chapter iii-v (1)

94
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema Berbagai bencana alam terjadi di dunia, yang sebagian besar dikarenakan akan peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon sehingga mendorong masyarakat untuk kembali memikirkan mengenai alam. Bangunan sendiri telah mengkonsumsi 40% dari total energi yang dimiliki oleh bumi. Hal itu tidak termasuk dalam proses pengangkutan material serta proses pembangunan bangunan tersebut. Untuk mencari jalan keluar akan masalah lingkungan, dalam dunia arsitektur, muncullah suatu aliran yang bernama Green Architecture atau biasa disebut Arsitektur Hijau. Konsep ni menjadi topik perbincangan yang menarik saat ini, salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat sumber daya alam akibat menimpisnya sumber energi tak terbarukan. Konsep arsitektur yang satu ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara struktur dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam proses desain. Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan berbagai faktor lingkungan. Prinsip dari aliran ini adalah bahwa apa yang kita sebagai manusia ciptakan tidak hanya mengambil dari alam namun harus dapat untuk mengembalikan lagi ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi kepada alam tanpa menimbulkan dampak negatif kepada alam. Green Architecture dilatarbelakangi oleh kepedulian para arsitek terhadap kualitas lingkungan hidup dan kualitas kehidupan manusia yang berkelanjutan. Pendekatan desain yang dilakukan oleh berbagai kelompok arsitek dalam memasyarakatkan Green Architecture berbeda-beda aplikasinya sesuai dengan keahlian masing-masing. Pada mulanya, Green Architecture bermula dari rancangan rumah sementara oleh Walden Pond yang menunjukkan bahwa manusia sebagai penghuni tidak lagi menjadi sesuatu yang asing dengan lingkungan. Universitas Sumatera Utara

Upload: fitriana-shenaga

Post on 16-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ffe

TRANSCRIPT

  • BAB III

    ELABORASI TEMA

    3.1 Pengertian Tema

    Berbagai bencana alam terjadi di dunia, yang sebagian besar dikarenakan akan

    peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon sehingga mendorong masyarakat

    untuk kembali memikirkan mengenai alam. Bangunan sendiri telah mengkonsumsi

    40% dari total energi yang dimiliki oleh bumi. Hal itu tidak termasuk dalam proses

    pengangkutan material serta proses pembangunan bangunan tersebut. Untuk mencari

    jalan keluar akan masalah lingkungan, dalam dunia arsitektur, muncullah suatu aliran

    yang bernama Green Architecture atau biasa disebut Arsitektur Hijau.

    Konsep ni menjadi topik perbincangan yang menarik saat ini, salah satunya karena

    kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat sumber daya alam

    akibat menimpisnya sumber energi tak terbarukan. Konsep arsitektur yang satu ini

    lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan memiliki tingkat keselarasan yang

    tinggi antara struktur dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat

    baik.

    Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang

    memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam proses desain. Green

    Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang

    semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan berbagai faktor

    lingkungan. Prinsip dari aliran ini adalah bahwa apa yang kita sebagai manusia

    ciptakan tidak hanya mengambil dari alam namun harus dapat untuk mengembalikan

    lagi ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima

    dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi kepada alam tanpa menimbulkan

    dampak negatif kepada alam.

    Green Architecture dilatarbelakangi oleh kepedulian para arsitek terhadap kualitas

    lingkungan hidup dan kualitas kehidupan manusia yang berkelanjutan. Pendekatan

    desain yang dilakukan oleh berbagai kelompok arsitek dalam memasyarakatkan Green

    Architecture berbeda-beda aplikasinya sesuai dengan keahlian masing-masing. Pada

    mulanya, Green Architecture bermula dari rancangan rumah sementara oleh Walden

    Pond yang menunjukkan bahwa manusia sebagai penghuni tidak lagi menjadi sesuatu

    yang asing dengan lingkungan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Namun secara umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah gerakan

    untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan dalam

    efisiensi energi dan sumber daya alam dalam kegiatan arsitektural untuk

    pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan ekonomi, sosial dan

    budaya.

    Beberapa hal dapat diterapkan dalam desain untuk mendukung konsep Green

    Architecture. Pemanfaatan bentuk kontur sebagai bagian dari bangunan, penggunaan

    batuan dari alam, serta atap dari rerumputan merupakan berbagai cara untuk

    mengurangi pemanasan, mengurangi beban angin, api dan juga gempa bumi.

    Konstruksi pada bangunan yang menggunakan beton sebagai bingkai juga merupakan

    salah satu cara mendukung konsep ini. Rangka atap dilindingi dengan slab beton, hal

    ini berfungsi menyediakan suhu ruangan yang tetap terjaga kesejukannya pada musim

    panas dan tetap hangat pada musim dingin. Slab beton pada atap juga berfungsi

    sebagai penahan air hujan agar tidak masuk ke dalam ruangan.

    Ciri ciri umum dari Green Architecture adalah

    Peka terhadap lingkungan sekitar Mengusahakan pencahayaan serta penghawaan alami untuk bangunan Mengkonsumsi energi seminimal mungkin Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri Memakai material daur ulang atau material yang ekologis.

    Dalam penerapan Green Architecture ke dalam desain dapat dilakukan dengan

    berbagai cara lainnya. Misalnya pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan

    pembangunan suatu proyek dapat didaur ulang menjadi limbah yang bermanfaat.

    Suatu nilai yang penting dari bangunan adalah kemampuan untuk menunjukkan jalan

    dalam memecahkan masalah bukan kemampuan dalam memecahkan semua masalah.

    3.2 Prinsip dan Teori Green Architecture

    3.2.1 Teori Brenda dan Robert Vale

    Konservasi Energi Suatu bangunan harus dibangun dengan meminimalkan kebutuhan bahan bakar

    dalam proses pembangunannya. Sehingga fosil yang diperlukan untuk membuat

    bahan bakar untuk pembangunan dapat dihemat pemakaiannya. Pendayagunaan

    alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi, sehingga alam tidak

    perlu dirusak untuk membangun pusat rekreasi dan sejenisnya. Penentuan lokasi

    Universitas Sumatera Utara

  • yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai

    dengan kebutuhan fungsi bangunan atau proyek.

    Bekerja dengan iklim Bangunan harus didesain sehingga dapat bekerja sesuai dengan iklim dan

    sumber energi alam di lokasi berdirinya bangunan tersebut. Dengan menyesuaikan

    iklim, maka kebutuhan akan energi dapat dihemat. Misalnya penggunaan pendingin

    buatan di dalam bangunan akan dapat diminimalisasi. Energi yang tersedia di alam

    juga dapat dimanfaatkan seperti matahri, angin, hujan dan air. Misalnya

    pencahayaan alami pada siang hari sehingga tidak memerlukan energi lebih untuk

    menghidupkan lampu.

    Meminimalisasi penggunaan sumber daya baru Sebuah bangunan harus didesain agar dapat meminimalkan penggunaan energi

    baru dan pada akhirnya dapat berguna untuk kelangsungan hidup, untuk

    menghasilkan suatu bentuk baru dari energi bagi arsitek lainnya. Pengunaan

    material yang ramah lingkungan, penggunaan material daur ulang, merancang

    bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya merupakan berbagai cara untuk

    meminimalisasi penggunaan sumber daya baru.

    Menghargai pengguna Dalam Green Architecture mencoba untuk mengenali kebutuhan dari setiap

    pengguna yang terlibat dalam pemakaian bangunan tersebut. Green Architecture

    menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan

    kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan

    penggunanya namun selaras dengan prinsip lainnya.

    Menghargai lokasi Suatu bangunan berusaha untuk tidak memboroskan energi, mebuat polusi dan

    asing dengan penggunanya. Hal ini dapat dilakukan dengan seminimal mungkin

    merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil

    jalan pintas dengan cara cut dan fill site di dalam pembangunan di tapak. Member

    pori- pori bagi tanah agar tanah tetap memiliki aliran udara.

    Holism Prinsip- prinsip yang telah disebutkan di atas perlu disatukan dengan pendekatan

    menyeluruh pada lingkungan buatan, walaupun agak sulit untuk menyatukan

    berbagai prinsip di atas.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.2.2 Teori Heinz Frick (1999) Dalam teorinya Heinz Fick memberikan empat kriteria arah pembangunan secara

    Green Architecture, yaitu :

    Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi.

    Pembangunan biologis (baubiologie) yang memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia.

    Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman

    kesadaran.

    Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi pembentukan dan kesenian.

    3.2.3 Teori Ken Yeang (1995) Menurut Ken Yeang, desain ekologis adalah sautu proses desain di mana seorang

    desain secara jelas meminimalisasi efek buruk yang datang dari suatu produk akibat

    proses desain yang dapat menganggu ekosistem dan sumber daya bumi, dan secara

    terus menerus memberikan prioritas kepada keberlanjutan pengurangan dan

    minimalisasi efek buruk ini. Beberapa teori yang dikemukakan oleh Ken Yeang yaitu :

    Hemat Energi Pengurangan biaya sebagai hasil dari penurunan konsumsi energi dalam

    pengoperasian suatu bangunan. Pengurangan keseluruhan konsumsi energi dari

    bangunan dapat menggunakan fungsi struktur pasif.

    Humanisme Memberikan kesempatan kepada pengguna bangunan untuk merasakan

    kenyamanan bangunan namun sekaligus membuat mereka menjadi tanggap

    terhadap pengalaman akan iklim luar pada lokasi tersebut.

    Esetetika natural dan kebebasan berekspresi Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal Penghawaan alami

    Menciptakan suatu zona yang berbeda untuk udara dalam fasad suatu bangunan,

    dapat berupa ruang transisi, ruang pemisah atau ruang akhir dari udara yang masuk

    ke dalam bangunan. Hasil desain dapat berupa bentuk yang besar ke arah langi

    dengan ventilasi atrium, membuat balkon atau lapangan atap yang besar.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tanggap terhadap orientasi matahari Pengembangan terhadap lapisan dinding luar dari dalam ke luar lingkungan,

    menghadapkan kita kepada ruang transisi yang membawa udara sehingga

    menghasilkan berbagai jenis desain dinding. Berbagai penelitian telah dilakukan

    untuk menghasilkan berbagai dinding luar dengan kulit yang berbeda tergantung

    pada orientasi matahari.

    Dari berbagai prinsip di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai bahan acuan

    untuk perencanaan Green Architecture yaitu :

    Manusia sebagai tokoh sentral dalam proses perencanaan bangunan sehingga diperlukan kajian terhadap aktifitas manusia sebagai pemakai bangunan tersebut.

    Hal ini meliputi berbagai macam aktifitas, sosial budaya serta tradisi yang akan

    berorientasi terhadap penyadaran lingkungan.

    Potensi lingkungan alamiah yang berbeda di setiap daerah mengharuskan adanya penelitian sebelum pembangunan. Penelitian berupa iklm, kondisi tanah, vegetasi

    serta potensi sumber daya alam setempat, terutama sumber daya yang terbaharui

    yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan arsitektural.

    Membuat bangunan yang hemat energi sehingga tidak adanya energi yang terbuang percuma, baik dalam proses pembangunan sampai kepada operasional bangunan itu

    sendiri.

    Orientasi utama terhadap keselamatan lingkungan tidak menyebakan dalam proses desain akan kehilangan estetika dari bangunan itu sendiri. Penggabungan akan

    keindahan alam serta kebebasan berekspresi menjadi salah satu poin penting dalam

    penerapan prinsip ini.

    3.3 Interpretasi Tema

    Hal yang dapat dilakukan menuju Green Architecture adalah sebagai berikut :

    1. Pertapakan

    Dalam melakukan penentuan pertapakan Green Arcitecture berusaha untuk

    menyelaraskan massa dan citra visual bangunan dengan tapaknya dan seminimal

    mungkin mengeluarkan energi untuk mengubah tapak yang akan diolah.

    2. Pencahayaan Alami

    Pemanfaatan potensi matahari di siang hari digunakan untuk menghemat energi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Pencahayaan buatan dan sistem HVAC yang hemat energi

    Penggunaan bangunan pada malam hari serta untuk kasus bangunan tertentu tetap

    dibutuhkan pencahayaan buatan dan sistem pengkondisian udara buatan.

