case gangguan kepribadian dissosial

27
Presentasi Kasus Gangguan Kepribadian Dissosial Disusun oleh: Aidyl Fitrisyah Feri Mardiyus Putri Muthia Dosen Pembimbing: dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ

Upload: joasvinsensiusdavian

Post on 13-Jul-2016

40 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

case gangguan kepribadian disossial orang lain

TRANSCRIPT

Page 1: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

Presentasi Kasus

Gangguan Kepribadian Dissosial

Disusun oleh:

Aidyl Fitrisyah

Feri Mardiyus

Putri Muthia

Dosen Pembimbing:

dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH JAMBI

2010

Page 2: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi Kasus

Judul

Gangguan Kepribadian Dissosial

Oleh:

Aidyl Fitrisyah

Feri Mardiyus

Putri Muthia

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti

Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran

Univesitas Sriwijaya Rumah Sakit Jiwa Daerah periode 2 - 30 Agustus 2010.

Jambi, 12 Agustus 2010

dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ

ii

Page 3: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

presentasi kasus yang berjudul gangguan kepribadian dissosial, yang merupakan

salah satu syarat untuk menempuh kepaniteraan klinik senior bagian ilmu

kesehatan jiwa RSJD Jambi.

Di dalam penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, tetapi penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ, berkat bantuan dan bimbingan

dalam penyusunan presentasi kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

atas bantuan dari teman-teman di bagian ilmu kesehatan jiwa RSJD Jambi,

sehingga penyusunan presentasi kasus ini dapat diselesaikan walaupun masih

jauh dari sempurna.

Jambi, 9 Agustus 2010

Penulis

iii

Page 4: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB 1 LAPORAN KASUS ............................................................................. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11

BAB 3 ANALISA KASUS .............................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

iv

Page 5: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI.

Nama : Haryanto

Umur : 22 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku Bangsa :

Status Marital : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMP Tidak Tamat

Pekerjaan : Pengangguran

Alamat : Desa Muara Kampe

Waktu Pemeriksaan : 5 Agustus 2010

II. ANAMNESIS

Keterangan anamnesis diperoleh dari:

Pasien sendiri (autoanamnesis) dan keluarga Pasien (alloanamnesis)

1. Pasien datang ke RSJ diantar oleh keluarganya (sepupu)

2. Sebab Utama: emosi tinggi dan suka marah-marah

3. Keluhan Utama: Kesal dimarahi saudara kandung

4. Riwayat perjalanan penyakit

±3 bulan yang lalu, pasien mempunyai masalah dengan keluarga terutama ayah

kandung, pasien sering ribut dengan ayahnya tersebut. Selain dengan ayahnya

pasien juga sering marah-marah dengan anggota keluarga yang lain karena

masalah kecil. Pasien sering melampiaskan kekesalan dengan membanting

barang dan memukul-mukul dinding.

± 2 jam yang lalu pasien ribut dengan kakak kandungnya karena dimarahi

hingga pasien menjadi sangat marah dan membanting handphone serta

memukul-mukul dinding.

10

Page 6: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

± 1 hari gelisah, emosi labil, mudah marah, pasien menarik diri curiga berlebihan

terhadap laki-laki, suka keluyuran malam hari

3. Riwayat gangguan sekarang

1 bulan ini px gelisah gampang marah, emosi labil, curiga berlebihan terhadap

laki-laki termasuk ayahnya. Px merasa diintip. Bila marah px melempar orang,

suka keluyuran, menjeri-jerit malam hari.

Keluhan dan gejala : - pernah dirawat sebelumnya di RSJ Provinsi Jambi

Hendaya/disfungsi : - tidak bisa melakukan aktifitas (terganggu)

Faktor stressor pkizotifal : - putus obat

hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit sebelumnya : kelurga

merasa terganggu sekiranya kalau malam diborgol.

4. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Tahun 2008 pernah dirawat di RSJ Jambi

Sekarang putus obat.

