chapter ii optimasi logistik dan inventory
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
1/17
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan
Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual
pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku serta disimpan untuk diproses,
barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun
diproses.
Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis barang
yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama
lain (Indrajit et al, 2002, hal: 11).
Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/ proses produksi, ataupun
persediaaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi
(Assauri, 1993, hal: 219).
Pengendalian persediaan adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam
antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak bahan yang dipesan secara optimal
untuk dapat memenuhi permintaan para pelanggan, atau dengan kata lain pengendalian
persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan tingkat optimal dengan
biaya persediaan yang minimum sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
2/17
8
2.2 Komponen Biaya Persediaan (Inventory Cost)
Salah satu tujuan persediaan adalah mendapatkan biaya yang minimum. Adapun unsur-
unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 4 golongan yaitu.
1. Biaya Pengadaan (Procurenment Cost)Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis, yaitu:
A.Biaya Pemesanan (Ordering Cost)Biaya pemesanan adalah biaya yang diperlukan untuk memesan atau memebeli suatu
barang. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya biaya pemesanan antara lain:
a. Pemprosesan pesanan dan ekspedisib. Biaya teleponc. Biaya surat-menyuratd. Biaya pengepakan dan penimbangane. Upahf. Biaya pengiriman ke gudangg. Biaya pemeriksaan dan sebagainya.
Pada umumnya, biaya pemesanan tidak naik apabila kuantitas pesanan
bertambah besar. Tetapi apabila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali
pesanan, maka pesanan per periode dan pemesanan total turun. Ini berarti biaya
pemesanan total per periode adalah sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap
periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.
B.Biaya pembuatan (Setup Cost)Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi
suatu barang. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya biaya pembuatan antara lain:
a. Biaya penyusunan peralatan produksib. Biaya perbaikan mesinc. Biaya mempersiapkan gambarkerja
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
3/17
9
2. Biaya pembelian (purcbase cost)Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian suatu barang.
Besarnya biaya pembelian tergantung pada kuantitas barang yang dibeli dan harga suatu
barang.
3. Biaya Penyimpanan (holding cost/ caryng cost)Biaya penyimpanan merupakan biaya yang diperlukan akibat adanya penyimpana barang.
Biaya penyimpanan semakin besar apabila kuantitas barang yang disimpan semakin
banyak. Dan sebaliknya, biaya penyimpanan kecil apabila kuantitas barang yang
disimpang sedikit. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya biaya penyimpanan antara
lain:
a. Biaya fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas dan pendingin).b. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang
diinvestasikan dalam persediaan).
c. Biaya asuransi persediaan.d. Biaya keusangan.e. Biaya penanganan persediaan.f. Biaya menghitunh fisik dan konsiliasi laporan dan sebagainya.
Biaya tersebut merupakan variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan.
Tetapi apabila biaya fasilitas penyimpanan tidak bervariabel, tetapi tetap maka tidak
termasuk dalam biaya penyimpanan per unit.
4. Biaya Kekurangan Bahan (shortage cost)Biaya kehabisan atau kekurangan bahan adalah biaya yang diperlukan akibat persediaanyang tidak mencukupi karena adanya permintaan barang. Beberapa hal yang
menyebabkan terjadinya biaya kekurangan bahan baku antara lain:
a. Biaya pemesanan khusus.b. Selisih harga.c. Biaya kehilangan penjualan.d. Biaya kehilangan langganan.e. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
4/17
10
2.3 Supply Chain
2.3.1 Pengertian Supply Chain
Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan
mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan- perusahaan tersebut
biasanya termassuk supplier, pabrik, distributor, ritel, serta perusahaan-perusahaan
pendukung seperti perusahaan logistik. Supply Chain (rantai pengadaan) juga merupakan
suatu sistem tempat organisasi untuk menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada
para pelanggangya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang
saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan
pengadaan atau penyaluran barang sebaik mungkin.
Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.
Pertama aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).
Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah produk
selesai diproduksi, kemudian dikirim ke distributor, lalu ke retailer, selanjutnya
kepemakai akhir. Kedua adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir
(downstream). Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun
sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk masih ada di masing-masing
supermarket sering dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang
ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh
pabrik. Demikian juga informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan
oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima.
