cara standarisai bahan baku dan produk jadi untuk obat herbal terstandar dan fitofarmaka

4
CARA PENILAIAN MUTU BAHAN BAKU 1. Tuliskan cara penilaian mutu masing-masing bahan baku. Bahan baku diperoleh dalam bentuk ekstrak kental dari perusahaan pembuat ekstrak. a. Ekstrak kental rimpang jahe dan rimpang temulawak dibuat dengan metode ekstraksi perkolasi menggunakan pelarut etanol 70%. Rendemen yang dihasilkan tidak kurang dari 18,0%. b. Ekstrak kental diuji secara organoleptis (bentuk, bau, rasa, dan warna). Pemerian ekstrak kental sebagai berikut: Ekstrak kental rimpang jahe berwarna cokelat, bau khas, dan rasa pedas. Ekstrak kental rimpang temulawak berwarna kuning kecokelatan, bau khas, dan pahit. c. Identitas kandungan kimia dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan keterangan sebagai berikut: Untuk ekstrak rimpang jahe digunakan pembanding eugenol dengan fase gerak toluene P-etil asetat P (93:7), fase diam silika gel F 354 , deteksi dengan anisaldehid sulfat LP, panaskan lempeng pada suhu 100° selama 5-10 menit terdapat pada nilai Rf 0,82. Untuk ekstrak rimpang temulawak digunakan pembanding xantorizol dengan fase gerak toluene P-etil asetat P (93:7), fase diam silika gel F 254, deteksi dengan biru

Upload: nurul-hidayati

Post on 07-Nov-2015

112 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Cara Stadarisasi Bahan Baku dan Produk Jadi untuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka

TRANSCRIPT

CARA PENILAIAN MUTU BAHAN BAKU1. Tuliskan cara penilaian mutu masing-masing bahan baku.Bahan baku diperoleh dalam bentuk ekstrak kental dari perusahaan pembuat ekstrak.a. Ekstrak kental rimpang jahe dan rimpang temulawak dibuat dengan metode ekstraksi perkolasi menggunakan pelarut etanol 70%. Rendemen yang dihasilkan tidak kurang dari 18,0%.b. Ekstrak kental diuji secara organoleptis (bentuk, bau, rasa, dan warna). Pemerian ekstrak kental sebagai berikut:Ekstrak kental rimpang jahe berwarna cokelat, bau khas, dan rasa pedas.Ekstrak kental rimpang temulawak berwarna kuning kecokelatan, bau khas, dan pahit.c. Identitas kandungan kimia dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan keterangan sebagai berikut:Untuk ekstrak rimpang jahe digunakan pembanding eugenol dengan fase gerak toluene P-etil asetat P (93:7), fase diam silika gel F354, deteksi dengan anisaldehid sulfat LP, panaskan lempeng pada suhu 100 selama 5-10 menit terdapat pada nilai Rf 0,82.Untuk ekstrak rimpang temulawak digunakan pembanding xantorizol dengan fase gerak toluene P-etil asetat P (93:7), fase diam silika gel F254, deteksi dengan biru permanen LP dan amoniom hidroksida terdapat pada nilai Rf 0,50.Literatur: Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama (2009)CARA STANDARISASI BAHAN BAKU DAN PRODUK JADI UNTUK OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA1. Tuliskan cara standarisasi masing-masing bahan baku dan produk jadi.a. Standarisasi ekstrak kental rimpang jahe (Zingiberis officinalis rhizomae) Kadar airTimbang saksama sejumlah bahan yang diperkirakan mengandung 1-4 mL air, masukkan ke dalam labu alas bulat. Tambahkan batu didih secukupnya dan masukkan lebih kurang 200 mL toluen yang telah dijenuhi air. Labu dirangkai seperti alat destilasi dan dilakukan pemanasan sampai volume air yang tertampung tidak bertambah. Baca volume air setelah air dan toluene memisah sempurna, kadar air dihitung dalam % v/b.Tidak lebih dari 10% Abu totalTimbang saksama 2-3 gram bahan uji dan dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan timbang. Lakukan pengukuran hingga bobot konstan tercapai. Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.Tidak lebih dari 7,6% Abu tak larut asamDidihkan abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dengan 25 mL asam kloroda encer LP selama 5 menit atau sampai abu menjadi putih. Kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan dalam krus hingga bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut asam dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.Tidak lebih dari 1,9% Kadar minyak atsiriSenyawa identitas shogaol.Tidak kurang dari 1,6% v/b.b. Standardisasi ekstrak kental rimpang temulawak (Curcumae xanthorrhizae rhizomae)Untuk cara standardisasi sama seperti standardisasi pada ekstrak kental rimpang jahe dengan persyaratan. Kadar airTidak lebih dari 10% Abu totalTidak lebih dari 7,8% Abu tak larut asamTidak lebih dari 1,6% Kadar minyak atsiriTidak kurang dari 4,60% v/b Kadar kurkuminoidTidak kurang dari 14,20% dihitung sebagai kurkumin.Literatur: Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama (2009)