chapter iii-iv bang imam pelindo.pdf

29
25 BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Tidak terlepas dari fungsinya, manajemen keuangan bisa diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi sendiri bisa diartikan sebagai kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan, manajer keuangan adalah pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola keuangan organisasi atas perusahaan. B. Laporan keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Bagi para analisis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses

Upload: devifaradilla

Post on 19-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

25

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan

Tidak terlepas dari fungsinya, manajemen keuangan bisa diartikan sebagai

manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi sendiri bisa diartikan

sebagai kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung

jawab dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan, manajer

keuangan adalah pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola keuangan

organisasi atas perusahaan.

B. Laporan keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan hasil usaha

suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun

jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan

Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi

Keuangan.

Bagi para analisis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling

penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada

tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan

langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan

dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahan. Oleh karena itu yang

paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah

yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses

Page 2: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

26

pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi

keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus

dana (kas) persahaan dalam periode tertentu.

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Jenis laporan keuangan utama dan pendukung dapat disebutkan sebagai

berikut:

a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)

Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi

keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva,

kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap

saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Isi

Laporan Neraca dijelaskan sebagai berikut :

1) Aset ( Harta, Aktiva)

Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam

operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang

tak berwujud, dan lain-lain. Aktiva ini lazimnya di Indonesia dan

Amerika ditempatkan di sebelah kiri. Sedangkan di beberapa negara

Eropa lazimnya ditempatkan di sebelah kanan.

2) Liabilities (Kewajiban/Utang)

Kewajiban adalah kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang

diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban ini termasuk juga

saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.

Page 3: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

27

3) Owner’s Equity (Modal Pemilik)

Equity adalah suatu hak yang tersisa alias aktiva suatu lembaga

(entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity

adalah modal pemilik.

4) Off Balance Sheet

Dalam peristilahan akuntansi dan juga di perbankan khususnya,

dikenal apa yang disebut off balance sheet. Pada hakikatnya transakasi

off balance sheet ini adalah transaksi yang terjadi dalam perusahaan

tetapi karena menurut aturan baik aturan prinsip akuntansi maupun

aturan lainnya tidak dimasukkan dalam neraca atau belum boleh

dicatat dalam proses akuntansi. Transaksi ini biasanya menyangkut

transaksi cash atau transaksi instrument keuangan lainnya yang belum

direalisasi, misalnya plafon kredit (pembiayaan) yang belum

digunakan.

Penyajian dan Bentuk Neraca biasanya disajikan berdasarkan likuiditas

pos atau perkiraannya. Biasanya perkiraan yang paling lancar dan paling

dekat dengan konversi ke kas dicatat paling atas. Kewajiban yang paling

cepat harus dicantumkan paling atas dalam kelompoknya. Modal yang

harus ditunaikan terlebih dahulu harus ditempatkan di atas. Untuk industri-

industri tertentu konsep likuiditas ini tidak berlaku. Misalnya untuk

perusahaan asuransi pos yang ditempatkan paling atas adalah pos investasi.

Page 4: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

28

b. Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi adalah sebagai kelebihan penghasilan atas

biaya selama periode akuntasi. Laba atau income adalah perubahan

dalam modal dalam suatu lembaga selama satu periode tertentu yang

diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari

buku pemilik.

c. Laporan Arus Kas

Yang sering menjadi masalah dalam laporan ini adalah mengenai

pengertian dana.

Dana dapat diartikan macam-macam yaitu :

1. Dana adalah Kas;

2. Dana adalah Aktiva Tetap (Quick Assets);

3. Dana adalah Moneter Aset;

4. Dana adalah Aktiva Lancar;

5. Dana adalah Modal Kerja;

6. Dana diartikan sebagai keseluruhan Aktiva.

Dalam FASB (Financial Accounting Standar Board) Statement no.

95 muncul lagi Cash Flow Statement atau Laporan Arus Kas yang harus

sudah diterapkan pada pelaporan tahun buku 1989. Dalam laporan ini,

transaksi kas dikelompokkan pada tiga bagian yaitu:

1. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi;

2. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan;

3. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi.

