chapter iii-v (1)
DESCRIPTION
ffeTRANSCRIPT
-
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian Tema
Berbagai bencana alam terjadi di dunia, yang sebagian besar dikarenakan akan
peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon sehingga mendorong masyarakat
untuk kembali memikirkan mengenai alam. Bangunan sendiri telah mengkonsumsi
40% dari total energi yang dimiliki oleh bumi. Hal itu tidak termasuk dalam proses
pengangkutan material serta proses pembangunan bangunan tersebut. Untuk mencari
jalan keluar akan masalah lingkungan, dalam dunia arsitektur, muncullah suatu aliran
yang bernama Green Architecture atau biasa disebut Arsitektur Hijau.
Konsep ni menjadi topik perbincangan yang menarik saat ini, salah satunya karena
kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat sumber daya alam
akibat menimpisnya sumber energi tak terbarukan. Konsep arsitektur yang satu ini
lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan memiliki tingkat keselarasan yang
tinggi antara struktur dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat
baik.
Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang
memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam proses desain. Green
Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang
semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan berbagai faktor
lingkungan. Prinsip dari aliran ini adalah bahwa apa yang kita sebagai manusia
ciptakan tidak hanya mengambil dari alam namun harus dapat untuk mengembalikan
lagi ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima
dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi kepada alam tanpa menimbulkan
dampak negatif kepada alam.
Green Architecture dilatarbelakangi oleh kepedulian para arsitek terhadap kualitas
lingkungan hidup dan kualitas kehidupan manusia yang berkelanjutan. Pendekatan
desain yang dilakukan oleh berbagai kelompok arsitek dalam memasyarakatkan Green
Architecture berbeda-beda aplikasinya sesuai dengan keahlian masing-masing. Pada
mulanya, Green Architecture bermula dari rancangan rumah sementara oleh Walden
Pond yang menunjukkan bahwa manusia sebagai penghuni tidak lagi menjadi sesuatu
yang asing dengan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
-
Namun secara umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah gerakan
untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan dalam
efisiensi energi dan sumber daya alam dalam kegiatan arsitektural untuk
pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan ekonomi, sosial dan
budaya.
Beberapa hal dapat diterapkan dalam desain untuk mendukung konsep Green
Architecture. Pemanfaatan bentuk kontur sebagai bagian dari bangunan, penggunaan
batuan dari alam, serta atap dari rerumputan merupakan berbagai cara untuk
mengurangi pemanasan, mengurangi beban angin, api dan juga gempa bumi.
Konstruksi pada bangunan yang menggunakan beton sebagai bingkai juga merupakan
salah satu cara mendukung konsep ini. Rangka atap dilindingi dengan slab beton, hal
ini berfungsi menyediakan suhu ruangan yang tetap terjaga kesejukannya pada musim
panas dan tetap hangat pada musim dingin. Slab beton pada atap juga berfungsi
sebagai penahan air hujan agar tidak masuk ke dalam ruangan.
Ciri ciri umum dari Green Architecture adalah
Peka terhadap lingkungan sekitar Mengusahakan pencahayaan serta penghawaan alami untuk bangunan Mengkonsumsi energi seminimal mungkin Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri Memakai material daur ulang atau material yang ekologis.
Dalam penerapan Green Architecture ke dalam desain dapat dilakukan dengan
berbagai cara lainnya. Misalnya pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan
pembangunan suatu proyek dapat didaur ulang menjadi limbah yang bermanfaat.
Suatu nilai yang penting dari bangunan adalah kemampuan untuk menunjukkan jalan
dalam memecahkan masalah bukan kemampuan dalam memecahkan semua masalah.
3.2 Prinsip dan Teori Green Architecture
3.2.1 Teori Brenda dan Robert Vale
Konservasi Energi Suatu bangunan harus dibangun dengan meminimalkan kebutuhan bahan bakar
dalam proses pembangunannya. Sehingga fosil yang diperlukan untuk membuat
bahan bakar untuk pembangunan dapat dihemat pemakaiannya. Pendayagunaan
alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi, sehingga alam tidak
perlu dirusak untuk membangun pusat rekreasi dan sejenisnya. Penentuan lokasi
Universitas Sumatera Utara
-
yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai
dengan kebutuhan fungsi bangunan atau proyek.
Bekerja dengan iklim Bangunan harus didesain sehingga dapat bekerja sesuai dengan iklim dan
sumber energi alam di lokasi berdirinya bangunan tersebut. Dengan menyesuaikan
iklim, maka kebutuhan akan energi dapat dihemat. Misalnya penggunaan pendingin
buatan di dalam bangunan akan dapat diminimalisasi. Energi yang tersedia di alam
juga dapat dimanfaatkan seperti matahri, angin, hujan dan air. Misalnya
pencahayaan alami pada siang hari sehingga tidak memerlukan energi lebih untuk
menghidupkan lampu.
Meminimalisasi penggunaan sumber daya baru Sebuah bangunan harus didesain agar dapat meminimalkan penggunaan energi
baru dan pada akhirnya dapat berguna untuk kelangsungan hidup, untuk
menghasilkan suatu bentuk baru dari energi bagi arsitek lainnya. Pengunaan
material yang ramah lingkungan, penggunaan material daur ulang, merancang
bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya merupakan berbagai cara untuk
meminimalisasi penggunaan sumber daya baru.
Menghargai pengguna Dalam Green Architecture mencoba untuk mengenali kebutuhan dari setiap
pengguna yang terlibat dalam pemakaian bangunan tersebut. Green Architecture
menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan
kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan
penggunanya namun selaras dengan prinsip lainnya.
Menghargai lokasi Suatu bangunan berusaha untuk tidak memboroskan energi, mebuat polusi dan
asing dengan penggunanya. Hal ini dapat dilakukan dengan seminimal mungkin
merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil
jalan pintas dengan cara cut dan fill site di dalam pembangunan di tapak. Member
pori- pori bagi tanah agar tanah tetap memiliki aliran udara.
Holism Prinsip- prinsip yang telah disebutkan di atas perlu disatukan dengan pendekatan
menyeluruh pada lingkungan buatan, walaupun agak sulit untuk menyatukan
berbagai prinsip di atas.
Universitas Sumatera Utara
-
3.2.2 Teori Heinz Frick (1999) Dalam teorinya Heinz Fick memberikan empat kriteria arah pembangunan secara
Green Architecture, yaitu :
Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi.
Pembangunan biologis (baubiologie) yang memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia.
Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman
kesadaran.
Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi pembentukan dan kesenian.
3.2.3 Teori Ken Yeang (1995) Menurut Ken Yeang, desain ekologis adalah sautu proses desain di mana seorang
desain secara jelas meminimalisasi efek buruk yang datang dari suatu produk akibat
proses desain yang dapat menganggu ekosistem dan sumber daya bumi, dan secara
terus menerus memberikan prioritas kepada keberlanjutan pengurangan dan
minimalisasi efek buruk ini. Beberapa teori yang dikemukakan oleh Ken Yeang yaitu :
Hemat Energi Pengurangan biaya sebagai hasil dari penurunan konsumsi energi dalam
pengoperasian suatu bangunan. Pengurangan keseluruhan konsumsi energi dari
bangunan dapat menggunakan fungsi struktur pasif.
Humanisme Memberikan kesempatan kepada pengguna bangunan untuk merasakan
kenyamanan bangunan namun sekaligus membuat mereka menjadi tanggap
terhadap pengalaman akan iklim luar pada lokasi tersebut.
Esetetika natural dan kebebasan berekspresi Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal Penghawaan alami
Menciptakan suatu zona yang berbeda untuk udara dalam fasad suatu bangunan,
dapat berupa ruang transisi, ruang pemisah atau ruang akhir dari udara yang masuk
ke dalam bangunan. Hasil desain dapat berupa bentuk yang besar ke arah langi
dengan ventilasi atrium, membuat balkon atau lapangan atap yang besar.
Universitas Sumatera Utara
-
Tanggap terhadap orientasi matahari Pengembangan terhadap lapisan dinding luar dari dalam ke luar lingkungan,
menghadapkan kita kepada ruang transisi yang membawa udara sehingga
menghasilkan berbagai jenis desain dinding. Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk menghasilkan berbagai dinding luar dengan kulit yang berbeda tergantung
pada orientasi matahari.
Dari berbagai prinsip di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai bahan acuan
untuk perencanaan Green Architecture yaitu :
Manusia sebagai tokoh sentral dalam proses perencanaan bangunan sehingga diperlukan kajian terhadap aktifitas manusia sebagai pemakai bangunan tersebut.
Hal ini meliputi berbagai macam aktifitas, sosial budaya serta tradisi yang akan
berorientasi terhadap penyadaran lingkungan.
Potensi lingkungan alamiah yang berbeda di setiap daerah mengharuskan adanya penelitian sebelum pembangunan. Penelitian berupa iklm, kondisi tanah, vegetasi
serta potensi sumber daya alam setempat, terutama sumber daya yang terbaharui
yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan arsitektural.
Membuat bangunan yang hemat energi sehingga tidak adanya energi yang terbuang percuma, baik dalam proses pembangunan sampai kepada operasional bangunan itu
sendiri.
Orientasi utama terhadap keselamatan lingkungan tidak menyebakan dalam proses desain akan kehilangan estetika dari bangunan itu sendiri. Penggabungan akan
keindahan alam serta kebebasan berekspresi menjadi salah satu poin penting dalam
penerapan prinsip ini.
3.3 Interpretasi Tema
Hal yang dapat dilakukan menuju Green Architecture adalah sebagai berikut :
1. Pertapakan
Dalam melakukan penentuan pertapakan Green Arcitecture berusaha untuk
menyelaraskan massa dan citra visual bangunan dengan tapaknya dan seminimal
mungkin mengeluarkan energi untuk mengubah tapak yang akan diolah.
2. Pencahayaan Alami
Pemanfaatan potensi matahari di siang hari digunakan untuk menghemat energi.
Universitas Sumatera Utara
-
3. Pencahayaan buatan dan sistem HVAC yang hemat energi
Penggunaan bangunan pada malam hari serta untuk kasus bangunan tertentu tetap
dibutuhkan pencahayaan buatan dan sistem pengkondisian udara buatan.
Pendekatan dalam konsep ini adalah pengunaan sistem lampu dan HVAC yang
hemat energi.
4. Pemanfaatan sumber daya alam alternatif
Penggunaan sumber daya yang ada harus digunakan seefisien mungkin. Hal ini
dapat diimplementasikan dalam pengunaan material bangunan yang dapat didaur
ulang, alami dan dapat diperbaharui. Penggunaan material seperti itu merupakan
bagian dari tanggung jawab dan disiplin lingkungan.
5. Insulasi thermal selubung bangunan dan pengudaraan alami
Penggunaan material bangunan yang tanggap terhadap iklim serta desain massa
bangunan dan ruang dengan pertimbangan iklim.
6. Pemanfaatan kondisi iklim sebagai sumber energi
Pemanfaatan sumber energi yang ada menghasikkan inovasi baru dalam
penggunaan material bangunan, seperti photovoltaic material. Pemanfaatan
matahari dan angin untuk pengudaraan alami dan pemanasan juga menghasilkan
bangunan berteknologi khas lingkungan.
7. Pengelolaan limbah
Sistem pengelolaan limbah dalam operasional bangunan Green Architecture benar-
benar diupayakan untuk tidak mencemari lingkungan. Proses ini dikenal dengan 3R
yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Misalnya air limbah hasil buangan bangunan
dapat diolah kembali untuk keperluan taman. Pengolahan air sungai sehingga dapat
digunakan untuk keperluan lain.
