daftar isi - sinta.unud.ac.id · sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya...

21
vii DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................... i Halaman Persyaratan Gelar Sarjana Hukum............................................. ii Halaman Pengesahan Oleh Pembimbing .................................................... iii Halaman Pengesahan Oleh Penguji ............................................................. iv Kata Pengantar .............................................................................................. v Daftar Isi ......................................................................................................... vii Surat Pernyataan Keaslian............................................................................ x Abstract ............................................................................................................ xi Abstrak ............................................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1. 1.2. Rumusan Masalah…..…………………………................ 5. 1.3 Ruang Lingkup Masalah...................................................... 6. 1.4 Orisinalitas Penelitian.......................................................... 6. 1.5. Tujuan Penelitian................................................................ 8. 1.5.1 Tujuan umum……………...…...……………............ 8. 1.5.2 Tujuan khusus……………...…..………………........ 9. 1.6. Manfaat Penelitian.............................................................. 9. 1.6.1 Manfaat teoritis….………...….................………...... 9. 1.6.2 Manfaat praktis.…………............……… …..…... 9. 1.7. LandasanTeoritis…………….....……............................... 10. 1.8. Metode Penelitian………………….….....………..…....... 13. 1.8.1 Jenis penelitian……………………………................ 13. 1.8.2 Jenis pendekatan………………….....……………..... 13.

Upload: ngodien

Post on 28-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Halaman Persyaratan Gelar Sarjana Hukum ............................................. ii

Halaman Pengesahan Oleh Pembimbing .................................................... iii

Halaman Pengesahan Oleh Penguji ............................................................. iv

Kata Pengantar .............................................................................................. v

Daftar Isi ......................................................................................................... vii

Surat Pernyataan Keaslian............................................................................ x

Abstract ............................................................................................................ xi

Abstrak ............................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................. 1.

1.2. Rumusan Masalah…..…………………………................ 5.

1.3 Ruang Lingkup Masalah...................................................... 6.

1.4 Orisinalitas Penelitian.......................................................... 6.

1.5. Tujuan Penelitian................................................................ 8.

1.5.1 Tujuan umum……………...…...……………............ 8.

1.5.2 Tujuan khusus……………...…..………………........ 9.

1.6. Manfaat Penelitian.............................................................. 9.

1.6.1 Manfaat teoritis….………...….................………...... 9.

1.6.2 Manfaat praktis.…………......…......……… …..…... 9.

1.7. LandasanTeoritis…………….....……............................... 10.

1.8. Metode Penelitian………………….….....………..…....... 13.

1.8.1 Jenis penelitian……………………………................ 13.

1.8.2 Jenis pendekatan………………….....……………..... 13.

Page 2: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

viii

1.8.3 Sumber bahan hukum………………...…………….. 14.

1.8.4 Tehnik pengumpulan bahan hukum……..…………. 15.

1.8.5 Tehnik pengoalahan dan analisis bahan hukum……. 16.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA

DAN LELANG

2.1 Jaminan Fidusia……………………………………………

2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Fidusia…..

2.1.2 Objek dan Subjek Jaminan Fidusia……………….

2.1.3 Pendaftaran Jaminan Fidusia……………………..

2.1.4 Eksekusi Jaminan Fidusia………………………..

2.2 Lelang……………………………………………………..

2.2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lelang…………….

2.2.2 Jenis-Jenis Lelang………………………………..

2.2.3 Tata Cara Lelang oleh Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)…...........

17

17

21

23

27

29

29

32

34

BAB III PENYEBAB OBJEK JAMINAN FIDUSIA MENJADI DI

LELANG PADA BALAI LELANG NEGARA

3.1 Perlindungan Hukum Bagi Kreditor Dalam Perjanjian

Jaminan Fidusia……………………………………………

3.2 Alasan Objek Jaminan Fidusia Dilelang Pada Balai Lelang

Negara……………………………………………………..

40

42

BAB IV UPAYA KREDITOR APABILA BALAI LELANG

NEGARA TIDAK DAPAT MELAKUKAN EKSEKUSI

4.1 Tata Cara Lelang Jaminan Fidusia dan Pungutan Yang

Dikenakan Dalam Lelang Objek Jaminan Fidusia………...

4.2 Upaya Kreditor Melakukan Eksekusi Apabila Jaminan

Dikuasai Pihak Ketiga……………………………………..

45

51

Page 3: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

ix

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 59

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………………………………………………...

5.2 Saran……………………………………………………….

57

58

Page 4: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

xi

ABSTRACT

Fiduciary guarantee (jaminan fidusia) entitles the fiduciary giver to keep

control of the object fiduciary. Problems can arise if the fiduciary object was

already controlled by third parties when it was executed. The statements of

problems can be formulated as follows. What are the causes that a fiduciary

object be auctioned in State Assets and Auction service office? And what are the

efforts of creditors if State Assets and Auction service office cannot execute the

object of fiduciary as it has been managed by a third party? The research method

used is the normative legal research method.

Based on the results of this research, it can be concluded that (1) the reason

for the implementation of the object of fiduciary execution through KPKNL is that

the execution by auction is the most effective and efficient efforts as the sales on

auction of fiduciary objects could be done at once for several units, which allows

spending the fiduciary guarantee units of debtors who are in default. (2) An

attempt that can be taken by creditors if KPKNL cannot do execution of the

fiduciary object which is controlled by the third parties is that they can ask for

help to the police by the Police Chief Regulation of the Republic of Indonesia

Number 8 of 2011 concerning Execution Safety of Fiduciary Guarantee.

Keywords: creditors, fiduciary, auction, a third party

Page 5: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

xii

ABSTRAK

Jaminan fidusia memberikan hak bagi pemberi fidusia untuk tetap menguasai

objek jaminan fidusia. Permasalahan dapat timbul apabila pada saat akan di

eksekusi objek jaminan ternyata sudah dikuasai oleh pihak ketiga. Rumusan

permasalahan yaitu Apakah penyebab suatu objek jaminan fidusia menjadi

dilelang pada Balai Lelang Negara? dan Bagaimanakah upaya yang dapat

ditempuh oleh kreditor apabila Balai Lelang Negara tidak dapat melakukan

eksekusi karena objek jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh pihak ketiga?

Metode penelitian yang dipergunakan yaitu metode penelitian hukum normatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) Alasan

dilaksanakannya eksekusi objek jaminan fidusia melalui KPKNL karena eksekusi

melalui lelang merupakan upaya yang paling efektif dan efsien karena pelelangan

objek jaminan fidusia penjualannya bisa dilakukan sekaligus beberapa unit,

sehingga memperlancar pengeluaran unit jaminan fidusia debitor yang

wanprestasi. (2) Upaya yang dapat ditempuh oleh kreditor apabila KPKNL tidak

dapat melakukan eksekusi karena objek jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh

pihak ketiga maka kreditor dapat meminta bantuan kepada pihak kepolisian

berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia.

Kata Kunci: kreditor, fidusia, lelang, pihak ketiga

Page 6: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank dan lembaga pembiayaan memiliki fungsi dan peranan yang sangat

penting karena dalam posisinya tersebut masyarakat memiliki kesempatan untuk

mengalokasikan penghasilan maupun penambahan modal usaha melalui usaha –

usaha yang dilakukan oleh bank. Selain adanya kepercayaan dari pihak bank

ataupun lembaga pembiayaan sebagai pemberi kredit (kreditor) terhadap nasabah

selaku penerima pinjaman (debitor), kreditor juga harus memperhatikan kondisi

pribadi debitor, misalnya memperhatikan benda jaminan yang digunakan oleh

debitor dalam meminjam kredit di bank selain itu juga perlu diperhatikan jangka

waktu pengambilan uang yang telah di pinjam. Benda yang telah dijaminkan oleh

debitor haruslah mempunyai nilai yang melebihi dari jumlah uang yang dipinjam

oleh debitor itu sendiri, sebab dalam perjanjian kredit ada beberapa bank yang

mengenal prinsip “ Tiada Kredit Tanpa Jaminan “. Maksudnya disini adalah pihak

kreditor tidak akan memberikan kredit terhadap debitor peminjam kredit di bank

apabila tidak disertai adanya benda jaminan atau agunan dari pihak debitor. 1

Perjanjian kredit yang terjadi antara pihak kreditor dengan pihak debitor

dalam prakteknya kadangkala terjadi tidak sesuai dengan keinginan debitor atau

tidak berjalan dengan lancar karena terdapat adanya halangan atau hambatan

terutama dalam hubungannya dengan benda jaminan debitor yang digunakan

untuk mempermudah jalannya perjanjian kredit. Seperti dalam perjanjian kredit

1Hermansyah, 2003,Hukum Perbankan Indonesia, Cet. II, PT. Raja Grafindo

Persada,Jakarta h.64

1

Page 7: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

2

yang dilakukan oleh pihak bank dengan debitor, benda jaminan yang diberikan

oleh pihak debitor kepada pihak bank terutama pada benda jaminan seperti

kendaraan bermotor, peralatan mesin yang dibebani Jaminan Fidusia berdasarkan

UU. No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (selanjutnya disebut UUJF)

ternyata hilang maka akan merugikan pihak bank dan masyarakat yang

menghimpun dana di bank tersebut.2

Dalam pasal 1angka 1 UUJF menyatakan bahwa :“Fidusia adalah

pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan denganketentuan

bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalampenguasaan

pemilik benda.” Berdasarkan ketentuan yang termuat dalam pasal ini dapat

diketahui bahwa fidusia adalah pengalihan hak yang didasarkan atas kepercayaan

dari pihak debitor pada pihak kreditor untuk jaminan atas suatu utang, yang mana

penguasaan atas kepemilikan benda tersebut masih berada pada tangan debitor.

Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 2 UUJF menyatakan bahwa :

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang

berwujud maupun yangtidak berwujud dan benda tidak bergerak

khususnya bangunan yang tidak dapat dibebanihak tanggungan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun

1996tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan

Pemberi Fidusia,sebagaiagunan bagi pelunasan utang tertentu, yang

memberikan kedudukan yang diutamakankepada Penerima Fidusia

terhadap kreditor lainnya.

Pemberian kredit dengan jaminan fidusia dengan berdasarkan kepercayaan,

karena benda yang dijadikan jaminan tersebut tetap berada di tangan atau di

bawah penguasan pemilik benda, yaitu pihak yang berhutang debitor. Kontruksi

2 H. Rahmat Firdaus, dan Maya Arianti, 2003,Manajemen Perkreditan Bank Umum, Cet. I,

ALFABETA, Anggota IKAPI, Bandung, h.44.

Page 8: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

3

fidusia adalah penyerahan hak milik atas barang – barang bergerak kepunyaan

debitor melunasi hutangnya maka kreditor harus mengembalikan hak milik atas

barang – barang itu kepada kreditor.3 Lembaga jaminan fidusia memungkinkan

kepada para pemberi fidusia untuk menguasai benda yang dijaminkan, untuk

melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan

jaminan fidusia. Dalam hal ini yang “diserahkan hanyalah hak kepemilikan dari

benda tersebut secara yuridis” atau yang dikenal dengan istilah consititutum

possesorium. Pada awalnya, benda yang menjadi objek fidusia hanya terbatas

pada kekayaan benda bergerak yang berwujud dalam bentuk benda – benda dalam

persedian (inventory), benda dagangan, piutang, peralatan mesin dan kendaraan

bermotor.4

Penggunaan benda jaminan bergerak pada perjanjian kredit dapat

menimbulkan hambatan karena benda jaminan bergerak bisa saja hilang atau

musnah dan nilai dari benda bergerak tersebut setiap tahun akan menyusut.5

Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan

sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

ataupun peralatan – peralatan perusahaan yang menjadi inventaris perusahaan

mengalami peristiwa kebakaran pada benda jaminan bergerak tersebut sehingga

benda jaminan itu musnah, yang mana bisa saja benda – benda tersebut menjadi

3 Oey Hoey Tiong, 1984. Fidusia Sebagai Jaminan Unsur – unsur Peringkatan, Jakarta,

Ghalia Indonesia. h. 12 4 Salim HS,2008. Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, (selanjutnya disebut Salim I) h. 46 5 Ni made Trisna Dewi, 2011, Tanggung Jawab Debitor Terhadap. Musnahnya Benda

Jaminan Fidusia. Dalam Perjanjian Kredit Bank, (Tesis)Program Pasca Sarjana Universitas

Udayana, h. 5

Page 9: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

4

jaminan untuk mendapatkan pinjaman kredit dari bank untuk menambah modal

usaha.

Menurut ketentuan yang diatur dalam Pasal 23 Ayat (2) UUJF menyatakan

bahwa : “Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan, atau

menyewakan kepada pihak lainBenda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia yang

tidak merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih

dahulu dari Penerima Fidusia.” Dari ketentuan pasal ini dapat diketahui bahwa

pengalihan bisa saja terjadinya namun atas persetujuan dari penerima fidusia.

Namun dalam kenyataannya dimasyarakat apabila benda jaminan ini beralih

penguasaan pada pihak lain karena pencurian atau karena musnah dengan

terjadinya force majeure atau karena itikad tidak baik dari pemberi fidusia yang

dengan sengaja mengalihkan objek jaminan fidusia, lalu siapakah yang

bertanggungjawab atas hal tersebut.

Apabila dikemudian hari debitor wanprestasi dan tidak dapat lagi

mengembalikan sisa utang yang dipinjamnya dari kreditor, maka kreditor

memiliki hak untuk melakukan eksekusi atas objek jaminan fidusia tersebut.

Eksekusi bisa dilaksanakan secara langsung, tanpa melalui proses peradilan yaitu

melalui Balai Lelang Negara. Hal ini sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal

29 ayat (1) huruf b UUJF yang menyatakan bahwa

apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap benda

yang menjadi objek jaminan fidusia dapat dilakukan dengan cara :

(b) penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan

penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil

pelunasan piutangnya dari hasil penjualan.

Page 10: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

5

Permasalahan dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia dapat

terjadi pada saat pelelangan objek jaminan fidusia akan dilaksanakan. Pelelangan

menjadi terhambat karena bisa saja objek jaminan fidusia tersebut telah dikuasai

oleh orang lain atau pihak ketiga. Dalam hal ini tentunya proses eksekusi menjadi

terhambat. Dalam UUJF sebagai dasar hukum dari pemberian jaminan dengan

fidusia juga tidak mengatur secara spesifik mengenai upaya yang dapat dilakukan

oleh pihak kreditor apabila objek jaminan yang akan dieksekusi dikuasai oleh

pihak ketiga, sehingga permasalahan sebagaimana diuraikan diatas, menarik untuk

dibahas lebih lanjut dalam skripsi ini dengan judul UPAYA YANG DAPAT

DITEMPUH OLEH KREDITOR APABILA OBJEK JAMINAN FIDUSIA

BERUPA BENDA BERGERAK YANG AKAN DILELANG DIKUASAI OLEH

PIHAK KETIGA

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan

yang hendak diangkat dalam penulisan skripsi ini yaitu:

1. Apakah penyebab suatu objek jaminan fidusia dilelang pada Balai Lelang

Negara?

2. Bagaimanakah upaya hukum yang dapat ditempuh oleh kreditor apabila

Balai Lelang Negara tidak dapat melakukan eksekusi karena objek

jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh pihak ketiga?

Page 11: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

6

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Untuk menghindari agar pembahasan dalam skripsi ini tidak keluar atau

melenceng dari pokok permasalahan, maka diperlukan adanya batasan-batasan

terhadap permasalahan yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

Pada permasalahan pertama dibahas mengenai penyebab suatu objek jaminan

fidusia menjadi dilelang pada Balai Lelang Negara dan pada permasalahan kedua

membahas mengenai upaya yang dapat ditempuh oleh kreditor apabila Balai

Lelang Negara tidak dapat melakukan eksekusi karena objek jaminan fidusia

tersebut dikuasai oleh pihak ketiga.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tulisan yang berjudul Upaya Yang

Dapat Ditempuh Oleh Kreditor Apabila Objek Jaminan Fidusia Yang Akan

Dilelang Dikuasai Oleh Pihak ketiga adalah hasil dari pemikiran dan tulisan yang

ditulis oleh penulis (saya) sendiri. Menurut penulis, tulisan ini diangkat sebagai

usulan skripsi karena kasus ini berkaitan dengan penyelesaian kredit macet

sehingga untuk memenuhi wanprestasi debitor sehingga dilakukan lelang objek

jaminan fidusia tersebut melalui Balai Lelang Negara. Adapun penelusuran

kepustakaan yang dilakukan oleh penulis sebagai referensi yang mana ada

beberapa penelitian yang berkaitan dengan kredit macet, jaminan hak tanggungan

dan koperasi yaitu :

Page 12: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

7

No. Judul Penulis Rumusan Masalah

1. Penyewaan Objek

Jaminan Fidusia

Oleh Debitor

Kepada Pihak

Ketiga Tanpa

Persetujuan

Tertulis Dari PT.

Sinar Mas

Multifinance

Cabang Makassar

ZHIMRI ATLANTA

JUDA, NIM. B 111 07

770, alumni Fakultas

Hukum Universitas

Hasanuddin, Makassar,

Tahun 2013

1. Bagaimanakah akibat

hukum apabila debitor

menyewakan objek

jaminan fidusia yang

tidak merupakan benda

persediaan kepada pihak

ketiga tanpa persetujuan

tertulis dari PT. Sinar Mas

Multifinance Cabang

Makassar?

2. Bagaimanakah proses

penyelesaian sengketa

antara PT. Sinar Mas

Multifinance Cabang

Makassar dengan debitor

apabila debitor terbukti

menyewakan objek

jaminan fidusia yang

tidak merupakan benda

persediaan kepada pihak

ketiga?

Page 13: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

8

2. Analisa Hukum

Terhadap Kekuatan

Eksekutorial

Sertipikat Jaminan

Fidusia

AHMAD WAHYUDI,

NIM 109048000083,

alumni Fakultas Syariah

Dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif

Hidayatullah,

Jakarta,Tahun 2014

1. Bagaimana kekuatan

eksekutorial sertipikat

jaminan fidusia menurut

UU No. 42 Tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia?

2. Apakah kekuatan

eksekutorial yang melekat

pada sertipikat jaminan

fidusia berlaku mutlak?

Berdasarkan penelusuran dari skripsi dengan judul dan pokok

permasalahan seperti yang dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa penelitian

dengan judul Upaya Yang Dapat Ditempuh Oleh Kreditor Apabila Objek Jaminan

Fidusia Yang Akan Dilelang Dikuasai Oleh Pihak ketiga belum ada yang

membahasnya, sehingga skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

orisinalitas atau keasliannya.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah dalam kerangka

pengembangan ilmu hukum sehubungan dengan paradigma science as a process

(ilmu sebagai suatu proses). Paradigma ilmu tidak akan berhenti dalam

penggaliannya atas kebenaran dalam bidang hukum perbankan dan hukum

Page 14: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

9

jaminan, khususnya yang berkaitan dengan upaya kreditor apabila objek jaminan

fidusia tidak bisa dilelang karena dikuasai oleh pihak ketiga.

1.5.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dari penelitian skripsi ini yaitu

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa lebih lanjut mengenai penyebab suatu

objek jaminan fidusia menjadi dilelang pada Balai Lelang Negara.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa lebih lanjut mengenai upaya yang

dapat ditempuh oleh kreditor apabila Balai Lelang Negara tidak dapat

melakukan eksekusi karena objek jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh

pihak ketiga.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat positif

bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya bidang Hukum Perdata terutama

yang berkaitan dengan eksekusi jaminan fidusia yang terhambat karena objek

jaminan fidusia dikuasai oleh pihak ketiga.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi pihak Perbankan dan Lembaga Pembiayaan

Bagi pihak perbankan maupun lembaga pembiayaan penelitian ini

diharapkan menjadi tambahan referensi agar lebih berhati-hati dalam

memberikan kredit dengan jaminan fidusia agar tidak mengalami

kerugian apabila terjadi kredit macet namun eksekusi objek jaminan

Page 15: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

10

fidusia tidak dapat dilakukan karena objek jaminan dikuasai oleh pihak

ketiga .

2. Manfaat bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi

masyarakat pada umumnya agar mengetahui prosedur eksekusi objek

jaminan fidusia dan bagi kalangan mahasiswa penelitian ini diharapkan

menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan

jaminan fidusia.

1.7 Landasan teori

Untuk meneliti mengenai suatu permasalahan hukum, maka pembahasan

adalah relevan apabila dikaji menggunakan teori-teori hukum, konsep-konsep

hukum dan asas-asas hukum. Teori berasal dari kata teoritik, dapat didefenisikan

adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi,

dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga

fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan

pengedalian (control) suatu gejala. Menurut pendapat Mukti Fajar dan Yulianto

Achmad, teori adalah suatu penjelasan yang berupaya untuk menyederhanakan

pemahaman mengenai suatu fenomena atau teori juga merupakan simpulan dari

rangkaian berbagai fenomena menjadi sebuah penjelasan yang sifatnya umum.6

Teori hukum adalah cabang ilmu hukum yang membahas atau menganalisis

tidak sekedar menjelaskan atau menjawab pertanyaan atau permasalahan secara

6 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,

Pustaka Pelajar, Yogjakarta, h. 134

Page 16: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

11

kritis ilmu hukum maupun hukum positif dengan menggunakan interdisipliner.

Jadi, tidak hanya menggunakan metode sinskripsi saja. Dikatakan secara kritis

karena pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan teori hukum tidak cukup

dijawab secara “otomatis” oleh hukum positif karena memerlukan argumentasi

atau penalaran.7 Teori hukum dapat digunakan untuk menganalisis dan

menerangkan pengertian hukum dan konsep yuridis, yang relevan untuk

menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian hukum.8

Landasan Teoritis atau Kerangka Teori adalah upaya untuk mengidentifikasi

teori hukum umum/teori khusus, konsep-konsep hukum, asas-asas hukum, aturan

hukum, norma-norma dan lain-lain yang akan dipakai sebagai landasan untuk

membahas permasalahan penelitian. Untuk membahas permalasahan yang

diangkat dalam skripsi ini maka digunakan beberapa teori hukum, diantaranya

yaitu:

a. Teori Sebab Akibat

Untuk mengetahui apakah suatu perbuatan adalah sebab dari suatu kerugian,

maka perlu diikuti teori “adequate veroorzaking” dari Von Kries. Menurut teori

ini, yang dianggap sebagai sebab adalah perbuatan yang menurut pengalaman

manusia normal sepatutnya dapat diharapkan menimbulkan akibat, dalam hal ini

kerugian. Jadi antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan

langsung.

7 Sudikno Mertokusumo, 2012, Teori Hukum (edisi revisi), Cahaya Atma Pusaka,

Yogjakarta, h. 87. 8 Salim H.S., 2010, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, Rajawali, Jakarta, (selanjutnya

disebut Salim II) h. 54

Page 17: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

12

a. Teori Hubungan Faktual Hubungan sebab akibat secara factual (causation

in fact) hanyalah merupakan masalah “fakta” atau apa yang secara factual

telah terjadi. Setiap penyebab yang mengakibatkan timbulnya kerugian

dapat merupakan penyebab secara faktual, asalkan kerugian (hasilnya)

tidak akan pernah terdapat tanpa penyebabnya. Dalam hukum tentang

perbuatan melawan hukum, sebab akibat jenis ini sering disebut dengan

hukum mengenai “sine qua non”. Von Buri merupakan salah satu ahli

hukum Eropa Kontinental yang sangat mendukung ajaran akibat faktual

ini.

b. Teori Penyebab Kira-Kira Teori ini bertujuan agar lebih praktis dan agar

tercapainya elemen kepastian hukum dan hukum yang lebih adil, maka

diciptakanlah konsep proximate cause atau sebab kira-kira. Proximate

cause merupakan bagian yang paling membingungkan dan paling banyak

pertentangan pendapat dalam hukum tentang perbuatan melawan hukum.

Kadang-Kadang untuk penyebab jenis ini disebut juga dengan istilah legal

cause atau dengan berbagai penyebutan lainnya.9

Dalam skripsi ini, teori sebab akibat dipergunakan untuk membahas rumusan

masalah pertama dalam tesis ini. Dilelangnya suatu objek jaminan fidusia pasti

disebabkan oleh sesuatu hal, yaitu karena debitor wanprestasi yang

mengakibatkan terjadinya kredit macet. Untuk menghindari kerugian, maka pihak

kreditor kemudian melakukan lelang atas objek jaminan fidusia tersebut.

9 Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, h.

14

Page 18: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

13

b. Teori Mandat dan Teori Eksekusi

Menurut teori mandat, pelaksanaan penjualan yang dilakukan oleh kreditor

dalam hal wanprestasi berdasarkan kuasa menjual terdapat unsur perwakilan, oleh

karenanya kreditor di dalam melakukan penjualan adalah bertindak mewakili dan

selaku kuasa dari Debitor/pemilik jaminan. Teori Eksekusi yang disederhanakan,

menurut teori eksekusi yang disederhanakan dalam pelaksanaan penjualan yang

dilakukan oleh kreditor tidak terdapat unsur perwakilan, melainkan kreditor

bertindak guna memperoleh haknya sendiri, bukan untuk kepentingan debitor,

bahkan dalam hal ini bertentangan dengan kepentingan debitor.10

Teori ini berkaitan dengan rumusan kedua dalam skripsi ini. Menurut teori

ini kreditor bertindak melakukan eksekusi untuk memperoleh hak nya sendiri

yang tidak lagi bisa dipenuhi oleh debitor. Sehingga eksekusi atas objek jaminan

dilakukan salah satunya melalui Balai Lelang Negara.

1.8 Metode Penelitian

1.8.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dikualifikasikan

sebagai penelitian hukum normatif. Adapun penelitian hukum normatif mencakup

penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi

hukum, penelitian sejarah hukum dan penelitian perbandingan hukum.11

10 Komar Andasasmita, 1999, Notaris II, Contoh Akta Otentik dan Penjelasannya, Ikatan

Notaris Indonesia, Daerah Jawa Barat, h. 482 11Soeryono Soekanto, 2000, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, h. 51

Page 19: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

14

1.8.2 Jenis Pendekatan

Pendekatan dalam penelitian hukum dimaksudkan sebagai dasar sudut

pandang dan kerangka berpikir seorang peneliti didalam melakukan analisis.

Secara teoritis, dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, namun

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

i. Pendekatan perundang-undangan (statute approach) hal ini dimaksudkan

bahwa peneliti menggunakan peraturan perundang-undangan sebagai

dasar awal melakukan analisis.

ii. Pendekatan analitis (Analytical Approach ), pendekatan ini dilakukan

dengan mencari makna pada istilah-istilah hukum yang terdapat didalam

perundang-undangan, dengan begitu peneliti memperoleh pengertian atau

makna baru dari istilah-istiah hukum dan menguji penerapannya secara

praktis dengan menganalisis putusan-putusan hukum.

iii. Pendekatan konsep (Conseptual Approach), konsep-konsep dalam ilmu

hukum dapat dijadikan titik tolak atau pendekatan bagi analisis penelitian

hukum, karena akan banyak muncul konsep bagi suatu fakta hukum.12

1.8.3 Sumber Bahan Hukum

Mengenai sumber bahan hukum dari penelitian hukum normatif ini merupakan

hasil penelitian melalui penelitian kepustakaan (Library Research).13 Adapun

bahan hukum yang dimaksudkan terdiri dari :

12Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &

Empiris, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, h. 185-190 13Ronny Hanitiyo Soemitro, 2000, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia,

Jakarta, h. 24.

Page 20: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

15

i. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas tertentu. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang dipergunakan sebagai

bahan hukum dalam penulisan tesis ini antara lain adalah:

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b) Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

ii. Bahan Hukum sekunder

Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan

merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi meliputi buku-buku teks, kamus-

kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan. Bahan-

bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku hukum ini harus relevan dengan

topik penelitian.14

iii. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier merupakan bahan yang dapat memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus,

ensiklopedi dan seterusnya.15 Adapun kamus yang dimaksudkan seperti Kamus

Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, serta ensiklopedi bidang hukum terkait.

14Soekanto, Soeryono dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 13-14. 15Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h.

23

Page 21: DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · Sekarang ini misalnya banyak terjadi pencurian ataupun dijualnya mobil dan sepeda motor yang menjadi jaminan pada bank untuk mendapatkan modal usaha

16

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah melalui sudi kepustakaan. Bahan hukum yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan pertama-tama dilakukan pemahaman dan mengkaji isinya secara

mendalam untuk selanjutnya dibuat catatan sesuai permasalahan yang dikaji baik

langsung maupun tidak langsung.16 Dalam pengumpulan bahan-bahan hukum

dipergunakan teknik studi dokumen, yaitu menelaah peraturan-peraturan yang

relevan, buku-buku atau bahan-bahan bacaan atau, karya ilmiah para sarjana dan

hasilnya dicatat dengan sistem kartu.

1.8.5 Teknik Analisis Bahan Hukum

Mengenai tehnik analisis bahan hukum yang diterapkan dalam penelitian ini

diawali dengan pengumpulan dan sitematisir bahan-bahan hukum yang diperoleh

untuk kemudian dianalisis. Analisis dilakukan dalam rangka untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada dengan menggambarkan apa yang menjadi masalah

(deskripsi), menjelaskan masalah (eksplanasi), mengkaji permasalahan dari

bahan-bahan hukum yang terkait (evaluasi) dan memberikan argumentasi dari

hasil evaluasi tersebut, sehingga didapat kesimpulan mengenai persoalan yang

dibahas pada penelitian ini.

16Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 58.