chapter iii-v sistem pakar

Upload: mirfanjee89

Post on 29-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistem pakar TB

TRANSCRIPT

  • BAB 3

    ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

    3.1 Analisis Sistem

    Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-

    bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

    mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan

    yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

    Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit TBC ini merupakan sistem

    dengan basis pengetahuan yang dinamis. Dimana pengetahuan tersebut dapat

    berubah seiring berjalannya waktu sehingga harus dapat dilakukan pembaharuan,

    penghapusan maupun perubahan terhadap data yang sudah disimpan sebelumnya

    tanpa harus mengubah isi dari program secara keseluruhan. Perubahan hanya

    dilakukan pada bagian basis pengetahuan saja sehingga sistem pakar ini dapat

    dikembangkan lebih lanjut. Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan

    sebelum tahap perancangan, hal ini agar perangkat lunak yang dirancang sesuai

    dengan masalah yang akan diselesaikan.

    Untuk dapat melakukan diagnosa dengan menggunakan sistem ini, data

    gejala dan hasil-hasil tes harus sudah tersedia. Diagnosa dan data-data pasien yang

    terdapat di dalam basis pengetahuan dapat memberikan keputusan penyakit yang

    diderita pasien. Hasil diagnosa memungkinkan untuk diklasifikasikan oleh sistem

    ke dalam penyakit TBC. Jika hasil diagnosa menunjukkan bahwa pasien memang

    terkena suatu penyakit, maka selain memberikan rekomendasi terapi, sesi

    konsultasi juga akan disimpan untuk digunakan dalam pengawasan terapi. Terapi

    Universitas Sumatera Utara

  • penyakit TBC ini mungkin saja dilakukan dalam selang waktu yang cukup lama

    dengan jenis terapi yang berbeda-beda.

    3.2 Perancangan Sistem

    Pada subbab ini akan diuraikan tahap-tahap dalam perancangan sistem pakar

    untuk diagnosa penyakit TBC pada anak yang memiliki beberapa komponen

    utama yaitu: antar muka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert

    system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility)

    dan mekanisme inferensi (inference mechanism).

    3.2.1 Basis Data Sistem Pakar

    Perancangan basis data sistem pakar dapat dilakukan dengan merancang Data

    Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) dan perancangan

    kamus data.

    3.2.1.1 Data Flow Diagram (DFD)

    Data Flow Diagram adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran

    informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input

    menjadi output. Data Flow Diagram dari sistem pakar untuk mendiagnosa

    penyakit TBC pada anak ini merupakan model representasi aliran proses

    perangkat lunak, yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 untuk menjelaskan diagram

    level 0, sedangkan untuk diagram level 1 dapat dilihat pada Gambar 3.2.

    Universitas Sumatera Utara

  • DFD Level 0 terdiri dari 2 (dua) entity yaitu Pakar dan User

    (Paramedis/dokter). User memberikan input ke sistem berupa data pasien serta

    konsultasi yang dilakukan pasien berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang

    diberikan sistem. Pakar memberikan input berupa data dasar dan akuisisi

    pengetahuan penyakit, sehingga nantinya akan mengeluarkan output kepada User

    berupa saran terapi untuk penyakit dan rekam medis dari pasien tersebut.

    Di dalam DFD Level 1 dapat dilihat bahwa di Sistem Pakar ini selanjutnya

    terjadi 8 (delapan) proses yaitu Data Dasar, Akuisisi Pengetahuan, Data Pasien,

    Konsultasi, Daftar Data Dasar, Daftar Aturan, Rekam Medis, dan Saran Terapi. Di

    dalam Sistem Pakar ini terdapat 4 (empat) database yaitu Data Dasar, Data

    Aturan, Pasien, dan Konsultasi. Hubungan antara delapan proses dan empat

    database ini seperti terlihat pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.1 DFD Level 0 Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada Anak

    P.0 Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit

    TBC Pada Anak

    Pakar User

    Data Pasien, Konsultasi

    Data Dasar, Akuisisi Pengetahuan

    Daftar Data Dasar, Daftar Aturan

    Saran Terapi, Rekam Medis Pasien

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.2 DFD Level 1 Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada

    Anak

    USER

    P 1.0Olah

    Data Dasar

    P 2.0

    Akuisisi Pengetahuan

    P 3.0Olah

    Data Pasien

    P 4.0Proses

    Konsultasi

    P 5.0

    Daftar Data Dasar

    P 6.0

    Daftar Aturan

    P 7.0Lihat

    Rekam Medis

    P 8.0Cari

    Saran Terapi

    Data Dasar

    Daftar Aturan

    Pasien

    Konsultasi

    PAKAR

    Data Pasien

    Jawaban

    Data Pasien

    Saran Terapi

    Data Dasar

    Aturan Diagnosa, Aturan terapi

    Data Pasien

    Aturan Diagnosa

    Data Dasar

    Data Gejala Penyakit

    Data Dasar

    Data Dasar

    Aturan DiagnosaAturan Diagnosa, Aturan Terapi

    Aturan Diagnosa

    Data Pasien

    Data Pasien

    Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    Aturan Terapi

    Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    Data Dasar

    Data Dasar

    Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    Universitas Sumatera Utara

  • Proses-proses DFD level 1 Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada

    Anak dapat dilihat sebagai berikut:

    a. No./ Nama Proses : 1.0 / Olah Data Dasar

    b. Input : Data Dasar

    c. Proses : Data dasar diinput oleh pakar yang kemudian

    dimasukkan ke dalam database Data Dasar. Data

    dasar digunakan dalam operasional konsultasi dan

    sebagai bahan untuk merepresentasikan

    pengetahuan. Jenis-jenis data dasar yang diperlukan

    dalam sistem pakar ini antara lain: sumber

    pengetahuan pakar, data-data gejala yang menjadi

    dasar diagnosa suatu penyakit, data-data penyakit

    TBC, data-data penyakit selain TBC, data-data

    pasien yang akan didiagnosa, data-data alergi yang

    akan menjadi dasar penentuan terapi terkait dengan

    kontraindikasi dari obat, data-data obat yang

    diberikan kepada pasien, dan data terapi yang dapat

    diberikan kepada pasien jika didiagnosa menderita

    suatu penyakit.

    d. Output : Data Dasar

    a. No./ Nama Proses : 2.0 / Akuisisi Pengetahuan

    b. Input : Data Dasar, Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    c. Proses : Pakar dapat memasukkan aturan diagnosa dan

    aturan terapi yang akan disimpan menjadi akuisisi

    pengetahuan. Akuisisi pengetahuan ini juga berasal

    dari data dasar yang telah diinput sebelumnya oleh

    Pakar. Yang kemudian akan disimpan ke dalam

    database Daftar Aturan.

    d. Output : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    Universitas Sumatera Utara

  • a. No./ Nama Proses : 3.0 / Olah Data Pasien

    b. Input : Data Pasien

    c. Proses : User (paramedis) memasukkan data diri pasien

    yang kemudian akan disimpan ke dalam database

    Pasien.

    d. Output : Data Pasien

    a. No. / Nama Proses : 4.0 / Proses Konsultasi

    b. Input : Jawaban, Data Gejala Penyakit, Aturan Diagnosa,

    Data Pasien

    c. Proses : Pada saat login sebagai paramedis dan dilakukan

    proses konsultasi, maka sistem akan memanggil

    data gejala penyakit dan aturan diagnosa dari

    database Data Dasar dan Daftar Aturan. Juga data

    pasien dari database Pasien. Setelah mendapat

    jawaban atas gejala-gejala penyakit dari user, maka

    aturan diagnosa akan disimpan dalam database

    Konsultasi.

    d. Output : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    a. No./ Nama Proses : 5.0 / Daftar Data Dasar

    b. Input : Data Dasar

    c. Proses : Data dasar yang dipanggil dari database daftar

    data dasar yang kemudian dapat diakses oleh Pakar.

    d. Output : Data Dasar

    a. No./ Nama Proses : 6.0 / Daftar Aturan

    b. Input : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    c. Proses : Daftar aturan akan memanggil aturan diagnosa dan

    aturan terapi dari database data dasar untuk dapat

    diakses oleh Pakar.

    d. Output : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    Universitas Sumatera Utara

  • a. No./ Nama Proses : 7.0 / Lihat Rekam Medis

    b. Input : Data Pasien, Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    c. Proses : Setelah adanya jawaban konsultasi dan data pasien

    yang diinput oleh user dan ada di dalam database

    Pasien dan Konsultasi, maka semua data tersebut

    akan ditampilkan dalam bentuk data dan rekam

    medis pasien tersebut.