    Pendekatan dalam konsep ini adalah pengunaan sistem lampu dan HVAC yang

    hemat energi.

    4. Pemanfaatan sumber daya alam alternatif

    Penggunaan sumber daya yang ada harus digunakan seefisien mungkin. Hal ini

    dapat diimplementasikan dalam pengunaan material bangunan yang dapat didaur

    ulang, alami dan dapat diperbaharui. Penggunaan material seperti itu merupakan

    bagian dari tanggung jawab dan disiplin lingkungan.

    5. Insulasi thermal selubung bangunan dan pengudaraan alami

    Penggunaan material bangunan yang tanggap terhadap iklim serta desain massa

    bangunan dan ruang dengan pertimbangan iklim.

    6. Pemanfaatan kondisi iklim sebagai sumber energi

    Pemanfaatan sumber energi yang ada menghasikkan inovasi baru dalam

    penggunaan material bangunan, seperti photovoltaic material. Pemanfaatan

    matahari dan angin untuk pengudaraan alami dan pemanasan juga menghasilkan

    bangunan berteknologi khas lingkungan.

    7. Pengelolaan limbah

    Sistem pengelolaan limbah dalam operasional bangunan Green Architecture benar-

    benar diupayakan untuk tidak mencemari lingkungan. Proses ini dikenal dengan 3R

    yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Misalnya air limbah hasil buangan bangunan

    dapat diolah kembali untuk keperluan taman. Pengolahan air sungai sehingga dapat

    digunakan untuk keperluan lain.

    3.4 Sifat Bangunan

    Konsep Green Architecture mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para

    arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alas an

    lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site.

    Penggunaan material yang dapat didaurulang juga mendukung konsep arsitektur hijau,

    sehingga penggunaan material dapat dihemat.

    a. Berkelanjutan

    Yang berarti bangunan dengan konsep green architecture tetap bertahan dan

    berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • alam tanpa adanya perubahan- perubahan yang signifikan tanpa merusak alam

    sekitar.

    b. Ramah Lingkungan

    Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green

    architecture apabila bangunan tersebut tidak ramah terhadap lingkungan.

    Ramah lingkungan di sini maksudnya adalah tidak hanya dalam perusakan

    terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi dan

    lain sebagainya. Oleh karena itu, bangunan dengan konsep ini mempunyai sifat

    ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek- aspek pendukung

    lainnya.

    c. Bangunan dengan Performa Tinggi

    Bangunan dengan konsep Green Architecture mempunyai satu sifat yang tidak

    kalah penting dengan sifat yang telah disebutkan di atas. Sifat ini yaitu

    bangunan dengan performa tinggi. Hal ini diperlukan untuk meminimalisasikan

    penggunaan energi dengan memanfaatkan energi dari alam dan dengan dengan

    dipadukan teknologi modern. Contohnya : penggunaan panel surya (solar cell)

    untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga

    listrik, penggunaan material yang dapat didaur ulang, dan sebagainya.

    Gambar 3.1 Skematik Pemanfaatan air pada lokasi Sumber : putu whidiari, 2009

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.5 Keterkaitan Tema dengan Judul

    Proyek Taman Rekreasi Air ini berlokasi di tepi aliran sungai yang bertujuan untuk

    membangkitkan kembali fungsi sungai ke arah yang lebih positif. Alam sebagai

    pemberian Tuhan merupakan anugerah yang luar biasa bagi manusia. Merupakan

    suatu hal yang utama bagi manusia untuk merawat dan melestarikan alam namun

    sambil dapat menikmati alam itu sendiri. Untuk itu, diperlukan desain yang dapat

    menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi namun juga berkualitas untuk para

    pemakainya.

    Sebagian besar bangunan hijau (green building) adalah bangunan yang berkualitas

    tinggi, lebih bertahan lama, operasional dan perawatan lebih rendah serta

    menyediakan kepuasan yang sangat besar bagi pemakainya. Pemakai bangunan yang

    menghargai lingkungan akan lebih memilih bangunan hijau, dan bahkan membayar

    lebih sedikit dibandingkan manfaatnya yang jauh lebih besar.

    Taman Rekreasi Air ini akan mengenalkan alam sebagai tempat pembelajaran yang

    paling baik dan paling dekat dengan manusia. Penggunaan air daur ulang dari sungai

    dengan menggunakan mesin khusus akan menjadikan suatu pembelajaran tersendiri

    bagi para pemakainya. Pemanfaatan sungai untuk rekreasi akan mendobrak stigma

    yang selama ini beredar di masyarakat bahwa sungai hanya untuk dibelakangi. Sungai

    di sini akan menjadi suatu yang vital, selain untuk sarana rekreasi, airnya dapat

    Gambar 3.2 Konsep dari bangunan hijau Sumber : www. gradika.com

    Universitas Sumatera Utara

  • digunakan untuk kebutuhan lain. Limbah air dari manusia juga diolah sebelum

    dialirkan ke sungai agar tidak mencemari sungai.

    Penentuan dari tema dapat dilakukan dengan cara menetapkan kriteria yang sesuai

    dengan fungsi secara makro. Kriteria yang diangkat adalah :

    1. Mampu menunjukkan identitas yang sesuai dengan fungsi

    2. Mampu mengekspresikan keberadaan fungsi

    3. Memiliki kesesuaian terhadap konsep gedung yang dapat mengundang pengunjung

    dan membuat mereka merasa nyaman serta merasa ingin kembali

    4. Mampu mengimbangi perkembangan zaman sesuai dengan tuntutan fungsi

    5. Dapat menyatukan unsur alam terhadap bangunan, sehingga bisa memanfaatkan

    material lokal yang dapat diolah dan dibentuk sehingga menghasilkan bahan

    material yang memiliki nilai keindahan.

    Tema yang diangkat pada Taman Rekreasi Air berdasarkan atas pendekatan

    sebagai berikut, yaitu :

    1. Pendekatan dari segi fungsi

    Fungsi utama dari Taman Rekreasi Air ini adalah untuk rekreasi, sehingga

    memerlukan bangunan yang dapat menarik pengunjung. Selain fungsi utama

    tersebut, terdapat fungsi pendukung yang tak kalah penting, yaitu menyelamatkan

    lingkungan. Jadi, dalam desain diperlukan penggabungan antara rekreasi dengan

    alam.

    2. Pendekatan dari segi lokasi

    Lokasi yang berada di dekat sungai, seperti mengembalikan lagi fungsi sungai yang

    bukan untuk dibelakangi, namun menjadi suatu pemandangan yang dapat

    menyegarkan jasmani maupun rohani. Sungai bukan tempat pembuangan sampah,

    namun sebagai anugerah dari alam untuk manusia. Elemen air seringkali menjadi

    elemen yang dapat menyegarkan bahkan ketika hanya memandangnya saja.

    3. Pendekatan dari segi kegiatan

    Rekreasi di kota besar barangkali telah menjadi suatu hal yang sangat penting

    dalam kehidupan manusia. Di tengah padatnya aktifitas, menghadapi kejenuhan

    yang disebabkan lelahnya bekerja, membuat tempat rekreasi menjadi pilihan utama

    untuk menyegarkan kembali jiwa yang lesu. Rekreasi yang berhubungan dengan

    alam menjadi rekreasi yang diminati orang belakangan ini.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari beberapa pendektan yang telah dijabarkan di atas, maka diangkat tema yang

    mempunyai kedekatan dengan berbagai uraian tersebut, yaitu Green Architecture

    (Arsitektur Hijau).

    3.5 Studi Banding dengan Tema Sejenis

    Terdapat beberapa studi banding yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan

    yang sesuai dengan penerapan tema. Studi banding tersebut yaitu :

    3.5.1 ACROS Fukuoka, Jepang ACROS (Asian Crossroads over the Sea) Fukuoka ini terletak di kota Fukuoka,

    Jepang. Arsitek bangunan ini adalah Emilio Ambasz & Ass. yang berasal dari

    Argentina. Di satu sisi bangunan tampak seperti gedung perkantoran biasa

    berdinding kaca, namun di sisi lain memiliki teras taman yang sangat besar di

    setiap lantainya. Taman terasnya mencapai hingga 60 meter di atas tanah yang

    tersusun dari 35000 jenis tanaman.

    Bangunan ini berfungsi sebagai kantor, retail dan teater yang dapat menampung

    2000 orang serta museum. Bangunan ini dibangun di atas lokasi hijau terakhir di

    kota sehingga desainnya diharuskan sehijau mungkin sehingga tidak merusak

    lingkungan. Sang arsitek mencoba mencari pemecahan masalah terhadap lokasi

    untuk membangun suatu bangunan dengan fungsi publik tanpa merusak lingkungan

    yang ada. Apalagi lokasi dengan tingkat kepadatan bangunan tinggi yang

    menyebabkan polusi pun meningkat.

    Gambar 3.3 Tampak depan dan samping gedung ACROS

    S b l t

    Universitas Sumatera Utara

  • Atap hijau gedung ini mereduksi konsumsi energi pada bangunan sebab mampu

    menjaga suhu dalam gedung agar tetap konstan dan nyaman. Atap hijau juga dapat

    menampung air hujan, menyaring udara kotor di lingkungan sekitar dan

    mendukung kehidupan serangga serta burung- burung. Air hujan yang ada

    dipergunakan untuk menyiram tanaman, air hujan dialirkan dari lantai atas menuju

    ke lantai bawah. Terdapat atrium yang berbentuk semi bulat di tengah bangunan

    sehingga menciptakan kontras antara tanaman dan bangunan. Bangunan ini jika

    dilihat dari taman di sebelahnya seperti tangga taman yang menyerupai gunung.

    Gambar 3.4 Detail serta potongan bangunan ACROS

    Gambar 3.5 Tampak Atas serta atrium di bangunan

    Sumber : www.wayfaringtravelblog.com

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.5.2 Alila Villas Uluwatu, Bali

    Bali tepatnya di Uluwatu, sebuah hotel dan komplek villa yang ramah lingkungan

    selesai dibangun. Alila Villas Uluwatu dibangun di atas dataran tinggi tepi pantai

    dengan 50 kamar hotel dan 35 villa keluarga.

    WOHA, perusahaan desain dan arsitektur Singapura membangun hotel tersebut

    dengan menggabungkan bentuk pavilion Bali dan pemandangan desa dengan

    pendetakan desain yang modern. WOHA sendiri telah memiliki reputasi global

    dengan berbagai proyek desain invotaif untuk proyek lingkungan tropis yang

    memenangkan berbagai penghargaan kelas dunia. Sejak tahun 1989, perusahaan ini

    telah ikut serta dalam menciptakan suatu desain hotel yang menjadi ciri khas Asia,

    dengan cara mengerjakan berbagai hotel dan villa terkenal di Asia.

    Bahan- bahan yang digunakan merupakan bahan lokal yang didapatkan dari Bali

    atau dari daerah sekitar Bali. Hotel ini merupakan hotel pertama di Bali yang

    menggunakan prinsip lingkungan yaitu Environmental Sustainable Design (ESD).

    Prinsip yang digunakan adalah penggunaan material lokal, konservasi air dan

    taman yang dapat menampung hujan, mendaur ulang air hujan, menggunakan

    tanaman lokal dari Bali terutama dari ekosistem savanna Bali di Bukit. Villa ini

    terdaftar dalam Green Globe Certification dan menjadi hotel pertama di Bali yang

    mendapat nilai tertinggi dalam sertifikasi untuk ESD.

    Berbagai macam fasilitas ditawarkan pada villa ini untuk memberikan kenyamanan

    serta kenikmatan sendiri bagi para pengunjung. Terdapat 3 tempat makan yang

    menarik yaitu CIRE, The Warung dan Sunset Cabana. Villa ini juga menawarkan

    fasilitas kesehatan berupa spa dan ruang olahraga beserta yoga. Juga terdapata

    fasilitas lainnya seperti kolam renang 50 meter, galeri, ruang seminar dengan

    kebutuhan khusus, area pernikahan serta perpustakaan.

    Gambar 3.6 Salah satu bangunan di Alila Villas Sumber : www.alilavillasbali.com

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.5.3 Stadion Water Cube, Beijing, China Pusat Akuatik Nasional Water Cube merupakan sebuah pusat olahraga air yang

    dibangun bersamaan dengan Stadion Nasional Beijing dalam rangka Olimpiade 2008.

