cerita pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

21
BAB II PEMBAHASAN II.1 Sinopsis Cerpen Harapan Tidak Seindah Kenyataan Seorang siswi SMP 216 Jakarta bernama Mira berimpian untuk sekolah di SMAN 86 karena SMAN 86 merupakan salah satu sekolah unggulan di Jakarta. Sejak Ia duduk di bangku kelas 7 SMP, Ia selalu berusaha dan berdoa agar kelak Ia diterima di SMAN 86. Ia mempunyai sahabat yang pintar bernama Ayla yang selalu membantunya apabila ada kesulitan dalam belajar. Ketika Ia duduk di bangku kelas 9 SMP, Ia selalu berusaha lebih keras lagi. Ujian-ujian pun Ia ikuti selama kelas 9 dan hasilnya selalu memuaskan. Guru-gurunya menarik kesimpulan bahwa Ia mampu bersekolah di SMAN 86. Tetapi, kenyataan yang pahit membuatnya harus merelakan impiannya karena hasil ujian nasionalnya tidak memuaskan, sehingga Ia tidak diterima di SMAN 86. Awalnya, Ia tidak ikhlas akan takdirnya, tetapi seiring berjalannya waktu, Ia mulai menerima dan mensyukuri takdirnya dan sekarang Ia sekolah dengan bahagia di SMA yang sama bagusnya dengan SMA impiannya. II.2 Cerita Pendek Harapan Tidak Seindah Kenyataan Harapan Tidak Seindah Kenyataan 2

Upload: muhammad-midhat

Post on 23-Jan-2016

275 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 Sinopsis Cerpen Harapan Tidak Seindah KenyataanSeorang siswi SMP 216 Jakarta bernama Mira berimpian untuk sekolah di SMAN 86 karena SMAN 86 merupakan salah satu sekolah unggulan di Jakarta. Sejak Ia duduk di bangku kelas 7 SMP, Ia selalu berusaha dan berdoa agar kelak Ia diterima di SMAN 86. Ia mempunyai sahabat yang pintar bernama Ayla yang selalu membantunya apabila ada kesulitan dalam belajar. Ketika Ia duduk di bangku kelas 9 SMP, Ia selalu berusaha lebih keras lagi. Ujian-ujian pun Ia ikuti selama kelas 9 dan hasilnya selalu memuaskan. Guru-gurunya menarik kesimpulan bahwa Ia mampu bersekolah di SMAN 86. Tetapi, kenyataan yang pahit membuatnya harus merelakan impiannya karena hasil ujian nasionalnya tidak memuaskan, sehingga Ia tidak diterima di SMAN 86. Awalnya, Ia tidak ikhlas akan takdirnya, tetapi seiring berjalannya waktu, Ia mulai menerima dan mensyukuri takdirnya dan sekarang Ia sekolah dengan bahagia di SMA yang sama bagusnya dengan SMA impiannya.

II.2 Cerita Pendek Harapan Tidak Seindah Kenyataan

Harapan Tidak Seindah Kenyataan

Ada sebuah pepatah mengatakan gapailah cita-cita setinggi langit. Pepatah itulah yang menjadi prinsip bagiku untuk terus bermimpi. Sewaktu aku kecil, aku selalu berpikir bahwa menggapai cita-cita bagaikan membalikkan kedua telapak tangan. Aku selalu berpikir bahwa semua yang aku impikan akan menjadi kenyataan. Tetapi nyatanya semua itu tidaklah benar. Kenyataan selalu turut andil untuk merampas kebahagian dariku. Apalagi, ketika aku sudah berusaha sekuat tenaga tetapi hasil yang aku dapat tidak sebanding dengan apa yang aku lakukan.

Aku Mira. Aku adalah siswi SMPN 216 Jakarta. Sejak aku duduk di bangku kelas tujuh sekolah menengah pertama, aku selalu bermimpi untuk menuntut ilmu di sekolah yang berada tepat di belakang sekolahku, yaitu SMAN 86. Impianku untuk masuk sekolah tersebut, tidak pernah tergoyahkan seperti karang yang tidak

2

Page 2: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

mudah hancur dihantam ombak. Aku selalu belajar dengan sekuat tenaga untuk menjadi bintang kelas. Tak lupa aku selalu memohon kepada tuhan untuk mengabulkan cita-citaku.

