chapter iii v skripsi analisa lereng

Upload: hasmaomo

Post on 05-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BAB II DAN IV SKRIPSI ANALISA LERENG BERISI TENTANG METODE PENELITIAN

TRANSCRIPT

  • 74

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Data Umum

    Data umum dari proyek Perbaikan Jalan Jendral Djamin Ginting, Medan-

    Berastagi (Desa Sugo) adalah sebagai berikut :

    1. Nama Proyek : Pemeliharaan Berkala jalan BTS. Kota

    Medan BTS

    Kab. Karo

    2. Lokasi Proyek : Jalan Djamin Ginting Medan-Berastagi,

    (Desa Sugo)

    Prop. Sumatera Utara

    3. Luas Lahan : 14,14 Km.

    4. Pekerjaan :

    a) Perusahaan : Direktorat Jenderal Bina Marga

    b) Alamat : Jalan Sakti Lubis, no : 7, Medan.

    3.2. Data Teknis Geogrid, Sheet Pile

    Data ini diperoleh dari lapangan menurut perhitungan dari pihak konsultan

    perencana dengaan data sebagai berikut :

    1. Panjang Geogrid : 6 meter

    2. Tinggi Sheet pile : 15 meter

    Universitas Sumatera Utara

  • 75

    3. Mutu Beton : K-250

    4. Denah Proyek : Dapat dilihat pada lampiran

    5. Detail Pemasangan : Dapat dilihat pada lampiran

    6. Detail Potongan : Dapat dilihat pada lampiran

    3.3. Metode Pengumpulan Data

    Untuk meninjau kembali perhitungan pemasangan geogrid dan sheet pile

    pada proyek pemeliharaan jalan Djamin ginting di Desa Sugo, Medan, penulis

    memperoleh data dari PT. Andalas Graha Utama berupa data hasil sondir, hasil SPT,

    dan hasil investigation soil lab.

    3.4. Metode Analisis

    Dalam perhitungan pemasangan geogrid dan sheetpile ini, penulis

    memperhitungkan besarnya safety faktor yang didapat, melalui langkah-langkah

    berikut :

    1. Menghitung besarnya Safety Faktor pada kondisi awal dengan program

    Plaxis 2D 8.2.

    Dari data sondir.

    Dari data SPT dengan metode Meyerhoff.

    Dari data Investigation Soil Lab.

    2. Menghitung besarnya Safety Faktor setelah pengerjaan Proyek dengan

    pemasangan Geogrid dan Sheet Pile dengan program Plaxis 2D 8.2.

    Universitas Sumatera Utara

  • 76

    3. Menghitung besarnya Safety Faktor dengan menambahkan beban

    timbunan Counterweight disamping Sheet Pile dengan program Plaxis

    2D 8.2.

    Universitas Sumatera Utara

  • 77

    MULAI

    PERSIAPAN

    PENGMPULAN DATA

    ANALISA DATA

    1.Perhitungan Safety Faktor kondisi awal

    2. Perhitungan Safety Faktor setelah proyek

    3.Perhitungan Safety Faktor dengan penambahan beban Counterweight

    ANALISA HASIL PERHITUNGAN

    KESIMPULAN

    SELESAI

    Universitas Sumatera Utara

  • 78

    Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

    3.5. Denah Lokasi dan Potongan Melintang Pemasangan Proyek

    Pemasangan Geogrid pada proyek Pemeliharaan jalan Djamin Ginting

    dipasang dengan jarak antar Geogrid adalah 0,5m dan kedalaman Sheet pile adalah

    15m. Adapun gambar denah dan potongan melintang dapat dilihat pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.2. Potongan Melintang Pemasangan Geogrid dan Sheetpile.

    Universitas Sumatera Utara

  • 79

    BAB IV

    ANALISIS DAN PERHITUNGAN

    4.1. KONDISI AWAL LERENG

    Seperti diketahui sebelumnya bahwa kondisi pada lereng yang ditinjau memiliki

    lapisan tanah yang lunak dan perkuatan tanah yang kurang kuat dengan kedalaman

    berkisar antara 20m sampai 25m, dengan adanya lapisan lunak ini, ditambah

    perkuatan tanah yang kurang mendukung untuk menahan beban yang berjalan

    diatasnya, maka jika terjadi gangguan atau beban maksimum terjadi dibagian

    permukaan tanah lereng, akan dapat menimbulkan kelongsoran.