Page 5: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

29

d. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini menjelaskan perubahan posisi modal baik saham

dalam PT atau modal dalam perusahaan perseorangan.

C. Rasio-Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara Utang dan

Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan

total Penjualan, dan sebagainya. Rasio keuangan sangat penting dalam

melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio Keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan

penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi

dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat

memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio

yang penting. Misalnya, rasio ideal mengenai likuiditas bank tidak sama

dengan rasio ada perusahaan industri, perdagangan, atau jasa. Oleh

karenanya, di dalam laporan mengenai average industry ratio di Amerika

perusahaan uang menerbitkannya membagi-bagi menurut jenis perusahaan

bahkan menurut sub-sub industri yang lebih rinci.

Page 6: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

30

2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis

lainnya. Keunggulan tersebut adalah:

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan;

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi;

e. Menstandarisir size perusahaan;

f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

atau melihat perkembangan perusahaan secara periodeik atau “time

series”;

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa

yang akan datang.

3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga

memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu

penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.

Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah:

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya.

Page 7: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

31

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak

mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai biasa atau

subjektif;

2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai

perolehan (cost) bukan harga pasar;

3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka

rasio;

4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio.

d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi

yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan

akan menimbulkan kesalahan.

4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada

kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan

juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya.

Page 8: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

32

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat

dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos

aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah

sebagai berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan

memakai hutang lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 100%.

Rasio Lancar = Aktiva LancarUtang lancar

x 100%

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Dengan rasio cepat berarti likuiditas perusahaan diukur dengan

menggunakan unsure-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara

tidak mempertimbangkan yang kurang likuid seperti persediaan. Rasio

cepat yang ideal adalah 100%.

Rasio Cepat = Akt iva Lancar −Persediaan

Utang lancar x 100%

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan

total aktiva lancar. Rasio kas yang ideal adalah 100%.

Rasio Kas = Kas

Aktiva lancar x 100%

Page 9: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

33

b. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan

dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki

oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan

dengan berbagai investasi dalam aktiva.

1. Total Assets Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah

aktiva. Kemampuan dana yan tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Total Assets Turnover

yang ideal yaitu 200%.

Total Assets Turnover = PendapatanTotal Aktiva

2. Receivable Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang

rata-rata. Kemampuan piutang berputar dalam sutau periode tertentu.

Receivable Turnover yang ideal yaitu 200%.

Receivable Turnover = Pendapatan

Piutang Rata −Rata

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada

seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan jumlah cabang,

dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.

Page 10: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

34

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return on Invesment- ROI)

Yaitu Perbandingan antara Laba setelah biaya bunga dan Pajak

(Laba bersih/EAT) dengan Total Aktiva Perusahaan. Return on

Invesment yang baik adalah 200%.

ROI = Laba Bersih /EAT

Total Aktiva x 100%

d. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan

terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik

mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang.

1. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin

hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki.

Debt Ratio = Total UtangTotal Aktiva

x 100%

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka

panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik

perusahaan, guna mengetahui financial levarage perusahaan.

Total Debt to Equity Ratio = Total Utang

Hutang jk .pjg +ekuitas x 100%

Page 11: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

35

D.Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi

keuangan pada setiap periode tertentu.

Adapun Neraca ,Laporan Laba/Rugi dan laporan Arus Kas pada PT

Pelabuhan Indonesia I Periode Tahun 2012

Tabel 3.1 PT. Pelabuhan Indonesia I

Neraca Per 31 Desember 2012

Aktiva Nilai Passiva Nilai Aktiva Lancar -Kas dan Setara Kas -Investasi Jangka Pendek -Piutang Usaha -Piutang Pegawai -Piutang Lain-Lain -Uang Muka -Persediaan -Angsuran Pajak Penghasilan Badan -PPN Masukan Yang Dapat Dikreditkan -Biaya Yang Dibayar Dimuka -Pendapatan Yang Masih Akan Diterima -Dividem Interim -Penyisihan Piutang Usaha

