case gangguan kepribadian dissosial
DESCRIPTION
case gangguan kepribadian disossial orang lainTRANSCRIPT
Presentasi Kasus
Gangguan Kepribadian Dissosial
Disusun oleh:
Aidyl Fitrisyah
Feri Mardiyus
Putri Muthia
Dosen Pembimbing:
dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ
BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH JAMBI
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi Kasus
Judul
Gangguan Kepribadian Dissosial
Oleh:
Aidyl Fitrisyah
Feri Mardiyus
Putri Muthia
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran
Univesitas Sriwijaya Rumah Sakit Jiwa Daerah periode 2 - 30 Agustus 2010.
Jambi, 12 Agustus 2010
dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
presentasi kasus yang berjudul gangguan kepribadian dissosial, yang merupakan
salah satu syarat untuk menempuh kepaniteraan klinik senior bagian ilmu
kesehatan jiwa RSJD Jambi.
Di dalam penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, tetapi penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ, berkat bantuan dan bimbingan
dalam penyusunan presentasi kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
atas bantuan dari teman-teman di bagian ilmu kesehatan jiwa RSJD Jambi,
sehingga penyusunan presentasi kasus ini dapat diselesaikan walaupun masih
jauh dari sempurna.
Jambi, 9 Agustus 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB 1 LAPORAN KASUS ............................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11
BAB 3 ANALISA KASUS .............................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32
iv
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI.
Nama : Haryanto
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa :
Status Marital : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP Tidak Tamat
Pekerjaan : Pengangguran
Alamat : Desa Muara Kampe
Waktu Pemeriksaan : 5 Agustus 2010
II. ANAMNESIS
Keterangan anamnesis diperoleh dari:
Pasien sendiri (autoanamnesis) dan keluarga Pasien (alloanamnesis)
1. Pasien datang ke RSJ diantar oleh keluarganya (sepupu)
2. Sebab Utama: emosi tinggi dan suka marah-marah
3. Keluhan Utama: Kesal dimarahi saudara kandung
4. Riwayat perjalanan penyakit
±3 bulan yang lalu, pasien mempunyai masalah dengan keluarga terutama ayah
kandung, pasien sering ribut dengan ayahnya tersebut. Selain dengan ayahnya
pasien juga sering marah-marah dengan anggota keluarga yang lain karena
masalah kecil. Pasien sering melampiaskan kekesalan dengan membanting
barang dan memukul-mukul dinding.
± 2 jam yang lalu pasien ribut dengan kakak kandungnya karena dimarahi
hingga pasien menjadi sangat marah dan membanting handphone serta
memukul-mukul dinding.
10
± 1 hari gelisah, emosi labil, mudah marah, pasien menarik diri curiga berlebihan
terhadap laki-laki, suka keluyuran malam hari
3. Riwayat gangguan sekarang
1 bulan ini px gelisah gampang marah, emosi labil, curiga berlebihan terhadap
laki-laki termasuk ayahnya. Px merasa diintip. Bila marah px melempar orang,
suka keluyuran, menjeri-jerit malam hari.
Keluhan dan gejala : - pernah dirawat sebelumnya di RSJ Provinsi Jambi
Hendaya/disfungsi : - tidak bisa melakukan aktifitas (terganggu)
Faktor stressor pkizotifal : - putus obat
hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit sebelumnya : kelurga
merasa terganggu sekiranya kalau malam diborgol.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tahun 2008 pernah dirawat di RSJ Jambi
Sekarang putus obat.
5. Keadaan Sekarang
Px tinggal dengan Orangtua (kadang-kadang px gelisah, emosi labil)
6. Persepsi pasien tentang dirinya
Px tidak menyadari dirinya sakit
7. Riwayat Keluarga Pasien
tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
8. Riwayat Pribadi Pasien
Px lahir di Kerinci dengan bidan
Bayi dan kanak-kanaknya normal
Masa sekolah Px tergolong anak tidak bisa menerima pelajaran.
