case report hipertensi teluk naga
DESCRIPTION
HipertensiTRANSCRIPT
Ian Huang07120080098
LAPORAN KASUS
BP. UMUM
PUSKESMAS TELUK NAGA
1. Informasi demografis pasien
Nama: Tn. S
Jenis kelamin: Pria
Umur: 30 tahun
Status: Belum menikah
Alamat: KMB
Nama KK: Budiyana
2. Pengumpulan data
Keluhan utama:
o Pasien datang untuk mengecek tekanan darah dan meminta obat untuk
darah tingginya.
Riwayat penyakit sekarang:
o Pasien merasakan pegel-pegel di leher yang hilang timbul sejak beberapa
bulan yang lalu. Selain itu, pasien juga sering merasakan dadanya
bergetar kencang pada waktu-waktu tertentu. Pada bagian ulu hati,
kadang ia merasakan nyeri tajam seperti ditusuk jarum yang cukup hebat.
Riwayat penyakit dahulu :
o Pasien didiagnosis hipertensi sejak 1 tahun yang lalu
o 2 bulan lalu, pasien didiagnosis pneumonia dan sudah sembuh.
o Pasien tidak pernah dirawat inap dirumah sakit sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga:
o Pasien mengaku tidak memiliki orang tua yang menderita hipertensi
ataupun diabetes mellitus. Namun, abangnya menderita hipertensi.
Ian Huang07120080098
Lain-lain:
o Pasien memiliki pola makan yang kurang teratur.
o Pasien mengaku tidak suka makan makanan-makanan asin (Tinggi garam).
o Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol.
Pemeriksaan fisik :
o Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 130/90 mmHg
Pemeriksaan HR, RR, dan suhu tubuh tidak dilakukan oleh
pemeriksa.
3. Pemeriksaan yang ingin dilakukan atau sudah dilakukan
Lipid profile dapat dilakukan untuk melihat jumlah total kolesterol, HDL dan LDL
kolesterol dan trigliserida. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menjadi faktor
predisposisi untuk terjadinya komplikasi pada penderita hipertensi. Apabila hasil
LDL-kolesterol dan trigliserida tinggi, maka pasien harus berusaha untuk
menurunkan kadar tersebut, baik melalui diet dan pola makan maupun dengan
berolahraga.
Pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen), kadar urin dan serum creatinine dapat
dilakukan untuk melihat fungsi ginjal. Fungsi ginjal yang menurun yang ditandai
dengan GFR (Glomerular Filtration Rate) yang menurun dapat memberi 2 makna,
antara lain hipertensi yang dimilikinya adalah akibat dari penyakit ginjal, atau
penurunan fungsi ginjal terjadi akibat dari hipertensi yang dimilikinya.
4. Ringkasan hasil pemeriksaan
Seorang pria berusia 30 tahun datang ke puskesmas Teluk Naga untuk mengecek tekanan
darahnya dan meminta obat untuk darah tinggi yang dideritanya. Pasien mengeluh pegel-
pegel di leher yang hilang timbul sejak beberapa bulan yang lalu. Selain itu, pasien juga
sering merasakan dadanya bergetar kencang pada waktu-waktu tertentu dan pada bagian
ulu hati, kadang ia merasakan nyeri tajam seperti ditusuk jarum yang cukup hebat. Untuk
riwayat penyakitnya, dua bulan yang lalu pasien didiagnosis menderita pneumonia dan telah
dinyatakan sembuh. Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit. Pasien telah didiagnosis
Ian Huang07120080098
hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku tidak memiliki orang tua yang menderita
hipertensi ataupun diabetes mellitus. Namun, abangnya menderita hipertensi. Hasil
pemeriksaan fisik menunjukan tekanan darah yang dimilikinya adalah 130/90 mmHg.
