cetak-bpkm

Upload: ninda-devita

Post on 17-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR

Buku rancangan pengajaran (BRP) modul Empati, Bioetik & Komunikasi untuk Pengembangan Pribadi & Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora, disingkat EBKPPPKH atau selanjutnya dipakai nama EBKP3KH, merupakan modul dalam kurikulum pendidikan dokter PSPD UNIB yang menekankan kompetensi ranah afektif.Dalam perkembangan seseorang untuk dapat bekerja menjadi dokter secara professional, mahasiswa tidak cukup hanya mempelajari ilmu biomedik, ilmu aplikasi biomedik di klinik dan di komunitas saja, tetapi mahasiswa juga harus belajar dan berlatih berperilaku yang sesuai dengan profesi dokter.Modul EBKP3KH merupakan modul yang secara terstruktur mengemban sebagian besar tugas institusi pendidikan dokter untuk memperkenalkan, mengajarkan, melatih dan menguji perilaku mahasiswa agar pada akhir pembelajarannya berperilaku sesuai kepribadian dan profesi seorang dokter.Pengembangan pribadi dan pengembangan seseorang menjadi profesional dalam bidang kedokteran bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu modul ini merupakan modul berkelanjutan yang dimulai sejak di semester 1 hingga semester terakhir. Muatan EBP3KH diberikan dalam 2 minggu pada semester 1 sebagai pengantar awal, kemudian dilanjutkan sebanyk 2-6 jam pada setiap modul di tahap ilmu kedokteran (semester 2-6) dan diintegrasikan pula di tahap pembelajaran klinik (semester 7-10).Dengan bermuatan untuk melatih empati, bioetik, dan komunikasi dalam lingkup sosial budaya dan humaniora, maka modul ini merupakan modul integrasi dari berbagai kompetensi yang akan dijabarkan satu-persatu di dalam pembelajaran modul.Metoda pembelajaran yang digunakan dalam modul ini beragam, mulai dari kuliah interaktif, diskusi kelompok, demonstrasi, pelatihan keterampilan, kunjungan dan praktik di lapangan, belajar mandiri, serta pleno. Lapangan pendidikan selain di kampus juga di rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan primer hingga di kediaman masyarakat.Evaluasi pembelajaran dinilai selama proses pembelajaran berlangsung dan dari hasil akhir kompetensi mahasiswa.Mudah-mudahan modul EBKP3KH ini dapat dilaksanakan dengan baik, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas dokter lulusan PSPD UNIB yang dapat memenuhi persyaratan the five star doctor yang juga beriman dan dan mampu bersaing di era globalisasi.

Tim Penyusun Modul Lokal EBP3KH

BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 201321

PENDAHULUAN

Mengacu pada visi dan misi Porgram Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu 2010, diinginkan dokter lulusan PSPD Universitas Bengkulu berkualitas mandiri, berwawasan global, menguasai iptek kedokteran, serta memiliki moral dan etika yang tinggi dan mampu memanfaatkan sumber daya setempat.Tujuan tersebut sesuai dengan harapan dunia internasional bahwa seorang dokter harus memiliki predikat keterampilan the five star doctor, salah satunya adalah dokter sebagai seorang komunikator dan menangani pasien secara holistik, sebagai manusia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa seorang dokter, selain sebagai seorang ilmuwan kedokteran yang berpengetahuan luas di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, juga harus memiliki budi pekerti luhur, berkepribadian baik, memiliki empati yang tinggi, serta mampu berkomunikasi secara efektif. Modul Empati dan Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora (EBP3KH) dirancang sebagai salah satu modul agar lulusan PSPD Universitas Bengkulu dapat memenuhi hal tersebut. Ilmu yang diperoleh dari modul EBP3KH seyogyanya dapat menjadi landasan kokoh yang akan dibina lebih lanjut pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi sampai menjadi seorang dokter.

TUJUAN MODULTujuan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu ialah mendidik mahasiswa melalui serangkaian pengalaman belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku dalam bidang profesinya sebagai seorang dokter yang mampu memberikan pelayanan kesehatan strata primer yang menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam suatu sistem pelayanan kesehatan nasional dan dapat bersaing secara global. Profil dokter lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu mengacu pada profil dokter WHO (the 5 star doctor) yang mempunyai kemampuan sebagai care provider, decision maker, communicator, community leader, manager, juga sebagai researcher.

KOMPETENSIMengacu pada, kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu melalui modul EBP3KH adalah:A. Komunikasi efektif1. Berkomunikasi disertai empati2. Mendengar aktif3. Menghargai pasien sebagai manusia seutuhnya4. Memberi informasi secara efektif kepada pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan dengan mempertimbangkan latar belakang sosial, budaya dan situasinya 5. Menggunakan bahasa verbal dan non-verbal secara efektif6. Menggunakan bahasa tertulis secara efektif7. Menggunakan teknologi komputer secara efektifB. Mawas diri dan pengembangan diri dengan belajar sepanjang hayat1. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya2. Mengenali dan mengatasi masalah emosi, personal dan masalah yang berkaitan kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan atau kemampuan profesinya3. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik kedokteran4. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkup profesi dan pribadi5. Menganggap bahwa umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pendidikan dan praktik6. Menjalani praktik sesuai dengan hati nurani disertai Iman dan Taqwa pada Tuhan Yang Maha EsaC. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik1. Memahami konsep dasar etika dan menerapkannya sebagai dasar moral dalam pelayanan medis dan kesehatan2. Menyadari pertimbangan etik dalam situasi khusus3. Mengenali konflik etik dalam situasi khusus4. Menganalisis secara sistematis dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan pasien secara individual5. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam kebijakan kesehatan6. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam hubungannya dengan profesi kesehatan lainnya7. Mengenal dan mengkaji kaitan segi hukum dan etika dalam kasus-kasus tertentu8. Memperlihatkan dan menerapkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan pilihan etik secara efektif dalam pengelolaan pasien9. Memadukan keterampilan etik secara efektif dalam pengelolaan pasien10. Mengenal dan secara efektif menghadapi perilaku tidak etis teman sejawat atau tenaga kesehatan lainMengacu pada kompetensi dokter lukusan Program Studi pendidikan Dokter Universitas Bengkulu, mahasiswa sejak semester awal diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, belajar mandiri, mawas diri dan belajar sepanjang hayat, serta memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama manusia, baik individu sehat atau sakit, dan senantiasa mempertimbangkan individu sebagai bagian dari keluarga dan komunitasnya serta latar belakang sosial-budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemahaman mengenai humaniora, perilaku dan kepribadian, dan hubungan antar manusia akan dipelajari dan dipraktikkan dalam modul EBP3KH bersamaan dengan empati, kaidah dasar bioetik dan komunikasi efektif. Penerapan keilmuan tersebut di lapangan berbentuk pengalaman belajar lapangan (PBL) untuk memberi mahasiswa kesempatan mengenal masyarakat dalam satu unit keluarga.

KARAKTERISTIK MAHASISWA

PrasyaratMahasiswa yang dapat mengikuti modul EBP3KH adalah mahasiswa kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter lulusan SMU dan telah lulus ujian saringan masuk ke Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu.

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN TERMINALBila dihadapkan pada masalah/situasi/kasus kesehatan, mahasiswa yang telah menjalani modul EBP3KH mampu mengenali isu dan dilema, menganalisis, serta menerapkan aspek-aspek empati, bioetik dan pengembangan pribadi dan profesi kedokteran dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, komunitas, teman sejawat dan tenaga profesional lain yang terlibat.

SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANGSetelah menyelesaikan modul EBP3KH, mahasiswa PSPD UNIB mampu: 1. Berkomunikasi efektif melalui tulisan, misalnya opini terhadap masalah/situasi, laporan suatu keadaan yang diobservasi, laporan kasus, serta tulisan formal bagi kelompok dan masyarakat.2. Mendemonstrasikan kemampuan komunikasi interpersonal dengan pasien dan keluarganya, teman sejawat dan staf pengajar serta komunikasi dengan populasi dalam suatu komunitas dan presentasi profesi. Komunikasi dilakukan dengan pasien yang tidak sulit, dalam keadaan sadar, atau berada dalam status mental baik; maupun dengan pasien dalam keadaan gaduh gelisah, tidak sadar atau mempunyai gangguan bicara, atau dengan isu yang sulit, misalnya masalah seksual, diagnosis penyakit parah, kematian, atau kaitan penyakit dengan latar belakang sosial-budaya, dan lain-lain.3. Memperlihatkan proses dasar dalam suatu wawancara dan mengintegrasikan kemampuan clinical reasoning sehingga diperoleh bentuk unstructured communication untuk mendapatkan dan memberi informasi.4. Mampu melakukan konseling yang terlihat dari kemampuan memberi dukungan, berempati dan menawarkan usulan-usulan yang bijaksana; serta selanjutnya memberikan pemilihan keputusan kepada pasien/keluarganya.5. Mampu mengenali kelemahannya dalam hubungan interpersonal dan pengembangan diri serta bersedia menerima kritik dari orang lain.6. Mampu menerapkan nilai-nilai yang disadarinya dalam bentuk strategi belajar dan manajemen waktu.7. Mengenal isu etik dalam praktik kedokteran, mengenali pertimbangan etik yang paling relevan, serta menerapkan konsep dan pertimbangan etik bila dihadapkan pada kasus etik.8. Mengenali isu dan dilema etik dalam pengalaman kliniknya yang berkaitan dengan pelayanan dan kebijakan serta mengetahui kapan dan bagaimana mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain untuk menyelesaikan pilihan etik tersebut.9. Memadukan pertimbangan moral dan memiliki keterampilan untuk memutuskan masalah dengan komunikasi, hubungan interpersonal dan keterampilan klinis untuk memberikan pelayanan etik secara efektif.

