chapter i
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rosella merupakan tanaman herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian
3-5 meter. Batangnya bulat, tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya
tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi,
dan pangkal berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Tangkai daun
bulat berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm.
Awalnya, bagi sebagian masyarakat awam, mendengar rosella masih
sangat jarang. Wajar memang karena tanaman ini belum begitu populer. Namun,
dikalangan para pecinta tanaman obat, rosella adalah salah satu jenis tanaman
yang memiliki banyak khasiat, kini rosella sudah mulai populer di masyarakat.
Kepopuleran rosella memang tak lepas dari peran para pecintanya yang
terus memperkenalkannya ke masyarakat. Mulai produk olahannya, khususnya teh
rosella, tanaman tersebut semakin populer. Kini, sebagian masyarakat telah cukup
mengenalnya bahkan antara mereka ada yang menjadikan sebagai salah satu
tanaman koleksi di halaman rumah.
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) adalah tanaman dari keluarga sejenis
kembang sepatu. Konon tanaman ini berasal Afrika dan Timur Tengah. Tanaman
perdu ini bisa mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini akan
mengeluarkan bunga berwarna merah. Bagian bunga dan biji inilah bermanfaat
baik untuk kesehatan.
Saat ini terdapat lebih dari 100 varietas rosella yang tersebar di seluruh
dunia. Dua varietas yang terkenal adalah sabdariffa dan altissima webster.
1
Universitas Sumatera Utara
Varietas sabdariffa mempunyai kelopak bunga yang dapat dimakan, berwarna
merah atau kuning pucat, dan kurang banyak mengandung serat. Sementara itu,
varietas altissima webster sengaja ditanam untuk mendapatkan seratnya, karena
kandungan seratnya memang tinggi. Namun, kelopak bunga varietas ini tidak
dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
Sebenarnya rosella sudah sejak dulu tumbuh liar di pinggir-pinggir hutan,
perkebunan, dan sawah di Indonesia. Warna, bentuk, dan ukurannya sedikit
berbeda-beda. Ada yang menyebutnya kembang flambosen. Bisa jadi karena
warnanya yang mirip dengan buah flambosen. Ada juga yang menyebutnya
kembang gandaria, mungkin karena rasa kecutnya mirip dengan buah gandaria.
Ada pula yang menyebutnya pohon asem-aseman.
Penggunaan rosella di Indonesia dibidang kesehatan memang belum
begitu populer, namun akhir-akhir ini, minuman berbahan rosella mulai banyak
dikenal sebagai minuman kesehatan. Bahan minuman dari rosella yang berbentuk
seperti teh celup juga sudah dapat diperoleh di pasar swalayan.
Rosella bisa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk
seduhan seperti teh. Di Mexico, bagian selatan California, dan Thailand, kelopak
rosella kering yang dimanfaatkan dengan cara diseduh seperti teh sangat populer
dengan sebutan Jamaica, atau aqua de Jamaica. Di Senegal, teh rosella dikenal
dengan nama jus de bissap. Masyarakat Gambia menyebutnya wanjo, zobo, atau
tsobo. Di Turki, kelopak rosella kering yang disajikan dalam bentuk teh disebut
Karkade (dibaca "kar-kahday"). Karkade sendiri konon merupakan cara bangsa
Arab menyebut teh manis. Mungkin karena kelezatannya itulah teh rosella menjadi
minuman kaum bangsawan Mesir kuno dan dijadikan semacam ritual "toast” pada
Universitas Sumatera Utara
perayaan pesta pernikahan di Sudan.
Selain rasanya yang enak, kelopak bunga yang satu ini memang
memiliki efek farmakologis yang cukup lengkap seperti diuretik (melancarkan air
seni), onthelmintic (membasmi cacing), antibakteri, antiseptik, antiradang,
menurunkan panas, meluruhkan dahak, menurunkan tekanan darah, mengurangi
kekentalan darah, dan menstimulasi gerak peristaltik usus. Daun, buah, dan
bijinya juga berperan sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak
rosella juga dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi,
gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah
kanker darah.
Seluruh bagian tanaman, mulai buah, kelopak bunga, mahkota bunga, dan
daunnya dapat dimakan. Sementara itu, kolopak bunga rosella dapat dimanfaatkan
sebagai selai. Selai ini menjadi makanan siap saji yang banyak dipilih masyarakat.
Kesibukan kerja dan gaya hidup yang serba cepat membuat masyarakat memilih
makanan yang penyajiannya praktis. Roti yang diolesi selai dipilih sebagai
alternatif sebagai sumber kalori pengganti nasi.
Bunga rosella juga dapat dijadikan bahan baku selai, warnanya yang
merah menyala, menghasilkan selai yang menyehatkan dan berwarna cantik.
Selain itu rosella ini tidak terlalu banyak mengandung serat. Satu hal yang unik
dari rosella adalah rasa masam pada kelopak rosella yang menyegarkan. Untuk
membuat selai dibutuhkan zat penstabil, yang berfungsi sebagai pengental atau
perekat. Penstabil yang sudah umum digunakan misalnya pektin, gum arab dan
xhantan gum. Tapi belakangan ini sudah banyak jenis penstabil yang tersedia
dipasaran baik yang digunakan untuk selai ataupun produk makanan lain.
Universitas Sumatera Utara
Pemanfaatan bunga rosella ini di Indonesia masih sangat terbatas,
sehingga penulis berusaha dan mencoba melakukan penelitian mengenai
pembuatan selai dari kelopak bunga rosella. Semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan selai rosella ini baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk
masyarakat banyak, semakin membuka peluang pasar untuk merintis menjadi
sebuah usaha pembuatan selai rosella yang mempunyai mutu baik.
Berdasarkan hal di atas maka penulis melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Zat Penstabil Terhadap Mutu
Selai Rosella”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi
zat penstabil serta interaksi jenis dan konsentrasi zat penstabil terhadap mutu selai
rosella.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi dalam pembuatan selai rosella.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh jenis dan konsentrasi zat penstabil terhadap mutu selai rosella,
serta ada pengaruh interaksi antara jenis zat penstabil dengan konsentrasi zat
penstabil terhadap mutu selai rosella.
Universitas Sumatera Utara