cg kasus 6

17
Komite Audit dan Komite Lainnya : Peran, Tanggung Jawab, Komposisi, Keefektifan Oleh: Ari Wahyu Hidayat Arief Ramdani Gilang Maulana Mikael Wil Iskandar Siahaan Fakultas Ekonomi 1

Upload: gilang-maulana

Post on 18-Feb-2016

462 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

CG Kasus 6

TRANSCRIPT

Page 1: CG Kasus 6

Komite Audit dan Komite Lainnya :

Peran, Tanggung Jawab, Komposisi, Keefektifan

Oleh:

Ari Wahyu HidayatArief Ramdani

Gilang MaulanaMikael Wil Iskandar Siahaan

Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia

1

Page 2: CG Kasus 6

Statement of Authorship

“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Mata Ajaran : Tata Kelola Perusahaan (Corporate Govenance)

Judul Makalah/Tugas : Komite Audit dan Komite Lainnya :

Peran, Tanggung Jawab, Komposisi, Keefektifan

Tanggal : 15 Oktober 2015

Dosen : Siti Nuryanah

Nama : Ari Wahyu Hidayat Nama : Arief RamdaniNPM : 1406645052 NPM : Tandatangan : Tandatangan :

Nama : Gilang Maulana Nama : Mikael SiahaanNPM : 1406645430 NPM : 1406645696Tandatangan : Tandatangan :

2

Page 3: CG Kasus 6

I. LATAR BELAKANG

Sekilas tentang Telkomsel

Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler GSM kedua di Indonesia dengan layanan perdana

yang diluncurkan pada tanggal 26 Neu 1995. Saham Telkomsel sebesar 65% dimiliki oleh PT Telkom

Indonesia dan 35% oleh Singtel.

Saat ini Telkomsel menggelar lebih dari 84.000 BTS yang menjangkau sekitar 98% wilayah Indonesia.

Sebagai operator seluler nomor 6 terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan, Telkomsel merupakan

pemimpin pasar industri telekomunikasi di Indonesia yang kini dipercaya oleh 139 juta pelanggan pada

tahun 2014.

Komite Audit PT Telkom

Komite audit menjalankan tugas berdasarkan mandat Audit Committee Charter yang ditetapkan

berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris. Audit Committee Charter dievaluasi secara berkala, dan

apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Securities & Exchange Committee dan peraturan terkait lainnya.

Mulai tanggal 1 Januari 2011 s.d. Mei 2012, susunan anggota komite audit PT Telkom adalah sebagai

berikut :

Ketua : Rudiantara (Komisaris Independen)

Sekretaris : Agus Yulianto (Anggota Eksternal Independen)

Anggota : 1. Johnny Swandi Sjam (Komisaris Independen)

2. Bobby Nazif (Komisaris)

3. Sahat Pardede (Anggota Eksternal Independen)

Whistleblowing System pada PT Telkom Group

Sebagai bagian dari entity level control, sejak tahun 2006 Telkom Group telah menerapkan

whistleblower program yang dirancang untuk menerima dan menindaklanjuti pengaduan dari karyawan

Telkom Group dan dari pihak ketiga dengan tetap menjaga kerahasiaan pelapor. Penerapan

3

Page 4: CG Kasus 6

whistleblower program yang dikelola oleh Komite Audit ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris

dan diratifikasi dengan Keputusan Direksi.

Pengaduan yang disampaikan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Disampaikan melalui website, email, fax, atau surat

2. Memberikan informasi mengenai permasalahan pengendalian internal, akuntansi, auditing,

pelanggaran peraturan, dugaan kecurangan dan/atau dugaan korupsi, dan pelanggaran kode

etik

3. Informasi yang dilaporkan harus didukung dengan bukti-bukti yang cukup memadai dan dapat

diandalkan sebagai data awal untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Cara Penyampaian Laporan Pelanggaran (Whistleblowing System)

Overview Kasus

4

Page 5: CG Kasus 6

General Manager Special Audit PT Telkomsel, HM Sukarni, mengajukan surat terbuka kepada Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono. Isi dari surat tersebut adalah meminta Presiden untuk mengevaluasi dan

menginvestigasi sejumlah kasus yang diklaim terjadi di lingkup internal induk dan anak perusahaan

tersebut, antara lain proyek renovasi gedung, proyek swap BTS Telkomsel, dan pengadaan SIM Card RF

untuk Telkomsel Cash.