    d. Output : Data Pasien

    a. No./Nama Proses : 8.0 / Cari Saran Terapi

    b. Input : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi

    c. Proses : Sistem akan memanggil aturan diagnosa dan

    aturan terapi yang ada di dalam database Daftar

    Aturan dan Konsultasi yang kemudian akan

    ditampilkan sebagai saran terapi bagi user.

    d. Output : Saran Terapi

    3.2.1.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

    Pembuatan ERD digunakan untuk metode pemodelan data. ERD memungkinkan

    perekayasa perangkat lunak mengidentifikasi objek data dan hubungannya dengan

    menggunakan notasi grafis. Pada konteks analisis terstruktur, ERD menetapkan

    semua data yang dimasukkan, disimpan, ditransformasi, dan diproduksi pada

    suatu aplikasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Entitas-entitas yang ditemukan berhubungan dengan Sistem Pakar untuk

    Diagnosa Penyakit TBC pada Anak adalah:

    a. Pakar. Entitas ini berupa pakar yang akan menjadi sumber pengetahuan

    yang akan dimasukkan ke sistem pakar ini. Atribut Entitas Pakar yaitu:

    IdPakar, Nama, dan Keterangan.

    b. Data. Entitas ini berupa gejala, penyakit TBC dan penyakit non-TBC.

    Atribut Entitas Data yaitu: IdData, Nama, Jenis, IsLama, IsQty,

    SatuanQty, dan Keterangan.

    c. Alergi. Entitas ini berupa alergi yang merupakan kontraindikasi obat.

    Atribut Entitas Alergi yaitu: IdAlergi, Nama, dan Keterangan.

    Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram

    Mendiagnosa

    Data Membuat

    Pakar Menggunakan

    Kasus

    Terapi

    Obat

    Alergi Pasien Menentukan Melaporkan

    Melaporkan Menentukan

    Menentukan

    Menentukan

    Universitas Sumatera Utara

  • d. Obat. Entitas ini berupa obat yang akan diberikan kepada pasien

    berdasarkan terapi yang ditentukan. Atribut Entitas Obat yaitu: IdObat,

    Nama, Efeksamping, dan Keterangan.

    e. Terapi. Entitas ini berupa terapi yang diberikan kepada pasien sesuai

    dengan penyakit yang diderita. Atribut Entitas Terapi yaitu: IdTerapi,

    Nama, dan Keterangan.

    f. Pasien. Entitas ini berupa pasien yang akan didiagnosa. Atribut Entitas

    Pasien yaitu: IdPasien, Nama, Alamat, Tgl_Lahir, dan Keterangan.

    g. Kasus. Entitas ini berupa catatan kasus penyakit yang dialami oleh seorang

    pasien. Atribut Entitas Kasus yaitu: IdKasus, IdPasien.

    3.2.1.3 Perancangan Kamus Data

    Kamus data merupakan sebuah daftar yang terorganisasi dari elemen data yang

    berhubungan dengan sistem, dan digunakan untuk menggambarkan kandungan

    dari objek yang didefinisikan selama analisis terstruktur. Data dari sistem pakar

    ini yaitu:

    Tabel 3.1 Kamus Data Pengguna

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdPengguna (PK) Integer AutoIncrement Nama Varchar(30) Pass Varchar(8) Akses Integer 0 : Paramedis

    1 : Pakar

    Keterangan Varchar(80)

    Tabel 3.2 Kamus Data Pakar

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdPakar (PK) Integer AutoIncrement Nama Varchar(30) Keterangan Varchar(80)

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 3.3 Kamus Data Data

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdData (PK) Integer AutoIncrement Nama Varchar(30) Jenis Integer 0 : Gejala

    1 : Penyakit TBC 2 : Penyakit Non TBC

    IsLama Char(1) IsQty Char(1) SatuanQty Varchar(30) Keterangan Varchar(80)

    Tabel 3.4 Kamus Data Obat

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdObat (PK) Integer AutoIncrement Nama Varchar(30) EfekSamping Varchar(80) Keterangan Varchar(80)

    Tabel 3.5 Kamus Data Alergi

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdAlergi (PK) Integer AutoIncrement Nama Varchar(30) Keterangan Varchar(80)

    Tabel 3.6 Kamus Data Kontra Obat

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdObat Integer Foreign Key dari tabel Obat IdAlergi (PK) Integer Foreign Key dari tabel Alergi

    Tabel 3.7 Kamus Data Terapi

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdTerapi (PK) Integer AutoIncrement Nama Varchar(30) Keterangan Varchar(80)

    Tabel 3.8 Kamus Data Detail Terapi

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdTerapi (PK) Integer Foreign Key dari tabel Terapi IdObat Varchar(30) Foreign Key dari tabel Obat Dosis Numeric Satuan: mg/kg berat badan/hari

    Universitas Sumatera Utara

  • Lama Numeric Satuan: hari Frekuensi Integer SatuanFrekuensi Integer 0 : kali per hari

    1 : kali per minggu 2 : kali per bulan 3 : kali per tahun

    Maks Numeric Maksimum obat dalam mg per hari

    Tabel 3.9 Kamus Data Rule Diagnosa

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdRule (PK) Integer AutoIncrement IdPakar Integer Foreign Key dari tabel Pakar IdDataKonklusi Integer Foreign Key dari tabel Data CF Numeric Nilai antara -1 s/d 1 Keterangan Varchar(80)

    Tabel 3.10 Kamus Data Detail Rule Diagnosa

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdRule (PK) Integer Foreign Key dari tabel

    Rule_Dignosa Op_Rule Integer 0 : Jika

    1 : Jika Tidak 2 : Dan 3 : Dan Tidak 4 : Atau 5 : Atau Tidak

    IdDataPremis Integer Foreign Key dari tabel Data Op_Qty Integer 0 : =

    1 : >= 2 : = 2 :

  • N : Belum pernah diterapi IdTerapi_Sebelumnya Integer Diisi jika IsDiterapi bernilai

    Y Foreign Key dari tabel Terapi

    Lama Numeric(15,2) Diisi jika IsDiterapi bernilai Y

    Perkembangan Integer Diisi jika IsDiterapi bernilai Y 0 : Baik 1 : Biasa 2 : Kurang

    Treatment Integer 0 : Lanjutkan 1 : Ganti Terapi 2 : Hentikan

    IdTerapi_Sekarang Integer Foreign Key dari tabel Terapi

    Tabel 3.12 Kamus Data Pasien

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdPasien (PK) Integer AutoIncrement Nama Varchar(30) Alamat Varchar(80) Tgl_Lahir Date Keterangan Varchar(80)

    Tabel 3.13 Kamus Data Alergi Pasien

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdPasien Integer Foreign Key dari tabel Pasien IdAlergi (PK) Integer Foreign Key dari tabel Alergi

    Tabel 3.14 Kamus Data Kasus

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdKasus (PK) Integer AutoIncrement IdPasien Integer Foreign Key dari tabel Pasien

    Tabel 3.15 Kamus Data Kunjungan

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdKunjungan (PK) Integer AutoIncrement IdKasus Integer Foreign Key dari tabel Kasus Tgl Date BB Numeric Berat badan saat berkunjung,

    untuk menentukan dosis obat IdTerapi Integer Foreign Key dari tabel Terapi Keterangan Varchar(80)

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 3.16 Kamus Data Diagnosa

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdDiag (PK) Integer AutoIncrement IdKasus Integer Foreign Key dari tabel Kasus IdData Integer Foreign Key dari tabel Data Qty Integer Lama Integer

    Tabel 3.17 Kamus Data Obat Kunjungan

    Nama Field Tipe Data Keterangan IdKunjungan (PK) Integer IdObat Varchar(30) Foreign Key dari tabel Obat Dosis Numeric Satuan : mg/kg berat badan/hari Lama Numeric Satuan : hari Frekuensi Integer SatuanFrekuensi Integer 0 : kali per hari

    1 : kali per minggu 2 : kali per bulan 3 : kali per tahun

    3.2.2 Fasilitas Akuisisi Pengetahuan

    Fasilitas akuisisi pengetahuan digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan

    kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu. Seperti juga sistem pakar lain,

    sistem pakar ini memerlukan pengetahuan yang memadai untuk mendiagnosa

    penyakit yang diderita oleh anak yang menderita penyakit TBC atau non-TBC.

    Daftar pengetahuan penyakit tersebut terdapat pada Tabel 3.18.