Aku selalu senang menjalani kehidupan sekolah menengah pertamaku, aku tergolong siswi yang rajin di kelas, setiap tugas yang diberi, pasti aku kerjakan dengan sepenuh hati. Begitu pun ketika ulangan, aku selalu belajar dari jauh-jauh hari untuk mendapatkan nilai yang sempurna. Ketika aku mengalami kesulitan dalam belajar, aku selalu bertanya kepada sahabatku yang lebih pintar daripadaku, Ayla.

Waktu terus bergulir, tak terasa kini aku telah duduk di bangku kelas sembilan. Tidak pernah terpikir olehku sebentar lagi aku akan meninggalkan sekolah yang telah memberiku segudang pengalaman ini. Tetapi inilah tujuan hidupku. Inilah tahun yang aku tunggu-tunggu selama aku mengenyam pendidikan di SMP. Inilah saatku untuk menggapai impianku untuk menuntut ilmu di SMAN 86.

Aku sedih, karena tidak satu kelas dengan Ayla. Ah, tetapi kelas kita hanya terpisah oleh satu ruangan. Aku mendapat kelas 9-7, sedangkan Ayla di kelas 9-9. Teman-teman di kelasku sangat mendukung aku untuk rajin belajar, sampai-sampai susah bagiku untuk berkonsenterasi terhadap apa yang diterangkan guru. Tetapi, kendala itu tidak menjadikanku putus asa, aku malah terus berusaha sampai bermandi keringat agar aku dapat mengerti apa yang diterangkan oleh guru. Ketika waktu istirahat, aku selalu menghampiri Ayla untuk bertanya tentang pelajaran yang tidak aku mengerti.

Aku senang menjalani rutinitasku di kelas 9, setiap pulang sekolah aku harus mengikuti bimbingan belajar untuk menunjang pelajaran yang ada di sekolah. Tidak, tidak aku tidak kenal lelah ketika cita-citaku belum tercapai, aku akan selalu mengejar sampai dapat. Aku tidak akan menyerah.

“La, bagaimana soal ulangan tengah semseter tadi? Apakah itu sulit bagimu?” tanya aku kepada Ayla. Ya, tak terasa sudah tiga bulan bersekolah, sekarang aku sedang menjalani ulangan tengah semester. “Menurutku tidak terlalu sulit, bagaimana denganmu?” tanya Ayla kepadaku. “Menurutku juga tidak terlalu sulit, tetapi ada satu soal yang aku tidak bisa sehingga aku asal menjawab.” Kataku dengan jujur. “Apakah kamu masih ingat soalnya? Mari kita main ke rumahmu untuk membahas soal tadi, sekalian kita belajar untuk ujian esok hari.” Setiap ada pekerjaan rumah, aku selalu diskusikan

3

Page 3: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

dengan Ayla. Syukurlah, meskipun kita berbeda kelas tetapi guru yang mengajar kita sama, sehingga tugas-tugas kita pun sama.

Ulangan tengah semester pun berlalu, kini pendalaman materi di sekolah akan segera dimulai. Ternyata, kelas pendalaman materi diacak berdasarkan peringkat sehingga akan diadakan tes pendalaman materi yang akan diadakan minggu depan. Aku bersemangat mengikuti tes ini, karena aku dapat mengetahui seberapa jauh kemampuanku.

Tes pendalaman materi telah tiba, jantungku berdebar begitu kencang ketika aku memasuki ruangan. Sehari sebelum tes, seperti biasa, aku belajar bersama Ayla. Karena tes pendalaman materi hari pertama adalah Bahasa Indonesia, kami memutuskan untuk mendiskusikan pelajaran Bahasa Indonesia. Hampir semua bab yang akan ada dalam tes kami diskusikan. Tak lupa kami pun mengerjakan latihan-latihan soal. Tes pendalaman materi berlangsung selama empat hari, sepulang sekolah selama tes, Ayla selalu mampir ke rumahku untuk belajar bersama.

