chapter i

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat . Definisi ini jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit. Obat bekerja lebih kuat dan dalam, sehingga dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh (Wasitaatmadja, 1997). Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetika dan obat yang pemakaiannya topikal pada kulit semacam salep, krim, bedak, pasta, atau losio. Meskipon tidak begitu jelas diutarakan oleh pembuat dan pengguna jasa kosmetik, kosmetik juga diharapkan untuk menghasilkan suatu perubahan baik dalam struktur maupun faal sel kulit, sekecil apa pun. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang tua ke arah yang lebih muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang membentuk minyak permukaan kulit (Wasitaatmadja, 1997). Kosmetik pelembab (moisturizers) termasuk kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997). Universitas Sumatera Utara

Upload: akhmad-dairobi

Post on 13-Apr-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

adadadada

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,

dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan ke

dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud

untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan

tidak termasuk golongan obat . Definisi ini jelas menunjukkan bahwa kosmetika

bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan

penyakit. Obat bekerja lebih kuat dan dalam, sehingga dapat mempengaruhi

struktur dan faal tubuh (Wasitaatmadja, 1997).

Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetika dan obat

yang pemakaiannya topikal pada kulit semacam salep, krim, bedak, pasta, atau

losio. Meskipon tidak begitu jelas diutarakan oleh pembuat dan pengguna jasa

kosmetik, kosmetik juga diharapkan untuk menghasilkan suatu perubahan baik

dalam struktur maupun faal sel kulit, sekecil apa pun. Misalnya, perubahan

susunan sel kulit yang tua ke arah yang lebih muda, atau perubahan produksi

kelenjar keringat yang membentuk minyak permukaan kulit (Wasitaatmadja,

1997).

Kosmetik pelembab (moisturizers) termasuk kosmetik perawatan yang

bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh

seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit

maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit

menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I

Ketika usia menjelang tua akan terjadi penuaan kulit, yang ditandai oleh

kulit yang kering, kasar, bersisik, bebercak cokelat atau putih tidak merata, kendur

menggelatung dengan kerut-kerutan dan lipatan-lipatan kulit jelas. Fungsi kulit

adalah menjaga kelembapan tubuh. Kelembaban dijaga dengan cara mencegah

keluaranya cairan dalam tubuh. Lapisan kulit bersifat kenyal (padat dan kencang),

terutama pada bagian lapisan tanduknya sehingga air tidak mudah keluar dari

tubuh. Kulit juga mempunyai daya mengikat air yang sangat kuat, yaitu mencapai

empat kali beratnya sehingga mampu mempertahankan tekstuk/bentuknya sendiri

(Dhody,1998).

Kulit sehat berarti kulit yang tidak menderita penyakit, baik penyakit yang

mengenai kulitnya secara langsung ataupun penyakit dalam tubuh yang secara

tidak langsung mempengaruhi kesehatan kulitnya. Penampilan kulit sehat dapat

dilihat dari struktur fisik kulit berupa warna, konsistensi kelembaban, kelenturan,

tebal dan tekstur kulit (Wasitaatmadja, 1997).

Anggur hijau (Vitis vinifera L.) disebarkan ke Indonesia melalui Thailand.

Anggur hijau memiliki kulit buah berwarna hijau dan kuning dengan biji-biji kecil

keras tersebar di seluruh daging buahnya. Tidak banyak orang tahu bahwa

kandungan vitamin C pada anggur hijau lebih tinggi dari buah jeruk. Selain itu

buah ini juga lebih banyak mengandung kalium dibandingkan pisang. Kandungan

vitamin C yang tinggi membuat jambu berkhasiat menyehatkan tekstur

kulit.Selain vitamin C. anggur hijau juga mengandung vitamin A, B dan potasium

yang tak kalah tinggi dengan buah-buahan lain. Berbagai jenis vitamin itu,

berperan penting untuk menjaga kulit agar tetap bercahaya, segar, mengurangi

kerutan dan mencegah penuaan dini. Dengan makan anggur hijau secara rutin,

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I

elastisitas kulit lebih terjaga. Bukan hanya itu makan anggur hijau dua kali sehari

dapat membantu menurunkan berat badan dan mencegah sembelit. Karena

kandungan serat yang tinggi pada buah yang manis ini (Anonim,2011).

Vitamin sangat penting untuk kesehatan dan kemulusan kulit.

Mengkonsumsi vitamin C jika ingin memiliki kulit indah, cerah, sehat, dan awet

muda. Vitamin C merupakan bahan utama dalam pembentukan kolagen yang

sangat penting bagi kulit. Dan anggur hijau adalah salah satu sumber vitamin C

terbaik yang dapat kita nikmati. Selain itu,Kekurangan vitamin A membuat kulit

kering dan bersisik. Anggur hijau juga kaya dengan vitamin A dan vitamin E

(Astrid,2010). Dengan alasan ini penulis meneliti pengaruh dari anggur hijau

dalam krim pelembab.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah sari buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) dapat diformulasikan

kedalam sediaan krim dengan tipe emulsi m/a.

2. Apakah sari buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) mampu mengurangi

penguapan air dari kulit atau melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.3 Hipotesa

1. Sari buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) dapat diformulasikan ke dalam

sediaan krim dengan tipe emulsi m/a.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter I

2. Sari buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) mampu mengurangi penguapan

air dari kulit atau melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk memformulasikan sari buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) dalam

sediaan krim tipe emulsi m/a.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan sari buah buah anggur hijau

(Vitis vinifera L.) mengurangi penguapan air dari kulit atau melembabkan

kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil

guna dari sari buah anggur hijau (Vitis vinifera L.)

Universitas Sumatera Utara