chapter iihgegdwdhjbsy.pdf

39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Atmosfer Atmosfer adalah lingkungan udara, yakni udara yang meliputi planet bumi ini. Atmosfir terdiri atas empat zona dengan perbedaan temperatur yang ekstrim sebagai akibat perbedaan penyerapan sinar matahari pada tiap lapisan tersebut (Mulia, 2005). Atmosfer sangat penting bagi kehidupan karena dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung bumi dari pengaruh lingkungan angkasa luar karena atmosfer dapat mengabsorbsi radiasi sehingga makhluk hidup dapat bertahan hidup dan terhindar dari panas dan radiasi (Situmorang, 2007). 2.1.1. Komposisi Atmosfer Komposisi atmosfer dapat digolongkan pada dua bagian, yaitu komponen utama (mayor) dan komponen kecil (minor). Komponen utama atmosfer adalah bagian komposisi udara yang paling besar, yaitu misalnya pada udara kering pada bagian bawah mengandung 78,08% nitrogen, dan 20,95% oksigen. Sedangkan komponen kecil atmosfer adalah komponen udara dalam jumlah sedikit, seperti 0,934% argon. Udara dapat mengandung sebanyak 0,1 - 5% uap air, dan kadar normal adalah berada pada skala 1 – 3 %. Kadar gas mulia pada udara di lapisana atmosfer bagian bawah adalah berupa gas: neon 1,818 x 10 -3 %, helium 5,24 x 10 -4 %, krypton 1,14 x 10 -4 %, dan xenon 8,7 x 10 -6 % (Situmorang, 2007). 7 Universitas Sumatera Utara

Upload: anastasiailin

Post on 11-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Atmosfer

Atmosfer adalah lingkungan udara, yakni udara yang meliputi planet bumi ini.

Atmosfir terdiri atas empat zona dengan perbedaan temperatur yang ekstrim sebagai

akibat perbedaan penyerapan sinar matahari pada tiap lapisan tersebut (Mulia, 2005).

Atmosfer sangat penting bagi kehidupan karena dapat berfungsi sebagai lapisan

pelindung bumi dari pengaruh lingkungan angkasa luar karena atmosfer dapat

mengabsorbsi radiasi sehingga makhluk hidup dapat bertahan hidup dan terhindar

dari panas dan radiasi (Situmorang, 2007).

2.1.1. Komposisi Atmosfer

Komposisi atmosfer dapat digolongkan pada dua bagian, yaitu komponen

utama (mayor) dan komponen kecil (minor). Komponen utama atmosfer adalah

bagian komposisi udara yang paling besar, yaitu misalnya pada udara kering pada

bagian bawah mengandung 78,08% nitrogen, dan 20,95% oksigen. Sedangkan

komponen kecil atmosfer adalah komponen udara dalam jumlah sedikit, seperti

0,934% argon. Udara dapat mengandung sebanyak 0,1 - 5% uap air, dan kadar

normal adalah berada pada skala 1 – 3 %. Kadar gas mulia pada udara di lapisana

atmosfer bagian bawah adalah berupa gas: neon 1,818 x 10-3 %, helium 5,24 x 10-4%,

krypton 1,14 x 10-4%, dan xenon 8,7 x 10-6

% (Situmorang, 2007).

7

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2.1.2 Bagian-bagian Atmosfer

Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan yaitu troposfer, statosfer, mesosfer dan

thermosfer.

a. Lapisan Troposfer

Lapisan yang paling dalam disebut juga troposfer yang tebalnya sekitar 17 km

di atas permukaan bumi. Sekitar 99 % dari gas yang non polusi dalam udara kering

yang terdapat pada troposfer yang kita hirup, terdiri dari dua jenis gas, yaitu gas

nitrogen (78%) dan oksigen (21%). Sisanya adalah gas argon yang kurang dari 1 %,

dan karbondioksida sekitar 0,035 %. Udara dalam troposfer juga mengandung uap

air yang jumlahnya sekitar 0,01 % di daerah subtropis, dan sekitar 5 % di daerah

tropis yang lembab. Temperatur pada puncak troposfer dapat turun sampai dengan -

600

Daerah troposfer ditandai oleh temperatur yang semakin rendah apabila

ketinggian bertambah. Dikarenakan semakin jauh jarak dari permukaan bumi, maka

panas yang diradiasikan bumi semakin berkurang, Temperatur troposfer diperkirakan

akan meningkat ± 1,5

C (Mulia, 2005).

0

b. Lapisan Stratosfer

C dalam seratus tahun mendatang dikarenakan meningkatnya

gas-gas penyebab rumah kaca seperti CO2, CFC, CH3, NO, perfluoro carbon, dan

carbon tetra fluorida. Kenaikan temperatur ini akan disertai perubahan cuaca, banjir

didaerah pesisir karena naiknya permukaan laut (Soemirat Slamet, 2004).

Lapisan stratosfer mempunyai ketebalan sekitar 30 km sehingga jarak dari

permukaan bumi sekitar 17 km sampai dengan 48 km di atas permukaan bumi.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Temperatur antara -20C sampai dengan -60 0C. Dalam lapisan ini terdapat gas ozon

(O3) yang dapat menyaring 99% sinar berbahaya dari matahari yaitu radiasi sinar

ultraviolet. Fungsi dari filter gas O3 yang tipis dalam stratosfer ini ialah mencegah

intensitas sinar matahari merusak bumi dan isinya, yaitu mencegah kanker kulit,

kanker mata dan katarak. Selain itu, lapisan ozon juga mencegah kerusakan tanaman

dan hewan air. Dengan menyaring radiasi energi tinggi dari sinar ultraviolet, lapisan

ozon juga menyimpan cadangan oksigen (O2

Sejumlah kecil ozon yang yang terbentuk dalam lapisan troposfer merupakan

hasil buangan gas dari aktivitas manusia. Gas ozon dalam troposfer merusak tanaman,

sistem saluran pernapasan manusia dan hewan serta bahan-bahan yang terbuat dari

karet. Sehingga dalam kehidupan makhluk hidup sangat bergantung terhadap “ozon

yang baik” yang berada di lapisan stratosfer dan sedikit “ozon yang buruk” dalam

lapisan troposfer. Sayang sekali aktivitas manusia dapat menurunkan kadar ozon dari

stratosfer dan menaikkan kadar ozon dalam troposfer (Darmono, 2001).

) dalam lapisan troposfer sebelum

berubah menjadi ozon.

c. Lapisan Mesosfer

Lapisan Mesosfer merupakan lapisan di atas stratosfer, memiliki ketinggian

sekitar 80 km. Mesosfer memiliki temperatur minimum sampai -800

atmosfer

C. Mesosfer

adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu akan berkurang dengan

pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat

di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari

angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

bumi biasanya terbakar di lapisan ini. Antara lapisan Mesosfer dengan lapisan

atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.

d. Lapisan Thermosfer

Lapisan thermosfer merupakan lapisan yang berada di atas lapisan mesosfer.