    Tabel 3.18 Ciri-ciri Penyakit TBC dan Non-TBC

    No. Penyakit Ciri-ciri 1. Asma a. Batuk

    b. Frekuensi nafas meningkat c. Amplitudo nafas dangkal d. Sesak Nafas e. Nafas cuping hidung

    2. Cacingan a. Nafsu makan kurang b. Tidak diberi obat cacing secara berkala

    3. Demam Tifoid a. Demam b. Gejala gastrointestinal

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Gejala syaraf sentral d. Hepatomegali e. Splenomegali f. Skilaba g. Lidah kotor, tepi hiperemis

    4. TBC a. Demam b. Batuk c. Anoreksia d. Keringat malam e. Penurunan BB f. Malaise g. Parut BCG h. Uji Tuberkulin Positif i. BTA positif j. Kelainan minimal pada rontgen paru k. Rontgen positif TB l. Pemeriksaan lab positif

    5. Gejala syaraf sentral

    a. Apatis b. Kesadaran menurun c. Mengigau d. Delirium

    6. Malaria a. Demam b. Tinggal di daerah endemik malaria c. Anemia d. Splenomegali e. Hepatomegali f. Ikterus g. Hipotensi h. Herpes labialis

    7. Morbili a. Demam b. Batuk c. Pilek d. Mata merah e. Tahi mata f. Fotofobi g. Diare h. Muntah i. Epistaksis j. Petekie k. Ekimosis

    Sumber : 1. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Departemen

    Kesehatan RI. 2. dr. Yanti

    Secara default dalam sistem ini telah memiliki 28 aturan diagnosa yang

    bersumber dari pakar. Pakar akan memasukkan pengetahuan yang dimilikinya ke

    Universitas Sumatera Utara

  • format yang disediakan, yang nantinya masih bisa ditambahkan apabila ada

    kekurangan. Daftar aturan diagnosa dalam sistem pakar ini ditunjukkan dalam

    Tabel 3.19.

    Tabel 3.19 Akuisisi Pengetahuan Aturan Diagnosa

    No Aturan 1 JIKA Batuk

    DAN Frekuensi nafas meningkat DAN Amplitudo nafas dangkal DAN Sesak nafas DAN Nafas cuping hidung MAKA Asma, CF 1

    2 JIKA nafsu makan kurang DAN TIDAK Sudah pernah diberi obat cacing MAKA Cacingan, CF 1

    3 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 1 D. Celcius) selama >= 7 hari (toleransi 1 hari) DAN Gejala Gastrointestinal DAN Gejala Syaraf Sentral DAN Hepatomegali DAN Splenomegali DAN Skilaba DAN Lidah kotor, tepi hiperemis MAKA Demam Tifoid, CF 1

    4 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 1

    5 JIKA Batuk DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Parut BCG

    Universitas Sumatera Utara

  • DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Posistif, CF 0.85

    6 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88

    7 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88

    8 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Anoreksia DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88

    9 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Malaise DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.9

    10 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius)

    Universitas Sumatera Utara

  • selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.92

    11 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88

    12 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Parut BCG DAN Kelainan minimal pada rontgen paru (infiltrat ringan) MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.86

    13 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius (toleransi 2 D. Celcius) selama >= 14 hari (toleransi 2 hari) DAN Batuk DAN Anoreksia DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB DAN Malaise DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 1

    14 JIKA Apatis DAN Kesadaran Menurun DAN Mengigau DAN Delirium MAKA Gejala Syaraf Sentral, CF 1

    Universitas Sumatera Utara

  • 15 JIKA Tes LED tinggi dengan kuantitas >= 30 (toleransi 10)

    MAKA Lab Positif TB, CF 1

    16 JIKA Demam dengan kuantitas >= 41 D. Celcius (toleransi 1 D. Celcius) selama >= 3 hari (toleransi 1 hari) DAN Tinggal di daerah endemik malaria DAN Anemia DAN Splenomegali DAN Hepatomegali DAN Ikterus DAN Hipotensi DAN Herpes labialis MAKA Malaria, CF 1

    17 JIKA Demam dengan kuantitas >= 39 D. Celcius (toleransi 3 D. Celcius) selama >= 3 hari (toleransi 3 hari) DAN Batuk DAN Pilek DAN Mata Merah DAN Tahi Mata DAN Fotofobi DAN Diare DAN Muntah DAN Epistaksis DAN Petekie DAN Ekimosis DAN TIDAK Vaksinasi Campak MAKA Morbili, CF 1

    18 JIKA Ada Kontak dengan Penderita TB MAKA Profilaksis Primer, CF 1

    19 JIKA Uji Tuberkulin Positif DAN Umur > 5 th DAN Adolesen MAKA Profilaksis Sekunder, CF 1

    20 JIKA Pembesaran Kelenjar Hilus DAN Pembesaran Kelenjar Paratrakeal DAN Efusi Pleura DAN Milier DAN Atelektasis DAN Emfisema lobus MAKA Rontgen Positif TB, CF 1

    21 JIKA Uji Tuberkulin Positif DAN Gejala Klinik TB Positif

    Universitas Sumatera Utara

  • Setelah seorang pasien positif terkena suatu penyakit TBC atau tidak,

    sistem pakar ini akan menyarankan terapi kepada pasien. Aturan terapi yang

    sudah dimasukkan ke dalam sistem ini ditunjukkan pada Tabel 3.20.

    Tabel 3.20 Akuisisi Pengetahuan Aturan Terapi

    1

    Konklusi: Terapi Spesifik Terapi sekarang: Terapi Spesifik1 INH, 15mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari

    2

    Konklusi: Terapi Spesifik Terapi sekarang: Terapi Spesifik2

    DAN Umur > 5 th MAKA Terapi Spesifik, CF 1

    22 JIKA BTA Positif MAKA Terapi Spesifik, CF 1

    23 JIKA Uji Tuberkulin Positif DAN Gejala Klinik TB Positif DAN Rontgen Positif TB DAN Lab Positif TB MAKA Terapi Spesifik, CF 1

    24 JIKA Indurasi uji tuberkulin dengan kuantitas >= 10 mm (toleransi 5 mm) DAN Belum imunisasi BCG MAKA Uji Tuberkulin Positif, CF 1

    25 JIKA Indurasi uji tuberkulin dengan kuantitas >= 15 mm (toleransi 5 mm) DAN Sudah imunisasi BCG/BCG 5 tahun MAKA Uji Tuberkulin Positif, CF 1

    26 JIKA Indurasi uji tuberkulin dengan kuantitas

  • INH, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari Rifampisin, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:600mg/hari

    3

    Konklusi: Profilaksis Primer Terapi sekarang: Profilaksis Primer INH, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari

    4

    Konklusi: Profilaksis Sekunder Terapi sekarang: Profilaksis Sekunder INH, 15mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari

    5

    Konklusi: Terapi Spesifik Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik1 (30 hari) INH, 15mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari Perkembangan: BAIK Treatment: LANJUTKAN

    6

    Konklusi: Terapi Spesifik Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik2 (30 hari) INH, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari Rifampisin, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:600mg/hari Perkembangan: BAIK Treatment: LANJUTKAN

    7

    Konklusi: Terapi Spesifik Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik1 (180 hari) INH, 15mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari Perkembangan: BAIK Treatment: HENTIKAN

    8

    Konklusi: Terapi Spesifik Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik2 (180 hari) INH, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari Rifampisin, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:600mg/hari Perkembangan: BAIK Treatment: HENTIKAN

    9

    Konklusi: Profilaksis Primer Terapi sebelumnya: HENTIKAN (30 hari)

    Universitas Sumatera Utara

  • Perkembangan: BIASA Treatment: GANTI TERAPI Terapi sekarang: Terapi Spesifik1 INH, 15mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari

    10

    Konklusi: Profilaksis Sekunder Terapi sebelumnya: Profilaksis Sekunder (30 hari) INH, 15mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Perkembangan: BIASA Treatment: GANTI TERAPI Terapi sekarang: Terapi Spesifik2 INH, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:400mg/hari Pirazinamid, 25mg/kgbb/hr (2xsehari) durasi:60hari maks:1500mg/hari Rifampisin, 10mg/kgbb/hr (1xsehari) durasi:180hari maks:600mg/hari

    11

    Konklusi: Profilaksis Primer Terapi sebelumnya: HENTIKAN (30 hari) Perkembangan: KURANG Treatment: LANJUTKAN

    3.2.3 Mekanisme Inferensi

    Ada 2 fasilitas utama dalam sistem ini, yaitu melakukan diagnosa terhadap suatu

    penyakit dan memberikan saran terapi kepada user. Pada bagian ini akan

    dijelaskan mekanisme inferensi diagnosa dan inferensi terapi.