Seminggu setelah tes pendalaman materi, pengumuan kelas pendalaman materi pun diumumkan. Jantungku berdebar-debar ketika aku jalan bersama Ayla untuk melihat kelas mana yang akan aku tempati untuk pendalaman materi, apakah kelas unggulan atau kelas biasa-biasa saja atau kelas yang paling buruk? Semua pikiran-pikiran buruk aku buang dari otakku. Aku siap menghadapi kenyataan apabila aku mendapat kelas paling buruk. “Mir, kita berada di kelas yang sama, kelas unggulan. Aku senang sekali bisa sekelas denganmu ketika pendalaman materi.”. Ucapan Ayla membangunkanku dari lamunanku. “Apa yang Ayla baru bilang? Kelas unggulan?” aku berpikir. “Maaf, La. Apa yang kamu bilang?” tanyaku heran. “Kita berada dalam kelas unggulan, Mir.” aku kaget mendengar ucapan Ayla, ketika aku melihat papan nama, benar saja, aku berada di kelas unggulan. Syukurlah, kerja kerasku terbayar.

6 bulan sudah aku lewati di bangku kelas 9. Sekarang aku harus menempuh ujian akhir semester ganjil. ‘Ah, akhirnya semester ganjil akan berakhir. Tidak terasa aku akan segera lulus’ pikirku. Ujian akhir semester ganjil berlangsung selama 7 hari. Syukurlah, aku tidak mengalami kesulitan selama ujian, karena aku selalu belajar. Saat pembagian rapot semester ganjil, aku mendapat juara tiga di kelas. Aku merasa lega sekaligus senang karena akhirnya semester ganjil pun berakhir dan kerja kerasku selama semester ganjil terbayar.

4

Page 4: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

Aku berlibur selama dua minggu. Tetap saja, selama berlibur aku selalu gelisah di malam hari, memikirkan masa depanku. Apakah aku akan menuntut ilmu di SMA tujuanku atau tidak. Impainku tidak akan tergoyahkan. Selama aku bisa, pasti akan aku lakukan.

Liburan semester pun berakhir, aku harus kembali menyingsingkan lengan baju untuk menggapai impianku. Aku harus bekerja lebih keras lagi, karena tiga bulan lagi, ujian nasional menghampiriku. Aku harus siap menghadapinya.

Benar saja, semester genap jauh lebih sulit daripada semster ganjil, karena waktu belajar kita berkurang untuk ujian akhir semester genap dan ujian praktik. Sebelum ujian akhir semester genap dan ujian praktik, akan diadakan dua kali uji coba ujian nasional. Yang pertama, akan diselenggarakan pekan depan. Tentunya aku cukup bersemangat dan akan belajar lebih keras lagi.

Uji coba ujian nasional yang pertama telah terlewati, hasilku cukup memuaskan tetapi belum cukup untuk masuk SMAN 86. Uji coba ujian nasional yang kedua pun dilakukan, kali ini aku belajar lebih keras lagi dan lebih teliti dalam membaca soal-soal ujian. Akhirnya, hasil uji coba ujian nasionalku yang kedua sangat memuaskan. Aku cukup bangga, begitupun kedua orang tuaku. Guru-guru yang mengajarku berkata bahwa aku mampu masuk SMAN 86 apabila hasil ujian nasionalku sama dengan hasil uji coba ujian nasionalku. Guru-guruku mengasumsikan bahwa biasanya soal ujian nasional lebih mudah daripada soal uji coba ujian nasional. Kata-kata guruku itu semakin membuatku percaya diri bahwa aku bisa menuntut ilmu di SMAN 86.

Semua ujian telah aku lewati dengan sepenuh hati sehingga hasil-hasilnya pun sangat memuaskan. Dari ujian praktik hingga ujian akhir semester genap. Tibalah hari ini, ujian nasional. Ujian yang paling aku tunggu-tunggu selama satu tahun ini. Ujian yang merupakan penentuan hidup matiku. “Mir, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu siap?” tanya Ayla seraya menggandeng tanganku. “Mudah-mudahan aku siap, La. Bagaimana dengamu?”. “Aku siap, Mir. Semoga kita bisa menjalankan ujian dengan lancar .” jawab Ayla dengan penuh keyakinan. Aku menempuh ujian nasional selama empat hari, aku menemukan beberapa kesulitan pada saat ujian nasional, tetapi syukurlah, semua itu dapat terlewati. Pengumuman ujian nasional akan diumumkan pada bulan depan. Aku tidak sabar mengetahui hasilku.