Px hanya tamat SD
9. Riwayat Penyakit fisik yang Pernah Diderita Pasien
11
- kelumpuhan disangkal
- diabetes melitus disangkal
10. Riwayat penggunaan alcohol/obat bius/zat additive lainnya
- disangkal
III. PEMERIKSAAN GENERALISATA
Pemeriksaan Vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 23 x/menit
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,3○C
Kepala : Anemis (-), konjungtiva ikterik (-)
Thorax
Cor : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : ronki (-), wheezing (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normaL
Ekstremitas:
Akral : hangat
IV. STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 M6 V5 = 15
Refleks Fisiologis:
Biseps (+)
Triseps (+)
Patella (+)
12
Meningeal sign (-)
Refleks Patologis :
Babinsky (-)
Chaddock (-)
Hoffman trommer (-)
V. PEMERIKSAAN PSIKIATRI KHUSUS
Status Mental
Penampilan : Baik, rapi, sehat
Kesadaran : kompos mentis
Perilaku dan aktivitas psikomotor : suka marah-marah
Pembicaraan : berbahasa kurang dan melompat-lompat
Fungsi Intelektual
Baik, px dapat menjawab pertanyaan pengetahuan dengan baik, membaca
dan berhitung
Px tahu nama orang tua dan keluarga
C. Pembicaraan dan fragmen pembicaraan
a. Arus pembicaraan : melompat - lompat
b. Produktivitas : pembicaraan lancar
c. Pembendaharaan bahasa : sedikit
D. Emosi
a. Afek : datar
b. Mood : labil
c. Emosi lainnya : apatis
E. Pikiran
a. Bentuk pikiran secara umum : asosiasi longgar
b. Isi pikiran : waham persekutorik
F. Persepsi
a. Halusinasi : auditorik (+), visual (-)
13
b. Ilusi : (-)
c. Depersonalisasi : (-)
d. Derealisasi : (-)
G. Mimpi dan fantasi
a. Mimpi -
b. Fantasi -
H. Sensorium
a. Alertness : kompos mentis
b. Orientasi : tidak ada gangguan orientasi
c. Memori : baik
I. Insight : px tidak menyadari dirinya sakit.
J. Judgment
- Sosial : tidak baik
- Personal : baik
VI. Diagnosis
aksis 1 : skizofrenia paranoid
aksis 2 : gangguan kepribadian emosional tidak stabil
aksis 3 : tidak ditemukan
aksis 4 : masalah keluarga
aksis5 :disability sedang 60-51 (GAF)
V. Terapi
Chlorpromazine 11/2-11/2-11/2
THP 1-1-1
HLD 1-1-1
VI. FOLLOW UP :
7 Mei 2010
RPX :
14
Sejak 1 bulan px suka mengamuk-ngamuk sendiri, tidak bisa dilarang terutama
bila melihat laki-laki px sangat marah dan segera melempar dengan batu. Px tidak
merasa melihat atau mendengar sesuatu. Px pernah dirawat 2 tahun yang lalu di
RSJ Jambi.