5. Keadaan Sekarang

Px tinggal dengan Orangtua (kadang-kadang px gelisah, emosi labil)

6. Persepsi pasien tentang dirinya

Px tidak menyadari dirinya sakit

7. Riwayat Keluarga Pasien

tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

8. Riwayat Pribadi Pasien

Px lahir di Kerinci dengan bidan

Bayi dan kanak-kanaknya normal

Masa sekolah Px tergolong anak tidak bisa menerima pelajaran.

Px hanya tamat SD

9. Riwayat Penyakit fisik yang Pernah Diderita Pasien

11

Page 7: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

- kelumpuhan disangkal

- diabetes melitus disangkal

10. Riwayat penggunaan alcohol/obat bius/zat additive lainnya

- disangkal

III. PEMERIKSAAN GENERALISATA

Pemeriksaan Vital

TD : 120/80 mmHg

RR : 23 x/menit

Nadi : 85 x/menit

Suhu : 36,3○C

Kepala : Anemis (-), konjungtiva ikterik (-)

Thorax

Cor : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : ronki (-), wheezing (-)

Abdomen:

Inspeksi : datar

Palpasi : lemas, nyeri tekan (-)

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normaL

Ekstremitas:

Akral : hangat

IV. STATUS NEUROLOGIS

GCS : E4 M6 V5 = 15

Refleks Fisiologis:

Biseps (+)

Triseps (+)

Patella (+)

12

Page 8: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

Meningeal sign (-)

Refleks Patologis :

Babinsky (-)

Chaddock (-)

Hoffman trommer (-)

V. PEMERIKSAAN PSIKIATRI KHUSUS

Status Mental

Penampilan : Baik, rapi, sehat

Kesadaran : kompos mentis

Perilaku dan aktivitas psikomotor : suka marah-marah

Pembicaraan : berbahasa kurang dan melompat-lompat

Fungsi Intelektual

Baik, px dapat menjawab pertanyaan pengetahuan dengan baik, membaca

dan berhitung

Px tahu nama orang tua dan keluarga

C. Pembicaraan dan fragmen pembicaraan

a. Arus pembicaraan : melompat - lompat

b. Produktivitas : pembicaraan lancar

c. Pembendaharaan bahasa : sedikit

D. Emosi

a. Afek : datar

b. Mood : labil

c. Emosi lainnya : apatis

E. Pikiran

a. Bentuk pikiran secara umum : asosiasi longgar

b. Isi pikiran : waham persekutorik

F. Persepsi

a. Halusinasi : auditorik (+), visual (-)

13

Page 9: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

b. Ilusi : (-)

c. Depersonalisasi : (-)

d. Derealisasi : (-)

G. Mimpi dan fantasi

a. Mimpi -

b. Fantasi -

H. Sensorium

a. Alertness : kompos mentis

b. Orientasi : tidak ada gangguan orientasi

c. Memori : baik

I. Insight : px tidak menyadari dirinya sakit.

J. Judgment

- Sosial : tidak baik

- Personal : baik

VI. Diagnosis

aksis 1 : skizofrenia paranoid

aksis 2 : gangguan kepribadian emosional tidak stabil

aksis 3 : tidak ditemukan

aksis 4 : masalah keluarga

aksis5 :disability sedang 60-51 (GAF)

V. Terapi

Chlorpromazine 11/2-11/2-11/2

THP 1-1-1

HLD 1-1-1

VI. FOLLOW UP :

7 Mei 2010

RPX :

14

Page 10: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

Sejak 1 bulan px suka mengamuk-ngamuk sendiri, tidak bisa dilarang terutama

bila melihat laki-laki px sangat marah dan segera melempar dengan batu. Px tidak

merasa melihat atau mendengar sesuatu. Px pernah dirawat 2 tahun yang lalu di

RSJ Jambi.

