cic hukum islam (sari kuliah)
TRANSCRIPT
HUKUM ISLAM
Dosen:
1. Prof. Otje Salman, S.H.
2. Ali Abdurachman, S.H., MH.
MATERI PERKULIAHAN
Meliputi:
1. Pengertian: Syari'ah, Fikih, Hukum Islam.
2. Karakteristik Hukum Islam
3. Sumber Hukum Islam
4. Perkembangan Hukum Islam
5. Hukum Islam dan permasalahan aktualnya.
PENGERTIAN
Secara etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab Salima yang
berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama, yang berarti
memelihara diri dalam keadaan selamat sentosa.
Pokok-pokok ajaran Islam meliputi:
1. Akidah,
1. Iman kepada Allah,
2. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya,
3. Iman kepada Kitab-kilab-Nya,
4. Iman kepada Nabi dan Rasul-Nya,
5. Iman kepada Qodho dan Qodar-Nya.
2. Syari'ah,
a. Ibadah (dalam arti sempit),
1. Thaharah,
2. Shalat,
3. Zakat,
4. Shaum,
5. Haji.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
1
b. Muamalah (ibadah daiam arti luas),
1. Muamalah dalam arti khas: perdata,
a. Muamalah : Hukum Dagang,
b. Muamalah : Munakahat: Hukum Perkawinan
c. Muamalah : waratsah: Hukum Waris (faraidh),
d. Muamalah : Hukum Wakaf
2. Al-Qanunul'am (hukum publik),
a. Jinayah : Hukum Pidana,
b. Khilafah : kepemerintahan,
c. Jihad : perjuangan (dalam arti sempit: perang),
d. Siyasah : Politik.
3. Akhlak,
a. Akhlak makhluk terhadap Khalik,
b. Akhlak makhluk terhadap makhluk,
1. Akhlak terhadap manusia,
a.terhadap diri sendiri,
b. terhadap keluarga,
c.terhadap tetangga,
d. terhadap masyarakat luas.
2. Akhlak terhadap selain manusia,
a.terhadap flora (dunia tumbuhan),
b. terhadap fauna (dunia binatang);
c.terhadap natura (batu-batuan),
d. terhadap makhluk lainnya.
Islam harus diartikan secara kaffah, yaitu secara bulat, tidak boleh dikurangi atau
dilebihi.
Teori kontribusi dari Aristoteles: bahwa manusia adalah bagian dari alam dan
manusia adalah majikan bagi alam.
Hegel: bahwa hukum merupakan pencerminan dari roh.
Imanuel Kant: bahwa hukum merupakan pencerminan akan murni.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
2
Syari'ah
Secara bahasa (etimologis), syari'ah berarti jalan.
Secara istilah (terminologis), syari'ah adalah sebagai nama bagi hukum yang
ditetapkan Allah untuk para hamba-Nya, dengan perantara Rasulullah, supaya
para hamba melaksanakannya dengan dasar iman, baik hukum itu mengenai
amaliyah lahiriah maupun yang mengenai akhlak dan akidah, kepercayaan yang
bersifat batiniah.
Ruang lingkup hukum Syari'ah:
1. Ibadah,
a. Mahdhah (ibadah dalam arti sempit-ritual),
- Thaharah,
- Shalat,
- Zakat,
- Puasa,
- Haji,
- Udhiyah (tata menyembelih hcwan),
- Aqiqah (potong kambing untuk anak yang baru lahir).
- Wakaf (dari segi maksud). Dll.
b. Ghoer Mahdhah (ibadah dalam arti umum - sosial).
2. Muamalah,
A. Al Qonunul'am (hukum publik).
1. Jinayah (Hukum Pidana),
a. asas Hukum Pidana Islam.
- Pengertian jariah.
- Macam-macam Jariah,
- Unsur-unsur jariah,
- Pembagiannya,
- Prinsip tidak berlaku surut,
- Sumber-sumber hukumnya.
