case jiwa - depresi

17
 1 FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Hari / tanggal Presentasi Kasus: 20 Juni 2015 SMF ILMU JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT  Nama : Malaura Elfrida Tanda tangan  NIM : 11.2014.255 Dr. Pembimbing : dr. Hj. Elly Marliyani, Sp.KJ, M.KM ......................  Nomor rekam medis : 045052  Nama pasien : Ny. N  Nama dokter yang merawat : dr. Hj. Elly Marliyani, Sp.KJ, M.KM Masuk RS pada tanggal : 15 Juni 2015 Rujukan / datang sendiri / keluarga : Datang sendiri

Upload: maura-elfrida

Post on 05-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Depresi pasca skizofrenia

TRANSCRIPT

  • 1

    FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

    UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

    KEPANITERAAN KLINIK

    STATUS ILMU JIWA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

    Hari / tanggal Presentasi Kasus: 20 Juni 2015

    SMF ILMU JIWA

    RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

    Nama : Malaura Elfrida Tanda tangan

    NIM : 11.2014.255

    Dr. Pembimbing : dr. Hj. Elly Marliyani, Sp.KJ, M.KM ......................

    Nomor rekam medis : 045052

    Nama pasien : Ny. N

    Nama dokter yang merawat : dr. Hj. Elly Marliyani, Sp.KJ, M.KM

    Masuk RS pada tanggal : 15 Juni 2015

    Rujukan / datang sendiri / keluarga : Datang sendiri

  • 2

    Riwayat perawatan : pernah berobat jalan di RSJ Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2012

    secara teratur dan di rawat inap sebanyak 3 kali: 25 Januari 2012;

    27 Juni 2013 selama 24 hari; 5 Januari 2015 selama 47 hari

    I. Identitas Pasien

    Nama : Ny. N

    Tempat, tanggal lahir : Subang, 9 Juni 1990

    Jenis kelamin : Perempuan

    Suku bangsa : Sunda

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMP

    Pekerjaan : tidak bekerja

    Status perkawinan : Janda

    Alamat : Kampung Dungus Kalong RT 04/ RW 07, Kel/Des Girimukti, Kec.

    Saguling, Kab. Bandung Barat.

    II. Riwayat Psikiatrik

    Auto anamnesis dilakukan pada tanggal 15 Juni 2015 pada pukul 10.00 WIB

    Heteroanamnesis dilakukan pada tanggal 15 Juni 2015 pada pukul 10.20 WIB dengan ayah

    kandung pasien (Bapak Timan)

  • 3

    A. Keluhan Utama

    Merasa selalu sedih, rasa capek yang berlebihan meskipun tidak beraktivitas (lack of energy),

    perasaan tidak berguna, dan merasa tidak memiliki masa depan.

    B. Riwayat Gangguan Sekarang

    Sejak sebulan yang lalu, pasien merasa sedih jika mengingat masa lalu, juga kesal dengan

    orang tua karena merasa orang tua tidak mengerti dirinya. Pasien mengingat masa lalu yaitu

    pernikahannya yang berjalan tidak baik. Yang dirasakan hanya ingin menangis terus menerus

    dan tidak ingin melakukan apa-apa. Merasa capek yang berlebihan meskipun tidak

    beraktivitas, perasaan tidak berguna, dan merasa tidak memiliki masa depan. Waktu luang

    dipakai untuk berbicara dengan ibu dan tidak melakukan aktivitas. Pasien mengatakan merasa

    kesepian tidak punya teman dan seperti memiliki perasaan curiga terhadap orang-orang sekitar

    atau tetangga berpikiran buruk terhadap dirinya, mengatakan bahwa pasien adalah orang gila.

    Pasien juga merasakan diri aneh dan tidak akan sembuh karena keluarga pasien seperti tidak

    mendukung kesembuhan pasien. Pasien mengatakan ada suara dari bawah dagunya yang

    menyuruh untuk tidak melakukan apapun. Pasien dulu pernah berniat untuk bunuh diri akan

    tetapi sekarang sudah tidak lagi.

    C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    1. Gangguan psikiatrik

    Berobat jalan teratur setiap bulan sejak tahun 2012 di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

    Pasien juga pernah rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat sebanyak tiga kali

    pada tahun 2012, Juni 2013 selama 24 hari dan Januari 2015 selama 47 hari.