    Dibangun pada tanggal 24 Desember 2003 dan selesai pada 28 Januari 2008,

    bangunan ini telah memecahkan 25 rekor dunia selama Olimpiade 2008.

    Pusat Akuatik Nasional Water Cube merupakan perwakilan dari Olimpiade

    Hijau dalam pokok arsitektur, teknik, perlindungan lingkungan dalam area material,

    energi dan sumber daya air dan juga kualitas lingkungan indoor. Bangunan ini khusus

    dirancang dan dibangun oleh sebuah konsorsium terdiri dari PTW Architects, Arup

    Internasional, CSCEC, dan CCDI. Water Cube menyerap radiasi matahari dan

    mengurangi hilangnya panas dari bangunan, sehingga di dalam bangunan akan tetap

    sejuk. Ini akan membuat air di kolam renang akan terasa hangat terus menerus akibat

    dari penyerapan radiasi matahari tersebut. Penggunaan ventilasi dan pencahayaan

    alami secara maksimal merupakan fitur desain lingkungan lainnya dari proyek ini.

    Bangunan ini didesain untuk menjaga suhu dan kelembapan di area berbeda pada

    kolam renang dan menyediakan lingkungan indoor yang nyaman bagi para atlet dan

    pengunjung lainnya.

    Arsiteknya secara tepat menggunakan air ke dalam pertimbangan, memaksimalkan

    dan efisiensi utilitas bangunan, mendaur ulang air dan perlindungan terhadap kualitas

    lingkungan itu sendiri. Penggunaan sistem pengolahan air yang modern

    memungkinkan kualitas air mencapai standar nasional dan standar dari International

    Amateur Swimming Federation (FINA) dan World Health Organization (WHO).

    Konsep pembangunan berkelanjutan menjadi pilihan yang tepat dari arsiteknya, yang

    Gambar 3.7 Bangunan penginapan untuk pengunjung dengan view pemandangan alam

    Sumber : www.alilavillasbali.com

    Universitas Sumatera Utara

  • memilih material inovatif yang hemat energi dan produk yang mengurangi polusi

    internal maupun eksternal.

    Kulit luar dari bangunan ini menggunakan material ETFE yang ringan namun

    sangat kuat. Meliputi 4000 bantalan udara dengan luasan 100.000m2 yang kelihatan

    sama namun sebetulnya berbeda satu dengan yang lain. Bantalan ini dapat dengan

    mudah diganti satu per satu apabila ada yang rusak. Bantalan ETFE ini memiliki tebal

    hanya 0,2 mm. Cahaya matahari dapat menembus ke dalam bantalan yang membuat

    pencahayaan buatan sehingga tidak diperlukan lagi pencahayaan di dalam bangunan

    pada siang hari dan menjaga suku air di kolam renang. Hal ini telah mengurangi

    pemakaian listrik sebesar 30%.

    Dinding luar didasarkan pada struktur Phelan Weaire, struktur dirancang dari

    pembentukan alam gelembung busa sabun di kamar mandi. Kompleksitas struktur ini

    dikembangkan dengan mengiris gelembung busa sabun, menghasilkan bentuk yang

    tidak sama, pola organik daripada struktur gelembung busa yang sebelumnya diajukan

    oleh ilmuwan Kelvin. Dengan menggunakan geomteri Phelan Weaire, membentuk

    Gambar 3.8 Kulit luar dari Water Cube Sumber : www.china.org.cn

    Gambar 3.9 Kolam renang di dalam Water Cube

    S b d i b ildi t k

    Universitas Sumatera Utara

  • dinding dengan 4000 bantalan, ebebrapa berukuran sampai 9,14 metere, dengan 7

    bentuk yang berbeda untuk atap dan 15 bentuk berbeda untuk dinding.

    Kulit dan atap bangunan dapat menampung 10.000 ton air hujan, 70.000 ton air

    bersih dan 60.000 ton air kolam renang yang akan dipergunakan untuk keperluan air

    dalam bangunan. Setiap tahunnya secara keseluruhan, bangunan ini akan menghemat

    140.000 ton air yang akan di daur ulang. Sistem kolam renang pada umumnya

    menggunakan pompa air menuju ke jaringan pembuangan air lokal sebagai sistem

    filtrasi. Stadion ini menggunakan skema yang berbeda, air buangan yang ada dialirkan

    menuju sistem filter dua tahap yang kemudian dialirkan lagi ke kolam renang. Sistem

    ini sangat efisien dalam penggunaan air di Beijing yang curah air hujan dan air tanah

    rendah.

    Bangunan ini memiliki kapasitas 17.000 pengunjung selama permainan. Luas tanah

    total 65.000 m2 dan luas bangunan 32.000 m2. Meskipun disebut kubus, namun

    bangunan ini sebenarnya berbentuk balok dengan panjang dan lebar 178 meter, tinggi

    31 meter.

    Setelah olimpiade, bangunan ini dibuka untuk umum kepada masyarakat yang akan

    mengunjungi bangunan ini. Bangunan ini telah berfungsi sebagai taman air dengan

    fasilitas kolam renang, 13 slide, kolam ombak serta kolam spa. Renovasi ini dilakukan

    dalam rangka untuk membawa minat baru dari warisan olimpiade.

    3.5.4 Tech-Linx Technology Park, Cyberjaya, Malaysia Konsultan proyek ini adalah T.R. Hamzah dan Yeang Sdn Bhd. Bentuk utama yang

    diambil untuk bangunan ini adalah bentuk prisma segitiga.

    Struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang. Sirkulasi dalam lokasi

    yaitu sistem kluster.

    Gambar 3.10 Bentuk atap dari luar dan di dalam bangunan

    S b

    Universitas Sumatera Utara

  • Tapak dari perkantoran ini berada dalam zona Cyberjaya. Dengan kapasitas enam

    massa bangunan mengelilingi sebuah area terbuka, semuanya menggunakan

    penghawaan alami, dikelilingi vegetasi hutan yang padat dan fitur air. Fitur desain

    unik lainnya adalah atap payung yang berada di atas bangunan, memberikan

    shading kepada bangunan di bawahnya, mengurangi intervensi panas matahari ke

    dalam. Semua fasad yang menghadap matahari diberikan kantilever atau teritisan.

    Dengan penekanan lingkungan ke dalam perancangan bangunan, maka diperoleh

    sebuah desain yang konteks terhadap lingkungan.

    Gambar 3.11 Perspektif Maket Tech-Linx Malaysia

    S b t hli

    Gambar 3.12 Detail Perspektif Sumber : www.techlinx.com

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 3.1 Perbandingan bangunan untuk studi banding tema sejenis

    Nama

    Bangunan

    Lokasi Fungsi Konsep

    ACROS

    Fukuoka

    Jepang - Kantor

    - Retail

    - Museum

    - Teater

    - Penggunaan taman pada atap setiap

    lantai bangunan

    - Atrium di tengah bangunan sebagai

    pencipta kontras di antara taman

    atap

    - Taman sebagai penampung air

    hujan, menyaring udara dan habitat

    burung

    - Air hujan dialirkan dari atap sampai

    ke tanah untuk menyirami tanaman

    Alila Villas Uluwatu,

    Bali

    - Hotel

    - Komplek

    villa

    - Menggunakan prinsip ESD

    Environmental Sustainable Design

    - Menggunakan bahan lokal dari

    Bali untuk membangun bangunan

    - Konservasi air dan taman yang

    dapat menampung air hujan

    - Mendaur ulang air hujan

    - Menggunakan tanaman lokal dari

    Bali terutama ekosistem savanna

    Bali di Bukit

    Stadion Water

    Cube

    Beijing,

    China

    Pusat akuatik

    nasional

    - Kulit luar menggunakan bahan

    ETFE yang dapat menyerap

    radiasi matahari sehingga di dalam

    ruangan tetap sejuk dan air kolam

    hangat

    - Kulit luar dapat diganti

    - Penghematan energi listrik sampai

    dengan 30%

    - Mendaur ulang air hujan dan air

    kolam renang. Air tersebut difilter

    Universitas Sumatera Utara

  • dua kali dan kemudian dipakai

    kembali.

    - Pengalihan fungsi dari kolam

    renang olimpiade menjadi kolam

    renang umum

    Tech Linx

    Technology

    Park

    Cyberjaya,

    Malaysia

    Areal

    perkantoran

    - Menggunakan penghawaan alami

    pada seluruh bangunan

    - Vegetasi hutan yang pada pada

    setiap areal kosong

    - Atap payung yang berada di atas

    bangunan memberikan shading

    kepada bangunan di bawahnya

    - Semua fasad yang menghadap

    matahari diberikan kantilever

    Sumber : Hasil Olah data Primer

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB IV

    ANALISA

    4.1 Analisa Fisik

    4.1.1 Analisa Lokasi

    Taman Rekreasi Air ini berlokasi di kota Medan, ibukota provinsi Sumatera Utara.

    Lokasi tepatnya berada di Jl. Flamboyan Kelurahan Medan Tanjung Selamat, Kecamatan

    Medan Tuntungan.

    Gambar 4.1 Peta Indonesia, Sumatera dan Medan

    Universitas Sumatera Utara

  • Kelurahan Tanjung Selamat

    Lokasi terletak di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan.

    Kecamatan ini merupakan perluasan kota Medan, sebelumnya merupakan salah satu

    wilayah di Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang. Kecamatan ini memiliki luas 21.

    580 km2 dengan membawahi 11 kelurahan yaitu Kelurahan Baru Ladang Bambu, Sido

    Mulyo, Lau Cih, Namo Gajah, Kemenangan Tani, Simalingkar B, Simpang Selayang,

    Tanjung Selamat, PB Selayang II, Asam Kumbang, Tanjung Sari. Kecamatan ini

    berbatasan dengan kecamatan medan selayang dan johor pada sebelah utara, sebelah

    selatan berbatasan dengan Deli Serdang, sebelah barat berbatasan dengan Deli Serdang

    dan sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang.

    Kecamatan ini adalah daerah pintu gerbang Kota Medan sebelah Selatan yang

    merupakan pintu masuk dari Kabupaten Karo dan daerah lainnya di Sumatera Utara

    maupun Propinsi Aveh melalui transportasi darat. Di kecamatan ini terdapat Rumah

    Sakit Adam Malik dan Rumah Sakit Jiwa. Di kecamatan ini mempunyai propek yang

    baik dalam jenis agroindustri karena tanahnya yang subur serta lahan kosongnya yang

    masih luas.

    Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk 2007

    Kelurahan Jumlah

    penduduk

    Luas

    Wilayah

    Kepadatan penduduk

    /km2

    Baru Ladang

    Bambu

    2791 1.35 2067

    Sidomulro 1627 0.87 1870

    Lau Cih 1447 1.5 965

    Namo Gajah 1599 1.01 1583

    Kemenangan Tani 3342 1.5 2228

    Simalingkar B 4541 4.43 1025

    Smpang Selayang 15130 5.12 2955

    Tanjung Selamat 9096 3 3032

    Mangga 29244 2.8 10444

    Jumlah 68817 21.58 3189

    Sumber : BPS Kota Medan 2007

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.2 Tempat hiburan/rekreasi di Kec. Medan Tuntungan

    Kelurahan Hotel/

    Losmen

    Bioskop Night Club/

    Karaoke

    Bilyard Restoran

    Baru Ladang

    Bambu

    4 0 0 1 0

    Sidomulyo 1 0 0 3 0

    Lau Cih 0 0 0 0 0

    Namo Gajah 0 0 0 0 0

    Kemenangan Tani 1 0 0 4 2

    Simalingkar B 0 0 0 0 0

    Smpang Selayang 9 0 0 3 0

    Tanjung Selamat 4 0 0 2 0

    Mangga 8 0 0 2 0

    Jumlah 27 0 0 15 2

    Sumber : Kantor Lurah Kec. Medan Tuntungan 2007

    Tanggapan :

    Karena merupakan perluasan kota Medan dari sebelumnya masuk ke Deli Serdang,

    daerah ini kurang diperhatikan oleh pemerintah kota yang masih memusatkan diri pada

    pembangunan pusat kota. Dari kecamatan yang ada, masih belum ditemukan tempat

    hiburan yang berhubungan dengan alam. Padahal kecamatan ini memiliki banyak lahan

    kosong serta potensi alam yang banyak, yang belum dipergunakan secara maksimal.