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 30x/menit
Status Pskiatri :
Penampilan : defensive
Kesadaran : baik
Penglihatan: tidak ada gangguan
Pembicaraan : keras
Orientasi : tidak ada gangguan
Afek : tidak serasi
Mood : marah
Bentuk Pikiran: asosiasi longgar
Berpikir : curiga (+), obsesi (-)
Persepxi : realisasi visual (-), auditorik (-)
Diagnosa :
Aksis I : skizofrenia paranoid
Aksis II : gangguan kepribadian emosional tidak stabil
Aksis III: tidak ditemukan
Aksis IV : masalah keluarga
Aksis V : diabilitas sedang 60-51 (GAF)
Terapi :
Diazepam 1 ampul
CPZ 100 mg
HCD 5 mg
15
THP 2 mg
8 Mei 2010
S : gatal-gatal di leher
O : Afek : inappropriate
Pembicaraan : inkoheren
Orientasi : disorientasi
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1
HCD 5 mg 1-0-1
THP 2 mg 1-0-1
12 Mei 2010
S : tidak ada keluhan, gatal, mules
O : sikap : tenang
HR : 70 x/menit
RR : 22x/menit
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1
HCD 5 mg 1-0-1
THP 2 mg 1-0-1
Amoxicilin 500 mg 3x1
21 Mei 2010
S : tidak ada keluhan
O : sikap : tenang
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1
HCD 5 mg 1-0-1
THP 2 mg 1-0-1
Amoxicilin 500 mg 3x1
16
27 Mei 2010
S : tidak ada keluhan
O : sikap : tenang
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1
HCD 5 mg 1-0-1
THP 2 mg 1-0-1
Amoxicilin 500 mg 3x1
4 Juni 2010
S : tidak ada keluhan
O : sikap : tenang
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg ½ - ½ - 1
HCD 5 mg 9 – 0 – 1
THP 2 mg 1-0-1
Inj. Diazepam 1 amp (kalau perlu)
4 Juni 2010 (pukul 15.10 WIB)
S : gelisah
O : Pembicaraan : inkoherensi
Afek : inappropriate
Orientasi : baik
Insight : derajat II
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 3x1
HCD 5 mg 3x1
THP 2 mg 2x1
7 Mei 2010
S : gelisah, memecahkan kaca, terjun ke bak mandi
O : Pembicaraan : inkoherensi, loncat-loncat
17
Afek : Inapprofiat
Orientasi : terganggu
Insight : derajat II
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 1½ - 1½ - 1½
HCD 5 mg 1 – 1 – 1
THP 2 mg 1-0-1
Inj. Iodine 1 amp (kalau perlu)
Persiapan ECT besok pagi (8 Juni 2010, jam 08.30)
Pukul 11.30 WIB
Keluarga tidak dapat dihubungi.
Riwayat kejang, epilepsi, asma tidak diketahui
Persiapan sebelum melakukan ECT :
1. Puasa dari jam 10 makan
2. Obat pagi tidak usah diberikan
3. BAK dan BAB dulu sebelum diantar
8 Mei 2010
S : tenang (dalam 1 hari ini)
O : TD : 110/70 mmHg
HR : 74 x / menit
RR : 20 x / menit
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 3 x ½
HCD 7 mg 3 x 1
THP 2 mg 2 x 1
ECT : Tonik 104
Clonik 504
Sadar 304
9 Mei 2010
18
S : tenang , tidak ada keluhan
O : TD : 110/70 mmHg
HR : 80 x / menit
RR : 24 x / menit
t°: afebris
A : Skizofrenia paranoid
P : Th/ CPZ 100 mg 3 x ½
HCD 7 mg 3 x 1
THP 2 mg 3 x 1
Persiapan ECT besok pagi (8 Juni 2010, jam 08.30)
Persiapan sebelum melakukan ECT :
1. Puasa dari jam 10 makan
2. Obat pagi tidak usah diberikan
3. BAK dan BAB dulu sebelum diantar
19
Bab II
Tinjauan Pustaka
Gangguan kepribadian merupakan suatu gangguan berat pada karakter dan
kecenderungan perilaku pada individu. Gangguan tersebut melibatkan beberapa
bidang kepribadian dan berhubungan dengan kekacauan pribadi dan sosial.
Gangguan itu dapat disebabkan oleh faktor hereditas dan pengalaman hidup pada
awal masak anak-kanak.
Diagnosa terjadinya gangguan kepribadian pada seseorang yang di
dasarkan pada bentuk perilaku, mood, sosial interaksi, impulsif, dapat menjadi
suatu hal yang kontroversial dan merugikan individu bersangkutan, kebanyakan
orang awam memberikan sebutan label atau pelbagai stigma tertentu pada mereka.
Akibatnya, individu tersebut semakin enggan untuk berobat dan melakukan isolasi
diri.
Kemunculan gangguan kepribadian berawal kemunculan distres, yang
dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu
seperti orang mengalami distres pada umumnya. Rendahnya fungsi interaksi
sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut memperburuk
kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat,
mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.
Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-
harinya, secara umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan
untuk mempertahankan atau melanjuti hubungan dengan orang lain. Hal ini
disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam
mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya.
Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit
menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah,
banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak
kasar.
Diagnosa gangguan jiwa dan perilaku itu dikenal diagnosa dengan sistem
multiaksial.
20
Aksis 1: meliputi gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian
klinis
Aksis 2: gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis 3: kondisi medik umum
Aksis 4: masalah psikososial dan lingkungan
Aksis 5: penilaian fungsi secara global
Diagnosa Aksis 2 menurut PPDGJ III
F 60 : Gangguan kepribadian khas meliputi:
F 60.0 : Gangguan kepribadian paranoid
F 60.1 : Gangguan kepribadian skizoid
F 60.2 : Gangguan kepribadian dissosial
F 60.3 : Gangguan kepribadian emosional tak stabil
F 60.4 : Gangguan kepribadian histrionik
F 60.5 : Gangguan kepribadian anankastik
F 60.6 : Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
F 60.7 : Gangguan kepribadian dependen
F 60.8 : Gangguan kepribadian khas lainnya
F 60.9 : Gangguan kepribadian yang tertentu
F 61 : meliputi gangguan kepribadian campuran dan lainnya
F 61.0 : Gangguan kepribadian campuran
F 60.1 : Perubahan kepribadian yang bermasalah
Gangguan Keperibadian Dissosial (F60.2)
A. Pedoman diagnostik:
1. Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi perhatian disebabkan adanya
perbedaan yang besar antara perilaku da norma sosial yang berlaku, dan
ditandai oleh:
a) Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain
b) Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus
(persistent) serta tidak peduli terhadap orma peraturan dan kewajiban social
21
c) Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama,
meskipun tidak ada kesulitan utuk mengembangkan nya
d) Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk
melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan
e) Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman,
khususnya dari hukuman
f) Sangat cendrung menyalahkan orang lain dan menawarkan rasionalisasi
yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan
masyarakat
g) Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas
B. Diagnosis
1. Definisi:
Gangguan kepribadian antisosial secara klinis merupakan gangguan
karakter kronis seperti sifat menipu, pemaksaan dan cenderung berlawanan
dengan orang-orang secara umumnya. Penderita gangguan kepribadian antisosial
ini pada umumnya adalah perilaku kriminal. Individu pengidap gangguan
kepribadian antisosial kurang peduli dengan moralitas dan standar hukum yang
berlaku di dalam masyarakat, bahkan mereka cenderung untuk melawan hukum-
hukum sosial yang berlaku.
2. Kriteria Gangguan:
Gangguan kepribadian antisosial didiagnosa bila individu sudah berada
diatas 18 tahun.
a) Kerap melakukan kekerasan yang bertentangan dengan norma masyarakat
setempat;
- Mengulangi perilaku untuk beberapa kalinya dengan tujuan ia agar
dapat ditangkap
- Menggunakan nama samaran dan pengulangan secara terus menerus
untuk berbohong,
- Melakukan pembunuhan secara berulang
- Sering berkelahi atau melakukan kekerasan
22
- Impulsif, tidak pernah merasa bersalah
- Kegagalan dalam finansial
- Rasionalisasi dan membebani orang lain
- Melakukan tindakan yang membahayakan orang lain
b) Kurang peka dan tidak ada respon positif terhadap orang lain, masalah
sosial, norma dan hukum setempat
c) Tidak mempunyai perasaan bersalah akan tetapi suka menghukum orang
lain
d) Mempunyai gangguan tingkah laku ketika masa kanak-kanak
e) Simptom yang muncul bukan disebabkan oleh gangguan mental lainnya
3. Tanda & gejala
a. Kebiasaan mencuri dan kebiasaan berbohong hampir setiap saat
b. Pengulangan pelanggaran terhadap hukum berulang
c. Tendensi terhadap kekerasan pada kepemilikan orang lain, kekerasan
seksual dan emosi
d. Agresif, perilaku kekerasan atau terlibat perkelahian
e. Mudah teragitasi atau perasaan-perasaan yang merujuk pada depresi
f. Kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain
g. Tidak ramah atau tidak menyenangkan
h. Sembrono dan impulsif
i. Tidak ada rasa penyesalan dan cenderung menyakiti orang lain
j. Melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan orang lain
k. Kesulitan dalam mempertahankan pekerjaannya
l. Mudah frustrasi
C. Faktor penyebab:
Perilaku antisosial berkembang dan terbentuk dari hubungan sosial dalam
rumahtangga yang penuh dengan kekerasan, komunitas masyarakat dan
lingkungan pendidikan yang penuh kekerasan juga ikut mempengaruhi
terbentuknya gangguan antisosial. Hal ini akan mempengaruhi temperamen dan
sikap lekas marah pada anak, kemampuan berpikir, keterlibatan dalam kenakalan
23
remaja, terlibat dalam kekerasan dan kriminalias dan rendahnya penyelesaian
permasalahan. Perilaku antisosial berhubungan erat dengan pelbagai bentuk
perilaku lainnya dan masalah perkembangan seperti hiperaktif, depresi, kesulitan
belajar, dan impulsif.