- Pcnafsiran,
- Teori kasualitas,
- Pertanggungjawaban
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
3
- Pengulangan,
- Hapusnya hukuman, dll.
b. Unsur dan bentuk,
- Huhud,
- Qishas,
- Diat dan Ta'jir, dll
2. Aqdiyah (Hukum Acara),
- Hakim dan syarat- syaratnya,
- Putusan yang dijatuhkan.
- Hak yang dilanggar,
- Penggugat (perdata dan pidana),
- Pembuktian,
- pengakuan, saksi, keterangan. dll.
- Keputusan hukum yang muttabi'
- Keputusan yang adil.
3. Siyasah (Politik),
- Dusturiyah (hubungan masyarakat/rakyat dan pemerintah),
- Maliyah (Sistem perekonomian).
- Dauliyah (hubungan internasional/Pidana-perdata)
B. Al Qonunul khas (hukum privat),
1. Al Akhwalus Syahsiyah (Hukum Keluarga),
- Hukum Nikah.
- Hukum Waris,
- Hukum Hibah
- Hukum Wasiat.
- Hukum Wakaf (kcluarga)
2. Maliyah (Muamalah dalam sempit)
- Hukum mengupah orang lain untuk menemukan barang (ji'alah).
- Hukum membuka tanah baru (ihya almawat),
- Hukum barang temuan (luqathah).
- Hukum jual beli
- Hukum salam
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
4
- Hukum gadai (ar horn)
- Hukum kepailitan (taflis)
- Hukum pengampunan (hajru),
- Hukum perdamaian (asulhu),
- Hukum pemindahan utang (alhiwalah),
- Hukum perseroan (syirkah),
- Hukum perwakilan (wakilah wakalah),
- Hukum titipan (wadhi’ah),
- Hukum pinjam meminjam (arriyah),
- Hukum merampas barang orang/merampok (ghasab),
- Hukum membeli paksa (syuf’ah),
- Hukum bagi untung (qiradh),
- Hukum penggarapan tanah (muzaroah),
- Hukum sewa menyewa (ijaroah).
Secara umum syari'ah tcrbagi dalam dua katcgori:
1) Peraturan-peraturan yang menyangkut hubungan langsung dengan Tuhan yang
disebut kaidah Ubudiyah (ibadah dalam arti khas). Berisi bentuk materi hukum
yang bersifat baku.
2) Peraturan-pcraturan yang menyangkut hubungan dengan manusia yang disebut
muamalah (ibadah dalam arti luas). Berisi bentuk materi hukum yang bersifat
umum dan fleksibel.
Syari'ah adalah peraturan-peraturan yang terdapat di dalam Al-Quran dan Sunnah
yang tegas dan jelas dan tidak dapat diragukan lagi.
Syari’ah adalah sekumpulan aturan yang dibawa Rasulullah yang merupakan
wahyu Allah, karena itu sifatya abadi tidak berubah.
Fikih
Secara etimologis, fikih berarti paham atau tahu.
Secara terminologis, fikih berarti mengetahui hukum-hukum syara’
yang amaliah (mengenai) perbuatan, perilaku, dengan melalui dalil-dalilnya yang
terperinci.
Fikih adalah penafsiran manusia terhadap syari'ah.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
5
Fikih adalah hasil pikiran manusia dalam menganalisis wahyu Allah dan
sabda Rasul.
Fikih merupakan salah satu cara untuk mengamalkan syari'ah, dimana
sifatnya tidak tetap/tidak sempurna.
Ushul Fiqh adalah dasar-dasar atau sendi-sendi yang karenanya
dibangun fikih Islam.
Khilafiah adalah perbedaan diantara para ulama yaitu berkaitan dengan
hal-hal yang praktis dalam masalah fikih, misal:
- Mengenai masa iddah (yaitu masa setelah 3x quru); Terhadap pengertian 3x
quru ada yang berpendapat yaitu 3x suci, ada juga yang berpendapat 3x haid.