    Dengan adanya proyek ini, akan membangkitkan potensi yang telah ada di lokasi ini.

    4.1.2 Kondisi Eksisting Lahan

    Lokasi site berada di Jalan Flamboyan, Gang Harapan. Lokasi merupakan bekas

    kolam pemandian alam yang terbuka untuk umum bernama Zefanya. Disebabkan oleh

    sepinya pengunjung, maka pembangunan kolam menjadi tersendat sehingga hanya

    sebagian lokasi yang ditata. Namun sekarang, semakin banyak lokasi yang tidak tertata

    karena pengelolaan yang kurang baik.

    Kolam pancing yang berada di sebelah timur site lebih menarik bagi pengunjung.

    Apalagi setiap sore di akhir pekan, terdapat perlombaan pancing ikan di lokasi kolam

    pancing ini yang membuat pengunjung semakin tertarik.

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Luas lahan : 2,3 ha

    A = 214,9435 m

    B = 160,8569 m

    C = 228,4941 m

    D = 44,5774 m

    A B

    C

    Keterangan : A = Lokasi site B = Danau buatan C = Kolam pancing

    Jalan Flamboyan

    Jalan Harapan

    Lokasi site

    Sungai Sunggal

    Gambar 4.2 Lokasi Site

    A

    B D

    C

    Gambar 4.3 Luas Site

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Kondisi lahan : relatif datar namun pada tepi sungai lebih landai ke sungai. Di

    sekitar sungai terdapat banyak batu besar yang membentuk kolam sungai sehingga

    orang dapat berenang di sungai.

    c. Fungsi eksisting : lokasi merupakan kolam pemandian alam umum bernama

    Zefanya.

    d. Batas- bata site

    Sebelah utara berbatasan dengan sungai sunggal

    Sebelah timur berbatasan dengan kolam pancing

    Sebelah barat berbatasan dengan lahan kosong

    dan sungai sunggal

    Sebelah selatan berbatasan dengan hotel melati

    dan Jalan Flamboyan

    e. Peraturan Site

    Garis Sepadan Bangunan (GSB) Mengatur jarak batas bangunan dengan batas

    kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya

    depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2xlebar jalan) + 1. GSB dapat

    diperguanakn sebagai lahan parkir maupun ruang terbuka hijau yang berfungsi

    sebagai fasilitas pendukung dari bangunan.

    Gambar 4.4 Batas Site

    GSB = 5 meter

    GSB pada lingkungan perumahan mengikuti keadaan jalan

    GSB = 3 meter

    Gambar 4.5 Garis Sepadan Bangunan

    Universitas Sumatera Utara

  • Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi

    yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk

    bangunan bertingkat.

    Garis Sepadan Sungai(GSS) Mengatur jarak batas bangunan dengan batas sungai di

    depan, samping maupun belakang. Biasanya batas garis ini adalah 15 meter dari jarak

    sungai.

    Garis ini diperlukan agar area resapan sungai tidak berkurang dengan pembangunan

    gedung maupun perkerasan jalan dengan aspal. Resapan sungai berguna agar tidak

    terjadi banjir di kemudian hari,

    Warna kuning merupakan permukiman penduduk dengan ketinggian bangunan rata- rata 1 lantai.

    Warna biru merupakan hotel melati dengan ketinggian bangunan rata- rata 1 lantai.

    Warna merah merupakan ruko komersil dengan ketinggian bangunan rata-

    t 3 l t i Gambar 4.6 KLB

    GSS biasanya ditanami dengan pohon maupun tanaman lainnya.

    GSS 15 meter dari tepi sungai

    Gambar 4.7 GSS

    Universitas Sumatera Utara

  • f. Kondisi Eksisting pada site

    Kawasan tepi sungai ada yang sudah ditata namun ada juga yang belum diolah baik

    Bagian yang ditata Jalur masuk Jalur jalan dari pintu masuk menuju ke tepi sungai. Jalan hanya berupa kerukan tanah.

    Sungai Sunggal Sungai yang berbatu- batu membentuk kolam sungai yang dapat digunkan untuk bernenang bagi pengunjung.

    Sungai Sunggal Aliran air sungai yang tenang serta tidak terlalu dalam sehingga dapat dinikmati pengunjung.

    Danau buatan Danau buatan di dalam lokasi yang berada di dekat jalur masuk, sebagai arena perahu dayung.

    Rumah makan Bangunan ini tadinya berupa rumah makan, namun sudah tidak dipakai lagi sekarang.

    Pondok kecil Pondok kecil yang ada di lokasi, digunakan oleh pengunjung untuk beristirahat.

    Permainan anak Ada fasilitas permainan anak- anak yang berada di dalam lokasi. Namun sudah agak rusak.

    Gambar 4.8 Kondisi Site

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.3 Analisa Tata Guna Lahan

    Penggunaan lahan di sekitar site dalam jarak radius 500 meter didominasi oleh

    permukiman penduduk terkelola dan pribadi. Terdapat empat hotel melati yang ada di

    sekitar site yaitu Hotel Senina Kaban, Hotel Top Inn, Hotel Bina Borita dan satu wisma

    biasa.

    Keterangan : Permukiman penduduk Perdagangn/jasa Hotel/Mall Pekuburan/Taman Kolam/Danau Lokasi Site

    Penggunaan lahan di sekitar site didominasi oleh perumahan penduduk baik dikelola maupun tidak. Perumahan ini memiliki ketinggian 1- 2 lantai

    Terdapat kolam pancing di sebelah timur site, yang terbagi atas tiga kolam. Namun yang lebih banyak digunakan adalah kolam pancing yang besar.

    Terdapat lahan kosong di pinggir sungai ini. Sebagian lahan digunakan untuk pondok pemandian alam, namun sebagian lagi digunakan untuk pekuburan

    Hanya terdapat beberapa bangunan dengan fungsi jasa, dengan bangunan berupa ruko. Jasa berupa tempat fitness, salon, dan warnet.

    Gambar 4.9 Tata Guna Lahan

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.4 Analisa Kondisi Lingkungan Sekitar

    Kondisi lingkungan sekitar didominasi oleh permukiman penduduk, baik yang

    dikelola olah badan tertentu maupun perumahan penduduk umum. Ada tiga perumahan

    yang dikelola di sekitar lokasi yaitu Flamboyan Island, Griya Nusa Tiga, dan Nusa

    Flamboyan House. Karena merupakan daerah pemekaran kota Medan, kontrol

    pembangunan pemerintah di daerah ini berkesan lambat. Kurangnya kontrol

    menyebabkan banyak permukiman penduduk liar yang dibangun tidak memiliki izin

    sehingga menganggu ketertiban pengunaan lahan. Banyak lahan kosong di sekitar lokasi,

    apalagi yang berada di tepi sungai yang dapat menjadi potensi untuk kawasan wisata.

    a. Kondisi lingkungan pada seberang sungai di area Deli Sedang.

    Jembatan penyebrangan yang berada di atas sungai Sunggal.

    Jembatan Sungai Sunggal Sungai sunggal yang berada di sekitar site yang menjadi batas Medan - Deli S d

    Jalan permukiman Area permukiman penduduk yang berada di seberang sungai.

    Tampak sungai Tampak sungai sunggal dari arah seberang, yaitu arah Deli Serdang.

    Gambar 4.10 Lingkungan sekitar Deli Serdang

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Kondisi lingkungan sekitar pada area kota Medan.

    Griya Nusa Tiga Perumahan Griya Nusa Tiga yang berada di sekitar lokasi site.

    Perumahan Flamboyan Island. Salah satu perumahan yang berada di sekitar l k i

    Flamboyan Island Hotel Melati Hotel ini dapat menjadi potensi mendukung taman rekreasi.

    Kolam pancing Terdapat kolam pancing dengan aktifitas tinggi pada sore hari.

    Perumahan Nusa Flamboyan House yang sedang dalam pembangunan.

    Nusa Flamboyan Kantor kelurahan Selain perumahan, juga terdapat kantor kelurahan Tanjung Selamat.

    Pajak Melati Pajak Melati yang terletak di persimpangan Jalan Flamboyan dan Jalan Seroja Raya

    Terdapat dua hotel Melati yang berada di sekitar lokasi, yaitu Hotel Top Inn dan Hotel Senina Kaban.

    Hotel Senina Kaban

    Gambar 4.11 Lingkungan Sekitar Medan Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.5 Analisa Pencapaian

    Deli Tua

    Pancur Batu

    Sunggal Binjai

    Tanjung Morawa

    Jl. Seroja Raya, dari arah terminal Pinang Baris Jl.

    S ti b di

    Jl. Flamboyan, ke arah Jl. Ngumban Surbakti, ke arah ring road

    Kel. Tanjung Selamat, Deli Serdang

    Pancur

    Jalan Jamin Ginting, penghubung dari Medan menuju ke Pancur Batu

    Gambar 4.12 Analisa Pencapain

    Universitas Sumatera Utara

  • Lokasi berlokasi di Kec. Tanjung Selamat, bersebelahan dengan sungai Sunggal.

    Pencapaian ke lokasi dapat dilalui dari

    a. Jalan Setiabudi menuju ke Jalan Flamboyan, kemudian ke jalan sekunder yang

    khusus dibuat menuju ke lokasi.

    b. Jalan Flamboyan, Tanjung Selamat, Deli Serdang ke ke Jalan Flamboyan Medan,

    kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.

    c. Jl. Pinang Baris menuju ke Jalan Seroja Raya, kemudian ke Jalan Flamboyan,

    kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.

    d. Dari arah Pancur Batu masuk ke Medan lewat Jl. Jamin Ginting, menuju ke Jl.

    Flamboyan, kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.

    e. Dari arah ringroad Medan menuju ke Jl. Ngumban Surbakti menuju ke Jl.

    Flamboyan, kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.

    Pencapaian ke lokasi dapat menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum,

    baik becak dayung, becak motor, angkot, taksi dan sebagainya.

    Potensi

    Kawasan di sekitar merupakan daerah pinggiran sungai yang sering digunakan oleh

    masyarakat untuk rekreasi sungai, seperti berenang, memancing atau hanya sekedar

    berjalan dan duduk- duduk di pinggir sungai.

    Masalah

    Penataan lahan yang kurang baik menyebabkan daerah ini mengalami penurunan

    kualitas lingkungan. Daerah sekitar lokasi sering diidentikkan dengan kawasan rekreasi

    yang bernuansa negatif, apalagi dengan adanya berbagai hotel melati di sekitar lokasi.

    Tanggapan

    Peningkatan kualitas lingkungan dengan pengelolaan serta penataan lokasi yang lebih

    baik sehingga pengunjung merasa tertarik untuk datang ke lokasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.6 Analisa Sirkulasi

    a. Sirkulasi Kendaraan

    Untuk mencapai lokasi terdapat Jalan Flamboyan yang merupakan jalan primer

    berupa jalan dua arah yang ramai oleh kendaraan, karena merupakan jalur perbatasan

    Medan dan Deli Serdang. Pada jalan Flamboyan ini kendaraan dapat berjalan dengan

    baik, walaupun ada beberapa sisi jalan yang rusak. Jalan masuk ke dalam site yaitu jalan

    sekunder, keadaan jalan yang berpasir dengan di sepanjang jalan berupa tanah kosong.

    Jalan tidak rata, berpasir dan akan becek pada saat hujan.

    Simpang pajak Persimpangan

    antara Jalan Flamboyan dan Jalan Seroja Raya yang padat karena dekat dengan pajak

    l ti

    Jembatan Jembatan penghubung antara kota Medan Deli Serdang

    Suasana Jalan Flamboyan yang padat kendaraan umum dan pribadi.

    Jalan Flamboyan Jalan masuk menuju ke lokasi yang dapat dicapai dengan kendaraan maupun berjalan kaki dari Jalan Flamboyan.

    Jalan masuk

    Gambar 4.13 Analisa Sirkulasi Kendaraan

    Lebar jalan 10 meter, jalur dua

    Lebar jalan 4 meter, jalur dua arah.