Wilayah thermosfer kaya akan ion dan ketinggiannya sampai 1600 km dari

permukaan bumi. Pada wilayah ini temperatur sangat tinggi karena adanya energi

matahari dan radiasi kosmik (Mulia, 2005).

Tabel 2.1 Pembagian Lapisan Atmosfer Menurut Perbedaan Suhu (Soemirat Slamet, 2004)

Wilayah Temperatur (0 Ketinggian (km) C) Senyawa kimia yang utama

Troposfer 15 sampai -56 0 sampai (10-16) N2, O2, CO2, H2O

Stratosfer -56 sampai -2 (10-16) sampai 50 O3

Mesosfer -2 sampai – 92 50 sampai 85 O2+, NO+

Termosfer -92 sampai 1200 85 sampai 500 O2+, O+, NO+

Sumber: Manahan, Stanley E., 1972, h. 285

2.1.3. Pengaruh Manusia Terhadap Komposisi Atmosfer

Perubahan komposisi atmosfer sering dihubungkan dengan aktivitas manusia.

Satu hal yang disoroti adalah bahwa perubahan komposisi atmosfer telah berpengaruh

terhadap perubahan iklim secara global. Aktivitas manusia seperti emisi partikel dan

gas berbahaya ke atmosfer, pembuangan karbondioksida melalui pembakaran bahan

bakar fosil, dan kegiatan lainnya telah mengubah komposisi atmosfer yang cendrung

memberikan dampak yang negatif.

Permasalahan yang paling banyak dibicarakan dari perubahan komposisi

atmosfer adalah adanya efek rumah kaca dan rusaknya lapisan ozon pada daerah

stratosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia melalui emisi freon. Harus disadari

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

bahwa aktivitas manusia melalui pengembangan teknologi, industri dan jasa untuk

mencapai kesejahteraan umat manusia harus didukung, dan mungkin akan

berkontribusi terhadap peningkatan polutan ke atmosfer (Situmorang, 2007).

2.2. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia

ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat

dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan

efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material. Selain itu pencemaran udara

dapat pula dikatakan sebagai adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam

konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik di atmosfer dan

mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya (Mukono, 2005).

Pencemaran udara menimbulkan masalah kesehatan di seluruh dunia serta

paling sering dihubungkan dengan pabrik, industri, dan dengan udara luar. Bahaya

pencemaran udara di dalam rumah terhadap kesehatan ternyata sering kali lebih buruk

dibandingkan dengan polusi udara luar, bahkan di sebuah kota industri sekalipun.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pencemaran udara dapat menyebabkan karat dari cat,

bangunan, patung, dan kerusakan tanaman dan tumbuh-tumbuhan. Juga dapat

menyebabkan gangguan pada manusia mulai dari iritasi mata, sakit kepala, asthma,

bronchitis, emphysema dan kanker paru. Pencemaran udara terutama merusak paru-

paru dan saluran pernafasan, walaupun kerusakan dapat terjadi pula pada organ tubuh

lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2.2.1. Pencemaran Udara Global

Akhir-akhir ini banyak dibicarakan sinar infra merah matahari yang

terperangkap gas penyerap sinar infra merah. Gas penyerap sinar infra merah yang

dinamakan gas rumah kaca (GRK), terutama terdiri dari gas karbon dioksida (CO2),

metan (CH4), nitrogen oksida (NO), ozon (O3

Para pakar internasional mengadakan banyak pertemuan antara lain

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan World Climate Programme

(WCP) yang dibahas dalam sidang Second World Climate Conference (SWCC) pada

bulan Oktober tahun 1990 di Geneva dan dimuat dalam Ministrial Declaration. Pada

pertemuan tersebut diinformasikan hasil kajian IPCC bahwa akan terjadi peningkatan

suhu udara bumi sebesar 2-5 Celcius dalam kurun waktu 100 tahun pada keadaan laju

emisi gas rumah kaca seperti saat ini.

), dan gas buatan manusia seperti

chloro-fluoro carbon (CFC). GRK berkumpul dan membentuk lapisan yang mengitari

bumi dengan menyerap sinar infra merah dan menahan panas bumi lepas ke ruang

angkasa

Terjadinya pencemaran udara memberikan efek secara global, seperti

perubahan suhu udara. Perubahan suhu tersebut dapat mengakibatkan perubahan

iklim dunia dan permukaan air laut naik (Mukono, 1997).

Lebih jelas lagi, efek global pencemaran udara yang dikhawatirkan akan

terjadi oleh para pakar adalah:

1. Perubahan karakterisitik fisik dan kimia dari atmosfer, yang berupa hilangnya

keseimbangan radiasi di bumi sehingga dapat menyebabkan terjadinya

perubahan iklim.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2. Timbulnya efek rumah kaca (ERK)

3. Kebocoran lapisan ozon di daerah troposfer

4. Hujan asam dengan segala akibatnya

2.3. Gas Rumah Kaca (GRK)

Gas rumah kaca atau greenhouse gases adalah gas-gas yang menyebabkan

terjadinya efek rumah kaca (ERK). Di dalam atmosfer, disamping terdapat uap air

(H2O) dan karbondioksida (CO2),terdapat juga gas rumah kaca (GRK) lain yang

terpenting yang berkaitan dengan pencemaran dan pemanasan global yaitu metana

(CH4), ozon (O3) , (dinitrogen oksida) (N2

1. Uap air

O), dan chlorofluorocarbon (CFC)

(Soemarwoto, 2001).

Uap air bersifat tidak terlihat dan harus dibedakan dari awan dan kabut yang

terjadi ketika uap membentuk butir-butir air. Sumber terjadinya uap air ketika

terjadinya siklus air yaitu pada proses penguapan air laut, sungai, gletser dan sumber

air lainnya. Sebenarnya uap air merupakan penyumbang terbesar bagi efek rumah

kaca. Jumlah uap air dalam atmosfer berada di luar kendali manusia dan dipengaruhi

terutama oleh suhu global. Jika bumi menjadi lebih hangat, jumlah uap air di

atmosfer akan meningkat karena naiknya laju penguapan. Ini akan meningkatkan efek

rumah kaca serta makin mendorong pemanasan global.

2. Karbon dioksida (CO2

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan

global yang sedang ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Sumbangan utama

manusia terhadap jumlah karbon dioksida dalam atmosfer berasal dari pembakaran

)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas bumi. Misalnya pembakaran

metana akan menghasilkan karbondioksida dan air. Selain itu, penebangan,

pembakaran dan konversi hutan juga meghasilkan emisi CO2

Karbondioksida tidak berbau, tidak toksis, dan larut di dalam air.

