chapter i

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain (Wasitaatmadja, 1997). Salah satu cara untuk menambah daya tarik adalah dengan menggunakan lipstik. Lipstik merupakan make-up bibir yang anatomis dan fisiologisnya agak berbeda dari kulit bagian badan lainnya. Misalnya stratum corneum bibir sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam udara yang dingin dan kering (Tranggono dan Latifah, 2007). Maka, dengan penggunaan lipstik dapat membantu melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya. Warna merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap suatu produk kosmetik terutama lipstik. Oleh karena itu pemilihan warna yang baik dan aman sangatlah penting. Sampai saat ini penggunaan pewarna sintetis begitu pesat digunakan dan sering kali disalahgunakan. Beberapa pewarna sintetik ternyata tidak aman digunakan karena sifatnya yang toksik, bahkan diantaranya bersifat karsinogenik (Andersen dan Bernard, 2001). Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 di beberapa provinsi, ditemukan 27 merek kosmetik yang mengandung bahan Universitas Sumatera Utara

Upload: anzari-muhammad

Post on 15-Apr-2017

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,

pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian yaitu selain untuk kecantikan juga

untuk kesehatan. Penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha

untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain (Wasitaatmadja, 1997).

Salah satu cara untuk menambah daya tarik adalah dengan menggunakan

lipstik. Lipstik merupakan make-up bibir yang anatomis dan fisiologisnya agak

berbeda dari kulit bagian badan lainnya. Misalnya stratum corneum bibir sangat

tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak,

sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam udara yang

dingin dan kering (Tranggono dan Latifah, 2007). Maka, dengan penggunaan

lipstik dapat membantu melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya.

Warna merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan

konsumen terhadap suatu produk kosmetik terutama lipstik. Oleh karena itu

pemilihan warna yang baik dan aman sangatlah penting. Sampai saat ini

penggunaan pewarna sintetis begitu pesat digunakan dan sering kali

disalahgunakan. Beberapa pewarna sintetik ternyata tidak aman digunakan karena

sifatnya yang toksik, bahkan diantaranya bersifat karsinogenik (Andersen dan

Bernard, 2001).

Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006

di beberapa provinsi, ditemukan 27 merek kosmetik yang mengandung bahan

Universitas Sumatera Utara

yang dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu : Merkuri (Hg), Hidroquinon > 2

%, zat warna Rhodamin B dan Merah K.3. Penggunaan bahan tersebut dalam

sediaan kosmetik dapat membahayakan kesehatan dan dilarang digunakan

sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/

MENKES/ PER/V/1998 Tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat Pengawet

dan Tabir Surya pada Kosmetik. Bahan pewarna Merah K.10 ( Rhodamin B ) dan

Merah K.3 (CI Pigment Red 53 : D&C Red No. 8 : 15585) merupakan zat warna

sintetis yang pada umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta.

Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan

zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi

tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati (Anonim, 2006).

Untuk menghindari efek samping yang cukup berbahaya, maka telah

banyak digunakan pewarna alami yang lebih sehat dan aman sebagai pengganti

pewarna sintetik. Hal ini didukung juga oleh gaya hidup back to nature yang

diusung oleh masyarakat modern.

Kubis merah memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif

pewarna alami karena memiliki warna yang menarik. Selain itu, kubis merah

mengandung kurang lebih 25% vitamin C. Tingginya kandungan vitamin C dalam

kubis merah dapat mencegah timbulnya skorbut (scurvy) alias sariawan

(Harmanto, 2005). Akan tetapi, kubis jenis ini di Indonesia pemanfaatannya hanya

terbatas untuk pembuatan sayuran, asinan dan sebagai campuran dalam salad.

Oleh karena itu, pemanfaatan kubis merah sebagai pewarna alami dapat

meningkatkan nilai ekonomis dari kubis merah.

Universitas Sumatera Utara

Warna merah dari kubis ini disebabkan adanya pigmen antosianin yang

bersifat larut dalam air (Robinson,1995). Antosianin merupakan senyawa

flavonoid yang dapat melindungi sel dari sinar ultra violet. Selain itu antosianin

merupakan pewarna alami yang dapat menggantikan bahan pewarna sintetik.

Pigmen antosianin yang terdapat dalam kubis merah mengandung gugus

asil aromatik yang dapat membuat antosianin tersebut lebih stabil terhadap panas

dan cahaya (Hendry, 1996). Mengingat sifatnya yang demikian, antosianin dari

kubis merah relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan bila diaplikasikan

pada formulasi sediaan lipstik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian tentang penggunaan

kubis merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) sebagai zat

warna dalam formulasi lipstik.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Apakah ekstrak kubis merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra

(L) Thell) dapat digunakan sebagai pewarna dalam formula sediaan

lipstik?

b. Apakah formula sediaan lipstik menggunakan ekstrak kubis merah

(Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) sebagai pewarna

stabil dalam penyimpanan selama 1 bulan dan tidak menyebabkan iritasi

saat digunakan?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah:

Universitas Sumatera Utara

a. Ekstrak kubis merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell)

dapat digunakan sebagai pewarna dalam formula sediaan lipstik.

b. Formula sediaan lipstik menggunakan ekstrak kubis merah (Brassica

oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) sebagai pewarna stabil dalam

penyimpanan selama 1 bulan dan tidak menyebabkan iritasi saat

digunakan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

a. Untuk membuat formula sediaan lipstik menggunakan ekstrak kubis merah

(Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) sebagai pewarna.

b. Untuk mengetahui formula sediaan lipstik menggunakan ekstrak kubis

merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) sebagai

pewarna stabil dalam penyimpanan selama 1 bulan dan tidak

menyebabkan iritasi saat digunakan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya guna dari

kubis merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) sebagai

pewarna alami dalam sediaan lipstik yang aman digunakan oleh masyarakat.

Universitas Sumatera Utara