LINGKUP BAHASAN

1. The humanities in medicinea. Konsep dasar humanitiesb. Cabang-cabang humanitiesc. Humanities sebagai paradigma dasar dalam kedokterand. Five qualities of mind sebagai paradigma dasar dalam kedokteran2. Aspek perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokterana. Konsep umum kepribadianb. Fleksibilitas dan rigiditas kepribadianc. Faktor-faktor yg mempengaruhi pembentukan kepribadian3. Empatia. Pengertian empatib. Hubungan berdasarkan empati4. Hubungan antar manusiaa. General system theoryb. Dasar hubungan antar manusia yg adekuat5. Kesehatan jiwaa. Konsep kesehatan jiwa (WHO)b. Kesehatan jiwa sebagai tujuan akhir perbaikan kualitas hidup6. Komunikasi efektifa. Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokterb. Hambatan komunikasic. Komunikasi verbald. Komunikasi non-verbale. Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal lawan bicara (sejawat, pasien dsbnya)f. Empati sebagai salah satu variabel dalam pelayanan kesehatan7. Konsep sehat-sakita. Konsep sehat dan sakit (WHO, NKRI)b. Tingkat pencegahan dan riwayat alamiah penyakitc. Pengertian keluarga dan fungsinyad. Pengertian kedokteran komunitas & kedokteran keluarga8. Promosi kesehatana. Definisi promosi kesehatanb. Tingkat pencegahanc. Kegiatan promosi kesehatand. Implementasi konsep promosi kesehatan dalam modul EBP3KH9. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spirituala. Jati diri bangsab. Jati diri pribadi/mahasiswa10. Kaidah dasar bioetik dan prima faciea. Kaidah dasar bioetikb. Prima facie

LINGKUP BAHASANPOKOK BAHASANSUBPOKOK BAHASANDAFTAR RUJUKAN

1. The humanities in medicine Konsep dasar humanities Cabang-cabang humanities Humanities sebagai paradigma dasar dalam kedokteran Definisi kesehatan jiwa (WHO) Five qualities of mind sebagai paradigma dasar dalam kedokteran Humanities sebagai lawan dari ilmu-ilmu eksakta Kedokteran sebagai cabang dari humanities Pengertian dan tujuan umum The humanities Kedokteran sebagai humanities yang paling ilmiah dan manusiawi Pentingnya dokter memasukkan cabang-cabang The humanities dalam pendekatan dan pengobatan komprehensif terhadap pasien Definisi kesehatan jiwa (WHO): rasa sehat dan gembira, dapat menghadapi/menyesuaikan diri terhadap tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai-mana adanya, bersikap positif terhadap dirinya maupun orang lain 5 qualities of mind: kemampuan berpikir kritis, memiliki perspektif yg fleksibel, nondogmatis, peka terhadap nilai, empati dan sadar diri

Sjamsuhidayat. The humanities in medicine. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

2. Aspek perilaku & kepribadian dalam bidang kedokteran Konsep umum kepribadian Fleksibilitas dan rigiditas kepribadian Faktor-faktor yg mempengaruhi pembentukan kepribadian Pengaruh sifat-sifat kepribadian dalam menumbuhkan empati Pengaruh faktor-faktor bio-psiko-sosial dalam pembentukan kepribadian Jenis kepribadian tertentu yang memadai untuk menjadi dokter Pentingnya mengetahui kepribadian sendiri/sadar diri sebagai bagian dari 5 qualities of mind Pentingnya mengetahui kepribadian sendiri dan orang lain utk membangun empati dan rapport agar terbentuk hubungan antar manusia yg adekuat sehingga mencapai tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup sesuai definisi kesehatan jiwa (WHO)

Wibisono S. Aspek perilaku & kepri-badian dalam bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

3. Empati Pengertian empati Human values Contoh-contoh hubungan berdasarkan empati Arti dan perbedaan empati dan simpati Pentingnya nilai-nilai manusia (human values), a.l.: nilai keagamaan Perbedaan antara menjadi moralist dan moralizer Perbedaan antara exclusive we dan inclusive we Contoh-contoh hubungan antar manusia yg adekuat berdasarkan empati

Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

4. Hubungan antar manusia General system theory Dasar hubungan antar manusia yg adekuat Pengertian general system theory Pentingnya general system theory serta pengaruhnya terhadap hubungan antar manusia Empati sebagai dasar hubungan antar manusia yg adekuat

Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

5. Kesehatan jiwa Konsep kesehatan jiwa (WHO) Kesehatan jiwa sebagai tujuan akhir perbaikan kualitas hidup Pengertian kesehatan jiwa (WHO): rasa sehat dan gembira, dapat menghadapi/ menye-suaikan diri terhadap tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, bersikap positif terhadap dirinya maupun orang lain Mengapa kesehatan jiwa merupakan tujuan akhir perbaikan kualitas hidup Mengapa hubungan antar manusia yg adekuat penting untuk mempertahankan kesehatan jiwa Pengaruh general system theory terhadap kesehatan jiwa

Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

6. Komunikasi efektif

Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter

Hambatan komunikasi

Komunikasi verbal

Komunikasi non-verbal

Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal lawan bicara

Empati sebagai salah satu variabel dalam pelayanan kesehatan

Pembinaan/komunikasi dengan keluarga

Definisi komunikasi Definisi komunikasi interpersonal Penerapan komunikasi inter-personal dalam praktik kedokteran Definisi komunikasi efektif Hambatan komunikasi- pengirim- penerima- media- lingkungan Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman, menga-jukan pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi, mendorong klien bicara, menanggapi Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara Pengamatan gerak-gerik, bahasa tubuh, wajah, suara Pengamatan kalimat yang diucapkan lawan bicara Definisi empati Aplikasi empati dalam pelayanan kesehatan- empati dilihat dari sudut pandang pasien - empati dilihat dari sudut pandang provider Penerapan langkah-langkah komunikasi efektif Pengisian berkas keluarga Dinamika keluarga dan faktor-faktor dalam kehidupan keluarga Masalah kesehatan yang ada pada keluarga dan aspek dalam keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan Lingkungan biopsikososial keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan Penyusunan rencana intervensi terhadap kesehatan keluarga Media komunikasi untuk kelluarga Perencanaan dan indikator keberhasilan Penerapan komunikasi dalam penyuluhan kesehatan pada keluarga Evaluasi pada saat berlangsungnya komunikasi Evaluasi hasil penyuluhan (hasil komunikasi dan interaksi) dengan keluarga Basuki E. Komuni-kasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007. Tate P. The doctors commu-nication hand-book. Radcliffe Medical Press, 1995. Northhouse LL, Northouse PG. Health communi-cation: Strategies for health profes-sionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30. Covey SR. Tujuh kebiasaan manu-sia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V.

Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Dhanasari VT. Pengisian Berkas Keluarga. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

7. Konsep sehat sakit Konsep sehat & sakit

Tingkat pencegahan & riwayat alamiah penyakit Pengertian keluarga dan fungsinya Pengertian kedokteran komunitas & kedokteran keluarga

Pengertian sehat menurut WHO, NKRI Faktor-faktor yg mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi Peran komunikasi efektif dan empati dalam usaha menyembuhkan pasien, keluarga atau masyarakat Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit Fungsi keluarga Pengaruh penyakit terhadap kesehatan keluarga Pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggota keluarga

Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Mausnar JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text, WB Saunders, 2004. Chap. 1 Leavell & Clark. Preventive medi-cine for the doctor in his community. McGraw Hill, 1965. Chap. 2 Kark SL. Epide-miology and Community Medi-cine. Appleton Century Crofts. 1974. Chap. 8 Seely JC. Working with the family in Primary Care: A Systems Approach to Health and illness. Praeger Special Studies. 1983. Chap. 3 & 5 Tulchinsky TH, Varavikova EA. The New Public Health: An Introduction for the 21st Century. Academic Press 2000. Chap. 2

8. Promosi kesehatan Promosi kesehatan

Tingkat pencegahan

Kegiatan promosi kesehatan Implementasi promosi kesehatan dalam modul EBP3KH

Definisi promosi kesehatan Model promosi kesehatan Tahap pre-patogenesis dan patogenesis Primary prevention Secondary prevention Tertiary prevention 5 levels of prevention of a disease Herqutanto. Promosi kesehatan. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

9. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual Jati diri bangsa

Jati diri pribadi/mahasiswa Mengenal jati diri bangsa Peradaban dan manusia seutuhnya Mengenal jati diri mahasiswa Core value, hati nurani Kerja sama kelompok Profesionalisme

Pradana, Suhar-djono, Fahrial A. Pemahaman kecerdasan inte-lektual, emosional dan spiritual. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Ginanjar A. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual: Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Arga, Jakarta 2001.

10. Kaidah dasar bioetik dan prima facie Kaidah dasar bioetik Prima facie Beneficence Nonmaleficence Autonomy Justice Budiningsih Y, Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik & prima facie. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007

11. Pelayanan kesehatan primer sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia

Analisis situasi dan kecenderungan dalam bidang kesehatan Paradigma Sehat

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan primer

Puskesmas

Fungsi puskesmas

Upaya puskesmas

Pencapaian saat ini Masalah Ancaman Definisi paradigma sehat Dasar, visi dan misi pembangunan kesehatan Pelayanan primer, sekunder dan tertier Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat, praktik dokter pribadi, Klinik dokter keluarga, praktik bidan swasta Puskesmas kecamatan Puskesmas induk Puskesmas kelurahan Puskesmas pembantu Puskesmas keliling Poisyandu Polindes (pondok bersalin di desa) Private goods Public goods Upaya kesehatan wajib Upaya kesehatan pengembangan Film/slides Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia

METODE PENGAJARAN

Metode pengajaran pada modul EBP3KH ditekankan pada ranah afektif, selain juga ranah pengetahuan dan psikomotor, dengan menggunakan metode pengajaran aktif mandiri dan terintegrasi. Metode pengajaran modul ini juga berdasarkan konsep pentahapan proses pembelajaran, yaitu tahap orientasi, tahap pelatihan, dan tahap umpan balik. Tahap awal dilaksanakan dalam modul PDPT sebanyak 20 jam dan selama 2 minggu pada semester I. Tahap lanjutan dilaksanakan terintegrasi dengan setiap modul (semester 2-6) dan di tahap klinik (semester7-10).