Mengabsorbsi sinar inframerah dari matahari, kemudian memancarkan kembali, uap

air akan menangkap bagian dari radiasi yang sedang berjalan. Meningkatnya

konsentrasi gas CO

.

2

Telah diduga bahwa kenaikan CO

tersebut di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya kenaikan

intensitas efek rumah kaca (ERK) dan pemanasan global.

2 atmosfer sebanyak dua kali yaitu dari

0,03% sampai 0,06 % mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi di dunia

sebanyak 4,25o

Penanggulangan emisi CO

F. Kenaikan suhu ini mengakibatkan bertambahnya pelelehan gunung

es dan salju, dan kemungkinan menyebabkan betambahnya kedalaman laut. Tetapi

hal ini tidak akan terjadi jika diperhitungkan kebutuhan enersi untuk melelehkan es

(Fardiaz, 1992).

2 diantaranya dengan mengefisiensikan

penggunaan energi seperti dalam industri, transportasi, dan rumah tangga.

Penanggulangan lainnya yaitu mengembangkan sumber energy yang tidak

menghasilkan CO2

3. Ozon

, mengendalikan pemanfaatan hutan, dan meningkatkan reboisasi

(Sunu, 2001).

Ozon adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami di atmosfer

(troposfer, stratosfer). Di troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil sampingan

yang terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan bermotor.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Molekul ozon juga dapat terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet. Ozon merupakan

gas yang tidak stabil, berwarna biru, mudah mengoksidasi, dan bersifat iritan yang

kuat terhadap saluran pernafasan. Ozon didapat secara alamiah di stratosfer dan

sebagian kecil di dalam troposfer. Ozon didapat dari berbagai sumber seperti

peralatan listrik bervoltase tinggi, peralatan sinar rontgen, dan spektograf. Karena

ozon bersifat bakterisidal, maka Ozon sering dibuat untuk dipakai sebagai

desinfektan. (Soemirat Slamet, 2004).

Ozon yang berada di stratosfer adalah ozon yang berakibat baik bagi makhluk

hidup di bumi, karena akan berfungsi sebagai filter/ penghambat dari pancaran sinar

ultraviolet yang berasal dari matahari. Sedangkan ozon yang yang berada di troposfer

mempunyai akibat yang tidak baik bagi makhluk hidup di bumi, karena merupakan

gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global (Sunu, 2001).

4. Metan (CH4

Metana adalah gabungan kimia antara unsur formula molekul CH

)

4. Metana

ini adalah alkae yang sederhana dan merupakan gas alam yang utama. Metana ini

cukup melimpah dan pambakarannya cukup bersih, sehingga bias dijadikan bahan

bakar dan biasanya dikonversi menjadi methanol. Metana adalah gas rumah kaca lain

yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme

tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara (anaerob). Gas ini juga

dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa sehingga

disebut juga gas rawa. Metana mudah terbakar, dan menghasilkan karbon dioksida

sebagai hasil sampingan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Sebagai sumber metan adalah daerah pertanian, padi-padian dan daerah

peternakan. Terjadinya peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan terjadinya

peningkatan kegiatan pertanian, peternakan dan industri sehingga pada akhirnya akan

menyebabkan terjadinya peningkatan produksi gas metan pula. Saat ini kadar gas

metan di atmosfer diperkirakan sekitar 1,7 ppm (Mukono, 1997).

5. Dinitrogen oksida (NO2

Dinitrogen oksida adalah juga gas rumah kaca yang terdapat secara alami.

Dulunya gas ini digunakan sebagai anastesi ringan, yang dapat membuat orang

tertawa sehingga juga dikenal sebagai gas gelak. Tidak banyak diketahui secara

terinci tentang asal dinitrogen oksida dalam atmosfer. Diduga bahwa sumber

utamanya, yang mungkin mencakup sampai 90 persen, merupakan kegiatan

mikroorganisme dalam tanah. Pemakaian pupuk nitrogen meningkatkan jumlah gas

ini di atmosfer. Dinitrogen oksida juga dihasilkan dalam jumlah kecil oleh

pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, gas bumi) (Rifa, 2010).

)

6. Cholorofluorocarbon (CFC)

Chlorofluorocarbon (CFC) adalah sekelompok gas buatan. CFC mempunyai

sifat-sifat, misalnya tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan amat stabil sehingga

dapat digunakan dalam berbagai peralatan dan mulai digunakan secara luas setelah

Perang Dunia II.

Chlorofluorocarbon yang paling banyak digunakan mempunyai nama dagang

‘Freon’. Dua jenis chlorofluorocarbon yang umum digunakan adalah CFC R-11 dan

CFC R-12. Zat-zat tersebut digunakan dalam proses mengembangkan busa, di dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

peralatan pendingin ruangan dan lemari es selain juga sebagai pelarut untuk

membersihkan microchip (Mukono, 1997).

Tingkat gas rumah kaca utama (dengan kekecualian uap air) cenderung

meningkat sebagai akibat peningkatan kegiatan manusia. CO2 dihasilkan ketika

bahan bakar fosil yaitu batubara dan minyak bumi digunakan untuk menghasilkan

energi, serta hutan ditebang dan dibakar. Metana dan N2

Gas rumah kaca bekerja seperti kaca pada rumah kaca. Radiasi matahari yang

masuk ke bumi dalam bentuk gelombang pendek menembus atmosfer bumi dan

berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah

mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang dipantulkan kembali ke atmosfer.

Namun sayangnya, tidak semua gelombang panjang yang dipantulkan kembali oleh

bumi dapat menembus atmosfer menuju angkasa luar karena sebagian dihadang dan

diserap oleh gas-gas yang berada di atmosfer disebut

O dihasilkan dari kegiatan

pertanian dan perubahan penggunaan lahan serta sumber lainnya. Gas buangan

kendaraan dan industri menghasilkan gas yang tahan lama seperti CFC, HFC, dan

PFC. GRK tersebut telah merubah cara atmosfer menyerap energi, yang hasilnya

dikenal sebagai peningkatan efek rumah kaca (Prasetyowati, 2008).

gas rumah kaca (GRK).

Akibatnya radiasi matahari tersebut terperangkap di atmosfer bumi. Karena peristiwa

ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi radiasi matahari di

atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat. Peristiwa

alam ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK), karena peristiwanya serupa dengan

proses yang terjadi di dalam rumah kaca. Jadi peristiwa efek rumah kaca bukanlah

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

efek yang ditimbulkan oleh gedung-gedung kaca, seperti yang selama ini sering

disalahartikan. Semakin tinggi kadar Gas Rumah Kaca (GRK), makin tinggi Efek

Rumah Kaca (ERK) dan makin tinggi pula suhu atmosfer ( Soemarwoto, 2004).

Gas rumah kaca terbentuk dalam alam secara langsung maupun sebagai akibat

pencemaran. Gas rumah kaca di dalam atmosfer menyerap sinar inframerah yang

dipantulkan oleh bumi. Waktu tinggal GRK di dalam atmosfer juga mempengaruhi

efektivitasnya dalam menaikkan suhu. Makin panjang waktu tinggal gas rumah kaca

di dalam atmosfer, makin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikkan suhu. Waktu

terpendek adalah metana (sekitar 10 tahun), dan terpanjang adalah CO2

Keberadaan gas rumah kaca penting dalam mempertahankan suhu atmosfer

yang konstan. Akan tetapi, konsentrasi karbondioksida dan gas rumah kaca lain

menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi daripada yang pernah terjadi dalam

160.000 tahun ini. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca ini dapat menyebabkan

peningkatan suhu bumi, yang disebut sebagai “Peningkatan Efek Rumah Kaca”.

Besarnya peningkatan ini tidak diketahui. Akan tetapi, jika emisi gas-gas rumah kaca

saat ini terus berlanjut maka diperkirakan pada tahun 2030 suhu permukaan bumi

akan meningkat sampai 3

(50-200

tahun).

0C (rentangnya 1,5-4,5 0

Gas rumah kaca dari emisi antropogenik berasal dari beberapa sumber dilihat

dari beberapa sektor, yaitu

C).(Widyastuti, 2006).

a. Sektor energi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Pemanfaatan bahan bakar fosil seperti minyak bumi,batu bara dan gas secara

berlebihan dalam berbagai kegiatan merupakan penyebab utama dilepaskannya emisi

gas rumah kaca ke atmosfer. Pembangkitan listrik, penggunaan alat-alat elektronik

seperti AC, TV, komputer, penggunaan kendaraan bermotor dan kegiatan industri

merupakan contoh kegiatan manusia yang meningkatkan emisi GRK di atmosfer.

b. Sektor kehutanan

Kegiatan pengrusakan hutan, penebangan hutan, perubahan kawasan hutan

menjadi bukan hutan, menyebabkan lepasnya sejumlah emisi GRK yang sebelumnya

disimpan di dalam pohon.

c. Sektor pertanian dan peternakan

Dari sektor pertanian, emisi GRK terutama metana dihasilkan dari sawah yang

tergenang, pemanfaatan pupuk, pembakaran padang sabana, dan pembusukan sisa-

sisa pertanian. Dan dari sektor peternakan, emisi GRK berupa gas metana (CH4)

dilepaskan dari kotoran ternak yang membusuk. GRK berupa metana juga dihasilkan

dari sampah (Trismidianto, dkk, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Gambar Lampiran 1. Penyebab Gas Rumah Kaca Sumber :

putraprabu.wordpress.com

2.3.1. Efek Rumah Kaca (ERK)

Efek rumah kaca pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun

1824, sebagai ahli fisika dan matematika dari Perancis. Penemuan Fourier ini

diteruskan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Svante Arrhenius pada

tahun 1894. Efek rumah kaca merupakan sebuah proses dimana atmosfer

memanaskan sebuah planet, seperti mars, Venus, Saturnus, Titan dan bumi. Efek

rumah kaca dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu, efek rumah kaca alami yang

terjadi secara alami di bumi dan efek rumah kaca yang meningkat akibat aktivitas

manusia (Susanta, 2008).

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada

di bumi, karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur

rata-rata sebesar 15 0 C (590F), bumi sebenarnya telah lebih panas 330C (590F) dari

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

temperatur semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -180

Efek rumah kaca atau greenhouse effect merupakan pangalaman para petani di

daerah beriklim sedang yang menanam seperti sayur-sayuran, biji-bijian, buah-

buahan di dalam rumah kaca. Pada siang hari sinar matahari menembus kaca,

dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai

gelombang panas yang berupa sinar inframerah. Oleh karena itu, udara di dalam

rumah kaca suhunya naik dan panas yang dihasilkan terperangkap di dalam ruangan

rumah kaca dan tidak tercampur dengan udara di luar rumah kaca. Akibatnya, suhu di

dalam ruangan rumah rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di luarnya dan hal

tersebut dikatakan sebagai efek rumah kaca.

C sehingga

es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas

tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global

(Rusbiantoro, 2008).

Sebagian besar bahan polutan akan terkumpul di bagian bawah atmosfer

(yang disebut sebagai troposfer) dan dapat menganggu keseimbangan radiasi, yang

berakibat terganggunya absorbsi radiasi gelombamg panjang dari bumi oleh atmosfer.

Bahan polutan yang mengganggu keseimbangan tersebut adalah karbondioksida

(CO2), Freon (CFC), ozon (O3), metan (CH4), dan nitrogen oksida (NO). Dari

polutan gas tersebut yang paling besar memberikan kontribusi untuk terjadinya Efek

Rumah Kaca (ERK) adalah gas CO2 (55%), dan CFC yaitu sebesar 25%. (Mukono,

1997).

Efek rumah kaca dapat pula dialami dalam mobil yang diparkir di udara

terbuka yang panas dengan jendela tertutup. Dari pancaran sinar matahari yang

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

sampai ke bumi setelah melalui penyerapan berbagai sinar di atmosfer sebagian

radiasi tersebut dipantulkan dan diserap oleh bumi. Radiasi yang diserap dipancarkan

lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang bergelombang panjang. Sinar

inframerah tersebut di atmosfer akan diserap oleh gas-gas rumah kaca seperti uap air

dan CO2, sehingga tidak terlepas ke luar angkasa dan menyebabkan panas

terperangkap di troposfer dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu di bumi dan

lapisan troposfer. Hal tersebutlah yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca di

bumi (Sunu, 2001).

Gambar Lampiran 2. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca. Sumber :

putraprabu.wordpress.com

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2.4. Refrigeran

2.4.1. Pengertian Refrigeran

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau

mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda

atau udara yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya ke udara

sekeliling di luar benda/ruangan yang didinginkan (Awaluddin, 2006).

Refrigeran yang umum digunakan adalah yang termasuk kedalam keluarga

chlorinated fluorocarbons (CFCs) disebut juga Freons): R-11, R-12, R-21, R-22 dan

R-502.

2.4.2. Jenis-Jenis Refrigeran

Refrigeran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

A. Refrigeran Sintetik

Refrigeran sintetik tidak terdapat di alam dan dibuat oleh manusia dari unsur-

unsur kimia. Refrigeran sintetik dikenal dengan sebutan CFC (chlorofluorocarbon),

HCFC (hydrochloro-fluorocarbon), dan HFC (hydrofluorocarbon).

a. Refrigeran CFC (chlor-fluor-carbon)

Refrigeran ini terdiri dari unsur chlor (Cl), Fluor (F) dan carbon (C).