3.4 Sifat Bangunan
Konsep Green Architecture mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para
arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alas an
lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site.
Penggunaan material yang dapat didaurulang juga mendukung konsep arsitektur hijau,
sehingga penggunaan material dapat dihemat.
a. Berkelanjutan
Yang berarti bangunan dengan konsep green architecture tetap bertahan dan
berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan
Universitas Sumatera Utara
-
alam tanpa adanya perubahan- perubahan yang signifikan tanpa merusak alam
sekitar.
b. Ramah Lingkungan
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green
architecture apabila bangunan tersebut tidak ramah terhadap lingkungan.
Ramah lingkungan di sini maksudnya adalah tidak hanya dalam perusakan
terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, bangunan dengan konsep ini mempunyai sifat
ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek- aspek pendukung
lainnya.
c. Bangunan dengan Performa Tinggi
Bangunan dengan konsep Green Architecture mempunyai satu sifat yang tidak
kalah penting dengan sifat yang telah disebutkan di atas. Sifat ini yaitu
bangunan dengan performa tinggi. Hal ini diperlukan untuk meminimalisasikan
penggunaan energi dengan memanfaatkan energi dari alam dan dengan dengan
dipadukan teknologi modern. Contohnya : penggunaan panel surya (solar cell)
untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga
listrik, penggunaan material yang dapat didaur ulang, dan sebagainya.
Gambar 3.1 Skematik Pemanfaatan air pada lokasi Sumber : putu whidiari, 2009
Universitas Sumatera Utara
-
3.5 Keterkaitan Tema dengan Judul
Proyek Taman Rekreasi Air ini berlokasi di tepi aliran sungai yang bertujuan untuk
membangkitkan kembali fungsi sungai ke arah yang lebih positif. Alam sebagai
pemberian Tuhan merupakan anugerah yang luar biasa bagi manusia. Merupakan
suatu hal yang utama bagi manusia untuk merawat dan melestarikan alam namun
sambil dapat menikmati alam itu sendiri. Untuk itu, diperlukan desain yang dapat
menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi namun juga berkualitas untuk para
pemakainya.
Sebagian besar bangunan hijau (green building) adalah bangunan yang berkualitas
tinggi, lebih bertahan lama, operasional dan perawatan lebih rendah serta
menyediakan kepuasan yang sangat besar bagi pemakainya. Pemakai bangunan yang
menghargai lingkungan akan lebih memilih bangunan hijau, dan bahkan membayar
lebih sedikit dibandingkan manfaatnya yang jauh lebih besar.
Taman Rekreasi Air ini akan mengenalkan alam sebagai tempat pembelajaran yang
paling baik dan paling dekat dengan manusia. Penggunaan air daur ulang dari sungai
dengan menggunakan mesin khusus akan menjadikan suatu pembelajaran tersendiri
bagi para pemakainya. Pemanfaatan sungai untuk rekreasi akan mendobrak stigma
yang selama ini beredar di masyarakat bahwa sungai hanya untuk dibelakangi. Sungai
di sini akan menjadi suatu yang vital, selain untuk sarana rekreasi, airnya dapat
Gambar 3.2 Konsep dari bangunan hijau Sumber : www. gradika.com
Universitas Sumatera Utara
-
digunakan untuk kebutuhan lain. Limbah air dari manusia juga diolah sebelum
dialirkan ke sungai agar tidak mencemari sungai.
Penentuan dari tema dapat dilakukan dengan cara menetapkan kriteria yang sesuai
dengan fungsi secara makro. Kriteria yang diangkat adalah :
1. Mampu menunjukkan identitas yang sesuai dengan fungsi
2. Mampu mengekspresikan keberadaan fungsi
3. Memiliki kesesuaian terhadap konsep gedung yang dapat mengundang pengunjung
dan membuat mereka merasa nyaman serta merasa ingin kembali
4. Mampu mengimbangi perkembangan zaman sesuai dengan tuntutan fungsi
5. Dapat menyatukan unsur alam terhadap bangunan, sehingga bisa memanfaatkan
material lokal yang dapat diolah dan dibentuk sehingga menghasilkan bahan
material yang memiliki nilai keindahan.
Tema yang diangkat pada Taman Rekreasi Air berdasarkan atas pendekatan
sebagai berikut, yaitu :
1. Pendekatan dari segi fungsi
Fungsi utama dari Taman Rekreasi Air ini adalah untuk rekreasi, sehingga
memerlukan bangunan yang dapat menarik pengunjung. Selain fungsi utama
tersebut, terdapat fungsi pendukung yang tak kalah penting, yaitu menyelamatkan
lingkungan. Jadi, dalam desain diperlukan penggabungan antara rekreasi dengan
alam.
2. Pendekatan dari segi lokasi
Lokasi yang berada di dekat sungai, seperti mengembalikan lagi fungsi sungai yang
bukan untuk dibelakangi, namun menjadi suatu pemandangan yang dapat
menyegarkan jasmani maupun rohani. Sungai bukan tempat pembuangan sampah,
namun sebagai anugerah dari alam untuk manusia. Elemen air seringkali menjadi
elemen yang dapat menyegarkan bahkan ketika hanya memandangnya saja.
3. Pendekatan dari segi kegiatan
Rekreasi di kota besar barangkali telah menjadi suatu hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Di tengah padatnya aktifitas, menghadapi kejenuhan
yang disebabkan lelahnya bekerja, membuat tempat rekreasi menjadi pilihan utama
untuk menyegarkan kembali jiwa yang lesu. Rekreasi yang berhubungan dengan
alam menjadi rekreasi yang diminati orang belakangan ini.
Universitas Sumatera Utara
-
Dari beberapa pendektan yang telah dijabarkan di atas, maka diangkat tema yang
mempunyai kedekatan dengan berbagai uraian tersebut, yaitu Green Architecture
(Arsitektur Hijau).
3.5 Studi Banding dengan Tema Sejenis
Terdapat beberapa studi banding yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan
yang sesuai dengan penerapan tema. Studi banding tersebut yaitu :
3.5.1 ACROS Fukuoka, Jepang ACROS (Asian Crossroads over the Sea) Fukuoka ini terletak di kota Fukuoka,
Jepang. Arsitek bangunan ini adalah Emilio Ambasz & Ass. yang berasal dari
Argentina. Di satu sisi bangunan tampak seperti gedung perkantoran biasa
berdinding kaca, namun di sisi lain memiliki teras taman yang sangat besar di
setiap lantainya. Taman terasnya mencapai hingga 60 meter di atas tanah yang
tersusun dari 35000 jenis tanaman.
Bangunan ini berfungsi sebagai kantor, retail dan teater yang dapat menampung
2000 orang serta museum. Bangunan ini dibangun di atas lokasi hijau terakhir di
kota sehingga desainnya diharuskan sehijau mungkin sehingga tidak merusak
lingkungan. Sang arsitek mencoba mencari pemecahan masalah terhadap lokasi
untuk membangun suatu bangunan dengan fungsi publik tanpa merusak lingkungan
yang ada. Apalagi lokasi dengan tingkat kepadatan bangunan tinggi yang
menyebabkan polusi pun meningkat.
Gambar 3.3 Tampak depan dan samping gedung ACROS
S b l t
Universitas Sumatera Utara
-
Atap hijau gedung ini mereduksi konsumsi energi pada bangunan sebab mampu
menjaga suhu dalam gedung agar tetap konstan dan nyaman. Atap hijau juga dapat
menampung air hujan, menyaring udara kotor di lingkungan sekitar dan
mendukung kehidupan serangga serta burung- burung. Air hujan yang ada
dipergunakan untuk menyiram tanaman, air hujan dialirkan dari lantai atas menuju
ke lantai bawah. Terdapat atrium yang berbentuk semi bulat di tengah bangunan
sehingga menciptakan kontras antara tanaman dan bangunan. Bangunan ini jika
dilihat dari taman di sebelahnya seperti tangga taman yang menyerupai gunung.
Gambar 3.4 Detail serta potongan bangunan ACROS
Gambar 3.5 Tampak Atas serta atrium di bangunan
Sumber : www.wayfaringtravelblog.com
Universitas Sumatera Utara
-
3.5.2 Alila Villas Uluwatu, Bali
Bali tepatnya di Uluwatu, sebuah hotel dan komplek villa yang ramah lingkungan
selesai dibangun. Alila Villas Uluwatu dibangun di atas dataran tinggi tepi pantai
dengan 50 kamar hotel dan 35 villa keluarga.
WOHA, perusahaan desain dan arsitektur Singapura membangun hotel tersebut
dengan menggabungkan bentuk pavilion Bali dan pemandangan desa dengan
pendetakan desain yang modern. WOHA sendiri telah memiliki reputasi global
dengan berbagai proyek desain invotaif untuk proyek lingkungan tropis yang
memenangkan berbagai penghargaan kelas dunia. Sejak tahun 1989, perusahaan ini
telah ikut serta dalam menciptakan suatu desain hotel yang menjadi ciri khas Asia,
dengan cara mengerjakan berbagai hotel dan villa terkenal di Asia.
Bahan- bahan yang digunakan merupakan bahan lokal yang didapatkan dari Bali
atau dari daerah sekitar Bali. Hotel ini merupakan hotel pertama di Bali yang
menggunakan prinsip lingkungan yaitu Environmental Sustainable Design (ESD).
Prinsip yang digunakan adalah penggunaan material lokal, konservasi air dan
taman yang dapat menampung hujan, mendaur ulang air hujan, menggunakan
tanaman lokal dari Bali terutama dari ekosistem savanna Bali di Bukit. Villa ini
terdaftar dalam Green Globe Certification dan menjadi hotel pertama di Bali yang
mendapat nilai tertinggi dalam sertifikasi untuk ESD.
Berbagai macam fasilitas ditawarkan pada villa ini untuk memberikan kenyamanan
serta kenikmatan sendiri bagi para pengunjung. Terdapat 3 tempat makan yang
menarik yaitu CIRE, The Warung dan Sunset Cabana. Villa ini juga menawarkan
fasilitas kesehatan berupa spa dan ruang olahraga beserta yoga. Juga terdapata
fasilitas lainnya seperti kolam renang 50 meter, galeri, ruang seminar dengan
kebutuhan khusus, area pernikahan serta perpustakaan.
Gambar 3.6 Salah satu bangunan di Alila Villas Sumber : www.alilavillasbali.com
Universitas Sumatera Utara
-
3.5.3 Stadion Water Cube, Beijing, China Pusat Akuatik Nasional Water Cube merupakan sebuah pusat olahraga air yang
dibangun bersamaan dengan Stadion Nasional Beijing dalam rangka Olimpiade 2008.
Dibangun pada tanggal 24 Desember 2003 dan selesai pada 28 Januari 2008,
bangunan ini telah memecahkan 25 rekor dunia selama Olimpiade 2008.
Pusat Akuatik Nasional Water Cube merupakan perwakilan dari Olimpiade
Hijau dalam pokok arsitektur, teknik, perlindungan lingkungan dalam area material,
energi dan sumber daya air dan juga kualitas lingkungan indoor. Bangunan ini khusus
dirancang dan dibangun oleh sebuah konsorsium terdiri dari PTW Architects, Arup
Internasional, CSCEC, dan CCDI. Water Cube menyerap radiasi matahari dan
mengurangi hilangnya panas dari bangunan, sehingga di dalam bangunan akan tetap
sejuk. Ini akan membuat air di kolam renang akan terasa hangat terus menerus akibat
dari penyerapan radiasi matahari tersebut. Penggunaan ventilasi dan pencahayaan
alami secara maksimal merupakan fitur desain lingkungan lainnya dari proyek ini.