5

Page 5: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

Aku menghabiskan waktu libur ujian nasionalku yang cukup lama dengan bermain bersama teman-temanku. Tetapi aku selalu memikirkan tentang hasil ujianku. Aku memikirkan masa depan baik yang akan mengahmpiriku dan masa depan buruk yang akan menimpaku.

Pagi hari yang cerah ini merupakan hari yang aku tunggu-tunggu, hari ini aku pergi ke sekolah untuk melihat hasil ujian nasionalku. Langkahku terasa berat ketika aku sampai di sekolah. Aku disambut oleh senyum gembira temanku sampai tangisan yang tiada henti. Jantungku mulai berdebar, apakah di hari yang cerah ini aku akan menangis atau aku akan tersenyum?

“Alhamdulillah, Mir. Aku mendapat hasil 37.”teriak Ayla dengan penuh semangat. “Akhirnya, La. Aku turut senang mendengarmu.”. Aku tidak dapat menahan rasa penasaranku lagi, akhirnya aku hampiri wali kelasku. Beliau memberiku amplop yang isinya adalah hasil ujian nasionalku. Aku buka amplop itu, lalu aku keluarkan isinya. Kaget, marah, sedih semuanya mengahpiriku. Aku hampir tidak percaya bahwa aku mendapat hasil seperti ini, padahal hasil-hasil uji coba ujian nasionalku sangat memuaskan. Ya Tuhan, mengapa begini? Aku tak kuasa menahan air mataku. Aku berlari ke arah Ayla dan menangis tersedu-sedu. Ayla langsung memelukku dan mengambil kertas yang berisi hasil ujian nasionalku. “Sabar, Mir. Ini kehendak Tuhan” kata Ayla menyemangatiku.

Selama satu minggu aku sedih. Aku diam. Aku tidak mau berbicara dengan teman-temanku. Impianku yang selama ini aku impi-impikan telah sirna. Padahal aku telah bekerja keras. Tibalah saat pemilihan SMA, aku tak kuasa menahan tangis ketika namaku tidak ada di SMAN 86, sekolah yang selama ini telah aku impi-impikan. Aku sangat sedih pula ketika aku mengetahui bahwa aku akan berpisah dengan Ayla. Ya, Ayla diterima di SMA yang ia tuju. Aku turut senang dengan kesuksesannya, tetapi aku juga sedih akan berpisah dengannya.

Aku diterima di SMAN 45. Tetapi aku belum ikhlas. Aku belum dapat menerima kenyataan bahwa aku tidak diterima di SMAN 86. Apakah hidupku harus sesulit ini? Apakah ini akhir dari segalanya? Aku terus bertanya-tanya.

Selama tiga hari aku mengurung diri di kamar, aku terus berpikir tentang masa depanku. Barulah aku sadar bahwa ini bukan akhir dari segalanya. Aku dapat membuktikan bahwa aku dapat sukses di SMAN 45. Aku dapat membanggakan orang tuaku dengan

6

Page 6: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

masuk perguruan tinggi . yang bagus. Aku tidak akan mengecewakan mereka lagi.

Hari sekolah pun tiba, aku senang telah mendapatkan sekolah di SMAN 45, karena kualitas sekolahnya sama bagusnya dengan SMAN 86. Ternyata SMAN 45, tidak seburuk yang aku pikirkan, aku bahagia bersekolah di sini. Aku harus bersyukur dan menerima apa yang Tuhan berikan kepadaku. Karena apa yang aku inginkan, belum tentu baik untukku. Tuhanlah yang tahu segala yang terbaik untuk masa depanku.