    3.2.3.1 Inferensi Diagnosa

    Diagnosa adalah menentukan penyakit yang diderita pasien berdasarkan data-data

    yang diberikan oleh user. Dalam melakukan diagnosa suatu penyakit di dalam

    sistem ini menggunakan algoritma forward chaining dan backward chaining

    sekaligus. Forward chaining digunakan untuk menentukan calon-calon penyakit

    yang mungkin diderita oleh pasien berdasarkan gejala yang dimasukkan oleh user.

    Setelah diketahui daftar penyakit yang menjadi calon konklusi, dilakukan

    backward chaining guna mengetahui gejala pendukung yang menentukan

    penyakit-penyakit tersebut.

    Universitas Sumatera Utara

  • Penentuan penyakit dilakukan dengan memilih diantara calon konklusi

    yang memiliki CF tertinggi.

    3.2.3.2 Inferensi Terapi

    Metode penalaran yang dipakai dalam penentuan terapi ini adalah dengan

    menggunakan metode forward chaining, yaitu suatu metode penelusuran dengan

    didasarkan hasil diagnosa kemudian menuju ke alternatif terapi yang mungkin

    dilakukan.

    Suatu jenis terapi yang diberikan kepada seorang pasien akan menentukan

    obat apa saja yang harus dikonsumsi oleh pasien. Dalam mengonsumsi suatu obat,

    harus diperhatikan antara kontraindikasi obat tersebut dengan alergi yang diderita

    oleh pasien.

    3.2.3.3 Perancangan Mesin Inferensi

    Perancangan mesin inferensi dapat ditunjukkan dengan pohon keputusan dan atau

    flowchart.

    Pohon keputusan yang digunakan sebagai sebuah alat bantu/pendukung

    (support tool) dalam membuat suatu keputusan di dalam sistem ini seperti pada

    Gambar 3.4. Pohon keputusan ini menggunakan algoritma forward chaining dan

    backward chaining. Runut pohon keputusan tersebut terdapat pada Tabel 3.19.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.4 Pohon Keputusan Diagnosa dan Terapi

    penyakit TBC pada Anak

    2

    Terapi spesifik

    Uji Tuberkulin +

    BTA +

    4 1

    2 3

    Klinis TB

    Umur < 5 th Indurasi >= 10 mm

    Blm imunisasi BCG

    Indurasi >= 15 mm

    Sdh imunisasi BCG

    Demam

    Batuk

    Anoreksia

    Keringat Malam

    Malaise

    Penurunan BB

    1

    1

    1

    Uji Tuberkulin + Rontgen + Lab +

    2 1 1

    Indurasi >= 10 mm

    Blm imunisasi BCG

    Indurasi >= 15 mm

    Sdh imunisasi BCG

    Pembesaran Kelenjar hilus

    Efusi Pleura

    Milier

    Atelektasis

    Emfisema Lobus

    Pembesaran kelenjar paratrakeal

    LED Tinggi

    Demam

    Batuk

    Anoreksia

    Keringat Malam

    Parut BCG

    Penurunan BB

    Malaise

    Klinis TB Uji Tuberkulin ulang setelah 3-4 minggu +

    Indurasi >= 10 mm

    Blm imunisasi BCG

    Sdh imunisasi BCG

    Indurasi >= 15 mm

    1

    1 2

    Universitas Sumatera Utara

  • Pohon keputusan pada gambar 3.4 dibaca dari bawah ke atas. Simpul

    paling atas pada pohon keputusan ini adalah simpul akar. Simpul yang ditandai

    dengan tanda kotak di simpul tersebut disebut dengan simpul keputusan. Cabang-

    cabang yang mengarah ke kanan dan ke kiri dari sebuah cabang keputusan

    merepresentasikan kumpulan dari alternatif keputusan yang bisa diambil. Hanya

    satu keputusan yang dapat diambil dalam suatu waktu.

    Terapi spesifik terdiri dari 4 alternatif keputusan yang bisa diambil, yang

    kemudian dibagi lagi menjadi beberapa cabang pilihan.

    Jika Indurasi >= 10 mm dan belum imunisasi BCG maka keputusan yang

    diambil adalah Uji Tuberkulin positif dan akan disarankan untuk terapi spesifik.

    Jika Indurasi >= 15 mm dan pasien sudah imunisasi, maka keputusan yang

    diambil adalah Uji Tuberkulin positif.

    Jika pasien mengalami demam, batuk, anoreksia, keringat pada malam

    hari, berat badan menurun dan malaise, maka pasien disarankan untuk melakukan

    klinis TB.

    Untuk pasien berumur < 5 tahun, yang menjalani Uji Tuberkulin positif

    dan Klinis TB, disarankan untuk mengikuti terapi spesifik.

    Jika pasien mengalami pembesaran kelenjar hilus, pembesaran kelenjar

    pankreas, efusi pleura, milier, atelektasis dan emfisema lobus, maka disarankan

    kepada pasien untuk menjalani Rongjen positif. Sedangkan untuk pasien yang

    memiliki LED tinggi, disarankan untuk mengikuti Lab positif.

    Untuk pasien yang menjalani Uji Tuberkulin positif, Rontgen positif dan

    Lab positif, maka disarankan untuk mengikuti Terapi spesifik.

    Jika pasien mengalami demam, batuk, anoreksia, keringat malam,

    penurunan berat badan, malaise dan perut BCG, maka disarankan kepada pasien

    untuk mengikuti klinis TB.

    Universitas Sumatera Utara

  • Jika pasien belum imunisasi dan memliki indurasi >= 10 mm, maka

    disarankan kepada pasien untuk mengikuti uji tuberkulin ulang setelah 3-4

    minggu positif, dan jika pasien yang sudah imunisasi BCG dan Indurasi BCG,

    maka pasien juga akan melakukan uji tersebut.

    Pasien yang menjalani BTA positif, juga disarankan menjalani terapi

    spesifik.

    Flowchart adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan

    sebuah pernyataan logika pemrograman serta aliran logika yang ditunjukkan

    dengan arah panah.

    Saran Terapi dan Rekam Medis

    Data Gejala/Penyakit, Data Alergi/Kontraindikasi, Data Obat, Data Terapi, Manajemen Aturan

    Diagnosa, Manajemen Aturan Terapi

    Data Pasien

    Mulai

    User Login

    Pakar?

    Data Gejala/Penyakit, Data Alergi/Kontraindikasi, Data Obat, Data Terapi, Manajemen Aturan

    Diagnosa, Manajemen Aturan Terapi

    Data Pasien

    Data Konsultasi

    Penentuan Penyakit TBC pada Pasien

    Selesai

    Gambar 3.5 Flowchart Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada Anak

    Ya

    Tidak

    Data Gejala/Penyakit, Data Alergi/Kontraindikasi, Data Obat, Data Terapi, Manajemen Aturan

    Diagnosa, Manajemen Aturan Terapi

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari Gambar 3.5, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan

    adalah sebagai berikut:

    Saat mulai menjalankan sistem berada pada posisi Mulai, kemudian

    diminta memasukkan user dan password. Apabila login sebagai Pakar, maka ada

    pilihan-pilihan menu untuk menginput Data Gejala/Penyakit, Data

    Alergi/Kontraindikasi, Data Obat, Data Terapi, Manajemen Aturan Diagnosa, dan

    Manajemen Aturan Terapi. Input ini akan menjadi database yang kemudian akan

    memberikan output berupa daftar data yang telah dimasukkan sebelumnya. Untuk

    login sebagai user yang lain, maka harus keluar dari menu utama Pakar.

    Setelah keluar dari menu utama Pakar, maka akan ditampilkan kembali

    halaman untuk login. Apabila tidak login sebagai Pakar, maka user dan password

    yang dimasukkan adalah bagi Paramedis. Sebagai paramedis, dapat memasukkan

    Data Pasien sehingga menjadi database Data Pasien. Setelah itu, paramedis

    memasukkan Data Konsultasi yang diperoleh dengan cara bertanya kepada pasien.

    Setelah itu sistem akan menggunakan algoritma forward chaining untuk

    mengetahui jenis penyakit dari gejala yang telah ada. Kemudian diperlukan besar

    CF untuk menentukan apakah penyakit tersebut atau tidak. Data Pasien serta Data

    Konsultasi tersebut nantinya akan mengeluarkan output berupa Saran Terapi dan

    Rekam Medis pasien. Setelah itu maka sistem ini Selesai.

