chf in dog

Upload: yehuda-laksana

Post on 01-Mar-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 CHF in dog

    1/18

    1

    LAPORAN PPDH

    ROTASI INTERNA HEWAN KECIL

    KELOMPOK 4 GELOMBANG 4

    Congestive Heart Failure

    Oleh:

    Yehuda Laksana Aji, S.KH

    140130100111027

    PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

    PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2015

  • 7/25/2019 CHF in dog

    2/18

    2

    1.PENDAHULUAN

    Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai

    pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

    Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relatif

    terhadap kebtuhan metabolic tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada

    fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan

    spesifik pada fungsi miokardium ; gagal miokardium umumnya mengakibatkan

    gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulai dapat menunda atau

    bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya.

    Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung. Gagal

    sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk

    melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup segal

    kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak memadai,

    termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan jantung. Gagal

    jantung kongetif adlah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal

    jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu

    dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya

    berarti kelebihan bebabn sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal

    jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau

    anuria

    2.TINJAUAN PUSTAKA

    Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis

    penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang

    menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan

    beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-

    keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat

    septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi

    stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun

    pada imfark miokardium dan kardiomiopati.

  • 7/25/2019 CHF in dog

    3/18

    3

    Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui

    penekanana sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan

    infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Penanganan yang efektif terhadap gagal

    jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap mekanisme

    fisiologis dan penykit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap faktor-faktor yang

    memicu terjadinya gagal jantung.

    Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal

    jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan

    ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi

    curah sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel.

    Pada anjing, CHF paling umum diakibatkan oleh volume darah yang

    berlebihan di dalam jantung akibat dari penyakit katup degeneratif yang kronis

    (regurgitasi mitral yang parah) atau kardiomiopati terkembang. Pada kucing,

    gagal jantung diastolik terkait dengan kardiomiopati hipertropik atau restriktif

    merupakan keadaan yang paling umum.

    Tekanan Arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap

    peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan

    tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Semua kejadian seperti yang terjadi pada

    jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi

    kongesti sistemik dan edema.

    Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat

    dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub-katub trikuspidalis atau

    mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari

    annulus katub atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot

    papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.

    Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga meknisme primer yang

    dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban

    awal akibat aktivasi istem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel.

    Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh jantung.

    Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan curah jantung

    pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan

  • 7/25/2019 CHF in dog

    4/18

    4

    istirahat. Tetapi kelainan pad kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung

    biasanya tampak pada keadaan berktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung

    maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.

    3. STUDI KASUS

    3.1 Signalement Hewan

    Nama : Jumbo

    Jenis Hewan : Anjing

    Ras : Shih Tzu

    Jenis Kelamin : Jantan

    Umur : 14 tahun

    Berat Badan : 6,3 Kg

    Warna : Putih dan abu-abu

    Gambar 1. Anjing Jumbo

    3.2 Anamnesa

    Hewan datang tanggal 1 agustus 2015. Pasien mengalami mengalami batuk-

    batuk semenjak 3 hari terakhir, khususnya pada malam hari.

    3.3 Keadaan Umum

    Perawatan : Baik

    Habitus/Tingkah laku : Sedikit aktif

    Gizi : Cukup

  • 7/25/2019 CHF in dog

    5/18

    5

    Pertumbuhan badan : Baik

    Sikap berdiri : Berdiri tegak dengan empat kaki

    Ekspresi wajah : Bereaksi

    Adaptasi lingkungan : Sikap bereaksi, respon menurut

    Suhu per rectal : 38,4oC

    Auskultasi jantung : Murmur, 160x BPM (takikardi)

    Respirasi : 60x/menit

    Capillary refill time(CRT) : >2 detik

    3.4 Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan x ray, USG Jantung, hematologi, kimia darah, tekanan

    darah.

    A. Pemeriksaan X-Ray

    Gambar 2. Hasil x-ray lateral view

    Gambaran normal jantung pada hasil x-ray memanjang dari intercostal

    ketiga sampai keenam. Pada hasil gambaran x-ray jantung terlihat lebih besar dari

    gambaran normal. Apex jantung juga tidak terlihat jelas pada hasil gambaran x-

    ray. Pada gambaran organ paru-paru terlihat ada penumpukan masa dengan

    ditandai adanya masa radioophage, dimana keadaan ini disebutEdema pulmonum.

