cardiac arrest-tgs dr.tri fix

Download Cardiac Arrest-tgs Dr.tri Fix

If you can't read please download the document

Upload: dani-nurse

Post on 07-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas kritis 1

TRANSCRIPT

24

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Anatomi dan fisiologi jantungJantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Jantung memiliki bentuk jantung cenderung berkerucut tumpul. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan pemiliknya. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah (Snell, 2006).

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus, terlindungi oleh tulang rusuk. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis (Snell, 2006).Gambar 1. Anatomi rongga dada

Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Miokardium merupakan lapisan otot jantung yang berperan penting dalam memompa darah melalui pembuluh arteri. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium (Snell, 2006).Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik. Keempat rongga tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot yang dikenal dengan istilah septum. Sesuai dengan etimologis, jantung pada dunia medis memiliki istilah cardio yang berasal dari bahasa latin cor (Snell, 2006).

Dimana cor dalam bahasa latin memiliki arti : sebuah rongga. Sebagaimana bentuk dari jantung yang memiliki rongga berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah dalam kontraksi berirama yang berulang dan berkonsistensi. Pun, dalam kedokteran istilah cardiac memiliki makna segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung. Dalam bahasa Yunani, cardia sendiri digunakan untuk istilah jantung (Snell, 2006).

PerikardiumPerikardium merupakan semancam kantung dengan 2 lapisan yang mengelilingi jantung. Lapisan serosa yang dalam (perikardium viseralis) menempel ke bagian luar dinding jantung dipisahkan dari pericard parietalis oleh lapisan tipis cairan pericardium (Snell, 2006).

Katup JantungAda 4 tipe katup jantung yang mengatur aliran darah dalam jantung, yaitu:

Katup trikuspid: mengatur aliran darah antara atrium kanan dan ventrikel kananKatup pulmonalis mengontrol aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, yang membawa darah ke paru untuk mengambil oksigenKatup mitral membiarkan darah kaya oksigen dari paru yang masuk ke atrium kiri untuk menuju ventrikel kiriKatup aorta memberikan jalan bagi darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke aorta, arteri terbesar tubuh yang nantinya akan dikirim ke seluruh tubuh Katup trikuspid dan katup mitral dihubungkan oleh chorda tendinae ke papillary muscle. Hal ini mencegah regurgutasi saat ventikel kontraksi (Snell, 2006).

Sistem Konduksi

Impuls elektris dari otot jantung (myocardium) menyebabkan jantung berkontraksi. Sinyal elektrik ini dimulai di nodus SA, lokasinya pada puncak atrium kanan. Nodus SA sering disebut pacu jantung alami. Katika impuls elektris dilepaskan dari pacu jantung alami, antrium berkontraksi. Sinyal kemudian diteruskan ke nodus AV. Nodus AV kemudian mengirimkan sinyal ke serat-serat otot ventrikel, menyebabkan kontraksi ventrikel. Nodus SA mengirimkan impuls elektrik dengan laju tertentu, tapi frekuensi detak jantung masih dapat berubah tergantung pada kebutuhan fisik, stress atau faktor hormonal (Snell, 2006).Pengertian.

Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan penyakit jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu gejala dan tanda tampak (American Heart Association,2010). Jameson, dkk (2005), menyatakan bahwa cardiac arrest adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Cardiact arrest atau cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.Penyebab Cardiact arrest

Sebagian besar Cardiact arrest disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau takikardi tanpa denyut (80-90%), kemudian disusul oleh ventrikel asistol (+10%) dan terakhir oleh disosiasi elektromekanik (+5%). Dua jenis Cardiact arrest yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat gangguan pacemaker jantung.Fibirilasi ventrikel terjadi karena koordinasi aktivitas jantung menghilang. Cardiact arrest ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis femoralis, radialis) disertai kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu (gasping, apnu), dilatasi pupil tak bereaksi terhadap rangsang cahaya dan pasien tidak sadar.Pengiriman O2 ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin (Hb), saturasi Hb terhadap O2 dan fungsi pernapasan. Iskemi melebih 3-4 menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap, walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali (Birt, 2007).Cardiact arrest kebanyakan dialami oleh orang yang telah mempunyai penyakit jantung sebelumnya. Diantaranya pada kelainan:Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dariangina pectoris(nyeri dada) sampaiinfark miokard, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Kelainan vaskularTerjadi penyempitan pembuluh darah, jantung berusaha untuk memberikan suplai yang cukup pada tubuh, sehingga bekerja lebih keras namun aliran balik yang dihasilkan hanya sedikit sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel otot jantung. Kemudian pada serangan jantung (MCI) pembuluh darah koroner jantung terhambat oleh penyumbatan, sehingga sangat mungkin terjadinya fibrilasi ventrikel dan berujung pada Cardiact arrest (Birt, 2007).