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap Dan Akumulasi Penyusutan -Bangunan Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Bangunan Fasilitas Pelabuhan -Kapal -Akm. Penyusutan Kapal -Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan -Instalasi Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Instalasi

Fasilitas Pelabuhan -Tanah -Jalan Dan Bangunan -Akm. Penyusutan Jalan Dan Bangunan

74.843.154.550

227.487.850.000 70.911.243.589

124.282.533 69.065.385.008

7.302.527.965 4.105.587.303 5.093.100.700

3.275.893.758

3.850.121.103

20.392.481.383

10.000.000.000 (5.760.224.902)

490.691.402.990

541.171.235.312 (143.666.906.133)

187.091.738.565

(129.903.993.827) 285.559.073.912

(164.102.191.210)

76.106.048.912 (33.619.705.004)

49.749.859.758

153.796.843.049 (64.100.496.169)

Kewajiban Jangka Pendek -Hutang Usaha -Hutang Kerjasama Mitra Usaha -Beban Yang masih harus

dibayar -Uang Titipan Dan Uang

Panjar -Uper -Hutang Pajak Penghasilan Badan (PPh Pasal 25) -PPN Keluaran -Hutang Pajak Lainnya -Hutang Bonus Dan Tantiem -Pendapatan Diterima Dimuka Jangka Pendek Jumlah Kewajiban J.pendek Kewajiban Jangka Panjang -Kewajiban Imbalan Kerja

Jangka Panjang -Pendapatan Diterima Dimuka

Jangka Panjang -Kewajiban Pajak Tangguhan Jumlah Kewajiban J.Panjang

Jumlah kewajiban Ekuitas -Modal Disetor -Bantuan pemerintah YBDS

(BPYBDS) -Cadangan

Jumlah Ekuitas

348.915.401.410

21.992.355.484 74.413.787.396

6.717.551.926 8.906.401.970

9.203.373

7.911.908.208 8.132.975.026

67.022.374 11.656.774.887

488.723.382.054

68.100.138.956

43.033.689.564

1.376.366.474

112.510.194.994 601.233.577.048

455.059.000.000 56.900.915.000

753.318.858.666

1.265.278.773.666

Page 12: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

36

-Peralatan -Akm. Penyusutan Peralatan -Kendaraan -Akm. Penyusutan Kendaraan -Emplasemen -Akm. Penyusutan Emplasemen Jumlah Harga Perolehan Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap Aktiva lain-Lain -Aktiva Tetap Dalam Konstruksi -Piutang lain-lain -Biaya yang Ditangguhkan -Aktiva Tetap Belum Dimanfaatkan -Aktiva Tetap tidak Difungsikan -Uang jaminan -Penyisihan Piutang lain-lain -Akm. Amortisasi Beban Ditangguhkan -Akm. Peneyusutan Aset tidak Berwujud -Aset Tidak Lancar Lainnya

Jumlah Aktiva Lain-lain

40.871.489.473 (22.713.8842.694)

35.058.133.368 (21.859.047.536)

22.687.790.535 (7.154.246.413)

1.392.092.212.884 (587.120.428.986)

808.971.783.898

414.642.430.676

2.843.341.902 154.764.751.631

19.264.595.748

609.166.692

153.759.780.000 (745.650.504)

(87.102.221.185)

(609.166.656)

52.089.738.814

709.516.767.118

Laba Rugi Tahun Berjalan -Laba Rugi Tahun Berjalan

138.667.603.292

Jumlah Aktiva 2.005.179.954.006 Jumlah Pasiva 2.005.179.954.006 Sumber Data : PT Pelabuhan Indonesia I, 2014