  • 7/25/2019 CHF in dog

    6/18

    6

    B. Pemeriksaan USG

    Gambar 3. B mode dan M mode pada jantung kiri

    Gambar 4. Katup mitral

    Gambar 5. Colour Flow

  • 7/25/2019 CHF in dog

    7/18

    7

    Hasil USG menggunakan Brightness-Mode (B-Mode) sebagai berikut:

    1. Heart Rhythm : Sinus tachycardia

    2. Endocard Layer : Thickened

    3. valve structure : normal

    4. Valve movement : good movement

    Hasil USG menggunakan Motion-Mode (M-Mode) sebagai berikut:

    Tabel 1. Hasil ECG menggunakan M-mode

    Parameter Hasil Uji Nilai Normal

    HR Heart Rate 164 BPM 70-145 BPM

    IVSTd Inter Ventricular Septa-

    diastole

    6,82 mm 4-6 mm

    LVIDd Left Ventricle Internal

    Dimension-diastole

    10,82 mm 16-28 Mm

    LVPWd Left Ventricle Posterior Wall-

    diastole

    12,47 mm 4-6 Mm

    IVSTs Inter Ventricular Septa-sistole 9,88 mm 6-10 MmLVIDs Left Ventricle Internal

    Dimension-sistole

    2,82 mm 8-16 Mm

    LVPWs Left Ventricle Posterior Wall-

    sistole

    14,59 mm 6-10 mm

    ET Ejection Time 0,2 Sec 0,15-

    0,35

    Sec

    EDV End Diastolic Volume 1,27 ml ml

    ESV End Sistolic Volume 0,02 ml ml

    SV Stroke Volume 1,25 ml ml

    CO Cardiac Output 0,2 L/min L/min

    EF Ejection Fraction 98 % 55-85 %FS Fractional Shortening 74 % 25-45 %

    EPSS End Point to Septal Separation 0 mm 0,05-

    0,5

    mm

    LAAs Left Atrial Appendage-sistole 15 mm 8-18 mm

    AoDd Aortic Diameter-diastole 9 mm 8-13 mm

    LAAs;AoDd 1,5 : 1 1 : 1

    Keterangan: Warna Merah yang mengalami abnormalitas

  • 7/25/2019 CHF in dog

    8/18

    8

    Sudut pandang yang digunakan adalah Right Parasternal View (RPS)

    adalah posisi dimana bisa didapatkan pencitraan M-mode untuk pengukuran left

    ventricular internal dimension at end-diastole (LVIDd) yaitu dimensi internal

    ruang ventrikel kiri saat akhir diastol, left ventricular internal dimension at end-

    systole (LVIDs) yaitu dimensi internal ruang ventrikel kiri saat akhir sistol, left

    ventricular posterior wall thickness at end-diastole (LVWd) yaitu ketebalan

    dinding ventrikel kiri bagian posterior saat akhir diastol, left ventricular posterior

    wall thickness at end-systole (LVWs) yaitu ketebalan dinding ventrikel kiri bagian

    posterior saat akhir sistol, interventricular septal thickness at end-diastole (IVSd)

    yaitu ketebalan dinding septa interventrikular saat akhir diastol, interventricular

    septal thickness at end- systole (IVSs) yaitu ketebalan dinding septa

    interventrikular saat akhir sistol, mitral valve e-point to ventricular septal

    separation (EPSS) yaitu jarak pembukaan leaflet anterior katup aortik dengan

    septa interventrikular, aortic root dimension at end-diastole (AOD) yaitu dimensi

    pangkal aorta saat akhir diastol dan left atrial dimension during ventricular systole

    (LAD) yaitu dimensi atrium kiri selama fase sistol ventrikular.

    Pengukuran LVID, LVW dan IVS dilakukan untuk mengetahui fungsi

    miokardial, kemudian didapatkan nilai fractional shortening (FS) dari perhitungan

    rumus : FS = (LVIDd LVIDs)/LVIDd. Nilai ini digunakan untuk mengetahui

    daya kerja ventrikel. Diameter aorta (AOD) dan atrium kiri (LAD) dihitung untuk

    melihat daya kerja masing-masing, serta dapat dihitung rasio LAD/AOD untuk

    mengetahui adanya dilatasi pada atrium kiri (Penninck & dAnjou 2008). EPSS

    dihitung untuk mengetahui adanya kelainan pada jantung melalui leaflet anterior

    katup bicuspidalis. Kelainan ini dapat berupa hipertropi ventrikel kiri, stenosis

    aorta (Lehmann et al. 1983) dan regurgitasi aortik (Goddard 1995). Adanya

    kenaikan pada nilai LVID, LVPw dan IVS pada kasus Jumbo adanya penebalan

    pada dinding jantung. Peningkatan nilai EF dan FS dari batas normal

    mengindikasikan adanya hypertrophy cardiomyopathy.