Pada gambar 2.1 memberikan ilustrasi sebuah supply chain yang sederhana.
Sebuah supply chain akan memiliki komponen-komponen yang biasanya disebut channel.
Misalnya ada supplier, manufaktur, distribution centre, wholesaler dan retailer. Semua
channel tersebut belajar untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
5/17
11
Gambar 2.1 Struktur Supply Chain yang Disederhanakan
Dalam 3 aliran tersebut, ada lima aspek yang perlu dipersiapkan oleh
perusahaan, terutama ditinjau dari segi pengembangan modul-modul pada arsitektur
sistem dan teknologi informasi korparat, yaitu :
1. Consumer ManangementModul ini memiliki tugas utama mengelola hubungan antara perusahaan dengan
konsumen (pelanggan) dan calon konsumen.
2. Catalogue ManangementJika fokus Consumer Manangementterletak pada konsumen, maka modul Catalogue
Manangement memusatkan diri pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan.
3. Order Manangement.4. Delivery Manangement.5. Inventory Manangement.
Supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber
pada tahun 1982 (cf. Oliver dan Weber, 1982; Lambert et al. 1998). Kalau supply chain
adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok
bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pada para konsumen.
Supply chain mamangementadalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Namun
perlu ditekankan bahwa supply chain manangement menghendaki pendekatan yang
terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi. Koordinasi dan kolaborasi antar
Supplier ManufakturDistribution
CentreWholesaler Retailer
End
Custumer
Aliran Produk
Aliran Biaya
Aliran Imformasi
Hilir /downstreamHulu/upstream
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
6/17
12
perusahaan pada supply chain sangat diperlukan. Karena perusahaan-perusahaan yang
berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang
sama serta adanya kerjasama untuk membuat produk yang murah, mengirim dengan tepat
waktu, dan dengan kualitas yang bagus.
Semangat kolaborasi dan koordinasi juga didasari oleh kesadaran bahwa kuatnya
sebuah supply chain tergantung pada kekuatan seluruh elemen yang ada di dalamnya.
Jadi, dalam supply chain pabrik perlu memberikan bantuan teknis dan material terhadap
supplier-suppliernya karena pada akhirnya akan menciptakan kemampuan bersaing
keseluruhan supply chain.
2.3.2 Latar Belakang Munculnya Konsep Supply Chain
Munculnya supply chain dilatarbelakangi oleh praktek tradisional serta perubahan
lingkungan bisnis.
1. Praktek TradisionalDalam praktek tradisional produk atau jasa yang digunakan adalah hasil dari serangkaian
proses panjang yang melewati beberapa tahapan fisik maupun nonfisik. Sebuah produk
akan sampai ketangan konsumen akhir setelah melalui beberapa proses dari pencarian
bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi atau transportasi. Dalam proses ini
melibatkan berbagai pihak yang berhubungan anatara satu dengan yang lainnya. Penyedia
bahan baku (pemasok) menyuplai kebutuhan produksi para perusahaan manufaktur yang
akan mengelola bahan baku tersebut menjadi produk jadi. Produk jadi disampaikan ke
pemakai akhir lewat pusat-pusat distribusi, retailer, pedagan kecil dan sebagainya.
Rangkaian pihak-pihak yang menangani aliran produk inilah yang dinamakan dengan
istilah supply chain.
Pada kenyataanya, struktur sebuah supply chain mungkin jauh lebih kompleks.
Sebuah pemasok mungkin sekaligus merupakan industri manufaktur. Dengan kata lain,
sebuah supply chain bisa saja melibatkan sejumlah industri manufaktur dalam satu rantai
hulu ke hilir. Demikian juga supply chain tidak sekaligus merupakan rantai lurus. Industri
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
7/17
13
manufaktur bisa memiliki ratusan bahan ribuan pemasok. Produk-produk yang dihasilkan
oleh sebuah industri mungkin didistribusikan oleh beberapa pusat distribusi yang
melayani ratusan bahan ribuan wholesalerdan retailer, serta pedangan kecil.