Bangunan ini didesain untuk menjaga suhu dan kelembapan di area berbeda pada
kolam renang dan menyediakan lingkungan indoor yang nyaman bagi para atlet dan
pengunjung lainnya.
Arsiteknya secara tepat menggunakan air ke dalam pertimbangan, memaksimalkan
dan efisiensi utilitas bangunan, mendaur ulang air dan perlindungan terhadap kualitas
lingkungan itu sendiri. Penggunaan sistem pengolahan air yang modern
memungkinkan kualitas air mencapai standar nasional dan standar dari International
Amateur Swimming Federation (FINA) dan World Health Organization (WHO).
Konsep pembangunan berkelanjutan menjadi pilihan yang tepat dari arsiteknya, yang
Gambar 3.7 Bangunan penginapan untuk pengunjung dengan view pemandangan alam
Sumber : www.alilavillasbali.com
Universitas Sumatera Utara
-
memilih material inovatif yang hemat energi dan produk yang mengurangi polusi
internal maupun eksternal.
Kulit luar dari bangunan ini menggunakan material ETFE yang ringan namun
sangat kuat. Meliputi 4000 bantalan udara dengan luasan 100.000m2 yang kelihatan
sama namun sebetulnya berbeda satu dengan yang lain. Bantalan ini dapat dengan
mudah diganti satu per satu apabila ada yang rusak. Bantalan ETFE ini memiliki tebal
hanya 0,2 mm. Cahaya matahari dapat menembus ke dalam bantalan yang membuat
pencahayaan buatan sehingga tidak diperlukan lagi pencahayaan di dalam bangunan
pada siang hari dan menjaga suku air di kolam renang. Hal ini telah mengurangi
pemakaian listrik sebesar 30%.
Dinding luar didasarkan pada struktur Phelan Weaire, struktur dirancang dari
pembentukan alam gelembung busa sabun di kamar mandi. Kompleksitas struktur ini
dikembangkan dengan mengiris gelembung busa sabun, menghasilkan bentuk yang
tidak sama, pola organik daripada struktur gelembung busa yang sebelumnya diajukan
oleh ilmuwan Kelvin. Dengan menggunakan geomteri Phelan Weaire, membentuk
Gambar 3.8 Kulit luar dari Water Cube Sumber : www.china.org.cn
Gambar 3.9 Kolam renang di dalam Water Cube
S b d i b ildi t k
Universitas Sumatera Utara
-
dinding dengan 4000 bantalan, ebebrapa berukuran sampai 9,14 metere, dengan 7
bentuk yang berbeda untuk atap dan 15 bentuk berbeda untuk dinding.
Kulit dan atap bangunan dapat menampung 10.000 ton air hujan, 70.000 ton air
bersih dan 60.000 ton air kolam renang yang akan dipergunakan untuk keperluan air
dalam bangunan. Setiap tahunnya secara keseluruhan, bangunan ini akan menghemat
140.000 ton air yang akan di daur ulang. Sistem kolam renang pada umumnya
menggunakan pompa air menuju ke jaringan pembuangan air lokal sebagai sistem
filtrasi. Stadion ini menggunakan skema yang berbeda, air buangan yang ada dialirkan
menuju sistem filter dua tahap yang kemudian dialirkan lagi ke kolam renang. Sistem
ini sangat efisien dalam penggunaan air di Beijing yang curah air hujan dan air tanah
rendah.
Bangunan ini memiliki kapasitas 17.000 pengunjung selama permainan. Luas tanah
total 65.000 m2 dan luas bangunan 32.000 m2. Meskipun disebut kubus, namun
bangunan ini sebenarnya berbentuk balok dengan panjang dan lebar 178 meter, tinggi
31 meter.
Setelah olimpiade, bangunan ini dibuka untuk umum kepada masyarakat yang akan
mengunjungi bangunan ini. Bangunan ini telah berfungsi sebagai taman air dengan
fasilitas kolam renang, 13 slide, kolam ombak serta kolam spa. Renovasi ini dilakukan
dalam rangka untuk membawa minat baru dari warisan olimpiade.
3.5.4 Tech-Linx Technology Park, Cyberjaya, Malaysia Konsultan proyek ini adalah T.R. Hamzah dan Yeang Sdn Bhd. Bentuk utama yang
diambil untuk bangunan ini adalah bentuk prisma segitiga.
Struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang. Sirkulasi dalam lokasi
yaitu sistem kluster.
Gambar 3.10 Bentuk atap dari luar dan di dalam bangunan
S b
Universitas Sumatera Utara
-
Tapak dari perkantoran ini berada dalam zona Cyberjaya. Dengan kapasitas enam
massa bangunan mengelilingi sebuah area terbuka, semuanya menggunakan
penghawaan alami, dikelilingi vegetasi hutan yang padat dan fitur air. Fitur desain
unik lainnya adalah atap payung yang berada di atas bangunan, memberikan
shading kepada bangunan di bawahnya, mengurangi intervensi panas matahari ke
dalam. Semua fasad yang menghadap matahari diberikan kantilever atau teritisan.
Dengan penekanan lingkungan ke dalam perancangan bangunan, maka diperoleh
sebuah desain yang konteks terhadap lingkungan.
Gambar 3.11 Perspektif Maket Tech-Linx Malaysia
S b t hli
Gambar 3.12 Detail Perspektif Sumber : www.techlinx.com
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 3.1 Perbandingan bangunan untuk studi banding tema sejenis
Nama
Bangunan
Lokasi Fungsi Konsep
ACROS
Fukuoka
Jepang - Kantor
- Retail
- Museum
- Teater
- Penggunaan taman pada atap setiap
lantai bangunan
- Atrium di tengah bangunan sebagai
pencipta kontras di antara taman
atap
- Taman sebagai penampung air
hujan, menyaring udara dan habitat
burung
- Air hujan dialirkan dari atap sampai
ke tanah untuk menyirami tanaman
Alila Villas Uluwatu,
Bali
- Hotel
- Komplek
villa
- Menggunakan prinsip ESD
Environmental Sustainable Design
- Menggunakan bahan lokal dari
Bali untuk membangun bangunan
- Konservasi air dan taman yang
dapat menampung air hujan
- Mendaur ulang air hujan
- Menggunakan tanaman lokal dari
Bali terutama ekosistem savanna
Bali di Bukit
Stadion Water
Cube
Beijing,
China
Pusat akuatik
nasional
- Kulit luar menggunakan bahan
ETFE yang dapat menyerap
radiasi matahari sehingga di dalam
ruangan tetap sejuk dan air kolam
hangat
- Kulit luar dapat diganti
- Penghematan energi listrik sampai
dengan 30%
- Mendaur ulang air hujan dan air
kolam renang. Air tersebut difilter
Universitas Sumatera Utara
-
dua kali dan kemudian dipakai
kembali.
- Pengalihan fungsi dari kolam
renang olimpiade menjadi kolam
renang umum
Tech Linx
Technology
Park
Cyberjaya,
Malaysia
Areal
perkantoran
- Menggunakan penghawaan alami
pada seluruh bangunan
- Vegetasi hutan yang pada pada
setiap areal kosong
- Atap payung yang berada di atas
bangunan memberikan shading
kepada bangunan di bawahnya
- Semua fasad yang menghadap
matahari diberikan kantilever
Sumber : Hasil Olah data Primer
Universitas Sumatera Utara
-
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Fisik
4.1.1 Analisa Lokasi
Taman Rekreasi Air ini berlokasi di kota Medan, ibukota provinsi Sumatera Utara.
Lokasi tepatnya berada di Jl. Flamboyan Kelurahan Medan Tanjung Selamat, Kecamatan
Medan Tuntungan.
Gambar 4.1 Peta Indonesia, Sumatera dan Medan
Universitas Sumatera Utara
-
Kelurahan Tanjung Selamat
Lokasi terletak di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan.
Kecamatan ini merupakan perluasan kota Medan, sebelumnya merupakan salah satu
wilayah di Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang. Kecamatan ini memiliki luas 21.
580 km2 dengan membawahi 11 kelurahan yaitu Kelurahan Baru Ladang Bambu, Sido
Mulyo, Lau Cih, Namo Gajah, Kemenangan Tani, Simalingkar B, Simpang Selayang,
Tanjung Selamat, PB Selayang II, Asam Kumbang, Tanjung Sari. Kecamatan ini
berbatasan dengan kecamatan medan selayang dan johor pada sebelah utara, sebelah
selatan berbatasan dengan Deli Serdang, sebelah barat berbatasan dengan Deli Serdang
dan sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang.
Kecamatan ini adalah daerah pintu gerbang Kota Medan sebelah Selatan yang
merupakan pintu masuk dari Kabupaten Karo dan daerah lainnya di Sumatera Utara
maupun Propinsi Aveh melalui transportasi darat. Di kecamatan ini terdapat Rumah
Sakit Adam Malik dan Rumah Sakit Jiwa. Di kecamatan ini mempunyai propek yang
baik dalam jenis agroindustri karena tanahnya yang subur serta lahan kosongnya yang
masih luas.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk 2007
Kelurahan Jumlah
penduduk
Luas
Wilayah
Kepadatan penduduk
/km2
Baru Ladang
Bambu
2791 1.35 2067
Sidomulro 1627 0.87 1870
Lau Cih 1447 1.5 965
Namo Gajah 1599 1.01 1583
Kemenangan Tani 3342 1.5 2228
Simalingkar B 4541 4.43 1025
Smpang Selayang 15130 5.12 2955
Tanjung Selamat 9096 3 3032
Mangga 29244 2.8 10444
Jumlah 68817 21.58 3189
Sumber : BPS Kota Medan 2007
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 4.2 Tempat hiburan/rekreasi di Kec. Medan Tuntungan
Kelurahan Hotel/
Losmen
Bioskop Night Club/
Karaoke
Bilyard Restoran
Baru Ladang
Bambu
4 0 0 1 0
Sidomulyo 1 0 0 3 0
Lau Cih 0 0 0 0 0
Namo Gajah 0 0 0 0 0
Kemenangan Tani 1 0 0 4 2
Simalingkar B 0 0 0 0 0
Smpang Selayang 9 0 0 3 0
Tanjung Selamat 4 0 0 2 0
Mangga 8 0 0 2 0
Jumlah 27 0 0 15 2
Sumber : Kantor Lurah Kec. Medan Tuntungan 2007
Tanggapan :
Karena merupakan perluasan kota Medan dari sebelumnya masuk ke Deli Serdang,
daerah ini kurang diperhatikan oleh pemerintah kota yang masih memusatkan diri pada
pembangunan pusat kota. Dari kecamatan yang ada, masih belum ditemukan tempat
hiburan yang berhubungan dengan alam. Padahal kecamatan ini memiliki banyak lahan
kosong serta potensi alam yang banyak, yang belum dipergunakan secara maksimal.
Dengan adanya proyek ini, akan membangkitkan potensi yang telah ada di lokasi ini.
4.1.2 Kondisi Eksisting Lahan
Lokasi site berada di Jalan Flamboyan, Gang Harapan. Lokasi merupakan bekas
kolam pemandian alam yang terbuka untuk umum bernama Zefanya. Disebabkan oleh
sepinya pengunjung, maka pembangunan kolam menjadi tersendat sehingga hanya
sebagian lokasi yang ditata. Namun sekarang, semakin banyak lokasi yang tidak tertata
karena pengelolaan yang kurang baik.
Kolam pancing yang berada di sebelah timur site lebih menarik bagi pengunjung.
Apalagi setiap sore di akhir pekan, terdapat perlombaan pancing ikan di lokasi kolam
pancing ini yang membuat pengunjung semakin tertarik.