Page 13: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

37

Tabel 3.2 PT. Pelabuhan Indonesia I

Laporan Laba/Rugi Periode 31 Desember 2012

1. Pendapatan Operasi Pendapatan pusat Pelayaran Kapal Pendapatan Pusat Pelayaran Barang Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan Alat Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal Peti Kemas Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan TBAL Pendapatan Pusat Pelayaran Pelsus/Duks Pendapatan Pusat Pelayaran Rupa-Rupa Usaha Pendapatan Pusat Pelayaran KSMU Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan/Unit Kesehatan Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Galangan Kapal Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Depo Peti Kemas Total Pendapatan Usaha 2. Beban Usaha Beban pegawai Beban Bahan Beban Pemeliharaan Beban Penyusutan Dan Amortisasi Beban Asuransi Beban Kerja Sama Mitra Usaha (KSMU) Beban Administrasi Kantor Beban Umum Total Beban Usaha

Laba/Rugi Usaha (1-2)

3. Pendapatan/Biaya Diluar Usaha Pendapatan Diluar Usaha Beban diluar Usaha Laba/Rugi di luar Usaha

Laba/ Rugi Sebelum Pajak

Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan

Laba Rugi Setelah Pajak

209.575.328.352 204.547.374.195

358.532.105 27.932.090.506

180.382.364.803 42.106.948.988 32.933.243.571 30.649.793.719

231.473.557.451 15.016.196.653 4.350.562.793 9.192.984.740

988.428.977.876

150.694.084.007 96.505.135.742 49.051.353.330 81.545.738.139 8.334.245.189

215.307.318.256 33.359.595.796

121.464.493.777 756.261.964.235

232.167.013.641

28.773.480.447 66.810.338.318

(38.036.857.872)

194.130.155.769

55.462.552.478

138.667.603.292

Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia I, 2014

Page 14: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

38

Tabel 3.3 PT. Pelabuhan Indonesia I

Arus Periode 31 Desember 2012

Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia I, 2014

Arus Kas Penerimaan Kas Penerimaan Kas Dari Aktivitas Usaha Kepelabuhan Penerimaan Kas Dari Kegiatan Lainnya Penerimaan Kas Dari Aktivitas Investasi

Total Penerimaan Kas Pengeluaran Kas Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Usaha Kepelabuhan Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Lainnya Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Investasi

Total Pengeluaran Kas

987.517.718.797

1.891.252.911.467 977.224.758.000

3.855.995.388.264

555.227.040.363

2.378.028.527.182 1.278.497.309.173

4.191.752.876.178

(335.757.488.454)

80.796.578.004 557.291.915.000

638.088.493.004

74.843.154.550

227.487.850.000

302.331.004.550

Kenaikan/(Penurunan) Kas Bersih Saldo Awal Kas Kas Setara kas

Kas Pada Awal Periode Saldo Akhir Kas Kas Setara Kas

Saldo Akhir Kas

Page 15: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

39

Adapun juga Neraca ,Laporan Laba/Rugi dan laporan Arus Kas pada PT

Pelabuhan Indonesia I periode Tahun 2013

Tabel 3.4 PT. Pelabuhan Indonesia I

Neraca Per 31 Desember 2013

Aktiva Nilai Passiva Nilai Aktiva Lancar -Kas dan Setara Kas -Investasi Jangka Pendek -Piutang Usaha -Piutang Pegawai -Piutang Lain-Lain -Uang Muka -Persediaan -Angsuran Pajak Penghasilan Badan -PPN Masukan Yang Dapat Dikreditkan -Biaya Yang Dibayar Dimuka -Pendapatan Yang Masih Akan Diterima -Penyisihan Piutang Usaha

Jumlah Aktiva Lancar

Investasi -Properti Investasi -AKM. Penyusutan Investasi properti Jumlah Investasi Aktiva Tetap Dan Akumulasi Penyusutan -Bangunan Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Bangunan Fasilitas Pelabuhan -Kapal -Akm. Penyusutan Kapal -Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan -Instalasi Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Instalasi

Fasilitas Pelabuhan -Tanah -Jalan Dan Bangunan -Akm. Penyusutan Jalan Dan

244.573.901.329 145.720.111.588

77.801.959.342 119.656.779

79.529.046.437 8.965.787.234 7.142.271.016

14.401.913.690

13.430.649.821

3.030.833.464 25.962.624.023

(20.382.078.501)