5. Diagnostic Reasoning
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Diagnosis provisional:
Diagnosis untuk pasien ini adalah hipertensi primer yang terkontrol. Melalui
anamnesis, kita dapat mengetahui bahwa pasien tidak memiliki adanya keluhan
ataupun riwayat penyakit ginjal, jantung, maupun penyakit lainnya yang dapat
menjadi etiologi untuk keadaan hipertensi yang dimilikinya. Dari pemeriksaan
fisik, tekanan darah yang dimilikinya adalah 130/90 mmHg. Menurut JNC VII,
tekanan darah yang dimilikinya termasuk golongan pre-hipertensi. Walaupun
begitu, pasien ini tetap didiagnosis sebagai hipertensi primer mengingat ia obat
yang sedang dikonsumsinya dan telah didiagnosis hipertensi sejak 1 tahun yang
lalu.
Diagnosis banding:
Tidak ada.
6. Therapeutical Reasoning
Natural History
Penderita hipertensi tidak akan mengalami keluhan apapun pada stadium awal.
Ketika memasuki stadium 1 ataupun 2 (sistol >140 mmHg, atau diastole > 80
mmHg), hal ini dapat menjadi faktor predisposisi untuk komplikasi-komplikasi
tertentu. Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain: Stroke, Myocardial
Infarction, aneurisma, ataupun komplikasi lainnya. Bila terjadi stroke, baik itu
hemoragik maupun iskemik, dapat menyebabkan kelainan-kelainan neurologis
yang pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Myocardial Infarction dapat
menyebabkan gagal jantung dan dapat menyebabkan hypoxia seluruh tubuh
karena gangguan perfusi yang dialami.
Management Plan
Ian Huang07120080098
Pengobatan utama pada hipertensi primer adalah menurunkan dan mengontrol
tekanan darah agar tidak menjadi faktor predisposisi terjadinya komplikasi-
komplikasi yang membahayakan jiwa penderita. Adapun medikasi yang diberikan
oleh puskesmas antara lain adalah :
o Nifedipine. Pemberian obat golongan Calcium-channel blocker ini
ditujukan untuk mengurangi tekanan darah dengan menurunkan
resistensi perifer. Nifedipine dapat diberikan kepada penderita hipertensi
ringan, sedang, dan berat.
FIFE
o Feeling. Pasien tidak merasa cemas ataupun gelisah.
o Insight. Pasien merasa keadaan yang dialaminya ini (hipertensi) adalah
keadaan yang sering diderita oleh orang banyak.
o Fear. Pasien takut apabila keadaan yang dialami ini berujung ke
komplikasi-komplikasi lainnya.
o Expectation. Pasien berharap dengan diobati, ia dapat mengontrol
tekanan darahnya.
Rekomendasi
Pasien diharapkan untuk menjaga konsumsi makanannya sehari-hari, khususnya
untuk makanan yang mengandung garam yang tinggi (asin). Olahraga yang
teratur, seperti jalan pagi sangat dianjurkan. Obat-obatan penurun darah tinggi
harus terus dikonsumsi agar tekanan darah tetap terkontrol.
7. Pembahasan Penyakit
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Tekanan darah
yang selalu tinggi adalah salah satu faktor predisposisi untuk stroke, serangan jantung,
gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung
kronis. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis, antara lain
hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau esensial
adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya ( 90% dari seluruh penderita
hipertensi mengidap hipertensi ini), sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi
yang disebabkan oleh penyakit lain, contohnya renovascular hypertension, renal
Ian Huang07120080098
parenchymal disease, pheochromocytoma, hyperaldosteronism, atau penyebab-
penyebab lainnya. Ada beberapa faktor predisposisi untuk hipertensi primer, antara lain:
obesitas, gaya hidup yang tidak aktif, konsumsi garam yang tinggi, alkohol, dan stres.
8. Referensi
Fauci et al. 2009. Harrison’s Manual of Medicine. United States of America : McGraw-Hill
Toy et al. 2007. Case Files: Internal Medicine. United States of America: McGraw-Hill