Contoh dari refrigeran ini adalah R-11 (CFC-11), R-12 (CFC-12). Karena

tidak mengandung hidrogen CFC adalah senyawa yang sangat stabil dan tidak

mudah bereaksi dengan zat lain meskipun terlepas ke atmosfir. Dan karena

mengandung chlor CFC merusak ozon di atmosfer (stratosfer) jauh di atas

muka bumi. Zat ini memiliki nilai potensi merusak ozon yang tinggi (Ozon

Depletion PotensialODP = 1).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

b. Refrigeran HCFC (Hydro-Chlor-Fluor-Carbon)

Refrigeran ini terdiri dari unsur Hydrogen (H), chlor (Cl), fluor (F) dan

carbon (C). Meskipun mengandung khlor (Cl), yang merusak lapisan ozon,

zat ini juga mengandung hydrogen (H), yang membuat zat ini menjadi kurang

stabil jika berada di atmosfer, sehingga sebagian besar akan terurai pada

lapisan atmosfer bawah dan hanya sedikit yang mencapai lapisan ozon. Oleh

sebab itu HCFC memiliki ODP yang rendah. Contoh refrigeran ini adalah R-

22 (HCFC-22).

c. Refrigeran HFC (Hydro-Fluoro-Carbon)

Refrigeran ini tidak memiliki unsur chlor. Oleh sebab itu refrigeran ini

tidak merusak lapisan ozon dan nilai ODP nya sama dengan nol. Contoh dari

refrigeran ini adalah R-134a (HFC -134a), R-152a (HFC-152a), R-123

(HFC123) (Kementian Lingkungan Hidup, 2006).

B. Refrigeran Alami

Refrigeran alami adalah refrigeran yang dapat ditemui di alam, namun

demikian masih diperlukan pabrik untuk penambangan dan pemurniannya. Contoh

refrigeran alami yang sering digunakan adalah HC (hidrokarbon), CO2

(karbondioksida), air (H2O), udara dan ammonia (NH3

Tabel 2.2. Beberapa Refrigeran dan Nilai ODP/ Ozone Depleting Potential

). Jenis refrigeran ini tidak

mengandung chlor oleh sebab itu refrigeran ini tidak merusak lapisan ozon (ODP/

Ozone Depleting Potential=0) (Kementrian Lingkungan Hidup, 2006).

Refrigeran Nilai ODP R-11 1 R-12 1

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

R-22 0,056 R134-a 0

Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup, 2006

Ozone Depleting Potential (ODP) adalah kemampuan zat-zat perusak ozon/

ODS (Ozone Depleting Substances) untuk merusak lapisan ozon secara umum. Nilai

ODP dari beberapa bahan ODS biasanya dibandingkan relatif terhadap dampak

kerusakan yang ditimbulkan CFC. Semakin besar nilai ODP bahan-bahan tersebut

semakin berpotensi untuk merusak lapisan ozon.

Tabel 2.3. Pengelompokkan mesin refrigeran berdasarkan aplikasinya Jenis Mesin Refrigeran Contoh

Refrigerasi Domestik (rumah tangga) Lemari es, dispenser air Refrigerasi Komersial Pendingin minuman botol, box es krim,

lemari pendingin supermarket ukuran kecil Refrigerasi Industri Pabrik es, cold storage, mesin pendingin

untuk industri proses Refrigerasi Transport Refrigerated truck, train and containers Pengkondisian Udara Domestik dan Komersial

AC window, split, dan package

Chiller Water cooled and air cooled chillers Mobile Air Condition AC mobil

Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup, 2006

Dalam memilih tabung refrigeran maka kita harus memeriksa warna tabung.

Tabung jenis refrigeran menurut standard internasional harus diberi warna yang khas.

Tabel 2.4. Jenis warna untuk tabung tiap jenis refrigeran Jenis Refrigeran Warna

R-11 Orange R-12 Putih R-134a Biru langit muda R-22 Hijau muda Hidrokarbon pengganti R-12 (HCR-12) Putih, mengikuti refrigerant yang

digantikannya Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup, 2006

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Dalam memilih CFC/Freon maka perlu diperiksa identitas refrigeran pada

tabung. Pada tabung atau kardus pembungkus seharusnya terdapat keterangan yang

meliputi :

a. Merek

b. Jenis refrigerant, nomor CAS, nomor UN

c. Nama dan alamat pabrik pembuat

d. Keterangan keamanan

Namun demikian karena adanya pembatasan impor merek dan jenis

refrigerant yang tertulis pada tabung biasanya tidak sama dengan refrigeran di dalam

tabung.

R-12 dan R-134a yang beredar di Indonesia saat ini sebagian besar tidak

mempunyai merek dan pabrik pembuat yang jelas. Banyak ditemui tabung-tabung

yang bertuliskan sebagai R-134a, tetapi setelah diteliti ternyata berisi 95 – 100% R-

12.(Kementrian Lingkungan Hidup, 2006).

Refrigeran 134a yang asli mempunyai nomor seri produksi yang unik pada

setiap kardus dan tabungnya. Tabung refrigeran palsu pada umumnya mempunyai

nomor seri yang sama untuk setiap tabung.

2.4.3. CFC (Chlorofluorocarbon)

2.4.4. Pengertian CFC (Chlorofluorocarbon)

Chlorofluorocarbon (CFC) merupakan salah satu jenis refrigeran sintetik.

Chlorofluorocarbon (CFC) adalah segolongan zat kimia yang merusak lapisan ozon

di stratosfer (ozon depleting substances, ODS). Nama dagang dari CFC adalah Freon.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

CFC mulai diproduksi pada tahun 1920 dan digunakan di industri sejak tahun 1930.

Chlorofluorocarbon berupa gas yang tidak beracun, tidak mudah bereaksi dengan zat

lain, tidak korosif, tidak terbakar dan tidak meledak sehingga merupakan gas yang

sangat ideal untuk industri. Penggunaan dan produksinya meningkat dengan pesat.

Tetapi kemudian diketahui, Chlorofluorocarbon merupakan zat perusak lapisan ozon

stratosferik. (Soemarwoto, 2004).

CFC merupakan molekul yang mengandung klorin, fluorin dan karbon,

mempunyai kontribusi sebesar 25%. Gas CFC merupakan gas buatan manusia. CFC

sering juga disebut sebagai klorofluorometan (CFM), dan pabrik Du Pont

menamakannya Freon. Jika molekulnya hanya mengandung fluorin, klorin dan

karbon disebut fully hydrogenated (CFC), sedangkan jika mengandung hidrogen,

klorin, fluorin dan karbon disebut sebagai hidroklorofluorocarbon (HCFC).