Penyakit jantung non iskemik Gagal Jantung KongestiPada penyakit jantung kongesti permasalahannya terdapat pada katup jantung, seperti aorta stenosis juga dapat meningkatkan resiko Cardiact arrest tiba-tiba.

KardiomiopatiMerupakan penyakit jantung dimana otot jantung tidak berkontraksi, paling sering diakibatkan oleh iskemik, dimana bagian dari otot jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup untuk jangka waktu lama dan tidak lagi dapat memompa darah secara efisien. Orang-orang yang ejeksi fraksi (jumlah darah yang dipompa keluar dari jantung dengan setiap denyut jantung) kurang dari 30% berada pada risiko lebih besar untuk kematian mendadak (fraksi ejeksi normal adalah di atas 50%). Pada beberapa orang, cardiomyopathy mungkin berkembang tanpa adanya penyakit jantung iskemik.

Kelainan pada sistim konduksi jantungCardiact arrest kebanyakan merupakan kelanjutan dari sinus aritmia jantung. Aritmia jantung merupakan suatau kerusakan pada system konduksi listrik akibat suatu penyakit atau ganggguan tertentu sperti serangan jantung. Aritmia jantung yang cepat menyebabkan Cardiact arrest diantaranya ventikel takikardi, ventrikel fibrilasi, bradikardi, heart block selain itu long QT syndrome juga dapat berakir dengan Cardiact arrest.

Inflamasi Otot JantungInflamasi pada otot jantung yang dikenal dengan miokarditis juga dapat mennyebabkan kekacauan pada ritme jantung. Penyakit-penyakit seperti sarcoidosis, amiloidosis,dan infeksi dapat menyebabkan inflamasi pada otot jantung.

Kelainan kongenitalBeberapa orang lahir dengan system konduksi listrik jantung yang lemah , dimana memiliki resiko tinggi untuk mengalami kerusakan pada regularisasi listrik pada jantungnya. Seperti pada Wolff-Parkinson-White syndrome dan ada juga yang mengalami gangguan pada struktur nya seperti yang didapatkan pada Marfan syndrome.

Faktor lain Banyak hal lain yang dapat menyebabkan Cardiact arrest, seperti :

Pulmonary emboli, emboli yang berasal dari perifer dapat mengikuti sirkulasi sentral,Faktor risiko pada kelainan pembekuan darah termasuk pembedahanImobilisasi yang lama (misalnya, rumah sakit, naik mobil panjang atau perjalanan pesawat ) Trauma, atau penyakit tertentu seperti kanker

Trauma tumpul dada, seperti pada kecelakaan kendaraan bermotor, dapat mengakibatkan fibrilasi ventrikel dan akhirnya menyebabkan Cardiact arrest, cacat jantung bawaan, tenggelam, tersengat listrik, henti napas, tersedak. Sedangkan resiko untuk terjadinya Cardiact arrest yaitu pada orang-orang dengan penyakit jantung koroner, cacat jantung bawaan, ketidakseimbangan elektrolit, merokok, diabetes,penguna narkoba seperti kokain dan methamphetamine.Faktor predisposisi

Iskandar (2008), mengatakan bahwa faktor risiko cardiac arrest adalah: Laki-laki usia 40 tahun atau lebih, memiliki kemungkinan untuk terkena cardiac arrest satu berbanding delapan orang, sedangkan pada wanita adalah satu berbanding 24 orang. Semakin tua seseorang, semakin rendah risiko Cardiact arrest mendadak. Orang dengan faktor risiko untuk penyakit jantung, seperti hipertensi, hiperkholesterolemia dan merokok memiliki peningkatan risiko terjadinya cardiac arrest (Iskandar,2008).Menurut American Heart Association (2010), seseorang dikatakan mempunyai risiko tinggi untuk terkena cardiac arrest dengan kondisi: Adanya jejas di jantung karena serangan jantung terdahulu atau oleh sebab lain; jantung yang terjejas atau mengalami pembesaran karena sebab tertentu cenderung untuk mengalami aritmia ventrikel yang mengancam jiwa. Enam bulan pertama setelah seseorang mengalami serangan jantung adalah periode risiko tinggi untuk terjadinya cardiac arrest pada pasien dengan penyakit jantung atherosclerotic.Penebalan otot jantung (cardiomyopathy) karena berbagai sebab (umumnya karena tekanan darah tinggi, kelainan katub jantung) membuat seseorang cenderung untuk terkena cardiac arrest.Seseorang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung; karena beberapa kondisi tertentu, beberapa obat-obatan untuk jantung (anti aritmia) justru merangsang timbulnya aritmia ventrikel dan berakibat cardiac arrest. Kondisi seperti ini disebut proarrythmic effect. Pemakaian obat-obatan yang bisa mempengaruhi perubahan kadar potasium dan magnesium dalam darah (misalnya penggunaan diuretik) juga dapat menyebabkan aritmia yang mengancam jiwa dan cardiac arrest.Kelistrikan yang tidak normal; beberapa kelistrikan jantung yang tidak normal seperti Wolff-Parkinson-White-Syndrome dan sindroma gelombang QT yang memanjang bisa menyebabkan cardiac arrest pada anak dan dewasa muda.Pembuluh darah yang tidak normal, jarang dijumpai (khususnya di arteri koronari dan aorta) sering menyebabkan kematian mendadak pada dewasa muda. Pelepasan adrenalin ketika berolah raga atau melakukan aktifitas fisik yang berat, bisa menjadi pemicu terjadinya cardiac arrest apabila dijumpai kelainan tadi.Penyalahgunaan obat; penyalahgunaan obat adalah faktor utama terjadinya cardiac arrest pada penderita yang sebenarnya tidak mempunyai kelainan pada organ jantung.