- Mengenai batalnya wudlu akibat lamastuinunisa (menyentuh wanita): Menurut
Imam Syafi'i: benar-bcnar menyentuh wanita. Menurut Imam Hanan:
bersetubuh dengan wanita.
- Mengenai wali dalam pernikahan: Dimana pernikahan tidak sah jika tidak ada
wali (Imam Syafi'i), sedangkan mcnurut Imam Hanafi bahwa tidak dengan wali
pun adalah sah. Mengenai anjing sebagai hewan yang haram untuk dimakan:
Menurut Imam Syafi'i: “anjing itu haram karena ada najis besar padanya”.
Menurut Imam Hanafi: “karena tidak disebutkan dalam Al-Quran, maka jangan
sampai diharamkan, paling tidak makruh”. Menurut Imam Maliki: “karena
tidak disebut dalam Al-Quran maka terserah kita (mubah)”.
- Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih: Ada yang berpendapat 11 rakaat, 23
rakaat, ada juga yang berpendapat 69 rakaat.
- Mengenai menikahi yang hamil di luar nikah: Menurut Imam Syafi'i:
“kawinkan saja untuk menjaga aib keluarga”. Menurut Imam Hambali: “haram,
baru boleh nikah setelah ia melahirkan, karena ini akan menuju kepada
masalah perkawinan dan waris”.
Hukum Islam
Hukum Islam adalah seperangkat sistem peraturan yang ditetapkan Allah sebagai
pegangan bagi manusia, baik hubungan dengan Allah (hablum minallah) maupun
hubungan dengan sesama manusia (hablum ninannas).
Hukum Islam mengandung 3 pengertian:
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
6
1. Hukum taklifi, yaitu hukum-hukum yang mengandung tuntutan baik perintah
maupun larangan, misal: shalat, zakat. dsb.
Yang termasuk kategori ini adalah wajib dan haram.
2. Hukum takhyiri, yaitu hukum-hukum pilihan untuk mcngerjakan atau
meninggalkannya, misal; puasa sunnah, shalat sunnah, dsb.
Yang termasuk kategori ini adalah sunnah, mubah dan makruh.
3. Hukum wad'hi, yaitu hukum yang menjadikan sebab akibat atau syarat, atau
penghalang terhadap pekerjaan, misal: puasa wajib bagi wanita yang sedang
haid adalah menjadi tidak wajib, shalat dengan cara duduk bagi yang sakit, dsb.
Hukum positif buatan manusia yang mendasari Hukum Islam diantaranya:
1. Pancasila Sila I,
2. Undang-undang Dasar 1945 pasal 29.
3. Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Berkaitan dengan
sistem Hukum Islam karena UU ini mengandung 3 sistem hukum, yaitu:
a. Hukum Adat,
b. Hukum Barat,
c. Hukum Islam.
4. Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama, Yaitu bahwa
Pengadilan Agama diperuntukkan secara khusus bagi mereka yang beragama
Islam.
5. Inpres No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam,Yaitu mengenai
perkawinan, waris dan wakaf. Dll.
Kesemuanya daripada hukum positif tersebut harus tetap berlandaskan Al-Quran
dan Hadist.
KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM
Antara lain:
1. Ciptaan Allah,
2. Umum (general),
3. Mudah dan menghapuskan kesulitan
4. Tawazun (seimbang).
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
7
Ad 1): Ciptaan Allah
Hukum Islam bukan hasil ciptaan manusia. karena manusia sifatnya terbatas dan
dalam pemahamannya dipengaruhi oleh kondisi sekitarnya (kondisional).
Dalil-dalilnya: Al-Maidah 5: 3, Al Ahzab 33:36.
Ad 2): Umum (general)
Hukum Islam tidak hanya berlaku untuk bangsa tertentu saja, tetapi kepada seluruh
umat manusia, tidak dibatasi oleh batas-batas geografis, tidak terbatas pada kelas-
kelas tertentu sehingga tidak ada diskriminasi dalam hukum Islam.