  • 7/25/2019 CHF in dog

    9/18

    9

    C. Pemeriksaan Darah

    Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Darah Anjing Jumbo (22/08/2015)

    Pemeriksaan Hasil Satuan Kisaran normal

    Hematologi:Sel darah putih (WBC) 12,53 - 10^ 3/L 6,017,0

    Sel darah merah (RBC) 6,4 - 10^ 6/L 5,58,5Hemoglobin (Hb) 14,3 - g/dL 12,018,0

    Hematokrit (HCT) 42,29 - % 37,0 - 55,0

    MCV 66 - fL 60,0 - 77,0

    MCH 22,3 - Pg 19,5 - 24,5

    MCHC 33,7 - g/dL 31,0 - 34,0

    Trombosit (PLT) 437 - 10^ 3/L 200 - 500

    Limfosit 9,3 % 12,0 - 30,0

    Monosit 5,8 % 2,0 - 4,0

    Neutrofil 80,9 - % 62,0 - 87,0

    Eosinofil 2,6 - % 0 -8,0

    Basofil 1,3 - % 0 - 2,0Limfosit 1,16 - 10^ 3/L 1,0 - 4,8

    Monosit 0,73 - 10^ 3/L 0,2 - 1,5

    Neutrofil 10,14 - 10^ 3/L 3,0 - 12,0

    Eosinofil 0,33 - 10^ 3/L 0,00,8

    Basofil 0,17 - 10^ 3/L 0 - 0,4

    RDW 16,4 - %

    PCT 0,41 - %

    MPV 9,4 - fL 3,9 - 11,1

    PDW 34,8 - %

    Kimia darah:Alkalin Phosphatase (ALP) 55,638 - U/L 10,60100,70

    ALT/SGPT 160,960 U/L 8,2057,30

    Ureum (BUN) 44,381 mg/dL 15,040,0

    Kreatinin 1,946 mg/dL 0,5 - 1,5

    Total bilirubin 0,152 - g/dL 0,0 - 0,6

    GGT 11,476 U/L 0,07,0

    ALT (alanin aminotransferase) adalah enzim yang konsentrasinya paling

    banyak terdapat di hati dan spesifik menunjukan gangguan fungsi hati daripada

    AST. Peningkatan ALT menunjukan adanya penyakit hepatoseluler, obstruksi

    bilier dan hepatitis. GGT (gamma glutamil transfrase) merupakan enzim yang

  • 7/25/2019 CHF in dog

    10/18

    10

    diproduksi di empedu, enzim ini merupakan marker spesifik untuk kerusakan hati

    dan kolestatis. Bilirubin adalah hasil penguraian hemoglobin dan merupakan

    produk antara pada proses hemolisis. Peningkatan bilirubin terjadi jika terjadi

    hemolisis yang berlebihan dan hati tidak dapat mensekresikan bilirubin yang

    dihasilkan, biasanya terjadi pada kasus penyakit hepatoseluler, obstruksi saluran

    empedu dan hemolisis sel darah merah.

    D. Pemeriksaan Tekanan Darah

    Tabel 3.Hasil Pengukuran Tekanan Darah menggunakan alat Doppler

    Dari rata-rata pengukuran tekanan darah, pasien mengalami hipertensi.

    Nilai sistole normal anjing dengan rata-rata 110-160 mmHg sedangkan nilai

    diastole normal anjing dengan rata-rata 50-100 mmHg. Dalam keadaan hipertensi

    nilai tekanan diatas 170/110 mmHg (Anonim, 2007).

    3.5Diagnosa

    Diagnosa penyakit pada pasien Jumbo adalah CHF

    3.6 Differential Diagnosa

    Differential diagnose pada pasien Jumbo adalah Pneumonia, Asma,

    Emboli paru (pulmonary embolism) danInterstitial lung disease.

    Nomor Sistole Diastole

    I 180 160

    II 170 160

    III 180 154

    IV 170 144

    V 170 140

    Rata-rata 174 152

  • 7/25/2019 CHF in dog

    11/18

    11

    3.7 Prognosa

    Prognosa penyakit yang dialami pasien Jumbo adalah Infausta.