Tanda-tanda cardiac arrest

Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118 (2010) yaitu:Ketiadaan respon; pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di pundak ataupun cubitan.Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan pernafasan dibuka.Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).

Proses terjadinya cardiac arrest

Kebanyakan korban Cardiact arrest diakibatkan oleh timbulnya aritmia: fibrilasi ventrikel (VF), takhikardi ventrikel (VT), aktifitas listrik tanpa nadi (PEA), dan asistol (Diklat Ambulans Gawat Darurat 118, 2010).Fibrilasi ventrikel

Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian mendadak, pada keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus segera dilakukan adalah CPR dan DC shock atau defibrilasi.Takhikardi ventrikel

Mekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya karena adanya gangguan otomatisasi (pembentukan impuls) ataupaun akibat adanya gangguan konduksi. Frekuensi nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang sehingga curah jantung akan menurun. VT dengan keadaan hemodinamik stabil, pemilihan terapi dengan medika mentosa lebih diutamakan. Pada kasus VTdengan gangguan hemodinamik sampai terjadi Cardiact arrest (VT tanpa nadi), pemberian terapi defibrilasi dengan menggunakan DC shock dan CPR adalah pilihan utama.Pulseless Electrical Activity (PEA)

Merupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi tidak adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah tindakan yang harus segera dilakukan. Asistole

Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil adalah CPR.Patofisiologi Pemeliharaan metabolisme jaringan normal pada prinsipnya terutama bergantung pada pengiriman oksigen yang adekuat sesuai dengan fungsi sirkulasi. Kegagalan pengiriman cepat menghasilkan beberapa perubahan yaitu : HipoksiaSetelah periode singkat Cardiact arrest, PaO2 turun secara dramatis akan tetapi oksigen terus diperlukan untuk dikonsumsi. Selain itu, akumulasi progresif karbon dioksida menggeser kurva disosiasi hemoglobin-oksigen ke kanan. Hal ini pada awalnya meningkatkan transfer oksigen ke jaringan tapi tanpa terjadi proses pengiriman sehingga terjadi hipoksia jaringan yang lebih lanjut. Di otak, PaO2 turun dari 13 kPa menjadi 2,5 kPa dalam waktu 15 detik dan kesadaran hilang, setelah satu menit, PaO2 akan telah jatuh ke angka nol.AsidosisOtak dan jantung memiliki tingkat yang relatif tinggi konsumsi oksigen (4mls/min dan 23mls/min masing-masing) dan pengiriman O2 kepada mereka akan jatuh di bawah tingkat kritis selama serangan jantung/Cardiact arrest. Dalam kasus fibrilasi ventrikel, metabolisme miokard berlanjut pada tingkat normal namun metabolism oksigen menghasilkan zat lemas dan pasokan energi fosfat yang tinggi. Asidosis kemudian muncul sebagai hasil dari metabolisme anaerob meningkat dan akumulasi karbon dioksida di jaringan.Tingkat asidosis berkembang di otak, bahkan dengan dukungan bantuan dasar, akan mengancam kelangsungan hidup jaringan dalam waktu 5 - 6 menit. Selain itu, di jantung, bahkan setelah pemulihan irama perfusi, meminimalkan kontraktilitas asidosis, masih mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya aritmia.

Setelah jantung mendapat respon yang berat, katekolamin dilepaskan dalam jumlah besar, bersama-sama dengan kortikosteroid adrenal, hormon anti-diuretik dan tanggapan hormon lainnya. Efek merugikan yang mungkin timbul dari perubahan ini termasuk hiperglikemia, hipokalemia, tingkat laktat meningkat dan kecenderungan aritmia lebih lanjut.Penatalaksanaan Ketika mendekati seorang pasien yang tampaknya telah mengalami serangan jantung penyelamat harus memeriksa bahwa tidak ada bahaya untuk dirinya sendiri sebelum melanjutkan untuk merawat pasien. Meskipun hal ini jarang muncul di rumah sakit, pasien mungkin menderita serangan jantung akibat guncangan listrik atau zat beracun. Dalam situasi penyelamat mungkin dalam bahaya yang cukup besar, dan harus memastikan bahwa bahaya apapun diambil rekening dan dieliminasi sebagai risiko (Cayley, 2005).