TAHAP AWAL (DALAM MODUL PDPT DAN 2 MINGGU PERTAMA DI SEMESTER 1)I. Orientasi (perolehan ilmu pengetahuan) Tatap muka (kuliah) interaktif, diskusi dalam kelompok, pleno dan kegiatan mandiri untuk memperoleh informasi pokok bahasan modul EBP3KH, meliputi: 1. The humanities in medicine2. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran (etika, moral, dan kepribadian)3. Human values (empati, hubungan antar manusia)4. Kesehatan jiwa (mental health)5. Komunikasi efektif6. Konsep sehat dan sakit7. Promosi kesehatan8. Pengenalan dan pengembangan jati diri9. Kaidah dasar bioetik: beneficence, non-maleficence, autonomy, justice dan prima facieII. PelatihanPelatihan ditujukan untuk mengembangkan sikap dan perilaku luhur serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif dengan bentuk pengalaman belajar:1. Role model dengan contoh kasus/pemicu melalui video/film dilanjutkan dengan pembahasan/diskusi dalam kelompok. Diskusi kelompok membahas dan mendiskusikan role model atau tentang values dalam film tersebut serta memberi tanggapan terhadap isu yang beredar di masyarakat, baik dari media massa atau pengalaman pribadi, untuk lebih mempertajam nilai dan budi pekerti luhur mahasiswa.2. Self experience: memperoleh pengalaman sendiri dalam berkomunikasi secara efektif dengan: Melakukan sendiri kegiatan komunikasi efektif dengan menerapkan langkah-langkah komunikasi di kelompok dengan bimbingan tutor. Beberapa kegiatan latihan komunikasi mahasiswa dengan pasien simulasi direkam dalam video untuk ditayangkan dan didiskusikan saat pleno III. Melakukan praktik lapangan I untuk kunjungan keluarga dan melakukan praktik komunikasi dengan keluarga didampingi oleh tutor. Hasil komunikasi tersebut dicatat dalam berkas keluarga oleh setiap mahasiswa (laporan perorangan) kemudian dibahas dalam kelompok dan pada pleno IV. Melakukan praktik lapangan II berupa kunjungan ke salah satu rumah sakit atau tempat lain yang berkaitan dengan kesehatan agar dapat menerapkan komunikasi dengan pasien atau provider kesehatan. Mahasiswa dibagi dalam kelompok. Hasil kunjungan dibahas dalam kelompok dan mahasiswa membuat laporan kelompok mengenai kunjungan tersebut berdasarkan aspek-aspek EBP3KH yang sudah dipelajari.3. Role-play: setiap mahasiswa bermain peran sesuai skenario untuk memperoleh pengalaman sendiri berkomunikasi berlandaskan empati dan non-empati, dilakukan dalam kelompok. Skenario berupa pemicu yang emotionally provoking, antara lain topik yang sensitif berkaitan dengan etik, moral, dan lain-lain, sehingga dapat melihat dan menghargai perbedaan nilai antar manusia. Setiap selesai melakukan role-play harus dilakukan de-roling. 4. Kegiatan kelompok bertujuan:a. Meningkatkan interaksi (berkomunikasi berlandaskan empati) dan berdiskusi dengan benar.b. Melakukan sharing (bertukar pendapat) atau memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.c. Melatih kerjasama dalam kelompok.5. Kegiatan mandiri: mahasiswa mempelajari buku ajar (textbook) atau bacaan/film yang diianjurkan dan mencari informasi lewat perpustakaan atau internet, sesuai lingkup dan pokok bahasan, serta menyusun laporan kegiatan perorangan/kelompok. Mahasiswa diharuskan mempunyai buku catatan (workbook) dan mencatat perolehan ilmu pengetahuan dari ceramah interaktif, diskusi kelompok, pleno, textbook, dan internet untuk kepentingan mereka sendiri. 6. Pleno membahas hasil diskusi kelompok, presentasi laporan kelompok atau pembahasan keterampilan komunikasi efektif (rekaman video) secara bersama-sama. III. Umpan balikUmpan balik diperoleh dari beragam kegiatan:1. Pengamatan berkesinambungan oleh tutor dilakukan dengan menilai partisipasi mahasiswa dalam setiap kegiatan kelompok dan penilaian terhadap catatan masing-masing mahasiswa, serta penilaian terhadap laporan perorangan dan kelompok. Pada waktu kegiatan kelompok tutor memberikan umpan balik yang sifatnya menambah pengetahuan, mengubah sikap dan memperbaiki praktik mahasiswa terutama dalam berkomunikasi.2. Angket yang diisi mahasiswa dipakai untuk menilai kualitas tutor dan kegiatan modul.3. Setiap akhir putaran diadakan rapat evaluasi kegiatan modul yang melibatkan anggota tim Modul EBP3KH dengan tutor untuk perbaikan modul baik dari segi isi maupun pelaksanaannya.

MATRIKS KEGIATAN

Hari/ JamSENINSELASARABUKAMISJUMATSABTU

17 Desember18 Desember19 Desember20 Desember21 Desember22 Desember

08.00-09.00Pembukaan dan pengarahan modul EBP3KHKegiatan kelompok 1 Praktek Komunikasi Efektif Pleno IKuliah 4 The Humanity In medicine, Aspek Prilaku dan Kepribadian dlm bidang kedokteran, Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwaKegiatan Kelompok VIII dan IX Praktik Komunikasi 2 di puskesmasPraktik Lapangan 1

09.00-10.00

10.00-11.00Kuliah I Komunikasi efektifKegiatan Kelompok II dan III BeneficenceNon BeneficenceKuliah 3 Konsep Sehat Sakit dan Promosi KesehatanKegiatan Kelompok VI dan VII Pemantapan pemahaman The Humanity In Medicine, Aspek Perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran, Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa.Kegiatan Kelompok X Diskusi tentang Sehat Sakit

11.00-12.00

12.00-13.00Istirahat

13.00-14.00Kuliah 2 Kaidah Dasar Bioetik dan PrimafacieKegiatan kelompok IV dan V JusticeAutonomy Pleno II ROLE PLAYPersiapan Praktik Lapangan 1

14.00-15.00Bioetika

15.00-16.00

Kuliah I Narasumber : dr, Hamzah

Kuliah IINarasumber : dr. Abdi

Kuliah III dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ/Azmi

Kuliah IVNarasumber : dr. wahyu

Kegiatan Kelompok I Praktek Komunikasi Efektif

Kegiatan Kelompok II dan IIIBeneficence Non Beneficence

Kegiatan Kelompok IV dan VJustice dan Autonomy

Pleno IKomunikasi Narasumber : dr.Hamzah

Pleno IIBioetka Narasumber : dr. Abdi, dr. Wahyu

Keguiatan Kelompok VI dan VIIPemantapan pemahaman The Humanity In Medicine, Aspek Perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran, Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa.

Kegiatan Kelompok VIII dan IXPraktik Komunikasi 2 di puskesmas

Kegiatan kelompok XDiskusi tentang Sehat Sakit

Role PlayDifasilitasi oleh tutor

MINGGU II

Hari/ JamSENINSELASARABUKAMISJUMATSABTU

24 Desember25 Desember26 Desember27 Desember28 Desember29 Desember

08.00-09.00Pemutaran Film Pelayanan KesehatanNATAL Diskusi Praktek Lapangan 1Praktek Lapangan IIPleno IIIUjian Tulis

09.00-10.00

10.00-11.00

11.00-12.00

12.00-13.00ISTIRAHAT

13.00-14.00Persiapan lapangan 2Patch AdamPleno IVOSCE

14.00-15.00

15.00-16.00

Pleno IIIKomunikasi Narasumber : dr. Hamzah

Pleno IVHasil Praktikum Lapangan 1 dan 2 Narasumber : dr.wahyu,dr.Hamzah dan dr.Azmi

SARANA DAN PRASARANA

SARANA1. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul EBP3KH2. Buku Pedoman Staf Pengajar (BPSP) Modul EBP3KH3. Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) Modul EBP3KH4. Layar lebar di ruang kuliah5. LCD projector 1 buah di ruang kuliah6. Video format switcher 7. Replacement lamp for LCD/video projector8. Laser pointer 1 buah 9. Wireless microphone 2 buah 10. Mikrofon biasa 1 buah di ruang kuliah11. Desktop atau laptop computer 1 buah di ruang kuliah12. Overhead projector 1 buah di ruang kuliah13. Videocamera 1 buah14. Kaset video untuk shooting pelatihan komunikasi efektif dan role-play sebanyak 3 buah15. Flipchart (termasuk kertas flipchart, spidol) untuk setiap ruang diskusi kelompok (6 buah)16. Alat tulis kantor: Kertas HVS1 rim Spidol boardmarker1 kotak Map kertas1 lusin Pulpen1 kotak17. VCD (film): Patch Adams, Clips Patch Adams Fasilitas pelayanan kesehatan primer Dokter buruk 18. Honorarium tim modul, narasumber, moderator dan tutor/fasilitator dan petugas pelaksana

PRASARANA1. Ruang sekretariat modul EBP3KH2. 2 orang tenaga administrasi 3. Satu buah ruang kuliah besar dengan kapasitas 50 orang untuk kuliah interaktif dan menonton film/video4. Ruangan diskusi kelompok 5-6 ruangan (masing-masing 11 - 12 orang mahasiswa) per kali putaran.5. Lahan praktik: PSPD Universitas Bengkulu, RSUD M Yunus Bengkulu, Puskesmas Wilayah dalam kota Bengkulu atau tempat lain yang ditentukan (di komunitas).

SUMBER DAYA MANUSIAStaf akademik program/modul empati terdiri atas staf pengajar tetap dan staf pengajar tidak tetap dari berbagai cabang ilmu kedokteran nonklinik dan klinik yang bertugas sebagai narasumber, moderator dan tutor. 1. Narasumber adalah staf pengajar yang mempunyai expertise di bidang ilmunya, berfungsi sebagai sumber belajar pada proses belajar mahasiswa mencakup materi yang dipelajari, serta teknik role model, self experience, dan role playing. Narasumber dapat bertindak sebagai pembicara/pemberi kuliah dan moderator. Dalam keadaan khusus narasumber dapat berasal dari instansi luar PSPD UNIB.2. Tutor adalah staf pengajar yang bertindak sebagai dosen pembimbing yang bertugas mengembangkan reasoning skill dan melakukan pengamatan berkesinambungan. Tutor dapat juga bertindak sebagai fasilitator yang bertugas menuntun dan membantu kemudahan belajar, memacu kemandirian, serta mengembangkan kreativitas belajar.

SUMBER BELAJARUntuk melaksanakan metode pembelajaran diperlukan sumber belajar yang meliputi:1. Berbagai buku rujukan atau naskah tatap muka yang sesuai dengan pokok bahasan, tersedia di Sekretariat Modul EBP3KH dan dipinjamkan kepada setiap kelompok mahasiswa.2. Internet di Perpustakaan PSPD UNIB atau di tempat yang disediakan.3. Narasumber atau tutor, serta personalia di lahan praktik (tempat kunjungan).4. Film yang berkaitan dengan modul EBP3KH: Patch Adams, Clips Patch Adams, Fasilitas pelayanan kesehatan primer, Dokter buruk.

PENGELOLATim Modul EBP3KH diketua oleh dr.Hamzah di bawah supervisi Ketua Program Studi Pendidikan Dokter dan Ketua Medical Education Unit (MEU), bekerjasama dengan seluruh departemen di PSPD UNIB.

PELAKSANA1. Tim Modul EBP3KH: 17 orang2. Para staf pengajar tetap dan tidak tetap yang dapat bertindak sebagai narasumber, dosen, dan tutor, dan beberapa staf staf pengajar sebagai tutor cadangan.3. Tata Usaha akademik PSPD UNIB.4. Pelaksana administrasi (sekretariat) dan teknik: 2 orang.5. Praktikum lapangan dipimpin oleh masing-masing tutor kelompok.