(Mukono, 1997).

2.4.5. Jenis-Jenis CFC dan penggunaanya

Beberapa jenis CFC yang umum digunakan yaitu

1. CFC-11, yaitu digunakan pada bidang pendingin Chiller Sentrifugal, sebagai

pengembang busa dan pelarut.

2. CFC-12, digunakan untuk pendingin lemari es rumah tangga, dispenser air,

pendingin minuman botol, display cabinet di supermarket, cold storage, AC

mobil, chiller dan pengembang busa.

3. CFC-22, digunakan pada AC rumah tangga dan komersial, chiller, dan cold

storage.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Sejak tahun 1975, jumlah CFC yang memasuki atmosfer diperkirakan

sebanyak 650.000 – 750.000 ton per tahun. Unsur aktif yang mengurangi lapisan

ozon adalah atom khlorin yang merupakan hasil penguraian CFC yang mengabsorbsi

UV berenersi tinggi (Mukono, 1997).

2.4.6. Reaksi Pelepasan CFC di atmosfer

Kejadian bocornya CFC ke udara sangat mungkin terjadi, misalnya kebocoran

pada Air Conditioner. CFC terbebas ke udara dan bergerak ke lapisan stratosfer.

Dalam lapisan stratosfer di bawah pengaruh radiasi sinar ultraviolet berenergi tinggi,

bahan tersebut terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat

pemecahan ozon menjadi gas oksigen (O2). Diperkirakan satu atom klor akan dapat

mengurai 100.000 molekul O3

CFC yang sangat stabil dan tidak mudah bereaksi dengan zat apapun,

menyebabkan zat ini mampu naik sampai ke lapisan stratosfer. Pada lapisan ini

terdapat radiasi sinar ultra ungu dengan intensitas tinggi yang berasal dari matahari.

Radiasi yang kuat ini mampu memutuskan ikatan atom-atom khlor pada CFC

(Darmono, 2001).

.

Atom khlor (Cl) yang terputus akan menjadi radikal bebas yang sangat reaktif,

dan akan bereaksi dengan ozon yang banyak terdapat di stratosfer. Reaksi ini

menyebabkan ozon rusak dan terurai menjadi molekul khlorin monoksida (ClO) dan

molekul oksigen (O2).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Molekul khlorine monoksida (ClO) masih bersifat radikal dan bereaksi

dengan atom oksigen (O) yang seharusnya dapat ,membentuk ozon dengan molekul

oksigen (O2). Reaksi ini mengakibatkan tercegahnya pembentukan ozon (O3). Hasil

reaksi adalah molekul oksigen (O2

) dan atom khlor (Cl).

Reaksinya yaitu

CFC12 (CCl2F2) + UV Cl + CClF2

Cl + O

,

3

ClO + O Cl + O

ClO + O2,

Atom khlor ini menjadi radikal lagi dan kembali akan merusak ozon yang

lain. Reaksi ini terjadi berulang-ulang sehinnga 1 atom klhor dapat merusak puluhan

ribu molekul ozon. Di samping itu, puluhan ribu ozon juga gagal terbentuk sebagai

akibat berikatannya atom oksigen (O) oleh khlorin monoksida (ClO). Karena

banyaknya molekul CFC yang terlepas ke atrmosfer, maka jumlah ozon semakin

lama semakin berkurang dan timbul lubang ozon khusunya di daerah kutub dan

utamanya di kutub selatan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2006).

2

Reaksi berantai ini dikenal sebagai ‘rantai ClOx’. Rantai ClOx ini dapat

diputuskan sementara apabila terjadi reaksi kompetitif dengan lain molekul seperti

NO2 dan terbentuk chlorin nitrat. Senyawa ini terbentuk di malam hari, berfungsi

sebagai reservoir Cl untuk beberapa jam atau dua-tiga hari. Reservoir lain yang

penting adalah HCl. Esok harinya sinar UV akan mengahancurkan senyawa-senyawa

reservoir ini; Cl dilepas yang kemudian masuk kembali ke dalam rantai ClOx.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Dengan demikian lapisan ozon akan terus menerus mengalami perusakan (Soemirat

Slamet, 2004).

Gambar Lampiran 3. Reaksi Perusakan Ozon Oleh Klorin pada CFC Sumber :

www.acehpedia.org

2.4.7. Pemanfaatan Air Conditioner pada mobil

Air Conditioner adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur atau

mengkondisikan kualitas udara yang meliputi sirkulasi udara, mengatur kelembaban

udara, mengatur kebersihan udara dan untuk memurnikan udara (purification).

Apabila di dalam ruangan temperatur tinggi, maka panas yang di ambil agar

temperatur turun disebut pendinginan. Sebaliknya ketika temperatur di dalam ruangan

rendah, maka panasyang di ambil agar temperatur naik disebut pemanasan (Awaluddin,

2006).

Sistem penyejuk udara atau AC sudah menjadi kebutuhan yang tergolong

penting bagi penumpang, baik bagi penumpang mobil angkutan umum maupun

pribadi. Dengan menggunakan AC di samping memperoleh kenyamanan, keamanan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

penumpang pun akan lebih terjamin karena pintu dan jendela mobil harus ditutup

pada saat AC dihidupkan. Itulah sebabnya pemasangan AC pada mobil-mobil

sekarang ini semakin banyak. Hal ini juga telah membuka lapangan kerja baru di

bidang servis dan reparasi AC mobil (Anonimous, 2008).

Fungsi AC (Air Conditioner) pada mobil adalah sebagai berikut:

1. Memberikan udara sejuk di dalam ruangan mobil.

2. Menghindari udara kotor masuk ke dalam ruangan mobil.

3. Menghilangkan kondensasi pada kaca mobil dengan cepat terutama saat hujan

dan udara lembab/pengembunan.

Ketika sistem Air Conditioner pada mobil tak lagi sejuk, umumnya pemilik

mobil langsung ke bengkel AC untuk mengecek AC mobil-nya agar bisa kembali

sejuk kesedia kala. Perawatan AC mobil sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sampai 1

tahun sekali namun hal ini tergantung juga dari pemakaian dan interior mobil yang

digunakan. Walaupun AC mobil masih dingin, service AC mobil minimal tetap

dilakukan setiap 1 tahun sekali. Service yang dilakukan yaitu pemeriksaan kebocoran

AC, pembersihan evaporator, ganti oli compressor, penggantian Freon dan

pemeriksaan filter dryer. Untuk jenis CFC yang digunakan pada AC mobil yaitu pada

mobil keluaran tahun 1996, sudah seharusnya menggunakan freon R134a. Freon R12

yang biasa digunakan pada mobil keluaran sebelum 1995 ini memang lebih murah

dibanding R134a, namun efeknya dapat merusak komponen AC mobil dan tidak

ramah lingkungan (KLH, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2.5. Dampak Penggunaan CFC

2.5.1. Dampak terhadap lingkungan

CFC berkontribusi memberikan dampak terhadap lingkungan yaitu

menyebabkan pemanasan global dan terjadinya penipisan lapisan ozon.