    Lebar jalan 12 meter, jalur dua

    Universitas Sumatera Utara

  • Potensi

    Kawasan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan baik pribadi maupun angkutan

    umum, sehinggga dapat dikatakan bahwa lokasi site merupakan lokasi yang strategis

    untuk dicapai.

    Masalah

    Terdapat beberapa bagian jalan yang rusak di Jalan Flamboyan, banyak jalan yang

    berlubang sehingga terjadi becek sewaktu hujan. Pada jalan Harapan, jalan belum diaspal

    dan dikelola dengan baik.

    Tanggapan

    Perbaikan jalan menuju ke lokasi sangat diperlukan agar pengunjung tidak kecewa

    dengan jalan yang rusak. Juga diperlukan papan nama yang menarik untuk menjadi

    penanda sehingga pengunjung tidak kehilangan orientasi.

    b. Sirkulasi Pejalan Kaki

    Sirkulasi pejalan kaki di daerah ini cukup sulit dikarenakan tidak adanya pedestrian

    yang memadai bagi para pejalan kaki. Apalagi jalan yang belum diaspal menuju ke

    lokasi membuat jalanan menjadi becek pada saat hujan sehingga pejalan kaki semakin

    sulit melewati daerah ini. Kendaraan yang lewat juga membuat pejalan kaki merasa

    kesulitan untuk berjalan di area ini.

    Tidak ada pedestrian bagi pejalan kaki memadai untuk masuk ke

    Di kiri dan kanan jalur masuk ada lahan kosong ada rumput dan

    h

    Terjadi konflik antara kendaraan dan pejalan kaki.

    Gambar 4.14 Analisa Sirkulasi pejalan kaki

    Universitas Sumatera Utara

  • Potensi

    Masih banyak pohon di sekitar jalan walaupun tidak ada pedestrian yang memadai.

    Angkutan umum melintasi Jalan Flamboyan sehingga memudahkan pejalan kaki untuk

    mencapai lokasi.

    Masalah

    Tidak adanya pedestrian membuat pejalan kaki harus berjalan di bahu jalan dengan

    resiko terkena kendaraan yang lewat.

    Tanggapan

    Dibuat pedestrian yang baik untuk para pejalan kaki dengan lebar yang cukup agar

    pejalan kaki merasa nyaman untuk berjalan. Apalagi daerah ini merupakan tempat

    rekreasi yang membuat orang akan berjalan mengitari lokasi, khususnya lokasi di sekitar

    sungai.

    4.1.7 Analisa Matahari

    Lokasi berada di kota Medan dengan kondisi iklim tropis dengan curah hujan serta

    intensitas matahari cukup tinggi. Dengan menggunakan konsep green architecture dalam

    penerapan tema ke dalam bangunan, maka analisa matahari diperlukan untuk mendukung

    penerapan konsep tersebut ke dalam bangunan. Arah sinar matahari harus dianalisa

    sehingga nantinya sinar dapat dipergunakan untuk pencahayaan alami ke dalam

    bangunan agar bangunan nantinya dapat menghemat penggunaan listrik.

    N 15

    30

    45

    60

    75

    90

    105

    120

    135

    150

    165180195

    210

    225

    240

    255

    270

    285

    300

    315

    330

    345

    10

    20

    30

    40

    50 60 70 80

    789

    10111213141516171st Jan

    1st Feb

    1st Mar

    1st Apr

    1st May

    1st Jun 1st Jul1st Aug

    1st Sep

    1st Oct

    1st Nov

    1st Dec

    Location: 3.3, 98.3 Azimuth: -74.6 Altitude: 35.5 HSA: -74.6 VSA: 69.6

    Time: 15:30 Date: 30th April

    Gambar 4.15 Analisa Matahari dengan Sun Tool Pada bulan Januari Juli posisi matahari berada diatas garis khatulistiwa sehingga bayangan jatuh di sebelah selatan b. Pada bulan Agustus

    Desember posisi matahari berada dibawah garis khatulistiwa sehingga bayangan jatuh di sebelah utara

    Universitas Sumatera Utara

  • Arah sinar juga nantinya akan berguna untuk penggunaan kantilever atau teritisan

    dalam bangunan, di bangunan yang terkena sinar matahari langsung. Arah aliran angin

    juga dianalisa agar angin dapat dipergunakan dalam bangunan untuk penghawaan alami.

    Potensi

    Berada pada kondisi iklim tropis maka sinar matahari dapat serta angin diperoleh

    dengan mudah untuk pencahayaan alami dan penghawaan alami. Lahan kosong pada

    bagian barat site yang ditanami banyak pohon menjadi peneduh bagi lokasi.

    Masalah

    Sinar matahari yang berlebih terutama pada sinar matahari yang datang dari timur dan

    barat akan membuat silau serta membuat hangat bangunan.

    Tanggapan

    Desain bangunan diharapkan menghindari bukaan langsung ke arah timur. Bangunan

    diharapkan memiliki desain yang memanjang ke arah timur dan barat sehingga cahaya

    matahari hanya terkena di bidang yang lebih kecil. Bukaan pada bangunan diharapkan

    pada arah utara dan selatan, dimana cahaya matahari tidak berlebihan mengenai

    bangunan dan juga ada sirkulasi angin yang menuju ke dalam bangunan. Diletakkan

    vegetasi pada bagian timur dan barat site sebagai buffer sinar matahari.

    Arah sinar matahari sore datang dari barat. Sinar matahari soe cukup silau dan membuat

    Arah sinar matahari pagi datang dari timur. Sinar matahari pagi cukup baik untuk kesehatan namun lama kelamaan membuat silau dan membuat bangunan panas

    Arah angin dari utara ke selatan dapat menjadi potensi bagi bangunan, dapat dialirkan ke dalam bangunan untuk

    h l i Gambar 4.16 Analisa Matahari

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.8 Analisa View

    Lokasi terletak di pinggiran sungai, menyebabkan lokasi dapat terlihat dari beberapa

    sisi, yaitu dari pinggiran sungai pada daerah Deli Serdang, dari atas jembatan, dan dari

    beberapa pinggiran sungai pada daerah Medan. Namun lokasi kurang dapat dilihat dari

    arah jalan utama, karena untuk menuju site masih harus melewati jalan sekunder.

    Tabel 4.3 View dari dalam ke luar

    Potensi Masalah Tanggapan

    Dapat melihat ke arah

    sungai dari tepi sungai

    Sunggal

    Area yang tertutup, jauh

    dari jalan utama

    menyebabkan kurangnya

    view dari dalam ke luar dari

    lokasi site

    Desain lansekap yang

    menarik sehingga

    pengunjung merasa betah

    untuk berada di lokasi.

    Tabel 4.4 View dari luar ke dalam

    Potensi Masalah Tanggapan

    Lokasi dapat dilihat dari

    jembatan penyebrangan,

    dan seberang sungai.

    Lokasi tertutup dari Jalan

    Flamboyan yang merupakan

    jalan utama.

    Penanda masuk yang

    menarik agar pengunjung

    dapat langsung dikenal.

    Garis warna hitam menunjukkan arah view dari luar ke

    Jembatan penyebrangan yang menghubungkan M d D li S d

    Dari jalan primer cukup sulit untuk melihat ke dalam lokasi karena jarak

    k j h

    Dari lokasi site dapat melihat sungai Sunggal dari tepi sungai.

    Gambar 4.17 Analisa View

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.9 Analisa Vegetasi

    Pada lokasi sekitar terdapat banyak sekali pohon pisang, apalagi di dekat tepi sungai.

    Ada area pada lokasi yang sudah diolah sehingga rumput serta tanamannya sudah ditata

    dengan baik. Namun kebanyakan masih berupa lahan kosong dengan banyak pohon yang

    belum ditata dengan baik.

    Potensi

    Banyaknya tanaman berupa berbagai pohon terutama pohon pisang memudahkan

    untuk menentukan jenis vegetasi di dalam site.

    Masalah

    Tidak adanya pengelolaan yang baik menyebabkan vegetasi di lokasi tidak tertata

    dengan baik.

    Tanggapan

    Penerapan konsep green dapat diberlakukan pada lokasi ini dengan menggunakan

    vegetasi yang telah ada di daerah sekitar lokasi, yaitu penggunaan tanaman pisang untuk

    vegetasi di dalam site. Penanaman vegetasi di dalam site selain akan menambah daya

    tarik bagi lokasi juga menjaga daerah resapan sungai, sehingga ke depannya

    pembangunan proyek ini tidak mendatangkan banjir bagi sekitarnya.

    Gambar 4.18 Analisa Vegetasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.2 Analisa Non Fisik

    4.2.1 Analisa Kegiatan

    Tabel 4.5 Analisa Kegiatan

    No. Jenis

    Kegiatan

    Kegiatan Keterangan Kegiatan Gambar

    1. Utama Berenang Kegiatan yang berhubungan

    dengan air ; berenang santai dan

    berenang dengan menggunakan

    fasilitas pendukung

    Bersantai Kegiatan yang membuat

    pengunjung merasa nyaman;

    duduk di pinggir kolam,

    melintasi kolam arus, berjemur,

    sekadar menikmati air. Di

    pinggir sungai; memancing,

    duduk di pinggir sungai, naik

    perahu.

    Belajar Kegiatan yang edukasi yang

    dilakukan sambil rekreasi

    sehingga dapat memancing

    kreatifitas. Menonton film

    animasi, membaca buku dan

    melihat kebun binatang.

    Aquaplay serta kolam ombak.

    Kolam ombak dan kolam arus Sumber : www.thejungle.comm

    3D studio

    Universitas Sumatera Utara

  • Makan dan

    minum

    Kegiatan untuk menambah

    energi setelah beraktifitas.

    Namun dapat menjadi kegiatan

    utama bagi yang tidak

    beraktifitas di air.

    Kegiatan

    lainnya

    Menikmati sajian acara,

    misalnya acara musik, acara

    amal, dan sebagainya.

    2. Penunjang Berbelanja Berbelanja souvenir untuk

    kenang- kenangan seperti kaos,

    gelas, dan sebagainya.

    Kegiatan

    lainnya

    Penitipan barang, ibadah, mandi,

    BAB/BAK, berganti pakaian.

    Pelayanan

    pengunjung

    Parkir kendaraan, informasi

    pengunjung, pertolongan untuk

    kecelakaan.

    3. Pengelola

    dan

    pelayanan

    teknis

    Kegiatan mengelola dan

    memelihara keberlangsungan

    kolam.