Setiap channel dalam supply chain akan memiliki aktivitas-aktivitas yang saling
mendukung. Secara keseluruhan aktivitas-aktivitas tersebut meliputi perancangan produk,
peramalan kebutuhan, pengadaan material, produksi, pengendalian persediaan, distribusi,
penyimpanan, dukungan pelayanan kepada pelanggan dan proses pembayaran. Pada
tingkat yang lebih strategis ada aktivitas-aktivitas seperti pemilihan pemasok, penentuan
lokasi pabrik, gudang dan pusat distribusi. Secara tradisional, semua aktivitas-aktivitas
tersebut dilakukan tanpa atau dengan sedikit kordinasi. Istilah crossfunctional team
misalnya, tidak banyak diaplikasikan dalam manajemen supply chain tradisional. Tiap
bagian berusaha membuat ukuran-ukuran tersediri dalam menentukan kesuksesan
pekerjaannya. Demikian juga hubungan antara channel dan supply chain.
Hubungan antara pemasok dengan perusahaan yang disuplainya juga hanya
terbatas pada transaksi jual beli. Pola-pola negosiasi benar-banar mementingkan pihak-
pihak secara individual, dan bukan mengacu pada kinerja keseluruhan pihak yang menjadi
pembentuk sebuah supply chain secara holistik. Pemasok berkeinginan untuk
memindahkan atau menjual produknya secepat dan sebanyak mungkin dengan harga
yang tinggi, sementara perusahaan yang disuplainya menginginkan harga yang murah dan
pengiriman yang cepat. Pola hubungan seperti ini dinamakan adversial.
2. Perubahan Lingkungan BisnisLingkungan bisnis senantiasa akan berubah dan perubahan tersebut semakin lamasemakin cepat. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini berkembang secara cepat
sebagai berikut:
a. Konsumen yang semakin kritis, membutuhkan produk atau jasa yang semakinberkualitas dengan harga yang murah dan bisa diperoleh dengan mudah dan cepat.
b. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, tranportasi perbankan yang semakincanggih sehingga memungkinkan berkembangnya model-model baru dalam
manajemen aliran material/ produk. Munculnya internet misalnya, memungkinkan
terjadinya transaksi-transaksi elektronik yang dikenal dangan nama Elektronik
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
8/17
14
Commerce (E-Commerce). Praktek E-Commerce dapat dilakukan karena
informasi-informasi tersedia dan mudah diakses lewat internet, pembayaran secara
aman dan cepat dengan mengunakan jasa pihak ketiga.
c. Kesadaran akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan. Kalangan bisnis semakinditekan untuk memperhatikan aspek-aspek sosial dan lingkungan, baik atas
intruksi pemerintah maupun atas kasadaran kalangan bisnis itu sendiri bahwa
bisnisnya tergantung pada konsumen yang semakin tahu akan pentingnya aspek
lingkungan dalam hidup mereka. Industri manufaktur dewasa ini telah banyak
yang mamasukkan konsep-konsep keramahan pada lingkungan mulai dari proses
perancangan produknya, proses produksi, sampai pada proses pendistribusiannya.
2.3.3 Fungsisupply chain
Fungsi supply chain dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Supply chain secara fisik, yakni mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi danmenghantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan ongkos-
ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, dan
ongkos tranportasi
2. Supply chain sebagai madiasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai olehsupply chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi
ini berkaitan dengan biaya-biaya survei pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya
akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh
sebuah rantai supply chain. Ongkos ini biasanya berupa markdown, yakni penurunan
harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekurangansupply yang dinamakan dengan stockout cost.
2.3.4 Konsep Supply Chain
Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep
lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan dan
pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masing-
masing. Sedangkan dalam konsep baru masalah logistik dilihat sebagai masalah yang
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
9/17
15
lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang
dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang.
Indrajid et al (2002, hal: 6) dalam hubungan ini ada beberapa elemen-elemen
(pelaku utama) yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan
yang sama yaitu:
1. Suppliers2. Manufacturer3. Distribution4. Retail Outlets5. Custumers
Chain 1 : Suppliers
Jaringan ini merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai
penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan
mentah, bahan penolong, bahan dagangan, sub assemblies, suku cadang, dan sebagainya.
Sumber ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga suppliers atau
sub-suppliers.
Chain 1-2 Suppliers Manufacturer
Jaringan pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atauplants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,
mempabrikasi, merakit, mengkonversikan, ataupun menyelesaikan barang (finishing).
