chapter i_2

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Unit pelaksana teknis mengartikan bahwa puskesmas berperan dalam melaksanakan sebagian tugas dinas kesehatan kabupaten/kota. (Depkes RI, 2004). Dalam upaya menyelenggarakan pembangunan kesehatan, puskesmas memiliki program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan puskesmas. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan kegiatan penunjang dari tiap program tersebut. Dan seiring dengan kebutuhan data dan informasi kesehatan di tingkat puskesmas, Departemen Kesehatan RI telah melakukan kebijakan melalui Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dimana sumber utamanya adalah SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) (Depkes RI, 2004). SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang telah disederhanakan sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.590/BM/DJ/Info/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan SP2TP (Depkes RI, 1997a). 1 Universitas Sumatera Utara

Upload: lulu-supergirl

Post on 09-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kkk

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian

wilayah kecamatan. Unit pelaksana teknis mengartikan bahwa puskesmas berperan

dalam melaksanakan sebagian tugas dinas kesehatan kabupaten/kota. (Depkes RI,

2004).

Dalam upaya menyelenggarakan pembangunan kesehatan, puskesmas

memiliki program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan

puskesmas. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan

(SIK) merupakan kegiatan penunjang dari tiap program tersebut. Dan seiring dengan

kebutuhan data dan informasi kesehatan di tingkat puskesmas, Departemen

Kesehatan RI telah melakukan kebijakan melalui Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS) dimana sumber utamanya adalah SP2TP (Sistem Pencatatan

dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) (Depkes RI, 2004).

SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga

dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang telah disederhanakan sesuai

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat

No.590/BM/DJ/Info/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan

SP2TP (Depkes RI, 1997a).

1

Universitas Sumatera Utara

Dalam rangka mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional untuk

mendukung desentralisasi bidang kesehatan guna mencapai Indonesia Sehat 2010,

masih dijumpai sejumlah kelemahan. Diantaranya adalah pengintegrasian SIK yang

masih kurang. Masing-masing sistem informasi cenderung mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya menggunakan cara dan format pelaporannya sendiri. Akibatnya

unit-unit terendah seperti puskesmas yang harus mencatat data dan melaporkannya

menjadi sangat terbebani. Dampak negatifnya adalah kurang akuratnya data dan

lambatnya pengiriman laporan data puskesmas (Depkes RI, 2002).

Para pakar kesehatan termasuk Litbangkes Depkes RI, telah banyak

melakukan kajian untuk meningkatkan kinerja puskesmas. Namun, kinerja puskesmas

belum banyak berubah selain semakin saratnya puskesmas mengemban misi dan

menjalankan program pokoknya yang terus berkembang. Dan salah satu faktor yang

juga berperan terhadap kinerja puskesmas adalah kinerja SP2TP, yang dalam

pelaksanaanya dikoordinasikan oleh koordinator SP2TP di tiap puskesmas.

Keharusan membuat laporan yang tidak pernah mendapat feed back sangat

mengganggu motivasi kerja staf pegawai, tak terkecuali koordinator SP2TP

(Muninjaya, 2004).

Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian

kinerja (prestasi kerja). Berdasarkan hasil penelitian McClelland (1961),

menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan

pencapaian prestasi. Apabila motivasi tinggi dengan didukung oleh kemampuan yang

tinggi, maka kinerja pegawai juga akan tinggi dan sebaliknya (Mangkunegara, 2007).

2

Universitas Sumatera Utara

Selain motivasi kerja, faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah

kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) kerja. Dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatan dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka

ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai

perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (Mangkunegara,

2007).

Ada beberapa kriteria dalam menilai kinerja pegawai. Salah satunya adalah

ketepatan waktu, baik itu dalam menyelesaikan pekerjaan maupun dalam pelaporan

hasil kerja kepada atasan (Sulistiyani, 2003).

Berdasarkan hal tersebut dan dari hasil wawancara dengan petugas pelaksana

SP2TP Dinas Kesehatan Kota Medan, diperoleh gambaran bahwa pada tahun 2008,

dari 39 puskesmas yang ada di kota Medan, terdapat 10 (25%) puskesmas yang

mengirim laporan bulanan tidak tepat waktu tiap bulannya, dan yang bertanggung

jawab dalam pengiriman laporan tersebut adalah koordinator SP2TP tiap puskesmas.

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja koordinator SP2TP belum sesuai dengan yang

diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk meneliti

hubungan pengetahuan, keterampilan dan motivasi dengan kinerja koordinator

SP2TP di puskesmas se-kota Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah

laporan SP2TP tidak seluruhnya dikirim tepat waktu ke Dinas Kesehatan Kota

Medan.

3

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, keterampilan dan motivasi dengan

kinerja koordinator SP2TP di puskesmas se-kota Medan tahun 2010.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kinerja koordinator SP2TP di

puskesmas se-kota Medan tahun 2010.

2. Untuk mengetahui hubungan keterampilan dengan kinerja koordinator SP2TP di

puskesmas se-kota Medan tahun 2010.

3. Untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kinerja koordinator SP2TP di

puskesmas se-kota Medan tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui hubungan pengetahuan, keterampilan dan motivasi kerja

dengan kinerja koordinator SP2TP di puskesmas se-kota Medan, maka hal ini dapat

dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak Dinas Kesehatan Kota Medan dalam

melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja koordinator SP2TP.

4

Universitas Sumatera Utara