II.3 Struktur Cerpen Harapan Tidak Seindah Kenyataan1. AbstraksiAda sebuah pepatah mengatakan gapailah cita-cita setinggi langit. Pepatah itulah yang menjadi prinsip bagiku untuk terus bermimpi. Sewaktu aku kecil, aku selalu berpikir bahwa menggapai cita-cita bak membalikkan kedua telapak tangan. Aku selalu berpikir bahwa semua yang aku impikan akan menjadi kenyataan. Tetapi nyatanya semua itu tidaklah benar. Kenyataan selalu turut andil untuk merampas kebahagian dariku. Apalagi, ketika aku sudah berusaha sekuat tenaga tetapi hasil yang aku dapat tidak sebanding dengan apa yang aku lakukan.

2. OrientasiAku Mira. Aku adalah siswi SMPN 216 Jakarta. Sejak aku duduk di bangku kelas tujuh sekolah menengah pertama, aku selalu bermimpi untuk menuntut ilmu di sekolah yang berada tepat di belakang sekolahku, yaitu SMAN 86. Impianku untuk masuk sekolah tersebut, tidak pernah tergoyahkan seperti karang yang tidak mudah hancur dihantam ombak. Aku selalu belajar dengan sekuat tenaga untuk menjadi bintang kelas. Tak lupa aku selalu memohon kepada tuhan untuk mengabulkan cita-citaku. Aku selalu senang menjalani kehidupan sekolah menengah pertamaku, aku tergolong siswi yang rajin di kelas, setiap tugas yang diberi, pasti aku kerjakan dengan sepenuh hati. Begitu pun ketika ulangan, aku selalu belajar dari jauh-jauh hari untuk mendapatkan nilai yang sempurna. Ketika aku mengalami kesulitan dalam belajar, aku selalu bertanya kepada sahabatku yang lebih pintar daripadaku, Ayla.

3. Komplikasi

7

Page 7: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

Waktu terus bergulir, tak terasa kini aku telah duduk di bangku kelas sembilan. Tidak pernah terpikir olehku sebentar lagi aku akan meninggalkan sekolah yang telah memberiku segudang pengalaman ini. Tetapi inilah tujuan hidupku. Inilah tahun yang aku tunggu-tunggu selama aku mengenyam pendidikan di SMP. Inilah saatku untuk menggapai impianku untuk menuntut ilmu di SMAN 86.Aku sedih, karena tidak satu kelas dengan Ayla. Ah, tetapi kelas kita hanya terpisah oleh satu ruangan. Aku mendapat kelas 9-7, sedangkan Ayla di kelas 9-9. Teman-teman di kelasku sangat mendukung aku untuk rajin belajar, sampai-sampai susah bagiku untuk berkonsenterasi terhadap apa yang diterangkan guru. Tetapi, kendala itu tidak menjadikanku putus asa, aku malah terus berusaha sampai bermandi keringat agar aku dapat mengerti apa yang diterangkan oleh guru. Ketika waktu istirahat, aku selalu menghampiri Ayla untuk bertanya tentang pelajaran yang tidak aku mengerti.Aku senang menjalani rutinitasku di kelas 9, setiap pulang sekolah aku harus mengikuti bimbingan belajar untuk menunjang pelajaran yang ada di sekolah. Tidak, tidak aku tidak kenal lelah ketika cita-citaku belum tercapai, aku akan selalu mengejar sampai dapat. Aku tidak akan menyerah.“La, bagaimana soal ulangan tengah semseter tadi? Apakah itu sulit bagimu?” tanya aku kepada Ayla. Ya, tak terasa sudah tiga bulan bersekolah, sekarang aku sedang menjalani ulangan tengah semester. “Menurutku tidak terlalu sulit, bagaimana denganmu?” tanya Ayla kepadaku. “Menurutku juga tidak terlalu sulit, tetapi ada satu soal yang aku tidak bisa sehingga aku asal menjawab.” Kataku dengan jujur. “Apakah kamu masih ingat soalnya? Mari kita main ke rumahmu untuk membahas soal tadi, sekalian kita belajar untuk ujian esok hari.” Setiap ada pekerjaan rumah, aku selalu diskusikan dengan Ayla. Syukurlah, meskipun kita berbeda kelas tetapi guru yang mengajar kita sama, sehingga tugas-tugas kita pun sama. Ulangan tengah semester pun berlalu, kini pendalaman materi di sekolah akan segera dimulai. Ternyata, kelas pendalaman materi diacak berdasarkan peringkat sehingga akan diadakan tes pendalaman materi yang akan diadakan minggu depan. Aku bersemangat mengikuti tes ini, karena aku dapat mengetahui seberapa jauh kemampuanku.

8

Page 8: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

Tes pendalaman materi telah tiba, jantungku berdebar begitu kencang ketika aku memasuki ruangan. Sehari sebelum tes, seperti biasa, aku belajar bersama Ayla. Karena tes pendalaman materi hari pertama adalah Bahasa Indonesia, kami memutuskan untuk mendiskusikan pelajaran Bahasa Indonesia. Hampir semua bab yang akan ada dalam tes kami diskusikan. Tak lupa kami pun mengerjakan latihan-latihan soal. Tes pendalaman materi berlangsung selama empat hari, sepulang sekolah selama tes, Ayla selalu mampir ke rumahku untuk belajar bersama.Seminggu setelah tes pendalaman materi, pengumuan kelas pendalaman materi pun diumumkan. Jantungku berdebar-debar ketika aku jalan bersama Ayla untuk melihat kelas mana yang akan aku tempati untuk pendalaman materi, apakah kelas unggulan atau kelas biasa-biasa saja atau kelas yang paling buruk? Semua pikiran-pikiran buruk aku buang dari otakku. Aku siap menghadapi kenyataan apabila aku mendapat kelas paling buruk. “Mir, kita berada di kelas yang sama, kelas unggulan. Aku senang sekali bisa sekelas denganmu ketika pendalaman materi.”. Ucapan Ayla membangunkanku dari lamunanku. “Apa yang Ayla baru bilang? Kelas unggulan?” aku berpikir. “Maaf, La. Apa yang kamu bilang?” tanyaku heran. “Kita berada dalam kelas unggulan, Mir.” aku kaget mendengar ucapan Ayla, ketika aku melihat papan nama, benar saja, aku berada di kelas unggulan. Syukurlah, kerja kerasku terbayar.6 bulan sudah aku lewati di bangku kelas 9. Sekarang aku harus menempuh ujian akhir semester ganjil. ‘Ah, akhirnya semester ganjil akan berakhir. Tidak terasa aku akan segera lulus’ pikirku. Ujian akhir semester ganjil berlangsung selama 7 hari. Syukurlah, aku tidak mengalami kesulitan selama ujian, karena aku selalu belajar. Saat pembagian rapot semester ganjil, aku mendapat juara tiga di kelas. Aku merasa lega sekaligus senang karena akhirnya semester ganjil pun berakhir dan kerja kerasku selama semester ganjil terbayar.Aku berlibur selama dua minggu. Tetap saja, selama berlibur aku selalu gelisah di malam hari, memikirkan masa depanku. Apakah aku akan menuntut ilmu di SMA tujuanku atau tidak. Impainku tidak akan tergoyahkan. Selama aku bisa, pasti akan aku lakukan.Liburan semester pun berakhir, aku harus kembali menyingsingkan lengan baju untuk menggapai impianku. Aku

