case report hipertensi urgensi
DESCRIPTION
hipertensi urgensi tinjauan penyakit dalamTRANSCRIPT
KASUS KECIL
WANITA 54 TAHUN DENGAN OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL, GEA
WATERY TYPE, DISPEPSIA ULCER LIKE TYPE, PENINGKATAN ENZIM
TRANSAMINASE DAN HIPERTENSI STAGE I
Disusun Oleh:
Zulhilmi Bramantyo Mardiawan G99141159
Indra Santosa Purnomo G99141160
Purbanta Soerya G99141161
Fariz Edi Wibowo G99141162
Residen Pembimbing:
dr. Kiki dr. Arif Nurdhin, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
S U R A K A R T A
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus Kecil Ilmu Penyakit Dalam dengan judul:
OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL, GEA WATERY TYPE, DISPEPSIA
ULCER LIKE TYPE, PENINGKATAN ENZIM TRANSAMINASE DAN
HIPERTENSI STAGE I
Oleh :
Zulhilmi Bramantyo Mardiawan G99141159
Indra Santosa Purnomo G99141160
Purbanta Soerya G99141161
Fariz Edi Wibowo G99141162
Telah disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal :
Pembimbing,
(dr. Arif Nurdhin, Sp.PD)
2
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESA
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. DH
No. RM : 01310051
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur : 47 tahun
Suku : Jawa
Alamat : Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk RS : 10 Agustus 2015
Tanggal dikasuskan : 12 Agustus 2015
B. Data Dasar:
Autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada
tanggal 12 Agustus 2015.
1. Keluhan Utama:
Cegukan sejak 2 hari SMRS.
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluhkan cegukan sejak 2 hari SMRS. Cegukan dirasakan
hilang timbul. Cegukan sempat menghilang selama 1 hari setelah pasien
memeriksakan diri ke dokter, namun setelah itu kembali cegukan terus
menerus hingga saat ini.
Pasien mengaku sudah periksa ke RS Wonogiri, di sana pasien
mendapat obat, pasien mengaku tidak tahu obat apa yang diberikan.
3
Pasien juga mengaku bahwa keluhan tidak berkurang dengan minum
obat.
Pasien juga mengeluhkan muntah sejak 2 hari SMRS. Muntah
sebanyak tiga kali, muntah sisa makanan dan cairan encer bening.
BAK pasien tidak ada keluhan, BAK nyeri (-), BAK darah (-). Warna
urin kuning jernih. Sehari kencing sebanyak 5-6x, volume kurang lebih
300cc sekali kencing.
BAB pasien tidak ada keluhan, warna feses kecoklatan, konsistensi
lunak, BAB darah (-), BAB lendir (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Onset/ Kronologis
Riwayat mondok Disangkal
Riwayat DM Disangkal
Riwayat sakit jantung Disangkal
Riwayat Hipertensi+, konsumsi amlodipine tidak rutin
selama kurang lebih 5 tahun
Penyakit Onset/ Kronologis
Riwayat sakit tekanan
darah tinggiAda, ayah pasien.
Riwayat sakit jantung Tidak diketahui
Riwayat sakit gula Tidak diketahui
Riwayat PPOK Tidak diketahui
Riwayat alergi Tidak diketahui
4
5. Riwayat Keluarga
Keterangan:
P = Pasien = Laki – laki
X = meninggal = Perempuan
6. Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan Keterangan
Merokok Disangkal
Alkohol Disangkal
Obat-obatan bebas Disangkal
Jamu-jamuan Disangkal
Minuman berenergi Disangkal
Makan-minum Pasien makan 3 kali/hari, 2-3 sendok tiap
5
P
kali makan. Makan dengan nasi, sayur, lauk
pauk (tahu, tempe, ikan, telur dan daging).
Minum air putih 1 liter per hari.
Olah raga Pasien jarang berolah raga, sehari-hari hanya
melakukan aktivitas fisik ringan.
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pegawai swasta berusia 47 tahun yang tinggal
bersama seorang istri dan keempat anaknya. Pasien berobat dengan
menggunakan BPJS.
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 12 Mei 2015:
1. Keadaan umum : Compos mentis, GCS E4/V5/M6
2. Tanda vital
Tensi : 210/140 mmHg
Nadi : 96x/menit, irama reguler, isi dan tegangan
cukup, equal
Frekuensi nafas : 22 kali/menit
Suhu : 36,70C
3. Status gizi
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 168 cm
IMT : 24.85 kg/m2
Kesan : normoweight
4. Kulit : warna coklat, turgor menurun (-), kering (-) teleangiektasis (-),
petechie (-), kuning (-).