600.296.676.222

12.090.914.684 (3.424.968.639)

8.665.946.045

710.263.405.450

(161.141.634.358)

277.083.646.216 (140.669.582.407)

762.644.896.248 (181.280.785.313)

122.898.295.527 (38.642.739.244)

94.182.682.329

234.439.275.622 (78.372.125.580)

Kewajiban Jangka Pendek -Hutang Usaha -Hutang Kerjasama Mitra usaha -Beban Yang masih harus

dibayar -Uang Titipan Dan Uang Panjar -Uper -Hutang Pajak Penghasilan Badan (PPh Pasal 25) -PPN Keluaran -Hutang Pajak Lainnya -Pendapatan Diterima Dimuka Jangka Pendek Jumlah Kewajiban J.pendek

Kewajiban Jangka Panjang -Hutang Bank Jangka Panjang -Kewajiban Imbalan Kerja

Jangka Panjang -Pendapatan Diterima Dimuka

Jangka Panjang -Kewajiban Pajak Tangguhan Jumlah Kewajiban J.Panjang

Jumlah Kewajiban Ekuitas -Modal Disetor -Tambahan Modal Disetor -Bantuan pemerintah YBDS

(BPYBDS) -Cadangan

Jumlah Ekuitas

Laba Rugi Tahun Berjalan -Laba Rugi Tahun Berjalan

449.261.676.765

4.872.754.659 51.564.099.274

9.196.638.854

13.268.178.140 6.217.565.626

11.886.186.281 3.459.495.879

11.494.992.182

561.221.587.659

737.178.694.098 86.785.708.422

65.659.755.503

5.583.329.386

895.207.487.409

1.456.429.075.068

455.059.000.000 48.167.600.000

435.790.297.506

839.793.581.023

1.778.810.478.529

211.335.377.811

Page 16: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

40

Bangunan -Peralatan -Akm. Penyusutan Peralatan -Kendaraan -Akm. Penyusutan Kendaraan -Emplasemen -Akm. Penyusutan Emplasemen Jumlah Harga Perolehan Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap Aktiva lain-Lain -Aktiva Tetap Dalam Konstruksi -Piutang lain-lain -Aktiva Tak Berwujud -Biaya yang Ditangguhkan -Aktiva Tetap Belum Dimanfaatkan -Aktiva Tetap tidak Difungsikan -Uang jaminan -Persedian Tidak Berfungsi -Penyisihan Piutang lain-lain -Akm. Amortisasi Aset Tidak Berwujud -Akm. Amortisasi Beban Ditangguhkan -Akm. Peneyusutan Aset tidak Berwujud -Aset Tidak Lancar Lainnya

Jumlah Aktiva Lain-lain

44.326.332.767

(25.977.045.096) 36.807.310.360

(22.817.869.909) 18.104.359.264 (6.453.034.221)

2.300.750.203.783 (655.354.816.128) 1.645.395.387.655

606.016.053.420

5.917.652.476 107.313.652.779

73.868.176.752 459.159.747.956

1.309.445.444

275.633.920 62.057.267

(3.036.199.907) (48.317.451.458)

(58.868.191.879)

(876.955.142)

49.393.299.858

1.192.216.921.486

Jumlah Aktiva 3.446.574.931.408 Jumlah Pasiva 3.446.574.931.408 Sumber Data : PT Pelabuhan Indonesia I, 2014

Berdasarkan pada tabel 3.1 dan tabel 3.5 laporan neraca periode 31

Desember 2012 dan periode 31 Desember 2013, dilihat dari perbandingan jumlah

aktiva lancar pada tahun 2012 adalah sebesar 490.691.402.990 sedangkan pada

tahun 2013 adalah sebesar 600.296.676.222. Perbedaan jumlah aktiva lancar pada

Page 17: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

41

tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar 109.605.273.300 disebabkan oleh kenaikan

jumlah masing-masing aktiva lancar pada tahun 2013 dalam hal ini peningkatan

terbesar terdapat pada kas dan setara kas tahun 2013 sebesar 169.730.752.800.

