cbd
DESCRIPTION
cbdTRANSCRIPT
Lembar Pengesahan
Kasus Non Psikotik
Telah diterima dan disetujui pada bulan Mei 2014 oleh Dr. Aliyah Himawati R,
Sp.KJ sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Prof Dr Soerojo, Magelang.
Mengetahui
Magelang, 23 Mei 2014
Dr. Aliyah Himawati R, Sp.KJ
No Rekam Medis : 06 63 50
Tanggal Kunjungan : 17 Mei 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 1
STATUS PASIEN PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Mekanik
Pendidikan : S1
Suku/ Warganegara : Jawa/ Indonesia
Status perkawinan : Belum menikah
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis diperoleh secara autoanamnesis pada hari Sabtu , 17 Mei 2014, di
kediaman pasien.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poli Rumah Sakit Jiwa Dr.Soerojo, Magelang (RSJSM)
untuk kontrol, dengan keluhan merasa cemas.
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang sendiri ke Poli RSJS Magelang, dengan keluhan merasa cemas
sejak beberapa bulan terakhir.
Keluhan dirasakan pertama kali sejak Februari 2011 pada saat pasien bekerja
di Jakarta. Pasien tidak mengetahui bagaimana awal mula terjadinya kecemasan.
Pasien mengatakan mengalami keluhan tersebut sepanjang hari, tetapi tidak
merasakan cemas bila pasien menyibukkan diri dengan pekerjaan. Pasien
menceritakan pada saat mengendarai mobil misalnya dan kemudian terjebak macet,
tiba-tiba tubuh bagian belakang pasien terasa panas, jantung pasien berdebar kencang
dan seluruh tubuh pasien dingin seperti es. Pasien merasa seperti ingin mati.
Kemudian pasien keluar dari mobil, dan berlari ke tepian jalan lalu menghubungi
temannya untuk minta diantar ke Rumah Sakit. Sejak saat itu pasien tidak berani pergi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 2
ke tempat jauh. Kemanapun pasien bepergian, pasien merasa nyaman dan aman bila
ada fasilitas kesehatan didekatnya atau pasien mengantongi obatnya.
Selama satu tahun pasien, sudah mencoba lebih dari 10 kali berobat ke klinik
maupun Rumah Sakit untuk mengetahui penyebab sakitnya. Tapi tidak ada hasilnya.
Kemudia pasien di rujuk ke psikiatri oleh dokter penyakit dalam. Sejak saat itu,
pasien mengetahui apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Pasien pulang ke Magelang, kemudian melanjutkan pengobatan di RSJSM.
Setelah pasien tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya, pasien rajin mencari info
tentang penyakit yang sedang pasien alami melalui internet. Hal tersebut semakin
memperburuk keadaan pasien. Pasien semakin bertambah cemas, setelah membaca
artikel di internet. Kemudian atas saran dokter psikiatri di RSJSM pasien disarankan
mengikuti psikoterapi untuk membantu kesembuhan pasien. Sejak itu pasien merasa
lebih baik dan tidak kontrol ke psikiater lagi sejak bulan juni 2013
Biasanya rasa cemas akan hilang atau tidak muncul jika pasien dekat dengan
paramedik. Tetapi, jika perasaan cemas tidak diatasi akan timbul serangan panik.
Pasien merasa takut mati. Agar merasa tenang, pasien sering membawa obat
kemanapun pasien pergi. Pasien hanya minum obat jika cemasnya tidak dapat teratasi
dengan olah napas.
Kurang lebih sejak bulan oktober 2013, cemas kembali dirasakan pasien setiap
hari terutama saat malam hari jika pasien sudah tidak melakukan aktivitas. Pasien
merasa sedih dan merasa kemampuannya berkurang. Selain itu juga pasien merasa
tidak ingin melakukan kegiatan apa-apa. Karena belakangan ini pasien tidak dapat
mengendalikan rasa cemasnya, pasien kemudian memutuskan untuk memeriksakan
dirinya kembali ke rumah sakit.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatrik
Pasien memiliki gangguan psikiatrik sejak 3 tahun yang lalu. Pasien rajin
control ke Poli, tetapi tidak mau minum obat. Menurut pasien, pasien tidak
tahu efek samping apa yang akan terjadi jika pasien mengkonsumsi obat
tersebut secara terus menerus. Pasien hanya mengkonsumsi obat jika dengan
terapi pernapasan tidak berhasil mengatasi kecemasannya.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 3
2. Riwayat Medis Umum
Riwayat kejang disangkal. Riwayat trauma kepala disangkal
.