ResusitasiBasic Life Support (BLS) membebaskan jalan napas, diikuti dengan ventilasi bantuan dan ketersediaan dari sirkulasi. Semua tanpa bantuan peralatan khusus. Tujuan utama resusitasi adalah untuk mengembalikan denyut jantung dan mengembalikan fungsi sirkulasi. Memberikan bantuan dasar untuk mempertahankan hidup.Umumnya pasien yang memerlukan resusitasi jantung paru ditemukan dalam tiga keaadaan yaitu :

Tanpa denyutan nadi tapi masih ada pernapasanAdanya denyut nadi tapi tanpa pernapasanTanpa denyut nadi dan pernapasan

Cardiopulmonary resuscitation (CPR) / Resusitasi Jantung Paru adalah prosedur darurat yang dilakukan dalam upaya untuk mengmembalikan hidup seseorang dalam serangan jantung.Hal ini ditujukan pada orang-orang yang responsif tanpa bernapas atau terengah-engah saja. Ini dapat dicoba baik di dalam maupun di luar rumah sakit. CPR melibatkan penekanan dada pada tingkat minimal 100 per menit dalam upaya untuk menciptakan sirkulasi buatan secara manual memompa darah melalui jantung. Selain itu penyelamat bisa memberikan napas oleh salah satu dengan menghembuskan napas ke dalam mulut mereka atau menggunakan perangkat yang mendorong udara ke dalam paru-paru. Proses menyediakan ventilasi eksternal disebut pernafasan buatan.Rekomendasi saat ini menekankan pada penekanan dada kualitas tinggi di atas pernafasan buatan dan metode yang melibatkan penekanan dada hanya direkomendasikan untuk penyelamat terlatih (Cayley, 2005).CPR sendiri tidak mungkin untuk me-restart jantung. Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan aliran darah parsial oksigen ke otak dan jantung. Ini dapat menunda kematian jaringan dan memperluas jendela singkat kesempatan untuk resusitasi sukses tanpa kerusakan otak permanen. Suatu administrasi dari sengatan listrik ke jantung, disebut defibrilasi, biasanya diperlukan untuk mengembalikan "perfusi" layak atau irama jantung. Defibrilasi hanya efektif untuk irama jantung tertentu, yaitu fibrilasi ventrikel atau takikardi ventrikel pulseless, daripada aktivitas listrik asystolic atau pulseless. Namun CPR dapat menyebabkan kejutan irama. CPR umumnya terus dilakukan sampai orang tersebut mendapatkan kembali kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous circulation (ROSC)) atau dinyatakan mati (Cayley, 2005).Fase Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO). Resusitasi jantung paru otak dibagi menjadi 3 fase diantaranya (Cayley, 2005):Fase 1Pertolongan hidup dasar (Basic Life Support) yaitu prosedur pertolongan darurat mengatasi obstruksi jalan nafas, henti nafas dan henti jantung,dan bagaimana melakukan RJP secara benar. Terdiri dari : A (airway) : menjaga jalan nafas tetap terbuka B (breathing) : ventilasi paru dan oksigenisasi yang adekuat. C (circulation) : mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung paru.

Fase 2Pertolongan hidup lanjutan (Advance Life Support); yaitu tunjangan hidup dasar ditambah dengan : D (drugs) pemberian obat-obatan termasuk cairan.E (EKG) diagnosis elektrokardiografis secepat mungkin setelah dimulai KJL, untuk mengetahui apakah ada fibrilasi ventrikel, asistole atau agonal ventricular complex.F (fibrillation treatment) : tindakan untuk mengatasi fibrilasi ventrikel.

Fase 3 Tunjangan hidup terus-menerus (Prolonged Life Support).G (Gauge) Pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring penderita secara terus menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan kemudian mengobatinya.H (Head) tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf dari kerusakan lebih lanjut akibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat dicegah terjadinya kelainan neurologic yang permanen.H (Hipotermi) Segera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan saraf pusat yaitu pada suhu antara 30 32C.H (Humanization) Harus diingat bahwa korban yang ditolong adalah manusia yang mempunyai perasaan, karena itu semua tindakan hendaknya berdasarkan perikemanusiaan.I (Intensive care) : perawatan intensif di ICU, yaitu : tunjangan ventilasi : trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung, pengukuran pH, pCO2 bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi, mengendalikan kejang4.