Penyebab lainnya ialah pada jumlah aktiva lancar pada tahun 2012 terdapat

dividem interim sebesar 10.000.000.000 sedangkan pada tahun 2013 tidak

terdapat dividem interim.

Tabel 3.5 PT. Pelabuhan Indonesia I

Laporan Laba/Rugi Periode 31 Desember 2013

1. Pendapatan Operasi Pendapatan pusat Pelayaran Kapal Pendapatan Pusat Pelayaran Barang Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan Alat Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal Peti Kemas Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan TBAL Pendapatan Pusat Pelayaran Pelsus/Duks Pendapatan Pusat Pelayaran Rupa-Rupa Usaha Pendapatan Pusat Pelayaran KSMU Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan/Unit Kesehatan Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Galangan Kapal Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Depo Peti Kemas Total Pendapatan Usaha 2. Beban Usaha Beban pegawai Beban Bahan Beban Pemeliharaan Beban Penyusutan Dan Amortisasi Beban Asuransi Beban Kerja Sama Mitra Usaha (KSMU) Beban Administrasi Kantor Beban Umum

Total Beban Usaha

Laba/Rugi Usaha (1-2)

234.368.993.090 83.641.436.028

400.226.134 38.509.897.365

450.274.416.554 57.238.605.586 38.960.935.413 43.298.735.976

182.836.707.077 15.083.425.547 3.488.122.903

15.529.052.417

1.163.630.554.090

164.209.332.327 114.344.349.028 53.216.808.044

115.449.305.475 12.594.263.181

210.281.856.286 30.772.851.640

120.269.440.834

821.138.206.815 342.492.347.275

Page 18: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

42

3. Pendapatan/Biaya Diluar Usaha Pendapatan Diluar Usaha Beban diluar Usaha Laba/Rugi di luar Usaha

Laba/ Rugi Sebelum Pajak

Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan

Laba Rugi Setelah Pajak

37.213.524.008 99.509.564.310

(62.296.040.302)

280.196.306.973 68.860.929.162

211.335.377.811

Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia, 2014

Beban diluar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas diluar usaha

pokok perusahaan. Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang diperoleh

perusahaan melalui kegiatan non operasional. Contohnya pendapatan sewa.

Beban pajak atau penghasilan pajak adalah jumlah agregat pajak kini dan

pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada

satu periode. Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan terutang atas penghasilan

kena pajak pada satu periode. Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah pajak

penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan

temporer kena pajak.

Page 19: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

43

Tabel 3.6 PT. Pelabuhan Indonesia I

Arus Periode 31 Desember 2013

Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia I, 2014

Arus Kas Penerimaan Kas Penerimaan Kas Dari Aktivitas Usaha Kepelabuhan Penerimaan Kas Dari Kegiatan Lainnya Penerimaan Kas Dari Aktivitas Investasi Penerimaan Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Total Penerimaan Kas Pengeluaran Kas Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Usaha Kepelabuhan Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Lainnya Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Investasi Pengeluaran Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Total Pengeluaran Kas

Kenaikan/(Penurunan) Kas Bersih

Saldo Awal Kas Kas Setara kas

Kas Pada Awal Periode Saldo Akhir Kas Kas Setara Kas

Saldo Akhir Kas

1.155.188.304.834

2.600.170.125.575 422.839.865.000 716.548.469.003

4.894.746.764.412

806.786.202.935

3.139.286.240.885 847.445.964.567 13.265.347.658

4.806.783.756.045

87.963.008.367

74.843.154.550 227.487.850.000

302.331.004.550

244.573.901.329 145.720.111.588

390.294.012.917

Page 20: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

44

E. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat

dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan

seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Lancar (Current Ratio

Rasio Lancar = Aktiva LancarUtang lancar

x 100%

)

2012 =490.691.420.990488.723.382.054

x 100%

=100.40%

2013 =600.296.676.222561.221.587.659

x 100%

=106.96%

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2012, perusahaan

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 100,40 % aktiva lancar.

