum agama baru digunakan apabila dikehendaki oleh Hukum Adat.

3. Receptio a contrario (dari Hazairin),

Bahwa hukum yang hidup dalam masyarakat Indonesia adalah Hukum Islam,

dalam hal ini maka Hukum Adat digunakan selama tidak bertentang dengan

Hukum Islam.

HUKUM ISLAM DAN PERMASALAHAN AKTUALNYA

Hukum Nikah Islam

Istilah yang digunakan untuk perkawinan dalam Islam adalah nikah.

Hakikat nikah adalah akad (dapal diartikan pula seperti ijab qabul) antara seorang

laki-laki dengan seorang wanita untuk menjadi suami istri.

Tujuan dari pcrnikahan adalah menghalalkan pergaulan antara mereka.

Rukun nikah:

1. Calon pengantin,

2. Wali,

3. Mahar (mas kawin).

Hukum asal nikah adalah wajib (An Nisaa ayat 3).

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

15

Page 16: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

Hukum Waris Islam

Dasar hukum dapat dilihat dalam Surat An Nisaa ayat 11.

Menurut bahasa, waris adalah pindahnya sesuatu (dalam arti umum) dari seorang

kepada orang lain.

Menurut istilah, waris adalah pindahnya hak seseorang yang telah meninggal dunia

kepada ahli warisnya, baik dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak

bergerak ataupun hak-hak kebendaan lainnya.

Sebab memperoleh warisan:

1. Hubungan darah,

2. Perkawinan.

Pembagian waris dilaksanakan setalah dibayarnya utang-utang dan wasiat.

Golongan ahli waris:

1. Ashabul furud,

Yaitu ahli waris yang bagian-bagiannya sudah ditentukan dalam nash, yaitu;

suami, istri, ayah dan ibu.

2. Ashabah,

Yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian dari sisa pewarisan dari ashabul

furud, yaitu anak.

3. Dzawil Arham,

Yaitu keluarga dekat.

Warisan terhadap anak yang meninggal waktu lahir (ada beberapa pendapat):

1. Jika ada suatu tangisan, ia mcndapatkan warisan.

2. Jika tidak ada suara tangisan, ia tidak mendapat warisan.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

16

Page 17: CIC Hukum Islam (Sari Kuliah)

REFERENSI

Kuliah Al-lslam - Pemahaman Akidah Syari'ah dan Akhlak, oleh Muhtar

Gandaatmaja, MD. dan Ahmad Saefurrizal,

Kaidah-kaidah Hukum Islam - Ilmu Ushulul Fiqh, oleh Prof Dr. Abdul Wahhab

Khallaf, - Dll.

Hukum Waris Islam, oleh Prof.Dr. H.R. Otje Salman S.,S.H.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam

17