3. Riwayat Obat – obatan dan Alkohol
Pasien tidak pernah memakai obat-obatan terlarang dan alkohol dan pasien
merupakan perokok.
D. Riwayat Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Tidak ada ada data yang valid mengenai riwayat pasien.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Tidak ada ada data yang valid mengenai riwayat pasien.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Tidak ada ada data yang valid mengenai riwayat pasien.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Tidak ada ada data yang valid mengenai riwayat pasien.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien merupakan lulusan S1 teknik mesin di universitas Mercubuana
Jakarta.
b. Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus kuliah, pasien bekerja di ASTRA Jakarta selama 7 tahun.
Setelah itu pasien mengundurkan diri. Pasien bekerja kembali di PT. Gas
Alam Jakarta selama 2 tahun. Setelah diketahui memiliki gangguan cemas,
pasien keluar dari pekerjaannya dan kembali ke kampung halaman di
Magelang. Pasien membuka usaha bengkel mobil bersama dengan kakak
kandung di rumah pasien.
c. Riwayat Pernikahan
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 4
Pasien belum menikah. Pasien pernah memiliki pacar dan melamarnya.
Tetapi setelah mengetahui bahwa pasien memiliki gangguan cemas,
keluarga dari pihak perempuan, memberikan syarat yang aneh-aneh.
Sehingga pasien enggan melanjutkan hubungannya.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum karena
melakukan pelanggaran hukum.
e. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien merupakan seorang yang pendiam.
f. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan rajin sholat.
g. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang lelaki dan selama ini berpenampilan
dan berperilaku sebagaimana seorang lelaki.
h. Riwayat Situasi Hidup Sekarang
Pasien saat ini tinggal dengan ayah, kakak laki-laki nomor tiga, kakak
ipar. Pasien mampu merawat diri sendiri dan mampu menghidupi diri
sendiri.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pasien dibesarkan oleh
ibu dan ayah pasien.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 5
Genogram: Pohon Keluarga
Grafik Perjalanan Penyakit
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 6
2014
2013
2012
2011
Role of functionSymptom
Taraf Kepercayaan
Autoanamnesis : dapat dipercaya
III. STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan di kediaman pasien pada tanggal 17 Mei 2014.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak seorang laki-laki , wajah sesuai usia, rawat diri cukup, cara berpakaian
rapi, kebersihan diri cukup.
2. Kesadaran
a. Neurologik : Compos Mentis
b. Psikologik : Jernih
c. Sosial : Mampu berkomunikasi
3. Pembicaraan
Kualitas : Normal
Kuantitas : Normal
4. Tingkah laku : Normoaktif
5. Sikap : Kooperatif
6. Kontak Psikis : Mudah ditarik, mudah dicantum.
B. Alam Perasaan
1. Mood : disforik
2. Afek : appropiate
C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi : tidak ada
2. Halusinansi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
D. Proses Pikir
1. Isi pikir : Phobia
2. Arus Pikir
a. Kuantitas : talkactive
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 7
b. Kualitas : Koheren
3. Bentuk Pikir : Realistik
E. Sensorium dan Kognitif
1. Tingkat kesadaran : Jernih
2. Orientasi Waktu : Baik
Tempat : Baik
Personal : Baik
Situasional : Baik
3. Daya ingat jangka panjang : Baik
4. Daya ingat jangka pendek : Baik
5. Daya ingat segera : Baik
6. Konsentrasi : Baik
7. Perhatian : Baik
8. Kemampuan baca tulis : Baik
9. Pikiran abstrak : Baik
F. Pengendalian Impuls
Pengendalian diri selama pemeriksaan : Baik
Respon penderita terhadap pemeriksa : Baik
G. Tilikan
True insight
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan umum : Tampak sehat, kesan gizi cukup
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80x / mnt
Respirasi : 18x / mnt
Suhu : Afebris
4. Kepala ( mata dan THT )
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 8
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia/normotia, sekret -/-
Mulut : Sianosis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Hidung : Kavum nasi lapang/lapang, sekret -/-
5. Thorax
a. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 5-6
Auskultasi : Suara jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor kanan=kiri
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler.
6. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
7. Urogenital : Dalam batas normal
8. Ekstremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral hangat/ hangat hangat/hangat
Cappilary refill test <2detik <2 detik
Deformitas -/- -/-
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 9
B. Pemeriksaan Neurologis :
1. Kaku kuduk : Tidak ditemukan
2. Saraf kranialis I - XII : tidak ada penemuan bermakna
3. Motorik :
Motorik Superior Inferior
Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi E/E E/E
4. Sensorik : tidak dilakukan pemeriksaan
5. Refleks fisiologis : ++/++
6. Refleks patologis : - /-
V. RESUME
Seorang pria, Tn. A, berusia 31 tahun, datang ke Poli RSJSM karena merasa
cemas yang telah dirasakan sejak 8 bulan semenjak ibunya meninggal karena stroke.
Rasa cemas dirasakan sepanjang hari terutama jika tidak sedang melakukan
aktivitas.pasien merasa kehilangan keahliannya dalam bekerja dan kehilangan
kepercayaan diri serta kecewa dan sedih. Ada riwayat seperti ini pertama kali pada
tahun 2011.
Berdasarkan pemeriksaan status mental ditemukan mood disforik afek
appropriate, talkaktive, koheren dengan isi pikir fobia. Isi piker realistic dengan tilikan
true insight. Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak didapatkan adanya
penemuan bermakna.
Sindrom yang ditemukan :
Sindrom agoraphobia
o Cemas ketika berada di tempat ramai atau mengalami kemacetan
o Pasien merasa lebih senang di rumah
Gangguan cemas
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 10
o Jantung berdebar, badan gemetar, gelisah, berkeringat badan terasa dingin
o Takut akan kematian
Gejala depresi
o Afek depresi
o Kehilangan minat dan keahlian
o Kurang percaya diri
o Rasa ingin bunuh diri
o Merasa masa depan suram
VI. DIAGNOSIS BANDING
F40.0 Agorafobia
F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresi
VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
AXIS I : F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresi
AXIS II : R 46.8 Diagnosis Axis II tertunda
AXIS III : Tidak ada dignosis
AXIS IV : kehilangan ibu secara mendadak
AXIS V : GAF admission: 60-51
VIII. DAFTAR MASALAH
Masalah Deskripsi
Organo biologi gangguan aktivitas GABA,
Norephinephrin, Serotonin, Dopamin.
Psikologis Pasien karena gangguan yang
dialaminya merasa kurang percaya diri
baik dalam bekerja maupun kehidupan
social.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 11
Pasien kehilangan ibu yang meninggal
beberapa bulan.
Pasien belum menikah.
Social Pasien sejak sakit jarang bertemu dan ikut
kegiatan bersama teman-teman.
IX. PENATALAKSANAAN
A. Non Farmakoterapi
Psikoterapi
Membantu membuka pola pikir pasien untuk dapat mencari solusi dalam mengatasi
gejala kejiwaan. Memotivasi dan memberi dukungan sehingga pasien dapat berfungsi
fisik dan sosial secara optimal dan memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat
secara teratur.
Terapi keluarga
Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan aktif dalam setiap
proses penatalaksanaan pasien. Memberi penjelasan kepada keluarga tentang
pentingnya peranan obat untuk kesembuhan pasien sehingga keluarga perlu
mengingatkan dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur. Efek samping
obat juga diberitahu kepada keluarga. Memberikan motivasi kepada keluarga untuk
bersama-sama membantu pasien pulih dengan menghargai pasien sebagai seorang
individu.