Renovasi Gedung

Pada awalnya, tender proyek renovasi gedung bernilai 35 miliar rupiah. Tetapi nilai proyek ini bisa

diubah secara keseluruhan, sehingga pada akhirnya menjadi 45 miliar rupiah. Terjadi penggelembungan

yang besar melalui change request. Nilai tender sebesar 35 miliar hanya merupakan strategi untuk

menjadi pemenang tender renovasi gedung. Setelah menjadi pemenang, dilakukan change request

sehingga nilai proyek menggelembung menjadi 45 miliar rupiah.

Swap BTS

Dalam surat terbukanya, whistleblower menyatakan bahwa proyek Swap BTS merupakan proyek

downgrade, sehingga menimbulkan penggelembungan harga mencapai 50 miliar rupiah. Uang sebesar

itu diberikan untuk pejabat di Kementerian BUMN dan Direksi PT Telkom Indonesia, sehingga posisi

direksi PT Telkomsel tidak diganti sampai akhir masa jabatannya.

SIM Card T-Cash

Pada pengadaan SIM Card T-Cash, terjadi penggelembungan harga yang sangat besar. Harga 1 buah SIM

Card tidak sampai 1 dollar, tetapi di mark up hingga mencapai 12 dollar per buahnya. Total

penggelembungan harga dari proyek ini mencapai 25 miliar rupiah. Uang tersebut akan digunakan untuk

mempertahanka posisi Direktur Utama Telkom dan Direktur Utama Telkomsel. Lebih jauh lagi,

whistleblower menyatakan bahwa kasus ini melibatkan Komisaris Utama PT Telkom.

Pokok Permasalahan

Whistleblower menyatakan bahwa sebelum mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, whistleblower telah meminta agar Komite Audit melakukan evaluasi dan

investigasi atas kasus-kasus yang terjadi di PT Telkom Indonesia dan PT Telkomsel. Namun, ternyata

permintaan tersebut tidak ditindaklanjuti oleh Komite Audit, karena itulah whistleblower kemudian

mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melakukan evaluasi dan

investigasi kepada kasus yang terjadi di dua perusahaan tersebut.

5

Page 6: CG Kasus 6

II. LANDASAN TEORI

Peranan Komite Audit Dalam Tata Kelola Perusahaan

• Peran komite audit memenuhi prinsip fairness (kesetaraan)

Manajemen perusahaan dalam kegiatan operasional yang dilakukan membutuhkan kerja sama dengan

banyak pihak. Dalam rangka menjalin kerja sama yang baik,manajemen perusahaan hendaknya

berlaku adil terhadap seluruh pihak yang ada, dimana tidak ada pihak yang lebih dipentingkan atau

semua dianggap sama, sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kemampuan untuk

berlaku fair kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kerja sama membuat manajemen perusahaan

terhindar dari tuntutan pihak tertentu yang dirugikan. Pada praktik yang terjadi, umumnya manajemen

perusahaan mementingkan pihak tertentu akibat ketergantungan yang besar terhadap pihak tersebut.

Hal ini menyebabkan manajemen perusahaan harus mengorbankan kepentingan dari pihak yang lain.

Komite audit memiliki kemampuan untuk memenuhi prinsip kewajaran di mana komite audit memiliki

kemampuan untuk memberikan dorongan kepada manajemen perusahaan dalam rangka memberikan

perlakuan yang wajar atau setara kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Kondisi

yang ada mendatangkan kemampuan untuk memperlakukan seluruh pihak stakeholders secara adil.