Universitas Sumatera Utara
-
a. Luas lahan : 2,3 ha
A = 214,9435 m
B = 160,8569 m
C = 228,4941 m
D = 44,5774 m
A B
C
Keterangan : A = Lokasi site B = Danau buatan C = Kolam pancing
Jalan Flamboyan
Jalan Harapan
Lokasi site
Sungai Sunggal
Gambar 4.2 Lokasi Site
A
B D
C
Gambar 4.3 Luas Site
Universitas Sumatera Utara
-
b. Kondisi lahan : relatif datar namun pada tepi sungai lebih landai ke sungai. Di
sekitar sungai terdapat banyak batu besar yang membentuk kolam sungai sehingga
orang dapat berenang di sungai.
c. Fungsi eksisting : lokasi merupakan kolam pemandian alam umum bernama
Zefanya.
d. Batas- bata site
Sebelah utara berbatasan dengan sungai sunggal
Sebelah timur berbatasan dengan kolam pancing
Sebelah barat berbatasan dengan lahan kosong
dan sungai sunggal
Sebelah selatan berbatasan dengan hotel melati
dan Jalan Flamboyan
e. Peraturan Site
Garis Sepadan Bangunan (GSB) Mengatur jarak batas bangunan dengan batas
kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya
depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2xlebar jalan) + 1. GSB dapat
diperguanakn sebagai lahan parkir maupun ruang terbuka hijau yang berfungsi
sebagai fasilitas pendukung dari bangunan.
Gambar 4.4 Batas Site
GSB = 5 meter
GSB pada lingkungan perumahan mengikuti keadaan jalan
GSB = 3 meter
Gambar 4.5 Garis Sepadan Bangunan
Universitas Sumatera Utara
-
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi
yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk
bangunan bertingkat.
Garis Sepadan Sungai(GSS) Mengatur jarak batas bangunan dengan batas sungai di
depan, samping maupun belakang. Biasanya batas garis ini adalah 15 meter dari jarak
sungai.
Garis ini diperlukan agar area resapan sungai tidak berkurang dengan pembangunan
gedung maupun perkerasan jalan dengan aspal. Resapan sungai berguna agar tidak
terjadi banjir di kemudian hari,
Warna kuning merupakan permukiman penduduk dengan ketinggian bangunan rata- rata 1 lantai.
Warna biru merupakan hotel melati dengan ketinggian bangunan rata- rata 1 lantai.
Warna merah merupakan ruko komersil dengan ketinggian bangunan rata-
t 3 l t i Gambar 4.6 KLB
GSS biasanya ditanami dengan pohon maupun tanaman lainnya.
GSS 15 meter dari tepi sungai
Gambar 4.7 GSS
Universitas Sumatera Utara
-
f. Kondisi Eksisting pada site
Kawasan tepi sungai ada yang sudah ditata namun ada juga yang belum diolah baik
Bagian yang ditata Jalur masuk Jalur jalan dari pintu masuk menuju ke tepi sungai. Jalan hanya berupa kerukan tanah.
Sungai Sunggal Sungai yang berbatu- batu membentuk kolam sungai yang dapat digunkan untuk bernenang bagi pengunjung.
Sungai Sunggal Aliran air sungai yang tenang serta tidak terlalu dalam sehingga dapat dinikmati pengunjung.
Danau buatan Danau buatan di dalam lokasi yang berada di dekat jalur masuk, sebagai arena perahu dayung.
Rumah makan Bangunan ini tadinya berupa rumah makan, namun sudah tidak dipakai lagi sekarang.
Pondok kecil Pondok kecil yang ada di lokasi, digunakan oleh pengunjung untuk beristirahat.
Permainan anak Ada fasilitas permainan anak- anak yang berada di dalam lokasi. Namun sudah agak rusak.
Gambar 4.8 Kondisi Site
Universitas Sumatera Utara
-
4.1.3 Analisa Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di sekitar site dalam jarak radius 500 meter didominasi oleh
permukiman penduduk terkelola dan pribadi. Terdapat empat hotel melati yang ada di
sekitar site yaitu Hotel Senina Kaban, Hotel Top Inn, Hotel Bina Borita dan satu wisma
biasa.
Keterangan : Permukiman penduduk Perdagangn/jasa Hotel/Mall Pekuburan/Taman Kolam/Danau Lokasi Site
Penggunaan lahan di sekitar site didominasi oleh perumahan penduduk baik dikelola maupun tidak. Perumahan ini memiliki ketinggian 1- 2 lantai
Terdapat kolam pancing di sebelah timur site, yang terbagi atas tiga kolam. Namun yang lebih banyak digunakan adalah kolam pancing yang besar.
Terdapat lahan kosong di pinggir sungai ini. Sebagian lahan digunakan untuk pondok pemandian alam, namun sebagian lagi digunakan untuk pekuburan
Hanya terdapat beberapa bangunan dengan fungsi jasa, dengan bangunan berupa ruko. Jasa berupa tempat fitness, salon, dan warnet.
Gambar 4.9 Tata Guna Lahan
Universitas Sumatera Utara
-
4.1.4 Analisa Kondisi Lingkungan Sekitar
Kondisi lingkungan sekitar didominasi oleh permukiman penduduk, baik yang
dikelola olah badan tertentu maupun perumahan penduduk umum. Ada tiga perumahan
yang dikelola di sekitar lokasi yaitu Flamboyan Island, Griya Nusa Tiga, dan Nusa
Flamboyan House. Karena merupakan daerah pemekaran kota Medan, kontrol
pembangunan pemerintah di daerah ini berkesan lambat. Kurangnya kontrol
menyebabkan banyak permukiman penduduk liar yang dibangun tidak memiliki izin
sehingga menganggu ketertiban pengunaan lahan. Banyak lahan kosong di sekitar lokasi,
apalagi yang berada di tepi sungai yang dapat menjadi potensi untuk kawasan wisata.
a. Kondisi lingkungan pada seberang sungai di area Deli Sedang.
Jembatan penyebrangan yang berada di atas sungai Sunggal.
Jembatan Sungai Sunggal Sungai sunggal yang berada di sekitar site yang menjadi batas Medan - Deli S d
Jalan permukiman Area permukiman penduduk yang berada di seberang sungai.
Tampak sungai Tampak sungai sunggal dari arah seberang, yaitu arah Deli Serdang.
Gambar 4.10 Lingkungan sekitar Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
-
b. Kondisi lingkungan sekitar pada area kota Medan.
Griya Nusa Tiga Perumahan Griya Nusa Tiga yang berada di sekitar lokasi site.
Perumahan Flamboyan Island. Salah satu perumahan yang berada di sekitar l k i
Flamboyan Island Hotel Melati Hotel ini dapat menjadi potensi mendukung taman rekreasi.
Kolam pancing Terdapat kolam pancing dengan aktifitas tinggi pada sore hari.
Perumahan Nusa Flamboyan House yang sedang dalam pembangunan.
Nusa Flamboyan Kantor kelurahan Selain perumahan, juga terdapat kantor kelurahan Tanjung Selamat.
Pajak Melati Pajak Melati yang terletak di persimpangan Jalan Flamboyan dan Jalan Seroja Raya
Terdapat dua hotel Melati yang berada di sekitar lokasi, yaitu Hotel Top Inn dan Hotel Senina Kaban.
Hotel Senina Kaban
Gambar 4.11 Lingkungan Sekitar Medan Universitas Sumatera Utara
-
4.1.5 Analisa Pencapaian
Deli Tua
Pancur Batu
Sunggal Binjai
Tanjung Morawa
Jl. Seroja Raya, dari arah terminal Pinang Baris Jl.
S ti b di
Jl. Flamboyan, ke arah Jl. Ngumban Surbakti, ke arah ring road
Kel. Tanjung Selamat, Deli Serdang
Pancur
Jalan Jamin Ginting, penghubung dari Medan menuju ke Pancur Batu
Gambar 4.12 Analisa Pencapain
Universitas Sumatera Utara
-
Lokasi berlokasi di Kec. Tanjung Selamat, bersebelahan dengan sungai Sunggal.
Pencapaian ke lokasi dapat dilalui dari
a. Jalan Setiabudi menuju ke Jalan Flamboyan, kemudian ke jalan sekunder yang
khusus dibuat menuju ke lokasi.
b. Jalan Flamboyan, Tanjung Selamat, Deli Serdang ke ke Jalan Flamboyan Medan,
kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.
c. Jl. Pinang Baris menuju ke Jalan Seroja Raya, kemudian ke Jalan Flamboyan,
kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.
d. Dari arah Pancur Batu masuk ke Medan lewat Jl. Jamin Ginting, menuju ke Jl.
Flamboyan, kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.
e. Dari arah ringroad Medan menuju ke Jl. Ngumban Surbakti menuju ke Jl.
Flamboyan, kemudian ke jalan sekunder yang khusus dibuat menuju ke lokasi.
Pencapaian ke lokasi dapat menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum,
baik becak dayung, becak motor, angkot, taksi dan sebagainya.
Potensi
Kawasan di sekitar merupakan daerah pinggiran sungai yang sering digunakan oleh
masyarakat untuk rekreasi sungai, seperti berenang, memancing atau hanya sekedar
berjalan dan duduk- duduk di pinggir sungai.
Masalah
Penataan lahan yang kurang baik menyebabkan daerah ini mengalami penurunan
kualitas lingkungan. Daerah sekitar lokasi sering diidentikkan dengan kawasan rekreasi
yang bernuansa negatif, apalagi dengan adanya berbagai hotel melati di sekitar lokasi.
Tanggapan
Peningkatan kualitas lingkungan dengan pengelolaan serta penataan lokasi yang lebih
baik sehingga pengunjung merasa tertarik untuk datang ke lokasi.
Universitas Sumatera Utara
-
4.1.6 Analisa Sirkulasi
a. Sirkulasi Kendaraan
Untuk mencapai lokasi terdapat Jalan Flamboyan yang merupakan jalan primer
berupa jalan dua arah yang ramai oleh kendaraan, karena merupakan jalur perbatasan
Medan dan Deli Serdang. Pada jalan Flamboyan ini kendaraan dapat berjalan dengan
baik, walaupun ada beberapa sisi jalan yang rusak. Jalan masuk ke dalam site yaitu jalan
sekunder, keadaan jalan yang berpasir dengan di sepanjang jalan berupa tanah kosong.
Jalan tidak rata, berpasir dan akan becek pada saat hujan.
Simpang pajak Persimpangan
antara Jalan Flamboyan dan Jalan Seroja Raya yang padat karena dekat dengan pajak
l ti
Jembatan Jembatan penghubung antara kota Medan Deli Serdang
Suasana Jalan Flamboyan yang padat kendaraan umum dan pribadi.
Jalan Flamboyan Jalan masuk menuju ke lokasi yang dapat dicapai dengan kendaraan maupun berjalan kaki dari Jalan Flamboyan.
Jalan masuk
Gambar 4.13 Analisa Sirkulasi Kendaraan
Lebar jalan 10 meter, jalur dua
Lebar jalan 4 meter, jalur dua arah.
Lebar jalan 12 meter, jalur dua
Universitas Sumatera Utara
-
Potensi
Kawasan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan baik pribadi maupun angkutan
umum, sehinggga dapat dikatakan bahwa lokasi site merupakan lokasi yang strategis
untuk dicapai.
Masalah
Terdapat beberapa bagian jalan yang rusak di Jalan Flamboyan, banyak jalan yang
berlubang sehingga terjadi becek sewaktu hujan. Pada jalan Harapan, jalan belum diaspal
dan dikelola dengan baik.