    3.2.4 Perancangan Antarmuka

    Perancangan antarmuka merupakan gambaran pembuatan aplikasi sistem pakar

    yang nantinya akan menjadi bentuk sistem pakar yang sebenarnya untuk

    komunikasi antara user dan komputer. Berikut adalah rancangan model form-form

    yang akan dipergunakan pada aplikasi sistem pakar ini.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.2.4.1 Rancangan Halaman Menu Login

    Form login merupakan form awal pada saat user maupun pakar mengakses sistem

    pakar ini. Form ini akan digunakan untuk memilih apakah login sebagai user

    maupun pakar. Jika proses login gagal, baik karena adanya kesalahan data ataupun

    ada input yang kosong, maka akan ditampilkan pesan kesalahan dan harus

    menginput ulang data yang benar. Apabila proses login berhasil, maka akan

    ditampilkan form utama user (paramedis) ataupun pakar.

    Gambar 3.6 Rancangan Halaman Menu Login

    3.2.4.2 Rancangan Halaman Menu Utama Pakar

    Halaman ini akan ditampilkan setelah pakar berhasil login. Rancangan menu

    utama pakar ini mempunyai menu pilihan seperti File, Data, dan Akuisisi. Di

    setiap menu tersebut teradapat submenu-submenu yang juga dapat dipilih oleh

    pakar. Menu logout digunakan untuk keluar dari sistem sebagai pakar dan

    kemudian kembali ke menu login.

    Submenu data dimaksudkan untuk memasukkan data yang dianggapp

    kurang, sementara submenu pada Akuisisi berisi aturan-aturan yang dimasukkan

    pakar untuk keperluan diagnosa pasien.

    User

    Password

    Login Tutup

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.7 Rancangan Halaman Menu Utama Pakar

    3.2.4.3 Rancangan Halaman Menu Data Gejala/Penyakit

    Halaman ini akan muncul apabila dipilih submenu Data-Gejala/Penyakit, yang

    akan menampilkan daftar gejala/penyakit yang telah atau akan dimasukkan oleh

    pakar yang digunakan sebagai pendukung diagnosa. Berikut adalah tampilan

    rancangan halaman ini:

    Tanggal :

    X

    File Data Akuisisi Log Out

    Keluar

    Gejala/Penyakit

    Alergi

    Obat

    Terapi

    Aturan Diagnosa

    Aturan Terapi

    X MANAJEMEN DATA GEJALA PENYAKIT

    No Nama Jenis isQty isLama(hari) Keterangan

    Tutup Tambah Edit Hapus

    Gambar 3.8 Rancangan Halaman Menu Data Gejala/

    Universitas Sumatera Utara

  • Apabila pakar akan menambah atau mengedit data gejala/penyakit dan

    meng-klik tombol Tambah atau Edit pada Gambar 3.8, maka akan muncul

    tampilan seperti Gambar 3.9. Setelah pakar memasukkan data yang baru atau data

    yang di-edit dan meng-klik tombol Simpan, maka data tersebut akan masuk ke

    halaman menu Data Gejala/Penyakit.

    Untuk menghapus data gejala/penyakit maka pakar harus meng-klik

    nomor data yang akan dihapus, kemudian tekan tombol Hapus.

    Gambar 3.9 Rancangan Halaman Menu Tambah/Edit Data Gejala/Penyakit

    3.2.4.4 Rancangan Halaman Menu Data Alergi

    Apabila pakar memilih submenu Data-Alergi dari halaman menu utama, maka

    akan muncul tampilan seperti berikut ini:

    Nam

    Jenis Batuk

    GEJALA Memperhitungkan kualitas Lama (hari)

    Keterangan

    Simpan Batal

    X KONTRA INDIKASI

    No Nama Keterangan Tutup Tambah Edit Hapus

    Gambar 3.10 Rancangan Halaman Menu Data Alergi Universitas Sumatera Utara

  • Untuk menambah atau mengedit data alergi, pakar dapat meng-klik tombol

    Tambah atau Edit seperti pada Gambar 3.10. Maka akan muncul tampilan seperti

    Gambar 3.11. Apabila pakar telah selesai memasukkan data, kemudian menekan

    tombol Simpan, maka data tersebut akan tersimpan di halaman menu data alergi.

    Gambar 3.11 Rancangan Halaman Menu Tambah/Edit Data Alergi

    3.2.4.5 Rancangan Halaman Menu Data Obat

    Apabila pakar memilih submenu Data-Obat dari halaman menu utama pakar,

    maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:

    Gambar 3.12 Rancangan Halaman Menu Data Obat

    Kontra Indikasi Keterangan :

    Simpan Batal

    Typus

    X MANAJEMEN OBAT

    No Nama Kontra Indikasi

    Efek Samping Keterangan

    1 2 3 4 5

    Tutup Tambah Edit Hapus

    Universitas Sumatera Utara

  • Jika pakar akan menambah atau mengedit data manajemen obat, maka

    ditekan tombol Tambah, kemudian akan muncul tampilan berikut ini:

    Gambar 3.13 Rancangan Halaman Menu Tambah/Edit Data Obat

    3.2.4.6 Rancangan Halaman Menu Data Terapi

    Apabila pakar memilih submenu Data-Terapi dari halaman utama pakar, maka

    akan muncul tampilan seperti berikut ini:

    Nama Efek Samping

    Simpan Batal

    Keterangan

    Kontra

    NO NAMA KETERANGAN

    X MANAJEMEN TERAPI

    ID Nama Keterangan 0 1 2 3 4

    Tutup Tambah Edit Hapus

    TERAPI :

    Obat Dosis Frekuensi 0 1 2

    DETAIL

    Jumlah Terapi : 5

    Gambar 3.14 Rancangan Halaman Menu Data Terapi

    Universitas Sumatera Utara

  • Untuk menambah atau mengedit data terapi, pakar dapat meng-klik tombol

    Tambah atau Edit. Berikut adalah tampilan yang muncul:

    Gambar 3.15 Rancangan Halaman Menu Tambah/Edit Data Terapi

    Setelah pakar memasukkan data, maka di-klik tombol Simpan, sehingga

    data yang telah dimasukkan akan muncul di halaman menu data terapi.

    3.2.4.7 Rancangan Halaman Menu Aturan Diagnosa

    Jika pakar akan memasukkan aturan-aturan diagnosa, maka pada halaman utama

    pakar, dipilih submenu Akuisisi-Aturan Diagnosa. Berikut tampilan menu aturan

    diagnosa pada sistem pakar ini:

    Nama Keterangan

    Simpan Batal

    SEHARI

    0

    0

    0

    Obat Lama (hari)

    Dosis Frekuensi Satuan

    Maksimum

    Tambah Obat Hapus

    Obat Dosis Maksimum Lama Frekuensi

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.16 Rancangan Halaman Menu Aturan Diagnosa

    X MANAJEMEN ATURAN DIAGNOSA

    No Id A T U R A N D I A G N O S A 1 Rule: JIKA Batuk DAN 2 3

    Tutup Tambah Edit Hapus

    No

    Pakar

    Jumlah Terapi : 28

    Tampil

    Pakar: Konklusi: CF Pakar: Keterangan Aturan: Operator: Premis:

    Masukkan

    Operator Data Jenis Keterangan Kuantitas Tol Lama Tol

    Batal Simpan

    Penyakit TBC/non-TBC

    Hapus

    Gambar 3.17 Rancangan Halaman Tambah/Edit Aturan Diagnosa

    Universitas Sumatera Utara

  • Apabila pakar akan menambahkan atau mengedit isi aturan diagnosa,

    maka setelah di-klik tombol Tambah atau Edit pada halaman menu aturan

    diagnosa, akan muncul tampilan seperti Gambar 3.17.

    3.2.4.8 Rancangan Halaman Menu Aturan Terapi

    Apabila pakar memilih submenu Akuisisi-Aturan Terapi pada halaman menu

    utama pakar, maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:

    Gambar 3.18 Rancangan Halaman Menu Aturan Terapi

    Untuk menampilkan aturan terapi, pakar dapat memasukkan angka nomor

    aturan di tempat yang ada, kemudian meng-klik tombol Tampil, sehingga aturan-

    aturan terapi akan muncul.

    3.2.4.9 Rancangan Halaman Menu Utama Paramedis

    Halaman ini akan ditampilkan setelah paramedis berhasil login. Rancangan menu

    utama paramedis (user) ini mempunyai menu pilihan seperti File, Data, dan

    Akuisisi. Di setiap menu tersebut teradapat submenu-submenu yang juga dapat

    MANAJEMEN ATURAN TERAPI No. Aturan: s/d Tampil

    No.ID Aturan Terapi

    Tutup Tambah Hapus Simpan ke

    Universitas Sumatera Utara

  • dipilih oleh pakar. Menu logout digunakan untuk keluar dari sistem sebagai

    paramedis dan kemudian kembali ke menu login.

