chapter 26

Upload: fridho-hino-eiji

Post on 01-Mar-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teori Komunikasi

TRANSCRIPT

Chapter 26 : Cultural Studies (Kajian Budaya)

1. Pengantar

Stuart Hall menyatakan bahwa media memberikan dampak yang kuat bagi kaum elite. Media befungsi untuk mengkomunikasikan cara cara berfikir yang dominan, tanpa memperdulikan efektifitas dari pemikiran tersebut. Media mempresentasikan ideology tersebut didalam masyarakat karena dikontrol oleh para kaum elite agar informasi yang diberikanya pada akhirnya dipengaruhi dan ditargetkan dengan tujuan guna mencapai keuntungan sepihak. Stuart Hall kemudian mengemukakan sebuah kajian ilmu yaitu Cultural Studies (Kajian Budaya) agar dia dapat menyuarakan pemikiranya. Kajian tersebut dipengaruhi kuat oleh ajaran Marxisme sehingga bisa disebut sebagai ajaran Neo-Marxisme. Perlu diketahui bahwa Cultural Studies bukanlah sebuah bagian dari Marxisme, tetapi dasar-dasar dalam Cultural Studies berasal dari Marxisme. Hall dan para ahli teori penting lainya ingin mengubah sebuah dunia untuk mendaulatkan orang-orang yang berada pada lapisan terluar di masyarakat.

2. Nama Teori

Untuk memahami kajian ilmu Cultural Studies kita terlebih dahulu harus memahami ajaran Marxisme, karena Hall mengambil dasar dasarnya dari Teori yang dikemukakan oleh Karl Mark.

1. Making Meaning

Making MeaningHall mengungkapkan bahwa fungsi utama didalam berpidato adalah menciptakan makna/making meaning, dimana kebanyakan orang setuju bahwa sebuah kata bukanlah makna, melainkan seseorang yang memaknainya Words dont mean; people mean. Tetapi Hall sendiri memaksa kita untuk mencari tahu dari mana seseorang mendapatkan makna tersebut Where do people get their meaning? karena sebelumnya manusia terlahir tanpa dibekali dengan pemahaman dan pemaknaan yang instan. Hall menjelaskan bahwa makna didapat dari banyaknya pengalaman dan buku buku yang dibaca dia teringat dengan penelitian penyakit mental yang menjelaskan tidak semua orang di dunia ini memiliki kekuatan untuk menyerukan suaranya, sehingga secara harafiah menciptakan sebuah makna dapat diartikan sebagai kekuatan untuk membuat orang lain gila.