Tanggapan
Perbaikan jalan menuju ke lokasi sangat diperlukan agar pengunjung tidak kecewa
dengan jalan yang rusak. Juga diperlukan papan nama yang menarik untuk menjadi
penanda sehingga pengunjung tidak kehilangan orientasi.
b. Sirkulasi Pejalan Kaki
Sirkulasi pejalan kaki di daerah ini cukup sulit dikarenakan tidak adanya pedestrian
yang memadai bagi para pejalan kaki. Apalagi jalan yang belum diaspal menuju ke
lokasi membuat jalanan menjadi becek pada saat hujan sehingga pejalan kaki semakin
sulit melewati daerah ini. Kendaraan yang lewat juga membuat pejalan kaki merasa
kesulitan untuk berjalan di area ini.
Tidak ada pedestrian bagi pejalan kaki memadai untuk masuk ke
Di kiri dan kanan jalur masuk ada lahan kosong ada rumput dan
h
Terjadi konflik antara kendaraan dan pejalan kaki.
Gambar 4.14 Analisa Sirkulasi pejalan kaki
Universitas Sumatera Utara
-
Potensi
Masih banyak pohon di sekitar jalan walaupun tidak ada pedestrian yang memadai.
Angkutan umum melintasi Jalan Flamboyan sehingga memudahkan pejalan kaki untuk
mencapai lokasi.
Masalah
Tidak adanya pedestrian membuat pejalan kaki harus berjalan di bahu jalan dengan
resiko terkena kendaraan yang lewat.
Tanggapan
Dibuat pedestrian yang baik untuk para pejalan kaki dengan lebar yang cukup agar
pejalan kaki merasa nyaman untuk berjalan. Apalagi daerah ini merupakan tempat
rekreasi yang membuat orang akan berjalan mengitari lokasi, khususnya lokasi di sekitar
sungai.
4.1.7 Analisa Matahari
Lokasi berada di kota Medan dengan kondisi iklim tropis dengan curah hujan serta
intensitas matahari cukup tinggi. Dengan menggunakan konsep green architecture dalam
penerapan tema ke dalam bangunan, maka analisa matahari diperlukan untuk mendukung
penerapan konsep tersebut ke dalam bangunan. Arah sinar matahari harus dianalisa
sehingga nantinya sinar dapat dipergunakan untuk pencahayaan alami ke dalam
bangunan agar bangunan nantinya dapat menghemat penggunaan listrik.
N 15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165180195
210
225
240
255
270
285
300
315
330
345
10
20
30
40
50 60 70 80
789
10111213141516171st Jan
1st Feb
1st Mar
1st Apr
1st May
1st Jun 1st Jul1st Aug
1st Sep
1st Oct
1st Nov
1st Dec
Location: 3.3, 98.3 Azimuth: -74.6 Altitude: 35.5 HSA: -74.6 VSA: 69.6
Time: 15:30 Date: 30th April
Gambar 4.15 Analisa Matahari dengan Sun Tool Pada bulan Januari Juli posisi matahari berada diatas garis khatulistiwa sehingga bayangan jatuh di sebelah selatan b. Pada bulan Agustus
Desember posisi matahari berada dibawah garis khatulistiwa sehingga bayangan jatuh di sebelah utara
Universitas Sumatera Utara
-
Arah sinar juga nantinya akan berguna untuk penggunaan kantilever atau teritisan
dalam bangunan, di bangunan yang terkena sinar matahari langsung. Arah aliran angin
juga dianalisa agar angin dapat dipergunakan dalam bangunan untuk penghawaan alami.
Potensi
Berada pada kondisi iklim tropis maka sinar matahari dapat serta angin diperoleh
dengan mudah untuk pencahayaan alami dan penghawaan alami. Lahan kosong pada
bagian barat site yang ditanami banyak pohon menjadi peneduh bagi lokasi.
Masalah
Sinar matahari yang berlebih terutama pada sinar matahari yang datang dari timur dan
barat akan membuat silau serta membuat hangat bangunan.
Tanggapan
Desain bangunan diharapkan menghindari bukaan langsung ke arah timur. Bangunan
diharapkan memiliki desain yang memanjang ke arah timur dan barat sehingga cahaya
matahari hanya terkena di bidang yang lebih kecil. Bukaan pada bangunan diharapkan
pada arah utara dan selatan, dimana cahaya matahari tidak berlebihan mengenai
bangunan dan juga ada sirkulasi angin yang menuju ke dalam bangunan. Diletakkan
vegetasi pada bagian timur dan barat site sebagai buffer sinar matahari.
Arah sinar matahari sore datang dari barat. Sinar matahari soe cukup silau dan membuat
Arah sinar matahari pagi datang dari timur. Sinar matahari pagi cukup baik untuk kesehatan namun lama kelamaan membuat silau dan membuat bangunan panas
Arah angin dari utara ke selatan dapat menjadi potensi bagi bangunan, dapat dialirkan ke dalam bangunan untuk
h l i Gambar 4.16 Analisa Matahari
Universitas Sumatera Utara
-
4.1.8 Analisa View
Lokasi terletak di pinggiran sungai, menyebabkan lokasi dapat terlihat dari beberapa
sisi, yaitu dari pinggiran sungai pada daerah Deli Serdang, dari atas jembatan, dan dari
beberapa pinggiran sungai pada daerah Medan. Namun lokasi kurang dapat dilihat dari
arah jalan utama, karena untuk menuju site masih harus melewati jalan sekunder.
Tabel 4.3 View dari dalam ke luar
Potensi Masalah Tanggapan
Dapat melihat ke arah
sungai dari tepi sungai
Sunggal
Area yang tertutup, jauh
dari jalan utama
menyebabkan kurangnya
view dari dalam ke luar dari
lokasi site
Desain lansekap yang
menarik sehingga
pengunjung merasa betah
untuk berada di lokasi.
Tabel 4.4 View dari luar ke dalam
Potensi Masalah Tanggapan
Lokasi dapat dilihat dari
jembatan penyebrangan,
dan seberang sungai.
Lokasi tertutup dari Jalan
Flamboyan yang merupakan
jalan utama.
Penanda masuk yang
menarik agar pengunjung
dapat langsung dikenal.
Garis warna hitam menunjukkan arah view dari luar ke
Jembatan penyebrangan yang menghubungkan M d D li S d
Dari jalan primer cukup sulit untuk melihat ke dalam lokasi karena jarak
k j h
Dari lokasi site dapat melihat sungai Sunggal dari tepi sungai.
Gambar 4.17 Analisa View
Universitas Sumatera Utara
-
4.1.9 Analisa Vegetasi
Pada lokasi sekitar terdapat banyak sekali pohon pisang, apalagi di dekat tepi sungai.
Ada area pada lokasi yang sudah diolah sehingga rumput serta tanamannya sudah ditata
dengan baik. Namun kebanyakan masih berupa lahan kosong dengan banyak pohon yang
belum ditata dengan baik.
Potensi
Banyaknya tanaman berupa berbagai pohon terutama pohon pisang memudahkan
untuk menentukan jenis vegetasi di dalam site.
Masalah
Tidak adanya pengelolaan yang baik menyebabkan vegetasi di lokasi tidak tertata
dengan baik.
Tanggapan
Penerapan konsep green dapat diberlakukan pada lokasi ini dengan menggunakan
vegetasi yang telah ada di daerah sekitar lokasi, yaitu penggunaan tanaman pisang untuk
vegetasi di dalam site. Penanaman vegetasi di dalam site selain akan menambah daya
tarik bagi lokasi juga menjaga daerah resapan sungai, sehingga ke depannya
pembangunan proyek ini tidak mendatangkan banjir bagi sekitarnya.
Gambar 4.18 Analisa Vegetasi
Universitas Sumatera Utara
-
4.2 Analisa Non Fisik
4.2.1 Analisa Kegiatan
Tabel 4.5 Analisa Kegiatan
No. Jenis
Kegiatan
Kegiatan Keterangan Kegiatan Gambar
1. Utama Berenang Kegiatan yang berhubungan
dengan air ; berenang santai dan
berenang dengan menggunakan
fasilitas pendukung
Bersantai Kegiatan yang membuat
pengunjung merasa nyaman;
duduk di pinggir kolam,
melintasi kolam arus, berjemur,
sekadar menikmati air. Di
pinggir sungai; memancing,
duduk di pinggir sungai, naik
perahu.
Belajar Kegiatan yang edukasi yang
dilakukan sambil rekreasi
sehingga dapat memancing
kreatifitas. Menonton film
animasi, membaca buku dan
melihat kebun binatang.
Aquaplay serta kolam ombak.
Kolam ombak dan kolam arus Sumber : www.thejungle.comm
3D studio
Universitas Sumatera Utara
-
Makan dan
minum
Kegiatan untuk menambah
energi setelah beraktifitas.
Namun dapat menjadi kegiatan
utama bagi yang tidak
beraktifitas di air.
Kegiatan
lainnya
Menikmati sajian acara,
misalnya acara musik, acara
amal, dan sebagainya.
2. Penunjang Berbelanja Berbelanja souvenir untuk
kenang- kenangan seperti kaos,
gelas, dan sebagainya.
Kegiatan
lainnya
Penitipan barang, ibadah, mandi,
BAB/BAK, berganti pakaian.
Pelayanan
pengunjung
Parkir kendaraan, informasi
pengunjung, pertolongan untuk
kecelakaan.
3. Pengelola
dan
pelayanan
teknis
Kegiatan mengelola dan
memelihara keberlangsungan
kolam.
Suasana foodcourt
Universitas Sumatera Utara
-
4.2.2 Analisa Pengguna.
a. Sirkulasi pengunjung
b. Sirkulasi pengelola
c. Sirkulasi servis
Entrance
Parkir Karyawan Kantor Bangunan Utama
Gambar 4.20 Skema sirkulasi pengelola Sumber : pribadi
Entrance
Parkir Karyawan Ruang Servis Bangunan Utama
Gambar 4.21 Skema sirkulasi servis Sumber : pribadi
Gambar 4.19 Skema sirkulasi pengunjung Sumber : pribadi
Masuk dan Keluar
Entrance
Area Drop Off
Parkir Kendaraan
Zona permainan Air
Zona permainan darat
Zona Makanan
Zona rekreasi Sungai
Bangunan Utama
Universitas Sumatera Utara
-
4.2.3 Analisa Jumlah Pengunjung
Dengan menggunakan asumsi bahwa Taman Rekreasi Air ini akan menjadi wahana
air terbaru di kota Medan, maka dianggap masyarakat kota Medan dan dari luar kota
akan tertarik untuk mendatangi tempat ini setiap hari. Karena bangunan ini merupakan
tempat rekreasi, maka asumsi jumlah pengunjung didapat dari rata- rata jumlah
pengunjung museum dan tempat hiburan di kota Medan pada tahun 2006, yaitu : 408.967
( Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2007)
Jumlah pengunjung Kolam Renang Deli Medan 84.476 orang/tahun dengan perhitungan harian yang datang 231 orang/hari. (20%)
Jumlah pengunjung Bukit Barisan 112.436 orang/tahun dengan perhitungan harian yang datang 308 orang/hari. (28%)
Jumlah pengunjung Kebun Binatang Medan 91.629 orang/tahun dengan perhitungan harian yang datang 251 orang/hari. (22%)
Jumlah pengunjung Taman Budaya Sumatera Utara 39.000 orang/tahun, dengan perhitungan harian 107 orang/hari. (10%)
Jumlah pengunjung Sumatera Utara 81.876 orang/tahun dengan perhitungan harian 224 orang/hari. (20%)
Dengan kenaikan rata-rata pengunjung sebanding dengan kenaikkan penduduk kota
Medan yaitu sebesar 4 %, maka pada tahun berikutnya, jumlah pengunjung berjumlah :
Pn = Po + na
Pn = jumlah pengunjung pada tahun n Po = jumlah pengunjung pada tahun awal
a = jumlah pertambahan tiap tahun
n = jumlah tahun proyeksi
Tabel 4.6 Tabel Proyeksi Jumlah Pengunjung
Tahun Jumlah pengunjung
2010 474399
2011 490757
2012 507115
2013 523473
2014 539831
2015 556189
Universitas Sumatera Utara
-
Dari data jumlah pengunjung pengunjung nmuseum dan tempat hiburan, maka
diambil kesimpulan bahwa pengunjung Taman Rekreasi 50% dari total jumlah
keseluruhan. Maka jumlah pengunjung Taman Rekreasi Air adalah
50% x 556189 orang = 278.094 orang/tahun = 761 orang/hari = 95 orang/jam. Perkiraan kebutuhan parkir pengunjung
Mobil pribadi, asumsi 40 % = 40 % x 761 = 300 orang 1 mobil memuat 3 orang, maka jumlah mobil = 300 : 3 = 100 mobil
Kebutuhan parkir 1 mobil = ( 2,5 m x 5,5 m) 13,75 m, maka luas parkir = 1375 m
Sepeda motor, asumsi 25 % = 25 % x 761 = 190 orang 1 sepeda motor memuat 2 orang, maka jumlah sepeda motor = 81 motor
Kebutuhan parkir untuk 1 motor = ( 2 m x 1 m) 2 m, sehingga luas parkir = 162 m
Bus pariwisata, asumsi 10 % = 10% x 761 = 76 orang 1 bus pariwisata memuat 50 orang, maka jumlah bus pariwisata = 2 bus
Kebutuhan parkir untuk 1 bus = ( 12 m x 5m) 60 m2, maka luas parkir = 120 m2
Sisa pengunjung diasumsikan naik angkutan umum sebesar 25 % = 25 % x 761 = 195 orang
Perkiraan kebutuhan parkir Pengelola :
Parkir mobil pengelola untuk 20 mobil @ 2,5 m x 5,5 m = 275 m2 Parkir motor pengelola untuk 50 sepeda motor = 100 m Mobil servis untuk 5 mobil = 70 m Jadi, jumlah kebutuhan parkir seluruhnya adalah 2102 m2.
Universitas Sumatera Utara
-
4.2.4 Besaran Ruang
Tabel 4.7 Besaran Ruang
Kelompok
kegiatan
Fasilitas Nama Ruang Kapasitas Standard Unit Luas (m2) Sumber
Zona
permainan
air
Aquaplay Kolam renang anak dengan
dilengkapi permainan anak
150 orang - 1 250 Ass
Alat permainan - P = 9,7 m
L = 8,5 m
1 82, 45 WWW
Kolam renang arus Kolam renang arus - P = 50 m
L = 4 m
T = 1,25 m
1 200 -
Ruang mesin 1 orang 4 m x 2 m 1 8 m -
Kolam renang
seluncur lurus
Kolam renang seluncur
lurus, memiliki 3 seluncur
dalam 1 kolam
P = 6 m
L = 10 m
T = 1 m
1 60 -
Alat permainan 120
orang/jam
P = 8 m
L = 0,6 m
T = 50 m
3 14,4 WWW
Kolam renang
seluncur berliku
Kolam renang seluncur
berliku, memiliki 2 seluncur
- P = 6m
L = 7 m
1 42 -
Universitas Sumatera Utara
-
dengan ketinggian berbeda T = 1m
Alat permainan (pool slider
50 m x 1m; aqua tuber 70 m
x0,8 m; giant slide 90 m x
1,1 m)
180
orang/jam
- 1 205 WWW
Kolam renang
Family Boomerang
Kolam renang - P = 12 m
L = 12 m
T = 1 m
1 144 -
Alat permainan - P = 17 m
L = 10 m
1 170 WWW
Kolam renang arus
single
Alat permainan - P = 6,7 m
L = 15 m
1 100,5 WWW
Ruang tank - - 1 80 Ass
Kolam renang
ombak
Kolam renang dengan sistem
ombak setiap 30 menit sekali
150 orang P = 15 m
L = 15 m
T = 1,5 m
1 225 -
Ruang mesin ombak 1 orang 15 m x 3 m 1 45 -
Kolam renang
dangkal
Kolam renang dengan air
mancur
- - 1 100 Ass
Gazebo di sekitar
kolam
Ruang untuk duduk
dilengkapi atap
- 4 m2 20 80 Ass
Universitas Sumatera Utara
-
Tangga Tangga kolam renang
seluncur lurus
- 7 x 2,5 1 17,5 Ass
Tangga kolam renang
seluncur berliku
- 7 x 2,5 1 17,5 Ass
Tangga Family Boomerang - 7 x 2,5 1 17,5 Ass
Toilet Toilet pria 1 orang 0,96 m2/orang 15 14,4 NAD
Toilet wanita 1 orang 0,96 m2/orang 15 14,4 NAD
Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 14
( 7 pria;
7 wanita)
8,4 NAD
Janitor 2 orang 6 m2 2 12 Ass
Loker 1 orang 1 m2/orang 100
( 50 pria;
50
wanita)
100 NAD
Ruang informasi 2 orang 10 m2 1 10 Ass
Ruang shower 1 orang 1 m2/orang 50
( 25 pria;
25
wanita)
50 NAD
Sub total 1977,6
Universitas Sumatera Utara
-
Sirkulasi 20 % 395,52
Total 2373,12
Zona
permainan
darat
Wahana 3D Ruang menonton 100 orang 1,5 m2/orang 2 300 NAD
Ruang pembelian karcis 2 orang 1,5 m2/orang 1 3 Ass
Ruang tunggu 150 orang 0,8 m2/orang 1 120 NAD
Ruang alat 4 orang - 1 71 Ass
Ruang display - - 1 45 Ass
Ruang karyawan 5 orang - 1 20 Ass
Mini park Ruang permainan 100 orang 1,2 m2/orang 1 120 NAD
Ruang penukar koin 1 orang 3 m2/unit 3 9 Ass
Ruang peralatan 5 orang 2,3 m2/orang 1 2,3 TSS
Ruang pegawai 5 orang 4,5 m2/orang 1 4,5 NAD
Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 6 ( 3
pria; 3
wanita)
5,76 NAD
Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 2
pria; 2
wanita)
2,4 NAD
Urinoir 1 orang 0,6 m2/orang 3 1,8 NAD
Mini zoo Ruang pembelian tiket 3 orang 4 m2/orang 1 12 Ass
Gudang peralatan 5 orang 2,3 m2/orang 2 23 TSS
Universitas Sumatera Utara
-
Ruang pegawai 5 orang 4,5 m2/orang 1 22,5 NAD
Kandang binatang tertutup 1 kandang 25 m2 10 250 Ass
Studio foto Area foto 4 orang 36 m2 1 36 Ass
Ruang pegawai 2 orang 10 m2 1 10 Ass
Ruang gelap 1 orang 10 m2 1 10 Ass
Sub total 1118,26
Sirkulasi 20 % 223,652
Total 1341,912
Zona
makanan &
minuman
Restoran Dapur 4 orang 20 % dari ruang
makan (15 m2)
4 ( 1
restoran
= 2 unit
dapur
60 NAD
Ruang makan 50 orang 1,5 m2/orang 2 150 NAD
Ruang penyimpanan 1 orang 50% dari dapur 4 ( 1
restoran
= 2
ruang)
30 NAD
Kasir 1 orang 7,5 m2 2 15 Ass
Panggung 2 orang 10 m2 2 20 Ass
Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 8 ( 1
restoran
3,84 NAD
Universitas Sumatera Utara
-
= 2 toilet
pria; 2
toilet
wanita)
Urinoir 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 1
restoran
= 2
urinoir)
4,8 NAD
Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 8 ( 1
restoran
= 4
wastafel)
4,8 NAD
Entrance hall 10 orang 0,65 m/orang 4 26 NAD
Cafe Dapur 4 orang 20% ruang makan 1 6 NAD
Ruang makan 20 orang 1,5 m2/orang 1 30 NAD
Bar 15 orang 1,5 m2/orang 1 22,5 Ass
Panggung 2 orang 10 m2 1 10 Ass
Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 2 ( 1pria;
1 wanita)
1,92 NAD
Urionoir 1 orang 0,6 m2/orang 4 2,4 NAD
Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 2 2,4 NAD
Universitas Sumatera Utara
-
pria; 2
wanita)
Ruang penyimpanan 1 orang 50 % dari dapur 1 3 NAD
Food court Kios makanan - 4 x 4m2 6 96 Ass
Ruang makan 100 1,5 m2/.orang 1 150 NAD
Area wastafel 1 orang 0,96 m2/orang 5 4,8 NAD
Retail toko Ruang pamer 10 orang 1,8 m2/orang 2 36 NAD
Kasir 1 orang 7,5 m2 2 15 Ass
Ruang pegawai Area istirahat pegawai 5 orang 10 m2 1 10 Ass
Gudang Gudang barang dan makanan 2 orang 10 m2 4 40 Ass
Sub total 744,46
Sirkulasi 20 % 148,892
Total 893,352
Fasilitas
penunjang
Lobby Entrance utama 250 orang 1,8 m2/orang 1 450 NAD
Ruang pembelian tiket 3 orang 4 m2/orang 1 12 Ass
Ruang tunggu 40 orang 0,8 m2/orang 1 32 Ass
Ruang ATM 1 orang 2m2/unit 6 12 NAD
Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 10 ( 5
pria; 5
wanita)
9,6 NAD
Urinoir 1 orang 0,6 m2/orang 3 1,8 NAD
Universitas Sumatera Utara
-
Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 4 ( 2
pria; 2
wanita)
2,4 NAD
Ruang satpam 2 orang 0,55 m2/orang 1 1,1 NAD
Ruang P3K Ruang rawat 3 orang 2 m2/orang 1 6 Ass
Ruang dokter 1 orang 9 m2 1 9 Ass
Ruang tunggu 5 orang 0,5 m2/orang 1 2,5 Ass
Sub total 538,4
Sirkulasi 20 % 107,68
Total 646,08
Area
pengelola
Kantor eksekutif Ruang general manager 3 orang 4,5 m2/orang 1 13,5 NAD
Ruang asisten manager 3 orang 4,5 m2/orang 1 13,5 NAD
Ruang staff 10 orang 5 m2/orang 1 50 NAD
Ruang rapat 10 orang 2,4 m2/orang 1 24 NAD
Ruang tamu 6 orang 5,4 m2/orang 1 32,4 NAD
Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 4 ( 2
pria; 2
wanita)
3,84 NAD
Wastafel 1 orang 0,6 m2/orang 2 1,2 NAD
Bagian
kepegawaian
Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD
Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD
Universitas Sumatera Utara
-
Bagian
pengelolaan dan
pemeliharaan
Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD
Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD
Bagian tiket dan
penjualan
Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD
Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD
Bagian
administrasi
Ruang manager 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD
Ruang staff 4 orang 4,5 m2/orang 1 18 NAD
Bagian keamanan Ruang kepala sekuriti 2 orang 4,5 m2/orang 1 9 NAD
Ruang staff 6 orang 4,5 m2/orang 1 27 NAD
Bagian
pengunjung
Ruang penerima 5 orang 0,65 m2/orang 1 3,9 NAD
Ruang tunggu 10 orang 0,8 m2/orang 1 8 Ass
Bagian kebersihan Ruang staff 10 orang 4,5 m2/orang 1 45 NAD
Toilet 1 orang 0,96 m2/orang 4 ( 2
pria; 2
wanita)
3,84 NAD
Dapur 4 orang 1,2 m2/orang 1 4,8 NAD
Pantry 4 orang 1,2 m2/orang 1 4,8 NAD
Ruang mekanikal
(1)
Loading dock 2 truk/ 4
mobil
100 m2 1 100 Ass
Ruang mekanikal 1 orang 20 m2 1 20 SBT
Ruang elektrikal 1 orang 20 m2 1 20 SBT
Universitas Sumatera Utara
-
Gudang 1 orang 12 m2 1 12 Ass
Ruang mekanikal
(2)
Ruang filter air - Kapasitas filter =
volume air / turn
over (setiap 3x )
1879 m3 / 3 = 626
m3
1 200 Ass
Ruang filtrasi ( balancing
tank dan tendon)
- 1 200 Ass
Ruang pemeriksaan 1 orang 12 m2 2 24 Ass
Ruang pompa 1 orang 100 m2 1 100 SBT
Sub total 1028,78
Sirkulasi 20% 205,756
Total 1234,536
Area parkir Parkir kendaraan 2102
Pos jaga 5 m2 6 30 Ass
Area tunggu supir 20 m2 2 40 Ass
Sub total 2172
Sirkulasi 20% 434,4
Total 2606,4
Total keseluruhan 9095,4 m2
Keterangan
NAD = Neufert Architect Data SBT = Sistem Bangunan Tinggi WWW = whitewaterwest
ASS = Asumsi TSS = Time Save Standard Universitas Sumatera Utara
-
4.3 Analisa Bangunan
4.3.1 Bentuk Bangunan
Penentuan pola massa bangunan dapat ditentukan dari program kebutuhan ruang
yang telah dibuat. Selain itu pola massa juga mempertimbangkan kegiatan dan
efisiensi ruang serta penyesuaian terhadap tapak. Penampilan massa bangunan
diusahakan agar semenarik mungkin sehingga dapat menarik pengunjung untuk
datang. Beberapa faktor harus diperhatikan dalam pemilihan penampilan bangunan :
- Sebagai bangunan komersil dengan fungsi rekreasi maka bangunan harus dapat
mencerminkan kegiatan di dalam yang dinamis
- Bangunan tidak perlu terlalu tinggi/disesuaikan dengan keadaan bangunan di
sekitarnya.