5. Kepala : Bentuk mesocephal, atrofi m. Temporalis (-), rambut mudah
rontok (-), luka (-)
6. Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),
perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter
6
(3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-),
strabismus (-/-), pandangan kabur (-/-)
7. Telinga : Sekret (-), darah (-), nyeritekan mastoid (-), nyeri tekan tragus
(-)
8. Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
9. Mulut : Mukosa basah (+),papil lidah atrofi(-), ikterik sublingual (-)
sianosis (-), gusi berdarah (-), ulserasi (-), oral thrush (-)
10. Leher : JVP= R + 2 cm, trakea ditengah, simetris, pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical(-), leher kaku (-)
11. Thorax : Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan=kiri,
retraksi intercostal (-),pembesaran kelenjar getah bening aksila
(-/-),spidernevi(-),atrofi m. Pectoralis (-)
12. Jantung
Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat, teraba di SIC V 1 cm
medial linea midclavicularis sinistra.
Perkusi :
Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah : SIC V linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea
midclavicularis sinistra → Kesan : batas jantung tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising(-),
gallop (-)
13. Pulmo
a. Depan
Inspeksi
- Statis : Normochest, simetris
- Dinamis : Pengembangan dada simetris kanan=kiri,
ketertinggalan gerak(-), retraksi intercostal(-)
Palpasi
- Statis : Simetris
7
- Dinamis : Pergerakan dinding dada kanan=dinding dada
kiri, fremitus raba kanan=kiri
Perkusi
- Kanan : redup pada batas relatif paru-hepar pada SIC
VI linea medioclavicularis dekstra,
- Kiri : Sonor, sesuai batas paru jantung
Auskultasi
- Kanan :Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan
wheezing (-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi
basah halus (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler normal, suara
tambahan wheezing (-), ronkhi basah kasar
(-), ronkhi basah halus (-)
b. Belakang
Inspeksi
- Statis : Normochest, simetris
- Dinamis : Pengembangan dada simetris kanan=kiri,
retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : Simetris
- Dinamis : Pergerakan dinding dada kanan=kiri,
fremitus raba kanan=kiri
Perkusi
- Kanan : Sonor
- Kiri : Sonor
Auskultasi
- Kanan : Suara dasar vesikuler normal, suara
tambahan wheezing (-), ronkhi basah kasar
(-) ronkhi basah halus (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler normal, suara
tambahan wheezing (-), ronkhi basah kasar
(-), ronkhi basah halus (-)
8
14. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut setinggi dengan dinding dada, scar (-), striae
(-), venektasi(-), caput medusa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal15 kali/menit
Perkusi : timpani, pekak sisi (-), undulasi (-), pekak alih (-), liver
span 9 cm, area traube timpani
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) epigastrium, hepar dan lien tidak
teraba
15. Ekstremitas
Akraldingin Oedem
16. Status Lokalis Regio Genu Bilateral
Inspeksi : kedua lutut tampak bengkak, hiperemis (+),
ulkus(-), darah (-), pus (-), sikatrik (-).
Palpasi : pada perabaan kedua lutut teraba hangat, nyeri tekan pada
kedua lutut (+), krepitasi (+).
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah 23 Mei 2015
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
9
_ _
_ _
DARAH RUTIN
Hemoglobin 12.4 g/dl 12.0-15.6
Hematokrit 36 % 33-45
Leukosit 8.6 ribu/ul 4.600 – 11.000
Trombosit 217 ribu/ul 150.000-450.000
Eritrosit 4.32 106/ul 4.10-5.10
KIMIA
GDS 120 mg/dl 60-140
SGOT 41 u/l <35
SGPT 86 u/l <45
Ureum 47 mg/dl <50
Kreatinin 1.3 mg/dl 0.8-1.3
HBsAg Nonreactive
ELEKTROLIT
Natrium darah 133 mmol/L 136-145
Kalium darah 3.6 mmol/L 3.3-5.1
Klorida darah 102 mmol/L 98-106
10
III. RESUME
11
1. Keluhan utama:
Nyeri kedua lutut yang memberat sejak 2 hari SMRS.
2. Anamnesis:
Pasien mengeluh nyeri pada kedua lututnya yang memberat sejak 2 hari
SMRS. Pada kedua lutut tampak bengkak, nyeri tekan dan terkadang
berbunyi kretek-kretek saat digerakkan. Riwayat trauma pada kedua lutut
disangkal pasien. Keluhan nyeri lutut disertai dengan keluhan demam
sumer-sumer sejak 2 hari SMRS. Demam naik pada sore hingga malam hari
dan turun pada pagi hari. Untuk mengurangi demam pasien minum obat
penurun panas yang dibeli di warung.
5 hari SMRS pasien mengeluh BAB cair. Dalam satu hari pasien BAB 5-
6 kali sebanyak ±1-2 gelas belimbing dengan konsistensi cair, warna
kecoklatan, tidak terdapat darah ataupun lendir dan tidak berbau amis.
Keluhan ini disertai dengan nyeri ulu hati dan juga mual muntah yang
terutama dirasakan setelah makan. Dalam satu hari pasien muntah 3-4 kali
sebanyak ½ gelas belimbing. Muntah berisi makanan dan cairan berwarna
kekuningan. Pasien mengaku sejak muncul keluhan mual muntah, nafsu
makan pasien juga menurun.
Pasien sebelumnya sudah merasakan keluhan nyeri lutut sejak 1 bulan
SMRS namun tidak pernah diobati atau diperiksakan ke dokter. Pasien
memiliki riwayat maag sejak 1 tahun SMRS dan riwayat hipertensi sejak 2
tahun SMRS.
3. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum pasien Lemas, tidak tampak sesak, compos mentis, tanda
vital TD 140/90 mmHg, nadi 108x/menit, RR 22x/menit, suhu 37,70C.
Status gizi kesan obesitas grade I. Pada pemeriksaan abdomen terdapat
nyeri tekan di regio epigastrik, pemeriksaan status lokalis genu bilateral
tampak oedema, tidak heperemis, nyeri tekan (+), krepitasi(+).
4. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium darah
SGOT 41 u/l, SGPT 86 u/l, Natrium darah 133 mmol/L.
12
IV. DAFTAR MASALAH
1. Osteoarthritis genu bilateral
2. Gastroenteritis akut watery type
13
3. Dispepsia Ulcer Like Type
4. Peningkatan enzim transaminase ec non viral
dd viral
5. Hipertensi Stage I
14
V. Rencana Awal
No Diagnosis/
masalah
Pengkajian (Assesment) Rencana Awal
diagnosis
Rencana Terapi Rencana Edukasi Rencana
Monitoring
1. Osteoarthritis
Genu Bilateral
Anamnesis :
Nyeri kedua lutut yang
memberat sejak 2 hari
SMRS.
Nyeri memberat saat
beraktivitas dan terdengar
bunyi kretek-kretek.
Pemeriksaan Fisik :
Status gizi kesan obesitas
grade I
Status lokalis genu
bilateral: oedema(+),
nyeri tekan (+),
krepitasi(+), hiperemis(-)
Rontgen genu
bilateral AP
lateral.
Konsul
Fisioterapi
Bed rest tidak total
Infus RL 20 tpm
Injeksi
Methylprednisolon
62,5 mg/12 jam
Penjelasan kepada
pasien dan
keluarganya
mengenai
penyakitnya seperti
penyebab, faktor
risiko, rencana
terapi selanjutnya,
dan komplikasi
KUVS
Monitorin
g keluhan
nyeri
2. Gastroenteritis
Akut watery
type
Anamnesis :
BAB pasien cair, warna
kecoklatan, darah (-),
Feses rutin
Kultur feses
Bedrest tidak total
Diet lunak 1700
kkal, rendah garam <
KUVS
Balance
Cairan
lendir (-), bau amis (-),
sejak 5 hari SMRS
Pemeriksaan Penunjang
Natrium darah 133
mmol/L
5gr/hari
Infus RL 20 tpm
Metronidazol
500mg/8 jam
New Diatab 3x 2 tab
3. Dispepsia
Ulcer like type
Anamnesis:
Nyeri pada ulu hati sejak
5 hari SMRS, memberat
dengan pemberian makan
dan berkurang dengan
obat maag.
Mual dan muntah
terutama setelah makan.
Muntah sehari 3-4 kali @
½ - 1 gelas belimbing
berisi makanan dan cairan
berwarna kuning.
Riwayat maag sejak 1
tahun SMRS.
Riwayat kebiasaan
Endoskopi
gastroduodenal
Diet lunak lambung
1700 kkal, rendah
garam < 5gr/hari
Injeksi Omeprazol
40 mg/12 jam
Sucralfat 3 x C1
Injeksi
Metoclopramide 10
mg/ KP
Penjelasan
kepada pasien dan
keluarganya
mengenai
penyakitnya
seperti penyebab,
faktor risiko,
rencana terapi
selanjutnya, dan
komplikasi
KUVS
Monitorin
g keluhan
16
mengkonsumsi obat bebas
sejak 2 tahun SMRS.
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan pada regio
epigastrik.
4. Peningkatan
enzim
transaminase
Pemeriksaan Penunjang
SGOT : 41 u/l
SGPT : 86 u/l
HBsAg Curcuma 3x1
Hipertensi
Stage I
Anamnesis
Riwayat hipertensi sejak 2
tahun SMRS.
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah :
140/90mmHg
EKG Diet lunak 1700
kkal, rendah garam <
5gr/hari
Captopril 3x 25mg
KUVS
17