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan
penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadiyang berada di pihaksuppliers, manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk
penghematan ini. Penghematan sebesar 40%-60% bahkan lebih dapat diperoleh dari
inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan mengunakan konsep supplier
partnering misalnya, penghematan ini dapat diperoleh.
Chain 1-2-3 Suppliers Manufacturer Distribution
Barang yang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturersudah mulai harus disalurkankepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan,
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
10/17
16
yang umum adalah mulai distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebangian besar
Supply Chain. Barang dari pabrik melalui gudang disalurkan ke gudang distributor atau
wholesaler atau pedangan besar dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti
pedangan besar menyalurkan dalam jumlah yang kecil kepada retailers atau pengecer.
Chain 1-2-3-4 Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlest
Pedangan besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa
dari pihak lain. Gudang tersebut digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan
lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk memperoleh
penghematan dalam bentukinventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain
kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang (manufacturer) maupun ke toko
pengecer (Retail Outlest).
Chain 1-2-3-4-5 Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlest
Customers
Dari susunannya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung
kepada para pelanggan atau konsumen ataupun pengguna barang tersebut. Yang termasuk
outlets adalah toko, warung, pasar swalayan, koperasi, mal, dan sebangainya, pokoknya
dimana para konsumen akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat
dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebenarnya masih ada satu
mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outletsebelumnya). ke real
customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata
rantai supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang dibutuhkan tiba di pemakai
langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa yang dimaksut.
2.3.5 Tujuan dan Kegunaan Supply ChainBerdasarkan definisi diatas tujuan dari supply chain adalah sebagai berikut:
a. Supply chain menyangkut pertimbangan mengenai lokasi di setiap fasilitas yangmemiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk
yang diinginkan pelanggan dari suplier, pabrik hingga disimpan di gudang dan
pendistribusiannya ke sentral penjualan.
b.
Mencapai efesiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem dan transportasi hinggadistribusi penyediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
11/17
17
Indrajid et al (2002, hal: 4) adapun kegunaan menerapkan supply chain adalah
sebagai berikut:
a. Mengurangi inventory barang dengan berbagai caraInventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara
30%-40%, sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar antara 20%-40% dari nilai
barang yang disimpan.
b. Menjamin kalancaran penyediaan barang.Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh
pemakai / pelanggan merupakan suatu rantai yang panjang (chain) yang perlu
dikelola dengan baik.
c. Menjamin mutu.Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus
dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses
produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan
dalam pengirimannya.
2.3.6 Model Supply Chain
Berdasarkan penjelasan mengenai elemen-elemen supply chain tersebut dapat
dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai
hubungan mata rantai dari elemen-elemen tersebut yang dapat berbentuk seperti mata
rantai yang berhubungan satu dengan yang lain. Model supply chain dikembangkan oleh
A. T. Kearney pada tahun 1994 seperti pada gambar 2.1 (Indrajid 2002, hal: 8)
Supplier
s
Suppliers
SupplierCompan
Custume
r
Custumer
sEnd
Gambar 2.2 Model Supply Chain yang Dikembangkan oleh A. T. Kearney
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
12/17
18
Berdasarkan ilustrasi tersebut, supplierssuppliers telah dimasukkan untuk
menunjukkan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang
bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan
jasa kepada pelanggan akhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain
adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat di
antara jaringan atau rantai, serta pergerakan barang yang efektif dan efisien untuk
memaksimalkan kepuasan para pelanggan.
Konsep yang banyak digunakan dan dikembangkan untuk meningkatkan
efesiensi dan efektivitas pergerakan barang sebagai berikut:
1. Mengurangi jumlah supplier.Konsep ini dikembangkan sejak akhir tahun 90-an yang bertujuan untuk mengurangi
ketidakseragaman, biaya-biaya negosiasi dan pelacakan (tracking). Konsep ini adalah
awal perubahan kecenderungan dari konsep multiple supplier ke single supplier.
Dengan demikian, cara lama yang dahulu dianggap ampuh seperti mencari sourcing
dengan cara tender terbuka makin tidak populer, karena tender terbuka tidak
menjamin terbatasnya jumlah supplier.