B. Farmakoterapi
Alprazolam 1 x 0,5mg
Merupakan salah satu dari golongan obat Benzodiazepines atau disebut juga
Minor Transquillizer dimana golongan ini merupakan obat yang paling umum
digunakan sebagai anti ansietas. Alprazolam merupakan obat anti ansietas dan
anti panik yang efektif digunakan untuk mengurangi rangsangan abnormal
pada otak, menghambat neurotransmitter asam gama-aminobutirat (GABA)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 12
dalam otak sehingga menyebabkan efek penenang. Alprazolamdiabsorbsi
dengan baik di dalam saluran pencernaan dan bekerja cepat dalam mengatasi
gejala ansietas pada minggu pertama pemakaian. Alprazolam memiliki waktu
paruh yang pendek yaitu 12 – 15 jam dan efek sedasi (mengantuk) lebih
pendek dibanding Benzodiazepines lainnya, sehingga tidak akan terlalu
mengganggu aktivitas. Alprazolam juga aman digunakan bagi penderita
gangguan fungsi hati dan ginjal dengan pemakaian di bawah pengawasan
dokter.
Mekanisme Kerja Alprazolam
Berikatan dengan reseptor benzodiasepin pada saraf post sinap GABA di
beberapa tempat di SSP, termasuk sistem limbik dan formattio retikuler.
Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas
terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan
stabilisasi.
Kegunaan Alprazolam
Kegunaan obat ini terutama untuk Anti-anxietas dan anti panik. Pada saat
keadaan cemas dan panik terjadi penurunan sensitivitas terhadap reseptor
5HT1A, 5HT2A/2C, meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic
pada saraf pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin, meningkatnya aktivitas
locus coereleus yang mengakibatkan teraktivasinya aksis hipotalamus-
pituitari-adrenal (biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien
dengan panic disorder), meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi
peningkatan laktat (biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi
CO2(hiperseansitivitas batang otak terhadap CO2), menurunnya sensitivitas
reseptor GABA-A sehingga menyebabkan efek eksitatorik melalui amigdala
dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries, model
neuroanatomik memprediksikan panic attack dimediasi oleh fear
network pada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan pusat
batang otak.
Sehingga, terapi yang diberikan pada kecemasan yaitu anxiolitik atau
antianxietas yang bekerja pada reseptor GABA dengan memperkuat aksi
inhibitor GABA-ergic neuron sehingga hiperaktivitas mereda.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 13
Indikasi
Antiansietas termasuk neurosis ansietas, gejala-gejala ansietas
Antidepresi termasuk ansietas yang berkaitan dengan depresi
Antipanik termasuk penyakit-penyakit atau gangguan panik dengan atau
tanpa agoraphobia
Kontra Indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap benzodiazepin, penderita glaukoma
sudut sempit akut, penderita insufisiensi pulmonari akut
Efek Samping
Jika kita menggunakan alprazolam kita menjadi sulit lepas dari obat ini karena
memang memiliki potensi ketergantungan yang besar jika dipakai lebih dari
dua minggu saja. Sulit lepas ini juga disebabkan karena efek putus zat obat ini
sangat tidak nyaman, ada yang langsung tiba-tiba stop dan merasakan
kecemasan yang lebih parah daripada sebelumnya.
Maka dari itu penggunaan obat ini harus hati-hati dan kalau bisa sesuai dengan
indikasi saja. Belakangan karena potensi ketergantungan, toleransi (makin
besar pake makin lama) dan reaksi putus zat, obat ini sudah tidak menjadi
pilihan pertama lagi sebagai obat anticemas di Amerika Serikat, di sana lebih
cenderung menggunakan Antidepresan gol SSRI seperti Sertraline, Fluoxetine,
Paroxetine (Paxil).
Selain itu ESO yang ditimbulkan SSP : depresi, mengantuk, disartria
(gangguan berbicara), lelah, sakit kepala, hiperresponsif, kepala terasa ringan,
gangguan ingatan, sedasi; Metabolisme-endokrin : penurunan libido, gangguan
menstruasi; Saluran cerna : peningkatan atau penurunan selera makan,
penurunan salivasi, penurunan/peningkatan berat badan, mulut kering
(xerostomia).