    2. Riwayat gangguan medik

    Pasien menderita hemorroid grade 2 semenjak 1 bulan yang lalu.

  • 4

    3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif

    Tidak ada riwayat merokok, penyalahgunaan zat dan obat-obatan terlarang, serta minum

    minuman keras.

    4. Riwayat gangguan sebelumnya

    D. Riwayat Kehidupan Pribadi

    1. Riwayat perkembangan fisik

    Pasien merupakan anak keenam dari sembilan bersaudara. Saat mengandung ibu pasien

    tidak mengkonsumsi alkohol ataupun obat-obatan tertentu, lama kehamilan sembilan

    bulan. Pasien lahir spontan ditolong oleh dukun. Tidak ada trauma lahir ataupun cacat

    bawaan. Riwayat pemberian ASI tidak diketahui. Menurut pasien, pertumbuhan dan

    perkembangan pasien biasa saja sama seperti anak kecil lain seusianya. Tidak pernah

    mengalami riwayat sakit berat.

  • 5

    2. Riwayat perkembangan kepribadian

    a. Masa kanak-kanak

    Pasien bukan pribadi yang menonjol. Merupakan anak yang pendiam dan penurut. Merasa

    kurang mendapat perhatian karena perhatian orang tua terbagi dengan saudara yang lain.

    b. Masa remaja

    Pasien bergaul dengan teman-teman sebayanya. Tidak pernah mengalami hambatan berarti

    sepanjang masa remaja. Lebih banyak menghabiskan waktu membantu orang tua bertani.

    c. Masa dewasa

    Pasien merasa tertekan memenuhi keinginan orang tua dan ingin membahagiakan orang

    tua dengan terpaksa menikahi orang yang dijodohkan dengan dirinya.

    3. Riwayat Pendidikan

    Pasien berpendidikan sampai tamat SMP karena ketiadaan biaya dan harus berbagi dengan

    saudara yang lain agar mendapat pendidikan.

    4. Riwayat pekerjaan

    Pasien pernah bekerja bertani membantu orang tua tetapi setelah menikah pasien tidak

    bekerja

    5. Kehidupan beragama

    Pasien beragama Islam dan melaksanakan tugas dan perintah agama dengan baik, sering

    beribadah dan sholat.

    6. Kehidupan sosial dan perkawinan

    Selepas sekolah, pasien menikah dengan suami pertama pada tahun 2009 dijodohkan oleh

    orang tua dan memiliki satu anak. Akan tetapi pasien bercerai karena mengalami kekerasan

    dalam rumah tangga. Kemudian pasien menikah kembali tahun 2011 tetapi kemudian

    bercerai karena merasa tidak cocok dan tidak sayang. Pasien menikah kembali pada tahun

    2013 dengan suami ketiga tetapi bercerai dengan alasan suami tidak bertanggung jawab

    dan telah memiliki istri sebelumnya dan sering dibanding-bandingkan. Kehidupan sosial

  • 6

    pasien tidak begitu baik, pasien jarang bergaul dengan tetangga karena alasan merasa orang

    berpendapat dirinya gila dan membicarakan dirinya.

    E. Riwayat Keluarga

    F. Genogram

    G. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang

    Pasien saat ini tinggal dengan kedua orang tua dan dua keponakannya. Anak pasien tinggal dengan

    mantan suami pertama pasien. Anak pasien dibawa paksa oleh mantan suami pasien dengan tujuan

    agar pasien mau kembali rujuk. Kedua orang tua pasien mendukung kesembuhan pasien.

  • 7

    III. Status Mental

    Didapatkan dari autoanamnesis pada tanggal 15 juni 2015 pukul 10.00 WIB di poliklinik RSJ

    Provinsi Jawa Barat.

    A. Deskripsi Umum

    1. Penampilan

    Pasien berusia 25 tahun, terlihat sesuai dengan usianya, berpenampilan rapi, kebersihan diri

    baik, kulit berwarna sawo matang, menggunakan kerudung, postur tegak. Saat wawancara

    pasien mengenakan baju lengan panjang, celana panjang, serta memakai sendal. Ada kontak

    mata.