Vital Sign :

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 88x/menit

RR : 30x/menit

Status Pskiatri :

Penampilan : defensive

Kesadaran : baik

Penglihatan: tidak ada gangguan

Pembicaraan : keras

Orientasi : tidak ada gangguan

Afek : tidak serasi

Mood : marah

Bentuk Pikiran: asosiasi longgar

Berpikir : curiga (+), obsesi (-)

Persepxi : realisasi visual (-), auditorik (-)

Diagnosa :

Aksis I : skizofrenia paranoid

Aksis II : gangguan kepribadian emosional tidak stabil

Aksis III: tidak ditemukan

Aksis IV : masalah keluarga

Aksis V : diabilitas sedang 60-51 (GAF)

Terapi :

Diazepam 1 ampul

CPZ 100 mg

HCD 5 mg

15

Page 11: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

THP 2 mg

8 Mei 2010

S : gatal-gatal di leher

O : Afek : inappropriate

Pembicaraan : inkoheren

Orientasi : disorientasi

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

12 Mei 2010

S : tidak ada keluhan, gatal, mules

O : sikap : tenang

HR : 70 x/menit

RR : 22x/menit

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

Amoxicilin 500 mg 3x1

21 Mei 2010

S : tidak ada keluhan

O : sikap : tenang

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

Amoxicilin 500 mg 3x1

16

Page 12: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

27 Mei 2010

S : tidak ada keluhan

O : sikap : tenang

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

Amoxicilin 500 mg 3x1

4 Juni 2010

S : tidak ada keluhan

O : sikap : tenang

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg ½ - ½ - 1

HCD 5 mg 9 – 0 – 1

THP 2 mg 1-0-1

Inj. Diazepam 1 amp (kalau perlu)

4 Juni 2010 (pukul 15.10 WIB)

S : gelisah

O : Pembicaraan : inkoherensi

Afek : inappropriate

Orientasi : baik

Insight : derajat II

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 3x1

HCD 5 mg 3x1

THP 2 mg 2x1

7 Mei 2010

S : gelisah, memecahkan kaca, terjun ke bak mandi

O : Pembicaraan : inkoherensi, loncat-loncat

17

Page 13: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

Afek : Inapprofiat

Orientasi : terganggu

Insight : derajat II

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1½ - 1½ - 1½

HCD 5 mg 1 – 1 – 1

THP 2 mg 1-0-1

Inj. Iodine 1 amp (kalau perlu)

Persiapan ECT besok pagi (8 Juni 2010, jam 08.30)

Pukul 11.30 WIB

Keluarga tidak dapat dihubungi.

Riwayat kejang, epilepsi, asma tidak diketahui

Persiapan sebelum melakukan ECT :

1. Puasa dari jam 10 makan

2. Obat pagi tidak usah diberikan

3. BAK dan BAB dulu sebelum diantar

8 Mei 2010

S : tenang (dalam 1 hari ini)

O : TD : 110/70 mmHg

HR : 74 x / menit

RR : 20 x / menit

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 3 x ½

HCD 7 mg 3 x 1

THP 2 mg 2 x 1

ECT : Tonik 104

Clonik 504

Sadar 304

9 Mei 2010

18

Page 14: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

S : tenang , tidak ada keluhan

O : TD : 110/70 mmHg

HR : 80 x / menit

RR : 24 x / menit

t°: afebris

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 3 x ½

HCD 7 mg 3 x 1

THP 2 mg 3 x 1

Persiapan ECT besok pagi (8 Juni 2010, jam 08.30)

Persiapan sebelum melakukan ECT :

1. Puasa dari jam 10 makan

2. Obat pagi tidak usah diberikan

3. BAK dan BAB dulu sebelum diantar

19

Page 15: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

Bab II

Tinjauan Pustaka

Gangguan kepribadian merupakan suatu gangguan berat pada karakter dan

kecenderungan perilaku pada individu. Gangguan tersebut melibatkan beberapa

bidang kepribadian dan berhubungan dengan kekacauan pribadi dan sosial.

Gangguan itu dapat disebabkan oleh faktor hereditas dan pengalaman hidup pada

awal masak anak-kanak.

Diagnosa terjadinya gangguan kepribadian pada seseorang yang di

dasarkan pada bentuk perilaku, mood, sosial interaksi, impulsif, dapat menjadi

suatu hal yang kontroversial dan merugikan individu bersangkutan, kebanyakan

orang awam memberikan sebutan label atau pelbagai stigma tertentu pada mereka.

Akibatnya, individu tersebut semakin enggan untuk berobat dan melakukan isolasi

diri.

Kemunculan gangguan kepribadian berawal kemunculan distres, yang

dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu

seperti orang mengalami distres pada umumnya. Rendahnya fungsi interaksi

sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut memperburuk

kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat,

mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.

Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-

harinya, secara umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan

untuk mempertahankan atau melanjuti hubungan dengan orang lain. Hal ini

disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam

mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya.

Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit

menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah,

banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak

kasar.

Diagnosa gangguan jiwa dan perilaku itu dikenal diagnosa dengan sistem

multiaksial.

20

Page 16: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

Aksis 1: meliputi gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian

klinis

Aksis 2: gangguan kepribadian dan retardasi mental

Aksis 3: kondisi medik umum

Aksis 4: masalah psikososial dan lingkungan

Aksis 5: penilaian fungsi secara global

Diagnosa Aksis 2 menurut PPDGJ III

F 60 : Gangguan kepribadian khas meliputi:

F 60.0 : Gangguan kepribadian paranoid

F 60.1 : Gangguan kepribadian skizoid

F 60.2 : Gangguan kepribadian dissosial

F 60.3 : Gangguan kepribadian emosional tak stabil

F 60.4 : Gangguan kepribadian histrionik

F 60.5 : Gangguan kepribadian anankastik

F 60.6 : Gangguan kepribadian cemas (menghindar)

F 60.7 : Gangguan kepribadian dependen

F 60.8 : Gangguan kepribadian khas lainnya

F 60.9 : Gangguan kepribadian yang tertentu

F 61 : meliputi gangguan kepribadian campuran dan lainnya

F 61.0 : Gangguan kepribadian campuran

F 60.1 : Perubahan kepribadian yang bermasalah

Gangguan Keperibadian Dissosial (F60.2)

A. Pedoman diagnostik:

1. Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi perhatian disebabkan adanya

perbedaan yang besar antara perilaku da norma sosial yang berlaku, dan

ditandai oleh:

a) Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain

b) Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus

(persistent) serta tidak peduli terhadap orma peraturan dan kewajiban social

21

Page 17: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

c) Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama,

meskipun tidak ada kesulitan utuk mengembangkan nya

d) Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk

melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan

e) Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman,

khususnya dari hukuman

f) Sangat cendrung menyalahkan orang lain dan menawarkan rasionalisasi

yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan

masyarakat

g) Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas

B. Diagnosis

1. Definisi:

Gangguan kepribadian antisosial secara klinis merupakan gangguan

karakter kronis seperti sifat menipu, pemaksaan dan cenderung berlawanan

dengan orang-orang secara umumnya. Penderita gangguan kepribadian antisosial

ini pada umumnya adalah perilaku kriminal. Individu pengidap gangguan

kepribadian antisosial kurang peduli dengan moralitas dan standar hukum yang

berlaku di dalam masyarakat, bahkan mereka cenderung untuk melawan hukum-

hukum sosial yang berlaku.

2. Kriteria Gangguan:

Gangguan kepribadian antisosial didiagnosa bila individu sudah berada

diatas 18 tahun.

a) Kerap melakukan kekerasan yang bertentangan dengan norma masyarakat

setempat;