Tim Modul Lokal EBP3KHPenasehat: KPS Pendidikan Dokter UNIBKetua Modul: dr. H.Hamzah, MMAnggota :1. Dr. Andri Sudjatmoko, Sp.Kj2. dr. Wahyu Sudarsono, M.Ph 3.dr. Abdi Kesuma 4. dr. Faisal 5. dr. Syafriadi 6. dr. Yusdi Zahrias, MM 7.dr. Noor Diah Erlinawati Sekretariat : Suprianto,S.si

PJ Praktik Lapangan: Wawan .S.pdPenyusun soal ujian: Suprianto, S.SiPengawas ujian: Seluruh tim Modul PRINSIPEvaluasi modul EBP3KH didasarkan atas pencapaian sasaran pembelajaran serta terdiri atas evaluasi hasil pembelajaran dan evaluasi program.

CARA DAN ALAT EVALUASI1. Buku catatan mahasiswa dievaluasi oleh tutor setiap minggu (formatif)2. Observasi berkesinambungan oleh tutorPenilaian meliputi kehadiran tiap mahasiswa dan partisipasi mahasiswa dalam kelompok dengan check list. Penilaian kegiatan kelompok diserahkan ke Sekretariat pada hari yang sama (formatif). Sedangkan penilaian terhadap buku catatan tiap mahasiswa dilaporkan setiap akhir minggu. 3. Laporan perorangan Merupakan laporan hasil komunikasi efektif saat praktik lapangan I. Berisi struktur komunikasi (apakah menerapkan langkah-langkah komunikasi sesuai aturan baku), apa yang dirasakan saat berkomunikasi (empati atau nonempati), apakah mengalami hambatan. Makalah perorangan disampaikan kepada tutor masing-masing untuk dinilai, kemudian laporan disajikan dan dibahas pada saat pleno. 4. Laporan kelompokDisusun oleh kelompok setelah praktik lapangan II sesuai dengan materi/aspek-aspek EBP3KH yang telah dipelajari. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi atas hasil observasi saat kunjungan, misalnya aspek etik, empati, dan lain-lain. Laporan dibahas dengan tutor dalam kegiatan kelompok. 5. Ujian tulisUntuk menilai apakah materi EBP3KH telah dipahami, dilakukan 2 kali ujian tulis, dilaksanakan pada akhir minggu pertama dan kedua, berupa soal pilihan jamak (multiple choice questions).

EVALUASI PROGRAMUntuk mengeveluasi program digunakan:1. Lembar penilaian terhadap tutor yang diisi oleh setiap mahasiswa di akhir modul2. Kuesioner evaluasi terhadap modul EBP3KH diisi oleh setiap mahasiswa pada akhir modul3. Rapat tim modul dengan tutor

PARAMETER KEBERHASILANParameter keberhasilan modul ditetapkan sebagai berikut:1. Evaluasi hasil pembelajaran90% mahasiswa lulus dengan nilai minimal C dan rata-rata nilai bobot 2,002. Evaluasi program Semua kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana Perubahan jadwal, waktu, maupun kegiatan tidak lebih dari 10% Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, tutor, dan narasumber

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN SUMATIFPembobotan alat evaluasiNoJenisNilaikasarPembobotanNilaisetelah pembobotan

1.Kehadiran (absensi)10%

2.Observasi berkesinambungan oleh tutor20%

3.Laporan perorangan dan kelompok 20%

4.Uji tulis I20%

5.Uji tulis II20%

6.Praktik Lapangan 10%

Nilai akhir

Nilai akhir = Jumlah nilai setelah pembobotanRentang dan nilai dalam huruf: Nilai angkaNilai hurufNilai bobot

85 - 100A4.00

70 - 79B3.00

55 - 69C2.00

50 55D1.00

< 50E0.00

Lampiran 1TUJUAN TERMINAL PENDIDIKAN DOKTER

Tujuan pendidikan dokter ialah mendidik mahasiswa melalui serangkaian pengalaman belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam bidang keprofesiannya, serta mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk: 1. Melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem pelayanan kesehatan pemerintah dengan pendekatan kedokteran keluarga, mencakup:a. Mengenal, merumuskan, dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat sekarang dan yang akan datang, serta berusaha dan bekerja untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi program-program yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.b. Memecahkan masalah kesehatan pasien dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan klinik dan laboratorium, serta observasi dan pencatatan yang baik untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, melakukan tindakan medik, melakukan usaha pencegahan, meminta konsultasi, mengerjakan usaha rehabilitasi masalah kesehatan pasien dengan berlandaskan etika kedokteran, serta mengingat aspek jasmani, rohani dan sosio-budayanya. c. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.d. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan.e. Menyadari bahwa sistem pelayanan kesehatan yang baik adalah faktor penting dalam ekosistem yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.f. Mendidik dan mengikutsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatannya.2. Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri dalam segi ilmu kedokteran sesuai dengan bakatnya, dengan berpedoman pada pendidikan sepanjang hayat.3. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan untuk menambah pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang serasi, serta menilai kemajuan secara kritis.4. Mengembangkan ilmu kesehatan, khususnya ilmu kedokteran dengan ikut serta dalam pendidikan dan penelitian, serta mencari penyelesaian masalah kesehatan penderita, masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan medis. 5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang diperlukan untuk kelangsungan profesinya, misalnya integritas, rasa tanggungjawab, dapat dipercaya, serta menaruh perhatian dan penghargaan kepada sesama umat manusia, sesuai dengan etika kedokteran.6. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, dan bersikap terbuka, dapat menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta mendidik dan mengajak masyarakat ke arah sikap yang sama.

Lampiran 2

THE FIVE STAR DOCTOR / DOCTORS FOR THE FUTUREDoctor for health: a WHO global strategy for changing medical education practice for health for all. Adapted from Boelen C. Frontline doctors of tomorrow, World Health Organization, 1994; 47:4-5.1. Care provider, who considers the patient holistically as an individual and as an integral part of a family and the community and provides high quality, comprehensive, continuous and personalized care within a longterm relationship based on trust.2. Decision maker, who chooses which technologies to apply ethically and cost effectively while enhancing the care he or she provides.3. Communicator, who is able to promote healthy lifestyles by effective explanation and advocacy, thereby enpowering individuals and group to enhance and protect their health.4. Community leader, who having won the trust of the people among whom he or she works, can reconcile individual and community health requirements and initiate action on behalf of the community.5. Manager, who can work harmoniously with individuals and organizations inside and outside the health care system to meet the needs of the patients and communities, making appropriate use of available health data.

Lampiran 3

DAFTAR BUDI PEKERTI LUHURYANG PERLU DIMILIKI DAN DILESTARIKAN

Sivitas akademika Fakultas Kedokteran dituntut berperilaku luhur sesuai dengan profesinya kelak, terutama jujur, terbuka, bertanggung jawab, memiliki integritas, menerima pendapat orang lain yang berbeda, berempati, rendah hati, mandiri, dan mau belajar. Perilaku baik lainnya dapat diamati saat tatap muka, diskusi panel, diskusi kelompok, pleno, dan kegiatan mandiri, di antaranya: 1. Jujur2. Terbuka3. Bertanggung jawab4. Memiliki integritas5. Mau menerima orang lain sebagaimana adanya6. Empati7. Rendah hati8. Mandiri9. Berkemauan kuat10. Memiliki disiplin diri11. Tekun dan teliti12. Gigih/ulet13. Tabah, tegar dan tangguh namun cukup fleksibel14. Bersemangat15. Berhati lembut & lentur16. Bijaksana17. Mampu mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari berbagai alternatif pilihan yang memungkinkan18. Berpikir jauh ke depan

19. Cerdik20. Cermat21. Efisien22. Beriman 23. Kreatif/inovatif24. Bersahaja25. Produktif26. Mampu beradaptasi dalam berbagai situasi yang berbeda27. Mampu mengisi berbagai peran diri (contoh: sebagai dokter, suami/istri, orang tua, dan berbagai peran lainnya) secara optimal28. Menghargai karya/ buah pikiran orang lain29. Selalu mawas diri30. Mengenal kemampuan dan keterbatasan diri31. Menghargai waktu 32. Pemaaf33. Pemurah 34. Mengabdi tanpa pamrih35. Dapat mengendali-kan diri

36. Rajin37. Ramah tamah38. Rasa kasih sayang tanpa pamrih39. Rasa percaya diri40. Rela berkorban41. Sabar42. Bersikap adil43. Bersikap hormat 44. Bersikap tertib45. Sopan santun46. Sportif47. Bersusila48. Selalu menepati janji49. Dinamis50. Bersyukur51. Bersikap konstruktif52. Berani memikul risiko53. Mau belajar54. Peduli55. Mampu bekerjasama dalam tim56. Memiliki sifat keutamaan pemimpin57. Loyal pada pemimpin yang adil dan amanah58. Orientasi kerakyatan59. dsb

Lampiran 4

DAFTAR RUJUKAN

The humanities in medicine1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 20072. Cassell EJ. The place of The humanities in medicine. New York: Institute of Sociery, Ethics and the Life Sciences, 19843. Clouser KD. The humanities in medical education: some contributions. J Med and Philosophy 15: 189-301, 19904. Clouser KD. The humanities in a technological education. http://weberstudies. weber.edu/archive. Disitasi tanggal 9 Oktober 2006.

Aspek perilaku dan kepribadian5. Wibisono S. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 20076. Suseno FM. Etika dasar: masalah-masalah pokok filsafat moral. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 19937. WHO Document. Doctors for health: the 5 star doctor. Geneve: WHO 1996; 1-23

Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa8. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 20079. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (Pegangan bagi kader kesehatan). Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2003; 5-2410. Buber M. I and thou: a new translation by Walter Kaufman. New York: Charles Scribners Sons 1970; 53-68

Konsep sehat-sakit11. Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 200712. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text. WB Saunders, 2004. Chapter 113. Leavell & Clark. Preventive Medicine for the doctor in his community. Mc Graw Hill, 1965. Chapter 214. Kark SL. Epidemiology and Community Medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter 815. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 516. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st Century. Academic Press 2000. Chapter 2

Kaidah dasar bioetik17. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik danupaya menyuburkan pikiran kritis mahasiswa kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 200718. Purwadianto A. Segi kontekstual pemilihan prima facie kasus dilema etik dan penyelesaian kasus konkrit etik. Pertemuan Nasional III Jaringan Bioetika & Humaniora Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2004. 19. Sampurna B. Prinsip moral etika kedokteran. Modul Etika Kedokteran, 2005.20. Beuchamp TL, Childress JF. Principles of biomedical ethics 4th ed. New York: Oxford University Press 199421. Mappes TA, Zembaty JS. Biomedical ethics. New York: McGraw-Hill Book Co 198122. Veatch RM. The basics of bioethics. New Jersey: Prentice Hall Inc. 200023. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Komunikasi efektif24. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 200725. Basuki E. Kisi-kisi komunikasi efektif dalam film Patch Adams. Dalam Buku Panduan tutor dan mahasiswa. Modul EBP3 KH semester 1 FKUI, 200726. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30.27. Tate P. The doctors communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995.

Kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual28. Suwondo P, Suhardjono, Fahrial A. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 200729. Ginanjar A. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual: Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga, 200130. Etika. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 5. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1989; 205-931. Kaelan. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma; 87-9432. Kebudayaan. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 8. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1990; 26533. Norma Moral. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 11. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1990; 184

Promosi kesehatan34. Herqutanto. Promosi kesehatan. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 200735. Tones K, Tifford S. Health promotion, effectiveness, efficiency and equity. UK: Chapman & Hall 2001;2-6836. WHO. Health promotion glossary. Division of Health Promotion, Education and Communications (HPR) Health Education and Health Promotion Unit (HEP) WHO. 1998

Lampiran 5

PERATURAN AKADEMIK

Modul Empati & Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora (EBP3KH) wajib diikuti oleh semua mahasiswa PSPD UNIB.

Ketentuan umum1. Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Panduan Akademik Universitas Bengkulu 2010/2011, Panduan Akademik PSPD UNIB 2010/2011, serta segala ketentuan yang dikeluarkan oleh Ketua prodi PSPD UNIB.2. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan dalam segala tingkah lakunya, termasuk bersikap sopan terhadap sesama anggota sivitas akademika dan masyarakat sekitar.3. Setiap mahasiswa wajib berpenampilan rapi dalam berpakaian dan dengan potongan rambut yang pantas sesuai dengan kepribadiannya sebagai calon dokter.4. Setiap mahasiswa harus ikut memperhatikan dan menjaga kebersihan ruang kuliah, ruang diskusi kelompok, ruang praktikum, lingkungan sekitarnya, termasuk halaman, taman, WC/kamar mandi yang tersedia.5. Mahasiswa dilarang melakukan corat-coret di papan pengumuman tentang kegiatan mahasiswa.6. Setiap mahasiswa diwajibkan mentaati peraturan-peraturan khusus yang berlaku untuk modul EBP3KH. 7. Setiap mahasiswa wajib menjaga kehormatan dan kebanggaan almamater.

Kehadiran1. Kehadiran untuk tiap kegiatan harus tepat waktu.2. Mahasiswa yang terlambat 15 menit tidak diizinkan mengikuti kegiatan dan akan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.3. Pengisian daftar hadir/absensi mahasiswa dilakukan pada jam 07.45 hingga 08.00 WIB bertempat di kegiatan yang dilaksanakan sesudah atau sebelum jam tersebut, untuk kuliah yang diadakan di ruang kelas besar.4. Pengisian daftar hadir kegiatan kelompok, pleno dan praktik lapangan akan diberikan oleh tutor dan apabila mahasiswa terlambat 15 menit maka tidak diizinkan mengikuti kegiatan dan akan diperhitungkan dalam nilai akhir.5. Bila tidak hadir harus disertai dengan alasan sah dengan menunjukkan surat sakit dari dokter atau surat dari orangtua bila ada musibah dalam keluarga inti. 6. Kehadiran minimal 80% diperlukan untuk lulus modul EBP3KH.

Aktivitas setiap mahasiswa1. Wajib memiliki Buku Pedoman Kerja Mahasiswa dan mengikuti setiap kegiatan modul2. Kegiatan mandiri dilakukan di lingkungan kampus, ruang diskusi kelompok dan perpustakaan3. Diwajibkan membuat catatan dalam sebuah buku (workbook)4. Diwajibkan membuat laporan perorangan dan menyerahkannya kepada Tutor selambat-lambatnya pada hari kamis minggu 2 modul EBP3KH.5. Buku yang dipinjam harus dikembalikan selambat-lambatnya sebelum ujian tulis ke 2.6. Lain-lain sesuai dengan peraturan akademik yang tercantum dalam Peraturan akademik.

Lampiran 6

GLOSSARY

Academic performance:kemampuan seseorang dalam mencapai tahapan akademik tertentu.

Analisis kritis:Analisis secara sistematik berdasarkan sikap terhadap materi dan metode yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan.

Antipati:1. penolakan atau perasaan tidak suka yang kuat; 2. perasaan menentang obyek tertentu yang bersifat personal dan abstrak.

Antropologi:ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan (pada masa lampau).

Apresiasi:penilaian/penghargaan terhadap sesuatu.

Attitude (sikap):1. kecenderungan untuk bersikap dengan cara tertentu; 2. tingkahlaku yang mencerminkan perasaan atau keyakinan; 3. suatu watak untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap perorangan, kelompok, obyek, situasi, atau nilai (value); 4. suatu penilaian yang dipelajari sehingga dapat menghasilkan perilaku yang konsisten ketika menghadapi seseorang, sekelompok orang, obyek, atau sekelompok obyek.

Care provider:dokter atau pelaksana perawatan yang melihat pasien secara holistik, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari keluarga/komunitas serta menyediakan/ melakukan perawatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, berkesinam-bungan, dan disesuaikan dengan perorangan (personalized) dalam hubungan jangka panjang yang didasarkan atas kepercayaan.

Communicator:orang yang mampu meningkatkan cara hidup sehat dengan memberi penjelasan dan nasehat efektif, sehingga mendorong individu dan kelompok untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatannya.

Community leader:seseorang yang telah dipercayai oleh masyarakat di lingkungan kerjanya, dapat menyatukan kebutuhan kesehatan individu dan komunitas, serta melakukan tindakan mewakili kepentingan komunitas tersebut.

Decision-maker:seseorang yang mampu membuat keputusan berdasarkan pemilihan cara/teknik yang dapat dilaksanakan secara tepat, efisien/ cost-effective, dan etis untuk meningkatkan pemeliharaan/ perawatan yang dilakukannya.

Empati:1. kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain, tanpa mempengaruhi obyektivitas dalam menilai orang tersebut; 2. kemampuan menempatkan diri ke dalam diri orang lain untuk memahami pandangan dan perasaan orang tersebut, sesuai dengan latar belakang pendidikan, sosial, budaya, agama, ekonomi, etnik, dan lain-lain.

Etik/etika:1. kumpulan asas/nilai/moralitas universal yang berkenaan dengan akhlak atau yang serba-baik; 2. norma kebaikan yang berasal dari pembenaran nilai-nilai yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etik/etika kedokteran:etika khususnya kewajiban moral yang mendasari profesi dan praktik kedokteran, serta melandasi segenap keputusan medik menjadi keputusan yang benar dan serba baik.

Etik/etika profesi:etika terapan dan kesejawatan yang berlaku untuk masing-masing profesi yang mengandung keutamaan dan keluhuran profesi.

Humaniora:ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membantu manusia untuk bersifat lebih manusiawi dan lebih berbudaya, misalnya teologi, filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah, filologi, ilmu bahasa, kesusasteraan, ilmu kesenian, dan ilmu praktik kedokteran.

Human rights:hak-hak alamiah manusiawi yang tidak dapat dicabut dan merupakan karunia Tuhan, karena semata-mata dimiliki manusia meliputi antara lain kebebasan berbicara dan berpendapat, beragama dan berkeyakinan, berserikat dan berkumpul, serta hak untuk mendapat perlindungan yang sama di depan hukum.

Ilmiah:1. bersifat ilmu; 2. secara ilmu pengetahuan; 3. memenuhi syarat-syarat (hukum) ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan:gabungan berbagai pengetahuan yang (science) disusun secara logis dan sistematis yang diperoleh dengan langkah-langkah ilmiah (observasi, identifikasi masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen, penyusunan teori).

Integritas:1. keterpaduan; 2. kebulatan; 3. keutuhan; 4. jujur dan dapat dipercaya.

Jujur:1. lurus hati; 2. tidak curang; 3. tulus; 4. ikhlas.

Kejujuran:ketulusan (hati); kelurusan (hati).

Kepribadian (personality) :1. sifat dan tingkahlaku seseorang yang membeda-kannya dari orang lain; 2. integrasi karakteristik struktur, pola tingkah-laku, minat, pendirian, kemampuan, dan potensi yang dimiliki seseorang; 3. segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui orang lain; 4. ciri dan cara berperilaku individu yang menerangkan penyesuaian orang tersebut terhadap lingkungannya.

Komunikasi efektif:komunikasi yang didasarkan atas niat untuk mau mengerti lawan bicara (empati), yaitu dengan menjadi pendengar yang baik, baik dari segi verbal maupun bahasa tubuh, serta kemampuan melakukan empati. Komunikasi efektif dilakukan melalui tahapan, yaitu mendengarkan, memahami, menyetujui/menerima, melakukan tindakan/ menanggapi respon), serta meminta umpan balik

Komitmen:janji atau tekad untuk melakukan sesuatu.

Konsisten:1. tetap (tidak berubah-ubah); 2. taat asas; 3. ajeg

Kreatif:1. memiliki daya cipta; 2. memiliki kemampuan untuk menciptakan.

Manager:1. seseorang yang dapat bekerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam dan di luar sistem pemeliharaan kesehatan untuk mencapai kebutuhan pasien dan komunitas, dengan menggunakan secara tepat data kesehatan yang ada; 2. orang yang mengatur pekerjaan atau melakukan kerjasama yang baik dengan menggunakan orang lain untuk mencapai sasaran; 3. orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana serta mengatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.

Manusia penalar:manusia yang berpikir logis.

Masalah ilmiah:1. pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian yang akan dilakukan, 2. kesenjangan yang teridentifikasi.

Moral:1. ajaran tentang baik buruk yang diterima umum, mengenai perbuatan, sikap, kewajiban; 2. akhlak; 3. budi pekerti; 4. susila; 5. kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; 6. isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan; 7. ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.

Motivasi:1. dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2. usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dari perbuatannya.

Nilai (value):ukuran kuantitatif dalam standar atau kesatuan tertentu.

Observasi:1. pengamatan atau peninjauan secara cermat; 2. pengujian fenomena secara berhati-hati dan dilihat dari sudut pandang pengetahuan.

Perilaku luhur:1.perilaku yang menjunjung tinggi moral, adat istiadat, sopan santun, tingkah laku, nilai-nilai baik (terpuji) manusia; 2. budi pekerti yang paling hakiki, yaitu perilaku yang meliputi sikap dan perilaku dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan alam sekitar.

Performance:kinerja tingkat pencapaian tertentu.

Plagiat:1.pengambilan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya sebagai karangan atau pendapat sendiri; 2. jiplakan.

Plagiarisme:aliran penjiplakan.

Profesional:memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya; mengharuskan pembayaran untuk melakukannya.