    2. Kesadaran

    Kesadaran sensorium/neurologik : Compos Mentis

    Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu

    3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

    a. Sebelum wawancara:

    Cara berjalan normal, pasien tampak tenang, dan agak lemas.

    b. Semasa wawancara:

    Pasien tenang, dan agak lemas, tidak banyak bergerak.

    c. Sesudah wawancara:

    Pasien tenang sesudah wawancara

    4. Sikap terhadap pemeriksa

    Kooperatif, penuh perhatian, jujur.

  • 8

    5. Pembicaraan

    Cara berbicara

    Pasien berbicara spontan, volume cukup, artikulasi jelas.

    Gangguan berbicara

    Tidak ada

    B. Alam Perasaan (Emosi)

    1. Suasana perasaan (mood)

    Depresi

    2. Afek ekspresi afektif

    a. Arus : melambat

    b. Stabilisasi : stabil

    c. Kedalaman : dalam

    d. Skala diferensiasi : dalam

    e. Keserasian : serasi

    f. Pengendalian impuls : lemah

    g. Ekspresi : wajar

    h. Dramatisasi : tidak ada

    i. Empati : dapat berempati

    C. Gangguan Persepsi

    a. Halusinasi : Pseudohalusinasi

    b. Ilusi : tidak ada

    c. Depersonalisasi : tidak ada

    d. Derealisasi : tidak ada

  • 9

    D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

    1. Taraf pendidikan : sesuai dengan tingkat pendidikan/akademik

    2. Pengetahuan umum : Sedang

    3. Kecerdasan : rata-rata

    4. Konsentrasi : baik

    5. Orientasi

    Waktu : Baik

    Tempat : Baik

    Orang : Baik

    6. Daya ingat

    Immediate : baik

    Recent : baik

    Recent past : baik

    7. Pikiran abstraktif : Tidak dilakukan

    8. Bakat kreatif

    Tidak dilakukan

    9. Kemampuan menolong diri sendiri

    Cukup, pasien mampu makan dan mandi sendiri

    E. Proses Pikir

    1. Bentuk Pikir

    Produktivitas : menjawab sesuai pertanyaan

    Kontinuitas : relevan

    Hendaya berbahasa : tidak ada

  • 10

    2. Isi Pikir

    Preokupasi dalam pikiran: tidak ada

    Waham : ada

    Obsesi : tidak ada

    Fobia : tidak ada

    Gagasan rujukan : tidak ada

    Gagasan pengaruh : tidak ada

    F. Pengendalian Impuls

    Baik (pasien mampu mengendalikan diri, dan bersikap sopan selama wawancara)

    G. Daya Nilai

    Daya nilai sosial : tidak dilakukan

    Uji daya nilai : tidak dilakukan

    Daya nilai realitas : tidak dilakukan

    H. Tilikan

    Derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab

    sakitnya

    I. Realibilitas

    Dapat dipercaya

  • 11

    IV. Pemeriksaan Fisik

    A. Status internus

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tekanan darah : 120/80 mmHg

    Frekuensi nadi : 84x/menit

    Frekuensi nafas : 20x/menit

    Suhu tubuh : 36.5 oC

    Bentuk tubuh : Normal

    Sistem kardiovaskular : Dalam batas normal

    Sistem respiratorius : Dalam batas normal

    Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal

    Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal

    Sistem urogenital : Dalam batas normal

    Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status internus tidak

    ditemukan kelainan.

    B. Status Neurologik

    A. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal

    B. Tanda rangsang meningeal : (-) negatif

    Refleks fisiologis : (+) normal

    Refleks patologis : (-) negatif

    C. Mata : Dalam batas normal

  • 12

    D. Pupil : Dalam batas normal

    E. Oftalmoscopy : Dalam batas normal

    F. Motorik : Dalam batas normal

    G. Sensibilitas : Dalam batas normal

    H. Sistim saraf vegetatif : Baik

    I. Fungsi luhur : Baik

    J. Gangguan khusus : Tidak ada

    Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui kelainan.