    Berikut ini akan dibahas kondisi kekuatan asli lereng dengan menggunakan program

    plaxis 2D :

    Gambar 4.1. Model Penampang Melintang Lereng.

    Universitas Sumatera Utara

  • 80

    Dimana :

    No Kedalaman

    (m)

    Tebal Lapisan

    (m)

    Deskripsi Tanah

    1 0.00-1.00 1.00 Pasir berlanau bercampur tuffa, berwarna

    kuning kecoklatan, kepadatan rendah

    berplastis rendah ke sedang, kadar air

    rendah sedang.

    2 1.00-6.50 5.50 Lempung berlanau kepasiran, berwarna

    kuning kecoklatan, kekakuan rendah,

    berplastis sedang, kadar air sedang.

    3 6.50-14.50 8.00 Pasir halus sedang berlempung bercampur

    tuffa, berwarna abu-abu, kepadatan rendah

    kesedang, berplastis sedang, kadar air

    sedang.

    4 14.50-24.50 10.00 Pasir sedang kelempungan bercampur

    tuffa, berwarna abu-abu, kepadatan

    sedang ke padat, berplastis rendah, kadar

    air rendah.

    5 24.50-3045 5.95 Pasir sedang ke kasar bercampur tuffa,

    berwarna abu-abu, padat, berplastis

    rendah, kadar air sedang.

    Proses perhitungan dengan menggunakan plaxis pada kondisi awal memiliki 2 phase

    , yaitu phase perhitungan kondisi awal lereng (kondisi tanpa pembebanan) dan phase

    perhitungan angka keamanan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 81

    Hasil running dar program plaxis 2D, dapat dilihat pada gambar-gambar berikut :

    Gambar 4.2 Tahapan perhitungan dengan Plaxis 2D

    Total diplacements

    Extreme total diplacement 51,99*10-3

    m

    Gambar 4.3 Kondisi displacement lereng asli

    Gambar 4.3 menunjukan displacement yang terjadi pada seluruh bagian lereng.

    Perbedaan warna tersebut menunjukan perbedaan displacement yang terjadi,

    Universitas Sumatera Utara

  • 82

    displacement terkecil ditunjukan oleh bagian tanah yang berwarna biru, sedangkan

    displacement yang berwarna kuning merupakan displacement terbesar dalam kondisi

    awal ini.

    Untuk bagian yang berwarna pada kondisi tanah mempunyai displacement yang

    cukup besar sehingga bagian tersebut dinyatakan sebagai bidang keruntuhan ( artinya

    pada bagian inilah yang mengalami keruntuhan di saat kondisi awal).

    Pada kondisi awal ini, faktor keamanan lereng yaitu, 0,6734. Dengan nilai angka

    keamanan yang lebih kecil dari 1, maka kondisi asli lereng sangat rawan terhadap

    kelongsoran.

    nilai ini dapat dilihat dari hasil running plaxis pada Gambar 4.4 berikut :

    Gambar 4.4 Faktor keamanan asli lereng.

    Universitas Sumatera Utara

  • 83

    4.2 KONDISI LERENG DENGAN PERKUATAN STANDAR

    Perkuatan standar ini menggunakan sheet pile (CCSP W-350) dengan pemasangan

    kedalaman yaitu 15m dan pemasangan geogrid dan geotextile. Model dari

    perkuatan ini dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut :

    Gambar 4.5 Potongan melintang tipikal perkuatan standar.

    Untuk input program plaxis dibutuhkan data-data dari parameter sheet pile, geogrid,

    dan geotextile non woven yang digunakan, yaitu :

    Tabel 4.1 Data parameter sheet pile.

    Section Type

    Dimensions

    Width Height Thickness

    B H T

    Cold-formed CSP1

    550/500 150 8

    550/500 150 10

    550/500 150 12

    550/500 150 14

    Cold-formed CSP1-B

    400/350 100 8

    400/350 100 10

    400/350 100 10.5

    Universitas Sumatera Utara

  • 84

    400/350 100 12

    Cold-formed CSP1-D

    515/250 150 8

    515/250 150 10

    515/250 150 12

    515/250 150 14

    Cold-formed CSP2

    630/575 210 8

    630/575 210 10

    630/575 210 12

    630/575 210 14

    Cold-formed CSP2-A

    575/520 210 8

    575/520 210 10

    575/520 210 12

    575/520 210 14

    Cold-formed CSZ1

    670/630 380 8

    670/630 380 10

    670/630 380 12

    450/400 15 13

    Tabel 4.2 Data parameter Geogrid dan Geotextile.