Beberapa faktor penyebab terbentuknya gangguan kepribadian antisosial;
a. Anak yang mengalami kekerasan fisik atau disertai kekerasan seksual
b. Anak yang mengalami penolakan dari keluarga dan lingkungan
c. Anak dari orangtua penderita antisosial juga
d. Anak dari orangtua pengguna alkohol
e. Terlibat dalam kelompok bermain dengan perilaku antisosial
f. Kehidupan rumahtangga yang kacau
g. Kurangnya pendidikan dari orangtua
h. Anak tumbuh dari orangtua yang terpisah, meninggal atau bercerai
i. Memiliki gangguan perhatian
j. Memiliki gangguan dalam membaca
k. Kemiskinan, pengangguran atau sebab-sebab ekonomi lainnya
l. Faktor-faktor neurobiologi;
- Komplikasi persalinan
- Berat bayi dibawah berat normal
- Kerusakan otak pada masa kelahiran
- Luka trauma pada kepala
- Sakit parah
Pengaruh besar dari kekerasan melalui media seperti televisi, film,
internet, video games bahkan film kartun sekalipun pada masa kanak-kanak akan
menumbuhkan anak dalam kekerasan, agresif dan antisosial dikemudian hari.
D. Penatalaksanaan
a) Psikoterapi
Beberapa alternatif penyembuhan melalui terapi psikologis dapat
dilakukan dengan schema therapy, dialectic behavioural therapy (DBT),
psychoanalytic psychotherapy, dan cognitive analytical therapy (CAT)
24
b) Farmakoterapi
Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan
akan timbul, seperti kecemasan, penyerangan dan depresi. Jika pasien
menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan defisit-atensi / hiperaktivitas,
psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin), bias digunakan.
E. Prognosis
Kadang-kadang terjdi perbaikan pada penderita dengan kepribadian
antisosial, terutama antara umur 30-40 tahun. Perbaikan ini tidak harus di sertai
dengan penyesuaian diri yang baik. Banyak penderita masih terus memperlihatkan
kesukaran hubungan antar manusia, iritabilitas, rasa permusuhan terhadap
istri/suami, tetangga dan agama. Alasan yang sering di berikan oleh penderita-
pederita ini, mengapa terjadi perbaikan, ialah: kematangan, perkawinan, takut di
penjara dan tanggung jawab yang bertambah.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siapa saja berpotensi
untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja
disebabkan oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh
factor temperamental, faktor biologis (hormon, neurotransmitter dan
elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu adanya fiksasi pada salah satu
tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga tergantung dari mekanisme
pertahanan ego orang yang bersangkutan).
25
Daftar Pustaka
1. Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.
2. Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,
Yogyakarta.
3. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan
Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta.
4. Nida UI Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder, Yogyakarta
5. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1. Penerbit Media
Aesculapsius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001.
26