chapter i

4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, prevalensi erosi gigi dilaporkan semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Survei Nasional Kesehatan Gigi Anak Inggris (1993) merupakan yang pertama sekali menemukan adanya erosi gigi pada anak-anak, dari 17.016 anak umur 5 dan 6 tahun yang diperiksa lebih dari setengah anak mengalami erosi gigi dan pada anak-anak dengan kelompok usia di atas 11 tahun hampir 25% mengalami erosi gigi. 1,2 Penelitian yang dilakukan di daerah perkotaan Switzerland pada anak-anak berumur 5-9 tahun dilaporkan semua anak memiliki satu atau lebih erosi enamel pada permukaan oklusal, 48% dari mereka menunjukkan erosi gigi yang meluas hingga ke dentin . 3 Di Indonesia erosi gigi belum mendapat perhatian dari para peneliti. Meskipun Rehulina Ginting (1990) telah melaporkan bahwa dijumpai kasus erosi gigi sebesar 63% pada masyarakat desa Pujimulyo, karena pengaruh sulfur dioksida yang dihasilkan oleh pabrik pembuat asam sulfat, namun erosi gigi oleh faktor diet belum pernah diteliti. 4 Peningkatan prevalensi erosi gigi ini dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang berubah khususnya dalam mengkonsumsi minuman. Hal ini diketahui dari peningkatan minuman yang bersifat asam seperti minuman ringan, jus buah dan minuman olahraga (sport drinks). 5 Konsumsi minuman ringan di Amerika Serikat meningkat sebasar 300% dalam kurun waktu 20 tahun, dan jumlahnya meningkat dari Universitas Sumatera Utara

Upload: arini-tri-kusumawati

Post on 06-Dec-2014

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter I

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini, prevalensi erosi gigi dilaporkan semakin meningkat. Hal ini

dapat diketahui dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Survei Nasional

Kesehatan Gigi Anak Inggris (1993) merupakan yang pertama sekali menemukan

adanya erosi gigi pada anak-anak, dari 17.016 anak umur 5 dan 6 tahun yang

diperiksa lebih dari setengah anak mengalami erosi gigi dan pada anak-anak dengan

kelompok usia di atas 11 tahun hampir 25% mengalami erosi gigi.1,2 Penelitian yang

dilakukan di daerah perkotaan Switzerland pada anak-anak berumur 5-9 tahun

dilaporkan semua anak memiliki satu atau lebih erosi enamel pada permukaan

oklusal, 48% dari mereka menunjukkan erosi gigi yang meluas hingga ke dentin .3

Di Indonesia erosi gigi belum mendapat perhatian dari para peneliti.

Meskipun Rehulina Ginting (1990) telah melaporkan bahwa dijumpai kasus erosi gigi

sebesar 63% pada masyarakat desa Pujimulyo, karena pengaruh sulfur dioksida yang

dihasilkan oleh pabrik pembuat asam sulfat, namun erosi gigi oleh faktor diet belum

pernah diteliti.4

Peningkatan prevalensi erosi gigi ini dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat

yang berubah khususnya dalam mengkonsumsi minuman. Hal ini diketahui dari

peningkatan minuman yang bersifat asam seperti minuman ringan, jus buah dan

minuman olahraga (sport drinks).5 Konsumsi minuman ringan di Amerika Serikat

meningkat sebasar 300% dalam kurun waktu 20 tahun, dan jumlahnya meningkat dari

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I

185g pada tahun 1950 menjadi 340g pada tahun 1960 dan 570g pada tahun 1990.6

Penelitian yang dilakukan Al-Dlaigan pada tahun 2001 di Inggris, melaporkan dari

418 anak sekolah yang diteliti sekitar 80% anak sering mengkonsumsi minuman

ringan.7 Menurut para ahli, zat asam yang terkandung dalam makanan dan minuman

ringan merupakan faktor utama penyebab terjadinya erosi gigi. Terdapat banyak

minuman yang dikonsumsi masyarakat memiliki pH yang rendah (pH <7) misalnya

coca-cola, pepsi, teh, kopi, bir, minuman anggur, nutrisari, jus buah.1,2

Enamel merupakan suatu jaringan dengan kalsifikasi yang paling keras, oleh

karena kandungan mineralnya yang tinggi yaitu 95-98% bahan anorganik. Komponen

bahan mineral yang utama adalah kalsium dan fosfat yang tersusun dalam

hidroksiapatit (Ca10(PO4)6 (OH)2). Meskipun enamel merupakan struktur yang sangat

keras, namun enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul baik berasal

dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, sehingga elemen anorganik pada

enamel akan larut secara perlahan-lahan atau kronis yang akan berpengaruh terhadap

kekerasannya.8,9

Elemen anorganik dapat larut ketika berkontak dengan asam, sehingga

larutnya sebagian atau keseluruhan mineral enamel akan menurunkan kekerasannya.

Kecepatan melarutnya mineral enamel dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH),

konsentrasi asam, lamanya berkontak dengan asam dan kehadiran ion sejenis kalsium

dan fosfat. 9 pH kritis bagi hidrosiapatit adalah dibawah 5,5, sehingga semakin

rendahnya pH suatu minuman maka akan meningkatkan larutnya hidroksiapatit.

Menurut Dawes larutnya hidroksiapatit akan meningkat sepuluh kali lipat dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I

setiap satuan penurunan pH. Pada pH 7 larutnya hidroksiapatit sekitar 30 mg/L

sedangkan pada pH 4 sekitar 30 g/L.10

Banyaknya jenis minuman ringan yang beredar di masyarakat dengan pH

yang rendah membuat beberapa peneliti melihat efek minuman-minuman ringan

tersebut terhadap kerusakan gigi. Lussi dkk. melaporkan adanya penurunan kekerasan

gigi setelah direndam selama 20 menit pada berbagai jenis minuman dan memiliki pH

yang berbeda-beda.11 Prasetyo juga melaporkan adanya penurunan kekerasan gigi

yang nyata pada minuman coca-cola dengan pH 2,5 setelah direndam dalam waktu

30, 60 dan 120 menit.9

Perubahan gaya hidup masyarakat yang mengkonsumsi minuman dengan pH

rendah akan dapat menyebabkan kekerasan gigi menurun. Penulis ingin membuktikan

dengan melakukan penelitian Apakah terdapat efek pH minuman pada teh botol, kopi

dan bir terhadap kekerasan permukaan enamel gigi.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Berapakah pH minuman teh botol, kopi dan bir yang akan diteliti?

2. Apakah terdapat perbedaan kekerasan permukaan gigi sebelum dan setelah

direndam dalam minuman teh botol, kopi dan bir selama 30, 60 dan 120 menit?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan pH minuman teh botol, kopi dan bir yang akan

diteliti.

2. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan permukaan gigi sebelum dan setelah

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter I

direndam dalam minuman teh botol, kopi dan bir selama 30, 60, 120 menit.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di

bidang Biologi Oral kedokteran gigi.

2. Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan informasi kepada

masyarakat bahwa minuman yang terlalu asam dapat melarutkan elemen gigi

sehingga dapat menurunkan kekerasan gigi.

3. Dapat digunakan sebagai sumber data untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara