cara mendapatkan modal usaha

Upload: rama-renspandy

Post on 02-Mar-2016

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kompilasi tips dan tata cara memperoleh modal usaha.

TRANSCRIPT

  • Start your business now.

  • 1

    PENDAHULUAN Modal usaha adalah salah satu bagian penting dalam berjalannya suatu kegiatan usaha. Modal

    atau capital dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. Salah satu sumber pendanaan yang paling

    populer untuk kegiatan rencana bisnis dengan skala cukup besar adalah melalui investor atau lembaga

    keuangan.

    Investor merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi, yakni kegiatan alokasi dana

    untuk mendapatkan keuntungan di masa datang (Mulyana, 2011). Investor pada umumnya bisa

    digolongkan menjadi dua, yaitu:

    1. Investor individual (individual/retail investors)

    Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi.

    2. Investor institusional (institutional investors)

    Investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan- perusahaan asuransi, lembaga

    penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan

    investasi.

    Sedangkan lembaga keuangan di dalam kasus ini adalah Bank. Dana yang diperoleh dari lembaga

    keuangan salah satunya adalah pinjaman kredit Bank. Adapun jenis pinjaman tersebut beragam dan

    memiliki syarat yang berbeda sesuai dengan jenis pinjaman maupun Bank yang memberikan kredit

    tersebut.

    INVESTOR Untuk memperoleh dana dari investor, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar

    investor tersebut mau mengucurkan dana pada rencana bisnis yang diajukan (Darojati, 2012).

    1. Rincian Perusahaan.

    Investor memerlukan informasi mendetail mengenai perusahaan yang akan didanainya, oleh

    karena itu perlu disiapkan informasi mengenai visi dan misi perusahaan, lokasi rencana

    perusahaan atau bahkan pengalaman berbisnis sebelumnya yang akan membuat calon investor

    tertarik dengan usaha yang nantinya didirikan.

    2. Strategi Perusahaaan.

    Adapun informasi lainnya yang tidak kalah penting adalah strategi perusahaan ke depannya

    termasuk di dalamnya strategi keuangan. Hal ini penting karena pihak investor tentunya ingin

    memperoleh informasi tentang potensi keuntungan yang akan ia dapatkan.

    3. Detail khusus mengenai perhitungan keuntungan.

    Informasi tentang estimasi keuntungan yang akan investor dapatkan jika menginvestasikan

    dananya kepada perusahaan.

    4. Garansi atau Jaminan.

    Jaminan uang investor ketika usaha tidak berjalan lancar perlu disampaikan, sehingga investor

    tidak merasa takut perusahaan akan lepas tanggung jawab setelah usaha tersebut tidak berhasil.

    LEMBAGA KEUANGAN Lembaga keuangan atau Bank seringkali menetapkan suatu analisis kelayakan kredit terlebih

    dahulu sebelum memberikan dana kepada peminjam. Analisa kelayakan pemberian kredit kepada calon

    debitur dilakukan oleh petugas bank dengan mengacu kepada 5C (Setiawan, 2009).

  • 2

    Character Faktor ini yang paling penting, karena hal ini berhubungan dengan sifat debitur dan yang

    paling sulit untuk dicapai, apalagi untuk debitur baru karena kita tidak mempunyai referensi

    mengenai sifat dari debitur tersebut, selain melakukan kredit checking ke lingkungan debitur

    tinggal, lingkungan kerja. Untuk melihat karakter ini diperlukan informasi mengenai debitur

    yang pernah terlibat kasus pada lembaga keuangan atau non keuangan, biasanya debitur

    tersebut akan dimuat di surat kabar, majalah atau yang langusng dikeluarkan oleh Asosiasi

    Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).

    Condition

    Faktor kondisi dalam analisa suatu kredit tergantng sejauh mana kemampuan kita dalam

    menganalisa kondisi ekonomi khususnya yang berhubugan dengan industri calon debitur

    seperti bagamana kondisi bisnis ini kedepan, apakah ada regulasi baru dari pemerntah

    yang intinya bisa mempengaruhi kegiatan bisnis para debitur.

    Capacity

    Merupakan kemampuan seorang debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak

    kreditur ketika aplikasi kredit sudah sisetujui leh pihak kreditur hal-hal tersebut bisa kita

    lihat dari:

    Rasio leverage (Debt to Equity Ratio), Fluktuasi pendaptan dan lainnya.

    Hal-hal lain yang bisa dijadikan sebagai bukti kapasitas antara lain slip gaji, surat

    perintah kerja (SPK) yang biasanya diberikan oleh calon debitur yang berprofesi sebagai

    seorang kontraktor, untuk SPK ada beberapa hal yang harus kita perhatikan antarala lain,

    nilai kontrak SPK, jangka waktu, term of payment, siapa pemberi SPK (semakin bagus

    reputasi perusahaan pemberi, biasanya semakin baik), posisi debitur dalam SPK tersebut

    (kontraktor utama atau subkontraktor) dan pengalaman debitur dalam menjalankan

    usaha tersebut.

    Collateral

    Rasio nilai jaminan terhadap nilai utang. Hal ini juga menjadi penting dalam analisa kredit

    karena untuk memproteksi jika terjadi gagal bayar, dimana asset yang dijaminkan harus

    lebih besar dari nilai utang yang kita berikan kepada debitur, agar tidak terjadi over

    finacing. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir resiko secara

    collateral. Menigkatkan nilai down payment (DP), market value dan resale value asset

    tersebut, legalitas aset, dan tujuan dan lokasi pemakaian.

    Capital

    Komposisi aset yang dimiliki (kredit dan milik sendiri) artinya semakin banyak kredit

    debitur maka semakin banyak pengeluarannya dan itu akan mempengaruhi pembayaran,

    status kepemilikan rumah dimana orang yang memiliki rumah sendiri jauh lebih sedikit

    resikonya dibandingkan dengan debitur yang rumahnya mengontrak, asset produktif dan

    konsumtif.

  • 3

    Selain analisi kelayakan kredit di atas, lembaga keuangan juga melakukan analisis finansial

    usaha yang meliputi analisis terhadap rasio-rasio keuangan dari perusahaan tersebut (Zein

    Property, 2011).

    1. Liqudity ratio, digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan.

    Analisa ini mencakup antara lain :

    Current ratio, yaitu aktiva lancar dibagi dengan pasiva lancar. Rasio ini menggambarkan

    kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar

    (rata-rata 2,50 kali).

    2. Leverage ratio, rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva yang dibiayai dari hutang. Ini

    mencakup :

    Debt ratio, yaitu total hutang dibagi dengan total aset, atau berapa modal sendiri

    dibanding dengan hutang (rata-rata 33%)

    Debt to equity, yaitu total hutang dibanding dengan seluruh ekuitas.

    Times interest earned, yaitu profit before taxes ditambah interest charges dibanding

    dengan interest charges. Rasio ini menggambarkan besarnya keuntungan untuk menjamin

    pembayaran bunga utang (rata-rata 8,00 kali)

    3. Activity ratio, rasio untuk mengukur seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam

    mengelola sumber-sumber keuangan. Hal ini mencakup :

    ITO (Inventory Turn Over), yaitu sales dibanding dengan inventory.

    A.C.P, yaitu recelveable dibanding dengan sales.

    Total asset turn over, yaitu sales dibandingkan dengan total asset.

    Working capital turn over, yaitu sales dibandingkan dengan current assets dikurangi

    dengan current liabilities.

    4. Profitability ratio, rasio untuk menunjukkan hasil akhir yang dicapai manajemen dari

    setiap kebijakan dan keputusannya. Hal ini mencakup :

    Profit margin ratio, yaitu profit aftertaxes dibanding sales.

    Return of assets, yaitu nett profit aftertaxes dibanding dengan dibanding equity.

    Beberapa persyaratan lainnya untuk mendapatkan kredit modal usaha dari beberapa Bank

    swasta di Indonesia akan dijelaskan ada bagian berikut (Darojati, 2012).

    Persyaratan Umum Kredit Usaha Melalui Bank BRI

    Keterangan Persyaratan Calon Debitur

    Individu (Perorarangan/badan hukum), Kelompok, Koperasi yang melakukan usaha produktif yang layak

    Lama Usaha Minimal 6 bulan Besar Kredit Maksimal Rp. 500 juta Bentuk Kredit

    KMK Menurun maksimal 3 tahun KI maksimal 5 tahun

    Suku Bunga Efektif maksimal 16 % pa Perijinan S/d Rp. 100 juta : SIUP, TDP & SITU arau Surat Keterangan Usaha dari Lurah/

    Kepala Desa > Rp. 100 juta : Minimal SIUP atau sesuai ketentuan yang berlaku

  • 4

    Legalitas Individu : KTP & KK Kelompok : Surat Pengukuhan dari Instansi terkait atau Surat Keterangan dari kepala Desa / Kelurahan atau Akte Notaris Koperasi / Bdan Usaha Lain : Sesuai ketentuan yang berlaku

    Agunan Pokok : Dapat hanya berupa agunan Pokok apabila sesuai keyakinan Bank Proyek yang dibiayai cashflownya mampu memenuhi seluruh kewajiban kepada bank (layak Tambahan : Al Seperti tanah/bangunan/Kendaraan (tidak wajib dipenuhi)

    Persyaratan Umum Kredit Usaha Melalui Bank BTN

    Persyaratan Umum Kredit Usaha Melalui Bank Mega

    1. Nama Produk Mega Guna. 2. Jenis Produk Kredit Multi Guna. 3. Manfaat Produk (bagi

    debitur) Fasilitas pinjaman dari Bank kepada cadeb untuk memfasilitasi keperluan konsumsi. Misal, pembelian peralatan elektronik, pembelian sepeda motor, biaya pendidikan, pesta perkawinan dan untuk keperluan lain yang tidak dapat dibiayai dengan fasilitas KPM, KPR dan KPPR.

    4. Persyaratan Penggunaan (oleh debitur)

    Plafon Kredit : Rp. 15 juta - Rp. 100 juta. Maksimal Pembiayaan (LTV) : sebesar 60 % dari nilai taksasi jaminan berupa rumah atau mobil. Debt service ratio, makasimal 35% dari penghasilan

    USAHA MIKRO USAHA KECIL USAHA MENENGAH 1. Memiliki kekayaan

    bersih paling banyak Rp. 50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta.

    3. Milik Warga Negara Indonesia

    4. Berbentuk usaha orang perseorangan, milik keluarga, atau tergabung dalam koperasi.

    1. Memiliki kekayaan bersih Rp. 50 juta s/d Rp. 500 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta s/d Rp. 2,5 milyar

    3. Milik Warga Negara Indonesia

    4. Berdiri sendiri dan bukan anak atau cabang perusahaan yang berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

    5. Usaha perseorangan, badan usaha berbadan hukum atau tidak berbadan hukum.

    1. Kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta s/d Rp l0 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 2,5 milyar s/d Rp. 50 milyar

    3. Milik warga negara Indonesia

    4. Berdiri sendiri dan bukan anak atau cabang perusahaan yang berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar

    5. Usaha perseorangan, badan usaha berbadan hukum atau tidak berbadan hukum.

  • 5

    cadeb (atau joint income).

    Perorangan : Pegawai/karyawan tetap (masa kerja minimal 2 th, atau pengalaman kerja ditempat sebelumnya 2 th). Wiraswasta (minimal 2 th berjalan). Profesional (minimal 2 th praktek). Usia debitur minimal 21 th dan pada saat jatuh tempo kredit usia maksimal 55 th, khusus untuk wiraswasta dan profesional pada saat jatuh tempo kredit usia maksimal 60 th. Untuk jaminan rumah, pada saat jatuh tempo kredit usia HGB masih berlaku minimal 2 th. Untuk jaminan mobil, usia mobil ditambah jangka waktu kredit maksimal 11 th (total).

    5. Metode perhitungan bunga/bagi hasil margin keuntungan (yang berhubungan dengan debitur)

    Suku bunga Effektif in arrear, fixed rate untuk 3 bulan pertama, selanjutnya floating mengikuti perkembangan suku bunga. Angsuran pertama dibayar paling lambat satu bulan setelah akad kredit. Besarnya suku bunga dihitung secara annuitas dan ditetapkan oleh Direksi.

    6. Jangka waktu berlaku (bila diperlukan)

    1 tahun - 5 tahun.

    7. Penerbit produk PT. Bank Mega Tbk. 8. Hubungan antara penerbit

    dengan Bank -

    9. Penjelasan tentang program penjaminan atas produk (untuk produk dana)

    -

  • 6

    DAFTAR PUSTAKA Darojati, I. (2012, March 16). Irfak Darojati. Retrieved October 7, 2012, from

    http://irfakdarojatii.blogdetik.com/2012/03/16/cara-mendapatkan-investor/

    Mulyana, D. (2011, Sepetember). Pengertian Investasi. Retrieved October 7, 2012, from

    http://deden08m.files.wordpress.com

    Setiawan, B. (2009, August 29). Studi Kelayakan Kredit. Retrieved October 7, 2012, from Budirich

    Weblog: http://budirich.wordpress.com/2009/08/29/studi-kelayakan-kredit/

    Zein Property. (2011, May 8). Syarat dan Prosedur Mendapatkan Kredit Bank. Retrieved October 7,

    2012, from http://developerdankontraktor.blogspot.com/2011/05/syarat-dan-prosedur-

    mendapatkan-kredit.html