- Mengulangi perilaku untuk beberapa kalinya dengan tujuan ia agar

dapat ditangkap

- Menggunakan nama samaran dan pengulangan secara terus menerus

untuk berbohong,

- Melakukan pembunuhan secara berulang

- Sering berkelahi atau melakukan kekerasan

22

Page 18: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

- Impulsif, tidak pernah merasa bersalah

- Kegagalan dalam finansial

- Rasionalisasi dan membebani orang lain

- Melakukan tindakan yang membahayakan orang lain

b) Kurang peka dan tidak ada respon positif terhadap orang lain, masalah

sosial, norma dan hukum setempat

c) Tidak mempunyai perasaan bersalah akan tetapi suka menghukum orang

lain

d) Mempunyai gangguan tingkah laku ketika masa kanak-kanak

e) Simptom yang muncul bukan disebabkan oleh gangguan mental lainnya

3. Tanda & gejala

a. Kebiasaan mencuri dan kebiasaan berbohong hampir setiap saat

b. Pengulangan pelanggaran terhadap hukum berulang

c. Tendensi terhadap kekerasan pada kepemilikan orang lain, kekerasan

seksual dan emosi

d. Agresif, perilaku kekerasan atau terlibat perkelahian

e. Mudah teragitasi atau perasaan-perasaan yang merujuk pada depresi

f. Kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain

g. Tidak ramah atau tidak menyenangkan

h. Sembrono dan impulsif

i. Tidak ada rasa penyesalan dan cenderung menyakiti orang lain

j. Melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan orang lain

k. Kesulitan dalam mempertahankan pekerjaannya

l. Mudah frustrasi

C. Faktor penyebab:

Perilaku antisosial berkembang dan terbentuk dari hubungan sosial dalam

rumahtangga yang penuh dengan kekerasan, komunitas masyarakat dan

lingkungan pendidikan yang penuh kekerasan juga ikut mempengaruhi

terbentuknya gangguan antisosial. Hal ini akan mempengaruhi temperamen dan

sikap lekas marah pada anak, kemampuan berpikir, keterlibatan dalam kenakalan

23

Page 19: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

remaja, terlibat dalam kekerasan dan kriminalias dan rendahnya penyelesaian

permasalahan. Perilaku antisosial berhubungan erat dengan pelbagai bentuk

perilaku lainnya dan masalah perkembangan seperti hiperaktif, depresi, kesulitan

belajar, dan impulsif.

Beberapa faktor penyebab terbentuknya gangguan kepribadian antisosial;

a. Anak yang mengalami kekerasan fisik atau disertai kekerasan seksual

b. Anak yang mengalami penolakan dari keluarga dan lingkungan

c. Anak dari orangtua penderita antisosial juga

d. Anak dari orangtua pengguna alkohol

e. Terlibat dalam kelompok bermain dengan perilaku antisosial

f. Kehidupan rumahtangga yang kacau

g. Kurangnya pendidikan dari orangtua

h. Anak tumbuh dari orangtua yang terpisah, meninggal atau bercerai

i. Memiliki gangguan perhatian

j. Memiliki gangguan dalam membaca

k. Kemiskinan, pengangguran atau sebab-sebab ekonomi lainnya

l. Faktor-faktor neurobiologi;

- Komplikasi persalinan

- Berat bayi dibawah berat normal

- Kerusakan otak pada masa kelahiran

- Luka trauma pada kepala

- Sakit parah

Pengaruh besar dari kekerasan melalui media seperti televisi, film,

internet, video games bahkan film kartun sekalipun pada masa kanak-kanak akan

menumbuhkan anak dalam kekerasan, agresif dan antisosial dikemudian hari.

D. Penatalaksanaan

a) Psikoterapi

Beberapa alternatif penyembuhan melalui terapi psikologis dapat

dilakukan dengan schema therapy, dialectic behavioural therapy (DBT),

psychoanalytic psychotherapy, dan cognitive analytical therapy (CAT)

24

Page 20: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

b) Farmakoterapi

Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan

akan timbul, seperti kecemasan, penyerangan dan depresi. Jika pasien

menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan defisit-atensi / hiperaktivitas,

psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin), bias digunakan.

E. Prognosis

Kadang-kadang terjdi perbaikan pada penderita dengan kepribadian

antisosial, terutama antara umur 30-40 tahun. Perbaikan ini tidak harus di sertai

dengan penyesuaian diri yang baik. Banyak penderita masih terus memperlihatkan

kesukaran hubungan antar manusia, iritabilitas, rasa permusuhan terhadap

istri/suami, tetangga dan agama. Alasan yang sering di berikan oleh penderita-

pederita ini, mengapa terjadi perbaikan, ialah: kematangan, perkawinan, takut di

penjara dan tanggung jawab yang bertambah.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siapa saja berpotensi

untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja

disebabkan oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh

factor temperamental, faktor biologis (hormon, neurotransmitter dan

elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu adanya fiksasi pada salah satu

tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga tergantung dari mekanisme

pertahanan ego orang yang bersangkutan).

25

Page 21: Case Gangguan Kepribadian Dissosial

Daftar Pustaka

1. Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

2. Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,

Yogyakarta.

3. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan

Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta.

4. Nida UI Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder, Yogyakarta

5. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1. Penerbit Media

Aesculapsius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001.

26