case report 1 teluk naga
DESCRIPTION
Case Report 1 Teluk NagaTRANSCRIPT
CASE REPORT 1
Clinical Exposure 3
Bebby Syafitrie Kusuma Wardani/00000001638
IDENTITAS
Nama : An. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 4 tahun
Habitus : Atletikus
Alamat : Jalan Dumpai
Pekerjaan : Pelajar
Status pernikahan : Belum menikah
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis, pada hari Selasa, 20 Januari 2015 bertempat di
Puskesmas Teluk Naga.
Keluhan Utama : Diare
Keluhan Tambahan : Pilek
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan ibu pasien dengan
keluhan diare sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien mengatakan bahwa diare yang di
derita pasien berupa air, berwarna kuning, terdapat ampas, tidak ada darah, dan
tidak ada lendir. Pasien buang air sekitar 5-6 kali sehari. Buang air besar terjadi
secara tiba-tiba dan terus menerus.
Keluhan lainnya berupa pilek dengan mukus yang berwarna kehijauan
dan timbul sehari sebelum ke puskesmas. Namun diketahui kemarin pagi pasien
dibawa oleh ayahnya jalan-jalan naik motor.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mengalami penurunan nafsu
makan dan mengalami penurunan berat badan sebanyak 1 kg. Pasien menjadi
lebih pasif dan lebih banyak minum. Ibu Pasien menyangkal adanya demam,
batuk, nyeri dada, mual/ muntah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah menderita diare pada usia 14
bulan. Telah ditangani dengan pemberian
oralit dan obat dokter.
Riwayat Alergi : Tidak ada riwayat alergi
Riwayat Pengobatan : Tidak sedang berada dalam pengobatan
Riwayat Kelahiran
Ibu pasien menyatakan bahwa pasien lahir normal dengan berat badan
lahir 3 kg dan panjang 50 cm pada tanggal 13 Mei 2010. Nilai APGAR 9/9.
Perkembangan psikomotorik pasien selama ini baik. Ibu pasien menyangkal
adanya keterlambatan dalam perkembangan psikomotorik.
Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien telah diimunisasi lengkap BCG
(bulan 0), Hepatitis B (Bulan 0,1,6), Polio (bulan 0,2,4,6,18), DPT (bulan
2,4,6,24) dan campak (bulan 9)
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Nutrisi
Pasien diberikan ASI sampai umur 2 tahun. Ibu pasien tidak memberikan
makanan padat selain ASI, hanya bubur biscuit bayi saat memasuki usia 7 bulan.
Memasuki usia 2 tahun, pasien diberikan makanan berupa nasi, buah-buahan,
dan makanan tambahan lainnya seperti bubur kacang ijo. Terkadang pasien
mengkonsumsi jajanan pinggir jalan dari pedagang kaki lima, seperti kembang
tahu, siomay, dan sebagainya.
Riwayat Lingkungan dan Sosial
Mengkonsumsi air PAM, rumah berasa tidak jauh dari Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
Reaksi Pasien
Feelings : Ibu pasien khawatir terhadap diare yang diderita anaknya.
Insights : Ibu pasien khawatir anaknya cacingan seperti kakaknya
Functions : Ibu pasien menjelaskan bahwa pasien menjadi lebih diam.
Expectations : Ibu pasien mengharapkan pasien dapat sembuh dan beraktifitas
normal kembali.
Pemeriksaan Fisik
Status general : Keadaan umum : Tampak lemas
Kesadaran : Compos mentis
TB/BB : 105 cm/ 14 kg
Status Gizi : Baik
Tanda – Tanda Vital : - Denyut Nadi : 120 kali/menit
- Pernafasan : 27 kali/menit
- Suhu : 36,7 C
Inspeksi : secara umum pasien ini terlihat dari warna
kulitnya putih bersih, tidak ditemukan tanda-tanda shok hipovolemik
ataupun sejenisnya. Hanya terlihat pasien ini lemas dan tidak bergairah.
Nafas terlihat teratur.
Palpasi : tidak ditemukan hepatomegali, spleenomegali dan
tidak ditemukan kelainan apapun di daerah abdomennya. Dari tes skin
turgor didapatkan hasil yang normal menandakan tidak ada gejala
dehidrasi. Dan juga dari hasil palpasi ini tidak ditemukan nyeri tekan
maupun nyeri lepas dari hasil palpasi.
Perkusi : ditemukan batas hati, limpa normal melalui
perkusi. Dan melalui perkusi didapatkan bunyi dullness dan menurut
saya bunyi itu karena terdapat banyak cairan di abdomennya dan
mungkin ini merupakan cairan yang gagal di reabsorpsi dan akhirnya
membuat feses cair.
Auskultasi : ditemukan dan terdengar bising usus 12 kali per
menit
Pemeriksaan Lanjutan
Dokter tidak menganjurkan melakukan pemeriksaan lanjutan apapun
untuk saat ini. Namun jika diarenya tidak kunjung sembuh dalam jangka
waktu 2 sampai 3 hari kedepan dokter menyarankan agar pasien di cek lab
dan kultur feces untuk mengetahui apa yang menyebabkan diarenya tidak
sembuh-sembuh.