Realistik:sesuai dengan kenyataan bersifat nyata atau wajar.

Riwayat alamiah penyakit : adalah gambaran penyebaran penyakit mulai sebelum sakit (fase pre-patogenesis) sampai berakhirnya proses perjalanan penyakit (fase patogenesis)

Role model:mengambil seseorang sebagai model/contoh/suri teladan yang dapat menjadi panutan, misalnya: guru seringkali menjadi model yang berpengaruh terhadap muridnya sehingga murid cenderung mengikuti tingkah lakunya.Role playing:murid berperan sebagai orang lain sehingga dapat mengalami perasaan orang tersebut, misalnya bagaimana rasanya menjadi ibu seorang anak yang kekurangan gizi.Self assessment:melakukan penilaian hasil yang telah dicapai oleh diri sendiri.

Self experiment:pengalaman langsung yang dialami/diberikan kepada murid sehingga dapat membentuk sikap (attitude)nya.

Simpati:kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain, namun karena melibatkan perasaan, seringkali penilaiannya menjadi subyektif.

Sivitas akademika:masyarakat ilmiah atau kelompok akademik/ perguruan tinggi, yaitu dosen dan mahasiswa.

Suportif:1. mendukung; 2. mendorong.

Terbuka:1. sikap perilaku yang menyebabkan keleluasaan dalam menerima apa saja dari luar; 2. membuka diri terhadap umpan balik dan mampu menerima informasi apa saja secara obyektif.

Tanggungjawab:1. keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, bila terjadi sesuatu boleh dituntut, diperma-salahkan, diperkarakan, dsb; 2. Bertanggung-jawab: berani memikul risiko, dinyatakan dalam perilaku yang konsekuen, konsisten, dan tuntas.

BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 201384

Lampiran 7 Lampiran 7TATA CARA KEGIATANKULIAH INTERAKTIF1. Kuliah dilakukan sesuai tujuan, materi, dan alokasi waktu. 2. Bahan kuliah diberikan beberapa hari sebelumnya untuk dipelajari mahasiswa3. Kuliah dilakukan secara interaktif dengan menitik-beratkan agar mahasiswa belajar aktif mandiri. Mahasiswa selain mendengarkan, aktif membuat catatan dalam buku catatan mahasiswa, diberi kesempatan mengutarakan pendapat, bersikap kritis, dan bertanya langsung untuk memperoleh kejelasan.

KEGIATAN/DISKUSI KELOMPOK1. Kegiatan/diskusi kelompok dipimpin oleh tutor.2. Tutor memberi salam dan memperkenalkan diri.3. Sebelum diskusi kelompok setiap anggota saling memperkenalkan diri.4. Tutor menjelaskan tujuan dan cara diskusi kelompok sesuai lembar tugas.5. Diskusi kelompok dilaksanakan sesuai dengan panduan kegiatan.6. Tutor berusaha agar semua mahasiswa aktif berpartisipasi dalam diskusi.7. Tutor menjaga kelancaran diskusi dan mengarahkan agar diskusi tetap mengacu pada sasaran pembelajaran.8. Setiap mahasiswa wajib mempunyai buku catatan untuk mencatat semua hasil diskusi9. Diskusi dilakukan dengan tertib.10. Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapat, bertanya, dan menjawab secara bergiliran dengan tertib.11. Setiap anggota kelompok wajib menunjukkan sikap saling menghargai serta memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapat, tidak ada dominasi individu dalam kelompok.12. Bila ada materi/topik yang memerlukan klarifikasi, narasumber dapat dihubungi sesuai jadwal.13. Keputusan kelompok merupakan hasil keputusan bersama dan didukung oleh semua anggota kelompok.14. Laporan kelompok disampaikan pada pleno. Kelompok menunjuk juru bicara dan sekretaris yang menyiapkan presentasi.15. Tutor mengisi formulir kehadiran kelompok serta menilai dinamika kelompok.16. Tutor melakukan observasi berkesinambungan terhadap setiap anggota kelompok dan memberikan penilaian afektif.17. Mahasiswa mengisi lembar evaluasi terhadap peran dan fungsi tutor.PLENO1. Pleno dipimpin moderator. Narasumber adalah dosen pemberi kuliah atau pakar dalam materi pleno2. Pleno dapat membahas materi kuliah untuk pemantapan pemahaman materi kuliah atau laporan kelompok3. Pada pemantapan pemahaman materi kuliah moderator melemparkan beberapa isu mengenai materi untuk dibahas, mahasiswa diberi kesempatan bertanya atau memberi komentar4. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan laporan hasil kegiatannya, kelompok lainnya diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi komentar5. Narasumber memberi asupan bilamana diperlukan6. Di akhir diskusi moderator akan menyampaikan rangkuman atau pengarahan

Tata cara pleno I & II1. Pleno I & II berlangsung selama 120 menit dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan pemicu I & II2. Panitia menentukan beberapa kelompok yang akan melakukan presentasi dan beberapa kelompok lainnya sebagai penanya wajib3. Setiap kelompok diberi waktu 7 menit untuk presentasi dan 8 menit untuk pertanyaan/diskusi 4. Pada akhir pleno moderator menyampaikan rangkuman selama 10 menit.Tata cara pleno III1. Pleno I berlangsung selama 120 menit untuk membahas hasil pratik lapangan I.2. 3 kelompok berperan sebagai presentan dan 3 kelompok menjadi penyanggah.3. Pada akhir pleno moderator memberi rangkuman selama 10 menit.

Tata cara Pleno IV1. Pleno IV berlangsung selama 120 menit untuk presentasi hasil pelatihan komunikasi efektif (kegiatan kelompok VI IX).2. Dibahas teori komunikasi efektif dan praktik keterampilan komunikasi yang dilakukan mahasiswa3. Setiap kelompok telah menyiapkan presentasi tentang topik:a. Membuat klien merasa nyamanb. Mengajukan pertanyaanc. Mendengar aktifd. Memberikan informasi4. Presentasi dilakukan oleh 4 kelompok yang ditentukan secara diundi, dengan topik berbeda, masing-masing selama 5-7 menit. Setelah presentasi dilakukan tanya jawab selama 30-40 menit. Kelompok yang tidak presentasi menjadi penyanggah.5. Ditayangkan rekaman CD peragaan komunikasi dari 4 kelompok yang telah ditentukan panitia, masing-masing tentang topik seperti pada ad 3. Sewaktu ditayangkan mahasiswa menilai peragaan tersebut dengan menggunakan daftar tilik, diikuti oleh diskusi selama 20-30 menit.6. Pada akhir pleno moderator memberi rangkuman selama 10 menit.Tata cara pleno V 1. Pleno V berlangsung selama 120 menit untuk membahas kasus dr. Tenar (kasus hipotetik dokter praktik swasta perorangan) yang telah dibagikan sebelumnya pada saat diskusi kelompok 2. Pleno membahas laporan kelompok hasil kerja mandiri dan umpan balik selama diskusi kelompok topik pertopik3. Pada laporan kelompok: setiap kelompok mempresentasikan hasil pembahasan kasus dr. Tenar sesuai dengan kaidah dasar bioetik yang telah ditentukan dan yang bertindak sebagai penyanggah adalah kelompok kaidah dasar bioetik lainnya.

4. Narasumber memberikan asupan, meluruskan jawaban/argumen etis dan memberikan jalan keluar5. Pada akhir diskusi moderator akan memberikan rangkuman atau pengarahan/pemantapan pemahaman

PRAKTIK LAPANGANDalam rangka memperkenalkan kehidupan dalam suatu masyarakat/ komunitas dan masalah kesehatan sedini mungkin kepada mahasiswa kedokteran, dilakukan kunjungan ke rumah-rumah, rumah sakit maupun kunjungan ke fasilitas kesehatan lainnya. Mahasiswa akan diminta menemui individu atau anggota keluarga di rumahnya baik orang sehat, atau pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan, pengelola ruang rawat, pimpinan fasilitas dan lainnya. Tujuan kegiatan ini ialah agar mahasiswa mendapat pengalaman (self experience) berkomunikasi, sehingga mampu:1. Berkomunikasi efektif dengan menerapkan langkah-langkah komunikasi secara benar.2. Mempertajam empati dengan melihat/menanyakan berbagai masalah pada seseorang, baik yang sehat maupun yang sakit.3. Mencoba mendeteksi masalah kesehatan secara sederhana di dalam suatu keluargaTatacara praktik lapangan I1. Praktik lapangan I dilaksanakan pada hari akhir minggu pertama modul EBP3KH, setelah dibuat kesepakatan antara kelompok dengan tutornya masing-masing.2. Pengelola modul dan tutor terlebih dahulu akan memberi pengarahan tentang praktik lapangan I kepada mahasiswa3. Mahasiswa tiap kelompok bersama tutornya mengunjungi keluarga binaan yang telah ditentukan oleh panitia. Setiap 3-4 mahasiswa diberi 1 keluarga binaan.4. Mahasiswa melakukan komunikasi dua arah (sesuai langkah-langkah komunikasi efektif) dengan supervisi oleh tutor.5. Mahasiswa harus mencatat segala sesuatu yang dilakukan dan dialaminya selama kegiatan tersebut untuk dibahas dalam kelompok dan dicatat dalam berkas keluarga yang dibagikan6. Mahasiswa mencoba menggali informasi tentang kesehatan anggota keluarga dan mencoba merumuskan masalah yang menyangkut kesehatan dalam keluarga tersebut7. Peer assessment dilakukan dengan menggunakan check-list form tentang cara komunikasi yang baik8. Setiap mahasiswa harus membuat laporan perorangan yang diserahkan ke tutor.9. Berkas keluarga yang telah diisi diserahkan kepada tutor.10. Hasil pratik lapangan I didiskusikan dalam kegiatan kelompok VII untuk selanjutnya dipresentasikan pada pleno.

Tata cara praktik lapangan II1. Praktik lapangan dipimpin oleh tutor2. Tempat yang akan dikunjungi oleh setiap kelompok dipersiapkan dahulu oleh tutor, yaitu fasilitas layanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan dll) yang dapat digunakan untuk mempraktikkan empati dan komunikasi.3. Tutor terlebih dahulu memberi pengarahan praktik lapangan kepada mahasiswa. Tujuan kegiatan adalah mempraktikkan komunikasi efektif sambil mengobservasi aspek-aspek perilaku, etika, empati, nilai dan sistem nilai, hubungan antar manusia, serta etik profesi di tempat tersebut. 4. Setiap mahasiswa mencatat segala sesuatu yang dilakukan, dialami, dan diamatinya selama kegiatan tersebut, termasuk faktor-faktor penghambat dan penunjang komunikasi efektif yang dialaminya. 5. Tutor bertanggungjawab atas kelancaran praktik lapangan dan memberi bimbingan kepada mahasiswa bila diperlukan.6. Hasil praktik lapangan dibahas dalam kelompok dan dirangkum dalam laporan kelompok.