9

Page 9: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

harus bekerja lebih keras lagi, karena tiga bulan lagi, ujian nasional menghampiriku. Aku harus siap menghadapinya.Benar saja, semester genap jauh lebih sulit daripada semster ganjil, karena waktu belajar kita berkurang untuk ujian akhir semester genap dan ujian praktik. Sebelum ujian akhir semester genap dan ujian praktik, akan diadakan dua kali uji coba ujian nasional. Yang pertama, akan diselenggarakan pekan depan. Tentunya aku cukup bersemangat dan akan belajar lebih keras lagi. Uji coba ujian nasional yang pertama telah terlewati, hasilku cukup memuaskan tetapi belum cukup untuk masuk SMAN 86. Uji coba ujian nasional yang kedua pun dilakukan, kali ini aku belajar lebih keras lagi dan lebih teliti dalam membaca soal-soal ujian. Akhirnya, hasil uji coba ujian nasionalku yang kedua sangat memuaskan. Aku cukup bangga, begitupun kedua orang tuaku. Guru-guru yang mengajarku berkata bahwa aku mampu masuk SMAN 86 apabila hasil ujian nasionalku sama dengan hasil uji coba ujian nasionalku. Guru-guruku mengasumsikan bahwa biasanya soal ujian nasional lebih mudah daripada soal uji coba ujian nasional. Kata-kata guruku itu semakin membuatku percaya diri bahwa aku bisa menuntut ilmu di SMAN 86.Semua ujian telah aku lewati dengan sepenuh hati sehingga hasil-hasilnya pun sangat memuaskan. Dari ujian praktik hingga ujian akhir semester genap. Tibalah hari ini, ujian nasional. Ujian yang paling aku tunggu-tunggu selama satu tahun ini. Ujian yang merupakan penentuan hidup matiku. “Mir, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu siap?” tanya Ayla seraya menggandeng tanganku. “Mudah-mudahan aku siap, La. Bagaimana dengamu?”. “Aku siap, Mir. Semoga kita bisa menjalankan ujian dengan lancar .” jawab Ayla dengan penuh keyakinan. Aku menempuh ujian nasional selama empat hari, aku menemukan beberapa kesulitan pada saat ujian nasional, tetapi syukurlah, semua itu dapat terlewati. Pengumuman ujian nasional akan diumumkan pada bulan depan. Aku tidak sabar mengetahui hasilku.Aku menghabiskan waktu libur ujian nasionalku yang cukup lama dengan bermain bersama teman-temanku. Tetapi aku selalu memikirkan tentang hasil ujianku. Aku memikirkan masa depan baik yang akan mengahmpiriku dan masa depan buruk yang akan menimpaku.

10

Page 10: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

Pagi hari yang cerah ini merupakan hari yang aku tunggu-tunggu, hari ini aku pergi ke sekolah untuk melihat hasil ujian nasionalku. Langkahku terasa berat ketika aku sampai di sekolah. Aku disambut oleh senyum gembira temanku sampai tangisan yang tiada henti. Jantungku mulai berdebar, apakah di hari yang cerah ini aku akan menangis atau aku akan tersenyum?“Alhamdulillah, Mir. Aku mendapat hasil 37.”teriak Ayla dengan penuh semangat. “Akhirnya, La. Aku turut senang mendengarmu.”. Aku tidak dapat menahan rasa penasaranku lagi, akhirnya aku hampiri wali kelasku. Beliau memberiku amplop yang isinya adalah hasil ujian nasionalku. Aku buka amplop itu, lalu aku keluarkan isinya. Kaget, marah, sedih semuanya mengahpiriku. Aku hampir tidak percaya bahwa aku mendapat hasil seperti ini, padahal hasil-hasil uji coba ujian nasionalku sangat memuaskan. Ya Tuhan, mengapa begini? Aku tak kuasa menahan air mataku. Aku berlari ke arah Ayla dan menangis tersedu-sedu. Ayla langsung memelukku dan mengambil kertas yang berisi hasil ujian nasionalku.

4. EvaluasiSelama satu minggu aku sedih. Aku diam. Aku tidak mau berbicara dengan teman-temanku. Impianku yang selama ini aku impi-impikan telah sirna. Padahal aku telah bekerja keras. Tibalah saat pemilihan SMA, aku tak kuasa menahan tangis ketika namaku tidak ada di SMAN 86, sekolah yang selama ini telah aku impi-impikan. Aku sangat sedih pula ketika aku mengetahui bahwa aku akan berpisah dengan Ayla. Ya, Ayla diterima di SMA yang ia tuju. Aku turut senang dengan kesuksesannya, tetapi aku juga sedih akan berpisah dengannya.

5. ResolusiAku diterima di SMAN 45. Tetapi aku belum ikhlas. Aku belum dapat menerima kenyataan bahwa aku tidak diterima di SMAN 86. Apakah hidupku harus sesulit ini? Apakah ini akhir dari segalanya? Aku terus bertanya-tanya. Selama tiga hari aku mengurung diri di kamar, aku terus berpikir tentang masa depanku. Barulah aku sadar bahwa ini bukan akhir dari segalanya. Aku dapat membuktikan bahwa aku dapat sukses di SMAN 45. Aku dapat membanggakan orang tuaku dengan

11

Page 11: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

masuk perguruan tinggi . yang bagus. Aku tidak akan mengecewakan mereka lagi.