    Suasana foodcourt

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.2.2 Analisa Pengguna.

    a. Sirkulasi pengunjung

    b. Sirkulasi pengelola

    c. Sirkulasi servis

    Entrance

    Parkir Karyawan Kantor Bangunan Utama

    Gambar 4.20 Skema sirkulasi pengelola Sumber : pribadi

    Entrance

    Parkir Karyawan Ruang Servis Bangunan Utama

    Gambar 4.21 Skema sirkulasi servis Sumber : pribadi

    Gambar 4.19 Skema sirkulasi pengunjung Sumber : pribadi

    Masuk dan Keluar

    Entrance

    Area Drop Off

    Parkir Kendaraan

    Zona permainan Air

    Zona permainan darat

    Zona Makanan

    Zona rekreasi Sungai

    Bangunan Utama

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.2.3 Analisa Jumlah Pengunjung

    Dengan menggunakan asumsi bahwa Taman Rekreasi Air ini akan menjadi wahana

    air terbaru di kota Medan, maka dianggap masyarakat kota Medan dan dari luar kota

    akan tertarik untuk mendatangi tempat ini setiap hari. Karena bangunan ini merupakan

    tempat rekreasi, maka asumsi jumlah pengunjung didapat dari rata- rata jumlah

    pengunjung museum dan tempat hiburan di kota Medan pada tahun 2006, yaitu : 408.967

    ( Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2007)

    Jumlah pengunjung Kolam Renang Deli Medan 84.476 orang/tahun dengan perhitungan harian yang datang 231 orang/hari. (20%)

    Jumlah pengunjung Bukit Barisan 112.436 orang/tahun dengan perhitungan harian yang datang 308 orang/hari. (28%)

    Jumlah pengunjung Kebun Binatang Medan 91.629 orang/tahun dengan perhitungan harian yang datang 251 orang/hari. (22%)

    Jumlah pengunjung Taman Budaya Sumatera Utara 39.000 orang/tahun, dengan perhitungan harian 107 orang/hari. (10%)

    Jumlah pengunjung Sumatera Utara 81.876 orang/tahun dengan perhitungan harian 224 orang/hari. (20%)

    Dengan kenaikan rata-rata pengunjung sebanding dengan kenaikkan penduduk kota

    Medan yaitu sebesar 4 %, maka pada tahun berikutnya, jumlah pengunjung berjumlah :

    Pn = Po + na

    Pn = jumlah pengunjung pada tahun n Po = jumlah pengunjung pada tahun awal

    a = jumlah pertambahan tiap tahun

    n = jumlah tahun proyeksi

    Tabel 4.6 Tabel Proyeksi Jumlah Pengunjung

    Tahun Jumlah pengunjung

    2010 474399

    2011 490757

    2012 507115

    2013 523473

    2014 539831

    2015 556189

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari data jumlah pengunjung pengunjung nmuseum dan tempat hiburan, maka

    diambil kesimpulan bahwa pengunjung Taman Rekreasi 50% dari total jumlah

    keseluruhan. Maka jumlah pengunjung Taman Rekreasi Air adalah

    50% x 556189 orang = 278.094 orang/tahun = 761 orang/hari = 95 orang/jam. Perkiraan kebutuhan parkir pengunjung

    Mobil pribadi, asumsi 40 % = 40 % x 761 = 300 orang 1 mobil memuat 3 orang, maka jumlah mobil = 300 : 3 = 100 mobil

    Kebutuhan parkir 1 mobil = ( 2,5 m x 5,5 m) 13,75 m, maka luas parkir = 1375 m

    Sepeda motor, asumsi 25 % = 25 % x 761 = 190 orang 1 sepeda motor memuat 2 orang, maka jumlah sepeda motor = 81 motor

    Kebutuhan parkir untuk 1 motor = ( 2 m x 1 m) 2 m, sehingga luas parkir = 162 m

    Bus pariwisata, asumsi 10 % = 10% x 761 = 76 orang 1 bus pariwisata memuat 50 orang, maka jumlah bus pariwisata = 2 bus

    Kebutuhan parkir untuk 1 bus = ( 12 m x 5m) 60 m2, maka luas parkir = 120 m2

    Sisa pengunjung diasumsikan naik angkutan umum sebesar 25 % = 25 % x 761 = 195 orang

    Perkiraan kebutuhan parkir Pengelola :

    Parkir mobil pengelola untuk 20 mobil @ 2,5 m x 5,5 m = 275 m2 Parkir motor pengelola untuk 50 sepeda motor = 100 m Mobil servis untuk 5 mobil = 70 m Jadi, jumlah kebutuhan parkir seluruhnya adalah 2102 m2.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.2.4 Besaran Ruang

    Tabel 4.7 Besaran Ruang

    Kelompok

    kegiatan

    Fasilitas Nama Ruang Kapasitas Standard Unit Luas (m2) Sumber

    Zona

    permainan

    air

    Aquaplay Kolam renang anak dengan

    dilengkapi permainan anak

    150 orang - 1 250 Ass

    Alat permainan - P = 9,7 m

    L = 8,5 m

    1 82, 45 WWW

    Kolam renang arus Kolam renang arus - P = 50 m

    L = 4 m

    T = 1,25 m

    1 200 -

    Ruang mesin 1 orang 4 m x 2 m 1 8 m -

    Kolam renang

    seluncur lurus

    Kolam renang seluncur

    lurus, memiliki 3 seluncur

    dalam 1 kolam

    P = 6 m

    L = 10 m

    T = 1 m

    1 60 -

    Alat permainan 120

    orang/jam

    P = 8 m

    L = 0,6 m

    T = 50 m

    3 14,4 WWW

    Kolam renang

    seluncur berliku

    Kolam renang seluncur

    berliku, memiliki 2 seluncur

    - P = 6m

    L = 7 m

    1 42 -

    Universitas Sumatera Utara

  • dengan ketinggian berbeda T = 1m

    Alat permainan (pool slider

    50 m x 1m; aqua tuber 70 m

    x0,8 m; giant slide 90 m x

    1,1 m)

    180

    orang/jam

    - 1 205 WWW

    Kolam renang

    Family Boomerang

    Kolam renang - P = 12 m

    L = 12 m

    T = 1 m

    1 144 -

    Alat permainan - P = 17 m

    L = 10 m

    1 170 WWW

    Kolam renang arus

    single

    Alat permainan - P = 6,7 m

    L = 15 m

    1 100,5 WWW

    Ruang tank - - 1 80 Ass

    Kolam renang

    ombak

    Kolam renang dengan sistem

    ombak setiap 30 menit sekali

    150 orang P = 15 m

    L = 15 m

    T = 1,5 m

    1 225 -

    Ruang mesin ombak 1 orang 15 m x 3 m 1 45 -

    Kolam renang

    dangkal

    Kolam renang dengan air

    mancur

    - - 1 100 Ass

    Gazebo di sekitar

    kolam

    Ruang untuk duduk

    dilengkapi atap

    - 4 m2 20 80 Ass

    Universitas Sumatera Utara

  • Tangga Tangga kolam renang

    seluncur lurus

    - 7 x 2,5 1 17,5 Ass

    Tangga kolam renang

    seluncur berliku

    - 7 x 2,5 1 17,5 Ass

    Tangga Family Boomerang - 7 x 2,5 1 17,5 Ass

    Toilet Toilet pria 1 orang 0,96 m2/orang 15 14,4 NAD

    Toilet wanita 1 orang 0,96 m2/orang 15 14,4 NAD

    Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 14

    ( 7 pria;

    7 wanita)

    8,4 NAD

    Janitor 2 orang 6 m2 2 12 Ass

    Loker 1 orang 1 m2/orang 100

    ( 50 pria;

    50

    wanita)

    100 NAD

    Ruang informasi 2 orang 10 m2 1 10 Ass

    Ruang shower 1 orang 1 m2/orang 50

    ( 25 pria;

    25

    wanita)

    50 NAD

    Sub total 1977,6

    Universitas Sumatera Utara

  • Sirkulasi 20 % 395,52

    Total 2373,12

    Zona

    permainan

    darat

    Wahana 3D Ruang menonton 100 orang 1,5 m2/orang 2 300 NAD

    Ruang pembelian karcis 2 orang 1,5 m2/orang 1 3 Ass

    Ruang tunggu 150 orang 0,8 m2/orang 1 120 NAD

    Ruang alat 4 orang - 1 71 Ass

    Ruang display - - 1 45 Ass

    Ruang karyawan 5 orang - 1 20 Ass

    Mini park Ruang permainan 100 orang 1,2 m2/orang 1 120 NAD

    Ruang penukar koin 1 orang 3 m2/unit 3 9 Ass

    Ruang peralatan 5 orang 2,3 m2/orang 1 2,3 TSS

    Ruang pegawai 5 orang 4,5 m2/orang 1 4,5 NAD

    Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 6 ( 3

    pria; 3

    wanita)

    5,76 NAD

    Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 2

    pria; 2

    wanita)

    2,4 NAD

    Urinoir 1 orang 0,6 m2/orang 3 1,8 NAD

    Mini zoo Ruang pembelian tiket 3 orang 4 m2/orang 1 12 Ass

    Gudang peralatan 5 orang 2,3 m2/orang 2 23 TSS

    Universitas Sumatera Utara

  • Ruang pegawai 5 orang 4,5 m2/orang 1 22,5 NAD

    Kandang binatang tertutup 1 kandang 25 m2 10 250 Ass

    Studio foto Area foto 4 orang 36 m2 1 36 Ass

    Ruang pegawai 2 orang 10 m2 1 10 Ass

    Ruang gelap 1 orang 10 m2 1 10 Ass

    Sub total 1118,26

    Sirkulasi 20 % 223,652

    Total 1341,912

    Zona

    makanan &

    minuman

    Restoran Dapur 4 orang 20 % dari ruang

    makan (15 m2)

    4 ( 1

    restoran

    = 2 unit

    dapur

    60 NAD

    Ruang makan 50 orang 1,5 m2/orang 2 150 NAD

    Ruang penyimpanan 1 orang 50% dari dapur 4 ( 1

    restoran

    = 2

    ruang)

    30 NAD

    Kasir 1 orang 7,5 m2 2 15 Ass

    Panggung 2 orang 10 m2 2 20 Ass

    Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 8 ( 1

    restoran

    3,84 NAD

    Universitas Sumatera Utara

  • = 2 toilet

    pria; 2

    toilet

    wanita)

    Urinoir 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 1

    restoran

    = 2

    urinoir)

    4,8 NAD

    Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 8 ( 1

    restoran

    = 4

    wastafel)

    4,8 NAD

    Entrance hall 10 orang 0,65 m/orang 4 26 NAD

    Cafe Dapur 4 orang 20% ruang makan 1 6 NAD

    Ruang makan 20 orang 1,5 m2/orang 1 30 NAD

    Bar 15 orang 1,5 m2/orang 1 22,5 Ass

    Panggung 2 orang 10 m2 1 10 Ass

    Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 2 ( 1pria;

    1 wanita)

    1,92 NAD

    Urionoir 1 orang 0,6 m2/orang 4 2,4 NAD

    Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 2 2,4 NAD

    Universitas Sumatera Utara

  • pria; 2

    wanita)

    Ruang penyimpanan 1 orang 50 % dari dapur 1 3 NAD

    Food court Kios makanan - 4 x 4m2 6 96 Ass

    Ruang makan 100 1,5 m2/.orang 1 150 NAD

    Area wastafel 1 orang 0,96 m2/orang 5 4,8 NAD

    Retail toko Ruang pamer 10 orang 1,8 m2/orang 2 36 NAD

    Kasir 1 orang 7,5 m2 2 15 Ass

    Ruang pegawai Area istirahat pegawai 5 orang 10 m2 1 10 Ass

    Gudang Gudang barang dan makanan 2 orang 10 m2 4 40 Ass

    Sub total 744,46

    Sirkulasi 20 % 148,892

    Total 893,352

    Fasilitas

    penunjang

    Lobby Entrance utama 250 orang 1,8 m2/orang 1 450 NAD

    Ruang pembelian tiket 3 orang 4 m2/orang 1 12 Ass

    Ruang tunggu 40 orang 0,8 m2/orang 1 32 Ass

    Ruang ATM 1 orang 2m2/unit 6 12 NAD

    Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 10 ( 5

    pria; 5

    wanita)

    9,6 NAD

    Urinoir 1 orang 0,6 m2/orang 3 1,8 NAD

    Universitas Sumatera Utara

  • Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 2

    pria; 2

    wanita)

    2,4 NAD

    Ruang satpam 2 orang 0,55 m2/orang 1 1,1 NAD

    Ruang P3K Ruang rawat 3 orang 2 m2/orang 1 6 Ass

    Ruang dokter 1 orang 9 m2 1 9 Ass

    Ruang tunggu 5 orang 0,5 m2/orang 1 2,5 Ass

    Sub total 538,4

    Sirkulasi 20 % 107,68

    Total 646,08

    Area

    pengelola

    Kantor eksekutif Ruang general manager 3 orang 4,5 m2/orang 1 13,5 NAD

    Ruang asisten manager 3 orang 4,5 m2/orang 1 13,5 NAD

    Ruang staff 10 orang 5 m2/orang 1 50 NAD

    Ruang rapat 10 orang 2,4 m2/orang 1 24 NAD

    Ruang tamu 6 orang 5,4 m2/orang 1 32,4 NAD

    Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 4 ( 2

    pria; 2

    wanita)

    3,84 NAD

    Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 2 1,2 NAD

    Bagian

    kepegawaian

    Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD

    Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD

    Universitas Sumatera Utara

  • Bagian

    pengelolaan dan

    pemeliharaan

    Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD

    Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD

    Bagian tiket dan

    penjualan

    Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD

    Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD

    Bagian

    administrasi

    Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD

    Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD

    Bagian keamanan Ruang kepala sekuriti 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD

    Ruang staff 6 orang 4,5 m2/orang 1 27 NAD

    Bagian

    pengunjung

    Ruang penerima 5 orang 0,65 m2/orang 1 3,9 NAD

    Ruang tunggu 10 orang 0,8 m2/orang 1 8 Ass

    Bagian kebersihan Ruang staff 10 orang 4,5 m2/orang 1 45 NAD

    Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 4 ( 2

    pria; 2

    wanita)

    3,84 NAD

    Dapur 4 orang 1,2 m2/orang 1 4,8 NAD

    Pantry 4 orang 1,2 m2/orang 1 4,8 NAD

    Ruang mekanikal

    (1)

    Loading dock 2 truk/ 4

    mobil

    100 m2 1 100 Ass

    Ruang mekanikal 1 orang 20 m2 1 20 SBT

    Ruang elektrikal 1 orang 20 m2 1 20 SBT

    Universitas Sumatera Utara

  • Gudang 1 orang 12 m2 1 12 Ass

    Ruang mekanikal

    (2)

    Ruang filter air - Kapasitas filter =

    volume air / turn

    over (setiap 3x )

    1879 m3 / 3 = 626

    m3

    1 200 Ass

    Ruang filtrasi ( balancing

    tank dan tendon)

    - 1 200 Ass

    Ruang pemeriksaan 1 orang 12 m2 2 24 Ass

    Ruang pompa 1 orang 100 m2 1 100 SBT

    Sub total 1028,78

    Sirkulasi 20% 205,756

    Total 1234,536

    Area parkir Parkir kendaraan 2102

    Pos jaga 5 m2 6 30 Ass

    Area tunggu supir 20 m2 2 40 Ass

    Sub total 2172

    Sirkulasi 20% 434,4

    Total 2606,4

    Total keseluruhan 9095,4 m2

    Keterangan

    NAD = Neufert Architect Data SBT = Sistem Bangunan Tinggi WWW = whitewaterwest

    ASS = Asumsi TSS = Time Save Standard Universitas Sumatera Utara

  • 4.3 Analisa Bangunan

    4.3.1 Bentuk Bangunan

    Penentuan pola massa bangunan dapat ditentukan dari program kebutuhan ruang

    yang telah dibuat. Selain itu pola massa juga mempertimbangkan kegiatan dan

    efisiensi ruang serta penyesuaian terhadap tapak. Penampilan massa bangunan

    diusahakan agar semenarik mungkin sehingga dapat menarik pengunjung untuk

    datang. Beberapa faktor harus diperhatikan dalam pemilihan penampilan bangunan :

    - Sebagai bangunan komersil dengan fungsi rekreasi maka bangunan harus dapat

    mencerminkan kegiatan di dalam yang dinamis

    - Bangunan tidak perlu terlalu tinggi/disesuaikan dengan keadaan bangunan di

    sekitarnya.

    Bentukan dasar bangunan dipilih berdasarkan beberapa kriteria yang dapat dilihat

    pada tabel bentuk dasar massa bangunan.

    Tabel 4.8 Bentuk dasar massa bangunan

    Kriteria

    Bentuk Dasar Massa Bangunan

    Kesesuaian bentuk

    site

    Baik Baik Kurang baik

    Orientasi bangunan Baik, orientasi jelas Baik, orientasi ke

    segala arah

    Tidak jelas

    Efesiensi ruang Efesien Kurang efesien Tidak efesien

    Sistem struktur dan

    konstruksi bangunan

    Lebih mudah Cukup sulit Mudah

    Kesan yang ingin

    dicapai

    Baik Baik Kurang baik

    Ekonomi bangunan Lebih hemat Hemat Tidak ekonomis

    Berdasarkan penjelasan tabel di atas, maka dipilih bentuk dasar bulat karena

    memiliki orientasi ke segala arah dan menimbulkan kesan dinamis yang cocok untuk

    tempat rekreasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Massa bangunan pada proyek ini adalah massa majemuk, disebabkan karena

    adanya pembagian zona rekreasi pada program kebutuhan ruang. Hal ini juga akan

    memudahkan pengunjung untuk memilih zona rekreasi yang akan dinikmati.

    Pertimbangan massa bangunan juga memperhatikan tabel di bawah ini, yaitu

    Tabel 4.9 Perbandingan massa tunggal dan massa majemuk

    Massa Kelebihan Kekurangan

    Massa Tunggal Pelayanan antar kegiatan

    mudah dan jelas

    Mudah dalam pengaturan

    sirkulasi

    Jenis kegiatan cenderung

    sama, sehingga interaksi

    antar pelaku kegiatan lebih

    sederhana

    Orientasi bangunan kurang

    jelas

    Kegiatan hanya terpusat

    pada bangunan saja

    Sirkulasi vertikal, sehingga

    dapat menciptakan

    interaksi para pelaku

    kegiatan

    Massa Majemuk Menimbulkan kesan

    dinamis dan fleksibel

    Pembentukan massa ruang

    terbuka lebih mudah

    Orinetasi bangunan dapat

    dibentuk oleh gubahan

    massa

    Memerlukan luasan tapak

    yang relatif besar

    Sirkulasi lebih panjang

    Sumber : Hasil Olah Data

    Dari tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa massa majemuk cukup

    baik untuk diterapkan ke dalam bangunan. Sesuai dengan fungsi bangunan sebagai

    arena rekreasi yang membutuhkan kesan dinamis dan fleksibel, ruang terbuka yang

    cukup banyak dan orientasi ke segala arah.

    Selain itu, terdapat lima pola dasar massa bangunan yang dapat dijadikan

    pertimbangan, yaitu :

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.10 Pola Massa Bangunan

    No. Pola Penjelasan

    1. Pola Memusat Bersifat stabil dan tertutup.

    Ruang di tengah berfungsi sebagai

    pemersatu.

    Pada umumnya berbentuk teratur.

    Sistem sirkulasi jelas.

    Adanya keterkaitan pada pola massa

    bangunan.

    Pengembangan denan sebuah titik pusat

    yang kuat/dominan.

    2. Pola linier Terdiri dari ruang yang berulang.

    Bersifat feksibel.

    Tanggap terhadap bermacam bentuk

    tapak, lurus, segmen atau melengkung.

    Memberikan kesan mengarah dan teratur

    Memperhatikan kegiatan yang berurutan,

    tidak ada kegiatan utama.

    Pengembangan dengan sebuah garis

    maya.

    Merupakan kumpulan massa dengan

    massa di tengah sebagai pengikat.

    3. Pola Radial

    Pengembangan komposisi liner dengan

    memusat

    4. Pola Cluster Bersifat fleksibel karena dapat

    menghasilkan ruang terbuka yang

    menyatu.

    Dinamis karena polanya yang bervariasi.

    Pengembangan bebas.

    Sumber : Hasil Olah Data

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari analisa tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Taman Rekreasi Air ini

    akan menggunakan pola massa radial. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu inti

    sentral dari berbagai aktifitas rekreasi yang ada dengan tetap memperhatikan orientasi

    lingkungan ke berbagai arah dan segi estetika.

    4.3.2 Struktur Bangunan

    Dalam pemilihan struktur bangunan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,

    yaitu fungsi bangunan, kondisi tapak, ekonomi bangunan, beban serta bentang

    bangunan.

    a. Struktur Pondasi

    Struktur pondasi utama bangunan ini menggunakan pondasi telapak. Pondasi

    ini dipilih karena lokasi lahan yang berada di dekat sungai, tanah di sekitarnya

    rentan terhadap air, sehingga diperlukan pondasi yang kuat walaupun lantai

    bangunan hanya sekitar 1-2 lantai.

    b. Struktur Rangka

    Sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur rangka dengan bahan

    beton, modul struktur antar kolomnya 8m x 8m. Pemilihan modul kolom

    berdasarkan kebutuhan luas ruang yang cenderung membutuhkan ruang yang

    bebas kolom, seperti food court, wahana 3D, hall penerima, ruang seminar, dan

    sebagainya.

    c. Struktur Dinding

    Struktur dinding menggunakan batu bata merah yang diplester dengan semen,

    kemudian diakhiri dengan pembuatan tekstur maupun cat tembok. Pemilihan

    bahan- bahan tersebut dilakukan karena memperhatikan tingkat kemudahan

    dalam mendapatkan bahan- bahan tersebut di sekitar lokasi dan juga dalam hal

    biaya yang akan dikeluarkan. Selain itu juga terdapat bahan penutup dinding

    lainnya seperti kaca, kayu untuk menampilkan kesan alami dari suatu

    bangunan.

    d. Struktur Lantai

    Untuk bahan lantai, digunakan material yang bertekstur kasar dengan beberapa

    warna berbeda sehingga menghilangkan kesan monoton dari jalanan yang

    cukup panjang. Jalanan yang panjang disebabkan karena proyek merupakan

    area rekreasi sehingga dihindari pemakaian lantai yang bertingkat- tingkat agar

    pengunjung tidak terkena bahaya tersandung karena lantai rentan basah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Penggunaan batu alam sangat membantu dalam konservasi lingkungan karena

    sifatnya yang dapat dipakai kembali.

    e. Struktur Atap

    Untuk struktur atapnya dipakai rangka baja ringan karena ruang- ruang yang

    dipakai banyak, namun dalam ukuran yang tidak terlalu besar. Struktur atap ini

    dipilih karena pemasangan yang mudah dan murah dalam biaya. Selain itu

    dapat menghemat penggunaan kayu untuk bangunan, sehingga tidak merusak

    alam dengan pengunaan kayu yang berlebihan. Bentuk atap dipilih bentuk atap

    joglo, pelana atau perisai yang sesuai dengan arsitektural Indonesia sehingga

    tidak meninggalkan budaya yang ada dengan atap berbahan genteng.

    f. Sistem Sirkulasi

    Terdapat dua sistem sirkulasi yaitu sirkulasi vertikal dan horizontal. Sistem

    sirkulasi vertikal yang digunakan pada bangunan ini adalah tangga dan lift. Lift

    hanya dibuat sedikit untuk menampung pengunjung pada ruang seminar dan

    untuk mengangkat barang. Selebihnya pengunjung diharapkan menaiki tangga,

    karena selain lebih hemat energi, pengunjung juga dapat sambil berolahraga.

    g. Tekstur dan Warna bangunan

    Sebagai tempat rekreasi, diperlukan pemilihan tekstur dan warna yang tetap

    untuk mendukung penampilan bangunan.

    Tabel 4.11 Pemilihan tekstur pada bangunan

    Tekstur Kesan Pemakaian

    Kasar Membuat sebuah bidang

    terlihat lebih dekat,

    memperkecil skala dan

    menambah bobot visualnya,

    dapat menyembunyikan

    Jalur sirkulasi, dengan

    adanya perbedaan tekstur

    pola lantai dapat dipakai

    menunjukkan arah,

    membedakan ruang gerak

    Universitas Sumatera Utara

  • noda namun sulit dalam

    pembersihan

    dan sirkulasi.

    Dinding, pada bagian yang

    mudah kotor

    Halus Membuat kotoran lebih

    mudah terlihat namun lebih

    mudah dibersihkan

    Interior bangunan

    Sumber : majalah Laras, 2002

    Tabel 4.12 Kelompok warna pada Bangunan dan Kesan

    Kelompok warna Warna Kesan

    Warna hangat Merah muda, merah,

    jingga, kuning

    Membangkitkan semangat,

    membuat ruangan berkesan

    kecil dan bernuansa akrab,

    hangat, dekat

    Warna dingin Hijau, biru, ungu, tosca Lembut, sejuk, teduh,

    dingin, jauh, tenang

    Warna kontras Merah dengan hijau, biru

    dengan jingga

    Cerah, gembira

    Warna harmonis Paduan dua sampai empat

    warna yang saling

    berhubungan di lingkaran

    warna : merah muda, biru

    terang, biru hijau

    Harmonis, akrab

    Warna pastel Campuran warna asli

    dengan putih

    Lembut, cerah, segar,

    romantic, mudah

    dipadukan dengan warna

    pastel lainnya

    Warna natural Krem, coklat, hitam, put ih Lembut, kalem, tidak

    menarik perhatian, luas dan

    tenang, sesuai untuk

    ruangan yang memiliki

    sinar yang cukup

    Sumber : Majalah Laras, 2002

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.4 Analisa Utilitas

    4.4.1 Sistem Air Bersih

    Kebutuhan air dalam sehari dapat dihitung berdasarkan peralatan dan banyaknya

    orang yang memakai peralatan tersebut. Total volume air yang ada diletakkan dalam

    tandon yang terbagi atas beberapa tempat untuk memudahkan penggunaan air bersih.