Bentukan dasar bangunan dipilih berdasarkan beberapa kriteria yang dapat dilihat
pada tabel bentuk dasar massa bangunan.
Tabel 4.8 Bentuk dasar massa bangunan
Kriteria
Bentuk Dasar Massa Bangunan
Kesesuaian bentuk
site
Baik Baik Kurang baik
Orientasi bangunan Baik, orientasi jelas Baik, orientasi ke
segala arah
Tidak jelas
Efesiensi ruang Efesien Kurang efesien Tidak efesien
Sistem struktur dan
konstruksi bangunan
Lebih mudah Cukup sulit Mudah
Kesan yang ingin
dicapai
Baik Baik Kurang baik
Ekonomi bangunan Lebih hemat Hemat Tidak ekonomis
Berdasarkan penjelasan tabel di atas, maka dipilih bentuk dasar bulat karena
memiliki orientasi ke segala arah dan menimbulkan kesan dinamis yang cocok untuk
tempat rekreasi.
Universitas Sumatera Utara
-
Massa bangunan pada proyek ini adalah massa majemuk, disebabkan karena
adanya pembagian zona rekreasi pada program kebutuhan ruang. Hal ini juga akan
memudahkan pengunjung untuk memilih zona rekreasi yang akan dinikmati.
Pertimbangan massa bangunan juga memperhatikan tabel di bawah ini, yaitu
Tabel 4.9 Perbandingan massa tunggal dan massa majemuk
Massa Kelebihan Kekurangan
Massa Tunggal Pelayanan antar kegiatan
mudah dan jelas
Mudah dalam pengaturan
sirkulasi
Jenis kegiatan cenderung
sama, sehingga interaksi
antar pelaku kegiatan lebih
sederhana
Orientasi bangunan kurang
jelas
Kegiatan hanya terpusat
pada bangunan saja
Sirkulasi vertikal, sehingga
dapat menciptakan
interaksi para pelaku
kegiatan
Massa Majemuk Menimbulkan kesan
dinamis dan fleksibel
Pembentukan massa ruang
terbuka lebih mudah
Orinetasi bangunan dapat
dibentuk oleh gubahan
massa
Memerlukan luasan tapak
yang relatif besar
Sirkulasi lebih panjang
Sumber : Hasil Olah Data
Dari tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa massa majemuk cukup
baik untuk diterapkan ke dalam bangunan. Sesuai dengan fungsi bangunan sebagai
arena rekreasi yang membutuhkan kesan dinamis dan fleksibel, ruang terbuka yang
cukup banyak dan orientasi ke segala arah.
Selain itu, terdapat lima pola dasar massa bangunan yang dapat dijadikan
pertimbangan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
-
Tabel 4.10 Pola Massa Bangunan
No. Pola Penjelasan
1. Pola Memusat Bersifat stabil dan tertutup.
Ruang di tengah berfungsi sebagai
pemersatu.
Pada umumnya berbentuk teratur.
Sistem sirkulasi jelas.
Adanya keterkaitan pada pola massa
bangunan.
Pengembangan denan sebuah titik pusat
yang kuat/dominan.
2. Pola linier Terdiri dari ruang yang berulang.
Bersifat feksibel.
Tanggap terhadap bermacam bentuk
tapak, lurus, segmen atau melengkung.
Memberikan kesan mengarah dan teratur
Memperhatikan kegiatan yang berurutan,
tidak ada kegiatan utama.
Pengembangan dengan sebuah garis
maya.
Merupakan kumpulan massa dengan
massa di tengah sebagai pengikat.
3. Pola Radial
Pengembangan komposisi liner dengan
memusat
4. Pola Cluster Bersifat fleksibel karena dapat
menghasilkan ruang terbuka yang
menyatu.
Dinamis karena polanya yang bervariasi.
Pengembangan bebas.
Sumber : Hasil Olah Data
Universitas Sumatera Utara
-
Dari analisa tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Taman Rekreasi Air ini
akan menggunakan pola massa radial. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu inti
sentral dari berbagai aktifitas rekreasi yang ada dengan tetap memperhatikan orientasi
lingkungan ke berbagai arah dan segi estetika.
4.3.2 Struktur Bangunan
Dalam pemilihan struktur bangunan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu fungsi bangunan, kondisi tapak, ekonomi bangunan, beban serta bentang
bangunan.
a. Struktur Pondasi
Struktur pondasi utama bangunan ini menggunakan pondasi telapak. Pondasi
ini dipilih karena lokasi lahan yang berada di dekat sungai, tanah di sekitarnya
rentan terhadap air, sehingga diperlukan pondasi yang kuat walaupun lantai
bangunan hanya sekitar 1-2 lantai.
b. Struktur Rangka
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur rangka dengan bahan
beton, modul struktur antar kolomnya 8m x 8m. Pemilihan modul kolom
berdasarkan kebutuhan luas ruang yang cenderung membutuhkan ruang yang
bebas kolom, seperti food court, wahana 3D, hall penerima, ruang seminar, dan
sebagainya.
c. Struktur Dinding
Struktur dinding menggunakan batu bata merah yang diplester dengan semen,
kemudian diakhiri dengan pembuatan tekstur maupun cat tembok. Pemilihan
bahan- bahan tersebut dilakukan karena memperhatikan tingkat kemudahan
dalam mendapatkan bahan- bahan tersebut di sekitar lokasi dan juga dalam hal
biaya yang akan dikeluarkan. Selain itu juga terdapat bahan penutup dinding
lainnya seperti kaca, kayu untuk menampilkan kesan alami dari suatu
bangunan.
d. Struktur Lantai
Untuk bahan lantai, digunakan material yang bertekstur kasar dengan beberapa
warna berbeda sehingga menghilangkan kesan monoton dari jalanan yang
cukup panjang. Jalanan yang panjang disebabkan karena proyek merupakan
area rekreasi sehingga dihindari pemakaian lantai yang bertingkat- tingkat agar
pengunjung tidak terkena bahaya tersandung karena lantai rentan basah.
Universitas Sumatera Utara
-
Penggunaan batu alam sangat membantu dalam konservasi lingkungan karena
sifatnya yang dapat dipakai kembali.
e. Struktur Atap
Untuk struktur atapnya dipakai rangka baja ringan karena ruang- ruang yang
dipakai banyak, namun dalam ukuran yang tidak terlalu besar. Struktur atap ini
dipilih karena pemasangan yang mudah dan murah dalam biaya. Selain itu
dapat menghemat penggunaan kayu untuk bangunan, sehingga tidak merusak
alam dengan pengunaan kayu yang berlebihan. Bentuk atap dipilih bentuk atap
joglo, pelana atau perisai yang sesuai dengan arsitektural Indonesia sehingga
tidak meninggalkan budaya yang ada dengan atap berbahan genteng.
f. Sistem Sirkulasi
Terdapat dua sistem sirkulasi yaitu sirkulasi vertikal dan horizontal. Sistem
sirkulasi vertikal yang digunakan pada bangunan ini adalah tangga dan lift. Lift
hanya dibuat sedikit untuk menampung pengunjung pada ruang seminar dan
untuk mengangkat barang. Selebihnya pengunjung diharapkan menaiki tangga,
karena selain lebih hemat energi, pengunjung juga dapat sambil berolahraga.
g. Tekstur dan Warna bangunan
Sebagai tempat rekreasi, diperlukan pemilihan tekstur dan warna yang tetap
untuk mendukung penampilan bangunan.
Tabel 4.11 Pemilihan tekstur pada bangunan
Tekstur Kesan Pemakaian
Kasar Membuat sebuah bidang
terlihat lebih dekat,
memperkecil skala dan
menambah bobot visualnya,
dapat menyembunyikan
Jalur sirkulasi, dengan
adanya perbedaan tekstur
pola lantai dapat dipakai
menunjukkan arah,
membedakan ruang gerak
Universitas Sumatera Utara
-
noda namun sulit dalam
pembersihan
dan sirkulasi.
Dinding, pada bagian yang
mudah kotor
Halus Membuat kotoran lebih
mudah terlihat namun lebih
mudah dibersihkan
Interior bangunan
Sumber : majalah Laras, 2002
Tabel 4.12 Kelompok warna pada Bangunan dan Kesan
Kelompok warna Warna Kesan
Warna hangat Merah muda, merah,
jingga, kuning
Membangkitkan semangat,
membuat ruangan berkesan
kecil dan bernuansa akrab,
hangat, dekat
Warna dingin Hijau, biru, ungu, tosca Lembut, sejuk, teduh,
dingin, jauh, tenang
Warna kontras Merah dengan hijau, biru
dengan jingga
Cerah, gembira
Warna harmonis Paduan dua sampai empat
warna yang saling
berhubungan di lingkaran
warna : merah muda, biru
terang, biru hijau
Harmonis, akrab
Warna pastel Campuran warna asli
dengan putih
Lembut, cerah, segar,
romantic, mudah
dipadukan dengan warna
pastel lainnya
Warna natural Krem, coklat, hitam, put ih Lembut, kalem, tidak
menarik perhatian, luas dan
tenang, sesuai untuk
ruangan yang memiliki
sinar yang cukup
Sumber : Majalah Laras, 2002
Universitas Sumatera Utara
-
4.4 Analisa Utilitas
4.4.1 Sistem Air Bersih
Kebutuhan air dalam sehari dapat dihitung berdasarkan peralatan dan banyaknya
orang yang memakai peralatan tersebut. Total volume air yang ada diletakkan dalam
tandon yang terbagi atas beberapa tempat untuk memudahkan penggunaan air bersih.