Dalil-dalilnya: Al-Anbia 21: 107, Al-A'raaf 7: 15S. As-Saba 34: 28, Ali Imron 3:
104 Hujarat 49; 13. Al-Baqoroh 2: 282, Asy-Syura 42: 38, An Nisaa 4:58.
Ad 3): Mudah dan menghapuskan kesulitan
Hukum Islam tidak membebani, menyulitkan dan memaksa manusia, lapi
berusaha mewujudkan kemaslahatan manusia itu sendiri.
Dalil-dalilnya: Al-Baqoroh 2: 185, Al-Hajj 22:78, Al-Baqoroh 2: 286.
Tujuh faktor yang meringankan beban manusia:
1. Musafir,
2. Keadaan terpaksa,
3. Lupa,
4. belum mengetahui sebelumnya,
5. Sulit dihindari,
6. Tidak normal (orang gila, anak-anak yang belum baligh).
Melindungi maslahat manusia dalam rangka menjamin kebutuhan manusia (primer,
sekunder dan tertier).
Tujuan Hukum Islam tidak lepas dari:
1. Kategori hukum primer,
Apabila tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan kekacauan.
2. Kategori hukum sekunder,
Apabila tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan kegoncangan.
3. Kategori hukum tertier,
Dibutuhkan dalam rangka pemenuhan atas tuntutan wibawa, etika, dan estetika.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
8
Jika tidak dipenuhi akan menycbabkan kekosongan aktivitas.
Ad 4): Tawazun (seimbang)
Dalil-dalilnya: Al-Qashas 28: 77, Al-A'raaf 7:32, An-Nuur 24: 37, Al-Jumu'ah
62:10.
Tujuan Hukum Islam itu sendiri secara umum adalah tak lain untuk memelihara
agama, akal, jiwa, harta dan keturunan.
Asas-asas hukum Islam;
1. Nafyul haraj (meniadakan kepicikan),
2. Qillatut taklif (menyedikitkan taklif),
3. Tadarruj (tahap demi tahap),
4. Sejalan dengan kemaslahatan manusia,
5. Keadilan yang merata,
6. Bersifat preventif.
SUMBER HUKUM ISLAM
Sumber hukum Islam menurut Imam Syafi’i adalah Al-Quran, Al-hadits, Ijma dan
Qiyas (dasarnya adalah Surat An-Nissa 4:59).
Jika dilihat dan Hadist Muaz bin Jabal, maka sumber hukum Islam ada 3:
1. Al-Quran,
2. Al-Hadits,
3. Ar-Royu (Ijtihad secara pcrorangan).
Jika dilihat dari Hadits yang meriwayatkan tentang pembicaraan antara Rasul
dengan Ali bin Abi Thalib, maka sumber hukum Islam meliputi:
1. Al-Quran,
2. Al-Hadits,
3. Ar-Royu (Ijtihad secara musyawarah).
Sumber Hukum Islam Meliputi:
1. Ditinjau dari ruang lingkupnya:
a. Kully (universal),
Adalah dasar-dasar hukum yang mencakup sejumlah kesatuan yang berlaku
umum. Contoh: "Janganlah kamu sekalian berbuat kerusakan di muka
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
9
bnmi". (Al-Baqarah 2: 11).
b. Juz'i (partial),
Adalah dalil yang mcnunjukkan kepada satu persoalan atau satu hukum
tertentu saja. Contoh: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan
kepada kamu sekalian untuk berpuasa" (Al-Baqarah 2: 183).
2. Ditinjau dari segi daya kekuatannya
a. Qoth'i,:
- Qoth'iyul wurud, Adalah dalil yang meyakinkan bahwa datangnya dari
Allah dan Rasul.