6. KodaHari sekolah pun tiba, aku senang telah mendapatkan sekolah di SMAN 45, karena kualitas sekolahnya sama bagusnya dengan SMAN 86. Ternyata SMAN 45, tidak seburuk yang aku pikirkan, aku bahagia bersekolah di sini. Aku harus bersyukur dan menerima apa yang Tuhan berikan kepadaku. Karena apa yang aku inginkan, belum tentu baik untukku. Tuhanlah yang tahu segala yang terbaik untuk masa depanku.

II.4 Majas dalam Cerpen Harapan Tidak Seindah Kenyataan1. Perumpamaan

- Sewaktu aku kecil, aku selalu berpikir bahwa menggapai cita-cita bagaikan membalikkan kedua telapak tangan

- Impianku untuk masuk sekolah tersebut, tidak pernah tergoyahkan seperti karang yang tidak mudah hancur dihantam ombak

2. Personifikasi- Kenyataan selalu turut andil untuk merampas

kebahagiaan dariku

3. Metafora- Aku selalu belajar dengan sekuat tenaga untuk

menjadi bintang kelas- Tidak pernah terpikir olehku sebentar lagi aku

akan meninggalkan sekolah yang telah memberiku segudang pengalaman ini

4. Ironi- Teman-teman di kelasku sangat mendukung aku

untuk rajin belajar, sampai-sampai susah bagiku untuk berkonsenterasi terhadap apa yang diterangkan guru

5. Hiperbola

12

Page 12: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

- Aku malah terus berusaha sampai bermandi keringat agar aku dapat mengerti apa yang diterangkan oleh guru

6. Repetisi- Tibalah hari ini, ujian nasional. Ujian yang paling

aku tunggu-tunggu selama satu tahun ini. Ujian yang merupakan penentuan hidup matiku

- Selama satu minggu aku sedih. Aku diam. Aku tidak mau berbicara dengan teman-temanku

7. Tauotologi- Tidak, tidak aku tidak kenal lelah ketika cita-citaku

belum tercapai

II.5 Kata-kata Sulit dalam Cerpen Harapan Tidak Seindah Kenyataan

1. Andil: jasa, usaha, atau bantuan2. Merampas: mengambil dng paksa (dng kekerasan); merebut3. Tergoyahkan: tergoyangkan4. Dihantam: Dipukul/ditinju5. Bergulir: berguling; menggelincir; menggeluncur6. Menyingsingkan: menggulung;bekerja keras; menarik ke

atas supaya pendek atau terbuka7. Mengenyam: Mengecap; merasai8. Kendala: Halangan; rintangan9. Menunjang: Membantu kelancaran; menopang10. Mengasumsikan: menduga; memperkirakan;

memperhitungkan; meramalkan

13

Page 13: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

BAB IIIPENUTUP

III.1 KesimpulanDengan ini saya menyimpulkan bahwa cerita pendek atau cerpen adalah karya sastra yang dibuat dari satu peristiwa dan tidak ada perubahan nasib pada karakter. Cerpen mempunyai struktur yang disusun secara struktural dan apabila salah satu strukturnya hilang, karya sastra tersebut tidak dapat disebut cerpen. Dalam cerpen sastra, terdapat majas dan kata-kata sulit,

III.2 SaranPada saat Anda menulis cerpen, sebaiknya Anda menyajikan beberapa unsur penting cerpen yang sesuai dengan daya kreasi Anda. Unsur-unsur penting itu meliputi: tema, alur, tokoh, latar, amanat, dan sudut pandang. Jadi, Anda harus mengembangkan tema, menyajikan rangkaian peristiwa, tokoh, latar, amanat, dan sudut pandang dengan menarik.

14

Page 14: Cerita Pendek harapan tidak seindah kenyataan.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kopi-ireng.com/2014/10/macam- macam-majas.html

2. http://kbbi.web.id/

15