2.5.1.1. Pemanasan Global

Radiasi matahari yang masuk ke bumi dalam bentuk gelombang pendek

menembus atmosfer bumi dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai

permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang

dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun sayangnya, tidak semua gelombang panjang

yang dipantulkan kembali oleh bumi dapat menembus atmosfer menuju angkasa luar

karena sebagian dihadang dan diserap oleh gas-gas yang berada di atmosfer disebut

gas rumah kaca (GRK). Akibatnya radiasi matahari tersebut terperangkap di atmosfer

bumi. Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi

akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi

menjadi semakin hangat. Peristiwa alam ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK),

karena peristiwanya serupa dengan proses yang terjadi di dalam rumah kaca. Jadi

peristiwa efek rumah kaca bukanlah efek yang ditimbulkan oleh gedung-gedung kaca,

seperti yang selama ini sering disalahartikan.

Meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer akibat aktivitas manusia di

berbagai belahan dunia, menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di

atmosfer. Makin tinggi kadar gas rumah kaca, makin tinggi efek rumah kaca dan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

makin tinggi pula suhu atmosfer. Akibatnya, suhu rata-rata di seluruh permukaan

bumi meningkat. Peristiwa ini disebut pemanasan global.

Kenaikan suhu atmosfer juga menaikkan suhu permukaan laut. Karena

kenaikan suhu, memuailah air laut. Pemuaian air laut berakibat naiknya volume air

laut yang mengakibatkan naiknya permukaan laut. Efek kenaikan volume air laut oleh

pemuaian diperbesar oleh mencairnya es abadi di pegunungan serta di daerah arktik

dan antarktik. Kenaikan permukaan laut berakibat tergenangnya daerah pantai yang

tidak berlereng. Kenaikan permukaan laut akan mempertinggi abrasi pantai, merusak

pemukiman, tambak, daerah pertanian, jalan dan bangunan lain di tepi pantai yang

landai.

Pemanasan global juga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan

organisme hidup meningkat termasuk organisme pembawa penyakit, misalnya

nyamuk. Dampaknya ialah kenaikan kejadian ledakan penyakit, seperti demam

berdarah, dan meluasnya penyebaran penyakit malaria. Demikian pula pertumbuhan

dan perkembangan hama dan penyakit ternak dan tanaman dipacu sehingga kerugian

yang disebabkan oleh organism itu akan meningkat. (Soemarwoto, 2004).

2.5.1.2.Penipisan Lapisan Ozon

Perusakan lapisan ozon salah satunya disebabkan oleh Chlorofluorocarbon

sehingga terjadilah apa yang disebut dengan lubang ozon. Kerusakan lapisan ozon

disebabkan karena bereaksi dengan radikal chlor. Radikal chlor berasal dari senyawa

CFC (Chlorofluorocarbon) yang banyak digunakan sebagai bahan pendingin AC.

Dengan menipinya lapisan ozon, makin banyak UV bergelombang pendek

yang sampai ke bumi. Lapisan ozon adalah lapisan pelindung atmosfer bumi yang

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV yang datang berlebihan dari sinar

matahari. Sinar UV yang tidak difilter oleh lapisan ozon akan berbahaya bagi

manusia. Selain itu sinar UV yang tidak difilter oleh lapisan ozon, sesampainya di

atmosfer permukaan bumi akan menjadi panas yang mengakibatkan kenaikan suhu

bumi dan akan berakibat pada naiknya permukaan air laut yang menyebabkan

beberapa kota di tepi pantai tenggelam karena mencairnya es di kutub. (Wardhana,

2004)

Dampaknya terhadap kesehatan ialah bertambahnya jumlah penderita kanker

kulit, penyakit mata katarak dan penurunan kekebalan tubuh. Penyakit mata katarak

dapat menyebabkan kebutaan. Penurunan kekebalan tubuh akan mempertinggi

penyakit infeksi. Karena di negara kita penyakit infeksi masih dominan, dampak

lubang ozon adalah penting. Dampak terhadap kesehatan ini menurunkan kinerja

sumber daya manusia. Sinar UV bergelombang pendek juga menurunkan produksi

pertanian, peternakan dan perikanan (Soemarwoto, 2004).

Perjanjian Internasional untuk Perlindungan Lapisan Ozon

Atas prakarsa Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) masyarakat internasional

yang diwakili oleh pemerintah masing-masing Negara anggota, menyepakati

beberapa hal untuk mengurangi atau mencegah meluasnya lubang ozon. Kesepakatan

tersebut dikenal dengan nama Protokol Montreal. Kesepakatan yang terus

diperbaharui setiap dua tahun sekali ini secara garis besar antara lain yaitu

1. Negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Negara-negara di Eropa

wajib menghentikan produksi CFC mulai tahun 1996.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2. Negara-negara berkembang diperbolehkan memproduksi CFC sampai

tahun 2010 dengan kapasitas produksi dikurangi.

3. Mengeliminasi CFC dengan bahan yang tidak merusak ozon.

4. Perlu dilakukan usaha mencegah terlepasnya CFC ke atmosfer

5. Perlu dilakukan sosialisasi tentang bahaya rusaknya lapisan ozon serta

cara-cara pencegahannya. (Kementerian Lingkungan Hidup, 2006).

2.6. Pengendalian Pemakaian CFC

2.6.1. Pemakaian CFC yang aman

Tidak ada ketetapan jumlah pemakaian CFC yang aman. Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari pemilik di bidang pengendalian pencemaran udara

Badan Lingkungan Hidup, maka nilai yang diperoleh untuk pemakaian CFC yang

aman dalam 2 tahun berkisar 1,5 – 2 kg kendaraan yang memanfaatkan Air

Conditioner (AC).

Karena penyebab utama rusaknya lapisan ozon adalah Chlorofluorocarbon

(CFC), maka perlu dilakukan penanggulangan penggunaan CFC/Freon dalam

kehidupan sehari-hari khusunya yang berhubungan dengan AC mobil yaitu :

a. Bengkel mobil untuk pengisian Freon harus dapat mendaur ulang Freon dari

mobil yang ber-AC. Daur ulang dapat dilakukan dengan menggunakan mesin

recovery, recycle, dan recharging.

b. Mobil yang menggunakan Freon untuk AC yang mudah bocor harus diganti atau

dihentikan.

c. Para teknisi sebaiknya memahami Memahami bahaya yang timbul akibat

rusaknya lapisan ozon.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

d. Berusaha mencegah terlepasnya CFC ke udara pada setiap tindakan servis

e. Mengetahui jenis-jenis refrigeran baru pengganti CFC dan penggunaannya.

f. Mengetahui cara-cara penanganan refrigeran CFC dan refrigeran baru pada saat

servis dan retrofit (penggantian refrigeran).