- Qoth'iyul dilalah, Adalah dalil yang kata-katanya atau ungkapan kata-
katanya menunjukkan arti dan maksud tertentu dengan tegas dan jelas
sehingga tidak mungkin ada pengertian lain.
b. Dhani,
- Dhaniyul wurud, Adalah dalil yang hanya memberi kesan yang kuat
bahwa sesuatu itu datangnya dari Nabi. Dalil ini tidak berlaku bagi Al-
Quran.
- Dhaniyul dilalah, Adalah dalil yang kata-kata atau ungkapan kata-
katanya memberikan berbagai kemungkinan arti dan maksudnya, tidak
menunjukkan kepada hanya satu arti dan maksud tertentu saja.
3. Ditinjau dari segi asal usulnya:
a. Nakliyah,
Adalah dalil yang berasal dari nash, baik Al-Quran maupun Sunnah. Terdiri
dari: Al-Quran, Sunnah Rasul.
b. Akliyah,
Adalah dalil yang didasarkan kepada hasil pemikiran (ijtihad) para ulama.
yang antara lain meliputi:
a. Ijma,
Adalah kesepakatan semua mujtahid di antara umat Islam pada suatu
masa setelah wafat Rasulullah SAW atas hukum syar'i mengenai suatu
kejadian.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
10
b. Qiyas (analogi),
Adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada nashnya kepada
kejadian lain yang ada nashnya, dalam hukum yang telah ditetapkan
oleh nash karena adanya kesamaan dua kejadian itu dalam illat
hukumnya.
c. Al Istishan,
Adalah menganggap suatu itu baik.
d. Al Maslahah wal mursalah,
Adalah memberikan hukum syara kepada sesuatu kasus yang tidak
terdapat dalam nash atau ijma dengan tujuan memelihara kemaslahatan
e. Al Urf,
Adalah sesuatu yang telah menjadi tradisi baik ucapan maupun
perbuatan sesuatu kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan manusia
atau manusia seluruhnya.
f. Al Istishab,
Adalah menetapkan sesuatu menurut sebelumnya, sehingga ada dalil
yang menunjukkan perubahan itu, atau menjadikan hukum yang telah
ditetapkan pada masa lampau secara kekal menuntut keadaan, sampai
terdapat dalil yang menunjukkan atas perubahannya.
g. Asy syar'un man qoblana,
Adalah syari'ah orang sebelum kita.
h. Mazhab sahabat,
i. Sadzudzari'ah,
Adalah jalan yang menghambat dan jalan yang membuka untuk
mencapai tujuan.
Ijma dan Qiyas masih diragukan untuk dianggap sebagai Hukum Islam karena:
1. Ijma dan qiyas cenderung kepada pendapat manusia sehingga diragukan
kebenarannya.
2. Ada pernyataanRasul: "Kaumku hanya satu, tidak termasuk 72 golongan"
(yaitu orang-orang yang mengikuti pendapatnya sendiri)”.
Kekhawatiran atas ijma dan qiyas dibuktikan melalui kompilasi Hukum Islam
dalam Inpres No. 1 Tahun 1991, diantaranya adalah tentang: Kawin hamil, Waris
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
11
bagi anak angkat.
Sumber Hukum Islam menurut Imam Syafi'i adalah Al-Quran, Al-hadits, Ijma dan
Qiyas (dasarnya adalah Surat An-Nissa 4:59).
Jika ada 2 dalil yang bertentangan, misalnya yang satu mengarah kepada haram
sedang yang satu mengarah kepada sunnah, maka dalam ajaran Islam kasus ini
ditarik ke tengah-tengah, yaitu makruh.
Secara hierarki maka Al-Quran itu lebih tinggi derajatnya daripada Al-Hadits,
tetapi ada golongan yang menempatkan Al-Hadits lebih tinggi daripada Al-Quran
(mereka dinamakan kelompok Muhadisin), mereka menganggap demikian karena
dalam kehidupan sehari-hari maka Hadits-lah yang banyak digunakan (lebih
konkrit) sedangkan Al-Quran masih terlalu abstrak, kaum ini menggunakan suatu
asas dalam hukum yaitu asas lex specialis derogat lex generalis.