    3.8 Terapi

    Terapi yang dilakukan yaitu pemberian Furosemide dan fortekor

    4. PEMBAHASAN

    Siklus jantung adalah peristiwa yang berawal dari permulaan sebuah

    denyut jantung hingga berakhirnya denyut jantung berikutnya. Siklus jantung

    terdiri dari dua bagian yaitu sistol dan diastol. Sistol adalah periode dimana

    jantung berkontraksi dan meningkatkan tekanan dalam jantung sehingga darah

    dapat dikeluarkan menuju sirkulasi sistemik dan pulmonar. Periode dimana

    jantung berelaksasi dan terisi darah disebut diastol. Denyut jantung yang pertama

    (sistol) merupakan suara menutupnya katup bicuspidalis dan tricuspidalis. Denyut

    jantung yang kedua (diastol) merupakan suara menutupnya katup aortik dan

    pulmonar (Colville & Bassert 2002).

    Kontraksi dan relaksasi jantung adalah respon terhadap stimulus listrik

    yang dihasilkan oleh bagian tertentu dari jantung yang disebut pacemaker. Sistem

    konduksi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu sinoatrial (SA) node, atrioventrikular

    (AV) node, bundel His dan serabut Purkinje. Sinoatrial node merupakan pusat

    yang menginisiasi denyut jantung dan juga mengatur interval antara denyut.

    Sinyal listrik yang dihasilkan di SA node bergerak dari satu sel ke sel lainnya ke

    bagian bawah jantung menuju AV node, kelompok sel yang berada di tengah

    jantung antara atrium dan ventrikel. Atrioventrikular node merupakan gerbang

    yang memperlambat arus listrik sebelum sinyal diteruskan menuju ventrikel.

    Perlambatan ini memastikan atrium memiliki kesempatan untuk berkontraksi

    penuh sebelum ventrikel terstimulir. Setelah melalui AV node, arus listrik berjalan

    menuju ventrikel di sepanjang berkas His yang bercabang menjadi serabut khusus

    kanan dan kiri yang disebut serabut Purkinje. Serabut Purkinje menempel pada

    dinding bagian bawah jantung. Sistem saraf otonom, mengatur SA node untuk

    memicu mulainya siklus jantung (Cunningham 2002).

  • 7/25/2019 CHF in dog

    12/18

    12

    Gambar 6. Siklus Jantung

    Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan istilah

    untuk kongesti yang terkait dengan meningkatnya diastolic filling pressure yang

    menjadi syarat pembentukan kongesti dan edema (Abbott, 2000). Kongesti dan

    edema tersebut terjadi karena tekanan hidrostatik vena dan kapiler. CHF bukan

    suatu diagnosa spesifik namun merupakan sebuah sindroma yang disebabkan satu

    atau lebih proses penyebabnya (Nelson dan Couto, 2003). Gagal jantung dapat

    diakibatkan oleh penyakit miokardial yang menurunkan efisiensi fungsi

    miokardial, dan akibat dari faktor yang meningkatkan beban kerja jantung.

  • 7/25/2019 CHF in dog

    13/18

    13

    Penyebab umum yang menjadi beban bagi jantung misalnya stenosis katup

    keluar jantung, hipertensi arteri sistemik, dan cacat yang mengakibatkan aliran

    berlebih atau volume berlebih di dalam jantung, misalnya karena insufisiensi

    katup jantung. Pada anjing, CHF paling umum diakibatkan oleh volume darah

    yang berlebihan di dalam jantung akibat dari penyakit katup degeneratif yang

    kronis (regurgitasi mitral yang parah) atau kardiomiopati terkembang. Resiko

    penyakit pada anjing meningkat seiring bertambahnya umur, rata-rata peningkatan

    60% pada anjing usia tua.

    Gambar 7.Patogenesa CHF

    Tanda-tanda klinis dari gagal jantung merpakan manifestasi dari efek

    samping yang merusak akibat aktivasi yang berlebihan dan terus menerus

    terhadap mekanisme kompensasi. Manifestasi tersebut dapat dikelompokkan yaitu

    1.Sistem saraf simpatik yang berlebihan, meliputi tachycardia, ektopi ventrile,

    vasokonstriksi general. Dari hasil Auskultasi dan EKG jantung Jumbo

  • 7/25/2019 CHF in dog

    14/18

    14

    didapatkan adanya tachycardia dengan heart rate sebesar 164 BPM. Hal ini

    melebihi Heart rate normal anjing, yaitu kisaran 70-145 BPM.