    Parameter geogrid :

    Specification Tensile

    Strength Tensile Strength Tensile Strength Elongation

    Carbon

    Content %

    (KN/M) @ 2% Elongation @ 5% Elongation % Width

    (KN/M) (KN/M)

    (M)

    TGDG50 50 12 23

    TGDG60 60 16 30

    TGDG80 80 21 40 12 2

    TGDG110 110 29.5 58

    TGDG130 72 130 36.5

    TGDG170 170 50 99

    Universitas Sumatera Utara

  • 85

    Parameter geotextile :

    ITEM 100 150 200 250 300 350 400 450 500 600 800

    Thickness mm>= 0.8 1.2 1.6 1.9 2.2 2.5 2.8 3.1 3.4 4.2 5.5

    Width m

    4-6m

    Tensile strength

    kn/m 4.5 7.5 10 12.5 15 17.5 20.5 22.5 25 30 40

    Elongation%

    40~80

    CBR(KN)>= 0.8 1.4 1.8 2.2 2.6 3 3.5 4 4.7 5.5 7

    O90(O95),mmPore

    size microns 0.07~0.2

    Flow rate(cm/s)= 0.14 0.21 0.28 0.35 0.42 0.49 0.56 0.63 0.7 0.82 1.1

    Dengan menggunakan program plaxis 2D, perkuatan standar ini dianalisis untuk

    melihat bagaimana pengaruh perkuatan standar ini terhadap lereng dan menentukan

    angka keamanan lereng. Perhitungan angka keamanan lereng menggunakan tahapan

    perhitungan secara umum, yaitu :

    Phase 0 : Initial condition.

    Phase 1 : Pembebanan berjalan.

    Phase 2 : Beban gravitasi

    Phase 3 : Safety Faktor.

    Universitas Sumatera Utara

  • 86

    Hasil running dari program plaxis 2D, dapat dilihat pada gambar-gambar berikut :

    Gambar 4.6 Tahapan perhitungan dengan plaxis 2D

    Gambar 4.7 kondisi displacement dengan perkuatan standar

    Universitas Sumatera Utara

  • 87

    Gambar 4.7 menunjukan displacement yang terjadi pada keseluruhan bagian.

    Perbedaan warna tersebut menunjukan perbedaan displacement yang terjadi,

    displacement yang kecil ditunjkukan oleh bagian tanah yang berwarna biru, dan

    displacement yang terbesar ditunjukan dengan warna merah.

    Gambar 4.8 Kondisi strain pada lereng dengan perkuatan standar.

    Untuk Gambar 4.8, tanah-tanah meregang berada pada daerah yang mengalami

    displacement yang besar seperti pada daerah yang berhubungan langsung dengan

    beban (diatas permukaan) dan didaerah dasar dari perkuatan.

    Jika melihat Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 perkuatan masih berada pada bidang

    kelongsoran, hal itu yang menyebabkan perkuatan standar dapat gagal pada kondisi

    tertentu.

    Universitas Sumatera Utara

  • 88

    Gambar 4.9 faktor keamanan dengan perkuatan standar

    Dari analisi perhitungan plaxis 2D diatas dapat disimpulkan bahwa perkuatan srandar

    mengalami kegagalan dimana perkuatan standar tersebut tidak memperkuat lereng

    kelongsoran masih terjadi, beberapa penyebab terjadinya kegagalan ini yaitu :

    Nilai keamanan yang kecil (1,1756), nilai angka keamanan yang mendekati

    satu ini dapat beresiko terjadinya kelongsoran jika ada gangguan terhadap

    lereng.

    Pembebanan yang terjadi disekitar lereng, terutama beban lalu lintas berupa

    beban kendaraan yang melintas disepanjang lereng.

    Kedalaman tanah lunak yang cukup dalam, dimana lapisan tanah lunak ini

    mencapai kedalaman 15m.

    Universitas Sumatera Utara

  • 89

    4.3 ANALISIS DENGAN PERKUATAN ALTERNATIF

    4.3.1 Analisis Perkuatan Alternatif dengan Plaxis 2D

    Gambar 4.10 potongan melintang tipikal perkuatan alternatif

    Perkuatan alternatif ini menggunakan counterweight. Jenis tanah yang digunakan

    pada counterweight adalah tanah timbunan dari tanah sekitar dengan ketinggian

    Counterweight setinggi 3meter dan kondisi tanah adalah undrained. Untuk masukan

    program plaxis dibutuhkan data parameter tanah yang digunakan.