Orang-orang yang diakui scbagai pengumpul hadits:
1. Bukhari.
2. Muslim.
3. Tirmidzi,
4. Nasa'i,
5. Abu Daud,
6. Ibnu Majjah.
Dari segi periwayatannya maka Hadits dibagi menjadi 3 golongan:
1. Hadits Mutawatir,
Adalah Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang dari generasi ke generasi
sehingga tidak memberikan peluang untuk terjadinya dusta.
Contoh: Hadits Qauly, bahwa setiap pcrbuatan itu mengandung niat.
2. Hadits Mashur,
Adalah Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang, namun tidak sebesar
Hadits mutawatir.
Contoh: Hadits tentang shalat sunnah I-ed.
3. Hadits Ahad,
Adalah Hadits yang diriwayatkan oleh hanya satu orang.
Contoh: Hadits mengenai tidak sahnya menikah tanpa wali.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
12
Berdasarkan kebenarannya, hadits dibagi menjadi 3 golongan:
1. Hadits yang sehat (sahih),
2. Hadits yang lemah (da'if),
3. Hadits yang palsu (maudhu).
Kekuatan hadits dilihat dari:
1. Riwayat penerimaannya,
2. Materinya.
Ada sejumlah ahli fikih terkenal (disebut mazhab) yang melakukan ijma dan qiyas,
antara lain:
1. Imam Syafi'i,
2. Imam Hanafi,
3. Imam Hambali,
4. Imam Maliki.
SEJARAH PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM
Perkembangan Hukum Islam dibagi dalam 5 pcriode:
1. Rasulullah SAW,
2. Khalifah (Khulafaur Rasyidin),
3. Dzahabi - Abbasivah,
4. Taqlid,
5. Kebangkilan.
Ad 1): Rasulullah SAW
Pada masa ini, Hukum Islam bersumber pada wahyu Allah (Al-Quran) dan
tindakan Rasul, karena pada waktu itu Rasul masih hidup, maka segala hukum
bersumber pada Rasul.
Ad 2): Khalifah (Khulafaur Rasyidin) Meliputi:
a. Khalifah Abu Bakar Siddiq,
b. Khalifah Umar bin Khattab,
c. Khalifah Usman bin Anan,
d. Khalifah Ali bin Abi Thalib. " Pada masa ini Hukum Islam bersumber pada Al-
Quran, Hadits dan Sunnah ditambah dengan Ijma.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
13
Pada masa inilah Al-Quran mulai dibukukan.
Ad 3): Dzahabi -Abbasiyah
Pada masa ini wilayah Islam semakin luas sehingga pemikiran tentang Islam
sendiri semakin pesat, sehingga muncul kelompok-kelompok beragam dan
tumbuhlah mazhab-mazhab.
Timbul 2 istilah:
1. Ahli Hadits, yaitu para pemikir yang berpusat di Mekah.
2. Ahli Ro'yu, yaitu para pemikir yang berpusat di Iraq, karena Iraq merupakan
perbatasan tempat berdagang para pedagang dari berbagai negara, sehingga
pemikiran tentang Islam semakin beragam.
Pada masa ini timbul mazhab-mazhab yang berjumlah ratusan dan kemudian
mengkristal menjadi antara lain:
1. Mazhab Maliki,
2. Mazhab Syafi'i,
3. Mazhab Hambali,
4. Mazhab Hanafi,
5. Mazhab Dzahiri,
6. Mazhab Syi'ah.
Ad 4): Taqlid
Pada masa ini pintu ijtihad telah tertutup, mengikuti ulama-ulama yang sudah ada.
"Masa ini merupakan masa suram agama Islam, dimana terjadi stagnasi dalam hal
pemikiran”.