Lampiran 9Kegiatan Kelompok I

PEMICU Jakarta, Mei 1998Tidak akan ada yang pernah mau hidup di masa itu kembali, bahkan terkadang untuk berpikir kembali tentang masa itu.Hari itu seperti biasa, seperti hari lainnya, aku bersiap-siap untuk pergi kuliah. Ujian akhir sudah di depan mata. Tidak ada firasat buruk atau perasaan aneh bahwa sesuatu yang besar akan terjadi saat itu, di hari itu. Semua betul-betul seperti biasa. Memang ya aku sempat mendengar berita di televisi yang menyatakan situasi pemerintahan saat itu sedang labiltapiyah biasa sajapembicaraan tentang pemerintah adalah konsumsi orang-orang besar bukan kami kelompok minoritas di negeri ini, sering ayah mengatakan hal ituyang penting kamu belajar yang pinter, May, dan pergi jauh ke negeri yang bisa membesarkanmu.Tidak ada suara gemuruh, tidak ada derap langkah yang nyata terdengar, ketika tiba-tiba, segerombolan orang masuk ke rumah kami yang memang tidak pernah terkunci karena warung sembako yang kami miliki. Saat itu ayah dan ibuku, kutahu sedang membereskan barang-barang dagangan di warung, sementara aku dan adikku laki-laki sedang bersiap-siap pergi belajar.Beberapa orang laki-laki masuk ke kamarku, tanpa bisa jelas kumengerti dan kulawan mereka menarikku ke luar seperti menangkap maling di jalan, sangat kasar membelenggu tubuhku yang jelas tak mungkin akan pernah melawan. Mereka membawa aku keluar tanpa aku bisa melihat di mana ayah, ibu, dan adikku, aku berteriak-teriak memanggil-manggil mereka, meminta mereka untuk berhenti menyakitikutapi teriakanku tak berdaya melawan situasi yang ada hingga aku lemas dan pingsan.Aku terbangun ketika aku merasa sekujur tubuhku panas seperti terbakar, dan ternyata yamereka membakar tubuhkusakit sekaliaku mencoba lari dan menyelamatkan diri hingga akhirnya kutemukan selokan yang berair mampet, tapi hanya itu yang kupikir paling mampu kulakukan. Kurendamkan tubuhku di air kotor itu hingga api itu satu persatu lenyap dari pandanganku. Aku masih melihat sekitarku, semuanya begitu saja terjadi seperti sebuah film sadis berkelas mimpi burukyang tidak akan pernah mau kutonton lagimeski sayangnyaaku tak bisafilm ini terlanjur menjadi bagian dalam hidupku yang berputar terus di kepalakuSatu kata yang hadir bertubi di benakkuMENGAPA?Syukurlah, ketika hari mulai malam, seseorang menemukankuentah itu siapa, ia membantuku keluar dari air kotor itu tanpa merasa jijik, menutup tubuhku dengan sarung, dan mengantarkanku ke RS. Aku kehilangan diriku sampai kudengar dokter dan paramedik membicarakan kondisikukondisi yang kemudian menjadi identitasku. Nn. May, 22 tahun, suku tionghoa, datang ke rumah sakit diantar oleh petugas keamanan setelah ditemukan di sebuah selokan dalam kondisi tubuh penuh luka bakar 1 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, di tubuh pasien juga ditemukan beberapa luka termasuk robekan di liang vagina (kemaluan) yang diduga akibat trauma benda tumpul. Saat ini pasien menjalani perawatan untuk semua lukanya. Diperkirakan lukanya akan sembuh dalam 2 minggu ke depan dan pasien bisa dipulangkan.Aku terdiam mendengarkan semua keterangan yang diberikan oleh doktersebuah bahasa yang aku tidak dapat mengerti, berbicara di depanku tanpa aku boleh berpartisipasi Mereka sudah berlalu, tapi akudan pikiranku???Apa maksudnya robekan di kemaluan, apa artinya luka yang sembuh dalam 2 minggu, boleh pulang Semua yang kutanya tentang keluargaku tidak ada yang tahumereka hanya menjawab ini RS, tidak ada informasi lagisemua diamakupun juga mulai diammenikmati diamdan diam

Pertanyaan Pemicu1. Sebutkan masalah yang Anda temukan dalam penggalan kisah di atas! (kehidupan Nn. May, lingkungan dan peristiwa, layanan di RS)2. Menurut Anda, apa yang mengakibatkan masalah tersebut muncul?3. Bagaimana seharusnya agar masalah seperti ini tidak terjadi?

Kegiatan Kuliah I : Komunikasi efektif

PengantarManusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masing-masing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian, dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi, yaitu proses penyampaian stimuli (baik verbal maupun non-verbal) oleh seseorang (komunikator) untuk mengubah perilaku orang lain (pendengar). Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih pengirim/penerima bertukar pesan sebagai upaya mencapai kesepakatan untuk menghasilkan suatu keputusan. Agar berjalan efektif, diperlukan lalu lintas pesan dua arah yang baik. Komunikasi yang baik, misalnya antara dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati.

Hasil yang diharapkanMahasiswa mampu menjelaskan kembali cara membuat klien merasa nyaman, mengajukan pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi saat berkomunikasi.

Lingkup bahasan1. Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter2. Hambatan komunikasi3. Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman4. Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara

Tugas mahasiswaSatu minggu mahasiswa sebelum kuliah membuat sinopsis/ringkasan dari kepustakaan yang disediakan, khususnya 1) Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 dan 2) Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V.Sinopsis harus sudah diserahkan kepada tutor pada pertemuan kegiatan kelompok sebelum kuliah. Tutor menyerahkan sinopsis/ringkasan kepada petugas sekretariat.

Rujukan1. Basuki E. Effective communication. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007.2. Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V.3. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30.4. Tate P. The doctors communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995.

Kegiatan Kelompok

Kegiatan Kelompok

PEMICU Seorang dosen wanita umur 55 tahun, sedang bekerja di rumah, membuat makalah untuk dipresentasikan di sebuah pertemuan ilmiah keesokan harinya. Penulisan makalah tidak lancar karena dosen tersebut sedang mempunyai masalah dengan atasannya. Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Tiba-tiba masuk anak bungsunya laki-laki umur 16 tahun. Dosen tersebut menyadari bahwa anaknya datang, dan berjalan berkeliling, berputar-putar di dalam ruangan tanpa mengatakan sesuatu, tetapi dosen tersebut untuk beberapa saat tidak memberikan perhatian kepada perilaku anaknya. Kemudian tanpa menoleh kepada anaknya, dan dengan wajah yang tetap menatap pada komputer, dosen tersbut mengatakan: Ngapain sich, muter-muter gak karuan? Keluar dech, mama lagi pusing nich!! Mendengar ucapan ibunya, anak tersebut ke luar dari kamar dengan wajah muram. Anak tersebut mengalami masalah dengan gurunya karena berani mengungkapkan suatu kebenaran, tetapi tidak dapat diterima oleh gurunya. Anak tersebut merasa dimusuhi oleh gurunya.

Diskusikan masalah komunikasi apa yang terjadi antara ibu dengan anaknya. Komunikasi seperti apa yang mestinya terjadi antara ibu dan anak pada situasi seperti itu?

Kegiatan Kelompok I

PengantarSikap/perilaku dalam bidang kedokteran didasari pada pengenalan beberapa prinsip humaniora yang sesuai untuk seorang dokter. Hubungan dokter-pasien menjangkau segi interpersonal yang lebih dalam daripada sekedar komunikasi sosial. Perilaku dan kepribadian merupakan hal yang penting sebagai landasan aspek etik, kepercayaan, dan hukum dalam hubungan tersebut. Ilmu kedokteran mempunyai 2 aspek pendekatan, yaitu manusia sebagai obyek dan manusia sebagai subyek (pendekatan yang bersifat manusiawi). Landasan pendekatan dan perlakuan yang bersifat manusiawi adalah empatiHasil yang diharapkan Pemantapan pemahaman mengenai humaniora/The humanities dalam kedokteran serta aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran, empati, hubungan antar manusia, serta kesehatan jiwa.Lingkup bahasan1. Aspek humaniora/The humanities dalam kedokteran: kemampuan berpikir kritis, memiliki perspektif yang fleksibel, nondogmatisme, peka terhadap nilai, empati dan sadar diri.2. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran: perilaku manusia, hubungan dokter-manusia, moral, etik, norma, dan sistem nilai.Tugas1. Pendalaman materi lingkup bahasan untuk mendapatkan pemahaman bersama dalam kelompok.2. Membahas beberapa isu yang relevan dengan lingkup bahasan untuk meningkatan kepekaan rasa, empati, serta menghargai nilai dan sistem nilai.3. Aspek empati dan kesehatan jiwa: empati dan kesehatan jiwa merupakan landasan penting dalam komunikasi efektif interpersonal.4. Hubungan antar manusia: saya dan kamu, kita dan kami, empati dalam berkomunikasi.Rujukan1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007.2. Wibisono S. Behaviour and personality aspects in medicine. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007.3. Sedyawati E. Pedoman penanaman budi pekerti luhur, 1997.4. Appendix 3 Student Guide Book EBP2DCH Module 2007.5. Mangindaan L. Empathy, human relationships and mental health. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007.6. Buber M. I and thou: a new translation with a prologue, 1970

Bahan Diskusi Makalah HUMANIORA 1. Jelaskan apa itu Humaniora (The humanities), bidang-bidang apa saja yang tercakup dalam Humaniora. Apa bedanya dengan ilmu murni (mis. matematika, ilmu alam, ilmu kimia)?2. Apa persamaan dasar dan tujuan Humaniora, diskusikan 3. Mengapa Kedokteran dianggap merupakan cabang Humaniora yang paling ilmiah dan sekaligus paling manusiawi? Diskusikan.4. Jelaskan The Five Qualities of Mind dari Donner Clauser, jelaskan secara rinci. Berikan contoh-contoh pelaksanaannya dalam kehidupan, ilmu kedokteran dan hubungan antar manusia 5. Mengapa bidang bidang dari Humaniora seringkali perlu bahkan berguna bagi perkembangan Kesehatan Jiwa? Berikan beberapa contoh