Fluoxetin 1 x 20
Fluoxetin merupakan obat anti depresan golongan SSRI (Serotonin selective reuptake
inhibitor). Fluoxetin merupakan obat golongan SSRI yang paling luas digunakan
karena obat ini kurang menyebabkan antikolinergik, hampir tidak menimbulkan
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 14
sedasi, dan cukup diberikan satu kali sehari. Bentuk sediaan padat yang tersedia yaitu
tablet 10mg, 15mg, dan 20mg dan kapsul 40mg dan 60mg. Fluoxetin banyak
digunakan untuk pasien dengan gangguan depresi major, bulimia nervosa, panik, dan
premenstrual disporik. Dosis awal yang diberikan pada anak berusia 8-10 tahun
dengan depresi sebesar 10-20 mg/hari . Dosis ini apat ditingkatkan setelah satu
minggu, namun dosis tidak dapat sampai melebihi 20mg/hari. Pada dewasa, dosis
awal yang diberikan 20mg/hari. Obat diberikan pada pagi hari. Dosis dapat
ditingkatkan setelah beberapa minggu sebanyak 20 mg/hari, namun dosis tidak dapat
melebihi 80mg/hari. Pada orang tua, dosis yang diberikan 10 mg/hari, dapat
ditingkatkan 10-20mg tiap beberapa minggu. Obat tidak boleh diberikan pada malam
hari.
Efek Samping, Kontra Indikasi dan Interaksi Obat Fluoxetin
Efek samping fluoxetin bermacam-macam. Efek yang sering timbul antara lain
efek seretogenik dan sindroma serotonin. Akan tetapi, efek antikolinergik,
antiadrenergik, dan efek jantung sangat kurang atau sama sekali tidak ada pada
penggunaan obat ini. Efek seretogenik yang timbul berupa mual ,muntah, malaise umum,
nyeri kepala, gangguan tidur dan nervositas, agitasi atau kegelisahan yang sementara,
disfungsi seksual dengan ejakulasi dan orgasme terlambat.
Kontra Indikasi penggunaan fluoxetin antara lain pada pasien yang
hipersensitif terhadap fluoxetin, gagal ginjal yang berat, penggunaan fluoxetin bersama
MAO. Interaksi Obat biasa terjadi pada obat-obat golongan MAO, Lithium, obat yang
merangsang aktivitas SSP, anti depresan, triptofan, karbamazepin, obat yang terkait
dengan protein plasma. Pada penderita epilepsi yang terkendali, penderita kerusakan hati
dan ginjal, gagal jantung, jangan mengemudi / menjalankan mesin penggunaan obat ini
memerlukan perhatian khusus.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 15
X. PROGNOSIS
Faktor-faktor Pada pasien Baik Buruk
Riwayat gangguan pada keluarga
Status pernikahan
Dukungan keluarga
Status ekonomi
Stressor
Kepribadian premorbid
Onset usia >30 tahun
Jenis penyebab
Perjalanan penyakit
Respon terapi
Kepatuhan minum obat
Ada
Belum menikah
Iya
Rata-rata
Ibu meninggal
Tidak ada
Usia saat sakit
28 tahun
Skizoafektif tipe
manik
Kronis
Baik
Tidak
Ad Vitam : ad bonam
Ad Fungsionum : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 16
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri Jilid 2, Ilmu Pengetahuan dan Psikiatri Klinis.
Edisi Ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara. 2010.
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007. p. 23-30.
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK UNIKA Atma Jaya. Jakarta. 2003; p. 72-75.
4. Katzung, Bertram G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology 10 th edition. Mc Graw
Hill: Singapore. Halaman 476.
5. Departemen Farmakologi FKUI. Farmakologi dan Terapi Edisi, 2008 halaman 173.
Jakarta : Balai Penebit FKUI
6. Omudhome Ogbru, PharmD . Fluoxetin, Prozac, Saraferm. 2008. Dilihat tanggal 20
mei 2014 di : http://www.medicinenet.com/fluoxetin/article.htm
7. M.O. Rambourg Schepens. Fluoxetin. 1996. Dilihat tanggal 19 mei 2014 di :
http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim651.htm
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 17