    Dengan mengacu pada sistem filtrasi air yang terdapat pada stadion watercube China,

    maka sistem filtrasi pada proyek ini menggunakan sistem filtrasi yang hampir sama.

    Terdapat dua sumber air yang akan dipakai untuk mengisi kebutuhan air pada taman

    rekreasi ini.

    a. Dari PDAM

    Sirkulasi aliran bersih pertama berasal dari PDAM menuju ke meteran kemudian

    ke tandon (penampung air) sentral kemudian ke pompa dan terakhir dialirkan ke

    tandon penunjang lainnya.

    b. Dari sungai

    Sirkulasi aliran air bersih kedua berasal dari air sungai yang difilter kemudian

    ditampung dalam tandon utama dan disalurkan ke cabang tandon lainnya untuk

    memenuhi kebutuhan air di kolam renang.

    Setiap cabang memiliki tandon yang berfungsi sebagai penyimpan air, filter,

    pompa yang kemudian dialirkan ke kolam renang.

    Gambar 4.23 Skema Sirkulasi Air dari i

    Sungai Tandon

    Tandon b

    Filter

    Gambar 4.22 Skema Sirkulasi Air PDAM

    PDAM Meteran

    Tandon Pompa Keran Air,

    Wastafel,

    Gambar 4.24 Skema Sirkulasi Air Bersih

    Tandon Cabang Kola

    Filter Kolam Renang

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Over flow

    Pada kolam dengan overflow, air yang berada di kolam terlihat melimpah keluar.

    Dengan sistem ini, level air bisa sejajar dengan bibir kolam. Air yang melimpah

    keluar tidak dibuang, tapi disirkulasi kembali.

    4.4.2 Sistem Filter untuk Air

    Penempatan ruang filter untuk air berdasarkan pada sumber air yang ada dan juga

    alat untuk kebutuhan air. Untuk sistem filter, setiap hari ada 3x perputaran air (turn

    over) yaitu setiap 6 jam ( untuk kolam anak- anak karena anak- anak membutuhkan air

    yang lebih bersih) 8 jam (untuk kolam dewasa).

    Kapasitas filter = volume air ( m3) / turn over

    Filter yang tersedia di pasaran bila dibedakan dari medianya ada dua macam, yaitu

    Single media : 60 cm 70 cm berisi pasir Multi media : berisi coalsite 2- 3 ml dengan berat jenis yang ringan, garnet,

    coalsite 0,4 ml -0,5 ml dengan berat jenis yang lebih berat ( dari segi harga

    memang multi media lebih mahal namun kualitas 8 x 9x lebih bagus

    daripada single media)

    Sand filter untuk menahan lumpur Carbon filter untuk menghilangkan bau dan menjernihkan air Chlor filter

    Pada proyek taman rekreasi ini, pemakaian filter untuk tandon induk yang airnya

    berasal dari sungai, memakai sand filter untuk menahan lumpur, kemudian air

    dialirkan ke carbon filter untuk menghilangan bau dan menjernihkan air dan terakhir

    dialirkan ke chlor filter.

    Tabel 4.13 Kebutuhan Air Bersih berdasarkan Fungsi Bangunan

    Fungsi Bangunan Unit Kebutuhan Liter Sumber

    Restoran Orang 70 SBT

    Kantor Orang 45 SBT

    Bioskop Orang 15 SBT

    Kloset - 20 SBT

    Wastafel - 5 SBT

    Shower - 40 SBT

    Universitas Sumatera Utara

  • Urinoir - 2 SBT

    Kolam renang - 1,5 x volume kolam -

    Sumber : hasil olah data primer

    Tabel 4.14 Kebutuhan Total Air Bersih

    Fungsi

    Bangunan

    Jumlah Unit Kebutuhan Liter Total

    Toilet 68 70 4760

    Wastafel 38 5 190

    Urinoir 11 2 22

    Shower 50 40 2000

    Restoran 235 70 16450

    Bioskop 200 70 14000

    Kantor 50 50 x 45 2250

    Kolam renang - 1,5 x 1879 2818,5

    Total 42490,5

    Sumber : Hasil Olah Data Primer

    4.4.3 Sistem Air Hujan

    Karena fasilitas utama yang ada pada proyek ini adalah kolam renang, maka

    kebutuhan akan air akan menjadi lebih banyak dibandingkan proyek lainnya.

    Pemanfaatan air hujan akan menjadi salah satu pilihan menarik untuk kebutuhan air.

    Apalagi dengan kondisi iklim dengan curah hujan yang teratur maka air hujan dapat

    diprediksi. Terdapat tiga sistem air hujan yang akan diterapkan pada bangunan, yaitu :

    a. Sistem Talang Air

    Sistem pembuangan air hujan dari atap dialirkan melalui talang horizontal yang

    terletak di atap kemudian dialirkan ke bawah dengan talang vertikal. Pada

    sekeliling bangunan diberikan bak kontrol, untuk mengontrol aliran air hujan

    dari talang menuju ke saluran kota.

    b. Sistem Air Hujan pada Kolam

    Kolam renang dibiarkan terbuka pada saat hujan dan air hujan dibiarkan jatuh

    ke kolam, air yang meluap (overflow) akan dibawa ke saluran yang tersedia.

    Universitas Sumatera Utara

  • Air tersebut kemudian disaring dan dapat dipakai lagi untuk air di kolam

    renang.

    c. Sistem Penampungan Air Hujan

    Sistem pembuangan air hujan yang dialirkan dari atap melalui talang horizontal

    kemudian ditampung dalam bak penampungan di dalam tanah, kemudia air

    difilter untuk dialirkan pada penggunaan toilet serta untuk menyiram tanaman

    di sekitar bangunan.

    4.4.4 Sistem Air Kotor

    Mengingat bangunan dari proyek ini adalah bangunan dengan fungsi kolam yang

    menghasilkan banyak air kotor, maka air kotor dan kotoran dibuang pada septictank

    dan sumur resapan yang terletak pada 4 (empat) tempat di dekat bangunan.

    Air Kotor Air kotor ini berasal dari air buangan dari wastafel, urinoir serta shower. Air kotor

    yang ada disalurkan ke perangkap lemak yang akan disaring kemudian airnya

    dialirkan ke sumur resapan.

    Air Kotor dari Kolam Air kotor yang berasal kolam, keluar dari air menuju ke saringan di sekitar kolam.

    Dari saringan ini, air kotor dibawa ke tandon (penampungan air ) kemudian air

    Air Hujan jatuh ke kolam

    Overflow Ruang pompa

    Kolam renang

    Gambar 4.26 Skema sistem air hujan pada kolam

    Gambar 4.27 Skema Penyaluran Air Kotor C i

    Air Kotor Perangkap Lemak Sumur Resapan

    Air Hujan Talang Air Bak Penampung + Filter

    Toilet , Keran

    Penyiram

    Gambar 4.25 Skema Sistem Air Hujan pada bangunan

    Universitas Sumatera Utara

  • disaring ke filter, kemudian dipompa menuju ke blower baru setelah itu ke kolam

    lagi.

    Skema Backwash

    Apabila air sudah tidak memungkinkan lagi untuk dipakai, disebakan karena

    kotornya air dan sistem filter tidak dapat membersihkan air lagi, maka digunakan

    sistem ini untuk membuang air yang kotor tersebut.

    4.4.5 Sistem Pengamanan terhadap Kebakaran

    Proyek ini merupakan bangunan yang tidak terlalu memerlukan sistem pencegahan

    dan pemadaman yang terlalu kompleks, sehingga hanya menggunakan hidran halaman

    dan Pemadam Api Ringan (PAR). Selain hidran diperlukan tangga kebakaran karena

    tinggi bangunan 3 lantai dengan persyaratan tangga kebakaran yaitu jarak tangga

    maksimal 25 m, dilengkapi dengan blower, lebar pintu kebakaran minimal 90 cm,

    terdapat pada daerah perkantoran, area rekreasi dan service.

    Sumber air hidran berasal dari air tandon yang kemudian dipompa untuk dialirkan

    ke hidran masing- masing. PAR yang digunakan merupakan PAR yang menggunakan

    bahan untuk bahaya kebakaran ringan dengan berat minimum 2 kg. Perletakan di

    dalam bangunan mengikuti ktentuan jangakaun 100 - 250 m2 dan jarak maksimal 20

    25 m.

    4.4.6 Sistem Pencahayaan

    Over

    Filter Air Kotor Sungai Backwash

    Gambar 4.29 Skema Pembersihan Air

    Gambar 4.30 Skema Sirkulasi Hidran

    PDAM Meteran

    Tandon Pompa Hidran

    kebakaran

    Gambar 4.28 Skema Penyaluran Air Turn Over Sumber : pribadi

    Over

    Air Kotor Tandon Filter Pompa

    Kolam Blower

    Universitas Sumatera Utara

  • Sistem pencahayaan pada bangunan ini menggunakan dua sistem, yaitu

    pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami diusahakan

    semaksimal mungkin dalam bangunan untuk menerapkan tema Green Archietcture.

    Pencahayaan alami dapat diusahakan dengan memberi bukaan pada bangunan berupa

    jendela, pintu, dinding terbuka dan sebagainya. Pencahayaan buatan digunakan

    apabila ruangan tidak memungkinkan untuk pencahayaan buatan, serta membutuhkan

    cahaya sepanjang hari. Pencahayaan digunakan untuk ruang tertutup seperti kantor,

    retail, ruang seminar dan sebagainya.

    4.4.7 Sistem Pengkondisian Udara

    Terdapat dua sistem pengkondisian udara yang akan diterapkan pada bangunan ini

    yaitu pengkondisian alami serta pengkondisian buatan. Pada pengkondisian akami

    menggunakan udara luar dalam bangunan dengan cara ventilasi silang. Penggunaan

    pengkondisian alami da[at digunakan pada ruang bermain, restoran, caf, dan lainnya.

    Pengkondisian buatan digunakan untuk ruang tertutup yang membutuhkan kondisi

    udara yang stabil dan nyaman. Digunakan pada ruangan seperti kantor, wahana 3D,

    ruang seminar dan sebagainya.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB V

    KONSEP PERANCANGAN

    5.1 Konsep Dasar

    Konsep dasar adalah konsep yang menjadi dasar pengembangan Taman Rekreasi

    Air ini. Konsep ini akan berhubungan dengan penerapan tema sebagai pendekatan

    perancangan. Konsep dasar dari perancangan Taman Rekreasi Air ini adalah

    bagaimana menyatukan berbagai fasilitas rekreasi di dalam satu wadah dengan

    memanfaatkan potensi sungai serta potensi lainnya yang ada pada lokasi.

    Pemanfaatan air sungai selain untuk area rekreasi sungai juga dapat digunakan

    untuk mengisi air pada area kolam renang dengan menggunakan sistem filtrasi. Selain

    pemanfaatan air juga pemanfaatan vegetasi di sekitar lokasi sehingga tidak

    memerlukan biaya yang cukup besar dalam mendatangkan berbagai macam pohon.

    5.2 Konsep Perancangan Tapak

    Konsep perancangan tapak adalah konsep perancangan yang berhubungan dengan

    desain ruang luar/ tapak dimana bangunan akan dibangun. Konsep ini diperlukan

    sebagai gambaran awal tentang bagaimana bentuk bangunan dan segala area di

    sekitarnya yang dapat mendukung bangunan tersebut.

    a. Ruang Luar

    Pembagian ruang luar pada Taman Rekreasi Air ini terbagi atas beberapa bagian

    yaitu area parkir, area kolam renang, area terbuka sebagai penerima, serta area

    rekreasi sungai. Pembagian ruang luar memiliki konsep radial dengan satu titik pusat

    yaitu bangunan.

    b. Bangunan

    Konsep utama dari ruang dalam ini yaitu adanya integrasi ruang luar dan dalam.

    Hal ini dapat diterapkan dengan minimnya perbedaan level lantai yang dapat membuat

    ruang tersendiri. Minimnya perbedaan level