    2.Volume darah yang berlebihan didalam jantung. Kondisi ini bisa karena

    robeknya klep jantung, kelp mengalami degenerasi. Suara jantung ke tiga

    (gallop) menunjukkan adanya peningkatan tekanan ventrikel (ventricular filling

    pressure), distensi vena secara general, hepatomegaly, ascites, edema

    pulmonum dan tanda-tanda gangguan pernafasan. Hasil X-ray Jumbo terlihat

    adanya edema pulmonum pada paru-paru, dimana terlihat radioophage.

    3.Hipertrophy miokardium akan berkontribusi terhadap penurunan output

    jantung, aritmia ventrikel, kelemahan otot rangka, atropi otot , dan gagal ginjal.

    Hipertrophy miokardium pada anjing jumbo teramati pada hasil EKG, dimana

    nilah FS (fractional Shortening) dan EF (Ejection Fraction) lebih tinggi dari

    nilai normal. Hipertrophy miokardium terjadi sebagi mekanisme kompensansi

    yang bertujuan untuk menormalkan output jantung, ketegangan pada dinding

    jantung dan diastolic filling pressure.

    4.Hipertensi atau tekanan darah tinggi erat hubungannya dengan Renin

    Angiotensi Aldosteron System (RAAS), dimana angiotensin II akan berikatan

    dengan reseptor AT1 yang akan menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.

    Tekanan darah anjing Jumbo adalah 174/152, hal ini diatas nilai normal

    tekanan darah pada anjing yaitu 170/110.

    Pada awal gagal jantung, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf

    simpatis dan sistem renin angiotensin aldosterone (Gambar 8), serta pelepasan

    arginin vasopressin yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk

    mempertahankan tekanan darah yang adekuat. Pengaktifan bertujuan untuk

    menjaga keseimbangan tekanan darah, namun bisa memperburuk keadaan gagal

    jantung. Ginjal akan melepaskan hormon renin, dimana renin akan mendorong

    peningkatan kerja saraf simpatik dan mengaktifkan sistem neurohormonal

    aldosteron-angiotensin (RAAS/Renin-Aldosteron-Angiotensin System). Renin

    akan memotong angiotensinogen yang ada di hati untuk memproduksi angiotensin

    I, kemudian angiotensin I diubah menjadi angiotensin II dengan bantuan

    Angiotensin Converting Enzym (ACE). Angiotensin II ini dapat mengaktifasi

  • 7/25/2019 CHF in dog

    15/18

    15

    aldosteron sehingga meningkatkan reabsorbsi air dan garam di ginjal. Peningkatan

    reabsorpsi air dan garam tersebut bisa memicu timbulnya penumpukan cairan,

    yang akan menumpuk di paru-paru (edema pulmonum) dan menyebabkan edema

    di bagian rongga perut (ascites). Edema dapat menyebabkan peningkatan berat

    badan pada penderita CHF, sedangkan kongesti di paru akan menyebabkan ritme

    pernafasan pada penderita CHF menjadi lebih pendek.

    Gambar 8.Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)

    Angiotensin II juga dapat memicu kontriksi pada pemubluh darah dan

    menstimulasi kontriksi endotelial. Keduanya dilakukan untuk meningkatkan

    tekanan darah. Endotelial merupakan bagian otot polos yang berada diantara

    dinding pembuluh darah dan aliran darah. Kerja endotelial adalah merelaksasi

    pembuluh darah saat terjadi kontriksi berlebihan dan kinerjanya bergantung pada

    keberadaan NO. Relaksasi pembuluh darah akan menyebabkan turunnya tekanan

  • 7/25/2019 CHF in dog

    16/18

    16

    darah karena dilatasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga jumlah darah yang

    masuk ke jantung menurun dan terjadi shock (ketidakseimbangan antara lebar

    ruang pembuluh darah dan volume darah yang mengisi). Jantung akan memompa

    lebih cepat untuk mengompensasinya sehingga ventrikel akan membesar

    ukurannya dan terjadi apoptosis atau kematian sel kardiomiosit. Hal ini juga

    menyebabkan gangguan aliran darah, tidak hanya ke jantung tapi juga ke seluruh

    organ vital tubuh termasuk ginjal. Penurunan aliran darah ke ginjal akan

    menyebabkan perfusi ginjal dan dapat berakibat pada terjadinya gagal ginjal.

    Kontriksi pembuluh darah dan timbulnya kongesti akibat diaktifkannya

    neurohormonal secara berlebihan sangat memperburuk keadaan CHF. Kelenjar

    adrenal juga akan mengeluarkan norepinefrin dan epinefrin sehingga mendorong

    aktifasi saraf simpatik, kontriksi pembuluh darah dan meningkatkan kecepatan

    jantung dalam memompa darah.