    Submenu pendaftaran untuk mendaftarkan pasien yang akan melakukan

    konsultasi, sementara submenu Konsultasi adalah untuk memberikan diagnosa

    kepada pasien yang telah mendaftar tersebut.

    Gambar 3.19 Rancangan Halaman Menu Utama Paramedis

    3.2.4.10 Rancangan Halaman Menu Pendaftaran Pasien

    Apabila paramedis memilih submenu pendaftaran pasien dari halaman menu

    utama paramedis, maka akan muncul tampilan seperti berikut:

    Tanggal :

    X

    File Pendaftaran Konsultasi Log Out

    Keluar

    Pasien Kasus Baru

    Kasus Lanjutan

    Rekam Medis

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.20 Rancangan Halaman Pendaftaran Pasien

    Jika paramedis akan menambahkan atau mengedit data pasien, maka di-

    klik tombol Tambah atau Edit, kemudian akan muncul tampilan berikut ini:

    Gambar 3.21 Rancangan Halaman Tambah/Edit Pasien

    3.2.4.11 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Kasus Baru

    Apabila paramedis memilih submenu Konsultasi Kasus Baru, maka akan muncul

    tampilan seperti berikut ini:

    MANAJEMEN PASIEN Id: Nama: Alamat: Cari

    ID Nama Alamat Tgl. Lahir Keterangan

    Tutup Tambah Edit Hapus

    Nama Alamat Tanggal Lahir Keterangan

    Simpan Batal

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.22 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Kasus Baru

    Setelah paramedis memasukkan ID pasien yang sesuai dengan halaman

    menu Manajemen Pasien, maka data pasien akan otomatis muncul sesuai dengan

    data yang sudah dimasukkan sebelumnya. Setelah paramedis memasukka gejala

    pertama yang dialami pasien, kemudian di-klik tombol Mulai. Setelah itu akan

    muncul pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab untuk memberikan hasil

    diagnosa yang tepat.

    3.2.4.12 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Lanjutan

    Apabila pasien yang datang sudah pernah melakukan konsultasi sebelumnya,

    maka paramedis memilih submenu Konsultasi Lanjutan dari halaman menu utama

    paramedis.

    KONSULTASI KASUS BARU Id Pasien: Nama: Alamat: Umur: Keterangan: BB: Gejala:

    ::

    Mulai

    Tempat ditampilkan pertanyaan-pertanyaan sesuai gejala

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.23 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Lanjutan

    Setelah paramedis memasukkan ID pasien, maka untuk mengetahui hasil

    konsultasi yang pernah dilakukan sebelumnya, di-klik tombol OK. Setelah itu

    akan muncul tampilan pertanyaan tentang perkembangan pasien. Setelah dijawab,

    maka klik tombol Lanjutkan. Kemudian akan muncul saran terapi yang sesuai

    untuk pasien yang pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya. Untuk

    menyimpan data pasien tersebut, klik tombol Simpan. Tombol Reset digunakan

    untuk memulai kembali konsultasi apabila akan memasukkan ID pasien yang lain.

    3.2.4.13 Rancangan Halaman Menu Rekam Medis

    Halaman rekam medis merupakan halaman yang menyimpad data pasien yang

    pernah melakukan konsultasi menggunakan sistem ini. Jika paramedis ingin

    melihat rekam medis seorang pasien, dimasukkan ID pasien kemudian akan

    ditampilkan riwayat rekam medisnya. Data rekam medis tersebut akan

    ditampilkan secara berurutan sesuai dengan tanggal pasien melakukan konsultasi.

    KONSULTASI LANJUTAN Id Pasien: Nama: Alamat: Umur: Keterangan: BB: Gejala:

    ::

    OK

    Pertanyaan tentang perkembangan pasien.

    Saran terapi setelah diketahui perkembangan pasien.

    Lanjutkan

    Reset Simpan Tutup

    Universitas Sumatera Utara

  • Data rekam medis menampilkan semua data pasien (nama, alamat, umur,

    keterangan) serta hasil konsultasi dan saran terapi yang diberikan. Berikut

    tampilan rekam medis pasien pada sistem pakar ini:

    Gambar 3.24 Rancangan Halaman Menu Rekam Medis

    REKAM MEDIS MASUKKAN ID PASIEN DAN TEKAN TOMBOL ENTER ATAU TOMBOL CARI Id Pasien: Nama: Alamat: Umur: Keterangan: ::

    Refresh Reset

    No Tanggal Rekam Medis

    Simpan ke Excel Tutup

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 4

    IMPLEMENTASI DAN PENGGUNAAN

    4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

    Dalam proses pembuatan aplikasi, konfigurasi perangkat keras yang digunakan

    adalah processor Intel Core 2 T5600 1,83 GHz, RAM 1 GB, dengan sistem

    operasi Microsoft Windows XP Professional Service Pack 2. Tapi program ini

    juga dapat dijalankan dengan konfigurasi minimal komputer sebagai berikut:

    1. Processor Intel Pentium 166 MHz, atau yang lebih tinggi (disarankan

    Pentium II 400 MHz)

    2. RAM 256MB untuk Windows 98

    3. Operating System Windows 98, Windows 2000, Windows XP.

    4. Hard disk 475 MB

    5. VGA Card 256 color, 640x480 pixel

    6. Mouse

    7. Keyboard

    4.2 Cara Penggunaan Program

    Pada saat pertama kali program aplikasi Perancangan Sistem Pakar untuk

    Diagnosa Penyakit TBC pada Anak dijalankan, maka akan tampil halaman Login.

    Gambar 4.1 Halaman Login

    Universitas Sumatera Utara

  • Berikut ini adalah username dan password yang dibuat di sistem pakar ini:

    Tabel 4.1 Daftar Pengguna Sistem Pakar

    User Password Akses Pakar Pakar Pakar Dokter Dokter Paramedis

    4.2.1 Login Sebagai Pakar

    Sistem pakar ini memberikan fasilitas untuk memasukkan pengetahuan melalui

    menu pakar.

    Login dengan user dan password dengan hak akses sebagai pakar. Sistem

    akan memunculkan halaman menu utama pakar seperti tampak pada Gambar 4.2.

    pada menu pakar ada beberapa fasilitas untuk memasukkan pengetahuan yaitu:

    manajemen data gejala/penyakit, manajemen data alergi, manajemen data obat,

    manajemen data terapi, manajemen aturan diagnosa dan manajemen aturan terapi.

    Gambar 4.2 Menu Utama Pakar

    Untuk mengelola data gejala/penyakit, masuk ke menu Data, kemudian

    pilih Data Gejala/Penyakit. Sistem akan menampilkan halaman manajemen data

    gejala/penyakit seperti tampak pada Gambar 4.3.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.3 Halaman Manajemen Data Gejala/Penyakit

    Untuk menambah data gejala/penyakit, klik tombol Tambah pada halaman

    Manajemen Data Gejala/Penyakit. Sistem akan menampilkan halaman

    penambahan gejala/penyakit seperti tampak pada Gambar 4.4. Dalam halaman

    tersebut juga ada pilihan untuk memperhatikan kuantitas dan waktu dari data yang

    dimasukkan (khusus data gejala). Kuantitas dan waktu inilah yang akan digunakan

    dalam penghitungan CF pengguna. Satuan kuantitas disesuaikan dengan data

    gejala yang dimasukkan (misalnya panas satuannya derajat celcius, diameter kulit

    yang kemerahan satuannya cm). Setelah semua diisi, klik tombol Simpan.

    Gambar 4.4 Halaman Penambahan Data Gejala/Penyakit

    Untuk mengedit data gejala/penyakit yang sudah dimasukkan ke dalam

    sistem, pilih data yang akan diedit dari Halaman Manajemen Data Gejala/Penyakit

    Universitas Sumatera Utara

  • (Gambar 4.4), lalu klik tombol Edit. Sistem akan memunculkan halaman Edit

    Data Gejala/Penyakit seperti tampak pada Gambar 4.4. Isikan data yang berubah,

    lalu klik tombol Simpan.

    Untuk menghapus data gejala/penyakit yang sudah dimasukkan ke dalam

    sistem, pilih data yang akan dihapus dari halaman Manajemen Data

    Gejala/Penyakit (Gambar 4.3) lalu klik tombol Hapus. Penghapusan tidak dapat

    dilakukan jika data gejala/penyakit sudah dipakai dalam aturan diagnosa.