Sedangkan, pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang

lancar dengan 106,96 % aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan

perusaaan dalam menjamin hutang lancar perusahaan sepenuhnya terjamin

dengan 100%.

Page 21: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

45

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat = Aktiva Lancar −Persediaan

Utang lancar x 100%

2012 = 490.691.420.990−4.105.587.303

488.723.382.054 x 100%

= 99.56 %

2013 = 600.296.676.222−7.142.271.016561.221.587.659 x 100%

= 105.68%

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2012, perusahaan

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 99,56% aktiva lancar.

Sedangkan, pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang

lancar dengan 105,68% aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan

perusaaan dalam menangani hutang lancar berdasarkan aktiva lancar

perusahaan ditambah persediaan perusahaan tetap saja menjamin .

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas = Kas

Aktiva lancar x 100%

2012 =74.843.154.550

490.691.420.990 x 100%

= 15 %

2013 =244.573.901.329600.296.676.222

x 100%

= 41 %

Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2013 terjadi kenaikan rasio

sebesar 26%. Rasio Kas pada tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat

Page 22: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

46

untuk perusahaan, karena rasio kas yang baik yaitu 100% walaupun terjadi

kenaikan pada tahun berikutnya, sebaiknya perusahaan menghindari hutang

lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

Tabel 3.7 Rasio Likuiditas

Akhir Tahun 2012 dan 2013 No Rasio-Rasio Likuiditas 2012 2013 Perbandingan

1 Rasio Lancar (Current Ratio) 100,40% 106,96% 6,56%(+)

2 Rasio Cepat (Quick Ratio) 99,56% 105,68% 6,12%(+)

3 Rasio Kas (Cash Ratio) 15% 41% 26%(+)

Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat

dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya

perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga

ada perbaikan rasio likuiditas pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun

2013.

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam

menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Total Assets Turnover

Total Assets Turnover = PendapatanTotal Aktiva

2012 =988.428.977.876

2.005.179.954.006

= 0,49 kali

Page 23: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

47

2013 =1.163.630.554.0903.446.574.931.408

= 0,33 kali

Berdasarkan perhitungan total assets turnover, pada tahun 2012

perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,49 kali dari jumlah

aktiva perusahaan dan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan

pendapatan sebesar 0,33 kali. Artinya terjadi penurunan pada tahun 2013

sebesar 0,16 kali dari pada tahun 2012. Dengan meningkatnya total aktiva

namun pendapatan mengalami penurunan.

b. Receivable Turnover

Receivable Turnover = Pendapatan

Piut ang Rata −Rata

2012 = 988.428.977.876137.184.028.13

= 7,20 kali

2013 = 1.163.630.554.090142.986.236.533

= 8,13 kali

Berdasarkan perhitungan receivable turnover, pada tahun 2012 perusahaan

mampu menghasilkan pendapatan sebesar 7,20 kali dari piutang rata-rata

dan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar

8,13 kali dari piutang rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2013

sebesar 0,93 kali dari pada tahun 2012 .

Page 24: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

48

Tabel 3.8 Rasio Aktivitas

Akhir Tahun 2012 dan 2013 No Rasio-Rasio Aktivitas 2012 2013 Perbandingan

1 Total Assets Turnover 0,49 kali 0,33 kali -0,16 kali

2 Receivable Turnover 7,20 kali 8,13 kali 0,93 kali

Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

kondisi perusahaan tersebut kurang efektif dalam menggunakan dan

mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat pada rasio

Total Assets Turnover, terjadi penurunan rasio pada tahun 2013.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return on Invesment- ROI)

ROI = Laba Bersih /EAT

Total Aktiva x 100%

2012 = 138.667.603.2922.005.179.954.006 x 100%

= 6,91 %

2013 = 211.335.377.8113.446.574.931.408 x 100%

= 6,13%

Berdasarkan perhitungan return on investment, Pada Tahun 2012 sebesar

6,91%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam

perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 6,91-. Dan pada

Page 25: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

49

tahun 2013 return on investment sebesar 6,13% atau terjadi penurunan

sebesar Rp 0,78- dari tahun 2012, penyebabnya adalah kenaikan total aktiva

perusahaan tidak sembanding dengan kenaikan pendapatan bersih usaha.