2.6.2. Pengganti CFC pada AC mobil

Pada tahun 1985-1988 setelah ditemukannya fenomena perusakan lapisan

ozon yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan freon (refrigeran) R12 pada

sistem AC mobil maka berkembang cara untuk mengatur penggunaan dan jadwal

produksinya sehingga semaksimal mungkin tidak lagi menggunakan freon R12 pada

mobil-mobil yang diproduksi sejak 1989. Targetnya adalah tahun 2000 lalu semua

produksi otomotif tidak lagi diperbolehkan menggunakan Freon R12 pada produksi

barunya.

Salah satu cara pengendalian dari pamakaian CFC yaitu dengan

mengeliminasi produk CFC dengan bahan-bahan yang mempunyai efek rumah kaca

lebih kecil. Refrigeran yang biasa digunakan pada AC mobil adalah R12 (CFC-12)

merusak lapisan ozon, maka perlu digunakan refrigeran pengganti CFC yang tidak

merusak ozon. Pemakaian refrigeran/CFC yang aman yaitu jenis Refrigeran HCFC

(Hydro-Chlor-Fluor-Carbon) dan Refrigeran HFC (Hydro-Fluoro-Carbon). HCFC

mempunyai nilai ODP ( nilai perusak ozon ) rendah karena satu atom khlorin diganti

atom hidrogen, sehingga total berat relatif khlor berkurang. HCFC bersifat tidak

stabil sehingga sebelum sampai ke lapisan ozon telah terurai lebih dahulu.

(Satrawijaya, 2000 ).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Freon pengganti R12 (CFC-12) yaitu R134a (HFC- 134a) dengan tetap

memiliki sifat yang sama dengan CFC-12 yaitu antara lain:

a. Merupakan senyawa kimia utama yang stabil untuk membawa panas dan tidak

mudah terbakar.

b. Memiliki karakteristik tidak berbau, tidak berwarna dan tidak bersifat korosif

juga tidak beracun. Pada Freon R134a dibuat agar semaksimal mungkin tidak

menipiskan lapisan ozon (Anonimuos, 2010).

HFC 134a tidak mempunyai sifat perusak ozone dan juga tidak mengandung

racun (karena tidak mengandung clor). HFC 134a jika dilepaskan ke udara maka

secara cepat akan menguap dengan menyerap panas dari udara sekitarnya. Jika dilihat

dari segi kualitas pendinginan yang dicapai, jenis HFC-134a (R-134a) ini minimal

memiliki sifat pendinginan yang sama bahkan lebih baik dari Freon CFC-12 karena sifat

fisika dan termodinamika refrigerant jenis Hydrofluorocarbon (HFC-134a) lebih baik

dari Chlorofluorocarbon (CFC-12). Selain itu, sifat derajat kelarutan air HFC-134a ini

cukup tinggi bila dibandingkan R-12 (Anonimuos, 2010).

2.7. Perilaku

2.7.1. Pengertian Perilaku

Pengertian perilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh karena itu dari sudut pandang

biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan

manusia itu berperilaku, sebab mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Maka

yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau

aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

lain bekerja, berjalan, berbicara, tertawa, menangis, membaca, menulis, kuliah dan

sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,

baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo, 2003).

Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni aspek

fisik, psikis dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis

yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terinci perilaku

manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti

pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap dan tindakan. Dengan kata lain perilaku merupakan respon/reaksi seorang

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar/dari dalam dirinya. Respon ini dapat

bersifat pasif dan aktif. Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat

dirumuskan sebagai hasil bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan

lingkungannya khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap terhadap

kesehatan (Sarwono, 2004)

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri, yang mempunyai bantangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara,

bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktivitas

organisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung

(Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2.7.2. Bentuk-Bentuk Perilaku

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dai luar). Oleh karena perilaku ini terjadi

melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme

tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus

Organisme Respons.

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, perilaku dapat dibedakan

menjadi dua (Notoadmodjo, 2003):

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan/ kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima

stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab

itu disebut covert behavior atau unoservable behavior.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata, atau praktek.

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun

respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap

stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat

dibedakan menjadi dua, yakni (Notoadmodjo,2003):

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,

yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional,

jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,

budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

2.7.3. Domain Perilaku

Pada dasarnya perilaku adalah keseluruhan pemahaman dan aktivitas

seseorang yang bersama antara factor eksternal dan internal. Bloom (1908)

mengembangkan 3 tingkat ranah/domain perilaku sebagai berikut :

2.7.3.1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan.

Terdapat 6 tingkatan pengetahuan yaitu

a. Tahu (know)

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar

dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada

situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis diartikan kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan

dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek tertentu

Untuk mengukur pengetahuan ini dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan tersebut di atas (Notoadmodjo, 2003).

2.7.3.2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah suatu respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan.

Seperti halnya pengetahuan, sikap mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang

diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi artinya memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan

atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valving)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan

mengajak orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi tingkatannya. Seseorang

yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, maka dia harus

berani mengambil resiko.

Ciri-ciri sikap yaitu (Gerungan, 2004) :

1. Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya

sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat

berubah dalam diri seseorang.

3. Sikap tidak dapat berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu

terhadap suatu objek.

4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sikap inilah yang

membedakannya dari pengetahuan yang dimiliki orang.

Sikap dapat merupakan suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda

dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan tentang suatu objek

tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi

penggerak, sebagaimana pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi

sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk

bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu. (Gerungan, 2004).

2.7.3.3. Tindakan atau Praktek (Practice)

Tindakan adalah suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam suatu tindakan

(overt behavior). Untuk mewujudkan agar sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah adanya fasilitas.

Tingkatan-tingkatan daripada tindakan (practice) yaitu :

1. Persepsi yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

2. Respon terpimpin yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang

benar sesuai dengan contoh.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

3. Mekanisme yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu itu merupakan kebiasaan.

4. Adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik.

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau

bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni

dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Chapter IIhgegdwdhjbsy.pdf

2.8. Kerangka Konsep Penelitian

A. Karakteristik responden : - Umur - Pendidikan - Lama Usaha - Lama Jam kerja

B. Sumber Informasi :

- Majalah - Televisi - Koran - Radio - Keluarga - Teman

C. Perilaku Pemilik Bengkel AC mobil tentang pemakaian Chlorofluorocarbon (CFC) sebagai polutan gas rumah kaca :

- Pengetahuan - Sikap - Tindakan

Universitas Sumatera Utara