Bahan Diskusi Makalah EMPATI, HUBUNGAN ANTAR MANUSIA , DAN KESEHATAN JIWA1. Bedakan antara simpati , empati, dan antipati. Diskusikan dan berikan beberapa contoh 2. Apabila seseorang berbeda dalam identitas (mis. berbeda agama, nilai-nilai, ras / suku bangsa atau berbeda orientasi seksual) apakah secara automatis orang itu lebih buruk atau lebih baik? Jelaskan dan berikan beberapa contoh dalam kehidupan3. Bagaimana seseorang dapat berempati dengan orang lain yang berbeda nilai-nilainya? Bagaimana hal itu dapat dilakukan? Berikan beberapa contoh dalam kehidupan4. Pada dasarnya kita perlu menghargai nilai-nilai orang lain walaupun berbeda dengan nilai diri kita, tapi di lain pihak, kapankah kita perlu prihatin terhadap nilai-nilai seseorang? Berikan contoh, diskusikan5. Jelaskan perbedaan antara: berempati dengan orang lain yang berbeda nilai /selera pribadi, dengan: mempunyai nilai / selera pribadi yang berbeda dengan nilai / selera pribadi orang lain6. Apa bedanya seorang moralis dengan seorang moralizer?7. Diskusikan konsep Martin Buber tentang hubungan Saya dan Kamu (I and Thou relationship)8. Diskusikan pentingnya pendekatan multikultural sebagai landasan hubungan antar manusia, jelaskan dampak dari ke-Kami-an yang ekslusif (hubungan monokultural yang ekslusif)9. Apakah hubungan multikultural antar agama berarti sinkretisme? Diskusikan.10. Mengapa empati harus berawal dari diri sendiri, jelaskan.11. Apakah dasar empati, jelaskan dan mengapa hal itu penting? 12. Mengapa empati penting bagi perkembangan Kesehatan Jiwa?13. Diskusikan definisi Kesehatan Jiwa dan diskusikan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari

Kegiatan Kelompok II-V

PengantarManusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masing-masing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian, dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi, yaitu proses penyampaian stimuli (baik verbal maupun non-verbal) oleh seseorang (komunikator) untuk mengubah perilaku orang lain (pendengar). Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih pengirim/penerima bertukar pesan sebagai upaya mencapai kesepakatan untuk menghasilkan suatu keputusan. Agar berjalan efektif, diperlukan lalu lintas pesan dua arah yang baik. Komunikasi yang baik, misalnya antara dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati.

Hasil yang diharapkanMahasiswa mampu mendemonstrasikan cara membuat klien merasa nyaman saat berkomunikasi: memberi salam, menyilakan duduk, memperkenalkan diri, membina rappporting, menjelaskan tugas dan kewenangannnya, mempersilakan pasien/klien bicara bebas.

Lingkup bahasan1. Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter2. Hambatan komunikasi1. Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman2. Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara

Kegiatan Kelompok II

TugasLatihan mempraktikkan membuat klien merasa nyaman dengan cara sebagai berikut:1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Pakai sinopsis nomor 1. Mahasiswa lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik perilaku dokter dan pasien (lampiran 10). Waktu 7 menit.2. Diskusikan bagaimana dokter tersebut memperlakukan pasien dalam konteks membuat klien merasa nyaman. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit.3. Tutor memberikan ulasan tentang membuat klien merasa nyaman dengan materi bahan kuliah. Waktu 10 menit4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit.5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan membuat klien merasa nyaman. Tutor berperan sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD apabila waktu memungkinkan.

Sinopsis 1: Membuat klien merasa nyamanSeorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir berusia 45 tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum dipersilahkan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter, disebabkan kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari rumah. Pasien bersikap pasif. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar sejak 3 bulan yang lalu. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu, dan ternyata keduanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal. Pasien khawatir mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Dalam berbicara pasien terbata-bata. Dokter berusaha untuk membuat pasien merasa nyaman dengan menyambut dengan baik dan ramah serta penuh perhatian, walaupun sebenarnya sudah lelah.

Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal.

Kegiatan Kelompok III

Latihan dalam kelompok mempraktikkan Mengajukan pertanyaanLangkah:1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk permainan peran adalah sinopsis 2. Mahasiswa lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7 menit.2. Diskusikan bagaimana cara dokter tersebut mengajukan pertanyaan kepada pasien. Catat di flipchart hal-hal yang penting. Waktu 8 menit.3. Tutor memberikan ulasan tentang cara mengajukan pertanyaan dengan contoh-contohnya. Waktu 10 menit.4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit.5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan mengajukan pertanyaan. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD.

Sinopsis 2: Mengajukan pertanyaanSeorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir perempuan berusia 45 tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum dipersilakan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter, disebabkan oleh kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari rumah. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar. Tetapi kadang-kadang pasien juga mengalami diare. Bila sedang diare kadang-kadang ada darah segar pada tinjanya. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu, dan ternyata keduanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal, walaupun sudah sempat dioperasi. Pasien khawatir mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Dalam berbicara pasien terbata-bata.

Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal.

Kegiatan Kelompok IVLatihan dalam kelompok mempraktikkan Mendengar aktif.Langkah:1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk bermain peran adalah sinopsis 3. Mahasiswa lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7 menit.2. Diskusikan bagaimana dokter tersebut memperlakukan pasien dalam konteks mendengar aktif. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit.3. Tutor memberikan ulasan tentang mendengar aktif dengan materi bahan kuliah. Waktu 10 menit.4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit.5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan mendengar aktif. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD.

Sinopsis 3: Mendengar aktifSeorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir perempuan berusia 45 tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum dipersilakan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter, disebabkan oleh kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari rumah. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar. Tetapi kadang-kadang pasien juga mengalami diare. Bila sedang diare kadang-kadang ada darah segar pada tinjanya. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu, dan ternyata dua-duanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal, walaupun sudah sempat dioperasi. Pasien khawatir mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Pasien mempunyai anak 2 orang baru berumur 17 dan 12 tahun. Dalam berbicara pasien terbata-bata, keluhan diungkapkan secara tidak jelas, sambil sekali-sekali menundukkan kepala dan mukanya menunjukkan kehawatiran dan kegelisahan yang kentara sekali. Kedua tangan saling meremas. Dokter melakukan refleksi isi, refleksi perasaan, menunjukkan empati serta merangkum ucapan pasien.

Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal.

Kegiatan Kelompok VLatihan dalam kelompok mempraktikkan Memberikan informasi.Langkah:1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk bermain peran adalah sinopsis 4. Mahasiswa lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7 menit.2. Diskusikan bagaimana dokter tersebut memperlakukan pasien dalam konteks memberikan informasi. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit.3. Tutor memberikan ulasan tentang cara memberikan informasi dengan materi bahan kuliah. Waktu 10 menit.4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit.5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan memberikan informasi. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD.

Sinopsis 4: Menyampaikan informasiSetelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter menganjurkan kepada pasien untuk menjalani pemeriksaan USG dan endoskopi. Pasien tidak mengerti maksud pemeriksaam tersebut, dokter berusaha menjelaskan dengan kata-kata yang sederhana, serta menjelaskan apa tujuan pemeriksaan USG dan endoskopi. Pasien bertanya dimana USG dan endoskopi dapat dilakukan serta berapa biayanya. Pasien mengajukan pertanyaan apa sebenarnya penyakitnya. Apakah dapat diobati, seberapa jauh pengobatan tersebut efektif dan efisien. Dokter memberikan informasi yang jujur, sederhana, benar dan lengkap.

Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal. Informasi tentang kanker usus dapat dilihat di lampiran 12.

Rujukan1. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007.2. Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V.3. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30.4. Tate P. The doctors communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995.5. Djauzi S. Empati dalam komunikasi di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EPC 2004

Kegiatan Kelompok VI

PengantarPenyakit merupakan suatu kejadian yang ada sejak manusia lahir. Penelitian epidemiologis menghasilkan pengetahuan mengenai riwayat perkembangan penyakit (natural history of disease) pada manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan ini juga dapat menerangkan usaha pencegahan yang dapat dilakukan, baik sebelum maupun setelah seseorang sakit. Untuk melaksanakan usaha pencegahan maupun pengobatan, perlu ada perencanaan mengenai penatalaksanaan yang akan dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan tercapai.

Hasil yang diharapkanMahasiswa dapat menjelaskan1. Pengertian sehat menurut WHO dan NKRI 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi, Blum dan Mandala of health3. Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit (natural history of disease)4. Mengapa komunikasi efektif dan empati sangat berperan dalam usaha menyembuhkan pasien, keluarga atau masyarakat.5. Pengaruh penyakit terhadap kesehatan keluarga dengan memberi contoh.6. Pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggauta keluarga dengan memberi contoh

Lingkup bahasan1. Konsep sehat-sakit & faktor yang mempengaruhinya2. Riwayat perjalanan penyakit & tingkat pencegahan3. Pengertian kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga (holistik dan berkesinambungan)

TugasDiskusikan pemicu diskusi konsep sehat dan sakit di bawah ini.

PEMICU DISKUSI KONSEP SEHAT-SAKIT

Kasus Seorang ibu berusia 20 tahun membawa anak keduanya, laki-laki 1 tahun, ke puskesmas untuk imunisasi. Ketika ditanya apakah ada keluhan, ibu tersebut mengatakan tidak ada, anaknya dalam keadaan sehat, sehingga ingin melengkapi program imunisasi. Setelah memeriksa, dokter mengatakan bahwa anak ibu tersebut tidak sehat, tetapi masih dapat menerima imunisasi. Dokter menjelaskan bahwa anak tersebut kurang gizi dan perkembangannya terlambat. Ibu tersebut tidak setuju dengan keterangan dokter dan menerangkan bahwa anaknya tetap aktif dan biasanya semua anak kecil memang sulit makan.

Rujukan1. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text chapter. WB Saunders 2004. Chapter 12. Leavell & Clark. Preventive medicine for the doctor in his community. McGraw- Hill, 1965. Chapter 23. Kark SL. Epidemiology and community medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter 84. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 5 5. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st century. Academic Press 2000. Chapter 2

Kegiatan Kuliah IX: Pengarahan Komunikasi dengan Keluarga

1. Pengarahan dilakukan dalam kelas besar dalam bentuk kuliah interaktif.2. Dilakukan brainstorming tentang masalah kesehatan dalam keluarga dengan cara mengajukan lembar pertanyaan yang harus dijawab mahasiswa secara lisan. Waktu 5 menit.3. Dijelaskan cara pengisian berkas keluarga (lampiran 11) dan menyamakan persepsi mengenai istilah yang ada pada berkas keluarga. Waktu 20 menit.4. Dijelaskan tatacara kunjungan rumah pada saat praktik lapangan I.

Kegiatan Kelompok XI

PengantarPenyakit merupakan suatu kejadian yang ada sejak manusia lahir. Penelitian epidemiologis menghasilkan pengetahuan mengenai riwayat perkembangan penyakit (natural history of disease) pada manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan ini juga dapat menerangk