    Untuk mengelola data alergi/kontraindikasi, yaitu suatu kondisi pasien

    yang menyebabkan pasien yang menyebabkan pasien tidak boleh mengonsumsi

    obat tertentu, dapat dilakukan dengan masuk ke halaman utama sistem pakar,

    kemudian pilih Data, kemudian Alergi. Sistem akan menampilkan halaman

    Manajemen Alergi seperti tampak pada Gambar 4.5.

    Gambar 4.5 Halaman Kontraindikasi

    Untuk menambahkan data kontra-indikasi, klik tombol Tambah pada

    halaman Kontraindikasi. Sistem akan memunculkan halaman Penambahan

    Kontraindikasi seperti tampak pada Gambar 4.6. Setelah menulis datanya

    kemudian klik tombol Simpan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.6 Halaman Penambahan Kontraindikasi

    Untuk mengedit atau menghapus data alergi/kontra-indikasi, pilih data

    alergi/kontra indikasi yang akan dihapus pada halaman Manajemen

    Kontraindikasi (Gambar 4.5) lalu klik tombol Edit atau tombol Hapus.

    Untuk mengelola data obat, masuk ke menu Data-Obat pada halaman

    utama Pakar. Sistem akan memunculkan halaman Manajemen Obat seperti

    tampak pada Gambar 4.7.

    Untuk mengedit/menghapus data obat yang sudah dimasukkan ke dalam

    sistem, pada halaman Manajemen Obat (Gambar 4.7) pilih data obat yang akan

    diedit/dihapus lalu klik tombol Edit atau tombol Hapus. Penghapusan data obat

    tidak akan bisa dilakukan jika data obat sudah digunakan dalam terapi.

    Gambar 4.7 Halaman Manajemen Obat

    Universitas Sumatera Utara

  • Untuk melakukan penambahan data obat, pada halaman Manajemen Obat

    (Gambar 4.8) klik tombol Tambah. Sistem akan menampilkan halaman

    Penambahan Data Obat seperti tampak pada Gambar 4.8. Isilah data berupa

    nama,efek samping obat, keterangan dan kontra-indikasi dari obat tersebut lalu

    klik tombol Simpan.

    Gambar 4.8 Halaman Penambahan Obat

    Untuk mengelola data terapi, pilih menu Data-Terapi pada halaman menu

    utama pakar. Sistem akan menampilkan halaman Manajemen Terapi seperti

    tampak pada Gambar 4.9.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.9 Halaman Manajemen Terapi

    Untuk menambahkan data terapi, pada halaman Manajemen Terapi

    (Gambar 4.10) klik tombol Tambah. Sistem akan menampilkan halaman

    Penambahan Terapi seperti tampak pada Gambar 4.10. Isilah data tentang terapi

    beserta obat yang digunakan dalam terapi tersebut lalu klik tombol Simpan.

    Gambar 4.10 Halaman Penambahan Terapi

    Untuk mengedit/menghapus data terapi, pada halaman Manajemen Terapi

    (Gambar 4.9) pilih data terapi yang akan diedit/dihapus lalu klik tombol Edit atau

    tombol Hapus. Penghapusan data terapi tidak akan bisa dilakukan jika data terapi

    sudah digunakan dalam aturan terapi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Untuk mengelola data aturan diagnosa, pada halaman utama Pakar, pilih

    menu Akuisisi-Aturan Diagnosa. Sistem akan menampilkan halaman Manajemen

    Aturan Diagnosa seperti tampak pada Gambar 4.11.

    Untuk melihat data aturan diagnosa, klik tombol Tampil. Jika ingin

    melihat aturan dengan nomor tertentu atau dari pakar tertentu, sebelum mengklik

    tombol Tampil, cek pada nomor aturan/pakar kemudian isilah data nomor

    aturan/pakar kemudian isilah data nomor aturan yang ingin dicari. Jika ingin

    menyimpan data aturan yang sudah tampil ke dalam format Excel, klik tombol

    Simpan ke Excel.

    Gambar 4.11 Halaman Manajemen Aturan Diagnosa

    Untuk menambahkan data aturan diagnosa, pada halaman manajemen

    aturan diagnose, pada halaman manajemen aturan diagnosa klik tombol Tambah.

    Sistem akan menampilkan halaman Penambahan Data Aturan Diagnosa seperti

    tampak pada Gambar 4.12. Isilah data pakar sumber pengetahuan, konklusi, CF

    konklusi (CF pakar) beserta premis-premisnya. Setelah semua terisi, klik tombol

    Simpan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.12 Halaman Penambahan Aturan Diagnosa

    Untuk mengelola aturan terapi, dari halaman utama Pakar, pilihlah menu

    Akuisisi-Aturan Terapi. Sistem akan menampilkan halaman Manajemen Aturan

    Terapi. Sama seperti untuk menampilkan aturan diagnosa, untuk menampilkan

    aturan terapi, klik tombol Tampil setelah mendefinisikan nomor aturan dan pakar

    yang ingin ditampilkan.

    Untuk menambahkan data aturan terapi, dari halaman Manajemen Aturan

    Terapi klik tombol Tambah. Sistem akan menampilkan halaman Penambahan

    Data Aturan Terapi.

    4.2.2 Login Sebagai Paramedis

    Pengguna paramedis diberikan fasilitas untuk menginputkan data pasien,

    melakukan konsultasi (baru dan lanjutan) serta melihat rekam medis pasien.

    Setelah login menggunakan user dan password dengan hak akses sebagai

    paramedis, maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.13.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.13 Menu Utama Paramedis

    Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pengguna

    untuk dapat menggunakan fasilitas paramedis.

    Untuk mengelola data pasien, pilih menu Pendaftaran-Pasien. Sistem akan

    menampilkan halaman Manajemen Pasien seperti tampak pada Gambar 4.14.

    Gambar 4.14 Halaman Manajemen Pasien

    Universitas Sumatera Utara

  • Untuk menambahkan data pasien, pada halaman manajemen pasien

    (Gambar 4.14) klik tombol Tambah. Sistem akan menampilkan halaman

    Penambahan Data Pasien seperti tampak pada Gambar 4.15.

    Gambar 4.15 Halaman Penambahan Data Pasien

    Untuk melakukan konsultasi kasus baru, dari halaman utama Paramedis

    pilih menu Konsultasi-Kasus Baru. Sistem akan menampilkan halaman Konsultasi

    Kasus Baru seperti tampak pada Gambar 4.16. Pada halaman tersebut diisi data

    pasien yang sudah diinputkan dari halaman data pasien, berat badan pasien (untuk

    menentukan dosis), dan keluhan utama pasien. Setelah itu klik tombol Mulai.

    Sistem dengan menggunakan metode campuran runut maju akan mencari

    kemungkinan penyakit berdasarkan gejala utama pasien dan kemudian dengan

    runut mundur akan mencari penyakit dengan kemungkinan terbesar. Cara mencari

    penyakit dengan kemungkinan terbesar, sistem akan memberikan pertanyaan

    terkait dengan gejala-gejala (yang belum diketahui sistem) yang merupakan

    premis dari penyakit hipotesis.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.16 Halaman Konsultasi Kasus Baru

    Setelah sistem menemukan kesimpulan penyakit dengan faktor kepastian

    terbesar, pengguna dapat melihat terapi yang sesuai dari penyakit terpilih dengan

    cara mengklik tombol Terapi. Sistem bisa memberikan beberapa kemungkinan

    terapi yang tidak memiliki kontradiksi dengan keadaan pasien, tetapi pengguna

    cukup memilih salah satu dari terapi yang ditawarkan. Dengan melakukan cek

    pada salah satu terapi, sistem akan memunculkan data obat beserta dosis dan cara

    mengkonsumsinya.

    Untuk melakukan konsultasi lanjutan, dari halaman utama Paramedis pilih

    menu Konsultasi-Lanjutan. Sistem akan menampilkan halaman konsultasi

    lanjutan seperti tampak pada Gambar 4.17. Masukkan ID pasien, berat badan, dan

    kasus sebelumnya lalu klik tombol OK, maka sistem akan memunculkan data

    kasus terdahulu berikut terapinya dan sistem akan meminta pengguna untuk

    memasukkan perkembangan pasien. Setelah diisi, klik tombol Lanjutkan dan

    sistem akan memberikan rekomendasi terapi selanjutnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.17 Halaman Kasus Lanjutan

    Untuk melihat rekam medis pasien, dari halaman utama Paramedis pilih

    menu Konsultasi-Rekam Medis. Sistem akan menampilkan halaman rekam medis

    seperti tampak pada Gambar 4.18. Masukkan ID pasien dan sistem akan

    menampilkan data rekam medis pasien tersebut.