Tabel 3.9 Rasio Profitabilitas

Akhir Tahun 2012 dan 2013 No Rasio-Rasio Profitabilitas 2012 2013 Perbandingan

1 Pengembalian/Imbalan atas

Investasi (Return on Invesment-

ROI)

6,91 % 6,13 % 0,78 %(-)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan belum cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya

sehingga rasio ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun

2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio sebesar 0,78%.

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya

apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Debt Ratio = Total UtangTotal Aktiva

x 100%

2012 = 601.233.577.0482.005.179.954.006 x 100%

= 29,9%

Page 26: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

50

2013 = 1.456.429.075.0683.446.574.931.408 x 100%

= 42,2%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2012, 29,9% dari total

aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Sedangkan

pada tahun 2013, 42,2% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal

pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan

tahun 2013 lebih besar dari tahun 2012 di karenakan adanya pinjaman

hutang pinjam bank jangka panjang

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Total Debt to Equity Ratio = Total Utang

Hutang jk .pjg +ekuitas x 100%

2012 = 601.233.577.048

112.510.194.994+1.265.278.773.666 x 100%

= 43,6%

2013 = 1.456.429.075.068

895.207.487.409+1.778.810.478.529 x 100%

= 54,4%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2012,

Rp43,6 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.

Sedangkan pada tahun 2013, Rp54,4 utang jangka panjang dijamin dengan

Rp1,- modal sendiri.

Page 27: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

51

Tabel 3.10 Rasio Leverage

Akhir Tahun 2013 dan 2014 No Rasio-Rasio Leverage 2012 2013 Perbandingan

1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 29,9% 42,2% 12,3 %(+)

2 Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (Total Debt to Equity

Ratio)

43,6% 54,4% 10,8%(+)

Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio

pada tahun 2012 bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva pada (ekuitas)

relatif aman namun pada tahun 2013 terjadi kenaikan hutang yang disebabkan

oleh pinjaman jangka panjang kepada bank sehingga kenaikan cukup jauh dari

tahun sebelumnya.

Page 28: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

52

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero), maka penulis mencoba mengambil beberapa

kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan

bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan

bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan

mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga

terjadi penurunan rasio pada tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun

2013.

2. Jika dilihat dari rasio aktivitas, maka dapat dikatakan bahwa kondisi

perusahaan tersebut dimungkinkan dalam menggunakan dan mengendalikan

sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Walaupun Total Asset

Turnover tahun 2013 terjadi penurunan.

3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan

tidak efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini meningkat. Hal ini

dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi

penurunan rasio sebesar 0,78%.

4. Jika dilihat dari rasio leverage, dapat disimpulkan bahwa komposisi hutang

baik terhadap total aktiva pada (ekuitas) relatif aman namun pada tahun

Page 29: Chapter III-IV bang imam pelindo.pdf

53

2013 terjadi kenaikan hutang yang disebabkan oleh pinjaman jangka

panjang kepada bank sehingga kenaikan cukup jauh dari tahun sebelumnya

B. Saran

1. Untuk meningkatkan Rasio Aktivitas, perusahaan perlu efektif dalam

menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan

agar tidak terjadi penurunan rasio.

2. Mengadakan perbaikan pada sumber daya manusia seperti mengadakan

pelatihan terhadap karyawan/pekerja tentang pengetahuan dan cara-cara

pelayanan yang lebih baik untuk menunjang pencapaian tingkat pendapatan

yang lebih tinggi.

3. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya baik

dalam jangka panjang maupun jangka pendek sangat bagus, hal ini dapat

dilihat pada rasio leverage. Perusahaan mampu menjaga keadaan tersebut

agar pada tahun-tahun berikutnya tidak terjadi kenaikan rasio.BIRO