ANALISIS
Diagnostic reasoning
Dari hasil amnanesa dan pemeriksaan fisik pasien didapatkan hasil
bahwa pasien ini hanya mengalami diare biasa, dan kemungkinan besar
dikarenakan makanan atau minuman yang di konsumsi kurang bersih maka dari
itu kondisi pencernaan beliau terganggu dan terjadi gangguan absorpsi di usus
yang menyebabkan diare.
Dan jika untuk gejala pileknya itu kemungkinan besar didapatkan karena
kena angin saat diajak jalan naik motor oleh ayahnya. Udara yang terhirup oleh
anak kurang bersih dan banyak partikel debu yang menjadi pemicu produksi
mucus yang berlebihan.
Review of Disease
D iare pada anak
Diare sebenarnya bukan nama penyakit, tapi merupakan suatu gejala.
Kalau didefinisikan, diare berarti kehilangan air dan elektrolit secara
berlebihan melalui BAB (buang air besar). Bayi biasanya memiliki volume BAB
sampai dengan 5 gram per kg BB-nya, sedangkan dewasa sekitar 200 gram per
24 jam. Usus kecil milik kita yang sudah dewasa mampu menyerap air sampai
11 liter per hari, sedangkan usus besar hanya menyerap 0,5 liter per hari. Oleh
karena itu, gangguan di usus kecil biasanya akan menyebabkan diare dengan
volume air yang banyak. Sedangkan gangguan di usus besar biasanya akan
menyebabkan diare dengan volume air yang lebih sedikit.
Ada beberapa macam mekanisme yang mendasari terjadinya diare :
A. Terjadi peningkatan sekresi.
Hal ini biasanya disebabkan oleh zat yang merangsang terjadinya
peningkatan sekresi, baik dari luar (misalnya toksin kolera) atau dari dalam
(pada penyakit inklusi mikrovili kongenital). Pada diare jenis ini terjadi
penurunan penyerapan dan peningkatan sekresi air dan transport elektrolit
ke dalam usus. Fesesnya akan berupa cairan dengan osmolaritas yang
normal (= 2x [Na + K]), dan tidak ditemukan adanya sel lekosit (sel darah
putih). Contoh diare jenis ini adalah diare karena penyakit kolera, E. coli
toxigenik, karsinoid, neuroblastoma, diare klorida kongenital, Clostridium
difficile, dan cryptosporidiosis (AIDS). Diare jenis ini tidak akan berhenti
meskipun penderita puasa.
B. Diare Osmotik
Diare jenis ini terjadi karena kita menelan makanan yang sulit diserap,
baik karena memang makanan tersebut sulit diserap (magnesium, fosfat,
laktulosa, sorbitol) atau karena terjadi gangguan penyerapan di usus
(penderita defisiensi laktose yang menelan laktosa). Karbohidrat yang tidak
diserap di usus ini akan difermentasi di usus besar, dan kemudian akan
terbentuk asam lemak rantai pendek. Meskipun asam lemak rantai pendek
ini dapat diserap oleh usus, tetapi jika produksinya berlebihan, akibatnya
jumlah yang diserap kalah banyak dibandingkan jumlah yang dihasilkan,
sehingga menyebabkan peningkatan osmolaritas di dalam usus.
Peningkatan osmolaritas ini akan menarik air dari dalam dinding usus
untuk keluar ke rongga usus. Akibatnya, terjadi diare cair yang bersifat
asam, dengan osmolaritas yang tinggi (> 2x[Na + K]), tanpa disertai adanya
leukosit di feses. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penderita
defisiensi enzym laktase yang mengkonsumsi makanan yang mengandung
laktosa. Ciri diare jenis ini adalah diare akan berhenti jika penderita puasa
(menghentikan memakan makanan yang menyebabkan diare tersebut).
C. Peningkatan gerak usus
Peningkatan gerak usus yang berlebihan akan mengakibatkan
penurunan waktu transit makanan di usus. Infeksi usus dapat menyebabkan
diare jenis ini. Feses yang terbentuk biasanya sedikit cair, lembek, sampai
menyerupai bentuk feses normal dengan volume yang tidak terlalu besar.
Contoh diare jenis ini adalah diare pada thyrotoksikosis dan sindrom iritasi
saluran cerna.
D. Peningkatan gerak usus.
Diare ini terjadi karena terjadi gangguan neuromuskular, dapat
disebabkan oleh pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan. Feses yang
dihasilkan biasanya sedikit cair, lembek, sampai menyerupai bentuk feses
normal. Contoh diare jenis ini adalah pada keadaan pseudo-obstruksi.
E. Penurunan permukaan usus
Penurunan permukaan usus ini akan menyebabkan gangguan pergerakan
dan osmolaritas usus. Feses pada diare ini berbentuk cair, dan untuk tata
laksananya kadang membutuhkan penambahan nutrisi yang mungkin perlu
diberikan secara parenteral. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penyakit
celiac dan enteritis karena rotavirus.