• Peran komite audit memenuhi prinsip responsibility (pertanggungjawaban)

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional dibatasi oleh adanya aturan atau undang undang

yang harus ditaati. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan juga melakukan bisnis yang sehat, bukan

untuk kepentingan perusahaan sendiri tetapi juga memperhatikan nilai-nilai etika dalam bisnis. Kondisi

yang ada membuat adanya prinsip responsibility merupakan bagian dari prinsip good corporate

governance, sebab dalam prinsip responsibility diupayakan perusahaan tidak melakukan pelanggaran

terhadap aturan atau undang-undang yang berlaku atau mampu memenuhi tanggung jawab sosial

yang seharusnya dimiliki. Keberadaan komite audit di perusahaan diharapkan mampu mewujudkan hal

tersebut, sebab dengan adanya komite audit ada pengawasan bagi opearsional bisnis perusahaan yang

dilakukan oleh anggota manajemen dengan tujuan untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap

aturan atau undang-undang yang berlaku, sehingga perusahaan tidak melakukan pelanggaran

terhadap pihak-pihak lain, sesuai dengan aturan atau undang-undang yang berlaku. Hal ini

membuktikan bahwa keberadaan komite audit mampu menciptakan good corporate governance

dengan upaya memenuhi prinsip pertanggung-jawaban.

• Peran komite audit memenuhi prinsip accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip yang harus dipenuhi untuk menciptakan good corporate

governance, di mana ada rincian terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki oleh manajemen

6

Page 7: CG Kasus 6

perusahaan dalam rangka mengembangkan bisnis perusahaan. Komite audit memiliki peran untuk

memenuhi prinsip akuntabilitas dalam usaha melakukan pengawasan terhadap proses manajemen

risiko dan keberlangsungan fungsi pengawasan di perusahaan. Komite audit memiliki kekuatan untuk

melakukan pemeriksaan terhadap laporan dari auditor internal perusahaan. Hal tersebut membuat

komite audit memiliki kesempatan untuk melakukan peninjauan terhadap struktur organisasi dan

deskripsi kerja masing-masing bagian di perusahaan, beserta dengan sistem pengendalian internal

yang sudah dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dimaksudkan guna melihat apakah ada kemampuan untuk

mengelola risiko terutama yang berkaitan dengan peluang yang akan dimanfaatkan oleh anggota

manajemen perusahaan dalam rangka melakukan kecurangan untuk mendatangkan keuntungan bagi

pihak itu sendiri. Manfaat lain dari peran komite audit untuk melakukan pemeriksaan terhadap

laporan auditor internal adalah kemampuan meninjau anggota manajemen perusahaan yang harus

bertanggung jawab atas kesalahan atau kecurangan yang mendatangkan kerugian bagi perusahaan,

sehingga dengan demikian upaya untuk menciptakan akuntabilitas di perusahaan semakin jelas

dengan keberadaan komite audit.

• Peran komite auditmemenuhi prinsip transparency (keterbukaan informasi)

Pengawasan yang dilakukan oleh komite audit merupakan pengawasan menyeluruh tentang halhal

yang dilakukan oleh dewan direksi dalam menjalankan operasional perusahaan. Pengawasan

menyeluruh tersebut bukan hanya pengawasan dalam bidang laporan keuangan saja, tetapi juga

perilaku perilaku yang ada saat menjalankan operasional perusahaan. Tugas komite audit tersebut

pada akhirnya akan mendatangkan dorongan bagi direksi untuk lebih terbuka terhadap informasi yang

dimiliki terutama untuk menyeimbangkan informasi yang akhirnya tidak ada indikasi bagi direksi

perusahaan untuk menggunakan informasi lebih yang dimiliki untuk tindak kecurangan. Pengawasan

yang dilakukan oleh komite audit akan membuat ada banyak informasi yang dilaporkan atau

diungkapkan, sehingga sesuai dengan informasi tersebut tidak ada pihak-pihak yang terkait dengan

perusahaan (stakeholders) yang dirugikan. Pengelolaan secara sehat untuk meningkatkan nilai yang

dimiliki dari stakeholders atau penciptaan good corporate governance akan dapat dipenuhi oleh

adanya fungsi dari komite audit tersebut. Keberadaan komite audit di perusahaan diharapkan akan

mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan proses penelahaan, pemeriksaan dan

pengawasan terhadap upaya penyusunan laporan keuangan. Hal tersebut diharapkan juga membuat

manajemen perusahaan untuk terbuka dalam penyajian laporan keuangan bahkan informasi informasi

lain yang dipandang penting yang disajikan bersama dengan laporan keuangan. Komite audit akan

menjalankan fungsi berkaitan dengan tata kelola dunia usaha yang sehat, sebagai indikator good

7

Page 8: CG Kasus 6

corporate governance melalui kemampuan dari komite audit dalamrangka menjalankan peran sebagai

supervisi atau pengawas.