    V. Pemeriksaan Penunjang

    Tidak dilakukan

    VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna

    Ny. S.O, 36 tahun, anak ketujuh dari sembilan bersaudara, janda, dibawa ke RSJ Provinsi Jawa

    Barat untuk kontrol, keluhan yang disampaikan pasien berupa merasa sedih jika mengingat masa

    lalu, juga kesal dengan orang tua karena merasa orang tua tidak mengerti dirinya. Yang dirasakan

    hanya ingin menangis terus menerus dan tidak ingin melakukan apa-apa. Merasa capek yang

    berlebihan meskipun tidak beraktivitas, perasaan tidak berguna, dan merasa tidak memiliki masa

    depan. Waktu luang dipakai untuk berbicara dengan ibu dan tidak melakukan aktivitas. Pasien

    mengatakan merasa kesepian tidak punya teman dan seperti memiliki perasaan curiga terhadap

    orang-orang sekitar atau tetangga berpikiran buruk terhadap dirinya, mengatakan bahwa pasien

    adalah orang gila. Pasien juga merasakan diri aneh dan tidak akan sembuh karena keluarga pasien

    seperti tidak mendukung kesembuhan pasien. Pasien mengatakan ada suara dari bawah dagunya

    yang menyuruh untuk tidak melakukan apapun. Pasien dulu pernah berniat untuk bunuh diri akan

    tetapi sekarang sudah tidak lagi.

    Perkembangan kepribadian pasien pada masa dewasa merasa tertekan karena tidak dapat

    melanjutkan sekolah dan dipaksa oleh orang tua agar menikah dengan pilihan orang tuanya.

    Kemudian pasien mendapatkan kekerasan dari mantan suami pertamanya. Hubungan pernikahan

  • 13

    yang kedua juga tidak berjalan baik dan akhirnya bercerai. Kemudian pasien menikah untuk

    ketiga kalinya dengan pilihannya sendiri tetapi bercerai dengan alasan suami tidak bertanggung

    jawab dan telah memiliki istri dan anak sebelumnya dan belum bercerai, pasien juga sering

    dibanding-bandingkan dengan istrinya tersebut. Pasien pernah merasa ingin bunuh diri tetapi

    sekarang tidak lagi.

    Dari status mental didapatkan penampilan pasien baik, kesadaran neurologik, begitu pula dengan

    kesadaran psikiatrik. Perilaku sebelum, selama, dan sesudah wawancara tenang.

    Pada alam perasaan mood pasien depresi, afeknya lambat, stabil, kedalamannya dalam, skala

    diferensiasi luas, afek serasi, pengendalian impuls kuat, ekspresi wajar, tidak didapatkan

    dramatisasi, dan empati dapat dirasakan. Didapatkan adanya waham curiga dan pseudohalusinasi

    VII. Formulasi diagnostik

    Aksis I: Depresi Pasca-skizofrenia

    Berdasarkan PPDGJ III sesuai dengan diagnosis F 20.4: depresi pasca-skizofrenia sesuai dengan

    diagnosis (a) pasien telah menderita skizofrenia (memenuhi kriteria umum) selama 12 bulan

    terakhir: pasien sebelumnya memiliki gejala berupa halusinasi pendengaran dan waham curiga

    ada, berhenti tiba-tiba di tengah pembicaraan (blocking), gejala negatif seperti jarang berbicara,

    dan penurunan kinerja sosial; (b) masih adanya gejala skizofrenia meski tidak nyata: pasien masih

    memiliki pseudohalusinasi dan waham curiga; (c) gejala-gejala depresif menonjol dan

    mengganggu dan paling sedikit dua minggu: pada pasien ditemukan afek depresif, kehilangan

    minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

    rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit dan menurunnya aktivitas, harga diri dan kepercayaan

    diri berkurang; gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang

    suram dan pesimistis.

  • 14

    Different Diagnosis

    Skizoafektif tipe depresi

    Kategori ini dipakai untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk

    gangguan berulang di mana sebagian besar episode didominasi oleh skizoafektif tipe depresif;

    afek depresif menonjol disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun gejala

    terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F32); dalam episode yang sama,

    sedikitnya harus jelas ada satu, sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia (sebagaimana

    ditetapkan dalam pedoman diagnostik skizofrenia (F20).

    Pasien memiliki gejala sisa dari skizofrenia dan memiliki semua gejala depresif. Hal yang

    tidak mendukung pada diagnosis ini berupa onset kemunculan dari gangguan yaitu skizofrenia

    telah ada sebelum adanya episode dari depresif (tidak timbul secara bersamaan)

    Episode depresif berat dengan gejala psikotik

    Memenuhi kriteria depresi; waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau

    malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi

    auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau daging membusuk.

    Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

    Pasien hanya memenuhi kriteria depresi berat akan tetapi hal yang tidak mendukung adalah

    waham yang dimiliki berupa waham curiga, bukan waham yang ada pada kriteria episode

    depresif dengan gejala psikotik. Halusinasi auditorik juga bukan suara yang menghina dan

    tidak terdapat halusina olfatorik. Tidak didapatkan retardasi psikomotor.

    Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

    Pada kasus ini tidak ditemukan gangguan kepribadian dan tidak ada retardasi mental.

    Aksis III : Kondisi Medis Umum

    Pasien menderita hemorroid grade 2 semenjak 1 bulan yang lalu.

    Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan

    Masalah keluarga berupa pasien didesak untuk menikah padahal pasien tidak ingin, pasien merasa

    keluarga tidak mendukung penyembuhan pasien, merasa tidak mendapat cukup kasih sayang, anak

  • 15

    pasien terpisah dan tinggal dengan mantan suami pertama pasien. Masalah dengan lingkungan

    sosial berupa pasien merasa tetangga membicarakan dirinya dan mengatakan dirinya gila. Masalah

    pendidikan berupa jenjang pendidikan terakhir SMP sedangkan pasien sangat ingin melanjutkan

    sekolah tetapi tidak bisa karena terbentur biaya dan orang tua masih harus menyekolahkan adik-

    adiknya dan memenuhi kebutuhan ekonomi. Masalah pekerjaan berupa pasien tidak memiliki

    pekerjaan sama sekali. Masalah ekonomi berupa pasien tidak memiliki penghasilan sendiri dan

    berasal dari keluarga menegah ke bawah

    Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

    GAF 70 61 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara

    umum masih baik.

    VIII. Evaluasi Multiaksial

    Aksis I : F 20.4: depresi pasca-skizofrenia

    Aksis II : Z03.2 tidak ada diagnosis

    Aksis III : N00 N99 penyakit sistem genitourinaria

    Aksis IV : Masalah keluarga; Masalah lingkungan sosial, masalah pendidikan, masalah

    pekerjaan

    Aksis V : Global Assesment Functional (GAF) Scale 70 61 gejala ringan dan menetap

    IX. Prognosis

    Faktor yang mempengaruhi

    Faktor yang meringankan

  • 16

    Adanya gejala positif (waham dan halusinasi)

    Faktor presipitasi jelas

    Gejala gangguan mood (gangguan depresi)

    Tidak ada defisit neurologis

    Tidak ada riwayat trauma

    Dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien

    Faktor yang memperberat

    Pasien tidak merasakan menderita gangguan jiwa (tilikan derajat I)

    Onset dimulai pada usia muda

    Awitan perlahan

    Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid buruk

    Status perkawinan bercerai, janda

    Riwayat melakukan tindakan perusakan

    Kesimpulan prognosis

    Ad vitam : Bonam

    Ad fungsionam : dubia ad malam

    X. Daftar Masalah

    Organobiologis : hemorroid

    Psikologi/psikiatrik : pseudohalusinasi, waham curiga

    Sosial/keluarga : Masalah keluarga, lingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan

  • 17

    XI. Rencana Tatalaksana

    a. Psikofarmaka

    R/ Fluoxetine 20 mg tab

    S 1 dd tab 1 (1-0-0)

    --------------------------------------- paraf

    R/ Olanzapine 5 mg tab

    S 2 dd tab 1 (0-1-1)

    --------------------------------------- paraf

    b. Psikoterapi

    Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya, apa yang menjadi

    kekhawatirannya, sehingga dapat diberikan terapi yang tepat dan mengetahui antisipasi

    dari faktor pencentus, diberikan motivasi bahwa pasien dapat sembuh dan tidak gila. Perlu

    dilakukan edukasi terhadap pasien pentingnya memastikan diri untuk selalu kontrol teratur

    dan minum obat secara rutin.

    c. Edukasi Keluarga

    Perlu ditekankan kepada keluarga pasien untuk memastikan pasien selalu minum obat dan

    kontrol secara teratur. Diberikan pengertian bahwa pasien diperlakukan selayaknya orang

    sehat dan memberikan semangat dan motivasi kepada pasien. Diberikan pengertian

    mengenai apa yang sedang terjadi terhadap pasien dan menghindarkan pasien dari depresi

    yang dipicu oleh masalah keluarga. Mengarahkan kepada terapi jangka panjang dalam

    mengatasi masalah dan mengurangi stres serta menuju reintegrasi bertahap ke kehidupan

    sehari-hari.