    Pengobatan yang dilakukan pada anjing Jumbo adalah dengan pemberian

    Furosemid. Penggunaan furosemide berfungsi untuk menurunkan preload jantung

    yang umumnya tinggi akibat adanya akumulasi cairan. Dosis dan frekuensi

    penggunaan furosemid tergantung pada keparahan kongesti pulmoner atau asites,

    dan juga derajat kesukaran pernapasan. Untuk edema pulmoner akut, furosemid

    dapat digunakan dengan dosis 2-4 mg/kg secara IV atau IM, tetapi pada kucing

    dosisnya tidak lebih dari 2 mg/kg, pemberiannya diulang setiap 6-8 jam.

    Furosemid secara oral diberikan apabila tanda klinik seperti dispne telah mereda,

    biasanya 24 jam setelah pengobatan. Dosis furosemid secara oral pada anjing

    adalah 1-4 mg/kg diberikan dua kali sehari, dan pada kucing adalah 1 mg/kg

    sekali atau dua kali sehari. Pada pasien CHF kronis (tekanan respirasi ringan

    karena edema pulmoner minimal dan batuk kronis karena kardiomegali jantung

    kiri), tidak diperlukan pemberian furosemid secara IV, penanganan dapat diawali

    dengan furosemid secara oral. Penggunaan diuresis secara ekstensif dapat

    mengaktifkan renin-angiotensin aldosterone system (RAAS). Karena itu, tidak

    direkomendasikan penggunaan diuresis secara monoterapi, dan dosisnya

    diminimalkan untuk menghindari aktivasi RAAS, dehidrasi, azotemia, dan

  • 7/25/2019 CHF in dog

    17/18

    17

    hipokalemia. Dosis diuresis dapat dikurangi hingga 50% bila diuresis digunakan

    bersama dengan angiotensin converting enzyme inhibitors (ACE-I).

    Istilah afterload mengacu pada tahanan ejeksi darah ventrikel yang

    ditentukan oleh tingkat konstriksi arteri perifer/tahanan vaskular sistemik. Pada

    kasus CHF, aktivasi saraf simpatetik dan sistem renin-angiotensin-aldosteron

    menyebabkan kontriksi arteri yang akan menghalangi fungsi pemompaan jantung

    dan meningkatkan beban jantung. Vasodilator arteri menurunkan tahanan vaskular

    sistemik sehingga menurunkan beban jantung. Golongan utama dari vasodilator

    yang digunakan untuk obat veteriner adalah ACE-I (Gambar 7). ACE-I yang

    digunakan pada kasus jumbo adalah Fortekor, dimana mengandung benazepril

    hydrochloride 5 mg.

    Gambar 9.Pengaruh Obat-obatan pada Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)

  • 7/25/2019 CHF in dog

    18/18

    18

    5. PENUTUP

    Berdasarkan pemeriksaan klinis dan diagnosa penunjang, Anjing Jumbo

    mengalami CHF. CHF tidak dapat disembuhkan dan dapat menyebabkan

    komplikasi penyakit seperti edema pulmonum, ascites, dan gagal ginjal. Namun

    penderita CHF dapat ditingkatkan kualitas hidupnya dengan cara pemberian terapi

    yang tepat.

    Daftar Pustaka

    Abbot, J. 2000. Small Animal Cardiology Secrets. Philadelphia : Hanley andBelfus Inc. Missouri: Saunders-Elsevier.

    Cunningham JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiology. USA: Saunders. Pp.

    166-172; 180-182.

    Goddard PJ. 1995. Veterinary Ultrasonography. UK : CAB International. Hal.

    131-149.

    Gooding JP, Robinson WF, Mews GC. 1986. Echocardiographic assessment of

    left ventricular dimensions in clinically normal English Cocker Spaniels.

    American Journal of Veterinary Research. Vol. 47 No. 5: 296-300.

    Nelson, R.W and C.G Couto. 2003. Small Animal Internal Medicine.

    Patteson M. 2002.Equine Cardiology. USA : Blackwell Publishing.

    Penninck D, dAnjou, MA. 2008.Atlas of Small Animal Ultrasonography. Ed ke-

    1. Iowa : Blackwell Publishing. Pp. 151-160; 170-174.

    Tilley, L.P, F.W.K Smith, M.A Oyawa and Sleeper M.M. 2008. Manual of Canine

    and Feline Cardiology Fourth Edition. Missouri: Saunders-Elsevier.