Peraturan BAPEPAM-LK dan BI mengharuskan Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen

Komite audit merupakan penunjang dewan komisaris perusahaan dalam menjalankan tugas yang

dimiliki sebagai pihak yang melindungi pihak luar perusahaan ( pemegang saham) dari kecurangan

manajemen perusahaan, dengan diketuai oleh komisaris independen, diharapkan komite audit dapat

mempertahankan independensi komite audit tersebut dan objektifitas hasil audit tanpa tekanan untuk

menguntungkan kepentingan tertentu sehingga peranan komite audit dalam tata kelola perusahaan

terpenuhi.

Faktor-faktor yang Berkontribusi dalam Membentuk Komite Audit yang Efektif

Faktor-faktor yang berkontribusi dalam membentuk Komite Audit yang efektif adalah:

Jumlah Komite Audit

Kompetensi komite audit

Struktur organisasi

Independensi komite audit ( latar belakang komite audit )

Jumlah Komisaris Independen Komite Audit

Komite lain, selain Komite Audit, yang umumnya dapat dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris,

serta peranan dari komite-komite lain tersebut

Komite Nominasi Dan Renumerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk untuk melaksanakan, mengatur dan menegakkan prinsip-

prinsip Tata Kelola Perusahaan sejalan dengan proses pencalonan posisi strategis dalam manajemen dan

menetapkan besaran remunerasi bagi Direksi.

Komite Nominasi

o Menyusun kebijakan, kriteria dan seleksi yang dibutuhkan untuk jabatan-jabatan strategis di

lingkungan Perseroan yaitu jabatan satu tingkat di bawah Direktur dan Pengurus (anggota Direksi

dan anggota Dewan Komisaris) anak perusahaan konsolidasi dengan kepatuhan pada prinsip-

prinsip good corporate governance.

8

Page 9: CG Kasus 6

o Membantu Dewan Komisaris yang bersama atau berkonsultasi dengan Direksi daam menyeleksi

kandidat untuk jabatan-jabatan strategis di lingkungan Perseroan yaitu jabatan satu tingkat di

bawah Direktur dan Pengurus (anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris) anak perusahaan

konsolidasi.

o Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada pemegang saham

seri A Dwiwarna mengenai:

a. Komposisi jabatan anggota Direksi.

b. Perencanaan suksesi anggota Direksi.

c. Penilaian berdasarkan tolak ukur yang telah disusun sebagai bahan evaluasi untuk tujuan

pengembangan kemampuan anggota Direksi.

Komite Remunerasi

o Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS melalui

pemegang saham seri A Dwiwarna mengenai kebijakan, besaran dan/atau struktur atas

remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris.

o Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas

yang bersifat tetap serta insentif yang bersifat variabel.

o Melakukan penelaahan atas pernyataan kontrak kerja dan/atau kinerja masing-masing anggota

Direksi.

Komite Evaluasi dan Monitoring Perencanaan dan Resiko

o Tujuan pembentukan KEMPR di antaranya adalah untuk melakukan tinjauan atas rencana jangka

panjang Perseroan dan rencana kerja anggaran tahunan Perseroan serta menyampaikan

rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan-kebijakan yang akan diambil berkaitan

dengan kedua hal tersebut. Komite ini juga bertanggungjawab terhadap pemantauan pelaksanaan

rencana bisnis Perusahaan dan bertugas memberikan hasil tinjauan yang komprehensif sebagai

masukan bagi Dewan Komisaris dalam meninjau dan memantau proses pelaksanaan bisnis

Perusahaan, penganggaran belanja modal serta penerapan manajemen risiko Perusahaan.

o Menyampaikan laporan evaluasi atas usulan RJPP(Rencana Jangka Panjang Perusahaan) atau CSS

(Corporate Strategic Scenario) dan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang diajukan

oleh Direksi sesuai jadwal yang ditentukan oleh Dewan Komisaris.

o Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam memberikan persetujuan CSS dan

RKAP.

9

Page 10: CG Kasus 6

o Menyampaikan laporan evaluasi kepada Dewan Komisaris terkait dengan pelaksanaan CSS dan

RKAP serta penerapan manajemen risiko Perseroan.

o Memberikan rekomendasi terkait dengan pelaksanaan manajemen risiko.