    Gambar 4.18 Halaman Rekam Medis Pasien

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.3 Pengujian Sistem

    Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai

    dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Pengujian yang dilakukan berfokus

    pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian ini memungkinkan pakar

    memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan

    fungsional program. Jika sistem berjalan sesuai dengan aturan pada basis

    pengetahuan dan semua fungsi komponen pada setiap interface berfungsi dengan

    benar, maka sistem telah berjalan dengan baik. Berikut pengujian pemasukan data

    keluaran dengan membandingkan hasilnya pada basis pengetahuan melalui proses

    tanya jawab pada sistem:

    Pengujian I

    1. Input gejala awal : Batuk

    2. Kemungkinan awal :

    a. Asma, CF 1

    b. Terapi Spesifik, CF 1

    3. Pertanyaan yang muncul :

    a. Apakah demam? Jawaban : Tidak

    b. Apakah indurasi >= 10 mm? Jawaban : Tidak

    c. Apakah belum imunisasi BCG? Jawaban : Tidak

    d. Apakah uji tuberkulin +? Jawaban : Tidak

    e. Apakah anoreksia? Jawaban : Tidak

    f. Apakah keringat malam? Jawaban : Tidak

    g. Apakah penurunan BB? Jawaban : Tidak

    h. Apakah malaise? Jawaban : Tidak

    i. Apakah umur < 5 tahun? Jawaban : Tidak

    j. Apakah frekuensi nafas meningkat? Jawaban : Ya

    k. Apakah amplitudo nafas dangkal? Jawaban : Ya

    l. Apakah sesak nafas? Jawaban : Ya

    Universitas Sumatera Utara

  • m. Apakah nafas cuping hidung? Jawaban : Ya

    n. Apakah parut BCG? Jawaban : Tidak

    4. Kemungkinan akhir :

    Asma, CF 1

    Terapi Spesifik, CF -1

    Data gejala yang pertama dimasukkan memberikan kemungkinan awal

    penyakit yang diderita pasien. Setelah itu, sistem akan memberikan pertanyaan-

    pertanyaan untuk memperoleh kesimpulan yang lebih tepat. Pertanyaan yang

    muncul adalah berdasarkan aturan gejala penyakit yang mungkin, diantara pilihan

    kemungkinan awal. Kemudian setiap jawaban dibandingkan dengan dengan basis

    pengetahuan. Pada pengujian I, data yang diperoleh dari proses tanya jawab dan

    dibandingkan dengan aturan pengetahuan pada Tabel 3.19, telah memiliki output

    yang sama, yaitu pada aturan nomor 1, bahwa pasien kemungkinan akhir dan

    terbesar menderita Asma.

    Pengujian II

    1. Input gejala awal : Uji Tuberkulin +

    2. Kemungkinan awal :

    a. Terapi Spesifik, CF 1

    3. Pertanyaan yang muncul :

    a. Apakah demam? Jawaban : Ya, Kuantitas: 39 D Celcius, Lama: 13 hari

    b. Apakah batuk? Jawaban : Ya

    c. Apakah belum imunisasi BCG? Jawaban : Ya

    d. Apakah anoreksia? Jawaban : Ya

    e. Apakah keringat malam? Jawaban : Ya

    f. Apakah penurunan BB? Jawaban : Ya

    g. Apakah malaise? Jawaban : Ya

    h. Apakah parut BCG? Jawaban : Ya

    i. Apakah kelainan minimal pada rontgen paru? Jawaban : Ya

    j. Apakah umur < 5 tahun? Jawaban : Ya

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Kemungkinan akhir :

    Terapi Spesifik, CF 0.5

    Pada pengujian II, data yang diperoleh dari proses tanya jawab dan

    dibandingkan dengan aturan pengetahuan pada Tabel 3.19, telah memiliki output

    yang sama, yaitu pada aturan nomor 21, bahwa pasien kemungkinan akhir dan

    terbesar memerlukan Terapi Spesifik.

    Pilihan jawaban yang disediakan oleh sistem berupa tidak tahu (CF : 0), ya

    (CF : 1), tidak (CF : -1). Tetapi apabila aturan yang mengandung fungsi kuantitas

    dan waktu, maka CF akan dihitung sebesar gabungan derajat keanggotaan dari

    fungsi karakteristik kuantitas dan derajat keanggotaan dari fungsi karakteristik

    waktu. Maka selain gejala demam, gejala lainnya dianggap bernilai 1 pada saat

    pencarian nilai minimum CF.

    Sesuai dengan aturan nomor 4 pada Tabel 3.19, maka perhitungannya

    dapat dilakukan sebagai berikut:

    Jika Demam (diumpamakan: H) dengan kuantitas = 38 D Celcius toleransi 2

    selama >= 14 hari toleransi 2

    Maka Terapi Spesifik (diumpamakan: F), CF 1

    Jika diketahui pasien mengalami H dengan kuantitas 39 selama 13 hari, maka nilai

    CF pasien mengalami H dapat dihitung sebagai berikut:

    a. Hitung nilai CF kuantitas H

    Diketahui:

    operator : =

    nilai : 38

    toleransi : 2

    x : 39

    Untuk menghitung nilai CF kuantitas H, digunakan rumus 2.2. Dari

    beberapa perhitungan yang bisa dipakai pada rumus 2.2, perhitungan

    ketiga adalah yang paling tepat karena nilai < x < nilai + toleransi.

    Dengan demikian nilai CF kuantitas H adalah:

    CF kuantitas H : (nilai + toleransi x)

    Toleransi

    Universitas Sumatera Utara

  • : (38 + 2 39)

    2

    :

    : 0.5

    b. Hitung nilai CF waktu H

    Diketahui:

    operator : >=

    nilai : 14

    toleransi : 2

    x : 13

    Untuk menghitung nilai CF waktu H, digunakan rumus 2.3. Dari beberapa

    perhitungan yang bisa dipakai pada rumus 2.3, perhitungan kedua adalah

    yang paling tepat karena nilai toleransi

  • d. Hitung nilai CF pasien mengalami F

    Diketahui:

    CF H : 0.5

    CF Pakar : 1

    Nilai CF F dihitung dengan menggunakan rumus :

    CF (x,y) = CF (x) * CF (y)

    Dengan

    CF (x,y) : CF paralel

    CF (x) : CF sekuensial dari semua premis

    CF (y) : CF Pakar

    Maka dapat dihitung, yakni sebesar:

    CF F : CF H * CF Pakar

    : 0.5 * 1

    : 0.5

    Berdasarkan dua pengujian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

    kesimpulan hasil diagnosa sesuai dengan aturan basis pengetahuan pada sistem.

    Maka dapat disimpulkan pada pengujian ini sistem pakar sudah bekerja

    sebagaimana rancangan sistem yang dibuat.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 5

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1. Sistem pakar dapat diaplikasikan dalam diagnosa penyakit TBC pada

    anak, dan dapat mencoba memecahkan masalah yang biasanya hanya bisa

    dipecahkan oleh seorang pakar, baik dari sisi proses pengambilan

    keputusannya maupun hasil keputusan yang diperoleh.

    2. Metode kuantifikasi pertanyaan yang digunakan dalam sistem pakar ini

    merupakan metode untuk mendapatkan nilai faktor kepastian dari

    pengguna terhadap suatu evidence dengan mengkuantifikasi pertanyaan.

    3. Nilai CF (Certainty Factor) adalah antara -1 s/d 1. Nilai -1 artinya tidak

    menderita penyakit sama sekali, dan nilai 1 berarti sangat sakit. Untuk

    menghitung nilai CF, sistem akan memberikan pertanyaan kepada

    pengguna.

    4. Penggunaan algoritma runut maju (forward chaining) dan runut balik

    (backward chaining) sekaligus dalam melakukan diagnosa dapat

    memberikan konklusi yang lebih tepat.

    5.2 Saran

    1. Dapat menggunakan metode lain untuk mendiagnosa penyakit TBC pada

    anak, yang mungkin lebih akurat.

    2. Menambahkan pengetahuan yang lebih lengkap dari pakar yang berbeda.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Sistem pakar ini dapat dilanjutkan kepada sistem online sehingga pasien

    dapat menggunakannya sendiri sebelum datang langsung menemui

    paramedis atau pakar.

    4. Menambahkan pengertian dari istilah-istilah kedokteran yang mungkin

    tidak dimengerti pengguna yang bukan paramedis.

    Universitas Sumatera Utara