chf

5
Az-zuhri Rahil Afensi NIM 1443700184 085758320771 Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal (Mansjoer dkk, 2001). Gagal jantung kongestif adalah suatu kejadian dimana jantung tidak dapat memompa darah yang mencukupi untuk kebutuhan tubuh (di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) (Mycek et al., 2001). Gagal jantung kongestif (CHF) suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh disertai hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena. Gagal jantung kongestif muncul ketika jantung gagal untuk menyediakan aliran darah yang mencukupi untuk jaringan sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tidak terpenuhi (Hudson et al., 2003). a. Menurut Hudak dan Gallo (1997) penyebab kegagalan jantung yaitu : Disritmia, seperti : Bradikardi, takikardi, dan kontraksi premature yang sering dapat menurunkan curah jantung. b. Malfungsi katup, dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kelebihan beban tekanan (obstruksi pada pengaliran

Upload: razwell-heal-arlaf

Post on 29-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asadas

TRANSCRIPT

Page 1: CHF

Az-zuhri Rahil Afensi

NIM 1443700184

085758320771

Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung

sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

jaringan dan/ atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic

secara abnormal (Mansjoer dkk, 2001). Gagal jantung kongestif adalah suatu kejadian

dimana jantung tidak dapat memompa darah yang mencukupi untuk kebutuhan tubuh (di

mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) (Mycek et al., 2001).

Gagal jantung kongestif (CHF) suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh

berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh disertai hilangnya

curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena. Gagal jantung kongestif muncul

ketika jantung gagal untuk menyediakan aliran darah yang mencukupi untuk jaringan

sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tidak terpenuhi (Hudson et al., 2003).

a. Menurut Hudak dan Gallo (1997) penyebab kegagalan jantung yaitu :

Disritmia, seperti : Bradikardi, takikardi, dan kontraksi premature yang sering dapat

menurunkan curah jantung.

b. Malfungsi katup, dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kelebihan beban tekanan

(obstruksi pada pengaliran keluar dari pompa ruang seperti stenosis katup aortik atau

stenosis pulmonal), atau dengan kelebihan beban volume yang menunjukan peningkatan

volume darah ke ventrikel kiri.

c. Abnormalitas otot jantung, menyebabkan kegagalan ventrikel meliputi infark miokard,

aneurisme ventrikel, fibrosis miokard luas (biasanya dari aterosklerosis koroner jantung

atau hipertensi lama), fibrosis endokardium, penyakit miokard primer (kardiomiopati),

atau hipertrofi luas karena hipertensi pulmonal, stenosis aorta, atau hipertensi sistemik.

d. Ruptur miokard, terjadi sebagai awitan dramatik dan sering membahayakan kegagalan

pompa dan dihubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi selama 8 hari pertama

setelah infark.

Page 2: CHF

Pemeriksaan penunjang

Menurut Dongoes (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk

menegakkan diagnosa CHF yaitu 5:

a. Elektrokardiogram(EKG)

Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, disritmia, takikardi,

fibrilasi atrial. Pada elektrokardiografi 12 lead didapatkan gambaran abnormal pada

hampir seluruh penderita dengan gagal jantung, meskipun gambaran normal dapat

dijumpai pada 10% kasus. Gambaran yang sering didapatkan antara lain gelombang Q,

abnormalitas ST – T, hipertrofi ventrikel kiri, bundle branch block dan fibrilasi atrium.

Bila gambaran EKG dan foto dada keduanya menunjukkan gambaran yang normal,

kemungkinan gagal jantung sebagai penyebab dispneu pada pasien sangat kecil

kemungkinannya.

b. Scan jantung

Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding

c. Sonogram (ekocardiogram, ekokardiogram doppler)

Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katup,

atau area penurunan kontraktili tas ventrikular.Ekokardiografi merupakan pemeriksaan

non-invasif yang sangat berguna pada gagal jantung. Ekokardiografi dapat

menunjukkan gambaran obyektif mengenai struktur dan fungsi jantung. Penderita yang

perlu dilakukan ekokardiografi adalah : semua pasien dengan tanda gagal jantung,susah

bernafas yang berhubungan dengan murmur,sesak yang berhubungan dengan fibrilasi

atrium, serta penderita dengan risiko disfungsi ventrikel kiri (infark miokard anterior,

hipertensi tak terkontrol,atau aritmia). Ekokardiografi dapat mengidentifikasi gangguan

fungsi sistolik, fungsi diastolik,mengetahui adanya gangguan katup, serta mengetahui

risikoemboli.

d. Kateterisasi jantung

Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung

kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi.

e. Rongent dada

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau

hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.Pada pemeriksaan

foto dada dapat ditemukan adanya pembesaran siluet jantung (cardio thoraxic ratio >

50%), gambaran kongesti vena pulmonalis terutama di zona atas pada tahap awal, bila

tekanan vena pulmonal lebih dari 20mmHg dapat timbul gambaran cairan pada fisura

Page 3: CHF

horizontal dan garis Kerley B pada sudut kostofrenikus. Bila tekanan lebih dari 25

mmHg didapatkan gambaran batwing pada lapangan paru yang menunjukkan adanya

udema paru bermakna. Dapat pula tampak gambaran efusi pleura bilateral, tetapi bila

unilateral, yang lebih banyak terkena adalah bagian kanan.

f. Enzim hepar

Meningkat dalam gagal/kongesti hepar.

g. Elektrolit

Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik.

h. Oksimetri nadi

Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut menjadi

kronis.

i. Analisa gas darah (AGD)

Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau hipoksemia

dengan peningkatan PCO2 (akhir).

j. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin

Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan

kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.

k. Pemeriksaan tiroid

Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre pencetus

gagal jantung kongestif.