Ad 5): Kebangkitan
Pada masa ini lahir Ibnu Taymah, Jamaludin Al Afgani dan M Abdul yang
membuka lagi pintu ijtihad.
Perkembangan hukum Islam dapat pula dibagi menjadi:
1. Periode sebelum hijrah,
2. Periode sesudah hijrah.
Di Indonesia perkembangan hukum Islam dibagi dalam 3 periode:
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
14
1. Masa Pra kolonial,
Adanya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
2. Masa kolonial.
Terdapat golongan-golongan penduduk, yaitu golongan Eropa, Timur Asing
dan Bumiputera. Untuk golongan Bumiputera diberlakukan hukum Islam
dibeberapa tempat, misal: di Kalimantan dengan Mahkamah Syari'ahnya.
3. Masa kemerdekaan,
Lahirnya UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dsb.
Di Indonesia perkembangan Hukum Islam dapat dibagi dalam 3 proses:
1. Receptio in complexu,
Bahwa hukum yang hidup dan berkembang di Indonesia adalah adat yang
identik dengan Hukum Islam.
2. Resepsi,
Bahwa hukum yang hidup dan berkembang di Indonesia bukan hukum agama,
adapun hukum agama baru digunakan apabila dikehendaki oleh Hukum Adat.
3. Receptio a contrario (dari Hazairin),
Bahwa hukum yang hidup dalam masyarakat Indonesia adalah Hukum Islam,
dalam hal ini maka Hukum Adat digunakan selama tidak bertentang dengan
Hukum Islam.
HUKUM ISLAM DAN PERMASALAHAN AKTUALNYA
Hukum Nikah Islam
Istilah yang digunakan untuk perkawinan dalam Islam adalah nikah.
Hakikat nikah adalah akad (dapal diartikan pula seperti ijab qabul) antara seorang
laki-laki dengan seorang wanita untuk menjadi suami istri.
Tujuan dari pcrnikahan adalah menghalalkan pergaulan antara mereka.
Rukun nikah:
1. Calon pengantin,
2. Wali,
3. Mahar (mas kawin).
Hukum asal nikah adalah wajib (An Nisaa ayat 3).
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
15
Hukum Waris Islam
Dasar hukum dapat dilihat dalam Surat An Nisaa ayat 11.
Menurut bahasa, waris adalah pindahnya sesuatu (dalam arti umum) dari seorang
kepada orang lain.
Menurut istilah, waris adalah pindahnya hak seseorang yang telah meninggal dunia
kepada ahli warisnya, baik dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak
bergerak ataupun hak-hak kebendaan lainnya.
Sebab memperoleh warisan:
1. Hubungan darah,
2. Perkawinan.
Pembagian waris dilaksanakan setalah dibayarnya utang-utang dan wasiat.
Golongan ahli waris:
1. Ashabul furud,
Yaitu ahli waris yang bagian-bagiannya sudah ditentukan dalam nash, yaitu;
suami, istri, ayah dan ibu.
2. Ashabah,
Yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian dari sisa pewarisan dari ashabul
furud, yaitu anak.
3. Dzawil Arham,
Yaitu keluarga dekat.
Warisan terhadap anak yang meninggal waktu lahir (ada beberapa pendapat):
1. Jika ada suatu tangisan, ia mcndapatkan warisan.
2. Jika tidak ada suara tangisan, ia tidak mendapat warisan.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
16
REFERENSI
Kuliah Al-lslam - Pemahaman Akidah Syari'ah dan Akhlak, oleh Muhtar
Gandaatmaja, MD. dan Ahmad Saefurrizal,
Kaidah-kaidah Hukum Islam - Ilmu Ushulul Fiqh, oleh Prof Dr. Abdul Wahhab
Khallaf, - Dll.
Hukum Waris Islam, oleh Prof.Dr. H.R. Otje Salman S.,S.H.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Hukum Islam
17