    Berikut merupakan data-data parameter tanah pada daereah counterweight :

    Universitas Sumatera Utara

  • 90

    Gambar 4.11 Data parameter tanah counterweight

    Analisis perkuatan dengan program plaxis 2D :

    1. pemodelan geometri tanah, perkuatan dan kondisi batas model.

    Model tanah terdiri dari lima lapisan tanah, tanah timbun terdiri dari dua lapisan, dan

    model konfigurasi perkuatan geogrid, sheet pile dan geotextile non woven dapat

    dilihat seperti Gambar 4.12 dibawah ini :

    Gambar 4.12 Potongan melintang tipikal perkuatan alternatif

    Universitas Sumatera Utara

  • 91

    2. Mesh Generation

    Pembentukan mesh pada analisis ini menggambarkan option yang paling halus,

    sehingga hasil perhitungan yang diperoleh lebih akurat. Gambar pembentukan mesh

    dapat dilihat pada Gambar 4.13 dibawah ini :

    Gambar 4.13 Pembentukan mesh

    3. Water Condition

    Water condition digunakan untuk memodelkan kondisi initial active pore pressure.

    Pemodelan dapat dilakukan dengan preatic line atau ground water flow. Pada kasus

    ini digunakan pemodelan preatic line. Pada gambar 4.14 dibawah ini menunjukan

    kondisi air tanah pada lokasi :

    Universitas Sumatera Utara

  • 92

    Gambar 4.14 Kondisi air tanah model

    4. Perhitungan Plaxis 2D.

    Gambar 4.15 Perhitungan Plaxis 2D

    Universitas Sumatera Utara

  • 93

    Gambar 4.16 Total dispacements.

    Gambar 4.16 menunjukan displacement yang terjadi pada keseluruhan bagian.

    Perbedaan warna tersebut menunjukan perbedaan displacement yang terjadi,

    displacement yang kecil ditunjkukan oleh bagian tanah yang berwarna biru, dan

    displacement yang terbesar ditunjukan dengan warna merah.

    Gambar 4.17 Shear Strains.

    Universitas Sumatera Utara

  • 94

    Untuk Gambar 4.17, tanah-tanah meregang berada pada daerah yang mengalami

    displacement yang besar seperti pada daerah yang berhubungan langsung dengan

    beban (diatas permukaan) dan didaerah dasar dari perkuatan.

    Gambar 4.18 Safety faktor perkuatan alternatif.

    Dari analisi perhitungan plaxis 2D diatas dapat disimpulkan bahwa perkuatan

    alternatif menghasilkan kelongsoran yang jarang terjadi. Dimana perkuatan alternatif

    menambahkan counterweight yang mengakibatkan nilai safety faktor bertambah.

    Nilai keamanan yang cukup (1,3459), nilai angka keamanan yang melebihi 1,27

    mengakibatkan tingkat kelongsoran jarang terjadi. Dengan asumsi tidak ada beban

    tambahan yang terjadi pada kondisi jalan. Dimana pembebanan yang terjadi disekitar

    lereng sebesar 20 kN/m.

    Universitas Sumatera Utara

  • 95

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang diperoleh penulis selama mengerjakan Tugas Akhir ini adalah :

    1. Nilai Safety Faktor pada kondisi awal di lokasi sebesar 0,6734. Maka

    kelongsoran yang terjadi cukup besar.

    2. Nilai Safety Faktor pada perkuatan standard yang menggunakan Geogrid dan

    Sheet Pile sebesar 1.1756. Maka daerah tersebut dinyatakan rawan longsor.

    3. Nilai Safety Faktor dengan menggunakan perkuatan alternatif dengan

    penambahan Counterweight pada sheet pile, memiliki nilai Safety Faktor

    sebesar 1,3459.

    5.2 Saran

    1. Sebaiknya dilakukan penambahan penambahan beban counterweight

    disamping sheetpile, guna mengurangi kemungkinan terjadinya kelongsoran

    pada lokasi proyek.

    2. Untuk permukaan luar berupa blok beton, sebaiknya dilakukan cek juga

    terhadap stabilitas local seperti kekuatan sambungan blok beton geogrid.

    Universitas Sumatera Utara