Dengan mengacu pada sistem filtrasi air yang terdapat pada stadion watercube China,
maka sistem filtrasi pada proyek ini menggunakan sistem filtrasi yang hampir sama.
Terdapat dua sumber air yang akan dipakai untuk mengisi kebutuhan air pada taman
rekreasi ini.
a. Dari PDAM
Sirkulasi aliran bersih pertama berasal dari PDAM menuju ke meteran kemudian
ke tandon (penampung air) sentral kemudian ke pompa dan terakhir dialirkan ke
tandon penunjang lainnya.
b. Dari sungai
Sirkulasi aliran air bersih kedua berasal dari air sungai yang difilter kemudian
ditampung dalam tandon utama dan disalurkan ke cabang tandon lainnya untuk
memenuhi kebutuhan air di kolam renang.
Setiap cabang memiliki tandon yang berfungsi sebagai penyimpan air, filter,
pompa yang kemudian dialirkan ke kolam renang.
Gambar 4.23 Skema Sirkulasi Air dari i
Sungai Tandon
Tandon b
Filter
Gambar 4.22 Skema Sirkulasi Air PDAM
PDAM Meteran
Tandon Pompa Keran Air,
Wastafel,
Gambar 4.24 Skema Sirkulasi Air Bersih
Tandon Cabang Kola
Filter Kolam Renang
Universitas Sumatera Utara
-
c. Over flow
Pada kolam dengan overflow, air yang berada di kolam terlihat melimpah keluar.
Dengan sistem ini, level air bisa sejajar dengan bibir kolam. Air yang melimpah
keluar tidak dibuang, tapi disirkulasi kembali.
4.4.2 Sistem Filter untuk Air
Penempatan ruang filter untuk air berdasarkan pada sumber air yang ada dan juga
alat untuk kebutuhan air. Untuk sistem filter, setiap hari ada 3x perputaran air (turn
over) yaitu setiap 6 jam ( untuk kolam anak- anak karena anak- anak membutuhkan air
yang lebih bersih) 8 jam (untuk kolam dewasa).
Kapasitas filter = volume air ( m3) / turn over
Filter yang tersedia di pasaran bila dibedakan dari medianya ada dua macam, yaitu
Single media : 60 cm 70 cm berisi pasir Multi media : berisi coalsite 2- 3 ml dengan berat jenis yang ringan, garnet,
coalsite 0,4 ml -0,5 ml dengan berat jenis yang lebih berat ( dari segi harga
memang multi media lebih mahal namun kualitas 8 x 9x lebih bagus
daripada single media)
Sand filter untuk menahan lumpur Carbon filter untuk menghilangkan bau dan menjernihkan air Chlor filter
Pada proyek taman rekreasi ini, pemakaian filter untuk tandon induk yang airnya
berasal dari sungai, memakai sand filter untuk menahan lumpur, kemudian air
dialirkan ke carbon filter untuk menghilangan bau dan menjernihkan air dan terakhir
dialirkan ke chlor filter.
Tabel 4.13 Kebutuhan Air Bersih berdasarkan Fungsi Bangunan
Fungsi Bangunan Unit Kebutuhan Liter Sumber
Restoran Orang 70 SBT
Kantor Orang 45 SBT
Bioskop Orang 15 SBT
Kloset - 20 SBT
Wastafel - 5 SBT
Shower - 40 SBT
Universitas Sumatera Utara
-
Urinoir - 2 SBT
Kolam renang - 1,5 x volume kolam -
Sumber : hasil olah data primer
Tabel 4.14 Kebutuhan Total Air Bersih
Fungsi
Bangunan
Jumlah Unit Kebutuhan Liter Total
Toilet 68 70 4760
Wastafel 38 5 190
Urinoir 11 2 22
Shower 50 40 2000
Restoran 235 70 16450
Bioskop 200 70 14000
Kantor 50 50 x 45 2250
Kolam renang - 1,5 x 1879 2818,5
Total 42490,5
Sumber : Hasil Olah Data Primer
4.4.3 Sistem Air Hujan
Karena fasilitas utama yang ada pada proyek ini adalah kolam renang, maka
kebutuhan akan air akan menjadi lebih banyak dibandingkan proyek lainnya.
Pemanfaatan air hujan akan menjadi salah satu pilihan menarik untuk kebutuhan air.
Apalagi dengan kondisi iklim dengan curah hujan yang teratur maka air hujan dapat
diprediksi. Terdapat tiga sistem air hujan yang akan diterapkan pada bangunan, yaitu :
a. Sistem Talang Air
Sistem pembuangan air hujan dari atap dialirkan melalui talang horizontal yang
terletak di atap kemudian dialirkan ke bawah dengan talang vertikal. Pada
sekeliling bangunan diberikan bak kontrol, untuk mengontrol aliran air hujan
dari talang menuju ke saluran kota.
b. Sistem Air Hujan pada Kolam
Kolam renang dibiarkan terbuka pada saat hujan dan air hujan dibiarkan jatuh
ke kolam, air yang meluap (overflow) akan dibawa ke saluran yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
-
Air tersebut kemudian disaring dan dapat dipakai lagi untuk air di kolam
renang.
c. Sistem Penampungan Air Hujan
Sistem pembuangan air hujan yang dialirkan dari atap melalui talang horizontal
kemudian ditampung dalam bak penampungan di dalam tanah, kemudia air
difilter untuk dialirkan pada penggunaan toilet serta untuk menyiram tanaman
di sekitar bangunan.
4.4.4 Sistem Air Kotor
Mengingat bangunan dari proyek ini adalah bangunan dengan fungsi kolam yang
menghasilkan banyak air kotor, maka air kotor dan kotoran dibuang pada septictank
dan sumur resapan yang terletak pada 4 (empat) tempat di dekat bangunan.
Air Kotor Air kotor ini berasal dari air buangan dari wastafel, urinoir serta shower. Air kotor
yang ada disalurkan ke perangkap lemak yang akan disaring kemudian airnya
dialirkan ke sumur resapan.
Air Kotor dari Kolam Air kotor yang berasal kolam, keluar dari air menuju ke saringan di sekitar kolam.
Dari saringan ini, air kotor dibawa ke tandon (penampungan air ) kemudian air
Air Hujan jatuh ke kolam
Overflow Ruang pompa
Kolam renang
Gambar 4.26 Skema sistem air hujan pada kolam
Gambar 4.27 Skema Penyaluran Air Kotor C i
Air Kotor Perangkap Lemak Sumur Resapan
Air Hujan Talang Air Bak Penampung + Filter
Toilet , Keran
Penyiram
Gambar 4.25 Skema Sistem Air Hujan pada bangunan
Universitas Sumatera Utara
-
disaring ke filter, kemudian dipompa menuju ke blower baru setelah itu ke kolam
lagi.
Skema Backwash
Apabila air sudah tidak memungkinkan lagi untuk dipakai, disebakan karena
kotornya air dan sistem filter tidak dapat membersihkan air lagi, maka digunakan
sistem ini untuk membuang air yang kotor tersebut.
4.4.5 Sistem Pengamanan terhadap Kebakaran
Proyek ini merupakan bangunan yang tidak terlalu memerlukan sistem pencegahan
dan pemadaman yang terlalu kompleks, sehingga hanya menggunakan hidran halaman
dan Pemadam Api Ringan (PAR). Selain hidran diperlukan tangga kebakaran karena
tinggi bangunan 3 lantai dengan persyaratan tangga kebakaran yaitu jarak tangga
maksimal 25 m, dilengkapi dengan blower, lebar pintu kebakaran minimal 90 cm,
terdapat pada daerah perkantoran, area rekreasi dan service.
Sumber air hidran berasal dari air tandon yang kemudian dipompa untuk dialirkan
ke hidran masing- masing. PAR yang digunakan merupakan PAR yang menggunakan
bahan untuk bahaya kebakaran ringan dengan berat minimum 2 kg. Perletakan di
dalam bangunan mengikuti ktentuan jangakaun 100 - 250 m2 dan jarak maksimal 20
25 m.
4.4.6 Sistem Pencahayaan
Over
Filter Air Kotor Sungai Backwash
Gambar 4.29 Skema Pembersihan Air
Gambar 4.30 Skema Sirkulasi Hidran
PDAM Meteran
Tandon Pompa Hidran
kebakaran
Gambar 4.28 Skema Penyaluran Air Turn Over Sumber : pribadi
Over
Air Kotor Tandon Filter Pompa
Kolam Blower
Universitas Sumatera Utara
-
Sistem pencahayaan pada bangunan ini menggunakan dua sistem, yaitu
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami diusahakan
semaksimal mungkin dalam bangunan untuk menerapkan tema Green Archietcture.
Pencahayaan alami dapat diusahakan dengan memberi bukaan pada bangunan berupa
jendela, pintu, dinding terbuka dan sebagainya. Pencahayaan buatan digunakan
apabila ruangan tidak memungkinkan untuk pencahayaan buatan, serta membutuhkan
cahaya sepanjang hari. Pencahayaan digunakan untuk ruang tertutup seperti kantor,
retail, ruang seminar dan sebagainya.
4.4.7 Sistem Pengkondisian Udara
Terdapat dua sistem pengkondisian udara yang akan diterapkan pada bangunan ini
yaitu pengkondisian alami serta pengkondisian buatan. Pada pengkondisian akami
menggunakan udara luar dalam bangunan dengan cara ventilasi silang. Penggunaan
pengkondisian alami da[at digunakan pada ruang bermain, restoran, caf, dan lainnya.
Pengkondisian buatan digunakan untuk ruang tertutup yang membutuhkan kondisi
udara yang stabil dan nyaman. Digunakan pada ruangan seperti kantor, wahana 3D,
ruang seminar dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
-
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
Konsep dasar adalah konsep yang menjadi dasar pengembangan Taman Rekreasi
Air ini. Konsep ini akan berhubungan dengan penerapan tema sebagai pendekatan
perancangan. Konsep dasar dari perancangan Taman Rekreasi Air ini adalah
bagaimana menyatukan berbagai fasilitas rekreasi di dalam satu wadah dengan
memanfaatkan potensi sungai serta potensi lainnya yang ada pada lokasi.
Pemanfaatan air sungai selain untuk area rekreasi sungai juga dapat digunakan
untuk mengisi air pada area kolam renang dengan menggunakan sistem filtrasi. Selain
pemanfaatan air juga pemanfaatan vegetasi di sekitar lokasi sehingga tidak
memerlukan biaya yang cukup besar dalam mendatangkan berbagai macam pohon.
5.2 Konsep Perancangan Tapak
Konsep perancangan tapak adalah konsep perancangan yang berhubungan dengan
desain ruang luar/ tapak dimana bangunan akan dibangun. Konsep ini diperlukan
sebagai gambaran awal tentang bagaimana bentuk bangunan dan segala area di
sekitarnya yang dapat mendukung bangunan tersebut.
a. Ruang Luar
Pembagian ruang luar pada Taman Rekreasi Air ini terbagi atas beberapa bagian
yaitu area parkir, area kolam renang, area terbuka sebagai penerima, serta area
rekreasi sungai. Pembagian ruang luar memiliki konsep radial dengan satu titik pusat
yaitu bangunan.
b. Bangunan
Konsep utama dari ruang dalam ini yaitu adanya integrasi ruang luar dan dalam.
Hal ini dapat diterapkan dengan minimnya perbedaan level lantai yang dapat membuat
ruang tersendiri. Minimnya perbedaan level