III. SOLUSI

Pada kasus yang terjadi di PT Telkomsel, tampak bahwa Komite Audit tidak berjalan secara efektif.

Karena menurut PwC (2010), Audit Committee Effectiveness : What Works Best, 4 th Edition, dalam

Chapter 6.2 dinyatakan bahwa Komite Audit dapat menjaga perusahaan dari timbulnya fraud dan

tindakan illegal lainnya dengan cara memastikan bahwa perusahaan menerapkan program kepatuhan

yang memadai. Program kepatuhan yang dapat menjadi antifraud controls salah satunya adalah

whistleblower hotline. Darimana pun sumbernya, kuncinya Komite Audit harus segera memproses

informasi pengaduan yang masuk. Secara lebih jauh, Komite Audit harus lebih proaktif dengan memiliki

protocol dan rencana aksi untuk melakukan tindakan atas pengaduan yang masuk tersebut, karena

pengaduan yang tidak didasarkan atas bukti yang kuat bisa masuk kapan saja.

Begitu mendapatkan pengaduan, Komite Audit harus dapat memahami substansi dan pokok dari

pengaduan untuk menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan. Ketika Komite Audit

menyatakan bahwa investigasi perlu dilakukan, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lai:

Bertindak Dengan Cepat

Investigasi mungkin memiliki implikasi terhadap laporan keuangan periode berjalan. Aksi yang

cepat juga dapat memastikan bahwa informasi yang sifatnya penting dapat terungkap.

Menentukan Tim Investigasi

Komite Audit dapat mempertimbangkan untuk menggunakan Tim Investigasi yang berasal dari

internal atau eksternal perusahaan. Tim dari pihak eksternal lebih independen apabila indikasi

kecurangan yang terjadi berkaitan dengan orang dalam perusahaan.

Menentukan Kepada Siapa Laporan Investigasi Ditujukan

Tim Investigasi dapat melaporkan hasil investigasinya kepada Manajemen, Komite Audit, atau

komite independen khusus yang dibentuk untuk melakukan investigasi. Karena bisa saja

kecurangan terjadi dilakukan oleh internal perusahaan sendiri, untuk itu dimungkinkan untuk

dibentuk komite khusus investigasi yang bersifat independen.

Dapatkan Persetujuan Pihak-pihak yang Terkait

10

Page 11: CG Kasus 6

Auditor eksternal dan Pemerintah harus menyetujui ruang lingkup investigasi yang dilakukan,

prosedur, dan kesimpulan yang dihasilkan. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat

yakin dengan hasil investigasi yang diperoleh.

Dapatkan Pengacara yang Tepat

Keterlibatan pengacara adalah krusial, seorang pengacara mengetahui kapan suatu kejadian

memerlukan investigasi mendalam dan bagaimana memproses hasil investigasi tersebut sesuai

dengan hukum yang berlaku.

Menggunakan Penasihat yang Tepat

Tim investigasi memerlukan penasihat untuk mendampingi pelaksanaan proses investigasi.

Mempertimbangkan untuk memberitahun Investor dan Pemerintah

Hal ini penting untuk menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum dan menyediakan

informasi yang relevan tentang kemungkinan adanya perubahan dalam laporan keuangan.

Pemenuhan Syarat Dokumentasi

Investigasi harus memenuhi dokumentasi yang dapat dijadikan bukti adanya fraud.

Menjalin Komunikasi

Seluruh personil perusahaan harus memahami pentingnya investigasi yang dilakukan dan

menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk lancarnya proses investigasi.

Memonitor Progres Investigasi

Komite Audit harus memonitor jalannya investigasi untuk menentukan apakah investigasi perlu

dilakukan dengan lebih mendalam atau tidak.

Dalam kasus yang terjadi di PT Telkomsel, mekanisme seperti di atas belum berjalan dengan semestinya.

Apabila seluruh mekanisme di atas dilakukan, tentunya terjadinya kecurangan dan korupsi dapat

dicegah.

11

Page 12: CG Kasus 6

IV. DAFTAR PUSTAKA

PwC (2010), Audit Committee Effectiveness : What Works Best, 4th Edition

http://kebenaranaksidua.blogspot.co.id/2011/05/Telkom.html

http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0087_whistleblowing.html

12