2. Mengembangkan supplier partnership atau stratigic allianceKonsep ini dikembangkan sejak pertengahan tahun 1990-an dan diharapkan masihakan populer pada abad ke-21 ini. Konsep ini menganggap bahwa hanya dengan
supplier partnership, key suppliers untuk barang tertetu merupakan strategic sources
yang dapat diandalkan dan dapat menjamin lancarnya pergerakan barang dalam
supply chain. Konsep ini selalu dibarengi dengan konsep perbaikan yang terus
menerus dalam biaya dan mutu barang.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
13/17
19
2.4 Program Dinamik
P. Siagian (1986, hal: 238) program dinamik adalah satu teknik matematika yang
digunakan untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan secara bertahap ganda.
Dalam teknik ini, keputusan yang menyangkut suatu persoalan dioptimalkan secara
bertahap dan bukan secara sekaligus. Program dinamik merupakan suatu cara
penyelesaian masalah dengan menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah atau
tahapan sedemikian hingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian
keputusan yang saling berkaitan.
Program dinamik menawarkan sebuah karangka yang sangat umum untuk
masalah kontrol stokastik (Bertsekas, 1995). Dalam bagian ini diperkenalkan sebuah
kerangka program dinamik yang sedikit berbeda dari ukuran dasarnya (standarnya).
Keadaan seperti ini adalah agak dikhususkan untuk masalah persediaan retail dan lebih
berperan penting untuk mendekati perhitungan secara efisien dalam konteks neuro-
dynamic programming.
Pada penyelasaian metode ini digunakan persyaratan optimisasi dan kendala
untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap.
Program dinamis mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yang pada setiap tahap hanya diambilsatu keputusan.
2. Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang berhubungan dengantahap tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam kemungkinan masukan
yang ada pada tahap tersebut. Jumlah status bisa berhingga atau tidak berhingga.3. Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari status
yang bersangkutan ke status berikutnya.
4. Ongkos (cost) pada suatu tahap meningkat secara teratur (steadily) denganbertambahnya jumlah tahapan.
5. Ongkos pada suatu tahap bergangtung pada ongkos tahap-tahap yang sudah berjalandan ongkos pada tahap tersebut.
6. Keputusan terbaik pada suatu tahap bersifat independen terhadap keputusan yangdilakukan pada tahap sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
14/17
20
7. Adanya hubungan rekursif yang mengidentifikasi keputusan terbaik untuk setiapstatus pada tahap k memberikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap
.
Secara umum, ada beberapa langkah yang dilakukan dalam mengembangkan
algoritma program dinamis:
a. Karakteristikkan struktur solusi optimal.b. Mendefinisikan secara rekursif nilai solusi optimal.c. Menghitung nilai solusi optimal.d. Konstruksi solusi optimal.
Dalam penyelesaian persoalan dengan program dinamis, digunakan dua
pendekatan yang berbeda, yaitu maju (forwardatau up-down) dan mundur (backwardatau
bottom-up). Misalkan , menyatakan peubah keputusan yang harus dibuat
masing-masing untuk tahap maka
1 Program dinamis maju. Progran dinamis bergerak mulai dari tahap 1, terus maju ketahap dan seterusnya sampai tahap . Runtunan peubah keputusan adalah
.
2 Program dinamis mundur. Program dinamis bergerak mulai dari tahap n, terus ketahap , , sampai ke tahap 1. Runtunan peubah keputusan adalah
.
Perbedaan dari kedua cara ini terletak pada rumusan keadaan. Pada cara
perhitungan maju, keadaan dirumuskan sebagai alokasi untuk tahap dan ( )
tahap sebelumya. Sedangkan pada cara perhitungan mundur, keadaan dirumuskansebagai alokasi untuk tahap dan ( ) tahap kemudian.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
15/17
21
2.5 Neuro-Dynamic
2.5.1 PengertianNeuro-Dynamic
Metode neuro-dynamic programming adalah pengembangan dari program dinamik.
Metode ini menggunakan dasar-dasar intelegensi semu (artificial intelligence) yang
mencakup simulasi dan berbasis algoritma serta teknik pendekatan seperti neural network.
Neuro-dynamic programming merupakan teknik pendekatan baru dalam bidang
pengendalian persediaan (inventory control).
Program dinamik menawarkan suatu deretan algoritma untuk menghasilkan
strategi kontrol yang optimal. Akan tetapi syarat perhitungan algoritma ini mengakibatkan
algoritma tersebut tidak dapat digunakan dalam strategi praktis. Karena kekurangan dari
pendekatan sistematik lain yang berhubungan dengan beberapa masalah, mempermudah
masalah analisis spesifik dan heuristik akan menjadi lebih tepat. Beberapa analisis dan
heuristik sering mengabaikan informasi penting untuk menghasilkan keputusan yang lebih
efektif serta mengontrol kebijakan yang optimal. Baru-baru ini neuro-dynamic
programming memunculkan sebuah kemampuan baru yang sangat memuaskan.
Neuro-dynamic programming merupakan pendekatan suatu pemetaan
pada sebuah model pendekatan. Model pendekatan dapat dituliskan sebangai fungsi
. Algoritma neuro-dynamic programming mencoba menentukan parameter
vektor r sehingga fungsi (.,r) mendekati perkiraan.
Pada umumnya pemilihan model pendekatan yang tepat berhubungan dengan
beberapa permasalahan. Dalam penelitian ini di rancangan sebuah model pendekatan
yang meliputi dua tahap, yaitu sebuah penambahan khusus dan pendekatan fungsi.
Penambahan khusus menggunakan tingkatan sebangaipost decision untuk menghitung
vektor khusus . Kumpulan dalam vektor merupakan nilai yang telah diperkirakan
secara manual atau secara alami untuk memperoleh informasi penting yang berpusat pada
permasalahan manajemen persediaan retail. Vektor khusus ini digunakan sebangai inputpada tahapan kedua, yang meliputi pendekatan fungsi umum dengan parameter vektor r.
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
16/17
22
Dalam penelitian ini digunakan dua fungsi pendekatatan, yaitu pendekatan
secara linear dan multilayer perceptron neural networkdengan output linear. Pada kasus
pendekatan secara linar ini, semuanya satu komponen pada vektor parameter ryang di
hubungkan ke kooefisien yang banyak oleh komponen individual dari vektor yang
diutamakan.
Dalam neuro-dynamic programming ada dua macam algoritma, yaitu algoritma
approximate policy iteration dan online temporal difference method. Namun demikian
dalam tugas akhir ini metode yang digunakan adalah online temporal defference
method.
2.5.2 Online Temporal Differenc Method
Algoritma online temporal difference sudah diapplikasikan dengan sukses untuk beberapa
aplikasi skala besar di dalam neuro-dynamic programming. Contohnya adalah permainan
Backgammon (Tesauro, 1998), permainan dengan elevator dan metode jatwal kerja pada
sebuah toko (Zhang et al, 1996). Jenis-jenis ini digunakan dalam aplikasi yang
mempunyai perbedaan secara signifikan, dan pada proyek penelitian ini dicoba
mengunakan sebuah algoritma sederhana yang majenun yang mana sebagian besar sangat
penting.
Algoritma dalam aturan yang inisial ini mungkin ditunjukkan dalam bentuk
ekstrim pada approximate policy iteration yang optimal. Seperti ditunjukkan padabangian sebelumnya, algoritma ini tidak berhasil hingga pada saat ini ditambahkan
eksplorasi aktif. Memahami sebuah algritma dalam parameter vektor untuk merancang
atau memodelkan sebuah pendekatan dalam setiap langkah bedasarkan simulasi yang
tersendri.
Adapun proses neuro-dynamic programming yang menentukan onlinetemporal
difference methodadalah sebagai berikut: (Haykin Simon, 1999)
Universitas Sumatera Utara
-
7/29/2019 Chapter II optimasi logistik dan inventory
17/17
23
1. Keadaan sebelum keputusan adalah sebagai simulator, dan control dihitung darikeputusan yang pertama
(2.4)
2. Jalankan simulator menggunakan kontrol untuk mendapatkan keadaan setelahkeputusan yang pertama
(2.5)
3. Secara umum, pada waktu , jalankan simulator menggunakan kontrol untukmendapatkan keadaan sebelum keputusan selanjutnya
(2.6)
4. Dapatkan kontrol dengan cara (2.7)
5. Jalankan simulator menggunakan kontrol untuk mendapatkan keadaan setelahkeputusan.
(2.8)
6. Ulangi ke langkah 3 selama waktu pengiriman yang dibutuhkan.Dimana fungsi permintaan ; fungsi persediaan dan fungsi biaya.